You are on page 1of 6

MATERI PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

Kelas : XI / Ilmu Alam & Ilmu Sosial


Waktu : 6 x 2 Jam Pelajaran
Semester : Ganjil

Pokok Bahasan Materi Pembelajaran


1. Q.S. Al-Baqarah (2) = 148
2. Q.S. Al Fathiir (35) = 32 - 33
3. Q.S. Al Mujadilah (58) = 11
4. Q.S. Al Isro’ (17) = 26 - 27
5. Q.S. Al-Baqarah (2) = 177

I. Standard Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan kompeten dalam membaca,
memahami arti / terjemahan dan isi kandungannya serta mampu menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari tentang ayat-ayat Al-Qur’an pada bagian materi
pembelajaran.

II. Kompetensi Dasar


1. Membaca lancar dan fasih atas dasar hukum bacaan ilmu tajwid.
2. Mengetahui, memahami arti dan terjemahannya.
3. Menjelaskan isi kandungan ayat Al-Qur’an dinukil dari sebuah kitab tafsir Al-
Qur’an.
4. Mengaktualisasikan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dalam perilaku nyata
sehari-hari.

III. Materi Pembelajaran


a. Bacaan dan penjelasan hukum bacaan :
- Tulislah ayat-ayat Al-Qur’an pada pokok bahasan materi pembelajaran Al-
Qur’an ini, kemudian bacalao dengan fasih disertai hukum bacaannya.
b. Artikan per kalimat (dihafal) kemudian terjemahkan dengan sempurna.
c. Jelaskan isi kandungannya dengan menukil dari sebuah kitab tafsir Al-Qur’an
yang standart dan sebuah buku !
d. Buatlah sebuah ilustrasi perilaku nyta sehari-hari dari ajaran kandungan ayat-
ayat Al-Qur’an yang dimaksud pada pokok bahasan materi pembelajaran Al-
Qur’an ini !

IV. Sajian dan Kajian Materi Pembelajaran


a. Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 177

ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
‫ب‬ ِ ‫ْس ْالبِ َّر أَ ْن تُ َولُّوا ُوجُوهَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬َ ‫لَي‬
‫اآلخ ِر َو ْال َمالئِ َك ِة‬
ِ ‫َولَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن آ َم َن بِاهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم‬
‫ِّين َوآتَى ْال َما َل َعلَى ُحبِّ ِه َذ ِوي ْالقُرْ بَى‬
َ ‫ب َوالنَّبِي‬ِ ‫َو ْال ِكتَا‬
‫ين َوفِي‬َ ِ‫يل َوالسَّائِل‬ َ ‫َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِك‬
ِ ِ‫ين َواب َْن ال َّسب‬
َ ُ‫ب َوأَقَا َم الصَّالةَ َوآتَى ال َّز َكاةَ َو ْال ُموف‬
‫ون بِ َع ْه ِد ِه ْم إِ َذا‬ ِ ‫الرِّ قَا‬
ْ َ ‫ضرَّا ِء َو ِح‬ َّ ‫ين فِي ْالبَأْ َسا ِء َوال‬
ِ ‫ين ْالبَأ‬
‫س‬ َ ‫َعاهَ ُدوا َوالصَّابِ ِر‬
َ ُ‫ك هُ ُم ْال ُمتَّق‬
‫ون‬ َ ِ‫ص َدقُوا َوأُولَئ‬
َ ‫ين‬ َ ِ‫أُولَئ‬
َ ‫ك الَّ ِذ‬
b. Penerapan ilmu tajwid dalam bacaan

No. Kalimat Bacaan Penjelasan

1 ‫ْالبِ َّر‬ Ra Tafkhim [ra] berharkat fathah

2 ‫أَ ْن تُ َولُّوا‬ Ikhfa Hakiki [nun] mati bertemu ta'

3 ‫ُوجُوهَ ُك ْم قِبَ َل‬ Idhar Syafawi [mim] mati bertemu qaf

Mad Badal Hamzah terletak


4 ‫آ َم َن‬
sebelum alif
5 ‫ْال َمالئِ َك ِة‬ Mad Wajib Muttasil [mad thabi'i] bertemu
hamzah
6 َ ‫الَّ ِذ‬
‫ين‬ Mad Thabi'i [ya] mati setelah kasrah

