You are on page 1of 25

Elevasi (cm)

0
50
200
250

150

100
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
24-Jun-04 25-Jun-04 26-Jun-04 27-Jun-04 28-Jun-04 29-Jun-04 30-Jun-04 01-Jul-04

20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
02-Jul-04

20.00
00.00
Waktu Pengamatan (Jam)

05.00
10.00
15.00
03-Jul-04

20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
04-Jul-04

20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
05-Jul-04

20.00
00.00
05.00
10.00
15.00
20.00
00.00
PASANG SURUT

05.00
10.00
15.00
Elevasi
06-Jul-04 07-Jul-04

20.00
00.00
05.00
10.00
MSL

15.00
08-Jul-04

20.00
Abd. Malik, S.T., M.Si.
Oleh :
Pembangkitan
Pasang Surut (Pasut)
 Menurut Newton : Pasut adalah gerakan naik
turunnya air laut terutama akibat pengaruh
adanya gaya tarik menarik antara satu massa
bumi dan massa benda-benda angkasa,
khususnya bulan dan matahari.
 Selanjutnya Newton menyebutkan bahwa
besarnya gaya tarik menarik antara dua titik
massa berbanding langsung dengan massanya
dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya.
m1. m2
F=k
R 02
Di mana :
F = gaya tarik menarik antara dua titik massa
m1 = titik massa 1
m2 = titik massa 2
R02 = jarak antara pusat titik massa 1 dan 2
k = konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 New m2/kg2)

 jarak bumi-bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumi-matahari,


maka gaya tarik menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besar
2,18 kali daripada gaya yang diakibatkan oleh matahari, walaupun massa
matahari jauh lebih besar.
 Selain itu perputaran bumi pada porosnya
(rotasi) akan menghasilkan gaya sentrifugal yang
merupakan fungsi dari kecepatan sudut rotasi
dan jarak terhadap sumbu bumi. Akibat dari
pengaruh gaya tarik menarik dan gaya
sentrifugal karena rotasi bumi, maka titik-titik
massa di bumi dalam keadaan setimbang (Teori
Keseimbangan Pasut /tides equilibrium theory)
 Dengan demikian maka terdapat beberapa gaya
pembangkit pasang surut, yaitu gaya tarik
menarik antara bumi, bulan dan matahari serta
gaya sentrifugal yang mempertahankan
kesetimbangan dinamik dari seluruh sistem yang
ada
Bumi Bulan Matahari

Gaya Tarik Bulan & matahari

Air laut pasang

Air laut surut Gaya Sentrifugal bumi

Gaya Pembangkitan Pasang Surut


Pasut Purnama (Spring Tide)

 Pasang surut air laut dipermukaan bumi dengan kedudukan tertinggi terjadi
pada saat titik pusat bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus
(deklinasi 0º atau 360º) dan saling memperkuatnya pengaruh dari masing-
masing gaya penggerak pasut (bulan dan matahari), pasang ini biasa disebut
Pasang Purnama (Spring Tide).
Pasut Perbani (Neap Tide)

 Pasang surut laut dengan tunggang minimum terjadi pada keadaan di mana
garis hubung titik-titik pusat bumi dan matahari tegak lurus dengan garis
hubung titik-titik pusat bumi dengan bulan. Pasang ini di namakan Pasang
Perbani (Neap Tide).
Tunggang Air Pasut (Tidal Range)
Merupakan perbedaan antara puncak pasang
tertingi (Air Tinggi/AT/High Water/HW) pada
saat spring tide dengan air surut terendah (Air
Rendah/AR/Low Water/LW) pada saat neap tide
yang bisa mencapai beberapa meter hingga
puluhan meter.
Besarnya selain dipengaruhi oleh posisi bulan
terhadap bumi juga dipengaruhi oleh faktor
jarak antara bulan dengan bumi dan jarak
antara bumi dan matahari dalam masing-masing
lintasan orbit.
 Persamaan untuk tunggang pasut, yaitu :

