You are on page 1of 52

HUKUM DASAR KIMIA DAN

PERHITUNGAN KIMIA

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas : X (Sepuluh)
Nomor Modul : Kim.X.06

Penulis : Dorthy Hariandja, S.Pd.


Penyunting Materi : Drs. Darsef, M.Si
Penyunting Media : Drs. Purwanto, M.Pd.
DAFTAR ISI

IDENTITAS

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Kegiatan Belajar 1: HUKUM DASAR ILMU KIMIA .......................................... 5


Tujuan Pembelajaran Khusus ................................................... 5
Uraian Materi ............................................................................ 5
1. Hukum Kekekalan Massa ................................................... 5
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Lavoisier) ................. 7
3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton) .............. 10
4. Hukum Perbandingan Volum (Hukum Gay Lussac) .......... 10
TUGAS KEGIATAN 1 ............................................................ 14

Kegiatan Belajar 2: PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) .................... 17


Tujuan Pembelajaran Khusus ................................................... 17
Uraian Materi ............................................................................ 17
1. Penentuan Volum Gas Pereaksi dan Hasil Reaksi................. 17
2. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif ................. 20
3. Konsep Mol dan Tatapan Avogadro....................................... 22
TUGAS KEGIATAN 2 ............................................................ 45

PENUTUP ..................................................................................................................... 49

KUNCI TUGAS ......................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 52


PENDAHULUAN

Selamat… Anda telah mencapai modul yang ke-enam.

Pada modul ini Anda akan mempelajari tentang “ Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan
Kimia “. Namun sebelum mempelajari modul ini, Anda sebaiknya mengingat kembali
modul kelima, karena modul ini, erat hubungannya dengan modul tersebut.

Materi yang akan dibahas dalam modul ini adalah, Hukum Lavoisier, Hukum Proust,
Hukum Dalton, Hukum Gay Lussac, Hukum Avogadro dan Perhitungan Kimia.
Karena materi yang ada pada modul ini sangat banyak, maka modul ini dibagi atas
dua kegiatan. Kegiatan ke-1 membahas tentang Hukun Dasar Kimia dan kegiatan ke-
2 membahas tentang Perhitungan Kimia.

Untuk memudahkan Anda memahami modul ini, bacalah setiap kegiatan baik-baik,
dan jika ada tugas latihan dan tes, harus Anda kerjakan seluruhnya. Modul ini sangat
sarat dengan perhitungan ( angka-angka ). Jadi Anda perlu memperhatikan contoh-
contoh soal dengan teliti. Dan hitungan-hitungan yang ada dalam modul ini merupakan
dasar dari hitungan kimia di modul-modul berikutnya.

Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu 26 x 45 menit. Mudah-mudahan


dengan mengikuti semua petunjuk dalam modul ini, Anda dapat memahaminya dengan
baik, dan jangan lupa, jika Anda mendapatkan kesulitan, coba tanyakan pada Guru
Bina.

Selamat belajar, Semoga Anda sukses…


Kegiatan Belajar 1

HUKUM DASAR ILMU KIMIA

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat:


1. Membuktikan berdasarakan percobaan, bahwa massa zat, sebelum dan
sesudah reaksi, tetap (hukum kekekalan massa atau (Hukum Lavoisier).
2. Membuktikan berdasarkan percobaan dan menafsirkan data tentang
massa dua unsur yang bersenyawa (Hukum Proust).
3. Membuktikan berlakunya hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton), pada
beberapa senyawa.
4. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan volume
(Hukum Gay Lussac).

1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara
terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan, bahwa besi itu
telah berubah menjadi karat besi. Jika kita timbang massa besi sebelum berkarat
dengan karat besi yang dihasilkan, ternyata massa karat besi lebih besar . Benarkah
demikian?

Anda yang sering melihat kayu atau kertas terbakar, hasil yang diperoleh adalah
sejumlah sisa pembakaran berupa abu. Jika Anda menimbang abu tersebut, maka
massa abu akan lebih ringan dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar. Benarkah
demikian?

Dari kejadian tersebut, kita mendapatkan gambaran bahwa seolah-olah dalam suatu
reaksi kimia, ada perbedaan massa zat, sebelum dan sesudah reaksi.

