You are on page 1of 35

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Terdapat minat besar dalam manajemen pendidikan di bagian awal abad 21. Hal ini
karena kualitas kepemimpinan dipercaya secara luas membuat perbedaan yang signifikan
kepada sekolah dan siswa. Di banyak bagian dunia, ada pengakuan bahwa sekolah
membutuhkan pemimpin dan manajer yang efektif jika mereka ingin memberikan pendidikan
yang terbaik kepada pelajar mereka. Ketika ekonomi global mengalami resesi, pemerintah
lebih menyadari bahwa aset utama mereka adalah orang-orang yang kompetitif dan semakin
tergantung pada sebuah sistem pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja terampil. Hal ini
memerlukan guru-guru yang terlatih dan berkomitmen, dan pada gilirannya, memerlukan
kepemimpinan kepala sekolah yang sangat efektif dan dukungan lain manajer senior dan
menengah (Bush, in press).
Bidang manajemen pendidikan adalah pluralis, dengan banyaknya kekurangan
perspektif dan kesepakatan yang tak terelakkan mengenai definisinya. Salah satu kunci
perdebatan apakah manajemen pendidikan telah menjadi bidang yang berbeda atau hanya
sebuah cabang studi yang lebih luas dari manajemen. Sementara pendidikan dapat belajar
dari manajemen lain, manajemen pendidikan harus terpusat tujuan pendidikan. Tujuan ini
memberikan arti penting arah untuk mendukung manajemen sekolah. Kecuali keterkaitan
antara tujuan dan manajemen pendidikan yang jelas dan dekat, ada bahaya ‘Managerialism’,
“Penekanan pada prosedur dengan mengorbankan tujuan pendidikan serta nilai-nilai “ (Bush,
1999:240). (http://www.kompasiana.com/pengembanganilmupendidikan)
Manajemen pendidikan merupakan hal yang harus diprioritaskan untuk kelangsungan
pendidikan, sehingga menghasilkan keluaran yang diinginkan. Kenyataannya, banyak
institusi pendidikan yang belum memiliki manajemen yang bagus dalam pengelolaan
pendidikannya.
Manajemen yang digunakan masih konvensional, sehingga kurang bisa menjawab
tantangan zaman dan terkesan tertinggal dari modernitas. Hal ini mengakibatkan sasaran-
sasaran ideal pendidikan yang seharusnya bisa dipenuhi ternyata tidak bisa diwujudkan.
Parahnya, terkadang para pengelola pendidikan tidak menyadari hal itu,
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses untuk mengkoordinasikan berbagai
sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan,
2

laboratorium, dan sebagainya untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
( http://www.anneahira.com/artikel-umum/manjemen-pendidikan.htm)
Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa suatu sistem pendidikan dapat dikatakan
berkualitas, apabila proses kegiatan belajar-mengajar berjalan secara menarik dan menantang
sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak dan sebaik mungkin melalu proses belajar yang
berkelanjutan. Proses pendidikan yang bermutu akan menghasilkan hasli yang bermutu serta
relevan dengan perkembangan zaman. Agar terwujud sebuah pendidikan yang bermutu dan
efisien, maka perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidiakn yang mampu
membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan mutu pedidikan yang
optimal, diharapkan akan menghasilkan keungugulan smber daya manusia yang dapat
menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terus berkembang secara pesat. Untuk dapat mencapai sebuah pendidikan
yang berkualitas diperlukan manajemen pedidikan yang mampu memobilisasi segala sumber
daya pendidikan.
(http://nadhirin.blogspot.com/2009/03/manajemen-perserta-didik-dalam.html)

1.2. Batasan Masalah


Adapun yang menjadi batasan masalah dalam makalah ini, yaitu:
• Manajemen pengajaran dan contoh penerapannya
• Manjemen media dan contoh penerapannya
• Manajemen laboratorium dan contoh penerapannya
• Manajemen sistem IT dan contoh penerapannya
• Manajemen loyalitas dan contoh penerapannya

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
• Untuk mengetahui definisi manajemen pengajaran, manajemen media,
manajemen laboratorium, manajemen sistem IT, dan manajemen loyalitas.
3

• Untuk mengetahui penerapan manjemen pengajaran, manajemen media,


manajemen laboratorium, manajemen sistem IT, dan manajemen loyalitas di
lingkungan sekolah.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat penyusunan makalah ini adalah :
• Sebagai tambahan referensi mengenai manajemen pengelolaan pendidikan.
• Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai penerapan manajemen
pendidikan di sekolah.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Definisi Manajemen


Dari segi bahasa, manajemen berasal dari kata manage (to manage) yang berarti “to
conduct or to carry on, to direct” (Webster Super New School and Office Dictionary), dalam
Kamus Inggris Indonesia, kata ‘manage’ diartikan “Mengurus, mengatur, melaksanakan,
mengelola” (John M. Echols, Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia) , Oxford Advanced
Learner’s Dictionary mengartikan ‘to manage’ sebagai “to succed in doing something
especially something difficult….. Management the act of running and controlling business or
similar organization” sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘manajemen’
diartikan sebagai “Prose penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran”
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Adapun dari segi istilah banyak para ahli telah
memberikan pengertian manajemen, dengan formulasi yang berbeda-beda, berikut ini akan
dikemukakan beberapa pengertian manajemen guna memperoleh pemahaman yang lebih
jelas.

No. Pengertian Manajemen Pendapat


1. The most comprehensive definition views management (Lester Robert Bittel (Ed),
as an integrating process by which authorized 1978 : 640)
individual create, maintain, and operate an organization
in the selection an accomplishment of its aims
2. Manajemen itu adalah pengendalian dan pemanfaatan (Prajudi Atmosudirdjo,1982 :
daripada semua faktor dan sumberdaya, yang menurut 124)
suatu perencanaan (planning), diperlukan untuk
mencapai atau menyelesaikan suatu prapta atau tujuan
kerja yang tertentu
3. Management is the use of people and other resources to ( Boone& Kurtz. 1984 : 4)
accomplish objective
4. .. management-the function of getting things done (Harold Koontz, Cyril
through people O’Donnel:3)
5. Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang (George R. Terry, 1986:4)
terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan,
pengorganisasian, menggerakkan, dan pengawasan,
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumberdaya manusia serta sumber-sumber
lain
6. Manajemen dapat didefinisikan sebagai ‘kemampuan (Sondang P. Siagian. 1997 :
atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam 5)
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain’. Dengan demikian dapat pula dikatakan
5

bahwa manajemen merupakan alat pelaksana utama


administrasi
7. Manajemen is the process of efficiently achieving the De Cenzo&Robbin 1999:5
objectives of the organization with and through people

Dengan memperhatikan beberapa definisi di atas, nampak jelas bahwa perbedaan


formulasi hanya dikarenakan titik tekan yang berbeda namun prinsip dasarnya sama, yakni
bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan adalah dalam rangka mencapai suatu tujuan dengan
memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada, sementara itu definisi nomor empat yang
dikemukakan oleh G.R Terry menambahkan dengan proses kegiatannya, sedangkan definisi
nomor lima dari Sondang P Siagian menambah penegasan tentang posisi manajemen
hubungannya dengan administrasi. Terlepas dari perbedaan tersebut, terdapat beberapa
prinsip yang nampaknya menjadi benang merah tentang pengertian manajemen yakni :
1. Manajemen merupakan suatu kegiatan.
2. Manajemen menggunakan atau memanfaatkan pihak-pihak lain.
3. Kegiatan manajemen diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Setelah melihat pengertian manajemen, maka nampak jelas bahwa setiap organisasi
termasuk organisasi pendidikan, seperti sekolah, akan sangat memerlukan manajemen untuk
mengatur atau mengelola kerjasama yang terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam
pencapaian tujuan, untuk itu pengelolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui
tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan
menunjukan suatu keterpaduan dalam prosesnya.

