Professional Documents
Culture Documents
LANDASAN TEORI
Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang teori-teori yang melandasi
kasus Typhoid Fever, dimana penulis akan membahas mengenai teori tentang
Typhoid Fever yang terdiri dari: anatomi fisiologi usus halus, penyakit Thypoid Fever
B. Konsep Dasar
a.Defenisi
Ada beberapa definisi thypoid fever menurut beberapa literatur, antara lain:
dkk, 1996).
1997).
8
9
pada saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 1 minggu dan
Di sini penulis hanya membahas anatomi usus halus sesuai dengan kasus
pylorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12
kaki (Price, 1994). Lapisan usus halus menurut Syaifuddin (1966) meliputi
lapisan mukosa (sebelah dalam),lapisan otot melingkar (M. sirkuler), lapisan otot
memanjang (M. longitudinal) dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil
1. Duodenum
Disebut juga usus dua belas jari dan panjangnya ± 25 cm, berbentuk
sepatu kuda melengkung ke kiri pada lingkungan ini terdapat pankreas. Dan
10
bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit disebut
papilla vateri. Pada papilla vateri ini bermuara saluran empedu dan saluran
pankreas.
lima bagian atas adalah yeyunum dengan panjang ± 2-3 meter dan ileum
dengan panjang ± 4-5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada
ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula
baukini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak
c. Etiologi
adalah Salmonella typhosa, basil gram negatif yang bergerak dengan bulu
d. Patofisiologi
dalam lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir saat sel-sel
empedu.
terjadi pada kelenjar limpoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis
dan pada minggu ketiga terjadi ulserasi plaks peyeri. Pada minggu
Salmonella Thyphosa
Saluran pencernaan
(Suryadi, 2001)
e. Manifestasi klinis
minggu pertama, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut
14
pada umumnya yaitu: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan
epistaksis.
demam, lidah tipoid (kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor),
relatif.
antibody (agglutinin).
klien Thypoid Fever, juga pada orang yang pernah tertular Salmonella
kuman)
kuman)
g. Komplikasi
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Ileus paralitik
h. Penatalaksanaan
a) Perawatan
b) Diet
makanan padat dini yaitu nasi dan lauk pauk rendah selulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada klien.
c) Pengobatan
demam.
(b) Kotrimoksazol
(2) Simptomatik
d) Pencegahan
harian.
(6) Cuci tangan setelah BAB dan BAK serta sebelum makan.
sakit.
i. Prognosis
orang dewasa 7,4%, rata-rata 5,7%. (Mansjoer. Arif, dkk, 1999). Tindakan
4) Asuhan Keperawatan
3. Pengkajian
sistematis, kontiyu, valid, dan diperoleh data klien dari data klien hasil
Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan Thypoid Fever
a. Aktivitas/istirahat.
Gejala:
(1) Kelemahan.
(2) Kalelahan.
(3) Malaise.
penyakit.
b. Sirkulasi
Tanda :
3). Kulit atau membran mukosa: turgor buruk, kulit kering, lidah
c. Eliminasi
Gejala :
1). Tekstur feses bervariasi dari bentuk keras sampai lunak bahkan
berair.
Tanda :
1). Jika konstipasi maka bising usus menurun bahkan tidak ada, akan
2). Oliguri.
d. Makanan / cairan.
Gejala :
Tanda :
e. Keamanan
Gejala :
4. Diagnosa keperawatan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu
proses infeksi.
kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu makan dan mual.
22
muntah).
(Doenges, et al 2000).
5. Perencanaan
tindakan. Menurut Doenges, et al (2000) ada dua contoh hirarki yang bisa
a.Hirarki “Maslow”
tahap: (1) fisiologis, (2) rasa aman dan nyaman, (3) sosial, (4) harga diri
Aktua
lisasi
Kebutuhan fisiologi/biologi
udara segar, cairan elektrolit, makanan, sek
(Cegah sesak dan dehidrasi)
(Pusdiknakes, 1990)
b. Hirarki “Kalish”
Rencana tindakan:
Mandiri
menggigil/diaforesis.
alkohol.
Kolaborasi
pada hipotalamus.
(1x/hari).
Rencana tindakan:
Mandiri
pada konstipasi.
Kolaborasi
Rencana tindakan:
Mandiri
dingin.
6) Kaji pola makan (pola makan klien di rumah, makanan yang disukai
defekasi.
Kolaborasi
gestamag syrup.
Rencana tindakan:
Mandiri
cairan.
Kolaborasi
6. Pelaksanaan
tujuan yang spesifik (Nursalam, 2001) kutipan dari (Iyer, et al 1996). Tahap
optimal.
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
berkesinambungan.
30
7. Evaluasi
kelengkapan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta
telah ditetapkan.
sebagai berikut:
31
c.Nutrisi terpenuhi.