You are on page 1of 24

RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH

DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Oleh : Moeksin,S.Pd,M.M

A. RASIONAL DAN TUJUAN


Penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) dibeberapa sekolah,
memberikan banyak konsekuensi yang positif bagi sekolah. Konsekuensi
MBS yang pertama adalah kewenangan yang luas bagi sekolah dalam
menata penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kedua, dalam
penyelenggaraan pendidikan sekolah bersama stake holder (pemangku
kepentingan) seperti masyarakat, perusahaan, instansi pemerintah yang
lain. Makna dari kata “bersama” ini bahwa pendidikan disekolah
merupakan tanggungjawab bersama antara masyarakat, pengusaha dan
pemerintah. Komponen-komponen yang berada di luar sekolah adalah
komponen yang berfungsi sebagai balancing dan controlling, terhadap
penyelenggaraan pendidikan.
Sebagaimana diatur dalam pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang
Pendidikan Nasional penyelenggaraan pendidikan diharapkan mampu
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berkaitan
dengan tujuan pendidikan inilah posisi stakeholder pendidikan berada
sebagai fungsi penting yang tidak boleh tertinggal
MBS sebagai sistem yang diadaptasi dari konsep pendidikan
Australia sebenarnya merupakan konsep penyelematan dunia pendidikan
kita pasca krisis 1998. Hal ini terbukti dalam rekomendasi Bank dunia

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 1


“Education In Indonesia: from crisis to recovery” dan Propenas 1999.
Selanjutnya melalui rekomendasi ini sistem pendidikan yang sentralistik
dirombak untuk menjadi lebih disentralistik dengan melibatkan komponen-
komponen bangsa yang kemudian kita kenal sebagai stake holder sekolah.
Sehingga MBS sering identik dengan pendidikan desentralistik.
Pada gilirannya senada dengan apa yang pernah digagas oleh
pakar pendidikan F. Korten 1981), pendidikan sentralistik kurang dapat
memberikan pelayanan efektif, maka dalam mewujudkan efektifitas dalam
MBS yang telah disentralistik maka perlu ditetapkan sebuah perencanaan
pendidikan yang tepat. MBS sebagai suatu sistem pada pendidikan dimana
terjadi desentralisasi otoritas dan tanggungjawab yang memberikan
kewenangan/otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan yangberhubungan dengan alokasi sumber di
dalam kerangka kerja terpadau (centrally-determined frameword) yang
dipengaruhi oleh tujuan, kebijakan, standar dan akuntabilitas. Sumber
disini diartikan secara luas yang meliputi pengetahuan, teknologi,
kekuasaan, materi, personalia, waktu, hasil kajian, informasi dan dana.
Disebabkan komponen yang melingkupinya maka perencanaan merupakan
bagian yang strategis, dan inilah kosekuensi terakhir pelaksanaan MBS di
sekolah.

B. RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH


Demi optimalisasi penerapan MBS di sekolah maka penting disusun
rencana pengembangan sekolah yang teliti dan cermat. Rencana ini
ditujukan dalam rangka meningkatkan kemampuan sekolah dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas, perbaikan sarana prasarana
pendidikan sekolah memiliki kunci pembelanjaan yang tersedia dengan
bijaksana. Selain daripada itu rencana pengembangan ini penting dalam
rangka meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan. Sebab
hanya dengan pola kemitraan bersama pihak pemangku kepentingan
pengembangan sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif. Optimal
dalam pemanfaatan segala komponen sumberdaya yang ada dan yang

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 2


mungkin diperoleh guna mencapai tujuan yang diinginkan di masa datang
serta efektif dalam penggunaan komponen sumber daya yang dimiliki.
Komponen-komponen ini merupakan bagian yang saling terkait secara
sistematis antara satu sama lain, yaitu konteks, input, proses, output dan
outcome.
Keberadaan rencana pengembangan sekolah merupakan langkah
sekolah dalam menerapkan konsep berfikir sebelum bertindak. Sebab
setelah diterapkannya MBS di sekolah maka secara tidak langsung telah
diterapkan pula otonomi sekolah. Melalui otonomi ini diharapkan setiap
sekolah mampu mengelola dan mengembangkan sekolahnya menjadi
mandiri, berkualitas dan memiliki sarana pendidikan yang lengkap.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka sebuah perencanaan
menjadi hal yang teramat penting, mengingat secara umum sumber daya
sekolah amat terbatas. Sehingga pilihan yang realistis dalam peningkatan
dan pencapaian kemandirian adalah melalui tahapan-tahapan
perencanaan rencana yang komprehensif memperhatikan peluang dan
ancaman dari lingkungan eksternal. Sehingga sekolah mampu mencari
dan menemukan strategi dan program-program untuk memanfaatkan
peluang dan kekuatan yang dimiliki, mengatasi tantangan dan kelemahan
yang ada, guna mencapai visi misi yang diinginkan.

C. TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PENYUSUNAN RENCANA


PENGEMBANGAN SEKOLAH
Sebagai sebuah rencana yang sistematis dan terjadwal rencana
pengembangan sekolah, memiliki beberapa tahapan penting yang harus
dilalui oleh sekolah. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai
berikut :

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 3


TAHAP I IDENTIFIKASI
PROFIL HARAPAN
TANTANGAN

TANTANGAN

PENYEBAB
TAHAP 2 ANALISIS
TANTANGAN
ALTERNATIF
PEMECAHAN

SASARAN

TAHAP 3
PROGRAM
PENYUSUNAN PROGRAM

INDIKATOR
KEBERHASILAN

KEGIATAN

JADWAL
KEGIATAN

TAHAP 4
RENCANA BIAYA PENYUSUNAN RENCANA

ANALISIS HARGA
BIAYA DAN PENDANAAN
SATUAN
RENCANA
PENDAPATAN &
BIAYA

PERKIRAAN
PENDANAAN

RAPBS

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 4


TAHAP I : IDENTIFIKASI TANTANGAN
Langkah-langkah dalam identifikasi tantangan :
1. Mempersiapkan profil sekolah
2. Merumuskan harapan dan
3. Merumuskan tantangan
MEMPERSIAPKAN PROFIL SEKOLAH
Profil adalah gambaran nyata tentang keadaan fisik ataupun non fisik
sebuah obyek. Dengan demikian yang dimaksud dengan profil sekolah
dalam hal ini adalah kondisi nyata yang benar-benar ada di sekolah dan
lingkungan sekitarnya. Dalam aspek kondisi sekolah, yang harus disajikan
dalam profil adalah meliputi kondisi nyata tentang sarana prasarana
sebagai aspek fisik penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Selanjutnya,
adalah kondisi kepala sekolah, guru, siswa, dan pengawas. Seangkan
aspek kondisi lingkungan sekolah meliputi profil orang tua siswa, keadaan
umum masyarakat setempat dan informasi penting lain untuk
perencanaan pengembangan sekolah. Informasi-informasi ini berpengaruh
sangat besar terhadap mutu perencanaan yang akan disusun.
Informasi-informasi penting ini dapat berupa profil sekolah yang telah
disusun dalam rangka kebutuhan akreditasi sekolah (yang dibuat
berdasarkan “evaluasi diri”/self assessment). Evaluasi diri/Self assessment
ini tiada lain adalah SWOT. SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor
internal maupun eksternal meliputi 4 (empat) komponen yang merupakan
akronim kata SWOT, yang antara lain :

1. Strength
Strength atau kekuatan yang dimaksud disini adalah beberapa hal
yang merupakan kelebihan dari sekolah yang bersangkutan. Hal-hal
yang memiliki potensi yang positif apabila dikembangkan dengan
baik. Strength dapat bersifat kuantitatif (jumlah yang terukur)
maupun kualitatif (kualitas yang abstrak). Adapun yang merupakan
strength misalnya :
⇒ Kualitas input siswa dengan NUN yang tinggi

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 5


⇒ Jumlah guru yang memadai
⇒ Kualitas dan kualifikasi tingkat pendidikan guru relatif tinggi
⇒ Tingkat kelulusan siswa yang setiap tahun tinggi
⇒ Fasilitas penunjang di sekolah yang lengkap, serta kelebihan-
kelebihan lain yang relevan

2. Weakness
Weakness berarti kelemahan. Dalam hal ini kelemahan yang
dimaksud adalah komponen-komponen yang kurang menunjang
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang ingin dicapai oleh
sekolah. Seperti halnya strength atau kekuatan, weakness
merupakan kondisi riil yang ada dan terjadi disekolah. Kelemahan-
kelemahan ini dapat berupa :

⇒ Kedisiplinan guru dan siswa


⇒ Kondisi gedung dan ruangan sekolah
⇒ Fasilitas sarana dan prasarana sekolah yang terbatas
⇒ Keterbatasan jumlah guru pengajar bidang studi
⇒ Keterbatasan jumlah buku pelajaran yang tersedia
diperpustakaan, serta kelemahan-kelemahan lain yang relevan

3. Opportunity
Opportunity atau peluang adalah kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi apabila potensi-potensi yang ada disekolah tersebut
mampu dikembangkan atau dioptimalkan oleh sekolah. Peluang
disini juga dapat berarti kemungkinan yang dapat digunakan oleh
sekolah untuk mempromosikan sekolahnya dengan pola yang bijak.
Misalnya dengan pengembangan koperasi sekolah secara optimal
sehingga mampu melayani masyarakat umum. Hal ini pada
gilirannya nanti akan menjadi nilai lebih sekolah tersebut di mata
masyarakat. Namun dapat pulabentuk peluang ini dapat berbentuki
misalnya : peluang untuk menjadi salah satu sekolah teladan,

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 6


peluang sekolah dengan tingkat kelulusan 100 % dan peluang-
peluang lain yang relevan.

