You are on page 1of 5

ari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Semantik (Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda)
adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode,
atau jenis representasi lain. Semantik biasanya dikontraskan dengan dua aspek lain dari ekspresi
makna: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta
pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh agen atau komunitas pada suatu kondisi atau
konteks tertentu.

 Semantik - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Semantik (Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah
cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada ...
id.wikipedia.org/wiki/Semantik - Tembolok - Mirip

4. Jenis kata

Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata
ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata
turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau
imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks
atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan
baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar
yang berbeda membentuk suatu arti baru.

Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:

1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang
dibendakan, misalnya buku, kuda.
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis,
misalnya baca, lari.
o Verba transitif (membunuh),
o Verba kerja intransitif (meninggal),
o Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan
kata benda, misalnya sekarang, agak.
5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
o Orang pertama (kami),
o Orang kedua (engkau),
o Orang ketiga (mereka),
o Kata ganti kepunyaan (-nya),
o Kata ganti penunjuk (ini, itu)
6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau
menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
o Angka kardinal (duabelas),
o Angka ordinal (keduabelas)
7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat
dibagi menjadi lima subkelompok:
o preposisi (kata depan) (contoh: dari),
o konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat
(karena),
o artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya
the),
o interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
o partikel.

5. Penentuan batas kata

Dalam ilmu linguistik barat ada minimal lima cara dalam menentukan batas-batas kata:

Pada jeda
Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan,
diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan
cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah
sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari
banyak suku kata.
Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu
disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
Bentuk bebas minimal
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem,
jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafazan khusus yang membuatnya mudah ditinjau
di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan
tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing
suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang
mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki
"kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup
berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang
mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
Satuan semantis
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini
memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil.
Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering
memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah
kata majemuk.
Dalam prakteknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini untuk menentukan
batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih
sangat sukar ditangkap.

Wapedia - Wiki: Kata

10 Jul 2010 ... Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan
peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok: ...
wapedia.mobi/id/Kata -
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Morfem, adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih memiliki arti dan tidak
bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi.

 Morfem - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Morfem, adalah satuan bentuk terkecil dalam sebuah bahasa yang masih memiliki arti dan tidak
bisa dibagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi. ...
id.wikipedia.org/wiki/Morfem - Tembolok - Mirip
Linguistik adalah suatu ilmu yang mempelajari bahasa secara ilmiah. Ilmu linguistik mempunyai
objek yang jelas, yaitu bahasa manusia. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam
interaksi sosial. Sesuatu yang dialami, dihayati, dirasakan, dan dipikirkan oleh seseorang dapat
diungkapkan dalam bentuk bahasa. Bahasa yang dipakai manusia untuk berinteraksi mempunyai
bentuk yang bermacam-macam. Bahasa terbentuk dari hasil konvensi dalam masyarakat
pengguna bahasa. Untuk itu, ilmu linguistik mempunyai metode yang beragam untuk
mempelajari bahasa tersebut dengan berbagai tujuan.

Bahasa senantiasa mengalami perkembangan. Dalam hal ini linguistik berperan untuk
mendeskripsikan suatu sistem bahasa. Linguistik juga berperan dalam memprediksi
perkembangan yang terjadi pada suatu bahasa, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dalam penggunaan bahasa dapat segera diperbaiki.

Dalam linguistik terdapat bidang-bidang ilmu yang membentuk tataran atau hierarki bahasa,
yaitu fonologi, sintaksis, dan morfologi. Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari
bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu menurut fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam
bahasa tersebut. Sintaksis adalah bidang linguistik yang menyelidiki semua hubungan antar kata
dan antar frase dalam kalimat. Sedangkan yang dimaksud morfologi adalah bidang linguistik
yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.

