Professional Documents
Culture Documents
1. Memulai Sholat
Sutrah yaitu, pembatas, seperti : tembok, tiang dan lain-lain. Tinggi sutrah
yaitu setinggi satu hasta (dari ujung jari tengah sampai siku).(HR Muslim)
Sedangkan jarak antara sutrah dan tempat sujud adalah kira-kira bisa dilalui
seekor kambing.(HR Bukhari dan Muslim)
Lakukanlah shalat dengan berdiri (Lihat gambar).
Bila tidak mampu, maka boleh duduk, bila tidak mampu duduk, maka dengan
berbaring, dan jika tidak mampu menggerakan anggota badan maka boleh
dengan isyarat, bila tidak mampu dengan isyarat, maka dengan hati. (HR
Bukhari)
2. Takbiratul Ihram
sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu (HR Bukhari & Muslim)
Mengangkat tangan ketika takbir dapat dilakukan dengan keadaan salah satu dari
tiga keadaan, yaitu :
1. Sebelum Ucapan takbir (HR Muslim)
2. Bersamaan dnegan ucapan takbir (HR Bukhari dan Muslim)
3. Sesudah ucapan takbir (HR Bukhari dan MUslim)
Posisi jari jemari saat diangkat rapat namun genggaman dibuka dan menghadap
kiblat
Disalin dari : Wahai anaku, inilah tatacara sholat sesuai Nabi disertai tata cara
wudhu dan dzikir setelah sholat, Tim Pustaka Ibnu Katsir
3. Meletakkan Tangan di dada
Rasulullah saw, meletakan tangan kanannya di atas tangan kirinya (HR Muslim
dan Abu Daud)
Beliau berlalu dekat dengan seorang laki-laki yang sedang shalat. Laki-laki itu
meletakan tangan kirinya di atas tangan kanannya. Kemudian beliau
melepaskannya dan meletakkan tangan kannya di atas tangan kirinya. (HR Ahmad
dan Abu Daud, dengan sanad Shahih)
Juga diriwayatkan bahwa :
Beliau meletakkan kedua tangannya di atas dadanya (HR Abu Daud dan Ibnu
Khuzaimah dengan sanad Shahih. Sementara Ahmad dan 'sy syeikh dalam
Tarikhu Ishbahan salah satu sanadnya di hasankan oleh Turmudzi.)
Hal yang perlu diperhatikan ialah, bahwa meletakkan kedua tangan di atas dada
inilah telah ditetapkan dalam sunnah, sedangkan selainnya ialah dhaif. Contoh
yang sering dilakukan yang salah ialah, meletakkan tangan di perut, dibawah
perut, disamping perut dan lainnya, karena tidak ada penjelasan bahwa Nabi saw
pernah melakukan hal ini.
4. Melihat Tempat Sujud dan Khusyu'
Gerakan Sholat : Melihat Tempat Sujud dan Khusyu'
Ketika dalam sholat diharuskan melihat ke tempat sujud dan khusyu'. Beberapa
riwayat yang menceritakan hal ini ialah :
"(Menoleh adalah) suatu curian yang dicuri setan dari sholat seorang hamba." (HR
Bukhari dan Abu Daud)
"Tidak ada bagi seorangpun yang datang kepadanya shalat wajib. lalu tidak
memperbaiki wudhunya, khusyunya dan ruku'nya, kecuali shalat itu akan
menghapuskan dosa-dosanya yang telah berlalu, selama ia tidak melakukan dosa-
dosa besar dan hal ini untuk setiap masa." (HR Muslim)
"Tidaklah sah shalat orang yang dihadapannya terdapat makanan dan tidak pula
orang yang ingin buang kotoran." (HR Bukhari dan Muslim. Hadis kedua oleh
Ibnu Syaibah)
Disalin dari : Shifatu Shalatin Nabiyyi saw (Mina't Takbir ila't Taslim Kaannaka
Taraha), Muhammad Nashirudin Al Albani
5. Membaca Do'a Iftitah
Setelah bertakbiratul Ihram, kemudian Rasulullah saw membuka bacaan dengan
doa-doa yang banyak dan bermacam-macam, yang di dalamnya beliau memuja
dan memuji Allah atau dinamakan Do’a Iftittah. Dan hal ini diperintahkan kepada
orang yang shalatnya tidak betul. Beliau benabda kepadanya :
ِ ن اْلُقْرا
ن َ سَر ِم
ّ َو َيْقَرَأِبَما َتَي, عَلْيِه
َ ي
ْ عّز َو ُيْثِن
َ ل َو
ّج
َ ل
ّ حَمَد ا
ْ حّتى ُيَكِّبَر َو َي
َ س
ِ ن الّن
َ ح ِم
ٍَ لٌةل
َصَ ل ُتِتّم
َ
Ada beberapa bacaan Do’a Iftitah yang telah diriwayatkan dalam hadis yang
pernah dibaca oleh Rasulullah saw. Beliau saw terkadang membaca do’a yang
satu dan terkadang yang lainnya. Do’a – do’a tersebut ialah :
1.