4. Treath
Treath atau ancaman adalah kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi atau berpengaruh terhadap kesinambungan dan
keberlanjutan kegiatan penyelenggaraan disekolah. Sebagaiman
kita ketahui bersama bahwa sekolah tiada lain adalah sistem yang
tidak berdiri sendiri terdapat lingkungan diluar lingkungan sekolah
yang lebih besar dan dalam perkembangannya lingkungan inilah
yang lebih dominan membentuk peserta didik. Komponen-
komponen ini umumnya bersifat eksternal seperti perilaku
pergaulan bebas pada siswa, pengaruh siaran televisi yang
cenderung menyajikan tontonan yang tidak bersifat edukatif,
bahaya narkotika dan obat-obat terlarang terhadap siswa.

Selanjutnya, setelah nantinya tersusun, maka profil ini dapat


digunakan oleh sekolah untuk menyusun perencanaan pengembangan
sekolah yang lebih sistematis dan terperinci. Sehingga diharapkan sekolah
kemudian dapat tumbuh menjadi sekolah yang berkualitas dan mandiri.
Dalam penyusunan profil sekolah dipandang dalam 6 (enam) segi yang
meliputi :
1. Prestasi sekolah
2. Proses kegiatan belajar dan mengajar (proses KBM)
3. Besaran sekolah dan perkembangannya
4. Kewajiban sekolah
5. Sumber daya sekolah
6. partisipasi masyarakat

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 7


Berikut adalah penjelasannya secara terperinci :
1. Prestasi sekolah
Dalam menyajikan profil tentang prestasi sekolah sekolah dapat
menyiapkan tabel data sebagai berikut :
a. Rata-rata nilai US tiga tahun terakhir
Nilai rata-rata yang disajikan merupakan nilai mata pelajaran
seluruhnya yang ada di sekolah, yang kemudian diukur tingkat
kenaikan atau penurunan utuk setiap mata pelajaran. Berikut
contoh tabel yang dimaksud :

Tabel 1.1 rata-rata Nilai US dua tahun terakhir


Tahun 2003/2004 2004/2005
Sekolah Sekolah
CG CD CG CD
Mapel TR PT PR TR PT PR
1. Agama 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
2.
PPKn/PPKs 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
3. B.
Indonesia 7 7 7 6.5 6.5 7 7 7 6.5 6.5
4.
Matematika 5 5 5 6.5 6.3 4.8 5 5 6.5 6.3
5. IPA 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6. Kertakes 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
7. Penjas 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
8. Mulok 8 8 8 7 7 8 8 8 7 7
9. B. Arab

Keterangan : TR = teori CG = rata-rata gugus


PT = praktek CD = rata-rata cabang dinas
PR = prestasi

Catatan : Nilai prestasi (PR) diperoleh dari penggabungan nilai TR


dan PT yang rumusnya tergantung masing-masing sekolah

Simpulkan tabel diatas dan masukkan ke dalam tabel A-1


Nilai matematika teori semakin menurun (5.0, 4.8, 4.3)
dan lebih kecil dari nilai rata-rata Gugus dan Cabang
Dinas

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 8


b. Prosentase kelulusan US/UN pada dua atau tiga tahun
terakhir
Apabila tidak tersedia data laki-laki dan perempuan maka sekolah
dapat mengisi hanya pada data jumlah saja
Tahun 2003/2004
L P Jumlah
Lls
Jml Lls % Jml Lls % Tot L+P %
Sekolah L+P
1. Sekolah 20 18 90 22 20 91 42 38 91
2. Rata-rata
gugus 160 150 94 170 155 91 330 305 92
Tahun 2003/2004
L P Jumlah
Lls
Jml Lls % Jml Lls % Tot L+P %
Sekolah L+P
1. Sekolah 21 19 91 21 20 95 42 39 93
2. Rata-rata
gugus 168 159 95 166 155 93 334 314 94

