You are on page 1of 12

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN LIFT MODEL ED-4000

Syufrijal
Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Dalam penelitian ini dibuat suatu sistem aplikasi PLC pada pengendalian lift
bertingkat 3 model ED-4000. Tipe PLC yang digunakan sebagai pengendali sistem
adalah PLC Omron CQM1 dengan bahasa pemogramannya ladder diagram. Sinyal
yang diperlukan sebagai masukan ke PLC ada 14 input dan keluaran yang akan
dikendalikan oleh PLC sebanyak 6 output. Peralatan input tersebut berupa tombol
panggilan luar lift yang ada di setiap lantai dan panggilan dalam lift serta limit switch.
Limit switch berfungsi untuk mendeteksi keberadaan lift di setiap lantai. Adapun
peralatan keluarannya berupa relay. Relay ini yang akan mengendalikan motor lift
agar dapat naik/turun dengan cepat atau lambat dan mengendalikan lampu indikator
pintu lift. Bila ada permintaan pelayanan dari pemakai maka lift akan menuju lantai
tersebut untuk melayaninya. Setelah lift sampai dilantai tersebut, pintu lift akan
terbuka dan pemakai masuk untuk menentukan lantai tujuannya. Lift kemudian akan
membawa pemakai tersebut keluar lalu lift akan melanjutkan pelayanannya untuk
pemakai yang lain.
Dari hasil pengujian yang dilakukan PLC dapat mengendalikan motor penggerak lift
sehingga lift dapat bergerak naik/turun dengan cepat/lambat ke tempat panggilan dan
juga akan mengendalikan pintu lift membuka /menutup melalui lampu indikator.

Kata Kunci: Lift, PLC

A. PENDAHULUAN gedung yang bertingkat lebih dari 3


Banyaknya gedung bertingkat pada tingkat, ternyata tangga jalan kurang
masa sekarang ini memerlukan suatu tepat digunakan, karena membutuhkan
alat transportasi vertikal antar lantai biaya yang sangat besar dan memakan
yang tepat guna, maka untuk tempat yang luas. Pengangkat atau
memudahkan menuju salah satu “lift” adalah jawaban dari masalah
tempat yang lebih tinggi dengan tidak transportasi yang timbul pada gedung-
memakan waktu dan tenaga yang gedung bertingkat tinggi.
terlalu banyak, perlu digunakan alat Seiring dengan perkembangan
bantu seperti escalator atau tangga zaman, kemajuan teknologi telah
jalan yang menghubungkan tingkat berkembang dengan cepat dalam
satu ketingkat lainnya. Namun jika beberapa tahun terakhir. Era
globalisasi selalu menuntut manusia yang ditawarkan oleh masing-masing
untuk maju dan selalu berinovasi serta sistem kendali tersebut.
meningkatkan kreatifitas dalam Dalam penelitian ini akan
berbagai hal sesuai dengan tuntutan dirancang sistem pengendalian lift
zaman. Teknologi banyak memiliki dengan menggunakan PLC, dimana
cabang ilmu serta penerapannya pada PLC tersebut akan mengendalikan
masyarakat, industri, dunia pendidikan proses naik turunnya lift secara
dan penerapan lainnya. Teknologi otomatis melalui tombol permintaan
pada aplikasi industri memiliki panggilan dalam maupun luar lift.
kemajuan yang pesat sesuai dengan Dalam sistem pemakaian lift, PLC
kebutuhan dari setiap jenis manufaktur banyak menggantikan fungsi relay
yang berbeda, setiap industri memiliki yang menggunakan banyak panel.
tingkat teknologi yang berbeda untuk Sehingga pada peralatan yang
industri maju sudah seharusnya menggunakan sistem kontrol PLC,
menerapkan system fully automation pemakaiannya akan lebih mudah dan
(otomatisasi penuh). Salah satu proses kerja sistem dapat dikontrol
teknologi tingkat tinggi yang kembali sesuai dengan keinginan.
digunakan pada industri maju yaitu
sistem kendali industri berbasis B. PERANCANGAN
Programmable Logic Controller SISTEM
(PLC). Dalam penelitian ini akan
PLC adalah sebuah pengendali dirancang algoritma pengendalian lift
yang dapat diprogram yang bekerja bertingkat tiga secara otomatis dengan
secara digital berdasarkan operasi menggunakan pengendali PLC Omron
logika menurut algoritma yang CQM1 CPU21 Permintaan pelayanan
diprogramkan padanya. PLC bekerja lift dilakukan melalui tombol
dengan cara mengolah masukan yang panggilan luar yang ada pada setiap
diterima dari sensor dan tombol yang lantai dan tombol panggilan di dalam
terhubung padanya dan memberikan lift. Keberadaan lift di setiap lantai
keluaran untuk mengendalikan proses. dideteksi oleh limit switch. Tombol
Pada sektor industri, penggunaan PLC dan limit switch tersebut dihubungkan
begitu penting karena selain dapat ke modul input PLC sedangkan relay
mengendalikan suatu pekerjaan dihubungkan ke modul output PLC
spesifik yang berulang-ulang secara dan relay ini digunakan untuk
otomatis serta bentuk fisiknya relatif menghidupkan motor lift. Bila ada
kecil sehingga praktis untuk permintaan pelayanan dari pemakai
ditempatkan di setiap sub sistem, PLC maka lift akan menuju lantai tersebut
juga dapat diprogram ulang. Sistem untuk melayaninya. Setelah lift sampai
kendali berbasis PLC dibuat ketika dilantai tersebut, pintu lift akan
sistem kendali konvensional tidak lagi terbuka dan pemakai masuk untuk
mampu memenuhi kebutuhan dunia menentukan lantai tujuannya. Lift
industri, terdapat beberapa perbedaan kemudian akan membawa pemakai
baik kekurangan ataupun kelebihan tersebut keluar. Kemudian lift akan
melanjutkan pelayanannya untuk
pemakai yang lain. Pengendalian lift
model ED-4000 dapat dilihat pada
gambar 1, sedangkan bagian dalam lift
dapat dilihat pada gambar 2.
Input Pengendali Output

