You are on page 1of 17

Matrix

Defenisi :
Matriks adalah susunan skalar elemen-elemen dalam
bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris
dan n kolom (m x n) adalah :
a11 a12 a13 ….. A1n
A= a21 a22 a23 ….. A2n
. . . ….. .
am1 am2 am3 ….. Amn
atau sering ditulis dengan A = [aij].

Entry aij disebut elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j.
jika m=n maka matriks sering disebut dengan matriks
bujursangkar (square matrix)
Contoh : Sebuah matriks yang berukuran 3 x 4:
2 5 0 6
A= 8 7 5 4
3 1 1 8
Terdapat beberapa Matriks Khusus antaran lain:
matriks diagonal, matriks identitas, dan matriks transpose.

I. Matriks Diagonal
adalah matriks bujursangkar dengan aij = 0 untuk i<>j, seluruh
elemen yang tidak terdapat pada posisi i<>j bernilai 0.
Contoh :
1 0 0
Matriks Diagonal berukuran 3x3 :0 2 0
0 0 3
II. Matriks Identitas
yang dilambangkan dengan I, adalah matriks diagonal dengan
semua elemen diagonal = 1.
Matriks 3x3: Matriks 4x4:
1 0 0 1 0 0 0
0 1 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 0
0 0 0 1

III Matriks Segitiga atas/bawah


matriks jika elemen-elemen di atas/di bawah diagonal bernilai 0, yaitu
aij = 0 jika i<j (i>j)
Matriks Segitiga atas: Matriks Segitiga bawah :
1 0 0 0 2 3 6 4
2 1 0 0 0 2 8 7
1 2 3 0 0 0 3 6
5 3 4 1 0 0 0 5
IV Matriks Transpose
Matriks transpose adalah matriks yang diperoleh dengan
mempertukarkan baris-baris dan kolom-kolom.

Misalkan A = [aij] berukuran mxn, maka transpose dari matriks


A, ditulis A T adalah matriks nxm dalam hal ini jika A T = [bij]
maka bij = aji untuk i=1,2,…,n dan j=1,2..
Contoh :
A=1 2 3 AT = 1 4
4 6 3 2 6
3 3
V. Matriks Setangkup (symmetry)
A adalah matriks setangkup atau simetri jika A T = A, yaitu jika aij
= aji untuk setiap I dan j.
Contoh matiks yang setangkup :
1 5 6 2 2 6 6 -4
5 7 0 4 6 3 7 3
6 0 3 -2 6 7 0 2
2 4 -2 6 -4 3 2 8

VI. Matriks 0/1 (zero-one)


Matriks 0/1 adalah matriks yang setiap elemennya hanya
bernilai 0 atau 1, banyak digunakan untuk merepresentasikan
relasi keterhubungan
Contoh matriks 0/1: 0 1 1 0
1 0 1 0
0 0 0 0
Operasi Aritmetika Matriks
Operasi yang terdapat dalam matriks adalah operasi penjumlahan dan
perkalian dua buah matriks, serta perkalian matriks dengan
sebuah skalar.

1. Penjumlahan dua buah matriks


Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika ukuran keduanya sama.
Misalkan A=[aij] dan B=[bij] yang masing-masing berukuran mxn.
Jumlah A dan B, dilambangkan dengan A+B, menghasilkan
matriks C = [cij] yang berukuran mxn, dalam hal ini cij = aij + bij,
untuk setiap I dan j.
Contoh : Matriks A = 2 5 B = 5 3
1 4 2 0
Jumlah matriks A dan B = 2 5 + 5 3 = 7 8
1 4 2 0 3 4
2. Perkalian dua buah Matriks

Dua buah matriks dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks


pertama sama dengan jumlah baris matriks kedua.
Misalkan A = [aij] adalah matriks mxn dan B = [bij] adalah matriks
nxp, maka perkalian A dan B, dilambangkan dengan AB,
menghasilkan matriks C = [cij] yang berukuran mxp,

dimana nilai
cij = ai1b1j + ai2b2j + ai3b3j+ …….. + ainbnj =
Sifat-sifat operasi perkalian matriks :

1.Perkalian matriks tidak komutatif, yaitu AB ≠ BA.


2. Berlaku hukum assosiatif (A*B)*C = A*(B*C)
3. Hukum distributif berlaku pada operasi matriks:
(i) A*(B + C) = A*B + A*C (hukum distributif kiri)
(ii) (B + C)*A = B*A + C*A (hukum distributif kanan)
4. Perkalian matriks dengan matriks identitas I tidak
mengubah matriks yaitu A.I = I.A = A
5. Perpangkatan matriks didefenisikan sebagai berikut :
A0 = I, A5 = A*A*A*A*A
6. A adalah matriks ortogonal jika A.AT = AT.A = I
Perkalian matriks dengan skalar.
Misalkan k adalah sebuah skalar.
Perkalian matriks A dengan skalar k adalah mengalikan setiap
elemen matriks dengan k.
Contoh :
1 2 3
A= 5 6 9
2 6 7

Maka hasil perkalian dengan sebuah skalar misalkan skalar k = 5 akan


menghasilkan matriks B.
B = 5* A
= 5.1 5.2 5.3 = 5 10 15
5.5 5.6 5.9 25 30 45
5.2 5.6 5.7 10 30 35
Fungsi
Defenisi :
Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan
setiap obyek x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal,
dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua atau
disebut daerah hasil fungsi.

