Professional Documents
Culture Documents
LIPID
Tanggal 25 Oktober 2010
Disusun oleh:
KELOMPOK IX
DEPARTEMEN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2010
I. Prinsip dan Tujuan
II. Teori
Lipid adalah segolongan senyawa organik yang terdapat di dalam alam dan
mempunyai sifat-sifat:
1. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut lemak seperti eter, kloroform,
alkohol panas dan benzene.
2. Berhubunagn erat dengan asam lemak.
3. Dapat digunakan oleh organisme hidup.
Lipid dapat diekstraksi oleh jaringan binatang maupun tumbuh-tumbuhan dengan
menggunakan pelarut lemak. Hasil ekstraksi merupakan campuran yang kompleks
diantaranya: trigliserida, wax, fosfolipid, glikolipid, bermacam-macam sterol dan
senyawa-senyawa lain yang terbentuk sebagai hidrolisa zat-zat tersebut diatas.
Trigliserida, kolesterol dan ester kolesterol dinamakan juga lipid netral karena tidak
bermuatan.
Klasifikasi
Menurut Bloor, lipid dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1. Simple Lipid
Merupakan ester asam-asam lemak dengan bermacam-macam alkohol, yang
termasuk simple lipid yaitu:
a. Lemak netral dan minyak
Ialah ester asam-asam lemak dengan gliserol. Minyak ialah lemak yang berbentuk
cair pada suhu kamar.
Contoh: Tristerin, tripalmitin, dipalmitostearin, distearopalmitin.
b. Wax
Ialah ester asam-asam lemak dengan alkohol alifatik yang mempunyai rantai
karbon panjang.
2. Compound Lipid
Compound lipid merupakan ester asam-asam lemak yang pada hidrolisa
menghasilkan asam lemak, alkohol, dan juga zat-zat lain.
a. Fosfolipid
Hidrolisa fosfolipid menghasilkan asam lemak, gliserol (atau alkohol lain yang
bukan gliserol), asam folat dan senyawa-senyawa lain. Contoh fosfolipid:
1. Asam fosfatidat (fosfatidil gliserol), hanya mengandung gliserol, asam lemak
dan asam fosfat. Difosfatidilgliserol dikenal dengan nama kardiolipin dan
terdapat di dalam mitokondria.
2. Fosfatidilkolin (lesitin), mengandung asam fosfat dan kolin.
3. Fosfatidiletanolamin (sefalin), mengandung asam fosfatidat dan etanolamin.
4. Fosfatidil inositol (lipositil), mengandung asam fosfatidat dan inositol.
5. Fosfatidil serin, mengandung asam fosfatidat dan asam amino serin.
6. Plasmalogen, menyerupai lesitin dan sefalin, kecuali ikatan ester asam lemak
pada posisi pada karbon gliserol diganti oleh ikatan ester dengan suatu alkohol
tak jenuh.
7. Sfingomielin, tidak mengandung gliserol. Pada hidrolisa akan dihasilkan asam
lemak, asam fosfat, kolin, dan suatu alkohol yang mengandung gugus amina
yang disebut sfingosin.
b. Glikolipid (Serebrosida)
Glikolipid mengandung asam lemak, sfingofusin dan karbohidrat
(galaktosa/glukosa). Sulfatida ialah serebrosida yang mengandung sulfat.
Gangliosida mengandung, disamping glukosa/galaktosa, asam lemak dan
sfingosin juga mengandung asam N-asetilneraminat dan hexosamin.
8. Derivat Lipid
Derivat lipid ialah semua senyawa yang dihasilkan pada hidrolisa simple dan
compound lipid yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak dimasukkan dalam
golongan ini.
Asam-asam Lemak
1. Dengan rantai karbon jenuh.
Umumnya sam-asam lemak yang terdapat di alam mengandung jumlah atom C
genap (asam asetat, asam butirat, asam kaproat, asam laurat, asam sterat dan asam
arachidat).
2. Dengan rantai karbon yang mengandung ikatan rangkap.
Contoh: asam oleat, asam linoleat dan asam arachidonat. Yang tiga terakhir
digolongkan dalam asam lemak essensial, karena diperlukan untuk pertumbuhan
optimum dan tidak dibentuk didalam tubuh dalam jumlah yang cukup untuk keprluan
jaringan.