Pada pelajaran /modul yang lalu, Anda telah menerapkan Hukum kekkalan massa,
dalam menyetarakan persamaan reaksi, artinya massa zat sebelum reaksi sama
dengan massa sesudah reaksi. Untuk memahami hukum kekekalan massa, Anda
dapat melakukan percobaan perorangan, atau kelompok di rumah atau di sekolah
induk (jika memungkinkan).

5
UJI KOMPETENSI
Massa Zat Sebelum Dan Sesudah Pembakaran

TUJUAN:
Membuktikan hubungan massa zat-zat, sebelum dan sesudah reaksi.

Alat dan bahan yang dibutuhkan:


- Botol transparan dengan tutupnya 1 buah
- Kaca pembesar 1 buah
- Neraca 1 buah
- Kertas sehelai (dikeringkan lebih dahulu).

CARA KERJA:
1. Masukkan secarik kertas putih ke dalam botol bersih dan kering, lalu tutuplah
dengan rapat.
2. Timbanglah botol yang berisi kertas putih itu dengan neraca, kemudian catat
massanya.
3. Bawa botol yang berisi kertas putih tersebut ke terik matahari dan fokuskan
sinar matahari pada kertas dalam botol, dengan menggunakan kaca pembesar,
sehingga kertas dalam botol terbakar.
4. Anda catat apa yang terjadi, setelah kertas putih dalam botol terbakar, dan
timbang kembali, setelah kertas putih terbakar.
5. Bandingkan massanya sebelum dan sesudah pembakaran..

LEMBAR PENGAMATAN

PEREAKSI / SEBELUM TERBAKAR

Zat Warna Wujud Massa sebelum reaksi

Kertas

Udara

HASIL REAKSI / SETELAH TERBAKAR

Zat Warna Wujud Massa sesudah reaksi

Arang

6
PERSAMAAN REAKSI:
C6 H12 O6 + ................... → ..................... + ....................
kertas gas oksigen arang / karbon uap air

KESIMPULAN:
Dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah ......(sama/tidak
sama).

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Pada modul sebelumnya, Anda telah mempelajari rumus kimia senyawa. Dan
Anda telah mengenal berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih
sebagai contoh, air (H2O). Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur Hidrogen dan
Oksigen. Seperti Anda ketahui bahwa materi mempunyai massa, termasuk
hidrogen dan oksigen. Bagaimana kita mengetahui massa unsur hidrogen dan
oksigen yang terdapat dalam air?

Pada tahun 1799, seorang ahli kimia Perancis, yang bernama Joseph Louis Proust
(1754–1826), mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk
air.

Tabel 06.1 Hasil Eksperimen Proust

Massa hidrogen Massa oksigen Massa air yang Sisa hidrogen


yang direaksikan yang direaksikan terbentuk atau oksigen
(gram) (gram) (gram) (gram)

1 8 9 –
2 8 9 1 gram hidrogen
1 9 9 1 gram oksigen
2 16 18 –

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8
gram oksigen, menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa
hidrogen dan massa oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan
yang tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan
yang dilakukannya, Proust mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan,
Hukum Perbandingan Tetap, yang berbunyi:

“Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu


senyawa selalu tetap”

7
Pahamkah Anda? Anda perhatikan contoh di bawah ini!

Contoh:
Jika kita mereaksikan 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air
yang terbentuk?

Jawab:
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8.
Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40.
Karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8, maka 4 gram hidrogen yang
diperlukan 4 x 8 gram oksigen yaitu 32 gram.
Untuk kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen
masih bersisa sebanyak ( 40 – 32 ) gram = 8 gram. Nah, sekarang kita akan
menghitung berapa gram air yang terbentuk dari 4 gram hidrogen dan 32 gram
oksigen? Tentu saja 36 gram.

Ditulis sebagai H2 + O2 H2O


Perbandingan Massa 1 gram : 8 gram 9 gram
Jika awal reaksi 4 gram 40 gram ….. gram?
Yang bereaksi 4 gram 32 gram 36 gram
Oksigen bersisa = 8 gram.

