You are on page 1of 12

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Sejarah

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
Indonesia Pada Masa Reformasi

Nama Kelompok :
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Fadhila Ika Sani
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
Fadia Nadila
Innez Irma Luthfiana
Novarida Hidayanti
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
Rahmi Ramadhani
Wahyu Seto Syahputra
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
XII IPA 1

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
SMAN 2 TANGERANG SELATAN
2010-2011
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini
berisi tentang Indonesia Pada Masa Reformasi.

Kami berterima kasih kepada teman-teman XII IPA 1 dan orang tua kami
yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam membantu menyusun
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Suryati
selaku pengajar bidang studi Sejarah yang telah membimbing kami dalam
proses penyusunan dan penyelesaian makalah ini. Terima kasih pula kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dengan mambaca makalah ini, para pembaca diharapkan dapat lebih


memahami segala sesuatu mengenai Persatuan dan Kerukunan.

Kritik dan saran selalu kami harapkan untuk menunjang kebaikan untuk
kita semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Akhir kata kami selaku penyusun meminta maaf apabila ada kesalahan
kata yang tertulis dalam makalah ini. Selamat membaca .

Tangerang Selatan, 4 Nopember 2010

Penyusun
PERTANYAAN HALAMAN 50

1. Jelaskan beberapa faktor penyebab munculnya reformasi ?

Penyebab munculnya ialah terjadi ketidakadilan dibidang politik,


ekonomi, dan hukum. Pemerintahan orde baru tidak konsisten dan kosekuen
terhadap tekad awal munculnya orde baru. Setelah orba memegang tampuk
kekuasaan muncul suatu keinginan untuk terus mempertahankan
kekuasaannya sehingga terjadi berbagai macam penyelewengan nilai-nilai
Pancasila. Penyelewengan itu dilakukan untuk melindungi kepentingan para
penguasa.

3.Uraikan sebab-sebab jatuhnya pemerintah Orde Baru !

Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis


moneter tahun 1997. Sejak tahun 1997 kondisi ekonomi Indonesia terus
memburuk seiring dengan krisis keuangan yang melanda Asia. Keadaan terus
memburuk. KKN semakin merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus
meningkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok
menyebabkan munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi yang
digerakkan oleh mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah
perbaikan ekonomi dan reformasi total. Demonstrasi besar-besaran dilakukan
di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peristiwa Trisakti,
yaitu me-ninggalnya empat mahasiswa Universitas Trisakti akibat bentrok
dengan aparat keamanan. Empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya
Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafidhin Royan. Keempat
mahasiswa yang gugur tersebut kemudian diberi gelar sebagai “Pahlawan
Reformasi”. Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji
akan mereshuffle Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain
itu juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU
Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli,
dan UU Antikorupsi. Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum bisa
terbentuk karena 14 menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet
Reformasi.

Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari


jabatannya.
Akhirnya meluaslah tuntutan reformasi, dengan agenda utama diantaranya :
- Pemberantasan KKN (dengan pandangan dan anggapan bahwa Krisis dipicu
oleh KKN)
- Pencabutan dwi fungsi ABRI (karena dilihat posisi tentara yang terlalu
mengekang demokrasi, dilihat dari penanganannya atas krisis fisik yang terjadi
pasca krisis ekonomi)

Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai presiden RI dan menyerahkan jabatannya kepada wakil
presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai berakhirnya kekuasaan Orde Baru
dan dimulainya Orde Reformasi.

 Krisis politik
Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan para penguasa. Para anggota
DPR pada kenyataannya sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar
anggota MPR itu diangkat berdasarkan iktana kekeluargaan(nepotisme). Hal itu
menyebabkan terjadinya krisis politik.
 Krisis hukum
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan orde baru terdapat banyak
ketidakadilan. Contohnya, kekuasaan kehakiman yang dinyatakan pada pasal
24 UUD 1945 bahwa kehakiman memeliki kekuasaan yang merdeka dan
terlepas dari kekuasaan pemerintah. Namun pada kenyatannya kekuasaan
kehakiman berda di bawah kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, pengadilan
sangat sulit mewujudkan keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus
melayani kehendak para penguasa.