7 ‫ك‬َ ِ‫أُولَئ‬ Mad Wajib Muttasil [mad thabi'i] bertemu


hamzah
8 َ ُ‫ْال ُمتَّق‬
‫ون‬ Alif Lam Qamariyah [alif lam] bertemu mim

9 َ ‫النَّبِي‬
‫ِّين‬ Mad Tamkin [dua [ya] yang awal
bertasydid dan berkasrah

c. Arti kalimat dan terjemahannya

No. Kalimat Arti Terjemahan Sempurna

1 ‫ْس ْالبِ َّر‬


َ ‫لَي‬
Bukanlah kebaikan “Kebajikan itu
bukanlah
2 ‫أَ ْن تُ َولُّوا‬ Kamu
menghadapkan
menghadapkan
3 ‫ُوجُوهَ ُك ْم‬ Wajahmu wajahmu ke arah timur

ِ ‫َم ْن آ َم َن بِاهَّلل‬
Orang yang dan ke barat,

4 beriman kepada tetapi kebajikan itu

Allah ialah (kebajikan) orang

ِ ‫َو ْاليَ ْو ِم‬


Dan hari akhir
5 ‫اآلخ ِر‬ yang beriman kepada
Allah, hari
6 ‫َوآتَى ْال َما َل‬ Memberikan
akhir, malaikat-
hartanya
7 ‫َعلَى ُحبِّ ِه‬ Yang dicintainya malaikat, kitab-kitab,

‫َذ ِوي ْالقُرْ بَى‬ Kerabat yang dekat dan nabi-nabi dan
8
memmemberikan
9 ‫َو ْاليَتَا َمى‬ Anak yatim
harta yang dicintainya
Orang-orang yang
10 ‫ين‬َ ِ‫َوالسَّائِل‬ kepada kerabat, anak
meminta
yatim, orang-orang
ِ ‫الرِّ قَا‬
Hamba sahaya
11 ‫ب‬ miskin,
12 َ‫َوأَقَا َم الصَّالة‬ Mendirikan shalat
orang-orang yang
13
َ‫َوآتَى ال َّز َكاة‬ Mengeluarkan dalam perjalanan
zakat
14 ‫ون بِ َع ْه ِد ِه ْم‬ َ ُ‫َو ْال ُموف‬ Yang menepati
janjinya
(musafir), peminta-
minta, dan untuk
15 ‫إِ َذا َعاهَ ُدوا‬ Apabila berjanji
memerdekakan hamba
Orang-orang yang
16 ‫ين‬
َ ‫َوالصَّابِ ِر‬ sahaya, yang
sabar melaksanakan salat
17 ‫فِي ْالبَأْ َسا ِء‬ Dalam kesempitan
dan menunaikan
Pada saat
18 ‫ضرَّا ِء‬ َّ ‫َوال‬ zakat, orang-orang
peperangan yang menepati janji
ْ َ ‫َو ِح‬
ِ ‫ين ْالبَأ‬
Dan penderitaan
19 ‫س‬ apabila berjanji, dan
Ibnu sabil
20
ِ ِ‫َواب َْن ال َّسب‬
‫يل‬ orang yang

َ ِ‫أُولَئ‬ Mereka itulah sabar dalam


21 ‫ك‬ kemelaratan,
22 َ ‫الَّ ِذ‬
‫ين‬ Orang-orang
penderitaan dan pada
23 ‫ص َدقُو‬ َ
Yang benar
masa peperangan.
24 ‫ك‬ َ ِ‫َوأُولَئ‬ Dan mereka Mereka
itulah orang-orang
25 ‫هُ ُم‬ Mereka itulah
yang benar, dan
َ ُ‫ْال ُمتَّق‬
‫ون‬ Orang yang takwa
mereka itulah orang-
26
orang yang
bertakwa.”

d. Isi pokok kandungan ayat.