Simpulkan tabel diatas dan masukkan ke dalam tabel A-1

Prosentase lulusan dua tahun terakhir mengalami


kenaikan, 91 %, 93 % namun belum mencapai 100 %
lebihrendah dari rata-rata gugus 92 %, 94 %)

c. Persentase lulusan yang melanjutkan dalam dua atau tiga


tahun terakhir
Adapun contoh tabel adalah sebagai berikut :
Tahun 2003/2004
L P Jumlah
Lls
Jml Lls % Jml Lls % Tot L+P %
Sekolah L+P
1. Sekolah 20 18 90 22 20 91 42 38 91
2. Rata-rata
gugus 160 150 94 170 155 91 330 305 92
Tahun 2003/2004
L P Jumlah
Lls
Jml Lls % Jml Lls % Tot L+P %
Sekolah L+P
1. Sekolah 21 19 91 21 20 95 42 39 93

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 9


2. Rata-rata
gugus 168 159 95 166 155 93 334 314 94

Simpulkan tabel diatas dan masukkan ke dalam tabel A-1


Persentase jumlah lulusan yang melanjutkan
mengalami kenaikan (91 %, 93 %) namun lebih renadah
dari rata-rata gugus (92 %, 94 %)

d. Jumlah siswa yang mengulang dua atau tiga tahun terakhir


Adapun contoh tabel adalah sebagai berikut :
Tahun 2002/2003 2003/2004
Kelas L P Jml L P Jml
Kelas 1 2 1 3 1 1 2
Kelas 2 2 1 3 1 1 2
Kelas 3 0 0 0 0 0 0
Kelas 4 0 0 0 0 0 0
Kelas 5 0 0 0 0 0 0
Kelas 6 0 0 0 0 0 0
Jml siswa mengulang 4 2 6 2 2 4
Rata-rata gugus 6 4 10 4 1 5
Rata-rata UPTD/KCD 2 1 3 4 1 5
Rata-rata
2 1 3 1 1 2
kabupaten/kota

Simpulkan tabel diatas dan masukkan ke dalam tabel A-1


Jumlah siswa mengulang baik sekolah maupun gugus
mengalami penurunan selama tiga thun terakhir
sampai dengan 0, kecuali dikelas 1 masih terdapat 1
siswa laki-laki yang mengulang

e. Jumlah siswa yang perlu perhatian khusus dua atau tiga


tahun terakhir
Adapun contoh tabel adalah sebagai berikut :
Tahun 2002/2003 2003/2004
Kelas L P Jml L P Jml
1. Sangat
lamban
Kelas 1 0 5 0 0 2 0

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 10


Kelas 2 0 0 0 0 3 0
Kelas 3 0 0 0 0 0 0
Kelas 4 0 0 0 0 0 0
Kelas 5 0 0 0 0 0 0
Kelas 6 0 0 0 0 0 0
Jml 0 0 0 0 0 0
2. Sangat
cerdas
Kelas 1 0 0 0 0 0 0
Kelas 2 0 0 0 0 0 0
Kelas 3 0 0 0 0 0 0
Kelas 4 0 0 0 0 0 0
Kelas 5 0 0 0 0 0 0
Kelas 6 0 0 0 0 0 0
Jml 0 0 0 0 0 0
Lain-lain
sebutkan 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0 0

Simpulkan tabel diatas dan masukkan ke dalam tabel A-1


Terdapat tiga anak perempuan yang sangat lambat
dalam menerima pelajaran pada tahun 2003/2004, yaitu
3 orang di kelas 2 yang sampai tidak naik kelas

f. Prestasi akademik dan non akademik


Merupakan prestasi-prestasi yang diraih oleh sekolah pada periode
tertentu. Selanjutnya dapat disimpulkan prestasi dan
perkembangannya pada setiap tahun sesuai rentang tahun
penyusunan.
Adapun contoh tabel adalah sebagai berikut :

Tahun 2002/2003 2002/2003


Jenis kegiatan
1 2 3
1. UKS
2. Paskibraka
3
4
5
6

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 11


7

2. Proses belajar mengajar (PBM)


Penilaian terhadap proses belajar dilakukan dengan menggunakan
instrumen pengamatan, yang indikator-indikator penilaiannya telah
ditetapkan. Dan hasil-hasil yang diperoleh disimpulkan dan dimasukkan
pada tabel A-1. Berikut adalah salah satu contoh :
Unsur PBM Ya Tidak Ket.
1. Apakah tersedia silabus v
2. Adakah persiapan guru dalam
mengajar v
3. Apakah telah digunakan
modul/bahan ajar yang
kontekstual
4. dst berdasarkan pertimbangan
sekolah

3. Besaran sekolah dan perkembangannya


Menguraikan lebih banyak mengenai tingkat perkembangan jumlah
siswa baik laki-laki dan perempuan pada setiap tahunnya di sekolah,
yang selanjutnya di simpulkan dan di masukkan dalam tabel A-1.
Berikut sebagai contoh :
Tahun 2002/2003 2003/2004
Kelas L P Jml L P Jml
Kelas 1 10 15 25 10 15 25
Kelas 2 10 15 25 10 15 25
Kelas 3 10 15 25 10 15 25
Kelas 4 10 15 25 10 15 25
Kelas 5 10 15 25 10 15 25
Kelas 6 10 15 25 10 15 25
Jml 60 90 150 60 90 150