Contoh :

A B
B = f(A), merupakan
•1 •a
fungsi yang memetakan
•2 •b
satu nilai A ke B
•3 •c
Contoh berikut bukan merupakan sebuah fungsi, karena tidak
memetakan 1-1

•1 •a
•2 •b
•3 •c

Notasi fungsi, menggunakan huruf tunggal seperti f atau g atau F.


f(x), dibaca “f dari x” atau “f pada x”, menunjukkan nilai yang
diberikan oleh f kepada x

Contoh: f(x) = x² + 3
f(1) = 1² + 3 = 4
Contoh :
Untuk f(x) = x² + 5x, sederhanakan :
a.f(5), b. f(-4), c f(a), d. f(a+h) e. f(a+h) – f(h)

Penyelesaian :
a. f(5) = 5² + 5.5 = 25 + 25 = 50
b. f(-4) = (-4)² + 5.-4 = 16 - 20 = -4
c. f(a) = a² + 5a
d. f(a+h) = (a+h)² + 5(a+h)
= a² + 2ah + h² + 5a + 5h
= a² + 2ah + 5a + h² + 5h

e. f(a+h) – f(h) = (a+h)² + 5(a+h) - (h² + 5h)


= a² + 2ah + 5a + h² + 5h - h² - 5h
= a² + 2ah + 5a
Daerah Asal dan Daerah Hasil

Daerah asal merupakan himpunan elemen-elemen yang kepadanya


fungsi memberikan nilai.
Daerah hasil merupakan himpunan nilai-nilai yang diperoleh dari
padanan terhadap fungsi.

Contoh : F(x) = -2x² + 3


Misalkan daerah asal = {0 ,1, 2, 3} maka daerah hasil akan
diperoleh = {3, 1, -5, -15}.
Grafik Fungsi

Bila daerah hasil dari suatu fungsi merupakan bilangan real maka
grafiknya dapat digambarkan dalam koordinat empat bidang sumbu
x dan sumbu y.

Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil,


 Jika f(-x) = f(x), maka grafik simetris terhadap sumbu y, disebut
dengan fungsi genap, jumlah dari pangkat-pangkat genap x
adalah genap.
contoh : f(x) = x² + 3
 Jika f(-x) = -f(x), grafik simetris terhadap titik asal, sering disebut
fungsi ganjil, jumlah dari pangkat-pangkat ganjil x adalah ganjil.
contoh : f(x) = x + 3.
Operasi pada Fungsi

Operasi yang ada pada bilangan, berlaku juga pada fungsi, contoh,
bilangan a + b, maka pada fungsi f + g.

Contoh :
f(x) = x² + 3; g(x) = 1/x -5
a. (f+g)(x) = f(x) + g(x) = x² + 3 + 1/x – 5
b. (f-g)(x) = f(x) – g(x) = x² + 3 – (1/x – 5)
c. (f.g)(x) = f(x).g(x) = (x² + 3) . (1/x – 5)
= x - 5 x² + 3/x -15
= - 5 x² + x + 3/x -15
d. (f/g)(x) = f(x)/g(x)
= (x² + 3)/(1/x – 5)
=
Komposisi Fungsi

Jika f bekerja pada x untuk menghasilkan f(x) dan g kemudian bekerja


pada f(x) untuk menghasilkan g(f(x)), hal ini sering disebut
menyusun g dan f.

Fungsi yang dihasilkan disebut komposisi g dengan f, yang dinyatakan


oleh ( g o f ), atau ( g o f )(x) = g(f(x))

Contoh :
f(x) = x + 1, g(x) = 1/x – 5
a. (g o f)(x) = g(f(x))
= g(x+1) = 1/(x+1) – 5
b. (f o g)(x) = f(g(x))
= f(1/x – 5) = 1/x – 5 +1
= 1/x - 4
Fungsi Trigonometri
Sifat-sifat Dasar Sinus dan Kosinus

 Isin tI ≤ 1
 Icos tI ≤ 1
 Sin(t + 2p) = sin t
 Cos(t + 2p) = cos t
 Sin(-t) = -sin(t)
 Cos(-t) = cos t
 Sin(p/2 – t) = cos t
 Cos(p/2 – t) = sin t
 Sin²t + cos²t = 1

You might also like