Jika Tipe pasang surut Semidiurnal/Mixed Tide Prevailing


Semidiurnal :
HAT = LAT + 2(AK1+AO1+AS2+AM2)
MHHWS = LAT + 2(AS2+AM2)+AK1+AO1
MHHWN = LAT + 2AM2 +AK1 + AO1
MSL
MLLWN = LAT + 2AS2 + AK1 + AO1
MLLWS = LAT + AK1 + AO1
LAT = MSL – AK1 - AO1 – AS2 – AM2

Jika Tipe pasang surut Diurnal/Mixed Tide Prevailing


Diurnal :
HAT = LAT + 2(AK1+AO1+AS2+AM2)
MHHWS = LAT + 2(AK1+AO1)+ 2
MHHWN = LAT + 2 AK1 + AS2+AM2
MSL
MLLWN = LAT + 2AO1 + AS2+ AM2
MLLWS = LAT + AS2 + AM2 HAT = Highest Astronomical Tide
MHHWS = Mean High Higher Water Spring
LAT = MSL – AK1 - AO1 – AS2 – AM2
(Surimiharja, 1997) MHHWN = Mean High Higher Water Neap
MSL = Mean Sea Level
MLLWN = Mean Low Lower Water Neap
MLLWS = Mean Low Lower Water Spring
LAT = Lowest Astronomical Tide
Tipe Pasut
 Pasang surut harian tunggal (diurnal tide),
dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut. Periode pasang surut
adalah 24 jam 50 menit.

Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
(Jam)
0 6 12 18 24
 Pasang surut harian ganda (semidiurnal tide), dalam
satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang
surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Pasang surut ini terdapat di Selat Malaka sampai Laut
Andaman.

Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
0 6 12 18 24 (Jam)
 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal
(mixed tide prevailing diurnal), dalam satu hari terjadi
satu kali air pasang dan satu kali air surut tetapi kadang-
kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang
sangat berbeda
Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
(Jam)
0 12 24
 Pasang surut campuran condong ke harian ganda
(mixed tide prevailing semidiurnal), pada tipe ini dalam
satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.

Tinggi air
(cm)

DT

Waktu
0 12 24 (Jam)
 Tipe pasang surut dapat Tabel 1. Pengelompokan Tipe Pasut
diketahui dengan pasti dengan
cara mendapatkan bilangan/ NILAI JENIS FENOMENA
konstanta pasut (Tidal BENTUK PASUT
Constant/Form-zahl) yang O < F <0.25 Harian 2x pasang sehari
dihitung dengan menggunakan ganda dengn tinggi relatif
sama
metode Admiralti yang
merupakan perbandingan 0.25 < F <1.5 Campuran 2x pasang sehari
ganda dengan perbedaan
jumlah amplitudo komponen tinggi dan interval
diurnal terhadap amplitudo yang berbeda
komponen semidiurnal, yang 1.5 < Ff<3 Campuran 1 x atau 2 x pasang
tunggal sehari dengan interval
dinyatakan dengan : yang berbeda

F>3 Tunggal 1 x pasang sehari,


AK1 + AO1 saat spring bisa
terjadi 2x pasang
F=
sehari
AM2 + AS2
Tabel 2. Komponen/Konstanta Harmonik Pasut Utama

JENIS NAMA KOMPONEN PERIODA (jam) FENOMENA


Semidiurnal M2 12.24 Gravitasi bulan dengan orbit lingkaran dan
sejajr ekuator bumi