Dari tabel dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa-i relatif stabil

4. Kewajiban Sekolah

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 12


Beberapa hal yang merupakan kondisi lingkungan sekolah yang belum
dapat disentuh oleh sekolah, misalnya saja tingkat putus sekolah pada
anak usia sekolah (AUS). Berikut adalah contohnya :
a. AUS yang tidak bersekolah dua tahun terakhir
Tahun 2002/2003 2003/2004
Kelas L P Jml L P Jml
1. AUS di desa ybs 250 350 600 275 375 650
2. AUS yang belum
sekolah 50 100 150 75 125 200
3. Yang bersekolah 200 250 25 10 250 450
Jml sekolah 3 3

b. Tindakan untuk menampung AUS dua tahun terakhir


Tindakan 2002/2003 2003/2004
Tindakan yang telah dilakukan
untuk menampung siswa yang
lebih banyak belum ada ada
Tindakan yang telah dilakukan
untuk menampung siswa yang
lbelum mampu belum ada belum ada
Program paket A yang ada

c. Angka putus sekolah dua tahun terakhir


Tahun 2002/2003 2003/2004
Kelas L P Jml L P Jml
Kelas 1 2 1 3 1 1 2
Kelas 2 2 1 3 1 1 2
Kelas 3 0 0 0 0 0 0
Kelas 4 0 0 0 0 0 0
Kelas 5 0 0 0 0 0 0
Kelas 6 0 0 0 0 0 0
Jml siswa 4 2 6 2 2 4
Rata-rata gugus 6 4 10 4 1 5
Rata-rata UPTD/KCD 2 1 3 4 1 5
Rata-rata
2 1 3 1 1 2
kabupaten/kota

d. Tindakan sekolah untuk membantu siswa kurang siap


Jumlah Jenis
Jenis ketidak siapan siswa tindakan Hasil
1. Kurang makan/gizi 15 belum ada
2. Gangguan penglihatan 0 belum ada

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 13


3. Gangguan pendengaran
4. Dan aspek-aspek lain
disesuaikan

5. Sumber daya pendidikan


Sumber daya pendidikan yang dimaksud meliputi : kondisi guru,
kualitas kepengawasan, keadaan saran-prasarana, jumlah buku dan
sumber belajar, peralatan pendidikan dan pendanaan. Khusus untuk
kondisi perlu ditambahkan kesesuaian kompetensi dan bidang ajar di
kelas, agar dapat dilihat efektifitas pelaksanaan pembelajran nantinya.
Sedang data-data yang lain sekolah pada umumnya telah memiliki hal
ini.

6. Komite sekolah
Dalam melakukan penilian terhadap komite sekolah dapat diperhatikan
beberapa faktor-faktor sebagai berikut :
a. Susunan kepengurusan
b. Frekuensi pertemuan perbulan
c. Kontribusi
d. Seberapakah jauh komite sekolah menyuarakan yang diwakilinya
e. Dan aspek-aspek lain yang dirasa relevan

Setelah semua data pada form tabel telah lengkap maka kesimpulan
dapat dilhat pada form tabel A-1. berikut contoh formatnya :
Unsur profil Profil
1.Prestasi
sekolah

Sehingga dari setiap indikator maka kesimpulan-kesimpulan tersebut


merupakan profil dari sekolah yang bersangkutan.

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 14


MERUMUSKAN HARAPAN
Semuaharapanpemangku kepentingan harus kita rumusakan bukan
hanya harapankepala sekolah, guru, pengawas dan siswa, tetapi juga
harapan komite sekolah, orang uta siswa, aparat desa, anggota BPD,
tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan yang lain. Harapan ini
harus dirumuskan untuk setiap profil/kondisi nyata sekolah pada tabel
A-2. Berikut adalah contoh formatnya :
Harapan
Unsur profil Profil pemangku
kepentingan
1.Prestasi sekolah