Kita dapat mempelajari proses-proses terjadinya kata, bentuk kata, dan fungsinya dengan
mempelajari morfologi. Dalam morfologi dikenal istilah morfem. Morfem adalah satuan bahasa
terkecil yang maknanya relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih
kecil (Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, 2001: 141). Pembahasan kali ini akan
difokuskan pada bagian dari bidang ilmu morfologi yang membahas masalah morfem dan
proses-proses morfemis dalam suatu bahasa.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya
relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. Untuk lebih mengenal
dan memahami morfem, dijabarkan prinsip-prinsip pengenalan morfem sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk yang berulang-ulang muncul dan mempunyai pengertian sama, termasuk


morfem yang sama. Contoh: menjalankan, berjalan, perjalanan, dijalankan.
2. Bentuk-bentuk yang mirip (hampir sama) yang mempunyai pengertian yang sama
termasuk morfem yang sama, apabila kondisinya atau sebab perbedaanya dapat
diterangkan secara fonologis. Contoh: impossible, inconventional, irreguler.
3. Bentuk-bentuk yang mirip (hampir sama) yang mempunyai pengertian sama, termasuk
morfem yang sama, apabila kondisinya atau sebab perbedaanya dapat diterangkan secara
morfogis. Contoh:beranjak, belajar, beternak.
4. Bentuk-bentuk yang sama merupakan morfem yang berbeda apabila berbeda
pengertiannya. Di dalam semantik bentuk semacam ini disebut homonim. Contoh: bisa
ular, bisa membaca.
5. Bentuk-bentuk yang sama merupakan morfem yang sama, apabila pengertiannya
berhubungan dengan distribusi yang berbeda. Di dalam semantik bentuk semacam ini
disebut polisemi. Contoh: kepala sekolah, kepala kantor, sakit kepala.
6. Apabila suatu bentuk terdapat di dalam kombinasi satu-satunya dengan bentuk lain yang
pada gilirannya dapat berdiri sendiri atau dalam kombinasi dengan bentuk-bentuk lain,
maka bentuk tersebut dapat disebut morfem juga (morfem unik). Contoh: beras petas,
sayur mayur.
7. Apabila di dalam suatu deretan struktur terdapat perbedaan yang tidak terwujud (berupa
kekosongan), maka kekosongan itu dianggap morfem kosong (morfem zero).[1]

Secara struktur, morfem dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu morfem bebas, terikat; asal,
imbuhan; utuh, terbagi.[2] 

Morfem dibedakan sebagai morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas dapat “berdiri
sendiri”, yaitu bisa terdapat sebagai suatu “kata”, sedang morfem terikat tidak terdapat sebagai
kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi satu kata. [3]
Contoh: benci, minum, dan satu merupakan morfem bebas, sedangkan ter- dalam tercipta adalah
morfem terikat.

Bentuk bebas biasanya mempunyai arti leksikal, sedangkan bentuk terikat biasanya tidak
mempunyai arti leksikal namun mempunyai arti gramatikal. Ada juga bentuk terikat yang
mempunyai arti leksikal. Bentuk bebas yang tidak mempunyai arti leksikal disebut partikel.
Bentuk terikat yang mempunyai arti leksikal disebut klitik.[4]

Selanjutnya morfem dibedakan menjadi morfem asal dan imbuhan. Morfem asal adalah morfem
yang berupa kata dasar yang dilekati imbuhan. Sedangkan imbuhan tersebut disebut sebagai
morfem imbuhan. Misalnya dalam kata bermalam, malam adalah morfem asal dan ber- adalah
morfem imbuhan.

Morfem dibedakan lagi menjadi morfem utuh dan morfem terbagi. Contohnya kata sambung
sebagai kata dasar utuh. Kata kesinambungan terdiri atas imbuhan terbagi ke-।-an dan morfem
pradasar (morfem yang membutuhkan pengimbuhan atau pengklitikan atau pemajemukan untuk
menjadi bentuk bebas): sinambung, terdiri atas sambung yang menjadi terbagi karena adanya
imbuhan yang berupa infiks -in-.[5]
 www.berandabumi.co.cc/2010/04/morfem.html - Tembolok

You might also like