Doa ini diucapkannya di dalam shalat fardhu (HR Bukhari, Muslim dan Ibnu
Sysibah)
2.
"Kuhadapkan wajahku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi, dengan
keadaan lurus dan berserah diri dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang
musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, kuserahkan
kepada Allah Tuhan semesta Alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Demikianlah
yang diperintahhan kepadaku. Dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah
diri . Ya Allah, Engkau adalah Raja. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci
Engkau dan dengan memuji Engkau. Engkau Tuhanku dan aku hambaMu. Aku
telah menganiaya diriku sendiri dan aku mengakui dosaku, maka ampunilah
seluruh dosaku, karena tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain daripada
Engkau. Tunjukkanlah aku kepada akhlak yang terbaik, karena tidak ada yang
menunjukkan kepadanya selain daripada Engkau, dan jauhkanlah aku dari yang
buruknya, karena tidak ada yang menjauhkannya daripadaku selain daripada
Engkau. Kusambut panggilan Engkau dan kuikuti perintah-Mu Seluruh kebaikan
itu ada pada-Mu dan kejahatan itu tidak berasal dari-Mu dan orang yang
mendapatkan hidayah adalah orang yang Engkau beri hidayah. Aku dengan-Mu
dan kepada-Mu. Tidak ada keselamatan dan perlindungan dari-Mu, kecuali
kepada-Mu. Wahai Tuhan kami, bertambah-tambahlah keberkahan-Mu dan
bertambah-tambah pulalah keluhuran-Mu. Aku memohon ampun dan bertaubat
kepada-Mu. " Beliau mengucapkan doa ini di dalam shalat fardhu dan shalat
sunat. (HR Muslim, Abu `Uwanah, Abu Daud, Nasa'i, Ibnu Hibban, Ahmad,
Syafi'i, Thabrani dan orang-orang yang mengkhususkan hadits berlaku untuk
shalat sunat, ikutilah mereka.)
3.
Do'a Iftitah 3
Sama seperti di atas, kecuali kata-kata, "Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu..."
dan seterusnya. Kemudian ditambah dengan, "Ya Allah, Engkau adalah Raja.
Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau dan aku memuji-Mu. (HR
Nasa’I shahih)
4.
Do'a Iftitah 4
Sama seperti di atas juga sampai kata-kata, "...Dan aku adalah orang yang
pertama-tama berserah diri." Kemudian beliau menambahkan, "Ya Allah,
tunjukkanlah aku kepada akhlak yang paling baik dan perbuatan yang paling baik,
karena tidak ada yang menunjukkan kepadaku selain daripada Engkau. Dan
peliharalah aku dari akhlak-akhlah dan perbuatan-perbuatan yang buruk, karena
tidak ada yang memeliharaku daripadanya selain daripada Engkau."(HR Nasa’i
dan Daraquthni, shahih)
Ref : Shifatu Shalatin Nabiyyi saw (Mina't Takbir ila't Taslim Kaannaka
Taraha), , Muhammad Nashirudin Al Albani
5.a Do'a Iftitah Bag 2
Bacaan Do'a Iftitah yang lainnya adalah :
5.
Do'a Iftitah 5
"Ya Allah, aku mensucikan Engkau (menjauhkan Engkau dari setiap kekurangan)
dan kami senantiasa memuji Engkau, nama Engkau selalu bertambah berkahnya
dan keagungan-Mu selalu bertambah tinggi, dan tidak ada Tuhan selain daripada
Engkau." (HR Abu Dawud dan Hakim, disahihkan dan disepakati oleh Dzahabi)
Dan Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya ucapan yang paling disukai oleh Allah
adalah; apabila seorang hamba mengucapkan, Ya Allah, aku mensucikan
Engkau....'." (Diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dalam At Tauhid(123/2) dengan
sanad shahih dan Nasa’I dalam al Yaumul wa ‘l-Lailah secara mauqut dan marfu’,
sebagaimana tertulis dalam ‘Jami’u ‘l-Masanid karangan Ibnu Katsir (vol 3,
bagian 2, p.235/2)
6.
