Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Heri Mujiono 09755015
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2009
Bab 1
Pandangan tentang Manajemen dan Pendidikan
1. Pandangan tentang Manajemen
a. Definisi Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan
manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang
berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari
bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini lalu terpengaruh dari bahasa
Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris
yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari
bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
2
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia
mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas
yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai
contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan
pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti
dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap
bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh
peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan
produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,
(2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan
mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
3
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang
dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan
bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari,
dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber.
Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi
bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan
dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak
ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud
menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat
dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural
bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
4
keterampilan konseptual (conceptional skill). Manajer tingkat atas (top manager)
harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi
kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah
dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau
konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu
biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga merupakan keterampilan
untuk membuat rencana kerja. Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu
dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan
dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (humanity skill).
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan
yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan
akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap
terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan
manajemen atas, menengah, maupun bawah.
Keterampilan ketiga adalah keterampilan teknis yang pada umumnya
merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis
ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan
lain-lain.
Manajemen sebagai profesi karena manajemen merupakan pekerjaan yang
menuntut adanya persayaratan tertentu sebagaiamana yang ditegaskan oleh Robert L.
Katz. Dan sebagai profesi seoronag manajer harus memilikikeahlian yang dapat
diakui masyarakat dan pemerintah serta memiliki kode etik.
5
seragam dalam mendefinisikan istilah pendidikan. Menurut Driyarkara(1980)
mengatakan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia muda artinya dengan
pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik. Dalam Dictionary of education
dinyatakan bahwa pendidikan adalah (a) proses seseorang mengembangkan kemampuan
sikap, tingkah laku lainnya dalam masyarakat setempat, (b) proses sosial yang terjadi
pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan sehingga mereka dapat
memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.
Dengan kata lain bahwa pendidikan dipnengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk
menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku,
pikiran dan sikapnya.
b. Arah Pendidikan
Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri.
Untuk itu individu perlu diberikan berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai
hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab dan keterampilan. Dengan kata
lain perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, dan psikomotor. Demikian
pula individu juga mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sesamanya.
Objek sosial ini akan berpengaruh terhadap perkembangan individu. Melalui pendidikan
dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara perkembangan aspek
individual dan aspek sosial. Aspek lain yang dikembangkan adalah kehidupan susila.
Hanya manusialah yang dapat menghayati norma-norma dan nilai-nilai dalam
kehidupannya, sehingga manusia dapat menetapkan tingkah laku mana yang baik dan
tingkah laku mana yang tidak baik dan tidak bersifat susila. Aspek lain adalah kehidupan
religius dalam hubungannya dengan tuhan yang maha Esa dapat menghayati dan
mengamalkan ajarannya sesuai dengan agamanya. Semua itu dapat terujud melalui
pendidikan.
c. Pendidikan sebagai suatu sistem
Pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks, meliputi berbagai komponen yang
berkaitan satu sama lain. Jika pendidikan ingin dilaksanakan secara terencana dan
teratur, maka berbagai elmen yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenali.
Untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan sebagai suatu sistem. Pengertian
tentang sistem oleh ryans (1968) didifinisikan sebagai "any identifiable assemblage of
6
elment (object, persons, activities, imformation records,etc.) wich are interrelated by
proces or structure and wich are presumde to fungtion as an organizational entity
generating an observable (or sometimes merely inferable) product".
Berpijak pada definisi di atas dapat diidentifikasi bahwa sistem mengandung;
elmen yang saling berkaitan, merupakan satu kesatuan. Kesatuan itu berfungsi mencapai
tujuan, membuahkan hasil yang dapat diamati/dikenali. Pandangan pendidikan sebagai
suatu sistem itu dapat dilihat secara makro dan mikro. Secara makro menjangkau
elemen-elemen yang lebih luas. Sedangkan secara mikro pendidikan dapat dilihat dari
hubungan elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha
pendidikan. Berikut beberapa bagan yang menjelaskan beberapa sistem pendidikan
tinjauan makro dan mikro.
