Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Secara etimologi (dari segi bahasa), sedikitnya ada 7 macam asal kata
Tasawuf, diantaranya: (1) Tasawuf berasal dari kata Saff, yang artinya
barisan dalam shalat berjamaah. Alasannya adalah bahwa seorang sufi itu
memiliki iman yang kuat dan selalu memilih sah terdepan dalam shalat
berjamaah. (2) Tasawuf berasal dari kata Saufanah, yaitu sejenis buah-
buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di gurun pasir Saudi Arabia.
Pengambilan kata ini karena kebanyakan orang-orang sufi itu memakai
pakaian berbulu dan hidup dalam kegersangan fisik. (3) Tasawuf berasal dari
kata Suffah, artinya pelana kuda yang biasa digunakan oleh para sahabat
Nabi saw. yang miskin untuk bantal tidur diatas bangku batu yang terdapat
di samping masjid nabawi (Madinah). (4) Tasawuf (Sufi) adalah merujuk pada
kata Safwah, yang berarti sesuatu yang terpilih atau yang terbaik. Karena
diyakini bahwa seorang sufi itu biasa memandang dirinya sebagai orang
pilihan atau oarang yang terbaik. (5) Tasawuf juga berasal dari akar kata
Safa atau Safw, artinya bersih atau suci, maksudnya seorang sufi itu
kehidupannya di arahkan pada pensucian batin untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt. (6) Tasawuf yang dalam bahasa Yunani berasal dari kata
Theosophi (Theo=Tuhan, dan Sophos=Hikmah), artinya hikmat Ketuhanan,
dengan alasan karena ajaran tasawuf banyak membicarakan masalah
Ketuhanan. (7) Dan Tasawuf juga berasal dari akar kata Suf, artinya Wol atau
kain kasar dari bulu domba. Disebut demikian , karena orang-orang sufi itu
kebanyakan memakai pakaian yang terbuat dari bulu binatang, sebagai
lambang kemiskinan dan kesederhanaan yang biasa dilawankan dengan
pakaian sutra yang biasa di pakai oleh orang-orang kaya.
ASAL-USUL TASAWUF
PEMBAGIAN TASAWUF
Bagian kedua ialah tasawuf amali atau tathbiqi yaitu tasawuf terapan, yakni
ajaran tasawuf yang praktis. Tidak hanya sekedar teori belaka, tetapi
menuntut adanya pengamalan dalam rangka mencapai tujuan tasawuf.
Orang yang menjalankan ajaran tasawuf ini akan mendapat keseimbangan
dalam kehidupannya, antara material dan spritual, dunia dan akhirat.
Sementara ada lagi yang membagi tasawuf menjadi tiga bagian, yakni:
Tasawuf akhlaki
Tasawuf amali
Tasawuf falsafi
yaitu tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi intuitif dan visi
rasional. Walaupun demikian tasawuf filosofis tidak bisa dipandang sebagai
filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan pada rasa (dauq) dan tidak
pula bisa dikatagorikan tasawuf (yang murni) karena sering diuangkapkan
dengan bahasa filsafat.
Tetapi sebenarnya ketiga tasawuf ini tidak bisa dipisahkan secara dikotomik,
sebab dalam prakteknya ketiganya tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama
lainnya.
Jadi secara garis besar ada dua model tasawuf yang berkembang di
Indonesia pada saat itu, yaitu:
1. Tasawuf sunni
Tokoh yang paling menonjol dalam tasawuf sunni adalah Imam Al-Qusyairi
(w.465 H) yang berperan melapangkan jalan bagi Al-Ghazali untuk
memenangkan tasawuf sunni di dunia Islam. Kemenangan ini berpengaruh
kepada sosok pelopor dakwah Islam di Indonesia yang ternyata mereka
adalah anak cucu Imam Ahmad Ibn Isa Al-Muhajir yang garis keturunannya
melacak kepada Imam Ja’far Al-Shadiq, tokoh yang menurut tasawuf kalasik,
semisal Al-Qusyairi dan Al-Attar adalah peletak tasawuf dalam
perkembangannya dari zuhud, bahkan menurut Al-Jauzi dan Al-Sulami, Imam
Ja’far Al-Shadiq adalah peletak dasar-dasar al-muqomat wa al-ahwal.
2. Tasawuf falsafi
Tasawuf falsafi di Indonesia tidak mencatat keberhasilan yang berkelanjutan
karena para ulama terdahulu dalam dakwah berkiblat kepada tasawuf sunni.
Tetapi tidak bisa menutup mata adanya aliran yang berlawanan yang
dipelopori oleh seorang tokoh legendaris yaitu Siti Jenar yang diantara
ajaran-ajarannya tercium penyimpangan yang bertujuan melepaskan
kewajiban dan ketentuan syariat. Dia benar-benar berdiri pada sisi-sisi yang
berlawanan dengan wali songo. Masa itu dianggap sebagai tahap pertama
perkembangan tasawuf falsafi di Indonesia yang dinamakan tahap
pengenalan.
Dalam kajian ilmu tasawuf, telah lahir beberapa ulama dalam bidang
Tasawuf, mereka diantaranya yang sangat terkenal ialah:
Hasan Al-Basri adalah Abu Sa'id Al Hasan bin Yasar. Baliau dilahirkan
oleh seorang perempuan yang bernama Khoiroh, dan beliau adalah
anak dari Yasaar, budak Zaid bin Tsabit pada tahun 21 H di kota
Madinah. Dan ketika menginjak 14 tahun beliau pindah ke kota Basrah
(Iraq). Tepat pada malam Juan`at di awal bulan Rajab sekitar tahun 110
H, beliau kembali ke rahmatulloh pada usia yang ke 80 tahun. Dasar
pendirian yang paling utama hádala Zuhud terhadap kehidupan dunia.
Prinsip ajarannya hádala khauf dan raja`, dengan pengertian merasa
takut lepada siksa Allahkarena berbuat dosa dan sering melalaikan
perintah Allah. Dan beliau termasuk golongan sunni, karena
berpondasi ataupun berdasarkan Al-Quran dan Hadist Nabi. Untuk
karya-karya beliau yang berbentuk buku penulis belum bisa
memaparkan akan tetapi banyak dari kitab ulama` yang membahas
tentang kebijakkan, kezuhudan, serta berbagai hal yang mana
mengarah lepada kebesaran nama beliau.
Kesimpulan
Sufi Persia yang menulis kitab al Risalah dan beberapa kitab yang
isinya tentang doktrin sufi.
Ibnu Arabi (L 560H) yang mengarang tak kurang dari 500 judul buku,
diantaranya Futuhat al Makiyyah, Fusus Al Hikam dan sebagainya.
Ajaran Ibnu Arabi yang populer adalah wahdat al Wujud, dan Tasawuf
Irfani.
Dari 8 ajaran Sufi di atas bisa kita bagi dalam beberapa masa atau periode.
I. Masa Pembentukan:
Ajaran Tasawuf Falsafi ini tidak bisa dianggap sebagai filsafat karena
berdasarkan pada dzauq (rasa), tapi juga tidak jufa disebut tasawuf
murni karena selain term yang digunakan filsafat tapi juga ajaran
umumnya bercorak pantheisme.
V. Masa Pemurnian
Sumber: (http://meetabied.wordpress.com/2010/02/20/ilmu-tasawuf/)