2.2. Definisi Pendidikan


Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan
signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan
kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di
Indonesia. Menyikapi hal tersebut, pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sesungguhnya.
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata "didik", Lalu kata
ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya memelihara dan
memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan
dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
6

Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan


adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan
agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
(http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pengertian-pendidikan.htm)
Pendidikan erat kaitannya dengan pengajaran. Pengajaran ialah suatu tugas dan
aktivitas yang diusahakan bersama oleh guru dan muridnya. Pengajaran ini adalah
dirancangkan guru secara sisitematik dan teliti untuk melaksanakannya dengan kaedah dan
teknik mengajar yang sesuai, membimbing, menggalak dan memotivasikan murid supaya
mengambil inisiatif untuk belajar, demi memperolehi ilmu pengetahuan dan menguasai
kemahiran yang diperlukan.
Adapun ciri-ciri pengajaran, yaitu :
• guru dan murid,
• guru sebagai pengajar dan murid sebagai pembelajar,
• hanya bermakna apabila ada pembelajaran,
• melibatkan instruksi diikuti dengan latihan,
• melibatkan proses pemikiran dan penggunaan bahasa atau simbol,
• ada kaitan dengan tugasan dan pencapaian,
• boleh dijalankan dengan kegiatan berpusat pada guru, murid dan gabungan
guru murid serta berpusatkan sumber,
• meliputi rancangan mengajar (KOPI),
• proses yang melibatkan interaksi dua arah,
• ada unsur sains dan seni.
(http://sarinapraktikum.blogspot.com/2009/07/definisi-pengajaran-dan-
pembelajaran.html)
7

2.3. Definisi Manajemen Pendidikan


Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djam’an Satori (1980) memberikan pengertian
manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi pendidikan yang diartikan
sebagai “keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan
materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien”. Sementara itu, Hadari Nawawi (1992) mengemukakan bahwa
“administrasi pendidikan sebagai rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian
usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang
diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal”.
Meski ditemukan pengertian manajemen atau administrasi yang beragam, baik yang
bersifat umum maupun khusus tentang kependidikan, namun secara esensial dapat ditarik
kesimpulan tentang pengertian manajemen pendidikan, bahwa : (1) manajemen pendidikan
merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya,
dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Manajemen pendidikan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan proses dan
hasil pendidikan. Manajemen pendidikan dilihat dari sistem pendidikan menempati unsur
input instrumental. Pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam menjalankan fungsinya
yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagai alat, manajemen pendidikan harus benar-benar dilaksnakan dengan baik, dan
agar manajemen pendidikan tersebut berjalan dengan baik, pelaksananya dituntut memiliki
sejumlah kemampuan. Kemampuan tersebut jika dikaji secara mendalam akan diperoleh tiga
kemampuan dasar yang harus ditampilkan selama memanej sistem pendidikan. Ketiga
kemempuan tersebut adalah (Hersey dan Blanchard, 1989 : 6) :
1. Kemampuan teknis, yakni kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu yang diperoleh dari
pengalaman, pendidikan dan pelatihan.
2. Kemampuan sosial, yakni kemampuan dan kata putus (judgment) dalam bekerja sama
dengan orang lain, yang mencakup pemahaman tentang motivasi dan penerapan
kepemimpinan yang efektif.
3. Kemampuan konseptual, yakni kemampuan untuk memahami kompleksitas organisasi
(pendidikan) dan penyesuaian gerak unit kerja masing-masing ke dalam bidang
operasi organisasi scara memyeluruh. Kemampuan ini dapat memungkinkan
8

seseorang bertindak selaras dengan tujuan organisiasi secara menyeluruh daripada


hanya atas dasar tujuan dan kebutuhan kelompoknya sendiri.

2.4. Manajemen Pengajaran


Bagaimana guru-guru memahami kedisiplinan dan bentuk-bentuk manajemen perilaku
lain, tergantung pada bagaimana mereka melihat pekerjaan mereka sebagai seorang guru dan
sejauh mana mereka meyakini bahwa semua anak dapat belajar. Perilaku di kelas dan hasil
belajar banyak dipengaruhi oleh kualitas pengajaran. Guru menguasai banyak faktor yang
mempengaruhi motivasi, prestasi dan perilaku siswa mereka. Lingkungan fisik di kelas, level
kenyamanan emosi yang dialami siswa dan kualitas komunikasi antar guru dan siswa
merupakan faktor penting yang bisa memampukan atau menghambat pembelajaran yang
optimal.
Pengajaran pada umumnya adalah kegiatan kelompok, sedangkan pembelajaran lebih
kepada kegiatan individu dan tidak semua siswa belajar dengan kecepatan yang sama atau
dengan cara yang sama. Guru perlu mempertimbangkan berapa banyak kebijakan dan praktek
yang mengarah pada labelling siswa.
Manajemen kelas merupakan bagian integral pengajaran efektif yang mencegah
masalah perilaku melalui perencanaan, pengelolaan, dan penataan kegiatan belajar yang lebih
baik, pemberian materi pengajaran yang lebih baik, dan interaksi guru siswa yang lebih baik,
membidik pada mengoptimalan keterlibatan dan kerjasama siswa dalam belajar.
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Garis-garis Besar Program
Pengajaran juga termasuk kedalam bagian manajemen pengajaran.

2.5. Manajemen Media


Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’, atau ‘penghantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah ‘perantara’ atau ‘pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampialn,
atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
9

Adapun manajemen media disini adalah mengenai pengelolaan media-media


pembelajaran yang umum digunakan di sekolah, khususnya dalam pembelajaran sains.
Media, seperti kita ketahui adalah alat bantu guru untuk lebih dapat mengabstrakkan
konsep-konsep yang dipelajari sehingga siswa dapat menerimanya dengan baik dan
menghasilkan pemahaman yang baik pula.
Ada banyak media yang digunakan dalam pembelajaran sains, baik grafis, visual,
maupun audio-visual. Keseluruhan media tersebut harus dapat dikelola dengan baik sehingga
dalam pemanfaatannya akan lebih terjaga sehingga dapat digunakan untuk jangka waktu yang
lama.
Manajemen media pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dengan mengelompokkan
masing-masing media sesuai dengan klasifikasinya, apakah grafis, visual, maupun audio-
visual. Apabila media yang telah ada ternyata belum mencukupi kuota yang diperlukan dalam
proses pembelajaran, maka tidak ada salahnya bagi pendidik untuk mampu mengelola suatu
media baru yang lebih sederhana namun tetap dapat menjadi penyampai informasi yang baik
kepada siswa.
Pemilihan media sesuai dengan materi pembelajaran juga termasuk bagian dari
manajemen media. Apabila media yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang diajarkan,
maka akan dapat terjadi kesalahan konsep pada siswa.
Selain itu, evaluasi media juga termasuk bagian dari manajemen media. Media yang
dibuat, harus dievaluasi terlebih dahulu apakah telah memenuhi kriteria yang ditetapkan atau
tidak.
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak mudah. Media
yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan pertimbangan bahwa
penggunaan media harus benar-benar berhasil guna dan berdaya guna untuk meningkatkan
dan memperjelas pemahaman siswa.

2.6. Manajemen Laboratorium


Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan.
Dalam pengertian sempit laboratorium sering diartikan sebagai tempat yang berupa gedung
yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan
praktikum.
10

Laboratorium (disingkat lab) juga merupakan tempat riset ilmiah, eksperimen,


pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana
percobaan dan penelitian dilakukan. Ataupun suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi
sejumlah peralatan untuk tempat kegiatan belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa pengertian
laboratorium yaitu:
(a) tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan eksperimen di dalam sains atau
melakukan pengujian dan analisis,
(b) bangunan atau ruang yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah
ataupun praktek pembelajaran bidang sains,
(c) tempat memproduksi bahan kimia atau obat,
(d) tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah, dst.

Laboratorium berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPA


secara praktek yang memerlukan peralatan khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang
kelas.
Selain fungsi diatas ada dua fungsi lain berdasarkan pada dua cara pandang, yaitu: cara
pandang yang pertama atau disebut juga dengan pandangan tradisional (laboratorium
tradisional) menyebutkan bahwa laboratorium berfungsi memberi pelajaran kepada siswa
dimana ilmu seakan-akan dituangkan kepikiran siswa. Sehingga siswa menerima dan
menyimpan ilmu itu menjadi miliknya. Kemudian cara pandang yang kedua atau disebut juga
dengan pandangan modern (laboratorium modern) dimana fungsi laboratorium adalah untuk
membantu siswa dalam belajar atau dengan kata lain siswa membangun atau mengkonstruksi
ilmu dari stimulus yang menjadi perhatiannya.

