You are on page 1of 29

Cost Control Training

Bandung, 21- 23 November 2006

Pengukuran Kinerja
PERUBAHAN LINGKUNGAN
BISNIS :

• Fokus pada Pelanggan


• Kualitas
• Waktu
• Terobosan Teknologi
• Pemberdayaan Karyawan
• Kompetisi Global
Fokus Pada Pelanggan
• Dulu:
Seller’s Market (Suply creates its own
Demand)

• Sekarang:
Buyer’s Market (Demand creates its own
Suply)
Kualitas
• TQC / TQM
• Biaya Kualitas :
1. Prevention Costs
2. Appraisal Costs
3. Internal Failure Costs
4. External Failure Costs
HUBUNGAN ANTARA
KEEMPAT JENIS BIAYA KUALITAS

TOTAL QUALITY
COSTS
COST

Prevention & Appraisal Internal & External


Costs Failure costs

GOOD
QUALITY LEVEL
Indikator Kinerja Finansial
dan Nonfinansial
• Untuk mengukur kinerja subunit-nya,
berbagai Perusahaan dengan pesat telah
menggunakan Balanced Scorecard,
yang terdiri dari 4 perspektif:
 Financial
 Customer
 Internal Business Process
 Learning and Growth
Hubungan Kausal Dalam
Balanced Scorecard
• Perusahaan berasumsi bahwa perbaikan
dalam learning and growth akan berakibat
pada perbaikan dalam internal business
processes
• Perbaikan dalam internal business
processes akan berimplikasi langsung
pada perbaikan perspektif customer dan
financial
Pengukuran Kinerja Subunit
Berstatus Cost Center
• Engineered Cost Center
Contoh: Production Department, Exploitation
Department.
• Discretionary Cost Center
Contoh:
1. Administrative dan Support (Accounting, Legal,
Human Resources Departments)
2. Marketing Department
3. R & D Department
Engineered Cost Center
• Hubungan input (rupiah) dan output (fisik)
jelas
• Pengukuran Kinerja : Efisiensi dan
Efektifitas
• Efisiensi: Angka Biaya Produksi dan
Jumlah Output Aktual versus Anggaran
• Efektifitas: Kualitas Produk, Pelatihan
Karyawan Produksi, Proses Produksi dll.
Discretionary Cost Center
• Hubungan Input (rupiah) dan Output
(fisik) tidak jelas
• Pengukuran Kinerja:
1. Angka Biaya Aktual versus Anggaran
2. Kinerja Non finansial, seperti penilaian
user, efektifitas sebuah proyek riset,
penilaian subjektif atasan
Memilih Indikator Finansial
Profit/Investment Center
1. Return on Investment
2. Residual Income
3. Economic Value Added
4. Return on Sales

• Memilih Operating Income dari setiap Subunit


sebagai indikator kinerja tidaklah tepat karena
setiap Subunit yang berukuran berbeda akan
memiliki operating income yang berbeda pula
Return on Investment (ROI)
• ROI diperoleh dengan membagi accounting
measure of income dengan accounting measure
of investment

Income
ROI = Investment
ROI
• Indikator finansial yang paling populer
karena dua alasan:
1. Menggabungkan semua komponen
profitabilitas (revenues, costs, dan
investment) kedalam satu ukuran persentase
2. Dapat dibandingkan dengan ROI lain baik
didalam maupun diluar perusahaan
• Juga dikenal sebagai Accounting Rate of
Return (ARR) atau Accrual Accounting
Rate of Return (AARR)
ROI
• ROI dapat diuraikan menjadi dua
komponen sebagai berikut:
Income Income Revenues
Investment = Revenues X Investment

• ROI = Return on Sales X Investment Turnover


• Ini dikenal sebagai Analisis profitabilitas
dari DuPont
Residual Income
• Residual Income (RI) diperoleh dengan
cara mengurangi operating income
dengan nilai uang dari tingkat
pengembalian investasi yang dilakukan.

• RI = Income – (RRR x Investment)


RRR = Required Rate of Return
Economic Value Added (EVA)
• EVA adalah turunan dari kalkulasi residual income
yang akhir akhir ini sangat populer digunakan.

