You are on page 1of 18

Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.

Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan
keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga
menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.

Gejala keputihan
• Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari
saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang
berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid pada wanita tertentu.
• Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.

Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga
dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya
lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang
berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.

• Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh
hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang
dihasilkan oleh plasenta atau uri.
• Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa
pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.

Penyebab keputihan
Dengan memperhatikan cairan yang keluar, terkadang dapat diketahui penyebab
keputihan.

• Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah


dan berwarna kuning kehijauan.
• Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan
encer berwarna kuning kelabu.
• Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
• Kelelahan yang sangat berat.
Apa itu keputihan pada wanita ? Bagaimana penanggulangannya ? Sering sekali
pertanyaan yang terdengar sederhana tapi cukup rumit saat mencari jawaban dan
penanggulangannya. Melanjutkan artikel PMS pada wanita (Pre-Menstruasi
Syndrom) sebelumnya. Dunia Wanita memang dunia yang menyimpan banyak
hijab yang layak disingkap. Salah satunya masalah sepele tapi jangan sampai
kecele adalah masalah keputihan yang dialami wanita / perempuan. Terutama
pada wanita usia dewasa.

Tapi jangan salah keputihan itu juga bisa dialami wanita dari masa kanak-kanak
bahkan tidak pandang bulu mau wanita cantik atupun tidak cantik yang berbulu
banyak ataupun sedikit bisa terkena keputihan, dan biasanya wanita yang belum
dewasa tidak begitu mempedulikan masalah keputihan, padahal jika sudah akut
agak sulit untuk mengobati keputihan yang diidap wanita dari masa kanak-kanak
sampai dewasa.

Sebagai wanita dewasa, tentu Anda pernah mendengar istilah keputihan. Nah, kali
ini kita coba pelajari lebih jauh apa dan mengapa keputihan itu dapat terjadi pada
seorang wanita, serta bagaimana cara terbaik untuk menanggulanginya.

Keputihan adalah keluarnya cairan berlebihan dari liang senggama (vagina) yang
terkadang disertai rasa gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, kerap disertai
bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama.

Warna cairan keputihan bervariasi, dari putih, kekuningan, abu-abu, dengan


konsistensi cair hingga kental atau bahkan berbentuk seperti kepala susu. Bau dari
keputihan pun beragam, dapat tanpa bau, berbau telur busuk, bahkan anyir seperti
ikan mentah.

Celakanya, keputihan dapat menyerang wanita mulai dari kanak-kanak hingga


menopause. Hal ini karena keputihan terbagi menjadi dua, fisiologik dan
patologik.

Menurut para pakar sex (pakar seksologi), perbedaan fisiologik dan patologik
adalah, pada fisiologik cairan kadang-kadang berupa mukus yang mengandung
banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Sedangkan pada patologik, terdapat
lebih banyak leukosit.

Keputihan karena fisiologik dapat ditemukan pada bayi yang baru lahir hingga
berumur kira-kira sepuluh hari, waktu menarche, wanita dewasa apabila ia
dirangsang sebelum dan pada waktu koitus (Coitus), waktu ovulasi, pada wanita
berpenyakit menahun dengan neurosis, dan wanita dengan ektropion porsionis
uteri.

Sementara keputihan patologik utamanya disebabkan infeksi (jamur, kuman,


parasit, virus). Namun dapat pula akibat adanya benda asing dalam liang
senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan bawaan dari alat
kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di
leher rahim.

Infeksi akibat kuman (bakteri), misalnya akibat;

• Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan,


yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang
mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Kuman ini mudah mati setelah
terkena sabun, alkohol, deterjen, dan sinar matahari. Cara penularannya
melalui senggama.
• Chlamydia trachomatis, kuman ini sering menyebabkan penyakit mata
trakhoma. Ditemukan di cairan vagina dengan pewarnaan Diemsa.
• Gardenerella, menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya
mengisi penuh sel-sel epitel vagina berbentuk khas clue cell.
Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin bau
amis, berwarna keabu-abuan.
• Treponema pallidium, adalah penyebab penyakit kelamin sifilis. Penyakit
ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di liang senggama dan bibir
kemaluan.
• Infeksi akibat jamur biasanya disebabkan spesies candida. Cairannya
kental, putih susu (sering berbentuk kepala susu), dan gatal. Vagina
menjadi kemerahan akibat radang. Predisposisinya adalah kehamilan,
Diabetes melitus, akseptor pil KB.