• Laboratorium tradisional
Laboratorium tradisional, kegiatan dilakukan di dalam laboratorium, dahulu dinamakan
praktikum. Praktikum adalah kegiatan laboratorium yang dilakukan pada jam khusus.
Kegiatan laboratorium merupakan penerapan teori yang sudah dibahas di dalam kelas
sebelum melakukan percobaan di laboratorium.
Laboratorium tradisional memiliki perabot (kursi, meja) yang tidak dapat dipindah-
pindahkan dan tetap letaknya. Keuntungan utama dari laboratorium jenis ini adalah sekolah
tidak perlu menyediakan perangkat percobaan yang banyak jumlahnya untuk tiap jenis
11

percobaan. Sedang kerugiannya adalah siswa tidak langsung bertindak terhadap konsep atau
prinsip yang dipelajarinya. Sehingga siswa cenderung mengambil hasil pengamatan atau
pengukuran dengan mengarang untuk mendapatkan nilai yang baik.
• Laboratorium Modern
Dalam laboratorium modern dapat berlangsung pemberian informasi oleh guru, dapat
dilakukan percobaan oleh siswa, percobaan demonstrasi oleh guru atau oleh siswa, diskusi
dalam kelompok kecil, dan diskusi kelas dibimbing oleh guru. Ruang laboratorium modern
harus ruang yang bersifat fleksibel dengan kata lain tata letak prabot mudah diubah-ubah,
sehingga berbagai jenis kegiatan dapat dilakukan dalam ruangan itu.
Keuntungan laboratorium modern adalah pelajaran dengan mudah dapat dibuat variasi
dengan memvariasikan jenis kegiatan seperti, mendengar informasi melakukan percobaan,
mengamati gejala, berdiskusi, belajar sendiri dan lainnya. Dalam hal ini gagasan siswa
belajar aktif mudah diterapkan. Sedangkan kerugiannya adalah diperlukan jumlah alat yang
banyak.

Manajemen pada laboratorium meliputi susunan pengelola laboratorium, pembagian


laboratorium sesuai jenis dan fungsinya, serta kelengkapan administratif lainnya.

2.7. Manajemen Sistem Teknologi Informasi


Teknologi Informasi biasa disebut TI, IT (Information Technology), atau infotech.
Berbagai definisi teknologi informasi telah diutarakan oleh bebrapa ahli, diantaranya :

Haag den Keen (1996), teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu Anda
bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan
informasi.
Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat
keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Williams dan Swayer (2003), Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan
komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,
suara, dan video.
12

Dari definisi di atas terlihat bahwa teknologi informasi, baik secara implicit maupun
eksplisit, tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi komunikasi. Dengan
kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan
telekomunikasi.
Penjelasan atas dua teknologi yang mendasari adalah sebagai berikut :
• Teknologi Komputer
Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk
peralatan yang berhubungan dengan komputer, seperti printer, pembaca sidik jari.
Dan bahkan CR-ROM. Komputer adalah mesin serbaguna yang dapat dikontrol dan
diprogram, digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Program adalah
deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer hingga komputer
dapat melakukan tugasnya sesuai yang dikehendaki oleh pembuat program. Data
adalah bahan mentah bagi komputer yang dapat berupa angka, atau huruf, atau
symbol, sedangkan informasi adalah bentuk data yang telah diolah sehingga dapat
menjadi bahan yang berguna untuk pengambilan keputusan.
• Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak
jauh. Termasuk dalam kategori kelompok ini adalah telepon, radio, dan televisi.
(http://www.scribd.com/doc/24946950/Pengertian-Teknologi-Informasi)
Manajemen sistem teknologi informasi biasanya meliputi pengelolaan website sekolah,
pembelajaran online.

2.8. Manajemen Loyalitas


Kondisi guru-guru saat ini berbeda dengan kondisi guru-guru tempo dulu. Guru-guru
dulu hampir merata sangat loyal dan tulus terhadap pekerjaannya. Hidup sederhana dan tidak
neko-neko, dan seterusnya. Tetapi guru-guru sekarang secara umum kebalikannya. Singkat
cerita, berbagai senjata motivasi yang ampuh untuk guru-guru dulu tampaknya sudah tidak
mempan lagi untuk mendongkrak gairah pengabdian guru-guru sekarang. Mau dibujuk
dengan pangkat (kredit poin) banyak guru-guru sekarang sudah mulai tidak peduli dengan
iming-iming pangkat. Yang penting gaji tetap diterima dan tidak dipotong. Karena toh selisih
gaji setelah naik pangkat tidak begitu berarti dibanding beban tugas dan waktu yang dikuras
karena jabatan ini itu. Mau dibujuk dengan honor tugas tambahan, sebagian guru-guru sudah
memiliki usaha sampingan di luar sekolah, bahkan penghasilan tambhannya ada yang
13

melebihi gajinya sebagai guru. Artinya honor yang ditawarkan tugas tambahan sekolah
sangat tidak menggiurkan. Kemudian kalau dibujuk dengan tugas adalah sebuah amal atau
pengabdian, sudah hampir merata guru-guru sekarang tidak takut lagi dengan seruan-seruan
moral seperti itu.
Beragam pendapat bermunculan kenapa loyalitas guru semakin hari semakin menurun.
Ada yang berpendapat (ini pendapat yang paling banyak terdengar) karena gaji guru masih
kurang, tidak mencukupi. Ada pula yang berpendapat karena murid-murid yang masuk
umumnya memang tidak punya kemauan untuk belajar. Apalagi motivasi mereka masuk ke
sekolah ini hanya sebagai pelarian karena tidak diterima di sekolah lain, sehingga guru-guru
pun kurang termotivasi oleh kondisi siswa-siswa yang demikian. Kemudian ada lagi yang
berpendapat karena korupsi sudah merajalela dimana-mana, termasuk juga ke sekolah-
sekolah. Akhirnya guru-guru masa bodoh: “Buat apa susah-susah, toh orang-orang di atas
enak-enak saja korupsi”. Terakhir yang tidak kalah penting ada yang berpendapat bahwa
semuanya adalah gara-gara keruntuhan moral. Bagaimanapun kuncinya adalah moral. Sebaik
dan sebagus apa pun sebuah sistem, selagi moral orang-orangnya tidak beres maka hasilnya
tetap saja tidak beres.

BAB III
CONTOH-CONTOH

A. Manajemen Pengajaran
Contoh manajemen pengajaran yang kami tampilkan pada makalah ini adalah contoh
GBPP dari sekolah dan RPP dari sekolah M.A. PPMI Assalam Sukoharjo. Adapun
contohnya, yaitu :
14

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Mata Kuliah (MK) : GULMA


Kode MK/SKS : MBPL 631 / 3 (2/1)
Deskripsi Singkat : Menjelaskan tentang tumbuhan
pengganggu (gulma)
Pengaruh kehadirannya di lahan pertanian atau
tanaman pokok, Penggolongan, Reproduksi dan
deskripsinya secara biologis.

Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat mengetahui konsep


dan pengertian
Gulma dan masalah yang ditimbulkannya pada
tanaman pokok, dan cara pengendaliannya
secara tepat dan efisien.

N Tujuan Estim Daftar


o Pokok Instruksional Sub Pokok asi Pusta
Bahasa Khusus ka
n Bahasan/Konsep Waktu

1 Pendahuluan Mahasiswa Terminologi gulma 2X 50 1,2,3,


dapat Pengertian/ konsep menit 5
menjelaskan Dan batasan gulma
konsep dan
penger-tian
guma (C2)
Dasar-dasar - Analisis Vegetasi 2 X 50
Teori dan Mahasiswa untuk pengamatan Menit 1,3,4.
metode dapat di lapangan. 5
menjelaskan - Eksperimental di
dasarteori rumah kaca
yang
2 Penggolong dipakaipada 2 X 50
an/ penelitian Berdasarkan : Menit
Pengelompo (C3) - habitat 1, 3, 5
kan Gulma - keganasannya
Mahasiswa - Reproduksinya
dapat
3 menjelaskan 2 X 50
Perkembngbi pengelompok - Secara Generatif Menit
akan Gulma an gulma (C2) - Secara Vegetatif 2,3,4

4 Mahasiswa 2 X 50
Asosiasi dapat Tipe-tipe : Menit
pada Gulma menjelaskan - Protokooperat 3,4,5
cara if
perkembangbi - Netralisme
akan - Amensalime
5 Gulma (C2) - Kompetisi 2 X 50
15