Tombol, PLC Relay


Limit OMRON
Switch CQM1
Motor
Lift

Gambar 1. Diagram Blok


Pengendalian Lift Model ED-4000

Gambar 2. Bagian Dalam Lift Model


ED-4000

Keterangan gambar:
1. UFLS (Up Final Limit Switch)
Memutuskan tegangan ke motor
agar lift tidak melebihi lantai 3
2. ULS (Up Limit Switch)
Batas atas lift naik ke lantai 3
3. DLS (Down Limit Switch)
Batas bawah lift turun ke lantai 1
4. DFLS (Down Final Limit
Switch)
Memutuskan tegangan ke motor
agar lift tidak melebihi lantai 1
5. PLS (Position Limit Switch) Rangkaian ini digunakan agar lift
Mendeteksi posisi lift tepat dapat bergerak naik/turun dengan
ditengah setiap lantai cepat/lambat atau berhenti. Rangkaian
6. 3-FLS (3-Floor Level Switch) ini menggunakan 9 buah relay seperti
Mendeteksi posisi lift di lantai 3 terlihat pada gambar 3. Relay 1 dan 2
7. 2-FLS (3-Floor Level Switch) digunakan untuk menggerakkan lift
Mendeteksi posisi lift di lantai naik/turun dengan cepat secara manual
2 yaitu dengan cara menekan tombol Up
8. 1-FLS (3-Floor Level Switch) (S1) dan Down (S2). Ketika S1
Mendeteksi posisi lift di lantai ditekan maka relay 1 bekerja dan L1
1 mendapat tegangan +12V dan L2
9. DCS (Door Close Switch) mendapat tegangan -12V sehingga lift
Mendeteksi pintu lift tertutup bergerak naik. Begitupun sebaliknya
ketika S2 ditekan maka relay 2 bekerja
1. Sistem Rangkaian Penggerak dan L1 mendapat tegangan -12V dan
Motor Lift L2 mendapat tegangan +12V sehingga
lift bergerak turun.
Gambar 3. Rangkaian Penggerak Motor Lift
Pada gambar diatas, kontrol rem bekerja. Selanjutnya ketika sinyal
pengereman motor lift dilakukan CPS On maka relay 9 bekerja sehingga
melalui sinyal (CPS Off dan BC On) kontak relay 9 tidak mendapatkan
atau hanya sinyal CPS On. Ketika tegangan 0V. Rem akan terputus
sinyal CPS Off maka relay 9 tidak ketika relay 3 bekerja. Relay 3 akan
bekerja sehingga kontak relay 9 bekerja ketika sinyal (CPS Off dan BC
mendapatkan tegangan 0V dan ketika Off). Ketika sinyal BC Off maka
sinyal BC On maka transistor T1 tidak transistor T1 bekerja karena tegangan
bekerja sehingga relay 3 juga tidak emitor lebih besar dari basis. Saat
bekerja karena koil relay 3 tidak transistor T1 bekerja maka relay 3 juga
mendapatkan tegangan +5V dan motor bekerja karena mendapatkan tegangan
lift tidak mendapatkan tegangan serta
+5V dari kaki kolektor transistor T1 sinyal DSC On maka transistor T5
dan tegangan 0V dari kontak relay 9. bekerja karena tegangan basis lebih
Lift akan bergerak naik dengan besar dari emitor dan menyebabkan
cepat ketika sinyal (BC Off dan MC relay 7 bekerja karena mendapatkan
On) atau (BC Off, MC On dan MFRC tegangan 0V di kaki kolektor transistor
On). Ketika sinyal MC On maka T5. Ketika relay 7 bekerja maka
transistor T2 bekerja karena tegangan tegangan +12V akan dikurangi melalui
basis lebih besar dari emitor. Saat resistor. Jadi ketika sinyal (BC Off,
transistor T2 bekerja maka relay 4 juga MC On dan DSC On) maka L1
