You are on page 1of 12

Sifat Dasar MANUSIA sejak LAHIR

Posted in: ThinkABLE by j0k3r on April 7, 2009

Setelah melewati hidup bertahun-tahun lamanya (ceilee.. padahal baru hidup 21 tahun
doank ngomongnya dah kaya bapak-bapak ya.hehehehee…) dan melewati
pengamatan yang telah dilihat baik dari sisi pelaku maupun korban maka dapat
disimpulkan bahwa ternyata sebenarnya dari lahir kita mempunyai 7 sifat dasar
seperti berikut :

1. Pengen taukkk ajaaa…..

Tidak bisa dipungkiri sifat dasar kita sebagai manusia yang paling pertama adalah
penasaran atau pingin tau aja masalah orang lain. Kita dapat melihat sifat ini dari bayi
berumur 1 tahun maupun selebihnya di mana jika menemukan benda atau mainan
baru maka benda itu akan ditelitinya dengan cara memegang, memukul, memasukkan
dalam mulut, menggigitnya dan segala macam eksperimen lainnya sampai rasa ingin
tahu terpuaskan. Hal ini juga dapat dilihat dari remaja maupun orang dewasa sehingga
wajar saja bila tayangan infotaiment apalagi berita mengenai gosip sangat digemari
dan dinanti-nantikan. Contoh lainnya adalah saat kita melihat ada 2 orang yang
sedang asik berbicara dan tertawa terbahak-bahak secara tidak sadar maupun sadar
kita tertarik akan apa yang dibicarakan oleh ke 2 orang tersebut dan menurut saya hal
ini wajar terjadi karena ini merupakan sifat dasar kita sebagai manusia.

2. Ingin dihargai dan diperhatikan


Saat melintas di mal atau di mana saja kadang dapat terlihat anak yang mana
menangis di depan umum. Entah mengapa anak tersebut menangis tapi dilihat dari
sudut pandang anak tersebut yang tidak dapat mengungkapkan perasaannya maka
anak tersebut berpikir bahwa menangis adalah salah satu cara menarik perhatian
orang tua nya. Orang tua anak tersebut setelah saya amati ternyata merupakan seorang
ibu dan bapak yang senang berbelanja dan anak yang tidak betah menunggu terlalu
lama di suatu tempat tersebut meminta agar ibu dan ayahnya untuk pergi ke tempat
bermain. Orang tua anak tersebut selalu meminta anaknya untuk menunggu dan hal
tersebut membuat si anak merasa kesal dan tidak dihargai sehingga saat sang anak
tidak dapat menerima lagi perlakuan orang tuanya ia akan melakukan hal untuk
menarik perhatian orang tuanya yaitu salah satu caranya adalah dengan menangis.
Contoh lainnya yang saya pernah alami dan mungkin anda sekalian pernah
mengalami yaitu saat kita berbicara terhadap seseorang dan orang tersebut ternyata
tidak mendengarkan pembicaraan kita meski kita sudah berulang kali mengulangi
perkataan kita. Hal ini jelas membuat kita kesal dan merasa diri kita tidak dihargai
sehingga mungkin mood kita akan berubah atau bisa saja kita ngambek terhadap
orang tersebut sebagai bentuk agar orang tersebut tahu bahwa kita ingin diperhatikan.

3. Senang dipuji

Entah mengapa terkadang saat mendengarkan pujian dari seseorang meskipun


ternyata pujian tersebut terkadang tidak seperti pujian sebenarnya bagi kita tapi kita
yang mendengar pujian tersebut secara sadar maupun tidak sadar merasakan perasaan
senang dan berbahagia di dalam diri kita sehingga wajah kita akan terlihat bersinar
dan senyum akan merekah di bibir kita. Kadang-kadang saya tertawa geli sendiri saat
melihat teman wanita saya yang dipuji dan dikatakan cantik bagai bidadari turun dari
kahyangan yang mana padahal hal tersebut sebenarnya tidaklah benar karena jarang
sekali ada orang yang mengatakan dia cantik namun tetap saja kata-kata manis yang
diucapkan terkadang membuat diri kita terlena dan menerimanya meskipun entah
ucapan itu benar atau tidak.

