You are on page 1of 3

DECUBITUS

Pengertian Decubitus

Pasien yang terus menerus berbaring di tempat tidur atau kursi roda biasanya
akan mengalami luka lecet, yang disebut decubitus. Luka lecet ini akibat 'tekanan
(berat tubuh)' atau umum disebut "bed-sore". Luka ini biasa terjadi pada pasien
yang imobilitas, artinya posisi tubuh pasien tidak berubah dalam jangka waktu lama.
Luka decubitus atau Pressure Sores / dicubitus ulcers adalah luka pada
sebagian lapisan kulit, seluruh lapisan kulit bahkan sampai jaringan dibawah kulit
yang disebabkan oleh tekanan pada lapisan kulit dan terjadi dalam jangka waktu yang
lama. Tekanan ini bisa berasal dari berat badan sendiri ataupun benda.  Luka ini
biasanya terjadi karena tubuh terlalu lama bertahan dalam satu posisi, dan
menyebabkan berat tubuh menekan pembuluh darah kapiler yang bertumpuan pada
kursi atau tempat tidur. Tekanan dalam jangka waktu lama menyebabkan berkurang
atau bahkan berhentinya aliran darah ke jaringan (anoksia) dan bisa menyebabkan
luka pada kulit dan menimbulkan luka decubitus.
Selain itu, luka decubitus juga bisa dipicu oleh beberapa faktor yaitu usia,
mobilitas, nutrisi yang masuk ke tubuh, kondisi kulit, dan sebagainya. Biasanya luka
decubitus terjadi pada bagian tubuh yang menonjol dan menjadi tumpuan titik
singgung tubuh terhadap benda, yang bisa berupa kursi, tempat tidur dan lainya
Logikanya, orang yang terlalu lama berbaring di atas tempat tidur atau kursi
roda, maka lama kelamaan jaringan kulit yang tertekan diantara tulang dan
permukaan (tempat tidur/kursi roda) akan 'aus' akibat sirkulasi darah yang tidak
lancar. Disinilah luka mulai terbentuk, tanda-tandanya warna kulit menjadi
kemerahan, lama kelamaan berubah hingga warna ungu seperti luka memar dan jika
tidak segera diobati dapat menyebabkan infeksi karena lapisan kulit luka terbuka dan
bernanah (blister).
Pencegahan Decubitus
Ada beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya decubitus, antara lain :
 Merubah posisi pasien secara rutin, seperti: gerakan memiringkan tubuh
pasien ke kanan dan ke kiri [mika-miki] minimum setiap 2 jam sekali.
Gerakan ini berguna juga untuk mencegah kekakuan otot tubuh.
 Gerakan menggosok & menepuk punggung, untuk merawat kesehatan dan
kelembaban kulit - bisa juga menggunakan cream atau lotion ringan (baby
lotion) yang tidak mengandung alkohol, sesuaikan dengan kondisi kulit dan
kesehatan pasien. Perhatian: Apabila menggunakan cream/obat/salep
khusus, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.
 Menggunakan kasur anti-decubitus yaitu kasur khusus untuk mencegah
decubitus. Kasur ini dilengkapi dengan mesin pompa udara listrik bertenaga
kecil untuk memompa aliran udara keluar-masuk secara otomatis, memompa
naik-turun menyesuaikan bidang tubuh, berat maupun posisi pasien yang
berbaring diatasnya.
 Menjaga kelembaban/cairan tubuh pasien, karena kulit
kering rentan terhadap gesekan.
 Pemberian gizi / nutrisi yang baik.
 Menjaga kebersihan.

Pengobatan Decubitus
Pengobatan Decubitus disesuaikan dengan kondisi luka itu sendiri. Mulai
dengan menjaga kebersihan kulit, perawatan kulit rutin dengan pemberian
salep/ointment khusus untuk mengobati infeksi.
Perawatan luka dekubitus secara intensif perlu dilakukan dengan tujuan
untuk mengatasi infeksi, membersihkan luka mengangkat jaringan mati
mempertahankan kelembaban menghilangkan dead space menjaga agar luka tidak
bau, meminimalkan rasa nyeri  melindungi kulit sekitar  luka, dan mempercepat
proses penyembuhan. Terapi pengobatan yang digunakan  sangat bervariasi,
tergantung pada ukuran, kedalaman luka, dan stadium luka dikubitus, sesuai dengan
kebutuhan pasien dan anjuran dokter. Hindarkan semua tekanan pada luka , agar
proses penyembuhan berjalan baik. Kebersihan linen dan lingkungan pasien juga
harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya infeksi.
Luka sekecil apapun harus dicegah dan segera diobati hingga tuntas,
terutama pada penderita Diabetes Melitus (DM). Pada umumnya luka yang dialami
penderita DM sulit disembuhkan atau sulit mengering. Jaga jangan sampai luka
infeksi ini meluas dan menyebar ke jaringan kulit yang lebih dalam, hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit, syaraf tubuh disekitarnya. Karena jika
kondisi luka makin parah dan terjadi pembusukan luka ("gangrene"), apabila
tindakan pengobatan medis tidak memungkinkan, bisa jadi bagian yang membusuk
harus diamputasi.

You might also like