Parasit penyebab keputihan terbanyak adalah Trichomonas vaginalis. Cairannya


banyak, berbuih seperti air sabun, bau, gatal, vulva kemerahan, nyeri bila ditekan
atau perih saat buang air kecil. Sementara keputihan akibat virus disebabkan
Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes simpleks.

Penanggulangan Keputihan

Pemeriksaan dokter baiknya segera dilakukan bila keputihan mulai menyerang


Anda. Tujuannya: Menentukan letak dari bagian yang sakit, dalam hal ini mencari
darimana keputihan itu berasal.

• Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat tertentu untuk


mendapatkan gambaran alat kelamin yang lebih baik, seperti melakukan
pemeriksaan kolposkopi yang berupa alat optik untuk memperbesar
gambaran leher rahim, liang senggama dan bibir kemaluan.
• Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.

Lalu, bagaimana pengobatan yang rasional untuk mengatasi keputihan? Beberapa


cara dapat dilakukan, yaitu sebagai penawar saja, obat pemusnah atau pemungkas,
dan melakukan penghancuran lokal pada kutil leher rahim, liang senggama, bibir
kemaluan, atau melakukan pembedahan.
Obat-obat penawar misalnya Betadine vaginal kit, Intima, Dettol, yang sekadar
membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak membunuh kuman
penyebabnya. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radioaktif atau
penyuntikan sitostatika. Sedangkan obat pemunah misalnya vaksinasi, tetrasiklin,
penisilin, thiamfenikol, doksisiklin, eritromisin, dsb.

Sementara penghancuran lokal dan pembedahan berupa pengangkatan sebagian


jaringan leher rahim, dengan menggunakan kawat berlubang yang dialiri listrik
atau dipancung berbentuk kerucut ke bawah menggunakan pisau bedah yang
disebut konisasi.

Atau bisa dilakukan pengangkatan seluruh badan kandungan yang disebut


histerektomia (jika ada prakanker leher rahim, atau kanker leher rahim).

Nah, banyak juga keputihan yang membandel. Karena itu, lebih baik mencegah
ketimbang mengobati. Dalam kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan dengan
berbagai cara seperti menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian obat atau
cara profilaksis (pemakaian obat antibiotika disertai dengan pengobatan terhadap
jasad renik penyebab penyakit), dan melakukan pemeriksaan dini.
Keputihan atau secara medis disebut fluor albus atau leukorrhea adalah keluarnya
sekret dari vagina. Sekret tersebut dapat bervariasi dalam konsistensi, warna dan
bau.

Fluor albus (keputihan) terbagi menjadi dua yaitu keputihan yang fisiologis dan
keputihan yang patologis. Keputihan yang fisiologis pasti terjadi pada setiap
wanita karena hal ini adalah normal sedangkan keputihan yang patologis sangat
dipengaruhi oleh infeksi daerah genital.

Gejala fluor albus yang fisiologis adalah cairan vagina jernih, tidak berwarna,
tidak gatal dan jumlah cairan bisa sedikit dan bisa cukup banyak

Gejala fluor albus yang patologis adalah cairan dari vagina keruh dan kental,
warna tergantung dari kuman yang menginfeksi, berbau busuk, terasa gatal dan
jumlah cairan banyak

Etiologi (penyebab)
Fluor albus fisiologis timbul dalam keadaan ovulasi, saat menjelang atau setelah
menstruasi, akibat rangsangan seksual, saat wanita hamil, dan dalam keadaan
stress

Penyebab Utama fluor albus patologis adalah infeksi daerah genital, dapat juga
disebabkan oleh sakit yang lama, kurang gizi dan anemia.
kuman penyebabnya dapat berupa jamur (Candida albicans), bakteri(kuman E.
coli, Staphylococcus), protozoa (Trichomonas vaginalis)