bekerja karena mendapatkan tegangan mendapat tegangan kurang dari +12V
0V di kaki kolektor transistor T2. Jadi dan L2 mendapat tegangan -12V
ketika sinyal (BC Off dan MC On) melalui kontak relay 7, kontak relay 4
maka L1 mendapat tegangan +12V dan kontak relay 3.
dan L2 mendapat tegangan -12V Lift akan bergerak turun dengan
melalui kontak relay 4 dan kontak lambat ketika sinyal (BC Off, MC On,
relay 3. MRRC On dan DSC On) sehingga L1
Lift akan bergerak turun dengan mendapat tegangan kurang dari +12V
cepat ketika sinyal (BC Off, MC On, dan L2 mendapat tegangan -12V
MRRC On, MFRC Off). Ketika sinyal melalui kontak relay 7, kontak relay 5,
MFRC Off maka transistor T4 tidak kontak relay 4, kontak relay 3.
bekerja sehingga relay 6 juga tidak Pemutusan tegangan supplai motor
bekerja. Karena relay 6 tidak bekerja lift dilakukan melalui sinyal
maka kontak relay 6 mendapatkan emergency (S3). ketika input
tegangan 0V sehingga ketika sinyal emergency (S3) ditekan maka relay 8
MRRC On maka transistor T3 bekerja bekerja. Ketika relay 8 bekerja maka
dan menyebabkan relay 5 bekerja. tegangan -12V terputus dan ketika
Akan tetapi ketika sinyal MFRC On input emergency (S3) dilepas maka
maka transistor T4 bekerja sehingga relay 8 masih bekerja karena koil relay
relay 6 juga bekerja sehingga ketika 8 masih mendapatkan tegangan +5V
sinyal MRRC On maka relay 5 tidak melalui kontak relay 8 dan tombol
akan bekerja karena transistor T3 tidak reset (S4). Agar relay 8 tidak bekerja
bekerja. Transistor T3 tidak bekerja maka tekan tombol reset (S4).
karena tidak mendapatkan tegangan
0V melalui kontak relay 6. Jadi ketika 2. Sistem Kendali PLC
sinyal (BC Off, MC On, MRRC On, Sistem kerja lift ini akan
MFRC Off) maka L1 mendapat dikendalikan dengan menggunakan
tegangan -12V dan L2 mendapat sebuah pengendali PLC Omron
tegangan +12V melalui kontak relay 5, CQM1. PLC yang berfungsi sebagai
kontak relay 4 dan kontak relay 3. pengendali otomatis ini akan
Lift akan bergerak naik dengan mengendalikan motor penggerak lift
lambat ketika sinyal (BC Off, MC On sehingga lift dapat bergerak naik/turun
dan DSC On) atau (BC Off, MC On, dengan cepat/lambat ke tempat
MFRC On dan DSC On). Ketika panggilan dan akan mengendalikan
pintu lift membuka /menutup melalui  Ketika tombol
lampu indikator. Sinyal yang panggilan luar untuk permintaan
digunakan agar lift naik cepat adalah turun di lantai 3 ditekan (3-DRB
(MC+MFRC ON dan BC OFF), sinyal ON) maka lift bergerak naik
yang digunakan agar lift naik lambat dengan cepat setelah 2 detik timer
adalah (MC+MFRC+DSC ON dan BC bekerja, lalu lift akan bergerak
OFF), sinyal yang digunakan untuk lambat ketika lift menyentuh limit
menghentikan lift adalah (MC OFF switch di lantai 3 (3-FLS ON)
dan BC ON), sinyal yang digunakan kemudian lift akan berhenti di
untuk membuka pintu lift adalah lantai 3 ketika posisi limit switch
(DOCC ON), sinyal yang digunakan (PLS) ON. Selanjutnya pintu akan