Masa kritis Menit


tanaman Mahasiswa Pengaruh waktu 4,5,6
bersaing dapat lamanya bersaing,
dengan mnjelaskan Kapan terjadi
gulma asosiasi yang persaingan
pen- Jumlah dan jarak
6 ting pd gulma dengan gulma 2 X 50
(C2) Menit
3,4,5,
Ekologi dan Ekologi Gulma 6,8
Penyebaran Mahasiswa Cara-cara
Gulma dapat penyebaranGulma
7 menjelaskan 2 X 50
kapan masa- Menit
masa kritis
Gulma-gulma tanaman bila - Gulma terganas di 3,4,6,
Ganas/ rakus berkompetisi Dunia 7
8 di dunia dengan gulma - Gulma tidak ganas 1X2
(C2) X 50
Menit
Taksonomi Mahasiswa - Dasar-dasar
dan dapat taksonomi gulma 1,3.4.
9 Identifikasi menjelaskan - Deskripsi dan 2 X 59 6
gulma Ekologi Gulma identifikasi gulma Menit
dan cara
penyebaran- - Gulma yang sering
nya (C2) Pada Padi
1 Gulma pada - Gulma pada 2 X 50 4,5,6
0 tanaman Mahasiswa tanaman palawija Menit
pertanian dapat
mengetahui - Jenis jenis gulma
jenis-jenis Tanman karet
Gulma gulma ganas - Jenis jenis gulma 1X2 5,6,78
1 Perkebunan di duni (C2) Tanaman coklat X 50
1 Menit
Mahasiswa - Secara Mekanik
dapat -Secara Kimiawi
Pengendalia menjelaskan -Secara Biologis 2X 50 5,6,7
n/ cara menit
1 Pemberantas mengidentifik
2 an asi Gulma -Kapan terjadinya
Gulma (C2) peristiwa alelopati
- Jenis-jenis gulma 1,2,6,
Mahasiswa yang ada Alelopati 7
Alelopati dapat
menjelaskan
gulma yang
terdapat pada
tanaman
pertanian

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
16

jenis
Gulma pada
perkebunan
(C2)

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
cara-
cara
pengendalian
Gulma (C2)

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
pengertian
Alelopati dan
pengaruhnya
(C3)

Daftar Pustaka
1. Anderson, W.P. 1992. Weed Science Principles. Searca Publication.
Philippines.
2. Holm, G.R.L. 1990. The World Worst Weed. The University Press of
Hawai.
3. Klingman, G.C. 1987. Weed Control. John Willey and Sons. N.Y. London.
4. Koesterman, N.Y. , et.al. 1994. Weed of Rice in Indonesia. Balai Pustaka.
Jakarta.
5. Kuntohartono. Dkk, 2001. Gulma Perkebunan. IKAPI. Jakarta.
6. Moenandir, J.W. 2003. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jilid 1 &2.
Jakarta
7. Mumu Sutisna, 1992. Dasar-Dasar Ilmu Gulma. ITB. Bandung.
8. Sastro Utomo. 2000. Ekologi Gulma. IKAPI. Jakarta.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SEKOLAH : MA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO


MATA PELAJARAN : FISIKA
KELAS / SEMESTER : X/1
ALOKASI WAKTU : 4 x 40 MENIT

Standar Kompetensi
Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

Kompetensi Dasar
Mengukur besaran fisika ( massa, panjang dan waktu )
17

Indikator
- Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan serta dapat
memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
- Menerapkan satuan besaran pokok dalam Sistem Internasional
- Menentukan dimensi suatu besaran pokok
- Menerapkan analisis dimensional dalam pemecahan masalah
- Menyiapkan instrumen secara tepat serta melakukan pengukuran
dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa dan waktu
dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi), kesalahan
matematis yang memerlukan kaliberasi, ketelitian ( presisi ) dan kepekaan (
sensitivitas )
- Menjelaskan pengertian kesalahan sistematik dan acak serta
memberi contoh
- Menghitung kesalahan sistematik dalam pengukuran

Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat membedakan besaran pokok dan besaran turunan
beserta satuannya dalam SI.
- Siswa dapat menurunkan dimensi besaran turunan dari besaran
pokok.
- Siswa dapat membaca hasil pengukuran massa, panjang dan waktu
dengan menggunakan alat yang sesuai

Materi Pokok
Besaran dan Satuan

Metode Pembelajaran
- Inkuiri.
- Tanya jawab
- Penugasan

Skenario Pembelajaran

1. Pendahuluan
a. Mengingatkan tentang besaran pokok dan besaran turunan yg sudah dipelajari di
SMP.
b. Memberikan contoh pengukuran dengan menggunakan alat ukur yg tepat dan
tidak tepat, misalnya mengukur diameter cincin dengan meteran dan jangka
sorong

2. Kegiatan Inti

Besaran Pokok
a. Menginformasikan 7 besaran pokok beserta symbol dan satuannya.
b. Menginformasikan cara mengukur panjang dengan mistar beserta
ketelitiannya.
c. Menjelaskan bagian-bagian jangka sorong dan batas ketelitiannya.
d. Menginformasikan cara mengukur panjang dengan jangka sorong,
misalnya mengukur diameter uang Rp. 100,00.
e. Menjelaskan bagian-bagian micrometer sekrup dan batas ketelitiannya.
f. Menginformasikan cara mengukur panjang dengan micrometer sekrup,
misalnya pengukuran tebal uang logam Rp.100,00.
g. Memberitahukan cara menimbang dengan neraca Ohauss dua lengan.
18

h. Menginformasikan beberapa alat ukur waktu

Besaran Turunan
Menginformasikan beberapa besaran turunan, misalnya : massa jenis = ρ
= m/V
Dimensi
a. Menginformasikan dimensi dari besaran pokok.
b. Menginformasikan dimensi dari beberapa besaran turunan.
c. Memberikan beberapa contoh penurunan dimensi dari beberapa
besaran turunan.
d. Menjelaskan beberapa kesalahan sistematik dalam pengukuran.
e. Menjelaskan ketidakpastian pengukuran tunggal dan pengukuran
berulang

3. Penutup
a. Mengevaluasi pemahaman siswa untuk menurunkan dimensi dari
beberapa besaran turunan.
b. Menginformasikan materi pengayaan dimensi.
c. Siswa mencoba mengerjakan mini kuis mengenai beberapa alat
ukur dan dimensi

B. Sumber Pembelajaran
1. Buku pegangan fisika kelas X
2. LKS fisika kelas X
3. Beberapa alat ukur panjang
4. Beberapa alat ukur massa
5. Beberapa alat ukur waktu

Penilaian
Jenis tagihan : Instrumen

Tugas : Uraian

Uji Kompetensi : Uraian

Instrumen
6. Sebutkan masing-masing 5 contoh besaran pokok dan
besaran turunan beserta satuannya dalam SI !
7. Diturunkan dari besaran pokok apa saja besaran-besaran
berikut ini : a. kecepatan
b. massa jenis

8. Sebutkan alat untuk mengukur : a. tebal kertas b.


diameter cincin
c. berat benda d. suhu tubuh
4. Laporkan hasil pengukuran panjang : a. b.

5. Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut ini : a. gaya b.


percepatan
c. berat d. energi
kinetik
19

Sukoharjo, 01 Juni
2007
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata
Pelajaran

Sigit Rahardja, S.Si


.........................

3.2. Manajemen Media

OHP (Overhad Projector) merupakan suatu media yang dapat digunakan untuk
memproyeksikan suatu objek melalui bahan transparan atau bening. Kemudian dengan
kombinasi OHP dapat digunakan untuk memproyeksikan tidak hanya bahan transparansi,
tetapi juga dapat digunakan untuk memproyeksikan bahan cetakan, objek 3 dimensi, dan
sumber tampilan yang berasal dari komputer.
Sebuah OHP minimal akan dilengkapi tombol atau panel untuk menghidupkan,
mematikan, dan mengatur fokus. Selain itu OHP memiliki komponen pokok di antaranya
adalah lensa kondensor, reflektor, lensa proyektor, landasan kaca, dan cermin. Sedangkan
yang lain disebut komponen pendukung.
OHP selain dapat dioperasikan secara tunggal, dapat juga digunakan secara kombinasi,
misalnya dikombinasikan dengan ATF, CPP dan sebagainya. Berdasarkan sifat dan sistem
kombinasinya, OHP dapat mempunyai fungsi antara lain sebagai pengganti papan tulis
beserta perlengkapannya, penyajian materi menjadi lebih praktis, bahan bisa disiapkan di
rumah dan dapat digunakan untuk menampilkan objek yang diam maupun bergerak.

