Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
laboratorium, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
( http://www.anneahira.com/artikel-umum/manjemen-pendidikan.htm)
Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa suatu sistem pendidikan dapat dikatakan
berkualitas, apabila proses kegiatan belajar-mengajar berjalan secara menarik dan menantang
sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak dan sebaik mungkin melalu proses belajar yang
berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan menghasilkan hasli yang bermutu serta
relevan dengan perkembangan zaman. Agar terwujud sebuah pendidikan yang bermutu dan
efisien, maka perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidiakn yang mampu
membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan mutu pedidikan yang
optimal, diharapkan akan menghasilkan keungugulan smber daya manusia yang dapat
menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus berkembang secara pesat. Untuk dapat mencapai sebuah pendidikan
yang berkualitas diperlukan manajemen pedidikan yang mampu memobilisasi segala sumber
daya pendidikan.
(http://nadhirin.blogspot.com/2009/03/manajemen-perserta-didik-dalam.html)
BAB II
LANDASAN TEORI
• Laboratorium tradisional
Laboratorium tradisional, kegiatan dilakukan di dalam laboratorium, dahulu dinamakan
praktikum. Praktikum adalah kegiatan laboratorium yang dilakukan pada jam khusus.
Kegiatan laboratorium merupakan penerapan teori yang sudah dibahas di dalam kelas
sebelum melakukan percobaan di laboratorium.
Laboratorium tradisional memiliki perabot (kursi, meja) yang tidak dapat dipindah-
pindahkan dan tetap letaknya. Keuntungan utama dari laboratorium jenis ini adalah sekolah
tidak perlu menyediakan perangkat percobaan yang banyak jumlahnya untuk tiap jenis
11
percobaan. Sedang kerugiannya adalah siswa tidak langsung bertindak terhadap konsep atau
prinsip yang dipelajarinya. Sehingga siswa cenderung mengambil hasil pengamatan atau
pengukuran dengan mengarang untuk mendapatkan nilai yang baik.
• Laboratorium Modern
Dalam laboratorium modern dapat berlangsung pemberian informasi oleh guru, dapat
dilakukan percobaan oleh siswa, percobaan demonstrasi oleh guru atau oleh siswa, diskusi
dalam kelompok kecil, dan diskusi kelas dibimbing oleh guru. Ruang laboratorium modern
harus ruang yang bersifat fleksibel dengan kata lain tata letak prabot mudah diubah-ubah,
sehingga berbagai jenis kegiatan dapat dilakukan dalam ruangan itu.
Keuntungan laboratorium modern adalah pelajaran dengan mudah dapat dibuat variasi
dengan memvariasikan jenis kegiatan seperti, mendengar informasi melakukan percobaan,
mengamati gejala, berdiskusi, belajar sendiri dan lainnya. Dalam hal ini gagasan siswa
belajar aktif mudah diterapkan. Sedangkan kerugiannya adalah diperlukan jumlah alat yang
banyak.
Haag den Keen (1996), teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi.
Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat
keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Williams dan Swayer (2003), Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan
komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,
suara, dan video.
12
Dari definisi di atas terlihat bahwa teknologi informasi, baik secara implicit maupun
eksplisit, tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi komunikasi. Dengan
kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan
telekomunikasi.
Penjelasan atas dua teknologi yang mendasari adalah sebagai berikut :
• Teknologi Komputer
Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk
peralatan yang berhubungan dengan komputer, seperti printer, pembaca sidik jari.
Dan bahkan CR-ROM. Komputer adalah mesin serbaguna yang dapat dikontrol dan
diprogram, digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Program adalah
deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer hingga komputer
dapat melakukan tugasnya sesuai yang dikehendaki oleh pembuat program. Data
adalah bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka, atau huruf, atau
symbol, sedangkan informasi adalah bentuk data yang telah diolah sehingga dapat
menjadi bahan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
• Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak
jauh. Termasuk dalam kategori kelompok ini adalah telepon, radio, dan televisi.