untuk menutup pintu lift adalah terbuka selama 2 detik.
(DOCC OFF). Untuk mengendalikan
sistem lift ini ada empat tahap yang 2) Posisi awal kondisi lift diam
harus dilakukan yaitu mengetahui dan berada di lantai 2.
deskripsi kerja sistem, menetapkan  Ketika tombol
alamat input dan output PLC, instalasi panggilan luar untuk permintaan
input dan output ke PLC dan membuat naik/turun di lantai 2 ditekan (2-
program PLC. URB ON atau 2-DRB ON) maka
pintu akan terbuka selama 2 detik.
a. Deskripsi Kerja Sistem  Ketika tombol panggilan luar
Pelayanan Panggilan Luar untuk permintaan turun di lantai 3
1) Posisi awal kondisi lift diam ditekan (3-DRB ON) maka lift
dan berada di lantai 1. bergerak naik dengan cepat setelah
 Ketika tombol 2 detik timer bekerja, lalu lift akan
panggilan luar untuk permintaan bergerak lambat ketika lift
naik di lantai 1 ditekan (1-URB menyentuh limit switch di lantai 3
ON) maka pintu akan terbuka (3-FLS ON) kemudian lift akan
selama 2 detik. berhenti di lantai 3 ketika posisi
 Ketika tombol limit switch (PLS) ON.
panggilan luar untuk permintaan Selanjutnya pintu akan terbuka
naik/turun di lantai 2 ditekan (2- selama 2 detik.
URB ON atau 2-DRB ON) maka  Ketika tombol panggilan luar
lift bergerak naik dengan cepat untuk permintaan naik di lantai 1
setelah 2 detik timer bekerja, lalu ditekan (1-URB ON) maka lift
lift akan bergerak lambat ketika lift bergerak turun dengan cepat
menyentuh limit switch di lantai 2 setelah 2 detik timer bekerja, lalu
(2-FLS ON) kemudian lift akan lift akan bergerak lambat ketika lift
berhenti di lantai 2 ketika posisi menyentuh limit switch di lantai 1
limit switch (PLS) ON. (1-FLS ON) kemudian lift akan
Selanjutnya pintu akan terbuka berhenti di lantai 1 ketika posisi
selama 2 detik. limit switch (PLS) ON.
Selanjutnya pintu akan terbuka (2-FLS ON dan PLS OFF) maka
selama 2 detik. lift akan memenuhi panggilan
tersebut dengan terlebih dahulu
3) Posisi awal kondisi lift diam mengurangi kecepatannya dan
dan berada di lantai 3. akan berhenti di lantai 2.
 Ketika tombol Selanjutnya pintu akan terbuka
panggilan luar untuk permintaan selama 2 detik.
turun di lantai 3 ditekan (3-DRB  Akan tetapi, ketika tombol
ON) maka pintu akan terbuka panggilan luar untuk permintaan
selama 2 detik. turun di lantai 2 ditekan (2-DRB
 Ketika tombol panggilan luar ON) dan lift sudah menyentuh
untuk permintaan naik/turun di limit switch di lantai 2 dan PLS (2-
lantai 2 ditekan (2-URB ON atau FLS ON dan PLS ON) maka lift
2-DRB ON) maka lift bergerak tidak akan memenuhi panggilan
turun dengan cepat setelah 2 detik tersebut dan akan terus
timer bekerja, lalu lift akan melanjutkan ke lantai 1.
bergerak lambat ketika lift  Ketika tombol panggilan luar
menyentuh limit switch di lantai 2 untuk permintaan naik di lantai 2
(2-FLS ON) kemudian lift akan ditekan (2-URB ON) maka lift
berhenti di lantai 2 ketika posisi tidak akan berhenti di lantai 2
limit switch (PLS) ON. tetapi akan terus melanjutkan ke