 Krisis ekonomi
Krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli
1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi
Indonesia ternyata belum mampu untuk mengahadapia krisis global tersebut.
Krisis ekonomi Indonesia berawal dari melemahanya nilai tukar rupiah
terhadapa dollar Amerika Serikat. Hal ini membuat kepercayaan rakyat
terhadap pemerinta orde baru semakin berkurang.
 Krisis kepercayaan
Krisis multidimensi yang melanda Indonesia telah menghilangkan kepercayaan
masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto.Pada Bulan Mei 1998
para mahasiswa meminta pertanggungjawaban Soeharto sebagai pemimpin
Negara tertinggi pada saat itu, dan meminta dia untuk mengundurkan diri.
Peristiwa pengunduran diri Soeharto dan pengangkatan B.J. Habibie menjadi
presiden menandai runtuhnya orde baru dan awal dari masa reformasi.

4. Apakah terdapat kesamaan antara jatuhnya pemerintahan Orde Lama dan


Orde Baru ? Jelaskan !

Terdapat kesamaan antara jatuhnya orde lama dan orde baru yaitu
terjadinya penyelewengan.

 Pada orde lama terjadi penyelewengan seperti peristiwa NASAKOM,


Presiden Soekarno ditetapkan menjadi seumur hidup, dan presiden dapat
membubarkan DPR.
 Pada orde baru penyelewengan berupa maraknya kasus Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme, dwifungsi ABRI, dan pembatasan kebebasan pers.

7. Buatlah perbandingan pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan


Soeharto dan masa pemerintahan Habibi ?

Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Soeharto terdapat banyak


ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan
mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat
menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan
masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya. Sejak
munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa,
masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat
menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan
masalah-maslah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
Reformasi hukum hendaknya dipercepat untuk dilakukan, karena merupakan
tuntutan agar siap menyongsong era keterbukaan ekonomi dan globalisasi.

Sedangkan Pada masa pemerintahan Habibie dilakukan reformasi di


bidang hukum. Disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat.
Presiden Habibie dalam mereformasi hukum mendapat sambutan yang baik
dari berbagai kalangan masyarakat, karena reformasi hukum yang
dilakukannya mengarah kepada tatanan hukum yang didambakan oleh
masyarakat. Ketika dilakukan pembongkaran terhadap produk hukum atau
undang-undang yang dibuat pada masa Orde Baru, maka tampak jelas adanya
karakter hukum yang mengebiri hak-hak rakyat. Hal itu merupakan siasat dari
Orde Baru untuk mengelabui masyarakat atau DPR dalam mempermainkan
aturan hukum.
Karakter hukum cenderung bersifat konservatif, ortodoks maupun elitis.
Produk hukumnya lebih mencerminkan keinginan pemerintah yang bersifat
politik-instrumentalis yaitu menjadi alat dalam pelaksanaan ideologi dan
program negara. Sedangkan hukum ortodoks lebih tertutup terhadap
kelompok-kelompok sosial maupun individu di dalam masyarakat. Sementara
produk hukum yang terkait dengan aturam politik khususnya hukum tentang
pemilu dikenal dengan paket 5 Undang-Undang Politik. Dengan
diberlakukannya undang-undang tersebut telah menutup pintu bagi pendapat
yang berlawanan atau anggota MPR/ DPR yang vokal menyuarakan aspirasi
rakyat. Sebagai hasilnya, tidak sedikit di anatar mereka yang vokal dimasukkan
ke penjara sebagai akibat menyuarakan pendapat yang berbeda dengan
keinginan penguasa. Oleh karena itu, produk hukum pada masa pemerintahan
Habibie sangat tidak mungkin untuk dapat menjamin atau memberikan
perlindungan terhadap HAM, berkembangnya demokrasi serta munclnya
kreativitas masyarakat.

Namun karakter hukum yang buruk itu tidak lahir begitu saja, tetapi sangat
bergantung kepada konfigurasi politik yang melahirkan undang-undang dan
aturan hukum tersebut. Dengan demikian, pada mulanya Orde Baru
melaksanakan sistem pemerintahan yang demokratis, tetapi dalam
perkembangan berikutnya menuju ke arah pemerintahan yang nondemokratis.