EVA = After-tax
Operating Income { Weighted-Average
Cost of Capital X( Total
Assets
Current
Liabilities )}
• Weighted-average cost of capital sama dengan
the after-tax average cost dari semua dana jangka
panjang yang digunakan
Return on Sales (ROS)
• Return on Sales dapat dihitung dengan
cara membagi income dengan sales

• Mudah untuk dihitung, mudah untuk


dipahami
Memilih Rentang Waktu dari
Indikator Kinerja
• Evaluasi Multiperiode seringkali diperlukan
• ROI, RI, EVA, dan ROS pada dasarnya
mengevaluasi satu periode waktu
• ROI, RI, EVA, dan ROS dapat
dikembangkan untuk mengevaluasi kinerja
multiperiode
Memilih Alternatif Definisi untuk
Indikator Kinerja

1. Total Assets Available


2. Total Assets Employed
3. Total Assets Employed minus Current
Liabilities
4. Stockholders’ Equity
Memilih Alternatif Nilai Pengukuran

1. Current Cost

2. Gross Value of Fixed Assets

3. Net Book Value of Fixed Assets


Perbedaan Antara Kinerja Manajer
dan Kinerja Subunit

Evaluasi kinerja seorang manajer dari


Divisi atau Departemen haruslah
dibedakan dengan pengukuran kinerja dari
organisasi yang dipimpinnya
Trade-Off: Desain Insentif vs.
Resiko Organisasi
• Trade-off muncul antara mendesain
insentif untuk manajer dan menghilangkan
resiko organisasi
– Insentif adalah reward untuk kinerja yang
berhasil dicapai manajer
– Insentif dapat mengorbankan tujuan
perusahaan demi memenuhi tujuan personal
dari manajer
Moral Hazard
• Moral Hazard menggambarkan situasi dimana
karyawan memilih untuk mengurangi effortnya
(atau mendistorsi informasi dalam laporan)
dibandingkan dengan tingkat effort (atau
informasi yang akurat) yang dikehendaki pemilik.
• Hal demikian dapat terjadi karena effort
karyawan (atau validitas informasi yang
dilaporkan) tidak dapat dimonitor langsung
dengan akurat. (Asimetri Informasi)
Intensitas dari Insentif
• Intensitas dari Insentif – berapa besar
komponen insentif dari paket kompensasi
seorang manajer relatif terhadap
komponen gajinya
Indikator Kinerja Utama
• Indikator Kinerja Utama adalah indikator yang
perubahannya sensitif terhadap kinerja manajer
• Indikator Kinerja Utama tidak berubah banyak
karena faktor faktor yang tidak dapat
dikendalikan oleh manajer
• Indikator Kinerja Utama memotivasi sekaligus
membatasi resiko yang dihadapi manajer, dan
akan mengurangi biaya penyediaan insentif
• Dapat juga mencakup Benchmarking
Indikator Kinerja pada level
Aktivitas Individual
• 2 hal penting dalam mengukur kinerja
dari aktivitas individual:

1. Mendesain ukuran kinerja untuk aktivitas


yang menuntut multiple tasks
2. Mendesain ukuran kinerja untuk aktivitas
yang dilakukan dalam Tim
Kompensasi Untuk Multiple Tasks

• Bila pemilik perusahaan ingin para


karyawannya fokus pada pekerjaan yang
menuntut multiple tasks, maka pemilik
haruslah mengukur dan memberikan
kompensasi untuk kinerja pada setiap task
Kompensasi berbasis Tim
• Perusahaan menggunakan organisasi Tim
untuk memecahkan berbagai masalah
yang dihadapinya.
• Tim akan memberikan hasil kerja yang
lebih baik dibandingkan dengan kerja yang
sama namun dilakukan oleh individu.
• Perusahaan harus memberikan reward
individu didalam Tim berdasarkan kinerja
Tim.
Kompensasi untuk Eksekutif
• Berdasakan kinerja finansial dan nonfinansial
dan mencakup gabungan dari:
– Gaji dasar
– Insentif tahunan, seperti bonus kas
– Insentif jangka panjang, seperti stock options
• Desain kompensasi yang baik adalah yang
menyeimbangkan resiko (efek dari faktor yang
diluar kendali eksekutif) dengan insentif jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai
tujuan perusahaan.

You might also like