Selanjutnya pintu akan terbuka lantai 1, setelah panggilan di lantai
selama 2 detik. 1 telah dipenuhi maka lift akan
 Ketika tombol panggilan luar langsung bergerak keatas menuju
untuk permintaan naik di lantai 1 lantai 2.
ditekan (1-URB ON) maka lift
bergerak turun dengan cepat 5) Kondisi lift sedang bergerak ke
setelah 2 detik timer bekerja, lalu atas dari lantai 1 ke lantai 3
lift akan bergerak lambat ketika lift  Ketika tombol panggilan luar
menyentuh limit switch di lantai 1 untuk permintaan naik di lantai 2
(1-FLS ON) kemudian lift akan ditekan (2-URB ON) dan lift
berhenti di lantai 1 ketika posisi menyentuh limit switch di lantai 2
limit switch (PLS) ON. Lalu pintu tetapi lift belum menyentuh PLS
akan terbuka selama 2 detik. (2-FLS ON dan PLS OFF) maka
lift akan memenuhi panggilan
4) Kondisi lift sedang bergerak ke tersebut dengan terlebih dahulu
bawah dari lantai 3 ke lantai 1 mengurangi kecepatannya dan
 Ketika tombol panggilan luar akan berhenti di lantai 2. Lalu
untuk permintaan turun di lantai 2 pintu akan terbuka selama 2 detik.
ditekan (2-DRB ON) dan lift  Akan tetapi, ketika tombol
menyentuh limit switch di lantai 2 panggilan luar untuk permintaan
tetapi lift belum menyentuh PLS naik di lantai 2 ditekan (2-URB
ON) dan lift sudah menyentuh Dalam pengendalian sistem lift ini,
limit switch di lantai 2 dan PLS (2- ada 14 buah input yang digunakan
FLS ON dan PLS ON) maka lift sebagai sinyal masukan ke PLC yaitu
tidak akan memenuhi panggilan push button dan limit switch. Adapun
tersebut dan akan terus keluaran yang akan dikendalikan oleh
melanjutkan ke lantai 3. PLC sebanyak 6 buah output yaitu
 Ketika tombol panggilan luar relay dan lampu indikator. Relay ini
untuk permintaan turun di lantai 2 dihubungkan ke terminal training
ditekan (2-URB ON) maka lift panel. Dalam pemasangan kabel input
tidak akan berhenti di lantai 2 dan output tersebut yang perlu
tetapi akan terus melanjutkan ke diperhatikan adalah common (COM)
lantai 3, setelah panggilan di lantai modul input output PLC dihubungkan
3 telah dipenuhi maka lift akan +24V dan common peralatan input dan
langsung bergerak kebawah output dihubungkan 0V. Tabel alamat
menuju lantai 2. input dan output PLC dapat dilihat
pada tabel 1 dan tabel 2.
Pelayanan Panggilan Dalam
Setelah seorang pemakai lift Tabel 1. Alamat Input PLC
dipenuhi panggilan luarnya maka
pemakai tersebut akan memberikan
panggilan dalam lift untuk menuju
lantai tujuannya.
1) Untuk panggilan dalam yang
sesuai dengan arah lift maka
sistem kontrol langsung
memenuhi panggilan dalam.
2) Untuk panggilan dalam yang
berlawanan dengan arah lift, sistem
kontrol akan mencek panggilan
yang arahnya sesuai dengan arah
lift. Bila ada, maka panggilan
tersebut dipenuhi lebih dahulu.
Setelah selesai maka sistem kontrol
akan memenuhi panggilan dalam.
3) Bila pemakai memberikan
input panggilan dalam yang sama
dengan lantai tempat lift berhenti
maka lift akan membuka pintu
selama detik.