MERUMUSKAN TANTANGAN
Dalam penyusunan tujuan sekolah tidak jarang kita menemukan
perbedaan yang mencolok antara tujuan sekolah itu sendiri dengan
keadaan yang ada disekolah. Keadaan ini melingkupi faktor sekolah
yang bersifat fisik (kondisi gedung sekolah, ruang kelas ataupun
jumlah laboratorium sekolah) serta faktor sekolah yang bersifat non
fisik (kualitas pendidik, ketersediaan sarana-prasarana penunjang
seperti buku-buku). Kesenjangan antara tujuan yang diinginkan
dengan kondisi sekolah sebenarnya inilah yang dimaksud sebagai
tantangan nyata sekolah dalam program pengembangan nantinya.
Dengan demikian tantangan nyata itulah yang sebenarnya harus
diatasi oleh sekolah atau sesuatu yang harus diantisipasioleh sekolah
dalam kurun waktu tertentu. Sehingga langkah yang akan dilakukan
oleh pihak sekolah adalah dalam rangka menghilangkan dan atau
setidaknya mampu memperkecil frekuensi kesenjangan tersebut.
Tentunya kita akan menjumpai banyak sekali tantangan di sekolah,
namun hal itu tetaplah menjadi sebuah motivasi tersendiri pihak
sekolah dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 15


Selanjutnya, setelah kita mampu merumuskan tentang tersebut
langkah yang dilakukan kemudian adalah menentukan skala prioritas
atas tantangan yang ada. Manakah yang dirasa paling penting dan
harus segera diatasi. Dengan pengkategorian inilah sekolah akan lebih
mudah dalam melaksanakan perbaikan dilingkungannya. Disisi lain
makana tantangan disini tiada lain adalah kekuatan dan kelemahan
sekolah itu sendiri. Berikut contoh form yang dimaksud A-3
Harapan
Urutan Tantangan
Unsur profil Profil pemangku Tantangan
prioritas utama
kepentingan
Ya Tidak
1.Prestasi
sekolah

TAHAP 2 ANALISIS TANTANGAN


Langkah analisis tantangan adalah ;
1. Merumuskan sebab masalah
2. Menetapkan alternatif pemecahan

MERUMUSKAN SEBAB MASALAH


Dalam rangka memenuhi harapan pemangku kepentingan sebenarnya
sekolah menghadapi dua permasalahan berbeda yakni pencapaian
harapan (tujuan sekolah) sebagaimana terangkum dalam visi dan misi
sekaligus bagaimana membenahi aspek-aspek penting yang dirasa
kurang baik, baik itu fisik maupun non fisik. Oleh sebab itu perlu
dilakukan penelusuran mengenai latar belakang atau penyebab
permasalahan itu muncul. Otomatis sebab yang mungkin teridentifkasi
jumlah beragam, tinggal kemudian kita menentukan seberapa besar
pengarus tiap penyebab tersebut. Dengan kata lain penyebab dalah
indikator permasalahan yang muncul dan perlu diatasi segera. Berikut
disajikan tabel sebab akibat per masalah (B-1) :

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 16


Sebab yang diklasifikasikan Sebab
Tantangan
menurut tantangan utama utama
Ya Tidak
1. Perlu
kenaikan a. kompetensi guru kurang
nilai ujian b. Kurangnya persiapan siswa dalam
sekolah ujian
c. Sarana belajar yang kurang di
sekolah
d. Faktor-faktor lain yang relevan

MERUMUSKAN ALTERNATIF PEMECAHAN


Alternatif pemecahan masalah merupakan beberapa solusi yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Tabel B-2
digunakan untuk dapat membuat daftar alternatif pemecahan masalah.
Langkah selanjutnya setelah dilakukan penetapan alternatif
pemecahan masalah, maka ditentukan oleh siapakah alternatif
pemecahan masalah ini dapat dilakukan, apakah oleh kepala sekolah,
komite sekolah, guru atau instansi yang lebih tinggi. Berikut contoh
formatnya :

Alternatif
Tantangan Sebab Utama Pelaksana
Pemecahan
SEK LAIN
1. Perlu
kenaikan Kompetensi guru kurang
nilai ujian
sekolah

Catatan :
1. Pihak sekolah meliputi komite dan sekolah yang bersangkutan,
sedangkan pihak lain merujuk instansi yang lebih tinggi diatas
sekolah
2. Pelaksanaan alternatif pemecahan hanya berlaku bagi alternatif
yang memiliki pengaruh yang besar pada upaya mengatasi
penyebab masalah

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 17


TAHAP 3 : PENYUSUNAN PROGRAM
Langkah-langkah dalam penysunan program adalah :
1. Menetapkan sasaran
2. Merumuskan program
3. Melakukan identifikasi indikator keberhasilan program
4. Menetapkan penanggungjawab
5. Memperinci program dalam kegiatan
6. Menetapkan jadwal kegiatan

MENETAPKAN SASARAN
Sasaran adalah sebagian atau seluruh tantangan sekolah yang
diperkirakan dapat dicapai dalam jangka waktu RPS, dengan
memperhatikan kemampuan sekolah dalam mengatasi sebab utama.
Setelah kita menentukan hal-hal apa sajakah yang merupakan
representasi keadaan sebenarnya dari sekolah yang harus dibenahi,
maka kita kemudian menentukan target pelaksanaan program
pengembangan sekolah. Target ini tiada lain merupakan sasaran yang
ingin dicapai oleh sekolah. Sasaran dapat juga disebut tujuan pendek
atau tujuan situasional sekolah yang berarti merupakan hasil
pengamatan situasi nyata di sekolah. Sehingga lebih jauh dengan
melihat sasaran pengembangan sekolah ini kita dapat melihat
kuantitas dan mutu yang ingin dicapai.