Seperti di atas, dan di dalam shalat Lail, beliau menambahkan: "Laa Ilaaha
Illallaah ada Tuhan selain Allah) tiga kali dan Allahu Akbar Kabiran (Allah
Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya) tiga kali." ( Diriwayatkan oleh Abu
Daud dan Ath-Thahawi dengan sanad yang hasan)
7.
"Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah
sebanyak-banyaknya dan Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang hari."
Seorang laki-laki di antara para sahabat mengucapkan doa ini, lalu Rasulullah
bersabda, "Aku kagum dengannya dan dibukalah pintu-pintu langit dengannya."
( Diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Uwanah, dan diriwayatkan oleh Abu Na'im
di dalam Akhbaru As hb ahan 1/210) dari Jabir bin Muth' im bahwasanya dia
mendengar Rasulullah mengatakan hal itu di dalam shalat sunat.)
5.b Do'a Iftitah Bag 3
Dapat juga membaca do'a - do'a berikut ini
8.
Do'a Iftitah 8
"Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, balk dan penuh berkah di
dalamnya". Doa iftitah ini diucapkan oleh seorang laki-laki lain. Maka
bersabdalah Rasulullah "Aku telah melihat dua belas malaikat bergegas-gegas
kepadanya (doa itu). Siapakah di antara mereka (malaikat) itu yang akan
mengangkat doa itu (ke hadapan Allah ." (H.R. Muslim dan Abu Uwanah)
9.
Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Engkau adalah cahaya bagi langit dan bumi
dan orang-orang yang ada di dalamnya. Dan segala puji bagi Engkau. Engkau
penjaga dan pemelihara langit dan bumi serta orang-orang yang ada di dalamnya -
Dan segala puji bagi Engkau. Engkau Raja langit dan bumi dan orang-orang yang
ada di dalamnya - Dan segala puji bagi Engkau. Engkau Maha Benar. Janji-Mu
benar. Firman-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu adalah benar. Surga itu benar.
Neraka itu benar. Hari kiamat itu benar. Para nabi itu benar dan Muhammad itu
benar. Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri. Kepada-Mu aku bertawakkal.
Kepada-Mu aku beriman. Kepada-Mu aku bertaubat. Kepada-Mu aku
mengadukan perselisihanku. Dan kepada-Mu aku memohon keputusan. Engkau
Tuhan kami dan kepada-Mu kami kembali. Maka, ampunilah dosa-dosaku, baik
yang telah aku lakukan maupun yang belum aku lakukan, dan apa-apa yang aku
sembunyikan dan apa-apa yang aku nyatakan. Sesungguhnya Engkau lebih
mengetahui tentang itu dari aku, Engkau yang dahulu dan Engkau yang terakhir.
Engkau Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau, tidak ada Jaya dan tidak ada
kekuatan selain daripada Engkau. "( Bukhari, Muslim, Abu `Uwanah, Abu Daud,
Ibnu Nashr dan Ad-Darimi.)
Doa ini dibaca oleh Rasulullah saw di dalam shalat Lail, sebagaimana halqya doa-
doa berikut ini: (Rasulullah saw, tidak menghilangkannya dan tidak pula
menyembunyikannya bahwa ini disyari'atkan di dalam shalat-shalaf fardlu pula.)
5.c Do'a Iftitah Bag 4
Do'a Iftitah yang juga dibaca sesuai dengan sunnah Nabi saw ialah
10.
Do'a Iftitah 10
"Ya Allah, Tuhan malaikat Jibril, Mika'il dan Israfil, Pencipta langit dan bumi,
yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata, Engkaulah Hakim di antara hamba-
hamba-Mu di dalam hal-hal yang mereka perselisihkan. Tunjukkanlah kebenaran
hepadaku di dalam apa yang mereka perselisihkan itu dengan idzin Engkau.
Karena, sesungguhnya Engkau memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau
kehendaki kepada jalan yang lurus". (H.R Muslim dan Abu `Uwanah).
11.