b. Penetapan Input dan Output


Tabel 2. Alamat Output PLC
PLC
c. Instalasi Modul Input Output
PLC
Input lift pada terminal training
panel dari 0-13 dihubungkan ke alamat Gambar 5. Instalasi Output PLC
modul input PLC. Common input lift
pada terminal training panel d. Program PLC
dihubungkan ke tegangan 0 VDC pada Bahasa pemograman PLC yang
power supplai PLC. Sedangkan output digunakan adalah ladder diagram.
lift pada terminal training panel dari 0- Program PLC tersebut adalah sebagai
7 dihubungkan ke masing-masing berikut.
kontak relay dan common koil relay
dihubungkan ke tegangan +24 VDC
pada power supplai PLC dan kaki koil
relay yang satunya dihubungkan ke
alamat modul output PLC. Selanjutnya
common output lift pada terminal
training panel dihubungkan ke
common kontak relay. Instalasi modul
input dan output PLC dapat dilihat
pada gambar 4 dan 5.

Gambar 4. Instalasi Input PLC


C. HASIL PENELITIAN
Data hasil pengujian lift dapat
bergerak naik/turun dengan cepat atau
buka pintu ketika kondisi awal lift
diam dan adanya permintaan panggilan
luar di setiap lantai atau adanya
permintaan panggilan dalam lift untuk
menuju lantai tujuannya. Ketika lift
mendekati lantai yang dituju, lift akan
menurunkan kecepatannya lalu lift
akan berhenti dan buka pintu selama 2
detik saat lift sudah berada tepat pada
lantai yang dituju.
D. KESIMPULAN
1. Programmable
Logic Controller (PLC) yang
digunakan sebagai pengendali
sistem dapat mengendalikan lift
model ED-4000 secara otomatis
sesuai dengan deskripsi yang
diinginkan.
2. Sinyal yang
digunakan sebagai masukan PLC
Omron CQM1 sebanyak 14 buah
yaitu berupa tombol dan limit
switch sedangkan keluaran yang
dikendalikan oleh PLC sebanyak 6
buah yaitu berupa relay. Relay ini
yang akan mengendalikan motor
lift agar dapat naik/turun dengan
cepat atau lambat dan
mengendalikan lampu indikator
pintu lift. Bahasa pemrograman
PLC yang digunakan adalah ladder
diagram.
3. Sebagai
pengendali utama alat ini, PLC
dapat diprogram ulang untuk
mengubah cara kerja sistem tanpa
harus merubah rangkaian dan
wiring, tetapi hanya dengan
mengubah dari ladder diagram
saja.

DAFTAR PUSTAKA

ED Labotarory, Operation Manual Lift


Model ED-4000.

Omron, Operation Manual Sysmac


CQM1 series, Edisi Revisi, Mei
2000.

Webb, John W., Programmable Logic


Controllers Principles and
Application. 3rd Edition.
Prentice Hall Education, Career
and Technology, New
Jersey.1994.

You might also like