Sasaran perlu dirumuskan terlebih dahulu agar program yang akan kita
rumuskan dapat lebih terarah. Dengan demikian sasaran perlu
dirumuskan pada setiap tantangan utama. Berikut adalah contoh tabel
nya (Tabel C-1) :

Tantangan Utama Sasaran

Perlu kenaikan nilai ujian Kenaikan nilai ujian sebesar

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 18


sekolah se- 1,5
besar 2,0

MERUMUSKAN PROGRAM
Setelah dilakukan penetapan alternatif pemecahan yang dirasa
memiliki pengaruh cukup besar, maka langkah selanjutnya adalah
menjadikan alternatif pemecahan masalah tu sebagai program kerja
sekolah.
Tantangan
Sasaran Pemacahan Program
Utama

1. Perlu kenaikan
nilai ujian
matematika

Namun apabila dirasa perlu maka sekolah dapat mempertimbangkan


aspek biaya dalam pelaksanaan program. Sehingga tabel diatas dapat
ditambah lagi satu kolom tentang besarnya biaya dan keterkaitan
alternatif pemecahan dengan permasalahan selanjutnya penentuan ya
atau tidak dipilih menjadi program. Sehingga tabel dapat menjadi
seperti di bawah ini :

Tantangan Alternatif Faktor yang


Sasaran
Utama Pemecahan mempengaruhi prioritas
Pengaruh
thd sebab Pembiayaan
Kompetensi guru
1. Perlu kenaikan kurang
nilai ujian
sekolah

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 19


MELAKUKAN IDENTIFIKASI INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah program dirumuskan, maka kita harus menetapkan ukuran
keberhasilan program. Ukuran tersebut disebut indikator keberhasilan.
Ukuran ini sebaiknya dirumuskan secara kuantitatif, rumusan kualitatif
hanya dimungkinkan kalau jelas ukuran keberhasilannya

MENETAPKAN PENANGGUNGJAWAB
Setelah indikator dirumuskan, maka harus ditunjuk siapa
penanggungjawab atas selesainya program tersebut. Adanya
penangungjawab ini akan mempermudah akuntabilitas dari
pelaksanaan program tersebut sehingga bisa menhasilkan indikator
yangtelah ditentukan. Yang bertanggungjawab pada suatu program
bisa satu unit, misalnya komite sekolah, tetapi dapat pula
perseorangan-dengan menyebutkan nama atau jabatan fungsional.
Misalnya Wali kelas III. Mengenai siap yang bertanggungjawab tentu
saja tergantung pada jenis program, rumusan tugas dan fungsinya di
sekolah tersebut.

MEMPERINCI PROGRAM DALAM KEGIATAN


Perincian program dilakukan setelah ukuran keberhasilan dari program
tersebut dapat tersusun. Perincian program ini diwujudkan dalam
bentuk kegiatan. Sehingga kegitan merupakan langkah-langkah
pelaksanaan program yang harus dilakukan agar program tersebut
berhasil dan indikator keberhasilan tercapai. Kesemuanya terangkum
dalam tabel C-4, berikut contoh formatnya :

Program
Indikator
Sasaran (diambil dari tabel Kegiatan
program
C-3)

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 20


MENETAPKAN TAHAPAN PROGRAM/KEGIATAN
Setelah kegiatn dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah
menyusun tahapan kegiatan. Tahapan ini berorientasi pada mendesak
tidaknya pencapaian indikator keberhasilan. Indikator yang lebih
mendesak akan lebih didahulukan, dan otomatis kegiatannya pun juga
akan lebih didahulukan. Berikut contoh ada pada tabel C-5 :
Program Kegiatan
2006/07 2007/08 2008/09 2009/10

TAHAP 4 : PERUMUSAN RENCANA BIAYA DAN PENDANAAN


Setelah penentuan kegiatan yang akan dilaksanakan langkah
berikutnya dalah penghitungan biaya yang akan dihabiskan dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.