4. Sensitif

Saat saya kecil dahulu kira-kira berumur 8 tahun teringat saat saya disbanding-
bandingkan oleh orang tua saya dengan saudara saya yang seumuran. Meski saya
tidak terlalu mempedulikan akan hal tersebut entah mengapa di dalam hati saya
merasakan kesal yang amat teramat di mana hal ini membuat saya sangat kepikiran.
Meski sifat ini dipengaruhi juga oleh lingkungan dan cara didikan orang tua namun
hal ini tetap saja akan melekat di dalam diri kita selama hidup karena kita mempunyai
hati dan perasaan sehingga wajar bila kita merasakan sensitive terhadap hidup, diri
sendiri, orang lain, dan segala sesuatunya.

5. Rendah diri

Sifat rendah diri akan selalu ada dengan diri kita sepanjang hidup kita bila kita masih
memiliki perasaan tidak menerima diri sendiri. Meski mungkin sebenarnya kita
sebenarnya sudah dilihat orang lain sebagai orang yang luar biasa dan mengagumkan
namun saat diri kita bertemu atau dibanding-bandingkan dengan seseorang yang
namanya sangat terkenal, lebih hebat, lebih luar biasa dari kita pastilah sekilas ada
perasaan rendah diri pada diri kita apalagi bila orang membandingkan dan
mengatakan orang tersebut lebih hebat dari diri kita. Alangkah baiknya bila kita
menerima diri kita sendiri dengan cara mengetahui kekuatan dan kelemahan diri kita
sendiri sehingga kita tidak akan kehilangan jati diri.

6. Malas/mau enaknya aja

Hehehee… sifat ini sebenarnya dilihat bagaimanapun akan selalu ada di diri kita
meski berupaya sekuat apa pun diri kita tak akan sanggup menghilangkan sifat ini.
Hal yang bisa dilakukan hanyalah berupaya mengurangi sifat malas ini sehingga akan
membuat diri kita menjadi lebih berarti lagi di dunia ini. Mungkin anda sendiri dapat
mengetahui peristiwa-peristiwa apa saja yang membuat sifat malas ini termasuk sifat
dasar. Contoh termudah sifat malas yang paling mudah ditemukan adalah saat kita
disuruh bangun pagi padahal malam sebelumnya kita begadang karena nonton bola
maupun melakukan hal lainnya. Padahal pagi adalah saatnya kita beraktifitas seperti
berangkat kerja, pergi sekolah, membuka took, dan lainnya namun rasa malas
menghinggapi kita dan yang terlintas di pikiran kita adalah andaikan hari ini libur
pastilah saya akan tidur sepuas-puasnya.

7. Suka menyombongkan diri/membual/sifat andaikan…

Entah mengapa setiap dalam kehidupan kita diri kita yang sebenarnya tidak ingin
membual terkadang ada saat di mana kita kesal melihat orang lain membangga-
banggakan dirinya akan suatu keberhasilannya yang bagi kita biasa saja akan
membuat diri kita membual (seandainya) atau mengucapkan sesuatu yang mungkin
tidak benar atau sedikit ada benarnya ditambahi dengan kejadian-kejadian yang
sebenarnya tidak terjadi (hiperbola). Sifat seandainya dapat kita lihat saat melihat
orang yang mempunyai uang banyak dan terbersit sejenak dalam pikiran kita
seandainya saya punya uang banyak saya akan bla bla bla. …Saya memasukkan ini ke
dalam sifat dasar manusia karena hal ini berkaitan dengan perasaan ingin dihargai,
sensitive, ingin dipuji. Manusia pada dasarnya tidak ingin terlihat lebih bodoh dari
orang sekitarnya sehingga acapkali mereka melakukan sesuatu yang terkadang
menyalahi aturan etika bermasyarakat di mana hal ini menciptakan kesan individualis
pada diri orang tersebut. Alangkah baiknya bila kita menerima dan turut bersuka cita
akan keberhasilan sesama maupun orang lain yang berada di sekitar kita.