(http://www.scribd.com/doc/24946950/Pengertian-Teknologi-Informasi)
Manajemen sistem teknologi informasi biasanya meliputi pengelolaan website sekolah,
pembelajaran online.
melebihi gajinya sebagai guru. Artinya honor yang ditawarkan tugas tambahan sekolah
sangat tidak menggiurkan. Kemudian kalau dibujuk dengan tugas adalah sebuah amal atau
pengabdian, sudah hampir merata guru-guru sekarang tidak takut lagi dengan seruan-seruan
moral seperti itu.
Beragam pendapat bermunculan kenapa loyalitas guru semakin hari semakin menurun.
Ada yang berpendapat (ini pendapat yang paling banyak terdengar) karena gaji guru masih
kurang, tidak mencukupi. Ada pula yang berpendapat karena murid-murid yang masuk
umumnya memang tidak punya kemauan untuk belajar. Apalagi motivasi mereka masuk ke
sekolah ini hanya sebagai pelarian karena tidak diterima di sekolah lain, sehingga guru-guru
pun kurang termotivasi oleh kondisi siswa-siswa yang demikian. Kemudian ada lagi yang
berpendapat karena korupsi sudah merajalela dimana-mana, termasuk juga ke sekolah-
sekolah. Akhirnya guru-guru masa bodoh: “Buat apa susah-susah, toh orang-orang di atas
enak-enak saja korupsi”. Terakhir yang tidak kalah penting ada yang berpendapat bahwa
semuanya adalah gara-gara keruntuhan moral. Bagaimanapun kuncinya adalah moral. Sebaik
dan sebagus apa pun sebuah sistem, selagi moral orang-orangnya tidak beres maka hasilnya
tetap saja tidak beres.
BAB III
CONTOH-CONTOH
A. Manajemen Pengajaran
Contoh manajemen pengajaran yang kami tampilkan pada makalah ini adalah contoh
GBPP dari sekolah dan RPP dari sekolah M.A. PPMI Assalam Sukoharjo. Adapun
contohnya, yaitu :
14
4 Mahasiswa 2 X 50
Asosiasi dapat Tipe-tipe : Menit
pada Gulma menjelaskan - Protokooperat 3,4,5
cara if
perkembangbi - Netralisme
akan - Amensalime
5 Gulma (C2) - Kompetisi 2 X 50
15
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
16
jenis
Gulma pada
perkebunan
(C2)
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
cara-
cara
pengendalian
Gulma (C2)
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
pengertian
Alelopati dan
pengaruhnya
(C3)
Daftar Pustaka
1. Anderson, W.P. 1992. Weed Science Principles. Searca Publication.
Philippines.
2. Holm, G.R.L. 1990. The World Worst Weed. The University Press of
Hawai.
3. Klingman, G.C. 1987. Weed Control. John Willey and Sons. N.Y. London.
4. Koesterman, N.Y. , et.al. 1994. Weed of Rice in Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta.
5. Kuntohartono. Dkk, 2001. Gulma Perkebunan. IKAPI. Jakarta.
6. Moenandir, J.W. 2003. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jilid 1 &2.
Jakarta
7. Mumu Sutisna, 1992. Dasar-Dasar Ilmu Gulma. ITB. Bandung.
8. Sastro Utomo. 2000. Ekologi Gulma. IKAPI. Jakarta.
Standar Kompetensi
Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya
Kompetensi Dasar
Mengukur besaran fisika ( massa, panjang dan waktu )
17
Indikator
- Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat
memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
- Menerapkan satuan besaran pokok dalam Sistem Internasional
- Menentukan dimensi suatu besaran pokok
- Menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah
- Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran
dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa dan waktu
dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi), kesalahan
matematis yang memerlukan kaliberasi, ketelitian ( presisi ) dan kepekaan (
sensitivitas )
- Menjelaskan pengertian kesalahan sistematik dan acak serta
memberi contoh
- Menghitung kesalahan sistematik dalam pengukuran
Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat membedakan besaran pokok dan besaran turunan
beserta satuannya dalam SI.
