You are on page 1of 5

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran."

Pengertian KB

 Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang


bahagia sejahtera (Undang-undang No. 10/1992).
 Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) : suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.
 WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/ pasutri untuk:
Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Sejarah Lahirnya Keluarga Berencana


Sebelum abad XX, di negara barat sudah ada usaha pencegahan kelangsungan hidup anak
karena berbagai alasan. Caranya adalah dengan membunuh bayi yang sudah lahir,
melakukan abortus dan mencegah/ mengatur kehamilan. KB di Indonesia dimulai pada
awal abad XX.

Tujuan Program KB

 Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh
suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
 Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi.

Perkembangan KB di Indonesia (sebelum reformasi)

1. Periode Perintisan dan Peloporan


2. Periode Persiapan dan Pelaksanaan

Periode Perintisan dan Pelaporan

1. Sebelum 1957 – Pembatasan kelahiran secara tradisional (penggunaan ramuan,


pijet, absistensi/ wisuh/ bilas liang senggama setelah coitus).
2. Perkembangan birth control di daerah – Berdiri klinik YKK (Yayasan
Kesejahteraan Keluarga) di Yogyakarta. Di Semarang : berdiri klinik BKIA dan
terbentuk PKBI tahun 1963. Jakarta : Prof. Sarwono P, memulai di poliklinik
bagian kebidanan RSUP. Jawa dan luar pulau Jawa (Bali, Palembang, Medan).

Periode Persiapan dan Pelaksanaan


Terbentuk LKBN (Lembaga Keluarga Berencanan Nasional) yang mempunyai tugas
pokok mewujudkan kesejahteraan sosial, keluarga dan rakyat. Bermunculan proyek
KB sehingga mulai diselenggarakan latihan untuk PLKB (Petugas Lapangan keluarga
Berencana).

Organisasi KB

1. PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)


2. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)

PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)


Terbentuk tanggal 23 Desember 1957, di jalan Sam Ratulangi No. 29 Jakarta. Atas
prakarsa dari dr. Soeharto yang didukung oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, dr. H.M.
Judono, dr. Hanifa Wiknjosastro serta Dr. Hurustiati Subandrio.
Pelayanan yang diberikan berupa nasehat perkawinan termasuk pemeriksaan
kesehatan calon suami isteri, pemeriksaan dan pengobatan kemandulan dalam
perkawinan dan pengaturan kehamilan.

Visi PKBI
Mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui keluarga.

Misi PKBI
Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga bertanggungjawab dalam
keluarga Indonesia melalui pengembangan program, pengembangan jaringan dan
kemitraan dengan semua pihak pemberdayaan masyarakat di bidang kependudukan
secara umum, dan secara khusus di bidang kesehatan reproduksi yang berkesetaraan
dan berkeadilan gender.

BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)


Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk
mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional.
Penanggung jawab umum penyelenggaraan program ada pada presiden dan dilakukan
sehari-hari oleh Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat yang dibantu Dewan
Pembimbing Keluarga Berencana.

Dasar pertimbangan pembentukan BBKBN


1) Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan jalan lebih
memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia. 2)
Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik masyarakat maupun
pemerintah secara maksimal. 3) Program keluarga berencana ini perlu
diselenggarakan secara teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.

Tugas pokok BBKBN


1) Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-usaha
pelaksanaan program keluarga berencana nasional yang dilakukan oleh unit-unit
pelaksana. 2) Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok
kebijaksanaan dan masalah-masalah penyelenggaraan program Keluarga Berencana
Nasional. 3) Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar pokok-
pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah. 4) Mengadakan kerja sama
antara Indonesia dengan negara-negara asing maupun badan-badan internasional
dalam bidang keluarga berencana selaras dengan kepentingan Indonesia dan sesuai
dengan prosedur yang berlaku. 5) Mengatur penampungan dan mengawasi
penggunaan segala jenis bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal
dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pelita I yaitu tahun 1969-1974 daerah program Keluarga Berencana meliputi 6


propinsi yaitu Jawa Bali (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Timur dan Bali). Merupakan daerah perintis dari BKKBN.
Tahun 1974 muncul program-program integral (Beyond Family Planning) dan
gagasan tentang fase program pencapaian akseptor aktif.
Berdasar Keppres 38 tahun 1978 BKKBN bertambah besar jangkauan programnya
tidak terbatas hanya KB tetapi juga program Kependudukan.

Perkembangan BBKBN dimasa sekarang (setelah reformasi)


VISI : keluarga berkualitas 2015.
MISI: Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat,
berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui
pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan,
informasi kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB.
Tugas pokok: Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan
keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal


2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

Sasaran Program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
Program KB Nasional.

Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja;


Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil
berkualitas; Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur;
Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan
dan akuntabilitas aparatur negara.

Strategi Program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar
2. Strategi operasional

Strategi dasar

 Meneguhkan kembali program di daerah


 Menjamin kesinambungan program

Strategi operasional

 Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional


 Peningkatan kualitas dan prioritas program
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

Ada 5 corak metoda KB:


 Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari pertemuan dengan
sel telur (merintangi pembuahan).
 Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit
pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan
yang tak dikehendaki.

 Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya
untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.

 Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga
Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.

 Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa lagi
memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.

You might also like