Ke 7 sifat dasar tersebut sebenarnya jika dilihat-lihat saling kait mengkait entah
apakah ini ada hubungannya dengan keinginan PENCIPTA atau apakah sesuai
perkataan para ahli di mana sifat kita ditentukan oleh hormon. Tidak ada yang tahu
dan hanya kita yang bisa mempertimbangkan hal ini dengan bijaksana. Kiranya hal ini
dapat menjadi masukan bagi pembaca sekalian dan hal ini dapat secara bijaksana
dipahami sehingga kehidupan kita dapat menjadi lebih bermakna dan lebih mengenal
orang-orang di sekitar kita.
Wednesday, February 6, 2008
Empat Sifat Dasar Manusia
Menurut Florence Litteur, dalam bukunya "Personality Plus", ada empat pola watak dasar
manusia:

1. Golongan Sanguinis, "Yang Populer"


Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan
bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya
bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat
kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir
`pendek', dan hidupnya serba tak beratur. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu
berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana.
Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat
sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan
bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia
tak lakukan apapun juga.
2. Golongan Melankoli, "Yang Sempurna"
Mereka cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini
suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya
secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi
pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa,
memikirkan,mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul
hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.

Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan
heran jika balita anda yang `melankoli' tak akan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang
membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari
yang telah disusun istri `melankoli' anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga
warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu
ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan marah kalau susunan
itu tiba-tiba jadi lain.
3. Golongan Koleris, "Yang Kuat"

Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia
tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia `suruh' melalukan
sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy' itu membuat banyak orang koleris tak punya
banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban'
karakternya yang suka `ngatur' dan tak mau kalah itu.

Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, "hanya saya
yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua". Karena itu mereka
sangat "goal oriented", tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada
istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon,
bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat "ya pasti jadi."
maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia
katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.
4. Golongan Phlegmatis "Cinta Damai"
Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia
sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau
pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia
mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.

Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam,
kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia
mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus
menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi
satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu
orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.

Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, "kalau
didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan". Jadi kalau anda punya staf atau pegawai
phlegmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya.

Watak Campuran

Namun demikian, menurut Florence Litteur, keempat watak itu pada dasarnya juga dimiliki
setiap orang. Yang beda hanyalah 'kadar'nya. Oleh sebab itu muncullah beberapa kombinasi
watak manusia. Misalnya ada orang yang tergolong Koleris Sanguinis, yang suka mengatur-
atur orang, tapi juga senang bicara (dan mudah juga jadi pelupa). Ada pula golongan Koleris
Melankolik yang selalu ingin sempurna, tahu secara lengkap dan agak dingin. Atau
Phlegmatis Melankolik yang pembawaannya tenang, tetapi semua yang anda katakan,
akan dipikirkan, dianalisa, dan pada saat mengambil keputusan pastilah keputusannya
berdasarkan perenungan yang mendalam
matang.

Banyak lagi tentunya kombinasi-kombinasi yang ada pada tiap manusia. Akan tetapi yang
penting adalah bagaimana memanfaatkannya dalam berbagai aktivitas hidup kita. Jika suami
istri saling mengerti sifat dan watak ini, mereka akan cenderung berusaha `memaafkan'
pasangannya. Lalu berusaha untuk mennyikapinya secara bijaksana.

