Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan……………………………………………….. 2
Stoikiometri
Kimia Analitik
Sifat Koligatif
Isi…………………………………………………………… 4
Aplikasi Stoikiometri dan Kimia Analitik dalam Kesuburan Tanah dan Nutrisi
Tanaman
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan
metron yang berarti mengukur. Seorang ahli Kimia Perancis, Jeremias Benjamin Richter
(1762-1807) adalah orang yang pertama kali meletakkan prinsip-prinsip dasar stoikiometri.
Menurutnya stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran perbandingan kuantitatif atau
pengukuran perbandingan antar unsur kimia yang satu dengan yang lain.
Mengapa kita harus mempelajari aplikasi stoikiometri? Salah satu alasannya, karena
mempelajari ilmu kimia tidak dapat dipisahkan dari melakukan percobaan di laboratorium.
Adakalanya di laboratorium kita harus mereaksikan sejumlah gram zat A untuk
menghasilkan sejumlah gram zat B. Pertanyaan yang sering muncul adalah jika kita
memiliki sejumlah gram zat A, berapa gramkah zat B yang akan dihasilkan? Untuk
menjawab pertanyaan itu kita memerlukan stoikiometri.
Sama halnya dalam tanah yang menyediakan unsur hara bagi tanaman. Bila kita
mengaplikasikannya maka kita akan tahu seberapa banyak unsur hara yang tidak dihasilkan
oleh tanah untuk ditambahkan agar menjadi unsur hara yang lain. Stoikiometri erat
kaitannya dengan perhitungan kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia
digunakan asas-asas stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol.
3
II. PEMBAHASAN
II.1 Aplikasi Stoikiometri dan Kimia Analitik dalam Kesuburan Tanah dan
Nutrisi Tanaman
Tanah yang menyediakan unsur hara bagi tanaman. Bila kita mengaplikasikannya
maka kita akan tahu seberapa banyak unsur hara yang tidak dihasilkan oleh tanah untuk
ditambahkan agar menjadi unsur hara yang lain. Stoikiometri erat kaitannya dengan
perhitungan kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-
asas stoikiometri yaitu antara lain persamaan kimia dan konsep mol. Salah satu
pengaplikasiannya yaitu pada penggunaan pupuk.
Adapun beberapa klasifikasi pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian, yaitu :
1) Berdasarkan Proses Pembuatannya
Pupuk Alam è Pupuk yg tidak dengan proses2 alami. Misal : pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau, night soil (pupuk kotoran manusia)
Ciri pupuk alam : Kelarutan unsur hara yang rendah di dalam tanah, sehingga
ditujukan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi & kimia tanah.
Pupuk buatan (anorganik) è Pupuk yg dibuat di pabrik. Misal è Urea, TSP,
KCL.
Ciri : Kelarutan tinggi sehingga lebih cepat tersedia bagi tanaman. Guna
memperbaiki sifat kimia tanah secara instant.
4
0,4
0,5
4,0
0,4
0,2
0,7
2,0 – 3,0
-
-
-
1,3 – 4
-
-
12,7
5
I. Hukum Kekekalan Massa dan Perbandingan Tetap
reaksi.
Contoh : O2 + 2 H2 → 2 H2O
10 g 0,125 g 10,125 g
Atau 8 1 9
Proust : Mempelajari unsur-unsur dalam senyawa. Disebut Hk. Perbandingan Massa, yaitu :
Pada swuatu reaksi kimia, massa zat yang bereaksi dengan sejumlah tertentu zat lain
selalu tetap. Atau
6
Suatu senyawa selalu terdiri atas unsur-unsur yang perbandingan massa yang tetap.
Contoh : 2 H2O → O2 + 2 H2
Atau 9 8 1
Contoh Soal Hk.Kekekalan Massa dan Perbandingan Tetap: Hasil pemeriksaan garam dari
Madura dan Cirebon menghasilkan :
Garam Cirebon :
Ini terbukti bahwa perbandingan massa Na dan Cl dalam garam (dari manapun berasal) selalu
tetap.
7
Suatu reaksi tidak boleh melanggar Hk. Kekekalan massa, artinya jenis dan jumlah atom
sebelum dan sesudah reaksi harus sama.
Contoh :
1. 2 H2 + O2 → 2 H2O
2. 3 H2 + N2 → 2 NH3
Angka-angka di depan unsur dan senyawa reaksi (1) dan (2) disebut : koefisien reaksi sebagai
penyetaraan reaksi.
Contoh Soal :
Interpretasi dari persamaan ini adalah 2 molekul H2 bereaksi dengan 1 molekul O2 membentuk 2
molekul H2O.
Ukuran molekul sangat kecil, sehingga mustahil merekasikan dalam ukuran molekul per
molekul.
Untuk mengatasi hal tersebut, ahli kimia bersepakat menggunakan suatu bilangan khas, yang
disebut bilangan Avogadro (diambil dari nama ahli kimia Italia Amado Avogadro).
Setiap zat yang mengandung 6,02 X 1023 atom atau molekul disebut satu mol.
8
Massa satu mol setiap unsur = Ar atau senyawa = Mr dinyatakan dalam satuan gram.
Reaksi pembentukan air dapat diinterpretasikan : 4g H2(2 mol X Ar H2) bereaksi dengan 32g O2
(1 mol X Ar O2) membentuk 36g Air (2 mol X Mr H2O). Jadi, 1 mol zat : terdiri dari :
Untuk mengambil zat murni (padat, cair, atau gas) sebanyak n mol, maka diperlukan zat
tersebut : (n X Mr) g.
Contoh :
9
b. Bentuk cair. Jika dibutuhkan 0,5 mol air, maka harus
Contoh Soal :
Jawab :
Jawab :
Volume = mol/M
10
IV. Hubungan Massa dan Persamaan Reaksi
Bila kuantitas suatu pereaksi diketahui, maka yang lain dapat dihitung, baik pereaksi
yang lain maupun hasil reaksi.
Reaksi harus dilengkapi dengan wujud zat pada saat reaksi berlangsung. Seperti :
Jika semua pereaksi habis menjadi hasil reaksi disebut reaksi stoikhiometri. Jika tidak
disebut reaksi pembatas (non stoikhiometri).
aA + bB → cC + dD
xg
= …. g …… g …. g
Dengan mengetahui massa zat A dapat dihitung massa B, C, dan D dengan cara : menghitung
mol A, mencari kesetaraan mol A dengan B, C, D (dari koefisien reaksi a, b, c, d), reaksinya
menghitung massa B, C, D dari mol dan Mr-nya masing-masing.
11
Contoh :
S = 32)
Jawab :
? ? 85 g
85g/17g.mol-1
= 15 g.
= 70 g
12
Reaksi yang melibatkan zat berupa gas harus menggunakan persamaan gas ideal (PV =
nRT) untuk mencari mol atau massa gas dari besarnya tekanan, suhu, dan volume gas tersebut.
Contoh :
Jawab :
2,3 g ? (vol)
1,23 liter.
Jawab :
13
5 mol/0,5mol.l-1 = 10 liter
= 630 g.
14
DAFTAR PUSTAKA
15