- Siswa dapat menurunkan dimensi besaran turunan dari besaran
pokok.
- Siswa dapat membaca hasil pengukuran massa, panjang dan waktu
dengan menggunakan alat yang sesuai
Materi Pokok
Besaran dan Satuan
Metode Pembelajaran
- Inkuiri.
- Tanya jawab
- Penugasan
Skenario Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Mengingatkan tentang besaran pokok dan besaran turunan yg sudah dipelajari di
SMP.
b. Memberikan contoh pengukuran dengan menggunakan alat ukur yg tepat dan
tidak tepat, misalnya mengukur diameter cincin dengan meteran dan jangka
sorong
2. Kegiatan Inti
Besaran Pokok
a. Menginformasikan 7 besaran pokok beserta symbol dan satuannya.
b. Menginformasikan cara mengukur panjang dengan mistar beserta
ketelitiannya.
c. Menjelaskan bagian-bagian jangka sorong dan batas ketelitiannya.
d. Menginformasikan cara mengukur panjang dengan jangka sorong,
misalnya mengukur diameter uang Rp. 100,00.
e. Menjelaskan bagian-bagian micrometer sekrup dan batas ketelitiannya.
f. Menginformasikan cara mengukur panjang dengan micrometer sekrup,
misalnya pengukuran tebal uang logam Rp.100,00.
g. Memberitahukan cara menimbang dengan neraca Ohauss dua lengan.
18
Besaran Turunan
Menginformasikan beberapa besaran turunan, misalnya : massa jenis = ρ
= m/V
Dimensi
a. Menginformasikan dimensi dari besaran pokok.
b. Menginformasikan dimensi dari beberapa besaran turunan.
c. Memberikan beberapa contoh penurunan dimensi dari beberapa
besaran turunan.
d. Menjelaskan beberapa kesalahan sistematik dalam pengukuran.
e. Menjelaskan ketidakpastian pengukuran tunggal dan pengukuran
berulang
3. Penutup
a. Mengevaluasi pemahaman siswa untuk menurunkan dimensi dari
beberapa besaran turunan.
b. Menginformasikan materi pengayaan dimensi.
c. Siswa mencoba mengerjakan mini kuis mengenai beberapa alat
ukur dan dimensi
B. Sumber Pembelajaran
1. Buku pegangan fisika kelas X
2. LKS fisika kelas X
3. Beberapa alat ukur panjang
4. Beberapa alat ukur massa
5. Beberapa alat ukur waktu
Penilaian
Jenis tagihan : Instrumen
Tugas : Uraian
Instrumen
6. Sebutkan masing-masing 5 contoh besaran pokok dan
besaran turunan beserta satuannya dalam SI !
7. Diturunkan dari besaran pokok apa saja besaran-besaran
berikut ini : a. kecepatan
b. massa jenis
Sukoharjo, 01 Juni
2007
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata
Pelajaran
OHP (Overhad Projector) merupakan suatu media yang dapat digunakan untuk
memproyeksikan suatu objek melalui bahan transparan atau bening. Kemudian dengan
kombinasi OHP dapat digunakan untuk memproyeksikan tidak hanya bahan transparansi,
tetapi juga dapat digunakan untuk memproyeksikan bahan cetakan, objek 3 dimensi, dan
sumber tampilan yang berasal dari komputer.
Sebuah OHP minimal akan dilengkapi tombol atau panel untuk menghidupkan,
mematikan, dan mengatur fokus. Selain itu OHP memiliki komponen pokok di antaranya
adalah lensa kondensor, reflektor, lensa proyektor, landasan kaca, dan cermin. Sedangkan
yang lain disebut komponen pendukung.
OHP selain dapat dioperasikan secara tunggal, dapat juga digunakan secara kombinasi,
misalnya dikombinasikan dengan ATF, CPP dan sebagainya. Berdasarkan sifat dan sistem
kombinasinya, OHP dapat mempunyai fungsi antara lain sebagai pengganti papan tulis
beserta perlengkapannya, penyajian materi menjadi lebih praktis, bahan bisa disiapkan di
rumah dan dapat digunakan untuk menampilkan objek yang diam maupun bergerak.