---

Setelah baca artikel ini gue baru sadar ternyata sifat gue berubah dari Koleris Melankolik ke
Phlegmatis Melankolik. Dulu gue termasuk orang yang suka banget perintah - perintah,
perfeksionis, detail, chalenger, suka cari ribut. Sekarang gue ngga tau kemana perginya
semua sifat itu. Gue lebih diem, pendengar yang baik, dan lebih suka memendam segala
sesuatunya biar gak jadi ribut.

Cuma gue masih tetap orang yang teratur, terstruktur, terencana, perfeksionis nya masih sih..
hehe. So, tipe Melankolik masih tetap bercokol dalam diri gue. Tapi karena sifat Phlegmatis
ini gue jadi lebih tersiksa daripada dulu. Dulu gue selalu marah kalo lagi marah, nangis kalo
lagi sedih -gak kenal tempat-, ketawa kalo lagi seneng. Entah karena apa gue sekarang gak
bisa marah kalo lagi marah, nangis hanya dikala gue sendiri, dan cover it up with lies, fake
smile, fake laugh. Tapi justru karena itu pembawaan gue jadi lebih murung, jadi penyakit hati,
jadi lebih sering sakit sendiri.

Entah sebenernya kombinasi sifat mana yang bagus buat seorang manusia. Nobody's
perfect, hidup itu selalu punya dua sisi. Yin dan Yang. Sisi baik dan sisi buruk. So, jalan
terbaik untuk mendapatkan yang terbaik -not to be perfect- adalah dengan menyikapinya
dengan benar. Sisi baik bisa jadi kekuatan, sisi buruk juga bisa jadi sedikit kekuatan kalau
kita mengabaikan sisi buruk yang kita miliki, dan menutupi dengan sisi baik kita.

.:semua bisa teratasi apabila kita dapat tersenyum dengan tulus:.


Sifat-sifat Dasar Manusia

Guna mempercepat kemajuan di dalam latihan sehingga mempercepat terealisasinya


konsentrasi dan perhatian murni dalam rangka mengikis sikap mental yang buruk,
maka para pemula khususnya, hubungan dengan seorang guru yang mampu dalam
membimbing ke arah kemajuan batin merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.

Mengapa demikian? Sebab, tingkat konsentrasi dan perhatian murni yang positif akan
berkembang sejalan dengan menipisnya tingkat kekotoran batin (keserakahan,
kebencian dan kegelapan batin/tak dapat membedakan yang baik dan buruk/tak
mengerti proses batin dan jasmani). Guru tersebut haruslah merupakan teman sejati,
sehingga komunikasi kedua orang tersebut dapat berjalan lancar dan guru tersebut
dapat mengetahui dengan jelas sifat temannya itu kemudian mengarahkannya dengan
baik dan benar.

Guru yang dimaksud di atas harus memenuhi kriteria luhur di dalam membimbing
temannya tersebut, yaitu:

1. memberikan bimbingan dengan penuh cinta kasih universal (tidak pandang


bangsa, ras, agama, golongan, sekte dan sebagainya)
2. memberikan bimbingan dengan alasan yang tepat sesuai proses sebab akibat
3. tidak marah apabila 'yang dibimbing' tidak melaksanakan petunjuknya
4. tidak terbuai apabila yang dibimbing melaksanakan petunjuknya
5. memiliki moral yang baik
6. dapat bertindak sebagai konselor/pendengar yang baik
7. selalu membimbing dengan uraian yang mendalam
8. menganjurkan perbuatan benar dan tidak menganjurkan perbuatan tidak benar
9. merahasiakan rahasia 'yang dibimbingnya'
10. mempunyai pengalaman dalam perkembangan batin pada setiap tahap latihan
yang diberikan ketika membimbing
11. memiliki pengetahuan mendalam dalam hal sumber informasi, baik
pengetahuan kitab suci yang konsisten maupun pengetahuan ilmu dan
teknologi sehingga setiap pengalaman dan bimbingannya selalu selaras dengan
kitab suci yang benar dan senantiasa tidak ketinggalan jaman

Kalau disimak dengan cermat, guru dengan kualitas seperti di atas, sungguh sulit
dicari, mereka merupakan manusia langka di alam semesta ini.