Umumnya asam lemak jenuh lebih banyak terdapat didalam lemak hewan,
sedangkan asam lemak tak jenuh lebih banyak didalam minyak tumbuh-tumbuhan
Dalam keadaan murni, pada umumnya lemak tidak mengandung rasa, tidak berwarna,
dan tidak berbau. Warna lemak atau minyak yang terdapat dialam disebabkan oleh
bermacam-macam pigmen.
Tipe lemak mempunyai titik lebur yang ditentukan oleh asam lemaknya. Sifat ini
dapat dipakai untuk memisah-misahkan campuran bermacam-macam lemak. Sebagai
contoh: Titik lebur tristearin 71°C dan trielin -5°C.
Asam-asam lemak tak jenuh yang terdapat dialam mudah mengalami oksidasi dan
membentuk bermacam-macam zat yang menyebabkan lemak berbau tengik. Zat-zat
tersebut tidak dapat dicernakan dan diantaranya ada yang bersifat racun. Untuk mencegah
lemak menjadi tengik, dapat ditambahkan antioksidan misalnya hidroquinon.
Asam-asam lemak tak jenuh dapat menghilangkan warna iodium. Hal ini
disebabkan karena adisi iodium pada ikatan rangkap. Berdasarkan sifat ini, iodium dapat
dipakai untuk menmentukan banyaknya ikatan rangkap di dalam sejumlah tertentu lemak
(Angka Iodium= jumlah gram yang dapat diadisi oleh 100 gram lemak).
Bahan:
Adeps lanae
- Margarin
- Aquadest
- Larutan Iodium
- Eter
- KOH-Etanol 0,5 N
- Kloroform
- HCL 0,5 N
- NaOH 0,1 N
- Indikator PP
- Minyak kelapa
- KBrO3 0,2 N
- Na2CO3 0,5 %
- KBr
- Etanol
- HCL 4 N
- Larutan KI 16 %
- Na-tiosulfat 0,1 N
- Merah telur
- Aseton
- KOH dlm etanol 10%
- Larutan kolesterol 0,05% dlm CHCl3
- Asam asetat anhidrat - H2SO4 (p)
Test Pengamatan
kocok + 1 ml larutan Na karbonat 0,5 %1 ml minyak kelapa + 3 ml air Warna
larutan menjadi putih susu.
Pengaruh Na karbonat terhadap emulsi adalah menjadikan emulsi tidak stabil.
b. Reaksi Liebermann-Burchard
Metode:
1 ml larutan kolesterol standar 0,05 % dalam kloroform ditambah dengan 1 ml
pereaksi Liebermann-Buchard (asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat 10:2).
Kocoklah hati-hati dan perhatikan warna-warna yang timbul.
V. Pembahasan
Setelah semua asam lemak bereaksi dengan KOH akan terjadi reaksi :
KOH + HCl → KCl + H2O
Setelah semua KOH habis, reaksinya :
H+ + PP → tidak berwarna
Untuk menghitung angka penyabunan digunakan rumus :
a = jumlah HCl 0,5 N untuk titrasi larutan yang berisi zat uji
b = jumlah HCl 0,5 N untuk titrasi blanko
Namun, pada percobaan kali ini, praktikan tidak menggunakan KOH melainkan
NaOH, namun pada prinsipnya adalah sama.
VI. Kesimpulan
1. Lipid (lemak) larut dalam pelarut organik yang bersifat nonpolar. Pada percobaan
untuk menyatakan ikatan tak jenuh terjadi reaksi adisi I2 dengan ketiga zat uji, yaitu
margarin, adeps lanae dan minyak kelapa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna.
5. Pada minyak kelapa, margarin, dan lemak padat (adeps lanae) terdapat ikatan tak
jenuh yang dapat dibuktikan dengan hilangnya warna iodium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
halaman 57-58.
Murray, Robert K. et al. 2003. Biokimia Harper Edisi ke-25. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
halaman 156, 277, 564.
http://www.nutrition.org.uk/information/foodandingredients/marg.html