Penggunaan media dalam suatu pembelajaran fisika yang terpenting adalah bahwa
materi yang disajikan melalui media tersebut menjadi lebih menarik bagi para siswa.
Penyajian setiap media pada kegiatan ini, diusahakan untuk menampilkan
instalasi/perlengkapan yang diperlukan dan cara-cara yang prinsip dalam
mengoperasikannya.
Program TV instruksional dapat digunakan sebagai media pelengkap maupun media
pengayaan. Video instruksional telah dapat diwujudkan sebagai program saluran terbatas
yang menggunakan sumber tayangan dari kaset video. Dilihat dari segi fungsinya program
video dapat dinyatakan identik dengan program TV instruksional maupun VCD instruksional.
Khusus untuk VCD, sumber tayangan diperoleh dari disc atau piringan.
Walaupun dalam modul ini dibahas adanya program radio instruksional, ternyata media ini
dapat kita pandang sebagai media yang kurang dapat memberi konstribusi dalam suatu
pembelajaran sains (fisika merupakan bagian dari sains), karena media ini lebih tepat untuk
mata pembelajaran bahasa, IPS, dan musik. Kemudian dua media yang hampir sama dalam
tampilannya, tetapi berbeda dalam sistemnya adalah slide dan film strip. Penayangan untuk
sebuah slide atau film strip diperlukan satu kali proyeksi. Karena slide bersifat tunggal dan
untuk penayangannya diperlukan bingkai, maka biaya pembuatan slide akan lebih mahal
dibandingkan dengan film strip.
mesin, yakni interpreter dan compiler. Bahasa Pascal merupakan salah satu bahasa
pemrograman yang bersifat terstruktur, artinya program dapat disusun dari bagian-bagian
kecil yang disebut blok, untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu secara tuntas.
Untuk mengembangkan program fisika komputasi dalam pembelajaran fisika, diperlukan
kemampuan membuat program yang lebih kompleks, yang terdiri dari program utama dan
program pembantu. Program pembantu tidak dapat dijalankan tanpa adanya program utama.
Untuk Turbo Pascal 5.1, ada dua kelompok program pembantu, yakni program pembantu
standar (yang disediakan oleh Turbo Pascal) dan program pembantu tidak standar (yang
dibuat oleh pemrogram).
Program pembantu standar maupun tidak standar terbagi lagi dalam dua kelompok
yakni program pembantu PROSEDUR (banyaknya keluaran yang dihasilkan lebih dari satu),
dan program pembantu FUNGSI (banyaknya keluaran hanya satu). Baik PROSEDUR
maupun FUNGSI dapat berada pada satu file dengan program utama, hanya letaknya yang
mungkin berbeda ( mungkin sesudah program utama, mungkin sebelum program utama), dan
dapat pula berada pada file yang berbeda dengan program utama.
CAI (Computer Assisted Instruction)
Komputer memberikan beberapa kelebihan untuk memproduksi media audio visual
menyebabkan piranti ini banyak digunakan dalam kegiatan instruksional. CAI adalah suatu
model instruksional yang melibatkan siswa dengan komputer secara langsung. Komputer
berperan untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan-latihan dan mengetes
kemajuan belajar siswa.
Para pengajar dapat menggunakan CMI untuk mengerjakan fungsi-fungsi administratif.
CMI sering dianggap sebagai pendukung dari CAI. Sistem komputer instruksional dapat
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu DNS (Sistem Jaringan Tujuan Tunggal), SNS
(Sistem Jaringan Gabungan), dan SAS (Sistem Berdiri Sendiri). Ketiga sistem tersebut
mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Sistem komputer instruksional dalam
proses belajar dapat digunakan untuk tujuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Penerapan CAI dalam Pembelajaran Fisika
Model pembelajaran fisika dengan CAI meliputi perancangan: isi materi, simulasi,
latihan dan tes mengenai kemajuan belajar siswa. Langkah-langkah pembuatan program
diawali dengan pemilihan materi yang relevan. Langkah berikutnya adalah menampilkan isi
materi, membuat simulasi (berupa animasi gejala fisis dan perhitungannya), menampilkan
latihan dan tes, dan menampilkan kunci tes dan jawaban siswa.