Apabila kita tidak menemukan guru dengan kualitas seperti di atas, bagaimanakah
kita dapat membimbing diri kita sendiri sehingga dapat melatih diri dengan benar?

Di dalam Visuddhi Magga dinyatakan bahwa, sifat manusia dapat dikelompokkan


secara kasar ke dalam enam kelompok, yaitu:

1. Sifat yang menonjol dalam hal nafsu


2. Sifat yang menonjol dalam hal kebencian
3. Sifat yang menonjol dalam hal kebodohan batin (tak dapat membedakan
kebaikan dan keburukan / hakekat sesungguhnya dari segala sesuatu yang
berproses)
4. Sifat yang menonjol dalam hal keyakinan religius
5. Sifat yang menonjol dalam hal intelektualitas
6. Sifat yang menonjol dalam hal kegelisahan batin

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dasar apakah seseorang penuh nafsu, pemberang
atau kenyataan lainnya:

I. Satu dari banyak cara yang mungkin untuk memprediksi sifat seseorang
adalah membuat pengamatan yang teliti dan jeli atas postur dan gerakan tubuh orang
itu, misalnya, kebiasaannya berjalan, berdiri, duduk dan tidur/berbaring.

a. Sifat nafsu atau keyakinan religius yang menonjol


 Dari gaya berjalan:
 gaya berjalan anggun/lemah gemulai secara alami
 menginjak lantai dengan lembut dan rata
 bekas jejak kaki terbagi di tengah, yaitu terdapat bagian
terputus antara yang dijejak oleh tumit dan telapak kaki
sebelah depan
 kakinya cekung di sebelah bawah dan memiliki kura-
kura kaki yang tinggi
 Dari sikap berdiri atau duduk:
 menarik/luwes dan sopan
 Dari sikap tidur/berbaring:
 mempersiapkan tempat tidur dengan halus
 berbaring dengan hati-hati/lemah lembut, tenang
 anggota tubuh tenang
 ketika sadar dari tidur, tidak bangun tiba-tiba
 ketika ditegur/disapa, ia menjawab dengan ramah,
seolah penuh perhatian
b. Sifat kebencian atau intelektual yang menonjol
 Dari gaya berjalan:
 berjalan seolah menggali dengan jari-jari
 meletakkan kaki dengan tangkas dan mengangkatnya
secara tiba-tiba
 bekas jejak kaki menunjukkan tanda seperti terseret
seakan-akan ia menyeret kakinya ketika kaki tersebut
diletakkan
 Dari sikap berdiri atau duduk:
 kaku
 Dari sikap tidur/berbaring:
 mempersiapkan tempat tidur dengan tergesa-gesa
 tidur dengan badan kaku dan tidak relaks
 saat tersadar dari tidur, ia bangun dengan tergesa
 bila disapa/ditegur, ia menjawab seolah marah
c. Sifat kobodohan atau kegelisahan batin menonjol
 Dari gaya berjalan:
 langkahnya kacau
 melangkah bolak-balik seolah gelisah; kakinya
meninggalkan impresi yang terburu-buru
 Dari sikap berdiri atau duduk:
 ceroboh
 Dari sikap tidur atau berbaring:
 mempersiapkan tempat tidur dengan tidak rapi
 tidur dengan badan menggeletak
 kebanyakan waktu mukanya menghadap ke bawah
 ketika tersadar dari tidur, ia bangun dengan seret /
melempem / lembam
 menggerutu seolah tidak puas
II. Cara lain yang dapat digunakan untuk memprediksi
sifat seseorang adalah dengan mengamati kebiasaan
orang itu dalam kegiatan fisiknya, seperti
membersihkan, menyapu atau pakaiannya.