Dinukil dari kitab tafsir Al-Qur’an Al-Misbah oleh M. Quraish Shihab jilid (jus)
II halaman 364-366 cetakan tahun 1421 penerbit Lentera Hati bahwa Q.S. Al
Baqarah ayat 177 menjelaskan dan menegaskan tentang :
Ayat ini bermaksud menegaskan bahwa yang demikian itu bukan kebajikan yang
sempurna, atau bukan satu-satunya kebajikan, akan tetapi kebajikan sempurna itu
ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian yang sebenar-benarnya
iman sehingga meresap dalam jiwa dan membuahkan amal shaleh, percaya juga
kepada malaikat-malaikat sebagai makhluk-makhluk yang ditugaskan Allah
dengan aneka tugas, lagi amat taat dan sedikit pun tidak membangkang perintah-
Nya, juga percaya kepada semua kitab-kitab suci yang diturunkan, khususnya Al-
Quran, Injil, Taurat,dan Zabur yang disampaikan melalui para malaikat san para
nabi, juga percaya kepada seluruh nabi-nabi, yang manusia pilihan Allah yang
diberi wahyu unutk membimbing manusia. Selain itu, ayat ini melanjutkan
penjelasan tentang contoh-contoh kebajikan dari sisi yang lahir ke permukaan,
seperti orang yang sabar dalam menghadapi kesulitan hidup dan lain-lain.

Kesimpulan kandungan ayat :


1. Kebajikan sempurna itu ialah orang yang beriman kepada Allah yang
sebenar-benarnya iman sehingga meresap dalam jiwa dan membuahkan
amal shaleh, juga kepada malaikat-malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari
kiamat dan takdir Allah.
2. Kesedian mengorbankan kepentingan pribadi demi orang lain, sehingga
bukan hanya memberi harta yang sudah tidak disenangi atau yang tidak
dibutuhkan-walaupun ini tidak terlarang-teteapi memberikan harta yang
dicintainya secara tulus dan demi meraih cinta-Nya kepada kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang yang miskin, musafir yang memerlukan
pertolongan, dan orang-orang yang meminta-minta dan juga untuk
memberi tujuan untuk memerdekakan hamba sahaya.
3. Melaksanakan shalat secara benar sesuai syarat, rukun, dan sunnah-
sunnahnya.
4. Membayar zakat sesuai ketentuan dan tanpa menunda-nunda, setelah
sebelumnya memberikan harata yang dicintainya selain zakat.
5. Menepati janji yang telah kita buat.

e. Penerapan dalam kehidupan


Setelah memahami arti, pesan dan ajaran kandungan Q.S. Al Baqarah ayat 177 di
atas, maka diharapkan adanya penerapan pada perilaku nyata sehari – hari (sebuah
aktivitas atau sebuah kisah nyata) sebagai berikut :
Iman tersebut harus disertai dan ditandai dengan amal perbuatan yang
nyata, sebagaimana yang diuraikan dalam ayat ini, yaitu:
a) Memberikan harta yang dicintai kepada karib kerabat yang
membutuhkannya. Anggota keluarga yang mampu hendaklah lebih
mengutamakan memberi nafkah kepada keluarga yang lebih dekat.
Memberikan bantuan harta kepada anak-anak yatim karena anak-anak
kecil yang sudah wafat ayahnya adalah orang-orang yang tidak
berdaya. Mereka membutuhkan pertolongan dan bantuan untuk
menyambung hidup dan meneruskan pendidikannya, sehingga mereka
bisa hidup tenteram sebagai manusia yang bermanfaat dalam
lingkungan masyarakatnya. Memberikan harta kepada orang-orang
musafir yang membutuhkan, sehingga mereka tidak terlantar dalam
perjalanan dan terindar dari berbagai kesulitan. Memberikan harta
untuk memerdekakan hamba sahaya, sehingga ia dapat memperoleh
kemerdekaan dan kebebasan dirinya yang sudah hilang.
b) Mendirikan salat, artinya melaksanakannya pada waktunya dengan
khusyu' lengkap dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
c) Menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya.
d) Menempati janji bagi mereka yang telah mengadakan perjanjian.
Segala macam janji yang telah dijanjikan wajib ditepati, baik janji
kepada Allah seperti sumpah dan nazar dan sebagainya, maupun janji
kepada manusia, terkecuali janji yang bertentangan dengan hukum
Allah (Syari'at Islam) seperti janji berbuat maksiat, maka tidak boleh
(haram) dilakukan.

You might also like