22
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan simulasi dalam
pembelajaran fisika bila dibandingkan dengan pembelajaran melalui eksperimen. Beberapa
keuntungan tersebut, antara lain biaya lebih rendah, lebih fleksibel dan mudah persiapannya
1. Pengelola laboratorium
Contoh:
Kepala Sekolah
Wakakur Wakasar
Koordinator
Laboratorium
Penanggung
Penanggung Jawab Lab Penanggung Penanggung
Jawab Biologi Jawab Lab Jawab Lab
Kimia Fisika
Lab …. z
Guru Guru Guru Guru
4. Keuangan laboratorium
• Maintenance (pemeliharaan)
Keunggulan yang dimiliki oleh Sistem Informasi Terpadu Sekolah (SITS) adalah
sebagai berikut :
1. Arsitektur
Tumbuh dan berkembang SITS mengunakan arsitektur berbasis obyek (OPP) yang
mengganggap setiap entitas adalah obyek sehingga penambahan setiapobyek menjadi
lebih mudah dan sederhana. Selain itu juga setiap sifat dari setiap entitas dapat
ditentukan sehingga setiap entitas memiliki sifat (atau kondisi sifat) yang sesuai
dengan kebutuhan.
2. Fleksibel
Arsitektur SITS adalah fleksibel dalam arti dapat disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan sekolah. Penambahan feature yang spesifik terhadap kebutuhan sekolah
dapat dengan cepat dan mudah dilakukan.
3. Sistem yang terintergrasi
Semua modul SITS adalah modul yang sudah diintegrisasi sehingga dapat menghindari
double entry yang biasa sering terjadi pada komputerisasi manual.
6. User friendy dalam penggunaan dan simple, user atau operator yang
tidak memiliki latar belakang pengetahuan komputer (IT) dapat menjalankan aplikasi
SITS.
Sistem Informasi Terpadu Sekolah (SITS) mempunyai beberapa modul-modul utama
seperti berikut :
1. Modul Absen (Barcode System)
2. Modul Kesiswaan
3. Modul Kurikulum
4. Modul BP/BK
5. Modul Keuangan (UDB dan DSP)
6. Modul Perpustakaan
7. Modul Kepegawaian
8. Modul Asset
9. Modul Raport/ Laporan
1. Modul Absen
Modul Absen adalah modul yang digunakan untuk melayani absensi Siswa, Guru, Staff,
Modul absensi menggunakan teknologi Barcode.
System yang mempunyai manfaat dan keuntungan sbb :
a. Absensi siswa, guru dan staf dilakukan secara otomatis (digital)
b. Sistem Absensi akan berhenti setelah waktu toleransi keterlambatan masuk
sekolah yang ditentukan.
c. Hasil rekapitulasi absensi dapat dilihat secara cepat, tepat dan akurat).
d. Menghemat waktu bagi guru dalam mengolah absensi siswa.
e. Sistem Informasi Terpadu Sekolah secara otomatis dapat mengetahui siswa yang
tidak masuk kelas, siswa yang masuknya terlambat sehingga akan mempermudah
dalam pengawasan.