S2 12.00 Gravitasi matahari dengan orbit lingkaran


dan sejajr ekuator bumi

N2 12.66 Perubahan jarak bulan ke bumi akibat


lintasan yang berbentuk elips

K2 11.97 Perubahan jarak bulan ke bumi akibat


lintasan yang berbentuk elips

Diurnal K1 23.93 Deklinasi sistem bulan dan matahari

O1 25.82 Deklinasi bulan

P1 24.07 Deklinasi matahari

Perioda panjang Mf 327.86 Variasi setengah bulanan

Mm 661.30 Variasi bulanan

Ssa 2191.43 Variasi semi tahunan

Perairan dangkal 2SM2 11.61 Interaksi bulan dan matahari

MNS2 13.13 Interaksi bulan dan matahari dgn perubahan


jarak matahari akibat lintasan berbentuk elips

MK3 8.18 Interaksi bulan dan matahari dgn perubahan


jarak bulani akibat lintasan berbentuk elips

M4 6.21 2 x kecepatan sudut M2

MS4 2.20 Interaksi M2 dan S2


Arus Pasut (Tidal Current)
 Merupakan gerak horisontal badan air menuju dan
menjauhi pantai seiring dengan naik turunnya muka laut
yang disebabkan oleh gaya-gaya pembangkit pasut
 Arus pasut memiliki sifat bergerak dengan arah yang
saling bertolak belakang (bi-directional). Arah arus saat
air meninggi biasanya bertolak belakang dengan arah
arus saat air merendah.
 Kecepatan arus pasut minimum atau efektif nol terjadi
saat air tinggi atau air rendah (slack waters), pada saat-
saat tersebut pasut maksimum terjadi saat-saat
saat antara
air tinggi dan air rendah. Dengan demikian, perioda
kecepatan arus pasut akan mengikuti perioda pasut
yang membangkitkannya.
120°16'00" 120°16'20" 120°16'40" 120°17'00"
-0.5 m
5°8'20" -1 m
-1.5 m
#
Mang arab ombang
-2 m
-2.5 m
-3 m
>3 m

Samatar#in g
c
5°8'40"

c
#
Bainang

# c
Arus Pasang
Bilalang
c

(flood currents)
5°9'00"

c
Keterangan #
Tong ketongke
Kedalaman (me ter)
-0.5
-1
-1.5
-2
5°9'20"

-2.5
-3
> -3

Kecepatan
Stasiun Posisi Arah (oN) Keterangan
(m/dt)

1 120o 16' 31'' 5o 8' 24'' 0,50 300 Menuju Pasang

2 120o 16' 41'' 5o 8' 34 0,60 280 Menuju Pasang

3 120o 16' 23'' 5o 8' 50'' 0,49 305 Menuju Pasang

4 120o 16' 39'' 5o 8' 53'' 0,43 270 Menuju Pasang

5 120o 16' 35'' 5o 9' 16'' 0,44 290 Menuju Pasang

6 120o 16' 53'' 5o 9' 5'' 0,22 325 Menuju Pasang


120°16'00" 120°16'20" 120°16'40" 120°17'00"

-0.5 m
5°8'20" -1 m
-1.5 m
# -2 m
Mangarabomban g
-2.5 m

-3 m
>3 m

# g
Samatar in
c
5°8'40"

c
#
Bainang

Arus Surut
(ebb currents)
# c
Bilalan g
c
5°9'00"

Keterangan
c
Kedalaman (meter) #
Tong keton gke
-0.5
-1
-1.5
5°9'20"

-2
-2.5
-3
> -3

Stasiun Posisi Stasiun Kecepatan (m/s) Arah (oN) Keterangan

1 120o 16' 31'' 5o 8' 24'' 0,095 60 Menuju Surut

2 120o 16' 41'' 5o 8' 34 0,042 130 Menuju Surut

3 120o 16' 23'' 5o 8' 50'' 0,102 130 Menuju Surut

4 120o 16' 39'' 5o 8' 53'' 0,248 70 Menuju Surut

5 120o 16' 35'' 5o 9' 16'' 0,042 40 Menuju Surut

6 120o 16' 53'' 5o 9' 5'' 0,083 20 Menuju Surut


Datum Referensi / Datum Vertikal
 Duduk Tengah (DT) / Mean Sea Level (MSL)
adalah permukaan laut rata-rata yang merupakan suatu kedudukan yang
ditentukan melalui pengamatan air laut (pengamatan pasut) untuk setiap
jam, hari, bulan atau tahun.