a. Sifat nafsu atau keyakinan yang menonjol


 melakukan sesuatu secara artistik
 ketika membersihkan sesuatu, ia menyapu dengan halus dan
hati-hati dengan sapuan yang rate
 pekerja yang mahir, sopan, rapi, hati-hati
 berpakaian tidak terlalu ketat atau tidak terlalu longgar namun
dalam cara yang menarik, cocok dan indah
b. Sifat kebencian atau intelektual yang menonjol
 bekerja dengan kasar, tidak hati-hati
 ketika menyapu, menimbulkan suara gaduh berisik
 pekerja kasar, berisik; berpakaian ketat tapi kurang selesai
c. Sifat kebodohan atau kegelisahan batin menonjol
 menyapu dengan janggal, tidak rata dan bolak-balik dengan
meninggalkan rangkaian sampah di belakang
 pekerja tidak mahir, tidak rapi dan janggal; berpakaian tidak
rapi dan longgar sekali
II. Cara ketiga untuk memprediksi watak orang adalah dengan
mengamati cara memilih makanan dan cara makannya.

a. Sifat nafsu atau keyakinan yang menonjol


 menyukai makanan ringan, manis, yang disediakan dengan baik
dalam satu penyajian yang mewah
 ia makan dengan tenang, perlahan, menikmati rasa makanan itu
dan mengambil makanan dalam jumlah sedikit- sedikit
 hanya menyukai makanan yang terpilih dan lezat/gurih
b. Sifat kebencian atau intelektual yang menonjol
 menyukai makanan yang kasar dengan rasa masam, tajam dan
menusuk
 ia makan tergesa - gesa, memenuhi mulutnya tanpa menikmati
rasanya
 ia tidak menyukai makanan yang tidak memiliki rasa yang
nyata dan tidak puas akan makanan itu
c. Sifat kebodohan atau kegelisahan batin menonjol
 tidak memiliki kesukaan yang pasti akan rasa makanan
menyukai makanan apapun
makannya tidak canggung, memasukkan suapan yang besar ke
dalam mulutnya
II. Cara keempat memprediksi sifat seseorang adalah dengan mengamati reaksinya
terhadap rangsangan indera.

a. Sifat nafsu atau keyakinan yang menonjol


 terhadap objek yang indah, ia melihat sangat lama seolah
mengagumi
 walaupun remeh, tapi tak melihat kekurangannya
 ketika meninggalkannya, ia menengok dengan perasaan
menyesal
b. Sifat kebencian atau intelektual yang menonjol
 ketika melihat objek indah, ia tidak tertarik dan cepat
meninggalkannya
 walaupun kecil, ia jeli melihat kekurangannya dan tidak
melihat kelebihannya walaupun sedikit
c. Sifat kebodohan atau kegelisahan yang menonjol
 tidak memiliki kepekaan pembeda atas rangsangan indera
 ia banyak tergantung terhadap pandangan orang lain dan
memuji atau mencela sesuai perkataan orang lain
 ia tidak memiliki ketertarikan yang nyata karena kekurangan
intelegensianya
II. Cara kelima, yang merupakan cara paling jitu, dalam memprediksi sifat seseorang
adalah dengan mengetahui faktor-faktor batin dominan yang muncul dalam proses
pikirannya.