Do'a Iftitah 11
Beliau mengucapkan takbir sebanyak sepuluh kali mengucapkan tahmid sepuluh
kali, bertasbih sepuluh bertahlil sepuluh kali dan beristighfar sepuluh kali. Dan
belia_ bersabda: "Ya Allah, ampunilah aku, berilah aku petunjuk, berilah aku dan
berilah aku kesehatan." sebanyak sepuluh kali. Dan beliau mengucapkan:
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kesempitan pada
hari perhitungan",sebanyak sepuluh kali. ( Ahmad dan Ibnu Syaibah (12/119/2),
Abu Daud dan Ath-Thabrani di dalam Alausath (62/2) dari Al-Jam'u bainahu wa
baina 'sh-Shaghir dengan sanad yang shahih dan lainnya adalah hasan )
12.
"Allah Maha Besar - tiga kali - Yang mempunyai kerajaan yang amat besar,
kekuasaan, kebesaran dan keagungan." (H.R Ath-Thayalisi dan Abu Daud dengan
sanad shahih)
Disalin dari : Shifatu Shalatin Nabiyyi saw (Mina't Takbir ila 't Taslim Kaannaka
Taraha), Muhammad Nashiruddin Al Albani
" Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,
dari (godaan) syaitan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya dan dari
syairnya yang tercela ( HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni dan Hakim, di
shahihkan oleh Hakim, Ibnu Hibban dan Adz Dzahabi)
Penjelasan :
Kata Hamzihi berasal dari kata Hamzun yang ditafsirkan sebagian para rawi
dengan Al mu'tah yang berarti suatu jenis kegilaan. Nafkhihi dari kata Nafkhun
ditafsirkan oleh rawi dengan Al Kubru yang berarti kesombongan. Naftsihi dari
kata Naftsun Asy Syi'ru , yakni syair dan yak dimaksud ialah syair yang tercela.
Referensi :
Wahai anaku, inilah tatacara sholat sesuai Nabi disertai tata cara wudhu dan dzikir
setelah sholat, Tim Pustaka Ibnu Katsir
7. Membaca Aamiin
Selesai membaca Al Fatihah , Nabi kemudian mengucapkan Aamin (terimalah),
sesuai dengan hadis :
"Nabi saw apabila selesai membaca Al Fatihah, maka beliau mengucapkan
"Aamiin". Beliau mengeraskannya dan memanjangkannya dengan suaranya. (HR
Bukhari dan Abu Dawud)
Referensi :
Wahai anaku, inilah tatacara sholat sesuai Nabi disertai tata cara wudhu dan dzikir
setelah sholat, Tim Pustaka Ibnu Katsir
"Sungguh aku akab memasuki shalat dan aku ingin memperpanjangnya, namun
aku mendengar tangis anak bayi, maka aku memperingan (memperpendek)
shalatku, karena aku ingin mengetahui betapa cintanya (gelisahnya) ibunya
terhadap tangis (anak)nya itu," (HR Bukhari dan Muslim)
2. Rasulullah saw biasa membaca mulai dari awal surat dan menyempurnakannya.
"Berilah setiap surat itu bagiannya dari ruku' dan sujudnya." (HR Ibnu Abi
Syaibah, Ahmad dan Abdul Ghani Al Maqdisi dalam As Sunan, Shahih).
"Setiap satu surat itu mempunyai satu raka'at" (HR Ibnu Nashr dan Ath Thahawi,
Shahih. Al Albani berpendapat bahwa hadis ini bermakna : "Jadikanlah seyiap
raka'at itu mempunyai satu surat yang sempurna, sehingga bagian raka'at itu
menjadi sempurna dengannya". Perintah ini sunat.
3. Pembagian surat :
a. Kadang kala Rasulullah saw membagi suatu surat Al Qur'an kedalam dua
raka'at (HR Ahmad dan Abu Ya'la)
c. Terkadang juga beliau saw memnyatukan antara dua surta atau lebih dalam satu
raka'at.
Referensi :
Wahai anaku, inilah tatacara sholat sesuai Nabi disertai tata cara wudhu dan
dzikir setelah sholat, Tim Pustaka Ibnu Katsir
Setelah Rasulullah saw selesai membaca Qira'at, maka beliau berhenti sejenak
atau thumaninah (HR Abu Daud dan Al- Hakim, lama berhenti
diperkirakan sepanjang sehela nafas), kemudian mengangkat kedua tangannya
dengan cara-cara seperti diterangkan di dalam takbirati ‘l-Iftitah (takbir
pembukaan) dan bertakbir, lalu ruku' (HR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah saw meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya. (HR.