Patofisiologi
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan terhadap infeksi.
Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat dekat, sehingga kuman
penyakit seperti jamur, bakteri, parasit, maupun virus mudah masuk ke liang
vagina. Infeksi juga terjadi karena terganggunya keseimbangan ekosistem di
vagina. Ekosistem vagina merupakan lingkaran kehidupan yang dipengaruhi oleh
dua unsur utama, yaitu estrogen dan bakteri Lactobacillus atau bakteri baik. Di
sini estrogen berperan dalam menentukan kadar zat gula sebagai simpanan energi
dalam sel tubuh (glikogen). Glikogen merupakan nutrisi dari Lactobacillus, yang
akan dimetabolisme untuk pertumbuhannya. Sisa metabolisme kemudian
menghasilkan asam laktat, yang menentukan suasana asam di dalam vagina,
dengan pH di kisaran 3,8-4,2. Dengan tingkat keasaman ini, Lactobacillus akan
subur dan bakteri patogen akan mati.
Di dalam vagina terdapat berbagai macam bakteri, 95% Lactobacillus, 5%
patogen. Dalam kondisi ekosistem vagina seimbang, bakteri patogen tidak akan
mengganggu. Bila keseimbangan itu terganggu, misalnya tingkat keasaman
menurun, pertahanan alamiah akan turun, dan rentan mengalami infeksi.
Ketidakseimbangan ekosistem vagina disebabkan banyak faktor. Di antaranya
kontrasepsi oral, penyakit diabetes melitus, antibiotika, darah haid, cairan sperma,
penyemprotan cairan ke dalam vagina (douching), dan gangguan hormon seperti
saat pubertas, kehamilan, atau menopause.
Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang
lain. Padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan tumbuhan yang lain
itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah maka
kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi
infeksi yang akhirnya menyebabkan fluor albus, yang berbau, gatal, dan
menimbulkan ketidaknyamanan. Begitu seorang wanita melakukan hubungan
seks, maka wanita tersebut terbuka sekali terhadap kuman-kuman yang berasal
dari luar. Karena itu fluor albus pun bisa didapat dari kuman penyebab penyakit
kelamin yang mungkin dibawa oleh pasangan seks wanita tersebut.

Diagnosis
Diagnosis fluor albus dibangun berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan
laboratorium

Penatalaksanaan
Farmakologis : Sebaiknya segera konsultasi ke dokter setempat

Non-farmakologis:
Pasangan seksual juga harus diobati walaupun tidak ditemukan gejala klinik,
hubungan seks selama masa pengobatan sebaiknya dihindari, hindari pemakaian
barang-barang yang mudah menimbulkan fluor albus rekuren.

Diagnosis banding
fluor albus, Ca Cervix, infeksi Chlamydia, atropik vaginitis, dan gonorrhea

KOmplikasi
Infertilitas/masalah kesuburan; pelvic inflamatori disease; vulvovaginitis, uretritis;
pada wanita hamil dapat menyebabkan bayi prematur, gangguan perkembangan
dan berat badan lahir rendah (BBLR) terutama akibat bacterial vaginosis dan
infeksi Trichomonas; serta dapat memfasilitasi terjadinya HIV.
Helmintologi Ilmu yang mempelajari tentang parasit cacing

Bedasarkan toksonominya dibagi atas :

a. NEMATHELMINTHES / cacing gilik ( kelas NEMATODA )

b. PLATYHELMINTHES / cacing pipih ( kelas TREMATODA/


cacing daun dan kelas CEStODA / cacing pita)

* NEMATODA *
Terdiri dari

1. NEMATODA Usus

2. NEMATODA Jaringan

1. NEMATODA USUS

* Ascaris Lumbricoides *

Panjang cacing jantan 10-30 cm, Cacing betina 22-35 cm, hidup
dalam rongga usus muda, bertelur 100.000-200.000 / hari, terdiri
dari telur yang dibuahi dan tidak dibuahi.

< ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--
> < ![endif]--> Telur dibuahi dilingkungan bentuk infektif + 3
minggu tertelan menetas usus halus (larva) menembus dinding
usus halus pembuluh darah & saluran limfe

< ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--
> < ![endif]--> < ![endif]--> Jantung paru – paru alveolus
Trakhea dan bronkus faring (rangsangan batuk (tertelan)
Oesofagus usus halus (dewasa).

Siklus dari telur matang menjadi dewasa + 2 bulan.

Ganguan pada penderita akibat dari

* Larva : pada paru – paru dapat terjadi pendarahan pada


dinding alveolus, batuk demam dan eosinofilia (Sindrom
LOEFFLER)

* Cacing dewasa : gangguan pada usus, mual, diare, konstipasi,


dan kurang napsu makan
* Toxocara canis dan Toxocara cati *

Yaitu cacing yang terdapat pada anjing dan kucing. T. canis =


anjing, T cati = Kucing, kadang – kadang ditemukan pada
manusia sebagai parasit pengembara. Penyakitnya VISCERAL
LARVA MIGRANS.