f. Hasil rekapitulasi absensi dapat dikelompokan berdasrkan waktu (hari, minggu,
bulanan, semester dan tahunan) dan kelompok siswa (kelas, tahun ajaran, indek
prestasi, dll)
2. Modul Kesiswaan
28
Modul kesiswaan adalah sebuah modul yang berfungsi untuk mengolah seluruh data
siswa seperti :
a. Registrasi siswa baru berdasarkan Nomor Induk Siswa
b. Penyusunan daftar siswa per kelas / per jurusan
c. Rekapitulasi Jumlah Siswa (jumlah siswa aktif, jumlah siswa keluar, jumlah
siswa masuk/baru)
d. Penyusunan data alumni secara otomatis
e. Pencarian data siswa secara cepat, tepat dan akurat (siswa dan siswi alumni)
3. Modul Kurikulum
Modul guru adalah sebuah modul yang berfungsi untuk mengolah data data siswa yang
bermanfaat dan penting bagi guru. Modul guru dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
a. Modul Guru sebagai Wali Kelas
Modul ini berfungsi untuk :
• Mengolah data absensi siswa
• Mengetahui persentase kehadiran siswa
• Rekapitulasi absensi siswa (mingguan, bulanan, semester dan tahunan)
• Mengoreksi absensi siswa (yang salah secara manual)
• Melihat hasil nilai siswa (per mata pelajaran)
b. Modul Guru sebagai Guru Mata Pelajaran
Modul ini berfungsi untuk :
• Data Entry Nilai Ujian (praktek, tertulis) siswa
• Menganalisis hasil ujian siswa
• Membuat rekapitulasi nilai ujian siswa
7. Modul Perpustakaan
Modul ini berfungsi untuk melakukan transaksi perpustakaan seperti :
a. Transaksi Peminjaman Buku
b. Transaksi Pengembalian Buku
c. Pencarian Buku
d. Stock Inventory Perpustakaan
e. Data Entry Buku Baru
f. Laporan Rekapitulasi (harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan)
8. Modul Kepegawaian
30
Modul ini berfungsi untuk memudahkan dalam pengelolaan seluruh data pegawai
sekolah, seperti :
a. Pencarian Pegawai, seleksi dan penempatan pegawai
b. Penyusunan Program Pelatihan
c. Perbaikan Kondisi Kerja
d. Perencanaan Pegawai
e. Perencanaan Organisasi
f. Penilaian Prestasi, mutasi dan promosi
g. Penggolongan jabatan, administrasi penggajihan dan Insentif
Laporan kegiatan siswa yang dikirimkan ke orang tua siswa seperti Biling Kartu
Kredit Bank via jasa kurir (POS) atau langsung (tergantung permintaan) setiap
bulannya sehingga orang tua siswa atau wali murid dapat mengetahui kondisi
sesungguhnya (real) tentang kegiatan siswa (anaknya) secara cepat. Tepat dan
akurat sehingga apabila menemukan penyimpangan/ kesalahan dapat dilakukan
koreksi / perbaikan dengan cepat dan tepat. Sehingga diharapkan dengan LKS ini
orang tua dapat ikut berperan aktif untuk mengawasi, mengoreksi dan
mengingkatkan mutu pendidikan anaknya.
b. Laporan Untuk Siswa
Laporan ini berisi beberapa informasi tentang kegiatan siswa dan informasi
penting lainnya yang harus diketahui oleh siswa, seperti :
• Status Kehadiran
• Nilai – nilai ulangan /Ujian
• Status Pembayaran SPP
• Jadwal kegiatan seperti extrakulikuler, praktek lab komputer, lab bahasa,
kimia,dll.
Dan laporan ini dibuat dalam bentuk from laporan khusus siswa yang dapat di
akses oleh siwa dengan sistem pengamam sbb :
Sehingga informasi siswa hanya dapat di akses oleh siswa yang bersangkutan
(bersifat pribadi).