Al-Bukhari dan Abu Daud).
Beliau memerintahkan hal itu (meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua
lutut) kepada mereka. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Hal ini beliau perintahkan pula kepada orang yang shalatnya tidak betul. Beliau
bersabda :
"Apabila kamu ruku', maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua
lututmu. Kemudian, renggangkanlah jari-jemarimu. Lalu, diamlah, sehingga
setiap anggota badan mengambil bagiannya".(Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban
di dalam shahih mereka).
"Apabila kamu ruku', maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua
lututmu dan panjangkanlah punggungmu serta tenanglah dalam ruku'mu." (HR.
Ahmad dan Abu Daud dengan sanad yang shahih)
Diriwayatkan bahwa :
"Seburuk-buruk orang yang mencuri itu adalah orang yang mencuri dari
shalatnya". Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana ia mencuri dari
shalatnya?"Rasulullah bersabda, "(Yaitu) tidak menyempurnakan ruku'nya dan
sujudnya".( Ibnu Abi Syaibah (1/89/2), Ath-Thabrani dan Al-Hakim serta
dishahihkan dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.))
Diriwayatkan bahwa :
Referensi :
Wahai anaku, inilah tatacara sholat sesuai Nabi disertai tata cara wudhu dan
dzikir setelah sholat, Tim Pustaka Ibnu Katsir
Doa Ruku 1
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali. ( HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu
Majah, Ad-Daraquthni, Ath-Thahawi, Al-Bazzar dan Ath Thabrani dalam Al-
Kabir dari tujuh sahabat. Di dalamnya terdapat penolakan terhadap orang yang
mengingkari adanya pengikatan dengan tujuh kali bertasbih, seperti Ibnu `I-Qaim
dan lain-lainnya.) Kadangkala beliau mengulang-ulangnya lebih banyak daripada
itu.( Pengertian ini diambil dari hadits-hadits yang gamblang yang menerangkan
bahwa Rasulullah saw menyamakan lama berdirinya dengan ruku'nya dan
sujudnya,
sebagaimana yang akan diterangkan setelah pasal ini.)) Dan sesekali beliau
berlebihan di dalam mengulang-ulangnya pada waktu melakukan Shalat Lail
(malam), sehingga lama ruku'nya hampir mendekati lama berdirinya, di mana
beliau membaca tiga surat yang panjang, yaitu Al-Baqarah, An-Nisa' dan Ali
Imran yang diselang-selangi dengan doa dan istighfar sebagaimana yang telah
diterangkan pada Shalat Lail.
2. "Maha Suci dan Pemberi berkat"
Doa ruku 2
(Abu Ishaq berkata, "As-Subbuh berarti yang suci dari setiap keburukan, dan Al
Quddus bcrarti pemberi berkah atau yang suci”. Dan Ibnu Abi Ishaq mengatakan
bahwa Subbuhun Quddusun adalah sifat Allah Ta'ala. Sebab. Allah disucikan.
Demikian di dalam Lisanu '1- Arab)). Tuhan malaikat dan ruh." (HR. Muslim dan
Abu `Uwanah)
Doa ruku 3
Beliau banyak membaca dzikir dan doa ini di dalam ruku' dan sujudnya. Di sini,
beliau menta'wilkan Al-Qur'an.( Al-Bukhari dan Muslim. Makna perkataan
Yata'awwalu '1-Qur'ana adalah mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya
yang terdapat di dalamAl-Qur'an, yakni firman Allah swt : Maka bertasbihlah
dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Penerima taubat.
Doa Ruku' 5
Doa Ruku' 6
Dzikir ini diucapkan oleh Rasulullah pada waktu shalat Lail.( Mereka berselisih,
apakah disyari'atkan untuk menyatukan doa-doa ini di dalam satu ruku' ataukah
tidak? Ibnu `I-Qaim di dalam Azzad telah ragu-ragu dalam masalah ini.
