You are on page 1of 6

BAHASA INDONESIA

Tugas Bhs. Indonesia


Resensi Buku

Kelas : XI IPS 2

Anggota Kelompok :

 Andrey Heynierd
 Deni Nurbuana
 M. Nurhadi

Tugas : Bahasa Indonesia Kelas : XI IPS 2 Kelompok : Andrey Heynierd , Deni Nurbuana , M.
Nurhadi
Resensi Buku “Sosiologi 2”
Judul buku : Sosiologi 2 “Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat”
Penulis : Drs. Taufiq Rohman Dhohiri, M.S.i Drs. Tarsisius Wartono dkk
Penerbit : Yudhistira
Kota Tempat Terbit : Jakarta
Tebal : 160 Halaman
Harga : Rp 32.500,00

Sinopsis :

BAB I

Definisi Struktur Sosial


Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam
bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial
adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat.
Susunannya bisa vertikal atau horizontal.

Ciri Struktur  Sosial 
 1. Struktur Sosial  mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang 
pokok, yang dapat memberikan bentuk dasar  pada masyarakat dan memberikan batas-
batas  pada kegiatan.
 2. Struktur Sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat
tertentu.
 3. Struktur Sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.
 4. Struktur Sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang
membentuk suatu tatanan.
 5. Struktur Sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat.

Status dan Peranan 
 Status adalah suatu  kumpulan hak dan kewajiban.
 Peran adalah Perilaku yang diharapkan dari status seseorang.
 Ascribed Status adalah status yang didapatkan dari keturunan.
 Achieved Status adalah status yang didapatkan dengan usaha.
 Assigned Status adalah status yang diberikan oleh orang lain.

Fungsi  Struktur Sosial 
 Fungsi - Sebagai  pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan-kemungkinan 
pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan  kelompok atau masyarakat

Pengelompokan Sosial 
 Diferensiasi Sosial  adalah penggolongan masyarakat dalam bidang  horisontal.
 Stratifikasi Sosial adalah penggolongan masyarakat dalam bidang vertikal.
BAB II

1. Pengertian Konflik
 Konflik merupakan sebuah proses interaksi sosial manusia untuk mencapai tujuan
dan cita-citanya.
2. Faktor-Faktor Penyebab Konflik :
1) Perbedaan antarindividu
2) Perbedaan latar belakang kebudayaan
3) Perbedaan kepentingan
4) Perubahan Sosial
3. Bentuk-Bentuk Konflik :
a) Berdasarkan sifatnya :
1) Konflik Destruktif
2) Konflik Konstruktif
b) Berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik :
1) Konflik Vertikal
2) Konflik Horizontal
3) Konflik Diagonal
c) Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik :
1) Konflik terbuka
2) Konflik tertutup
d) Berdasarkan konsentrasi aktivitas manusia di dalam masyarakat :
1) Konflik sosial
2) Konflik politik
3) Konflik ekonomi
4. Dampak adanya Konflik :
a) Dampak secara langsung :
1) Menimbulkan keretakan hubungan antara individu atau kelompok dengan
individu atau kelompok lainnya.
2) Adanya perubahan kepribadian seseorang.
3) Hancurnya harta benda dan korban jiwa.
b) Dampak tidak langsung :
1) Merupakan dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat
langsung dalam sebuah konflik.
5. Dampak Positif adanya Konflik :
 Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok.
 Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi
konflik.
 Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma
baru.
 Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang.
Misalnya adanya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik untuk bersatu kembali
karena dirasakan bahwa konflik yang berlarut tidak membawa keuntungan bagi
kedua belah pihak.
BAB III

Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran
anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih
pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak
pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang
berbeda dengan ayahnya. namun, ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan
setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial (social
mobility)

Cara untuk melakukan mobilitas sosial


Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
 Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
 Perkawinan
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
 Perubahan tempat tinggal
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal
yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang
lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat
tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
 Perubahan tingkah laku
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan
mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai
kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa
dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.
 Perubahan nama
Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas
dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang
kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas
pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti
"Raden"
Faktor penghambat mobilitas sosial

Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat
itu antara lain sebagai berikut :
 Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.
 Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal ini
terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan
ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.
 Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai
suatu sosial tertentu.
 Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan,
status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

Beberapa bentuk mobilitas sosial

Mobilitas sosial horizontal


Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat
kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.

Mobilitas sosial vertikal


Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial
vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial
vertikal ke bawah (social sinking).

Mobilitas vertikal ke atas ( Social climbing )


Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama
 Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai
kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah
ada sebelumnya.
 Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu
untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua
organisasi.
Mobilitas vertikal ke bawah ( Social sinking )
Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
 Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih
rendah.
 Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa
disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial
Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
 Perubahan kondisi sosial
 Ekspansi teritorial dan gerak populasi
 Komunikasi yang bebas
 Pembagian kerja
 Kemudahan dalam akses pendidikan

Saluran-saluran mobilitas sosial


 Angkatan bersenjata
 Lembaga-lembaga keagamaan
 Lembaga pendidikan
 Organisasi ekonomi

Dampak mobilitas sosial


Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap
struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi.
Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat
sebagai akibat terjadinya mobilitas.

5. 1. Dampak negatif
 Konflik antarkelas
 Konflik antarkelompok sosial
 Konflik antargenerasi
 Penyesuaian kembali

5. 2. Dampak positif
 Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya
kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing,
dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
 Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang
lebih baik.

Kelebihan Buku
Buku ini diperjelas dengan gambar – gambar serta kata – kata yang mudah di pahami oleh siswa
sehingga akan mempermudah siswa dalam mempelajari Sosiologi

Kekurangan Buku
Buku ini dalam menjelaskan suatu materi terlalu serius sehingga siswa akan cepat bosan membaca
buku tersebut

Saran
Berdasarkan Kekurangan buku ini seharusnya penulis lebih memperhatikan penjelasan materinya
agar lebih menyenangkan dan tidak membuat siswa bosan membaca buku tersebut

You might also like