Media Audio dan Video dalam Pembelajaran Fisika


Dalam kegiatan ini telah ditunjukkan beberapa media audio dan video yang dapat
digunakan dalam pembelajaran fisika. Beberapa media itu adalah TV instruksional, video
instruksional, VCD instruksional, slide instruksional, dan film strip.
20

Penggunaan media dalam suatu pembelajaran fisika yang terpenting adalah bahwa
materi yang disajikan melalui media tersebut menjadi lebih menarik bagi para siswa.
Penyajian setiap media pada kegiatan ini, diusahakan untuk menampilkan
instalasi/perlengkapan yang diperlukan dan cara-cara yang prinsip dalam
mengoperasikannya.
Program TV instruksional dapat digunakan sebagai media pelengkap maupun media
pengayaan. Video instruksional telah dapat diwujudkan sebagai program saluran terbatas
yang menggunakan sumber tayangan dari kaset video. Dilihat dari segi fungsinya program
video dapat dinyatakan identik dengan program TV instruksional maupun VCD instruksional.
Khusus untuk VCD, sumber tayangan diperoleh dari disc atau piringan.
Walaupun dalam modul ini dibahas adanya program radio instruksional, ternyata media ini
dapat kita pandang sebagai media yang kurang dapat memberi konstribusi dalam suatu
pembelajaran sains (fisika merupakan bagian dari sains), karena media ini lebih tepat untuk
mata pembelajaran bahasa, IPS, dan musik. Kemudian dua media yang hampir sama dalam
tampilannya, tetapi berbeda dalam sistemnya adalah slide dan film strip. Penayangan untuk
sebuah slide atau film strip diperlukan satu kali proyeksi. Karena slide bersifat tunggal dan
untuk penayangannya diperlukan bingkai, maka biaya pembuatan slide akan lebih mahal
dibandingkan dengan film strip.

Program Fisika Komputasi


Program komputer adalah serangkaian perintah dalam bahasa yang dapat diterima
komputer, dalam menjalankan suatu tugas sehingga mendapatkan hasil tertentu. Pada
dasarnya ada dua bahasa untuk pemrograman komputer, yakni bahasa tingkat rendah dan
bahasa tingkat tinggi. Bahasa tingkat rendah berorientasi pada mesin sehingga sulit dipahami
oleh orang awam, sedangkan bahasa tingkat tinggi ramah terhadap manusia sehingga mudah
dipahami oleh orang awam.
Ada dua macam bahasa (language) pemrograman tingkat rendah, yakni machine
language dan assembly language. Dalam machine language, semua perintah atau pernyataan
dinyatakan dengan deretan bit, yakni 0 dan 1. Berbeda dengan assembly language, tidak
menggunakan deretan bit, melainkan sandi yang berupa singkatan-singkatan yang disebut
mnemonic sehingga lebih mudah diingat. Bahasa pemrograman tingkat tinggi menggunakan
kata-kata yang diper-gunakan dalam percakapan sehari-hari, namun pada umumnya masih
dalam bahasa Inggris. Ada dua jenis program penerjemah dari bahasa tingkat tinggi ke bahasa
21

mesin, yakni interpreter dan compiler. Bahasa Pascal merupakan salah satu bahasa
pemrograman yang bersifat terstruktur, artinya program dapat disusun dari bagian-bagian
kecil yang disebut blok, untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu secara tuntas.
Untuk mengembangkan program fisika komputasi dalam pembelajaran fisika, diperlukan
kemampuan membuat program yang lebih kompleks, yang terdiri dari program utama dan
program pembantu. Program pembantu tidak dapat dijalankan tanpa adanya program utama.
Untuk Turbo Pascal 5.1, ada dua kelompok program pembantu, yakni program pembantu
standar (yang disediakan oleh Turbo Pascal) dan program pembantu tidak standar (yang
dibuat oleh pemrogram).
Program pembantu standar maupun tidak standar terbagi lagi dalam dua kelompok
yakni program pembantu PROSEDUR (banyaknya keluaran yang dihasilkan lebih dari satu),
dan program pembantu FUNGSI (banyaknya keluaran hanya satu). Baik PROSEDUR
maupun FUNGSI dapat berada pada satu file dengan program utama, hanya letaknya yang
mungkin berbeda ( mungkin sesudah program utama, mungkin sebelum program utama), dan
dapat pula berada pada file yang berbeda dengan program utama.
CAI (Computer Assisted Instruction)
Komputer memberikan beberapa kelebihan untuk memproduksi media audio visual
menyebabkan piranti ini banyak digunakan dalam kegiatan instruksional. CAI adalah suatu
model instruksional yang melibatkan siswa dengan komputer secara langsung. Komputer
berperan untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan-latihan dan mengetes
kemajuan belajar siswa.
Para pengajar dapat menggunakan CMI untuk mengerjakan fungsi-fungsi administratif.
CMI sering dianggap sebagai pendukung dari CAI. Sistem komputer instruksional dapat
digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu DNS (Sistem Jaringan Tujuan Tunggal), SNS
(Sistem Jaringan Gabungan), dan SAS (Sistem Berdiri Sendiri). Ketiga sistem tersebut
mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Sistem komputer instruksional dalam
proses belajar dapat digunakan untuk tujuan kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Penerapan CAI dalam Pembelajaran Fisika
Model pembelajaran fisika dengan CAI meliputi perancangan: isi materi, simulasi,
latihan dan tes mengenai kemajuan belajar siswa. Langkah-langkah pembuatan program
diawali dengan pemilihan materi yang relevan. Langkah berikutnya adalah menampilkan isi
materi, membuat simulasi (berupa animasi gejala fisis dan perhitungannya), menampilkan
latihan dan tes, dan menampilkan kunci tes dan jawaban siswa.
22

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan simulasi dalam
pembelajaran fisika bila dibandingkan dengan pembelajaran melalui eksperimen. Beberapa
keuntungan tersebut, antara lain biaya lebih rendah, lebih fleksibel dan mudah persiapannya

3.3. Manajemen Laboratorium


Ruang lingkup manajemen laboratorium terdiri atas:

1. Pengelola laboratorium

Contoh:

Dalam manajemen laboratorium terdapat pengelola laboratorium yang disebut perangkat


laboratorium.

Perangkat-perangkat laboratorium pada tingkat sekolah:

Kepala Sekolah

Wakakur Wakasar

Koordinator

Laboratorium
Penanggung
Penanggung Jawab Lab Penanggung Penanggung
Jawab Biologi Jawab Lab Jawab Lab
Kimia Fisika
Lab …. z
Guru Guru Guru Guru

Laboran Laboran Laboran Laboran

2. Manajemen fasilitas laboratorium

• Pengelola laboratorium mendata seluruh fasilitas yang dimiliki serta menyediakan


informasi berkenaan dengan fasilitas laboratorium yang dapat diakses oleh pengguna
laboratorium.
23

• Pengelola laboratorium memelihara fasilitas untuk menjamin keberlangsungan


laboratorium.
• Pengelola laboratorium membuat laporan tertulis tentang fasilitas laboratorium setiap
semester dan menyerahkannya ke ketua jurusan.
• Pengelola laboratorium menyusun rencana pengembangan fasilitas laboratorium
secara berkala, dan menyerahkannya kepada kepala sekolah.

3. Manajemen kegiatan laboratorium

• Pengelola laboratorium menyusun tata tertib/persyaratan penggunaan laboratorium.


• Pengelola laboratorium mengatur jadwal penggunaan laboratorium setiap semester.
• Pengelola laboratorium menyusun petunjuk penggunaan peralatan laboratorium
dengan jelas dan mudah diakses.
• Pengelola laboratorium mengawasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan, membuat
laporan tertulis tentang kegiatan laboratorium setiap semester, dan menyerahkannya
kepada kepala sekolah.

4. Keuangan laboratorium

• Pengelola laboratorium mengajukan usulan dana untuk pelaksanaan


kegiatan dan pengembangan laboratorium kepada kepala sekolah.
• Pengelola laboratorium mempertanggungjawabkan laporan keuangan dalam rapat
setiap semester.

5. Data dan dokumen

• Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus


jelas tanggalnya dan dicatat dalam buku kendali dokumen. Buku kendali dokumen
berisi antara lain nomor urut, Jenis dokumen (SK, data akademik mahasiswa, jurnal,
makalah, dokumen dosen, dsb.), Judul dokumen, Kode dokumen (merujuk pada
pengkodean penyimpanan dokumen).
24

• Setiap dokumen yang dimiliki dan atau diterima Laboratorium harus


tersimpan pada file dokumen sesuai dengan kode pengarsipan dokumen, sehingga
sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diakses dengan mudah dan cepat.
• Kode pengarsipan dokumen dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan penyimpanan dan pemanggilan kembali dokumen dan data tersebut.
Dokumen yang perlu diarsipkan di laboratorium meliputi dokumen administrasi
laboratorium, dokumen dan data dosen, laboratorium, inventaris laboratorium, dll.
Teknik pengkodean dokumen laboratorium diserahkan kepada laboratorium.
• Dokumen laboratorium dapat disimpan baik secara manual (salinan
tertulis) dan atau secara digital.