Sedangkan An-Nawawi di dalam Al-Adzkar telah memastikan di dalam ruku'
pertama. Dia mengatakan, "Yang lebih utama adalah menyatukan seluruh doa ini,
jika memang mungkin. Demikian pula doa-doa di seluruh bab hendaknya
dikerjakan". Kemudian, Abu 'th-Thayyib Shadiq Hasan Khan mengatakan di
dalarn Nuzulu 'l Abrar (84) : "Sesekali beliau melakukan ini dan sesekali beliau
melakukan itu. Belum pemah saya melihat satu dalil pun yang menunjukkan
kepada penyatuan. Rasulullah saw. tidak pernah menyatukannya di dalam satu
rukun, tetapi beliau sesekali mengucapkan ini dan sesekali mengucapkan itu.
Mengikuti adalah lebih batk daripada membuat bid'ah"
Isya Allah, inilah yang benar. Tetapi, memperpanjang rukun ini dan yang lainnya
telah menjadi ketetapan di dalam As-Sunnah. sebagaimana yang akan diterangkan
kemudian sehingga lamanya hampir mendekati lama berdir.- Maka, apabila orang
yang'shalat ingin mengikuti Nabi dalam As-Sunnah ini, tidak ada jalan lain
baginya selain daripada jalan penyatuan sebagihnana pendapat An-Nawa`wi. Hal
ini telah diriwayatkan olch Ibnu Nashr di dalam Qiyamu 1-Lail (76) dari Ibnu
Juraij dari 'Atha'. Dan kalaupun tidak demikian, maka dengan jalan pengulangan
sebagian doa yang tertulis. Hal ini lebih dekat kepada As-Sunnah. Allah Maha
Mengetahui.) (Abu Daud dan An-Nasa'i. dengan sanad yang shahih)
Referensi :
Wahai anaku, inilah tatacara sholat sesuai Nabi disertai tata cara wudhu dan
dzikir setelah sholat, Tim Pustaka Ibnu Katsir
Cat Administrator : dalam kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi saw (minal Takbir ila't
taslim Kaannaka Taraha), Muhammad Nashiruddin Al Albani terdapat satu lagi
doa ruku yang artinya : "Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan aku
memujiNya.", namun tulisan arab yang di lampirkan tidak dengan benar, maka
tidak kami sampaikan dalam isi diatas. Wallahu'alam
10. Itidal
Hal ini beliau perintahkan kepada orang yang shalatnya tidak betul. Beliau
bersabda :
"Wahai Tuhan kami, - dan - kepunyaan-Mu-lah segala puji ". (H.R. Al-Bukhari
dan Ahmad)
Hal ini beliau perintahkan kepada setiap orang yang shalat, baik yang menjadi
ma'mum, maupun yang tidak.
Beliau bersabda :
"Shalatlah, sebagaimana kamu sekalian melihat aku shalat." (H.R. Al-Bukhari dan
Ahmad)
"Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila
ia mengucapkan, "Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang
yang memuji-Nya, maka ucapkanlah Ya Allah, ya Tuhan kami, kepunyaan Mu-
lah segala puji, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang
bertambah-tambahlah berkah-Nya dan bertambah-tambahlah keluhuran-Nya telah
berfirman melalui lisan Nabi-Nya "Mudah-mudahan Allah mendengarkan
(memperhatikan) orang yang memuji-Nya".(Muslim, Abu Uwanah, Ahmad dan
Abu Daud.)
Hal ini diberi alasan di dalam sebuah hadits lain dengan sabdanya:
"Karena barang siapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan para
malaikat, maka ia diampuni dari segala dosanya yang telah lalu ". (HR. Al-
Bukhari dan Muslim serta dishahihkan oleh At-Tirmidzi).
Diriwayatkan bahwa beliau mengangkat kedua tangannya pada waktu I'tidal ini
(Al.Bukhari dan Muslim) dengan cara-cara sebagaimana yang telah diterangkan
pada takbirati `I-Ihram. Dan beliau mengucap sambil berdiri sebagaimana
diterangkan tadi :
"Ya Allah".
maupun dengan :
"Sepenuh langit dan - sepenuh - bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, serta
sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu." (H.R. Muslim dan Abu
`Uwanah).
"Yang memiliki pujian dan pujaan. Tidak ada yang melarang terhadap apa yang
Engkau berikan dan tidak ada yang memberi terhadap apa yang Engkau larang.