Pada manusia larva tidak menjadi dewasa, tetapi mengembara


dialat-alat dalam terutama hati. Dengan gejala eosinofilia,
demam dan hepatomegali.

* Cacing Tambang* (Hookworm)

 Necator americanus : Manusia (Necatoriasis)

 Ancylostoma duodenale : Manusia (Ankilostomiasis)

 Ancylostoma braziliense : Kucing, anjing

 Ancylostoma ceylanicum : Kucing, anjing

 Ancylostoma caninum : Kucing, anjing

Necator americanus dan Ancylostoma duodenale

Penyebaran cacing ini diseluruh daerah khatulistiwa dan


tewmpat lain dengan keadaan yang sesuai. Mis ; daerah
pertambangan dan perkebunan.

Necator americanes betina bertelur + 9000 butir/hari, panjang


cacing betina 1 cm, jantan 0,8 cm. Bentuk badan menyerupai
huruf S.

Ancylostoma betina bertelur + 10.000 butir / hari, bentuk badan


menyerupai huruf C.

Daur hidup ;

Telur→ larva rabditiform → larva filariform → menembus


kulit → kapiler darah → jantung kanan → paru→ bronkus →
trakhea → laring → usus halus.

Gejala Necatoriasis dan Ankilostomiasis ;

Stadium Larva
Bila banyak larva filariform menembus kulit, maka terjadi
perubahan kulit yang disebut GROUND ITCH. Perubahan pada
paru bu\iasanya ringan.

Stadium Dewasa

Tergantung pada :

a. spesies dan jumlah cacing.


b. Keadaan gizi penderita (Fe dan protein).

Tiap cacing dewasa N.americanus menyebabkan kehilangan


darah sebanyak 0,005 – 0,1 cc/hari.

Cacing dewasa A.duodenale 0,08 – 0,34 cc/hari.

Ancylostoma braziliense dan A. Caninum

Kucing dan anjing adalah Hospes definitifnya

Pada manusia larva tidak menjadi dewasa tetapi menyebabkan


CREEPING ERUPTION/ CREEPING DISEASE/ CUTANEOUS
LARVA MIGRANS. (suatu dermatitis berupa kelainan intrakutan
serpiginosa). Pada tempat larva menembus kulit, terjadi papel
keras, merah dan gatal. Dalam beberapa hari akan berbentuk
terowongan intrakutan sempit, tampak sebagai garis merah,
sedikit menimbul, rasa gatal sekali dan bertambah panjang
menurut gerakan larva didalam kulit. Sepanjang garis yang
berkelok-kelok, terdapat vesikel-vesikel kecil dan dapat terjadi
infeksi sekunder karena kulit digaruk.

* Trichuris trichiura * (Trichocephalus dispar /


cacing cambuk)

Nama penyakitnya trikuriasis.

Panjang cacing betina + 5 cm, jantan 4 cm, bagian interior


langsing seperti cambuk.

Cacing dewasa hidup dalam kolon asendens dan sekum dengan


bagian anterior (cambuk) masuk kedalam mukosa usus.

Bertelur + 3000-10.000 butir / hari, telur berbentuk seperti


tempayan.

Daur hidupnya ;
< ![endif]--> < ![endif]--> Telur tanah (dapat bertahan dalam
beberapa tahun ) 3-6 mgg matang

< ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]-->


Tertelan menetas dalam usus halus larva dewasa sekum

Jadi, cacing ini tidak mempunyai siklus paru.

Cacing ini memasukan kepala kedalam mukosa usus (menghisap


darah), menyebabkan trauma akibatnya iritasi dan peradangan
hinga perdarahan.

Gejala pada infeksi berat berupa diare dengan sindrom disentri,


anemia, BB menurun, dan kadang-kadang disertai prolapsus
rectum.

* Strongyloides stercoralis * (strongilodiasis)

Cacing dewasa betina hidup dalam vilus duodenum dan


yeyenum. Memiliki panjang + 2 cm, diduga bereproduksi dengan
cara pastenogenesis. Telur bentuk parasitic diletakkan
dimukosa usus, kemudian telur tersebut menetas menjadi larva
rabditiform yang masuk kerongga usus serta dikeluarkan
bersama tinja.

Ada 3 macam daur hidup

1. < ![endif]--> < ![endif]--> Siklus langsung. Larva


rabditiform 2-3 hari larva filariform (infektif)

< ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < !


[endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]-->
Menembus kulit aliran arah jantung kanan paru-paru (dewasa)
menembus alveolus trachea laring (reflek batuk) tertelan usus
halus.

2. < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> < !


[endif]--> Siklus tidak langsung. Larva rabditiform ditanah
berubah cacing jantan dan betina ( pembuahan ) telur
menetas menjadi larva rabditiform larva filariform masuk
kedalam hospes atau larva rabditiformk kembali menjadi fase
hidup bebas.

3. < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> Autoinfeksi. Larva


rabditiform larva filariform diusus atau perianal bila
menembus mukosa usus atau kulit perianal (daur
perkembangan didalam hospes ) autoinfeksi manahun.
Gejala klinis dan patalogi

< ![endif]--> Larva filariform menembus kulit creeping


eruption

Cacing dewasa hidup dalam mukosa usus :

 Infeksi ringan : tanpa gejala

 Infeksi sedang : rasa sakit menusuk didaerah epigastrum


tengah, mual , mutah, diare dan konstipasi

 < ![endif]--> Infeksi berat : terjadi autoinfeksi disertai


hiperinfeksi. Cacing dewasa ditemukan diseluruh traktum
digestivus dan larvanya ditemukan diberbagai alat dalam
kematian

* Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis *

( cacing kremi ), enterobiasis / oksiuriasis

Parasit ini hidup kosmopolitan, tetapi lebih banyak ditemukan


didaerah dingin daripada daerah panas ( mungkin disebabkan
karena faktor kebiasaan dimana orang – orang didaerah dingin
jarang mandi dan mengganti baju dalam)

Habitatnya dirongga sekum, usus besar dan usus halus yang


berdekatan dengan rongga sekum.

Makanannya adalah isi daripada usus

Cacing betina bermigrasi kedaerah perianal untuk bertelur


dengan cara kontraksi uterus dan vagina. Kopulasi terjadi
didaerah sekum. Telur jarang dikeluarkan diusus, sehingga
jarang ditemukan didalam tinja. Cacing jantan mati setelah
kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur.

Infeksi dapat terjadi dengan

1. < ![endif]--> < ![endif]--> < ![endif]--> Menelan telur matang


menetas di duodenum larva rabditiform yeyenum dan menjadi
dewasa.

2. < ![endif]--> < ![endif]--> Telur menetas diperianal larva


bermigrasi kembali keusus besar
< ![endif]--> Infeksi cacing ini dapat sembuh sendiri bila tidak
ada reinfeksi. Gejala klinis yang menonjol adalah iritasi anus,
perineum, dan vagina. Cacing betina dapat mengembara dan
bersarang divagina dan tubafalopii radang saluran telur.

Gejala lainnya dapat berupa, kurang napsu makan, BB menurun,


aktivitas sek meningkat, enuresis, cepat marah, gigi
menggemeretak, imsomnia dan masturbasi.

Penularanya dapat dipengaruhi oleh :

1. Penularan dari tangan kemulut setelah menggaruk daerah


perianal atau dapat disebarkan kepada orang lain karena
memegang benda – benda atau pakaian yang berkontaminasi.

2. Debu merupakan sumber infeksi karena mudah diterbangkan


oleh angin sehingga telur melalui debu dapat tertelan.

3. Retroinfeksi melalui anus : larva dan telur yang menetas


disekitar anus kembali masuk keusus.

* Trichinella spiralis *
Hospesnya ;

 Manusia

 Babi

 Tikus

 Babi hutan

 Beruang

 Kucing

 Anjing

Penyakitnya Trikinosis, Trikinelosis atau Trikiniasis.

Dieropa dan USA (non muslim) parasit ini banyak ditemukan


karena penduduknya mempunyai kebiasaan makan daging babi
yang dimasak kurang matang (sosis).

Cacing ini hidup dalam usus, dapat mengeluarkan larva + 1500


larva. Larva tersebut dilepas kejaringan mukosa, saluran limfe
dan peredaran darah, kemudian disebar keseluruh tubuh,
terutama diotot diafragma, iga. Lidah, laring, mata dll.

Patalogi dan gejala klinis

Cacing dewasa : Timbul gejala usus (sakit perut, diare, mual dan
mutah)

Larva : Setelah infeksi 7-28 hari, larva yang tersebar


menimbulkan gejala nyeri otot (mialgia), radang otot (miositis),
demam, eosinopilia, hiperosinopillia.