Pelaksanaan hukum di zaman orba :


1. Tidak adanya ketidak adilan
2. Lembaga hukum dijadikan alat untuk memperkuat pemerintahan
3. Pelaksanaan hukum bersifat tertutup dan ortodoks, hal ini dikarenakan
pemerintahanya juga yang tertutup dari ruang lingkup masyarakat
4. masyarakat tidak di izinkan mengeluarkan pendapat
5. masyarakat dirugikan selama orde baru ada
6. adanya dwifungsi ABRI

Pelaksanaan hukum di zaman habibie :


1. Lebih adil , keadilan ditegakan di zaman ini
2. Lembaga hukum menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya (sudah tidak
menjadi alat untuk memperkuat pemerintahan)
3. Masyarakat bebas mengeluarkan pendapat
4. Dihapusnya dwifungsi ABRI
5. Pemerintahan dan pelaksanaan hukum lebih transparan, (dalam arti
terbuka, tidak tertutup)

8. Mengapa pemilihan umum tahun 1999 dipandang sebagai pemilu yang


demokratis ?

Secara teoritis, setelah jatuhnya Soeharto masyarakat akan semakin


mudah mewujudkan cita-cita reformasi total yang mereka usung lewat aksi-
aksi massa sejak tahun 1997. Ternyata membangun demokrasi tidak semudah
yang dibayangkan. Di satu sisi berbagai kenyataan yang ada patut membuat
masyarakat optimis bahwa demokrasi akan dapat segera terwujud. Namun,
beberapa fakta lain yang berlangsung patut membuat masyarakat menjadi
semain berkecil hati, dan harapan akan segera lahirnya tatanan masyarakat
yang demokratis jadi kelihatan semakin jauh dari jangkauan.

Menyusul jatuhnya rezim Orde Baru, pada tahun 1999 masyarakat masuk pada
euforia, dengan harapan besar pemilu yang digelar dapat membawa Indonesia
keluar dari kemelut transisional, dan jalan membangun demokrasi jadi lebih
terbuka. Pemilu 1999 konon dikatakan sebagai pemilu paling demokratis
dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Beberapa fakta memang
menunjukkan bahwa secara relatif pemilu 1999 sama sekali berbeda dengan
pemilu-pemilu yang berlangsung sebelumnya. Kalau dulu pada zaman Orde
Baru pemilu hanya diikuti oleh 3 partai peserta pemilu, dalam pemilu 1999
pesertanya relatif lebih beragam lewat sistem multipartai. Di sisi lain, birokrasi
dan militer yang dulunya berpihak pada Golkar sudah mulai berdiri netral
dihadapan partai-partai yang ada. Dalam pemilu 1999 pendekatan dengan
menggunakan cara-cara koersif juga mulai berkurang, masyarakat memiliki
ruang kebebasan untuk menentukan pilihan politiknya tanpa adanya inetrvensi
dan tekanan dari pihak manapun.

Kesimpulan :
1. Karena pemilu 1999 menggunakan sistem multi partai
2. Peserta partai lebih banyak dibanding zaman orde baru
3. Birokrasi militer tidak memihak dan bersifat netral
4. Berkurangnya kampanye dengan cara-cara koersif
5. Kecurangan paling sedikit

10. Apakah menurut pendapatmu mengenai pengangkatan Habibi sebagai


presiden menggantikan Soeharto?

Dari polemik yang muncul pada saat mengangkatan Habibie sebagai


presiden, dimana pada saat itu Habibie mengucapkan sumpahnya hanya di
depan Mahkamah Agung dan beberapa personel DPR-MPR yang bukan bersifat
kelembagaan. Menurut saya (kami), berbagai polemik yang ditimbulkan akibat
pengangkatan Habibie adalah sesuatu yang wajar. Karena hukum di Indonesia
belum dapat memperkuat apakah sah atau tidak memberikan sumpahnya
hanya di depan beberapa personel DPR-MPR yang bukan bersifat
kelembagaan. Namun, menurut saya (kami) pribadi, hal itu dapat disahkan
karena dapat dianggap bahwa personel DPR-MPR itu sebagai wakil DPR-MRP
sebagai lembaga yang juga dapat dimanfaatkan dengan membawa bukti-bukti
yang ada.

Selain itu, saya (kami) berpendapat bahwa pengangkatan Habibie


sebagai presiden adalah tindakan yang terburu-buru jika dilihat dari segala
kekurangan pada persiapan pengangkatan Habibie.
DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.id.org

www.yahooanswer.com

www.google.com

http://www.ireyogya.org/wp/WP%20Titok%2001.pdf

Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah Untuk kelas XII. Jakarta: Erlangga.

You might also like