3.4. Manajemen Sistem Teknologi Informasi

Sistem Informasi Sekolah (SISKO)


Sistem Informasi Sekolah adalah salah satu bentuk keperdulian Kamadeva terhadap
dunia pendidikan di Indonesia, terutama sekolah- sekolah lokal di Indonesia. SISKO dibuat
dan dikembangkan untuk membantu sekolah – sekolah guna membangun sistem informasi
manajemen pendidikan yang terpadu serta dapat digunakan sebagai media komunikasi dan
penyebaran informasi kepada stakeholder -nya. SISKO dirancang sebagai pusat manajemen
kegiatan pendidikan di sekolah – sekolah dalam kesatuan sistem yang terintegrasi dan
terstruktur.
SISKO adalah integritas dari kinerja unit – unit di sekolah
– sekolah, dimana seluruh kegiatan pendidikan terangkum dalam
sirkulasi pencatatan data yang sistematis. Kelengkapan feature
SISKO dalam merepresentasikan kinerja dalam sistem manajemen kegiatan di sekolah
menjadi solusi yang tegas bagi dunia pendidikan tanah air. Inilah bentuk keperdulian
Kamadeva untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
(http://www.kamadeva.com/index-menu-news-newsid-sisko.htm)

Internet School Management System (ISMS) oleh Indosat


Bila sebelumnya, di tahun 2008 Indosat telah menghadirkan program Indosat Science
& Multimedia School (ISMS) untuk sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia yang
merupakan bagian dari kegiatan TanggungJawab Sosial (CSR), maka di tahun 2010 Indosat
25

menghadirkan inovasi teknologi dalam program Internet School Management System


(ISMS).
Internet School Management System (ISMS) merupakan perpaduan dari akses
internet yang diintegrasikan dengan berbagai aplikasi yang mampu menyediakan informasi
kegiatan belajar mengajar bagi manajemen sekolah, orang tua, dan pelajar. Aplikasi yang
telah tersedia dalam ISMS ini antara lain profil siswa, sistem absensi, pembayaran sekolah,
nilai ujian siswa, kegiatan ekstrakurikuler, record disiplin siswa dan masih banyak lagi.
Program Internet School Management System (ISMS) Indosat terintegrasikan dalam 2
layanan, yaitu melalui sistem manajemen internet sekolah dan juga program bantuan
perangkat multimedia untuk pembelajaran sains agar lebih mudah dan menyenangkan.
Adapun keunggulan dari aplikasi sistem manajemen informasi ISMS adalah sistem ini dapat
diakses baik melalui website maupun SMS dengan menggunakan kartu prabayar dan
paskabayar Indosat, sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas bagi pengguna,
Seluruh aplikasi dan perangkat penunjang yang diperlukan untuk system informasi ini
disediakan oleh Indosat sebagai satu kesatuan paket untuk lembaga pendidikan (SD, SMP
dan SMA) dengan sistem berlangganan.
(http://www.facebook.com/note.php?note_id=381572409217)

Sistem Informasi Terpadu Sekolah (SITS) di SMP N I Menggala


Sistem Informasi Terpadu Sekolah (SITS) adalah suatu usaha untuk meningkatkan
keberhasilan penerapan Sistem Informasi di sekolah bergantung dari komitmen seluruh
personil yang ada didalam manajemen sekolah, dan untuk itu akan melibatkan sekolah dalam
pembuatan sistem informasi manajemen tersebut sehingga Sistem Informasi Manajemen
tersebut akan sesuai dengan kondisi kebutuhan aplikasi Sistem Informasi Terpadu Manjemen
Sekolah (SITS) yang dikembangkan secara bertahap.
Lingkup pelayanan perencanaan yang dilaksanakan dalam implementasi SITS di
sekolah antara lain :
• Survey ( User Requitment)
• Alokasi staff dan aktivitas
• Pembuatan Master Plan
• Konsultasi dalam hal penerapan Sistem Informasi Terpadu Sekolah
• Pelatihan kepada user
• Supervisi (pendampingan) dalam Implementasikan sistem Informasi Sekolah
26

• Maintenance (pemeliharaan)

Keunggulan yang dimiliki oleh Sistem Informasi Terpadu Sekolah (SITS) adalah
sebagai berikut :
1. Arsitektur
Tumbuh dan berkembang SITS mengunakan arsitektur berbasis obyek (OPP) yang
mengganggap setiap entitas adalah obyek sehingga penambahan setiapobyek menjadi
lebih mudah dan sederhana. Selain itu juga setiap sifat dari setiap entitas dapat
ditentukan sehingga setiap entitas memiliki sifat (atau kondisi sifat) yang sesuai
dengan kebutuhan.
2. Fleksibel
Arsitektur SITS adalah fleksibel dalam arti dapat disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan sekolah. Penambahan feature yang spesifik terhadap kebutuhan sekolah
dapat dengan cepat dan mudah dilakukan.
3. Sistem yang terintergrasi
Semua modul SITS adalah modul yang sudah diintegrisasi sehingga dapat menghindari
double entry yang biasa sering terjadi pada komputerisasi manual.

Fasilitas dan Keunggulan


1. Multi instalasi, SITS diciptakan dengan kumudahan penambahan
modul baru.
2. Laporan yang fleksibel, bentuk laporan SITS dapat mudah
disesuaikan dengan bentuk form sekolah.
3. Training bertingkat untuk pengguna SITS : Tingkat User/Operator
(Siswa, Guru, Staf, Kepala Sekolah) dan Supervisor. Masing-masing tingkat memiliki
tingkat pengetahuan yang berbeda dan hak akses sistem SITS yang berbeda sehingga
pelatihannya pun akan berbeda.
4. Aplikasi yang berbasis Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar
yang memudahkan pengguna untuk lebih memahami cara penggunaan SITS.
5. Biaya implementasi yang terjangkau, biaya implementasi untuk SITS
terjangkau untuk sekolah karena SITS memang didesain dengan standarisasi untuk
kebutuhan sekolah secara generik.
27

6. User friendy dalam penggunaan dan simple, user atau operator yang
tidak memiliki latar belakang pengetahuan komputer (IT) dapat menjalankan aplikasi
SITS.
Sistem Informasi Terpadu Sekolah (SITS) mempunyai beberapa modul-modul utama
seperti berikut :
1. Modul Absen (Barcode System)
2. Modul Kesiswaan
3. Modul Kurikulum
4. Modul BP/BK
5. Modul Keuangan (UDB dan DSP)
6. Modul Perpustakaan
7. Modul Kepegawaian
8. Modul Asset
9. Modul Raport/ Laporan

1. Modul Absen
Modul Absen adalah modul yang digunakan untuk melayani absensi Siswa, Guru, Staff,
Modul absensi menggunakan teknologi Barcode.
System yang mempunyai manfaat dan keuntungan sbb :
a. Absensi siswa, guru dan staf dilakukan secara otomatis (digital)
b. Sistem Absensi akan berhenti setelah waktu toleransi keterlambatan masuk
sekolah yang ditentukan.
c. Hasil rekapitulasi absensi dapat dilihat secara cepat, tepat dan akurat).
d. Menghemat waktu bagi guru dalam mengolah absensi siswa.
e. Sistem Informasi Terpadu Sekolah secara otomatis dapat mengetahui siswa yang
tidak masuk kelas, siswa yang masuknya terlambat sehingga akan mempermudah
dalam pengawasan.
f. Hasil rekapitulasi absensi dapat dikelompokan berdasrkan waktu (hari, minggu,
bulanan, semester dan tahunan) dan kelompok siswa (kelas, tahun ajaran, indek
prestasi, dll)

2. Modul Kesiswaan
28

Modul kesiswaan adalah sebuah modul yang berfungsi untuk mengolah seluruh data
siswa seperti :
a. Registrasi siswa baru berdasarkan Nomor Induk Siswa
b. Penyusunan daftar siswa per kelas / per jurusan
c. Rekapitulasi Jumlah Siswa (jumlah siswa aktif, jumlah siswa keluar, jumlah
siswa masuk/baru)
d. Penyusunan data alumni secara otomatis
e. Pencarian data siswa secara cepat, tepat dan akurat (siswa dan siswi alumni)

3. Modul Kurikulum
Modul guru adalah sebuah modul yang berfungsi untuk mengolah data data siswa yang
bermanfaat dan penting bagi guru. Modul guru dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
a. Modul Guru sebagai Wali Kelas
Modul ini berfungsi untuk :
• Mengolah data absensi siswa
• Mengetahui persentase kehadiran siswa
• Rekapitulasi absensi siswa (mingguan, bulanan, semester dan tahunan)
• Mengoreksi absensi siswa (yang salah secara manual)
• Melihat hasil nilai siswa (per mata pelajaran)
b. Modul Guru sebagai Guru Mata Pelajaran
Modul ini berfungsi untuk :
• Data Entry Nilai Ujian (praktek, tertulis) siswa
• Menganalisis hasil ujian siswa
• Membuat rekapitulasi nilai ujian siswa

