Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek.
bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit. Sebagai contoh,
mengandung jutaan bakteri (Pleczar, 1986). Produk pangan jarang sekali steril
dan pada umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme (Buckie, 1978).
Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik untuk memisahkan suatu mikroba salah
tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari
plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta
yang paling sering digunakan adalah teknik cawan dan cawan gores. Kedua
atau terlarut atau zat cair, dilakukan serangkaian pengenceran terhadap zat
tersebut. Misalnya suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran yang
diencerkan dalam suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari suatu tabung
f) cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa kultur murni dan
g) cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan kultur
murni.
(Baker, 1986).
dengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni,
1986).
penetuan jumlah sel dan penentuan sel (Fardiaz, 1992). Ada berbagai macam cara
untuk mengukur jumlah sel antara lain dengan hitungan cawan, hitungan
digunakan dalam uji mikrobiologi bahan, tetapi sering digunakan untuk mengukur
pertumbuhan sel selama proses fermentasi. Dalam perhitungan massa sel secara
langsung, jumlah sel jasad renik dapat dihitung jika medium pertumbuhannya
komposisi subsrat atau bahan yang difermentasi dapat diamati dan diukur dengan
teliti (Fardiaz, 1992). Selain mengukur jumlah sel, juga diperlukan diperhatikan
pada koloni yang tumbuh dipermukaan medium yaitu besar kecil koloni, bentuk,
kenaikan permukaan, halus kasarnya permukaan, wajah permukaan, warna,
1.2 Tujuan
METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi steril,
cawan petri, vortex mixer, ependorp pipet, pipet volumetrik, lampu spiritus, kertas
label, alkohol 70 %, spiritus, alumunium foil, kapas dan karet. Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah media nutrient agar, akuades, sumber
bakteri (air sumur, air kemasan, tanah kebun dan tanah sampah).
sampel dengan mikropipet. Diencerkan sampai 10-6 khusus untuk sampel air
kemasan pengenceran dilakukan sampai 10-6, dengan mulut tabung reaksi yang
dalam vortex mixer. Diambil sampel sebanyak 1 ml dari pengenceran 10-4 – 10-6 ,
dengan sistem doplo. Dipanaskan cawan petri dengan api kemudian dimasukkan
tanah kebun dan tanah dekat sampah dengan akuades. Dilakukan pengenceran
terhadap sampel air tanah. Untuk air tanah kebun dan tanah dekat sampah
sebanyak 10-1 - 10-6. Dituangkan 1 ml sampel air tanah tersebut ke dalam cawan
larutan PDA ke dalam cawan petri sebanyak 10-15 ml. Digoyang cawan petri
dengan membentuk angka delapan. Diinkubasi dalam keadaan terbalik pada suhu
30oC selama 2 x 24 jam. Dari koloni yang terpisah dimurnikan secara goresan
3.1 Hasil
3.2 Pembahasan
yang paling sering digunakan adalah teknik cawan dan cawan gores. Kedua
metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme
sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya.
untuk mendapatkan mikroba adalah sampel tanah kebun dan tanah disekitar
sampah. Sedangkan sampel air yang digunakan adalah sampel air kemasan dan
bakteri dari tanah/benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut atau zat
cair. .Untuk sampel air, diencerkan dari 10-1-10-6 dengan menggunakan larutan
garam fisiologis dan begitu juga pada sampel tanah. Pengenceran dilakukan
dengan suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran diencerkan dalam
suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari suatu tabung ke tabung lain.
elevasi dari bakteri dan fungi. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar, rizoid,
tidak beraturan dan menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang,
berombak dan licin. Warna yang dapat dilihat dari koloni bakteri pada sampel air
ini adalah semua berwarna putih susu dan elevasi pada semua sampel air ini
adalah datar dan ada pula yang cembung. Akan tetapi terdapat sekitar dua sampel
air yang tidak terkontaminasi oleh bakteri. Sedangkan untuk fungi, berwana sama
dengan bakteri yaitu putih susu. Untuk bentuknya, fungi yang tumbuh di sampel
tanah adalah berbenang-benang dengan elevasinya datar dan tepian yang siliat.
Akan tetapi hanya di satu sampel tanah saja yang ditumbuhi fungi, di sampel
koloni, tepi koloni, elevasi serta jumlah koloninya. Pada masing-masing media
Koloni bakteri dapat dengan mudah dibedakan dari koloni lainnya dengan
adanya penampakan umum berupa lender dan agak mengkilap. Bakteri adalah
salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk yang
yang dimiliki oleh kapang adanya adanya filamen (miselium). Inilah yang
kapas dan biasanya terlihat pada kertas-kertas Koran basah, kulit yang sudah
using, dinding basah, buah-buahan yang membusuk dan bahan pangan lainnya
seperti keju dan selai. Sumber fungi hampir sama dengan bakteri, hanya saja
perbedaannya populasi fungi di air lebih sedikit dan fungi lebih menyukai pH
mungkin terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun praktikan tidak steril. Oleh
karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
bahwa isolasi mikroba sangat memerlukan keadaan steril baik alat maupun
Terdapat beberapa metode dalam isoalsi bakteri dan fungi yaitu dengan
berbeda-beda tergantung pada jenis mikroba yang ingin diisolasi, bakteri dengan
kontaminasi jka dalam alat, bahan, prosedur kerja tidak dilakukan sterilisasi
terlebih dahulu.
4.2 Saran
steril sehingga tidak tejadi kontaminasi dan kerusakan media dan dan didapatkan
DAFTAR PUSTAKA
Balbach, M & L.C Bliss. 1996. A Laboratory Manual Botany. Saunders Collage
Publishing. New York.
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.
Malang.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan
Prosedur Dasar dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.