c. Laporan Untuk Guru
Laporan bulanan untuk guru ada 2 (dua) macam, yaitu :
• Laporan berbentuk digital (from dalam program SITS)
• Laporan tertulis (cetakan) dikirim dari tanggal 1 s.d 5 setiap bulanya
Kedua laporan tersebut berisi berupa laporan tentang :
• Rekapitulasi absensi siswa selama 1 bulan terakhir (wali kelas)
• Rekapitulasi nilai ujian / ulangan siswa selama 1 bulan terkhir (guru mata
pelajaran)
d. Laporan untuk Kepala Sekolah
Laporan bulanan untuk kepala sekolah mencakup beberapa hal, seperti :
32
tersebut. Dan sekolah/madrasah akan mengalami masa-masa yang paling gawat selama
berlangsung masa transisi, di mana sangat mungkin karakter positif sebagai pengikat
kebersamaan dan loyalitas jadi terkontaminasi oleh nilai-nilai negatif. Ini wajar, karena
perubahan bisa mengakibatkan rasa tidak pasti dan kurang nyaman bagi mereka yang tidak
lagi memegang kendali kebijakan, alias di-lengser-kan dari jabatan.
Sebab, ketika terjadi perubahan kepala sekolah/madrasah, selalu ada kelompok guru
yang merasa sebagai pemenang. Yaitu, mereka yang diuntungkan oleh datangnya perubahan
itu, sehingga nasibnya menjadi lebih baik, karena mengalami kenaikan jabatan, atau karena
mereka bisa lebih dekat kepada atasan, atau pemegang kekuasaan, atau pembuat keputusan.
Di sisi lain, ada kelompok guru yang merasa kalah, yaitu mereka yang dikurangi hak-haknya,
penghasilannya menurun seiring dengan hilangnya tunjangan jabatan, dan dijauhkan dari para
pengambil keputusan, atau pengendali kebijakan.
Oleh karena itu, semua pihak harus benar-benar menyadari, bahwa penyebab ketidak-
lancaran untuk membuat kestabilan sekolah/madrasah ini terkendala oleh sikap guru-guru
yang memanfaatkan situasi secara serakah, orang-orang yang lebih mengedepankan
kepentingan pribadinya, dan akan berupaya mengamankan kepentingan-kepentingan yang
melekat pada dirinya, seperti posisi, jabatan, karier, fasilitas, dan sebagainya. Jika yang
demikian dibiarkan, maka keadaan sekolah/madrasah menjadi tidak kondusif lagi. Lebih-
lebih bila yang melakukan justeru para guru yang dekat dengan kepala sekolah/madrasah
tersebut.
Para bawahan, yang terdiri atas guru-guru lainnya dan karyawan, secara otomatis akan
kehilangan kepercayaan dan rasa hormatnya atas tindakan pimpinan yang mengedepankan
urusan-urusannya sendiri dan kelompoknya. Memang, ia bisa saja berkilah, bahwa semuanya
dilakukan atas alasan otoritas. Tapi, tanpa kepercayaan bawahan, otoritas tidak lagi
memberikan makna positif. Dan inilah tanda-tanda awal rusaknya perekat komitmen terhadap
kebersamaan dan loyalitas yang membuat kondisi masa transisi di sekolah/madrasah berjalan
tidak normal, serta tidak jarang mesti melewati dahulu suatu siklus panjang untuk bisa pulih
kembali, sampai akhirnya semua pihak harus legowo menerima dan mengakui hadirnya
perubahan di sekolah/madrasah tersebut.
Di sisi lain, ada lagi ancaman terhadap kestabilan masa transisi kepemimpinan kepala
sekolah/madrasah baru, yaitu ketika perubahan menyebabkan seseorang dipromosikan tidak
mengikuti jalur karier tradisional, melainkan secara tiba-tiba melejit ke puncak. Mereka yang
tadinya dianggap tidak cakap dan kurang berpengalaman, atau dianggap lebih yunior, tiba-
34
tiba bisa menjadi atasan para seniornya. Tindakan melibas senioritas ini akan lebih
menyakitkan lagi bagi mereka, jika terjadi seiring dengan masuknya guru-guru baru yang
langsung menduduki posisi puncak. Akibatnya, antara guru senior dengan kepala
sekolah/madrasah pasti terjadi ketak-sepahaman, sebab pola hubungan atasan-bawahan
menjadi sedikit kacau. Timbul perasaan tidak senang mereka sebagai para bawahan, bahkan
dari rekan-rekannya sejawat. Mereka akan mengungkapkannya dalam berbagai bentuk,
sebagai pertanda bahwa mereka kurang menyukai situasi sekarang. Mereka merasa segala
sesuatu yang sudah biasa di masa lalu tiba-tiba menjadi gelap, tidak jelas lagi, sehingga perlu
waktu banyak untuk menormalkan kembali.