4. Modul BP/ BK (Bidang Penyuluhan/Bimbingan dan Konseling)


Modul ini berfungsi untuk mengolah data siswa yang perlu layanan khusus, seperti :
a. Jumlah alpa (tidak masuk tanpa berita) siswa yang melebihi batas minimum.
b. Jumlah siswa yang bermasalah
c. Data enty absensi siswa terlambat datang ke sekolah secara manual setelah
siswa tersebut membuat laporan (alasan) secara rinci dan jelas.
d. Membuat surat undangan untuk orang tua siswa ke sekolah untuk melakukan
konsultasi (mencari jalan keluar terbaik) tentang siswa yang sudah
29

melakukan kesalahan. Misalnya siswa yang 3 hari berturut-turut tidak masuk


sekolah dengan alasan yang tidak jelas
e. Data Entry peringatan untuk siswa
f. Data Entry siswa berprestasi
5. Modul Administrasi
Modul ini berfungsi untuk melakukan kegiatan administrasi yang berhubungan dengan
kegiatan siswa, seperti :
a. Membuat Surat Panggilan untuk siswa dan orang tua siswa
b. Membuat Surat Pemberitahuan untuk siswa dan orang tua siswa
c. Dll

6. Modul Keuangan (Pembayaran UDB dan DSP)


Modul ini berfungsi untuk melakukan transaksi pembayaran UDB siswa dengan
menggunakan teknologi Brocde System yang mengacu pada nomor induk siswa. Dan
mengunakan teknologi ini adalah sbb :
a. Akses cepat, tepat dan akurat untuk mengetahui status terakhir pembayaran SPP
siswa.
b. Mencetak slip pembayaran SPP siswa dengan cepat
c. Membuat rekapitulasi SPP siswa (harian, mingguan, bulanan, semester dan
tahunan) secara otomatis.
d. Menghindari kesalahan dalam proses pembayaran UDB yang akan berakibat
kerugian baik pihak sekolah maupun di pihak siswa.

7. Modul Perpustakaan
Modul ini berfungsi untuk melakukan transaksi perpustakaan seperti :
a. Transaksi Peminjaman Buku
b. Transaksi Pengembalian Buku
c. Pencarian Buku
d. Stock Inventory Perpustakaan
e. Data Entry Buku Baru
f. Laporan Rekapitulasi (harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan)

8. Modul Kepegawaian
30

Modul ini berfungsi untuk memudahkan dalam pengelolaan seluruh data pegawai
sekolah, seperti :
a. Pencarian Pegawai, seleksi dan penempatan pegawai
b. Penyusunan Program Pelatihan
c. Perbaikan Kondisi Kerja
d. Perencanaan Pegawai
e. Perencanaan Organisasi
f. Penilaian Prestasi, mutasi dan promosi
g. Penggolongan jabatan, administrasi penggajihan dan Insentif

9. Modul Manajemen Aset Sekolah


Modul ini berfungsi untuk memudahkan dalm pengolahan seluruh data asset sekolah,
seperti :
a. Pencarian data Asset
b. Penyusunan data Asset
c. Modul kategori Asset
d. Modul status
e. Modul Supplier/ Vendor
f. Nilai Asset (depresiasi)

10. Modul Raport / Laporan


Modul raport ini berfungsi untuk laporan. Modul laporan ini dibagi atas beberapa jenis
laporan, antara lain :
a. Laporan untuk Orang Tua Siswa/ Wali Murid (LKS)
Laporan Kegiatan Siswa (LKS) untuk orang tua siswa diberikan/ dikirimkan
kepada orang tua via kurir (POS) antara tanggal 1 s.d 5 setiap bulannya LKS
berisi beberapa informasi tentang kegiatan siswa selama sebualan terakhir,
seperti:
• Kehadiran Siswa (persentase kehadiran)
• Nilai-nilai Uji Kompetensi (baik praktek maupun tulisan)
• Status Pembayaran DSP dan UDB
• Catatan Wali kelas/ Guru Bidang Studi
31

Laporan kegiatan siswa yang dikirimkan ke orang tua siswa seperti Biling Kartu
Kredit Bank via jasa kurir (POS) atau langsung (tergantung permintaan) setiap
bulannya sehingga orang tua siswa atau wali murid dapat mengetahui kondisi
sesungguhnya (real) tentang kegiatan siswa (anaknya) secara cepat. Tepat dan
akurat sehingga apabila menemukan penyimpangan/ kesalahan dapat dilakukan
koreksi / perbaikan dengan cepat dan tepat. Sehingga diharapkan dengan LKS ini
orang tua dapat ikut berperan aktif untuk mengawasi, mengoreksi dan
mengingkatkan mutu pendidikan anaknya.
b. Laporan Untuk Siswa
Laporan ini berisi beberapa informasi tentang kegiatan siswa dan informasi
penting lainnya yang harus diketahui oleh siswa, seperti :
• Status Kehadiran
• Nilai – nilai ulangan /Ujian
• Status Pembayaran SPP
• Jadwal kegiatan seperti extrakulikuler, praktek lab komputer, lab bahasa,
kimia,dll.
Dan laporan ini dibuat dalam bentuk from laporan khusus siswa yang dapat di
akses oleh siwa dengan sistem pengamam sbb :

Login : Nomor Induk Siswa


Password : ……… (rahasia dan min 6 karakter)

Sehingga informasi siswa hanya dapat di akses oleh siswa yang bersangkutan
(bersifat pribadi).
c. Laporan Untuk Guru
Laporan bulanan untuk guru ada 2 (dua) macam, yaitu :
• Laporan berbentuk digital (from dalam program SITS)
• Laporan tertulis (cetakan) dikirim dari tanggal 1 s.d 5 setiap bulanya
Kedua laporan tersebut berisi berupa laporan tentang :
• Rekapitulasi absensi siswa selama 1 bulan terakhir (wali kelas)
• Rekapitulasi nilai ujian / ulangan siswa selama 1 bulan terkhir (guru mata
pelajaran)
d. Laporan untuk Kepala Sekolah
Laporan bulanan untuk kepala sekolah mencakup beberapa hal, seperti :
32

• Laporan keuangan (pembayaran UDB dan DSP)


• Rekapitulasi Bulanan Absensi Guru
• Rekapitulasi Jumlah Siswa
• Persentase Kehadiran Siswa
• Hasil analisis data siswa
• Dll (sesuai dengan kebutuhan)
(http://syopian.net/blog/?p=815)

3.5. Manajemen Loyalitas

Loyalitas Guru terhadap Kepala Sekolah


Dalam satuan pendidikan mana pun, idealnya setelah pimpinan lama digantikan oleh
yang baru, interaksi di antara para guru, atau antara guru dengan kepala sekolah/madrasah
yang baru bisa berjalan dengan semakin baik. Lebih sempurna lagi bila mereka saling terikat
dan menyatu dalam karakter positif, yaitu karakter yang terbentuk dari internalisasi dan
implementasi nilai-nilai komitmen terhadap kebersamaan dan loyalitas. Tentunya ini terjadi
setelah masing-masing mampu menyadari, bahwa kesalahan-kesalahan dapat saja dilakukan
baik oleh guru maupun kepala sekolah/madrasah sebelumnya di masa lalu.
Namun, komitmen terhadap kebersamaan dan loyalitas guru itu baru bisa terwujud
setelah kepala sekolah/madrasah yang baru bersedia memberikan dukungan dan dorongan
demi perbaikan dan peningkatan kinerja mereka, yang bermuara pada peningkatan
kesejahteraan. Ini harus dilaksanakan secara berkeadilan. Dan kepala sekolah/madrasah yang
baru harus memberikan kepercayaan sekaligus tantangan kepada guru-guru agar
menunjukkan kemampuannya untuk mencobakan gagasan-gagasan pembaharuan atau
inovasi. Untuk itu, guru-guru sebagai bawahan membutuhkan motivasi kuat dari kepala
sekolah/madrasah yang baru, agar mereka tidak takut gagal atau tidak dicemooh kalau gagal.
Berhasil atau tidak berhasil dalam melaksanakan program, kepada mereka seharusnya
diberikan reward untuk yang telah bekerja keras, sehingga kepala sekolah/madrasah yang
baru dapat membedakan siapa guru yang bersungguh-sungguh dan siapa yang tidak, siapa
yang berhasil membuat inovasi dan siapa yang tidak. Reward pun tidak mesti diwujudkan
dalam bentuk uang.
Hanya saja perlu diingat, bahwa upaya seperti ini sering mengalami resistensi dari
mereka yang memunculkan sikap kurang puas atas pergantian kepala sekolah/madrasah
33