PROSES PENDIDIKAN
Pengetahuan
Siswa Sebagai :
Nilai
Tujuan Pengajar Individu,
Pekerja,
Pemimpin,
Kependudukan Tujuan Warga masy.
dan tersedianya
tenaga kerja Isi Individu
Pengetahuan
Keterampilan
Nilai
Sikap
Motif
Pembiayaan Kreativitas
Faktor Ekonomi Sarana Apresiasi buadaya
Fisik Tanggungjawab
NAKI DI DNEP MET SI S
Penghayatan
dunia modern
7
Pengetahuan Penampilan Umpan
Teori Model Tujuan bahan Proses
(hasl belajar) Balik
Alternatif Penilaian
Sumber dan
Kendala
Kriteria Kriteria
penilaian
alternatif penilaian
8
Bab 2
Konsep Dasar Manajemen Pendidikan
1. Kerangka Konsep Manajemen
Shrode Dan voich (1986) menyatakan bahwa kerangka dasar manajemen meliputi
”Philosophy, Asumtions, Principles, and theory which are basic to the study of any disipline
of management”. Secara sederhana dikatakan bahwa falsafah merupakan pndangan atau
persepsi tentang kebenaran yang dikembangkan dari berpikir praktis. Falsafah ini dijadikan
dasar untuk membuat asumsi, dan prinsip-pinsip yang yang dihubungkan dengan kerangka
atau garis besar untuk bertindak. Oleh karena itu maka falsafah, asumsi, prinsip maupun
teori tentang manajemen merupakan landasan manajerial yang perlu dipahami. Keterkaitan
diantara manajemen , flsafah, asumsi maupun teori digambarkan dengan diagram sebagai
berikut :
PANDANGAN TENTANG
MANAJEMEN SEBAGAI
ILMU, KIAT/SENI, DAN PROFESI
FALSAFAH MANAJEMEN
( hakikat: Tujuan,Orang,Kerja
TEORI-TEORI PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN MANAJEMEN
(teori klasik,neoklasik,modern (MBO,MBP,MBI,MIS)
PRKTIK MANAJEMEN
SUMBER-SUMBER DAYA
9
2. Deskripsi Konsep
a. Esensi Falsafah Manajemen.
Setiap jenis pengetahuan termasuk pengetahuan manajemen mempunyai ciri-ciri
yang spesifik menganai apa (ontologi), bagaimana (epistimologi), dan untuk apa
(aksiologi) pengetahuan manajemen tersebut disusun.
Dalam pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan
seperangkat pengetahuan untuk berpikir efektif dalam memecahkan masalah manajemen.
Pemahaman falsafah manajemen secara sistemik dapat menjadi alat untuk meramalkan
dan mengendalikan peristiwa atau gejala yang muncul dalam praktik menejerial. Bagi
seorang manajer perlu pengetahuan tentang kebenaran manajemen, asumsi, yang telah
diakui, dan nilai-nilai yang telah ditentukan. Dengan harapan akhir adalah terciptnya
kepuasan dalam melakukan pendekatan sistematik ketika praktik manajemen.
b. Esensi Teori Manajemen
Teori manajemen mempunyai peran penting dalam membantu menjelaskan
perilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan. Teori-
teori menajemen dapat dikalsifikasikan menjadi tiga yaitu teori klasik, teori neoklasik
dan toeri modern.
Teori klasik memiliki pilar-pilar yaitu;
1. Pembagian kerja
2. Proses fungsi-fungsi
3. Struktur
4. pengawasan
Teori Neoklasik terkait dengen pendekatan perilaku yang membahasa tentang;
1. Teori kebutuhan
2. Teori kepribadian dan organisasi
Teori Modern dengan pengembangannya sehingga memiliki konsep-konsep kegiatan
tentang;
1. General System.
2. Contigency pimpinan.
3. Hubungan bagian dalam sistem dan lingkungan.
10
c. Esensi Prinsip Manajemen
11
d. Kegiatan Praktik Manajerial
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali
diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad
ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima
fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
12
4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa
perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada
dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu
menjadi semakin besar.
e. Sumber Daya Pendidikan.
Banyak sumber daya manajemen yag terlihat dalam organisasi atau lembaga
pendidikan. Ada bebrapa pokok pikiran yang penting dalam pandangan sumber daya
pendidikan ini, yaitu :
• Sumber daya yang paling penting dalam manajemen pendidikan adalah SDM.
• SDM mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas dan pertumbuhan
organisasi, kepuasan kerja, kekuatan dan profesionalitas manajerial.
• Persoalan utama dalam pembinaan SDM adalah etos kerja.
Daftar rujukan
Brantas. (2009). Dasar-Dasar Manajemen.Bandung: Alfabeta.
EtyRochaety,Pontjorini Rahayungingsih, Prima Gusti Yanti.(2006).Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan. Jakarata : Bumi Aksara.
13