Ketak-sepahaman tersebut jelas akan merugikan kinerja kepemimpinan kepala
sekolah/madrasah baru. Lebih-lebih lagi bila berlanjut, tidak saja terhadap nilai-nilai dan
karakter sekolah/madrasah tersebut, tetapi juga terhadap perilaku warganya yang dibentuk
oleh sejarah sepanjang usia sekolah/madrasah itu sendiri. Oleh karena itu, kepala
sekolah/madrasah baru seyogianya tetap menghargai sejarah. Sejarah masa lalu dari
sekolah/madrasah itu tidak dapat dihapus begitu saja, seperti menghapus jejak di pasir pantai.
Mestinya, inilah yang menjadi pertimbangan bagi para kepala sekolah/madrasah baru dalam
mengambil langkah kebijakan yang menyangkut promosi karier seseorang. Jika
menginginkan komitmen guru terhadap kebersamaan dan loyalitasnya, maka seharusnya
sejarah masa lalu juga diakui sebagai salah satu sumber kekuatan perekat, sehingga guru-
guru, para karyawan, dan siapa pun warga sekolah/madrasah, tidak ada yang terabaikan, atau
tidak jelas di mana berada, dan ke mana mereka akan dibawa dalam kapal harapan yang
dinahkodai kepala sekolah/madrasah baru. Jadi, jangan hanya pandai mengancam mereka
agar tidak melubangi tempat duduknya di kapal itu.
(http://masedlolur.wordpress.com/2008/09/04/hello-world/)
sambil tinggal bersama masyarakat didiknya selama beberapa bulan. Sistem ini dikombinasi
dengan mempertimbangkan pola kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Setelah tersusun secara sistematis, ia mengembangkan sistem Sokola Rimba (diambil
dari bahasa yang digunakan orang Rimba, salah satu dialek bahasa Melayu). Sistem Sokola
Rimba kemudian diterapkan pula di berbagai tempat terpencil lainnya di Indonesia, seperti di
Halmahera dan Flores.
Pemerintah RI berencana mengadopsi sistem ini untuk dikembangkan pada
masyarakat dengan kondisi khusus.
Yayasan “SOKOLA” merupakan wadah pendidikan alternatif yang mencoba
menjangkau komunitas-komunitas di Indonesia yang tidak terjangkau sekolah formal. Selain
Jambi, beberapa wilayah yang telah dijangkau di antaranya Flores, Halmahera, Bulukumba,
Aceh, Yogyakarta, Makassar, Klaten dan Kampung Dukuh.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Prof. Dr. Azhar.2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Fattah, N., 2003. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rochaety, E, dkk., 2006. Sistem Informasi manajemen Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Tim Penyusun. 2007. Diktat Perkuliahan Profesi Kependidikan. Medan : LPTK UNIMED.
http://www.kompasiana.com/pengembanganilmupendidikan
http://www.anneahira.com/artikel-umum/manjemen-pendidikan.htm
http://nadhirin.blogspot.com/2009/03/manajemen-perserta-didik-dalam.html
http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pengertian-pendidikan.htm
http://sarinapraktikum.blogspot.com/2009/07/definisi-pengajaran-dan-pembelajaran.html
http://www.scribd.com/doc/24946950/Pengertian-Teknologi-Informasi
http://www.kamadeva.com/index-menu-news-newsid-sisko.htm
http://www.facebook.com/note.php?note_id=381572409217
http://syopian.net/blog/?p=815
http://masedlolur.wordpress.com/2008/09/04/hello-world/
http://tonggo.wordpress.com/2008/02/13/butet-manurung-dan-%E2%80%9Csokola-rimba
%E2%80%9D/