Tahap pertama, kita harus melakukan rencana biaya. Rencana biaya


dibuat sebagai perhitungan kasar berapa biaya yang akan kita
perlukan, dari mana seumber perolehan dana dan berapakah jumlah
alokasinya.Untuk melakukan penyusunan rencana biaya kita
memerlukan dua daftar :
1. Daftar biaya satuan dari semua kegiatan yang telah dirumuskan
2. Daftar satuan (volume, luas, orang, hari/bulan dsb.) dari kegiatan

Tahap kedua

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 21


Setelah mengetahui berapa kebutuhan sekolah untuk membiayai
program dan kegiatan, maka berikutnya adalah membuat rencana
pendanaan. Rencana pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber
dana dan jumlahnya. Apabila diperkirakan dana yang akan diperoleh
tidak mencukupi, maka sekolah harus mencari alternatif pendanaan.
Apabila sekolah masih kesulitan dalam mencari alternatif dana maka
sekolah dapat mempertimbangkan untuk mengurangi sasaran atau
berganti pada kegiatan lain yang telah menjadi prioritas setelah
kegitan ini.
Adapun beberapa sumber dana yang dapat diperoleh adalah :
o BOS (Bantuan Operasional Sekolah)
o Masyarakat melalui komite sekolah
o APBD Kabupaten
o Pemerintah provinsi dan pemerintah pusat
o Donatur (perusahaan/industri, alumni, dsb)

Tahap ketiga
Langkah berikutnya adalah menyatukan (matching) rencana biaya
dengan perkiraan dana ke dalam rencana biaya dan pendanaan. Untuk
itu langkah pertama yangharus kita lakukan adalah mengali aturan-
aturan pada setiap sumber dana yang ada, aturan ini misalnya :
o Cara mendapatkan dana tersebut (misalnya BOS didapat melalui
enyerahan proposal atau cara lain)
o Plafon (pagu)-secara total atau untuk setiap jenis
kegitan/pengeluaran
o Kegiatan-kegitan tidak boleh dibiayai dengan sumber dana tersebut
o Kegiatan-kegiatan yang dilarang dibiayai oleh dana tersebut

Berikut adalah contoh-contoh format tabel rencana pembiayaan dan


pendanaan :

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 22


Tabel D-4 Perkiraan dana
Jumlah perkiraan dana
2007/08 2008/09 2009/10
(RP) (RP) (RP)
Sumber/Uraian
1. BOS
2. Dana Masyarakat
3. APBD-Kabupaten
4. Dana hasil dari provinsi
5. Lain-lain
JUMLAH DANA

Tabel D-6
RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
SEKOLAH/MADRASAH
(RAPBS/M)
TAHUN Anggaran ..../......
Sekolah : ...................................................
Kecamatan : ...................................................
Kabupaten/Kota : ...................................................

No. PENDAPATAN Jumlah No. BELANJA Jumlah


Uraian Uraian
Rutin dari Pemda
I. kab/kota I. Belanja Operasional
1. Belanja pegawai 1. Belanja pegawai
2. Belanja barang a. Pegawai Tetap
3. Belanja
pemeliharaan b. Pegawai Tidak Tetap
4. Dll
2. Belanja Barang dan Jasa
II. bantuan a. Alat Tulis Kantor
1. BOS b. Bahan habis pakai
Langganan Daya dan
2. Pemda Kab/Kota c. Jasa
3. Pemda Provinsi d. Dll
3. Biaya perjalanan Dinas
III. Lain-lain 4. Belanja pemeliharaan
Biaya
1. ………………………….. a. perawatan/perbaikan
2. ………………………….. Ringan
5. Belanja lain-lain

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 23


Biaya peningkatan
V. Sisa lebih tahun lalu a. mutu
b. Dll

II Belanja Modal
a. Buku
b. Alat Peraga KBM
c. Rehabilitasi Gedung

Jumlah pendapatan Jumlah belanja


Jumlah surplus
(defisit)

Mengetahui, Menyetujui, Dibuat oleh,


Ketua Komite Sekolah Kepala Sekolah Bendahara/Guru

_______________ ______________ _______________

Referensi :
Badan Pendidikan dan Pelatihan Propinsi Jawa Timur. Kumpulan Materi
Manajemen Berbasis Sekolah
Basuki, Ismet. Monitoring dan Evaluasi Manajemen Berbasis Sekolah. Makalah
tidak dipublikasikan
DBE, 2006. Panduan Tim Sekolah: Rencana Pengembangan Sekolah (SD/MI)
DEPDIKNAS. 2002. Pedoman penyusunan rencana program dan
pengembangan sekolah sekolah standar nasional dan
penggunaan dana bantuan block grant.
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. 2001. Jakarta: direktorat
SLTP, Ditjen. Dikdasmen, Depdiknas.
Riyanto, Yatim. 2003. Rencana strategis Pengembangan Sekolah. Makalah
tidak dipublikasikan

Makalah : Rencana Pengembangan Sekolah 24

You might also like