Infeksi berat dapat terjadi apabila larva mecapai 5000 ekor / kg


BB. Penderita meninggal dalam waktu 2-3 mgg sebagai akibat
kelainan paru, otak dan jantung.

2. NEMATODA JARINGAN

* Wuchereria bancrofti * (filariasis bancrofit)

Terdapat didaerah beriklim tropis, menyebabkan filariasis


limpatik, berbentuk benang halus berwarna putih susu. Cacing
betina mengeluarkan mikrofilaria bersarung yang hidup dialiran
darah tepi (secara periodik nokturna) pada waktu malam. Pada
siang hari mikrofilaria terdapat dikapiler alat dalam (paru,
jantung, ginjal, dll).

Dipasifik periodesitas W.bancrofti subperiodik diurna (mikrofilaria


terdapat didalam darah siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih
banyak pada waktu siang).

Dimuangthai terdapat suatu daerah yang periodesitas


subperiodik nokturna.

Ditularkan oleh nyamuk culex quinguefasciatus (kota), anopheles


dan aedes (desa)

Patologi dan gejala klinik;

Dibagi dalam 2 kelompok

1. Cacing dewasa

Menimbulkan limfadenitis dan limfangitis retrograd dalam


stadium akut, disusul dengan osbtruksi manahun 10-15 tahun
kemudian.
2. Mikrofilaria → biasanya tidak menimbulkan kelainan, dalam
keadaan tertentu dapat menyebabkan occult filariasis.

Pada stadium akut

Ditandai dengan gejala peradangan pada saluran dan


kelenjar limfe. Yang paling sering dijumpai adalah
peradangan pada sistem limpatik alat kelamin pria
menimbulkan funikulitis, epididimitis dan orkitis. Saluran
sperma meradang, membengkak menyerupai tali dan
sangat nyeri bila diraba.

Pada stadium manahun

Paling sering dijumpai adalah hidrokel, elefantiasis seluruh


tungkai, lengan, buah zakar, payudara, vulva dan kadang-
kadang dapat pula terjadi kiluria.

*Brugia malayi dan Brugia timori * (filariasis


Brugia)

B. malayi dibagi menjadi 2 varian (filariasis malayi) :

- Yang hidup pada manusia

- Yang hidup pada manusia dan hewan ( kucing, kera, dll )

B. timori hanya hidup pada manusia ( filariasis timori).

B. Malayi terdapat disebagian negara – negara diasia.

B. Timori hanya terdapat diindonesia bagian timur (pula timor,


flores, rote, alor dan beberapa pulau kecil di NTT).

Cacing ini hidup dalam saluran dan pembuluh limfe, berbentuk


benang halus seperti susu.

Morfologi B. malayi bersifat non periodic (tidak beraturan),


ditularkan o/ nyamuk Anopheles barbirostris (manusia), dan
nyamuk mansonia (hewan).

Morfologi B. timori bersifat periodic nokturna (pada malam hari)


ditularkan o/ nyamuk Anopheles barbirostris.

Patologi dan Gejala Klinik


1.Gejala klinis B. malayi sama dengan B. Timori. Tapi berbeda
dengan klinis filariasis bancrofti.

2. Stadium akut ditandai demam, peradangan saluran dan


kelenjar limfe yang hilang timbul berulang – ulang, dan
peradangan ini sering timbul setelah penderita berkerja berat
dilandang atau disawah.

3. Peradangan pada saluran limfe dapat terlihat sebagai garis


merah yang menjalar kebawah. Pada stadium ini tungkai
bawah biasannya ikut membekak dan menimbulkan gejala
limfedema.

4. Limfadenitis pada tungkai bawah (pangkal baha) ini dapat


berkembang menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Bila sembuh
akan meninggalkan bekas parut (gejala objektif filariasis
limfatik)

5. Pada filariasis Brugia, sistem limfe alat kelamin tidak pernah


tertekan.

6. Limfedema biasanya hilang setelah gejala peradangan


menyembuh, tetapi dengan serangan berulang, lambat laun
pembengkakan tungkai tidak hilang walaupun peradangan
sembuh, akhirnya timbullah elefantiasis.

7. Pada filariasis brugia, elefantiasis hanya mengenai tungkai


bawah (dibawah lutut atau siku). Alat kelamin dan payudara
tidak pernah terkena.