a. Sifat nafsu yang menonjol


 serakah, tamak, sombong, kukuh dalam pandangannya, terikat
b. Sifat kebencian yang menonjol
 marah, dendam, iri hati, kikir, khawatir
c. Sifat kebodohan batin yang menonjol
 malas, lamban, tidak malu akan kejahatan yang dilakukan,
tidak mengerti akibat kejahatan yang dilakukan, bingung, tak
dapat berkonsentrasi, bandel/keras kepala, sering menyesal
d. Sifat keyakinan yang menonjol
 kebebasan yang murni, murah hati, hasrat untuk bertemu
mereka yang melakukan praktik religius, hasrat mendengarkan
ajaran religius, riang, terus terang, yakin dan percaya religius.
e. Sifat intelektual yang menonjol
 sikap bersahabat yang baik, ramah, waspada dan penuh
perhatian, sikap tidak berlebihan, berdaya tahan, bertanggung
jawab, menghayati kekosongan dan ketidakpuasan atas segala
hal yang berkondisi, bijaksana, hasrat terbebas dari
ketidakpuasan menuju kebahagiaan sejati.
f. Sifat kegelisahan yang menonjol
 tak dapat berkonsentrasi, banyak bicara, kurang praktik
moralitas, bekerja tidak stabil.
Demikianlah, beberapa cara yang dapat membantu seseorang untuk mengenal watak
dari penampilan luar, namun divergensi dapat saja terjadi karena variasi dan
kompleksitas faktor-faktor batin yang berkombinasi dan muncul serta padam setiap
saat. Deskripsi di atas hanya gambaran kasar. Setiap orang umumnya memiliki
kombinasi dari sifat-sifat di atas, namun ada yang lebih menonjol.

Jawaban Terrania sudah baik. Saya cuma mau menambahkan. Menurut Thomas
Hobbes, manusia pada dasarnya adalah mahluk yang egois, mementingkan
kepentingannya sendiri, sehingga ia menyebut istilah yg sangat legendaris, "Homo
Homini Lupus." Manusia adalah serigala bagi sesamanya.

Tapi pelan-pelan manusia menyadari bahwa pertengkaran dan perang selalu


membawa dampak yg destruktif. Akhirnya mereka sepakat untuk duduk bersama
mengadakan perjanjian. Mereka mengangkat seorang pemimpin dan sepakat untuk
tunduk di bawahnya. Inilah cikal-bakal masyarakat modern, menurut Hobbes.

Sebenarnya, kesenian dan pendidikan mampu membawa manusia untuk lebih


beradab. Meski Jean Jacques Rousseau pernah mengkritik, justru adanya peradaban
modern, manusia malah mengenal perang! Rousseau malah memuji suku-suku
primitif yg sederhana dan alamiah. Namun menurut saya, mestinya dgn bisa
mengaspirasikan jiwa seni dan keinginannya, serta mendapat pengetahuan dan kasih
sayang, manusia bisa mengikis jiwa barbarnya.

Sekarang, kelihatannya org makin mudah marah sebab beban hdp makin berat.
Apalagi kepastian mekanisme hukum di Indonesia selalu mengambang, sehingga org
merasa frustasi dan cenderung melampiaskan ketidakmampuannya mengatasi masalah
dalam bentuk amarah.

Hmm, pertanyaan bagus bro...

Kalo dipandang dari sudut psikologis dan filosofis begini bro...

Pertama-tama kita perlu mengakui dahulu bhw sifat dasar manusia adalah EGOISME,
sebagaimana hal nya sifat dasar semua mahluk hidup lain.

Kenapa demikian ? dan apa buktinya ? Karena insting utama kita adalah insting utk
bertahan hidup. Buktinya ? apapun yang kita lakukan adalah untuk kepentingan kita
sendiri bukan ? he he, jangan berdalih ya...

Bahkan orang yang paling ikhlas beramal pun melakukan amal nya itu untuk dirinya
sendiri, yaitu "supaya masuk surga" atau karena "beramal membuat saya bahagia"...

Jadi apapun yang kita lakukan itu pasti untuk diri kita sendiri, mulai dari karena
"ingin masuk surga", "hal itu membuat saya bahagia", sampai "saya takut
konsekuensinya kalo saya tidak melakukan hal itu" atau "saya merasa gak enak kalo
saya gak melakukan itu, soalnya dia baik sama saya".

Jadi semuanya adalah "karena saya punya kepentingan dalam hal itu", termasuk
kepentingan untuk merasa bahagia kalau sudah membantu orang lain...