 Dalam survey hidrografi dikenal dua istilah DT, yaitu :


DT Harian pada umumnya ditentukan melalui pengamatan permukaan laut
setiap jam selama satu hari (dari jam 00.00 sampai dengan jam 23.00),
sehingga diperoleh 24 harga hasil pengamatan.
DT Bulanan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Harian untuk waktu
satu bulan. DT Bulanan ini tidak memiliki masa perubahan yang pendek
seperti DT Harian di mana hampir memperlihatkan perubahan yang merata.
DT Tahunan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Bulanan untuk waktu
satu tahun (12 bulan).
DT Sejati, merupakan muka laut rata-rata ideal yang tidak lagi dipengaruhi
oleh keadaan pasang surut, di mana pengamatan kedudukan permukaan
laut haruslah dilakukan paling sedikit selama 18,6 tahun. (Djaja, 1979)
 Perhitungan DT dapat dihitung dengan beberapa cara
sesuai dengan periode :
- Perhitungan periode jangka pendek selama satu hari
- Perhitungan periode satu bulan
- Perhitungan periode berbulan-bulan untuk mencari
(mendapatkan) Z0 yang tepat
- Perhitungan periode bertahun-tahun untuk mengetahui
perubahan dari tahun ke tahun dan perubahan periode
jangka panjang. (Sitepu dalam Teknologi Survei Laut, 1996)

 Selain itu nilai DT dapat diperoleh dari hasil analisa


harmonik dengan metode admiralty (konstanta S0).
DT/MSL Harian dengan Perhitungan Jangka Pendek

Grafik Pasang Surut Perairan Tanjung Bayam,


Kec. Tamalate, Kota Makassar
100
90
80
Tinggi Muka Air (cm)

70
60
50 Grafik Tinggi
40 Air (cm)
30
20
10
0 07.00

17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00

08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00

18.00
Jam Pengamatan

Nilai DT /Mean Sea Level (MSL) : 69.76 = 70 cm


 Muka Surutan atau Chart Datum (Zo)
adalah bidang yang terletak di bawah air rendah terendah rata-
rata surut, diukur sebesar nilai muka surutan dari DT selama
penelitian atau nilai muka surutan yang telah mengalami koreksi
musim dari DT sejati.

Perhitungan nilai muka surutan dapat dilakukan dengan


menggunakan berbagai formula, yaitu :
Defenisi dari Prancis (Lowest Predicted Low Water),
Zo = 1,2 (M2 + S2 + K2)
Defenisi Admiralty Inggris, Zo = 1,1 (M2 + S2)
Defenisi dari Pantai Timur Amerika (Mean Low Water), Z0 = M2
Defenisi dari Australia (Indian Low Water Spring),
Zo = AM2 + AS2 + AK1 + AO1
( Mihardja, 1987 dalam Ongkosongo dan Suyarso, 1989 dan Sitepu dalam Teknologi
Survei Laut, 1996).
 Air Tinggi Tertinggi (ATT)
Datum pasut lain yang biasa dipakai untuk keperluan
hidrografi adalah air tinggi tertinggi, biasa disebut
sebagai datum elevasi yang didefenisikan menurut
persamaan di bawah ini :

N
S0 +  Ai
i=1

Amplitudo komponen yang dipergunakan dalam


persamaan tersebut adalah amplitudo komponen dari
M2, S2, K1, dan O1.
(Mihardja dan Setiadi dalam Ongkosongo dan Suyarso, 1989)
Pemanfaatan Pasut

 Pencemaran perairan
 Kegiatan perikanan tambak ikan/udang di
wilayah pantai
 Sumber energi listrik
 Perencanaan tata ruang kawasan
pesisir/pantai

You might also like