8. Filariasis brugia penyebarannya bersifat lokal.

9. B. timori hanya terdapat dipedesaan / persawahan karena


vektornya tidak dapat berkembang biak diperkotaan.

10. B. Malayi hanya terdapat didaerah pinggir pantai atau daerah


aliran sungai dengan rawa – rawa.

* Occult filariasis ( Tropical Pulmonary


Esosinophilia ) *

Adalah penyakit filariasis limfatik yang disebabkan oleh


penghancuran microfilaria dalam jumlah yang berlebihan oleh
sistem kekebalan tubuh penderita. Mikroffilaria dihancurkan oleh
zat anti dalam tubuh hospes akibat hipersensitifitas terhadap
microfilaria ( antigen )
Gejala berupa hiperosinophilia, kadar IgE meningkat dan
kelainan klinis manahun dengan pembengkakan kelenjar limfe
(bag. Inguinal, leher, lipat siku). Bahkan diseluruh tubuh
menyerupai penyakit HODGKIN, dan dapat pula mengenai paru
(batuk, asma bronchial / sesak napas terutama malam hari,
dengan dahak yang kental dan mukoporulen).

* Loa – loa / cacing loa / cacing mata *

Hanya ditemukan pada manusia, Penyakitnya adalah Loasis


atau calabar swelling.

Terdapat diafrika barat, tengah, sudan, Angola. Kongo, kamerun


dan Nigeria (daerah khatulistiwa dengan hutan yang berhujan
dengan kelembaban tinggi), ditularkan oleh lalat chrysops.
Parasit ini hidup dalam jaringan subkutan. Cacing betina
mengeluarkan microfilaria yang beredar dalam darah pada siang
hari (diurna) dan pada malam hari berada dalam pembuluh
darah paru – paru.

Patologi dan Gejala klinis

Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan


mikrofilaria dalam darah seringkali tidak menimbulkan gejala

Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dapat


ditemukan diseluruh tubuh dan menimbulkan ganguan konjungtiva
mata, pangkal hidung hingga menyebabkan iritasi, sakit, pelupuk
mata bengkak hingga gangguan penglihatan. Secara psikis pasien
sangat menderita. Pada saat – saat tertentu penderita menjadi
hipersensitif terhadap zat sekresi cacing dan menyebabkan reaksi
radang yang bersifat temporer (Khas = Calabar swelling).

Terjadi pembengkakan ditangan / lengan tetapi tidak sakit.


Pembengkakan dapat sebesar telur ayam yang timbul secara
spontan, dan menghilang setelah beberapa hari kemudian sebagian
manifrestasi supersensitif hospes terhadap parasit. Masalah utama
adalah bila cacing masuk keotak→ Ensefalitis..

* Onchocerca volvulus / filariasis volvulus *

Penyakitnya disebut Onkoserkosis, River blindness, blinding


filariasis.

Ditemukan pada manusia didaerah afrika, kongo, angola, sudan,


amerika tengah, selatan guatemala, mexico, venezuela.
Onkosersiasis ditularkan oleh lalat simulium yang terdapat
didaerah pegunungan yang mempunyai air sungai yang deras.

Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat, melingkar satu dengan


lainnya seperti benang kusut dalam benjolan (tumor). Bentuknya
seperti kawat, putih opalesen dan transparan.

Patologi dan Gejala klinis

Manifestasi Onkoserkosis terutama berupa kelainan pada kulit,


sistem limfatik dan mata.

Ada 2 tipe Onkoserkosis.

1. Tipe forest : kelainan kulit > dominan

2. Tipe savanna : Kelainan mata > dominan

Ada 2 tipe proses patologi yang ditimbulkan parasit ini :

• Oleh cacing dewasa yang hidup dalam jaringan ikat yang


merangsang pembentukan serat – serat yang menggelilingi
cacing didalam jaringan tersebut berupa benjolan –
benjolan dari kecil = besar (sebesar lemon), dengan jumlah
sedikir = ratusan. Letak benjolan biasanya pada tonjolan-2
tulang, dapat digerakkan /digeser tanpa rasa nyeri.

• Oleh Mikrofilaria yang dikeluarkan cacing betina dan ketika


mikrofilia beredar dalam jaringan menuju kulit. Kelainan
yang ditimbulkan oleh microfilaria lebih hebat dari cacing
dewasa, karena microfilaria dapat menyerang mata →
peradangan dan menimbulkan gangguan syaraf optic dan
retina hingga kebutaan.

You might also like