Nah yang jadi masalah adalah banyak manusia yang tidak bisa memandang
"gambaran besar" dari kehidupan...banyak manusia yang tidak bisa melihat bhw
dengan berbuat baik pada sesama manusia lah kita bisa membuat hidup seluruh umat
manusia lebih baik...

Oleh karenanya diciptakannya konsep "Surga dan Neraka", baik oleh Tuhan maupun
oleh Manusia, yang "memaksa" semua manusia untuk berbuat baik...supaya semua
manusia bisa maju bersama...

Namun sayangnya ada orang-orang yang lebih mengutamakan harga diri (baik akibat
inginnya ada pengakuan dari orang lain ataupun dari diri sendiri) daripada logika dan
bukti-bukti statistik ilmiah...

Nah mereka-mereka inilah yang ingin memaksakan idealisme mereka pada orang
lain...dan inilah yang menimbulkan perang...

Selain itu ada juga golongan manusia yang "berbuat baik demi orang lain tanpa
meminta persetujuan orang lain itu"...

Seperti seorang ibu yang memaksa anaknya untuk belajar ilmu kedokteran karena ia
melihat bahwa kebanyakan dokter hidupnya enak dan kaya, padahal anaknya itu
sendiri sebenarnya tidak tahan melihat darah, dan lebih cocok menjadi ahli ilmu
fisika...

Nah keinginan untuk membantu tanpa melihat kenyataan inilah yang dinamakan
"kebaikan yang egois", dimana seseorang berasumsi bhw dirinya melakukan hal yang
baik hanya berdasarkan pandangan pribadi dan bukan bukti yang obyektif...

Dan sepanjang sejarah manusia, sudah banyak yang menggunakan Agama dan politik
untuk berbuat baik, namun akhirnya terjerat dalam "kebaikan yang egois" semacam
itu....

Dan yang terakhir adalah, banyaknya manusia yang masih memandang bhw balas
dendam adalah sesuatu yang harus dilakukan...

bayangkan apabila si A melakukan "kebaikan yang egois" p ...

Pernahkah kita sadari Pada dasarnya sifat dasar manusia itu adalah sama, hanya yang
membedakan adalah jasmani, kepribadian, intelektualitas, tingkat pengendalian diri,
pendirian, ketabahan dan kesabaran serta keinginan.
Karena pada dasarnya apa yang kita sukai , sebagian besar orang lain juga cenderung
berfikir sama seperti apa yang kita fikirkan dan kita sukai. Seperti halnya contoh jika
kita suka dengan orang yang jujur, pandai,dermawan, baik hati, dan lain-lain sifat dan
perbuatan baik lainnya yang kita sukai. Orang lain juga akan cenderung berfikir dan
menilai sama seperti apa yang kita fikirkan dan kita sukai.
Seperti halnya contoh :
-Jika kita marah bila disakiti orang lain,begitupun sama orang lain juga akan marah
bila disakiti oleh kita.
-Jika kita tidak suka dan benci bila dibohongi orang lain, orang lain juga akan
merasakan dan berfikiran sama tidak suka jika dibohong oleh kita.Dan lain
sebagainya.
Begitupun sebaliknya.
-Apa yang kita suka, orang lain juga akan suka.
-Apa yang kita benci, orang lain juga akan benci.
Inilah yang membuktikan pada dasarnya sifat manusia itu pada dasarnya sama.
Oleh karena itu perlakukanlah orang lain seperti memperlakukan diri kita sendiri, agar
tercipta hubungan harmonis antar sesama manusia.
Jangan pernah membedakan manusia dari warna kulit, suku, ras, dan agama, karena
pada dasarnya sifat manusia itu adalah sama .Dan setiap individu manusia mempunyai
hak yang sama yakni hak untuk hidup yang telah Tuhan berikan.
Mari bina hubungan yang harmonis antar sesama manusia dan mahluk ciptaan Tuhan.

You might also like