tersebut. Dan sekolah/madrasah akan mengalami masa-masa yang paling gawat selama
berlangsung masa transisi, di mana sangat mungkin karakter positif sebagai pengikat
kebersamaan dan loyalitas jadi terkontaminasi oleh nilai-nilai negatif. Ini wajar, karena
perubahan bisa mengakibatkan rasa tidak pasti dan kurang nyaman bagi mereka yang tidak
lagi memegang kendali kebijakan, alias di-lengser-kan dari jabatan.
Sebab, ketika terjadi perubahan kepala sekolah/madrasah, selalu ada kelompok guru
yang merasa sebagai pemenang. Yaitu, mereka yang diuntungkan oleh datangnya perubahan
itu, sehingga nasibnya menjadi lebih baik, karena mengalami kenaikan jabatan, atau karena
mereka bisa lebih dekat kepada atasan, atau pemegang kekuasaan, atau pembuat keputusan.
Di sisi lain, ada kelompok guru yang merasa kalah, yaitu mereka yang dikurangi hak-haknya,
penghasilannya menurun seiring dengan hilangnya tunjangan jabatan, dan dijauhkan dari para
pengambil keputusan, atau pengendali kebijakan.
Oleh karena itu, semua pihak harus benar-benar menyadari, bahwa penyebab ketidak-
lancaran untuk membuat kestabilan sekolah/madrasah ini terkendala oleh sikap guru-guru
yang memanfaatkan situasi secara serakah, orang-orang yang lebih mengedepankan
kepentingan pribadinya, dan akan berupaya mengamankan kepentingan-kepentingan yang
melekat pada dirinya, seperti posisi, jabatan, karier, fasilitas, dan sebagainya. Jika yang
demikian dibiarkan, maka keadaan sekolah/madrasah menjadi tidak kondusif lagi. Lebih-
lebih bila yang melakukan justeru para guru yang dekat dengan kepala sekolah/madrasah
tersebut.
Para bawahan, yang terdiri atas guru-guru lainnya dan karyawan, secara otomatis akan
kehilangan kepercayaan dan rasa hormatnya atas tindakan pimpinan yang mengedepankan
urusan-urusannya sendiri dan kelompoknya. Memang, ia bisa saja berkilah, bahwa semuanya
dilakukan atas alasan otoritas. Tapi, tanpa kepercayaan bawahan, otoritas tidak lagi
memberikan makna positif. Dan inilah tanda-tanda awal rusaknya perekat komitmen terhadap
kebersamaan dan loyalitas yang membuat kondisi masa transisi di sekolah/madrasah berjalan
tidak normal, serta tidak jarang mesti melewati dahulu suatu siklus panjang untuk bisa pulih
kembali, sampai akhirnya semua pihak harus legowo menerima dan mengakui hadirnya
perubahan di sekolah/madrasah tersebut.
Di sisi lain, ada lagi ancaman terhadap kestabilan masa transisi kepemimpinan kepala
sekolah/madrasah baru, yaitu ketika perubahan menyebabkan seseorang dipromosikan tidak
mengikuti jalur karier tradisional, melainkan secara tiba-tiba melejit ke puncak. Mereka yang
tadinya dianggap tidak cakap dan kurang berpengalaman, atau dianggap lebih yunior, tiba-
34

tiba bisa menjadi atasan para seniornya. Tindakan melibas senioritas ini akan lebih
menyakitkan lagi bagi mereka, jika terjadi seiring dengan masuknya guru-guru baru yang
langsung menduduki posisi puncak. Akibatnya, antara guru senior dengan kepala
sekolah/madrasah pasti terjadi ketak-sepahaman, sebab pola hubungan atasan-bawahan
menjadi sedikit kacau. Timbul perasaan tidak senang mereka sebagai para bawahan, bahkan
dari rekan-rekannya sejawat. Mereka akan mengungkapkannya dalam berbagai bentuk,
sebagai pertanda bahwa mereka kurang menyukai situasi sekarang. Mereka merasa segala
sesuatu yang sudah biasa di masa lalu tiba-tiba menjadi gelap, tidak jelas lagi, sehingga perlu
waktu banyak untuk menormalkan kembali.
Ketak-sepahaman tersebut jelas akan merugikan kinerja kepemimpinan kepala
sekolah/madrasah baru. Lebih-lebih lagi bila berlanjut, tidak saja terhadap nilai-nilai dan
karakter sekolah/madrasah tersebut, tetapi juga terhadap perilaku warganya yang dibentuk
oleh sejarah sepanjang usia sekolah/madrasah itu sendiri. Oleh karena itu, kepala
sekolah/madrasah baru seyogianya tetap menghargai sejarah. Sejarah masa lalu dari
sekolah/madrasah itu tidak dapat dihapus begitu saja, seperti menghapus jejak di pasir pantai.
Mestinya, inilah yang menjadi pertimbangan bagi para kepala sekolah/madrasah baru dalam
mengambil langkah kebijakan yang menyangkut promosi karier seseorang. Jika
menginginkan komitmen guru terhadap kebersamaan dan loyalitasnya, maka seharusnya
sejarah masa lalu juga diakui sebagai salah satu sumber kekuatan perekat, sehingga guru-
guru, para karyawan, dan siapa pun warga sekolah/madrasah, tidak ada yang terabaikan, atau
tidak jelas di mana berada, dan ke mana mereka akan dibawa dalam kapal harapan yang
dinahkodai kepala sekolah/madrasah baru. Jadi, jangan hanya pandai mengancam mereka
agar tidak melubangi tempat duduknya di kapal itu.
(http://masedlolur.wordpress.com/2008/09/04/hello-world/)

Loyalitas Butet Manurung terhadap Pendidikan


Saur Marlina Manurung (lahir di Jakarta, 21 Februari 1972; umur 38 tahun) adalah
perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia.
Sebagaimana gadis Batak lainnya, ia biasa dipanggil "Butet" dan kini namanya lebih dikenal
sebagai Butet Manurung.
Sekolah rintisan pertama kali ia terapkan bagi masyarakat Orang Rimba (Suku Kubu)
yang mendiami Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi. Metode yang diterapkannya
bersifat setengah antropologis. Pengajaran membaca, menulis, dan berhitung dilakukan
35

sambil tinggal bersama masyarakat didiknya selama beberapa bulan. Sistem ini dikombinasi
dengan mempertimbangkan pola kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
Setelah tersusun secara sistematis, ia mengembangkan sistem Sokola Rimba (diambil
dari bahasa yang digunakan orang Rimba, salah satu dialek bahasa Melayu). Sistem Sokola
Rimba kemudian diterapkan pula di berbagai tempat terpencil lainnya di Indonesia, seperti di
Halmahera dan Flores.
Pemerintah RI berencana mengadopsi sistem ini untuk dikembangkan pada
masyarakat dengan kondisi khusus.
Yayasan “SOKOLA” merupakan wadah pendidikan alternatif yang mencoba
menjangkau komunitas-komunitas di Indonesia yang tidak terjangkau sekolah formal. Selain
Jambi, beberapa wilayah yang telah dijangkau di antaranya Flores, Halmahera, Bulukumba,
Aceh, Yogyakarta, Makassar, Klaten dan Kampung Dukuh.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Prof. Dr. Azhar.2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Fattah, N., 2003. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Rochaety, E, dkk., 2006. Sistem Informasi manajemen Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Tim Penyusun. 2007. Diktat Perkuliahan Profesi Kependidikan. Medan : LPTK UNIMED.
http://www.kompasiana.com/pengembanganilmupendidikan
http://www.anneahira.com/artikel-umum/manjemen-pendidikan.htm
http://nadhirin.blogspot.com/2009/03/manajemen-perserta-didik-dalam.html
http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pengertian-pendidikan.htm
http://sarinapraktikum.blogspot.com/2009/07/definisi-pengajaran-dan-pembelajaran.html
http://www.scribd.com/doc/24946950/Pengertian-Teknologi-Informasi
http://www.kamadeva.com/index-menu-news-newsid-sisko.htm
http://www.facebook.com/note.php?note_id=381572409217
http://syopian.net/blog/?p=815
http://masedlolur.wordpress.com/2008/09/04/hello-world/
http://tonggo.wordpress.com/2008/02/13/butet-manurung-dan-%E2%80%9Csokola-rimba
%E2%80%9D/

You might also like