Dan tidaklah bagian orang yang memiliki bagian di dunia (Artinya adalah bagian,
keagungan dan kekuasaan. Yakni bagian orang yang mempunyai bagian di dunia
berupa harta, anak, keagungan dan kekuasaan tidaklah bermanfaat. Yakni
bagiannya itu tidak akan menyelamatkan dia dari-Mu, akan tetapi yang
menyelamatkan dan bermanfaat baginya itu adalah amal shaleh.) akan dapat
menyelamatkannya". (H.R. Muslim dan Abu `Uwanah)
Dan kadangkala tambahannya itu adalah :
“Sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki
sesudah itu. Yang memiliki pujian dan pujaan. Lebih benar dari apa yang
diucapkan oleh hamba. Dan masing-masing dari kami adalah hamba-Mu. Ya
Allah, tidak ada yang melarang terhadap apa yang Engkau berikan. Dan tidak ada
yang memberi terhadap apa yang Engkau larang. Dan tidaklah bagian orang yang
memiliki bagian di dunia akan dapat menyelamatkannya". (H.R. Muslim, Abu
`Uwanah dan Abu Daud).
Dzikir ini diucapkan oleh seorang laki-laki yang shalat di belakang Rasulullah
saw ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku' dan
"Aku benar-benar telah melihat lebih dari tiga puluh malaikat bergegas-gegas
mendapatkan dzikir itu, siapa di antara mereka yang akan mencatatnya lebih
dahulu". (H.R. Malik, Al-Bukhari dan Abu Daud).
Referensi :
Wahai anaku, inilah tatacara sholat sesuai Nabi disertai tata cara wudhu dan
dzikir setelah sholat, Tim Pustaka Ibnu Katsir
11. Sujud
Diriwayatkan bahwa :
Rasulullah saw, mengucapkan takbir, lalu turun untuk sujud (HR.Al Bukhari dan
Muslim)
Hal ini beliau perintahkan kepada orang yang shalatnya tidak betul. Beliau
bersabda :
Diriwayatkan bahwa ;
Diriwayatkan bahwa :
Beliau meletakkan kedua tangannya di atas tanah sebelum kedua lututnya. (Ibnu
Khuzaimah (1/76/1, Ad-Daraquthi dan Al-hakim, dishahihkan dan disepakati oleh
Adz-Dzahabi.)
“Apabila salah seorang di antara kamu sujud, maka janganlah ia berlutut seperti
berlututnya unta, dan hendaklah ia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua
lututnya. (Abu Daud dan Ahmad dengan sanad yang shahih.ketahuilah bahwa
letak perbedaan unta di dalam meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut
adalah karena unta lebih dahulu meletakkan kedua lututnya yang berada pada
tangannya, sebagaimana yang disebutkan dalam Lisanu’l’Arab dan kitab-kitab
bahasa lainnya.)
Dan Beliau bersabda :
Diriwayatkan bahwa ;
Diriwayatkan bahwa :
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali. (Ahmad, Abu daud, Ibnu Majah,
AD-Daraquthi, Ath-Thahawi, Al-Bazzar dan Ath-Thabrani di dalam Al kKabir
dai tujuh sahabat)
dan kadangkala beliau mengulang-ngulangnya lebih daripada itu.
Sesekali, beliau telah berlebihan di dalam mengulanginya pada waktu shalat Lail.
Sehingga, lama sujudnya hampir mendekati tiga surat di antara surat-surat yang
panjang, yaitu, Al Baqarah, An-nisa dan Ali-Imran yang diselang-selangi dengan
doa dan istighfar.
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali.(Hadits shahih, diriwayatkan oleh
Abu Daud, Ad-daraquthni, Ahmad, Ath-Thabrani dan Al-baihaqi).
3. “Maha Suci dan Pemberi berkat Tuhan malaikat dan ruh” (HR.Muslim dan
Abu ‘Uwanah)
4. “Maha Suci Engkau ya Allah ya Tuhan kami, dan dengan memuji Engkau
ya Allah ampunilah aku.”
Dzikir ini banyak beliau ucapkan di dalam ruku dan sujudnya, sebagai
penta’wilan beliau terhadap Al-Quran.(Al-Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan bahwa :
Hal ini beliau perintahkan kepada orang yang shalatnya tidak betul. Beliau
bersabda ;
Hal ini beliau perintahkan kepada orang yang shalatnya tidak betul. Beliau
bersabda :
“Apabila kamu bersujud, maka tetapkanlah sujudmu, dan apabila kamu bangkit,
maka duduklah di atas paha kirimu”. (HR. Ahmad dan Abu Daud dengan sanad
yang jayyid)