Bagaimana pahamkah Anda? Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan
berikut!

LATIHAN
Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan
diperoleh senyawa Magnesium oksida. Hasil percobaan tertera
pada tabel berikut.

Tabel 06.2 Reaksi Magnesium dengan Oksigen.

Massa Magnesium Massa oksigen Massa Magnesium Unsur yang


(gram) (gram) oksida (gram) bersisa

45 8 20 33 gram Mg
12 40 20 12 gram O
6 20 10 36 gram O
45 16 40 21 gram Mg

8
1 Apakah data di atas menunjukkan berlakunya hukum perbandingan
tetap (Proust)? Jika berlaku, berapa perbandingan massa magnesium
dan oksigen dalam senyawa Magnesium Oksida?
2 Dalam senyawa AB diketahui perbandingan massa A : massa B = 2 :
1. Jika terdapat 60 gram senyawa AB, tentukan massa masing-masing
unsur dalam senyawa tersebut!
3 Perbandingnan, massa Fe : massa S = 7 : 4, untuk membentuk senyawa
besi sulfida. Bila 30 gram besi (Fe) dan 4 gram belerang (S) dibentuk
menjadi senyawa besi sulfida, berapa gram massa besi sulfida (FeS)
yang dapat terjadi?

Jika Anda sudah mengerjakannya, cocokanlah dengan jawaban berikut.

1. Data di atas sesuai dengan Hukum perbandingan tetap karena dari data 1, 2, 3,
4, perbandingan massa Magnesium : massa Oksigen dalam senyawa
Magnesium Oksida selalu 12 : 8 atau 3 : 2

2. Perbandingan massa A : massa B = 2 : 1 jumlah perbandingan


= 3. Untuk membentuk
senyawa AB

2
3 Jumlah senyawa AB = 60 gram
Maka, massa A dalam senyawa tersebut = x 60 = 40 gram
1
massa B dalam senyawa tersebut = 3
x 60 = 20 gram

3. Perbandingan massa Fe : massa S = 7 : 4


4
Bila semua unsur Fe habis, maka S diperlukan = 7
x 30 = 17,1 gram
Hal ini tidak mungkin, sebab hanya tersedia 4 gram S. Jadi yang habis
membentuk senyawa adalah unsur S, seberat 4 gram.
7
Maka, Fe yang diperlukan = 4 x 4 gram = 7 gram
Massa FeS yang terjadi = 7 gram + 4 gram = 11 gram
Besi (Fe) yang tersisa = ( 30 – 7 ) gram = 23 gram

Bagaimana jawaban Anda? Mudah-mudahan benar ya…

9
3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam senyawa, seperti air,
dua unsur bergabung masing-masing menyumbangkan sejumlah atom tertentu
untuk membentuk suatu senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa
dengan perbandingan berbeda-beda. MIsalnya, belerang dengan oksigen dapat
membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan oksigen dapat dibentuk
senyawa H2O dan H2O2.

Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan


didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut dinyatakan sebagai hukum
Perbandingan Berganda yang bunyinya:

“Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa
salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur
yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan
sederhana”

Contoh: Nitrogen dan oksigen dapat membentuk senyawa-senyawa N2O, NO,


N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa terlihat pada tabel berikut.

Tabel 06.3 Perbandingan Nitrogen dan oksigen dalam senyawanya.

Massa Nitrogen Massa Oksigen


Senyawa Perbandingan
(gram) (gram)

N2O 28 16 7: 4
NO 14 16 7: 8
N2O3 28 48 7 : 12
N2O4 28 64 7 : 16

Dari tabel tersebut, terlihat bahwa bila massa N dibuat tetap (sama), sebanyak 7
gram, maka perbandingan massa oksigen dalam:
N2O : NO : N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4

Pahamkah Anda? Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!

10
LATIHAN

1. Komposisi dua sample A dan B setelah dianalisa ternyata hanya


mengandung atom karbon dan oksigen. Hasil analisa dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 06.4. Perbandingan massa karbon : oksigen.

Massa dalam sampel A Massa dalam sampel B


Unsur (gram) (gram)

Karbon 16,56 6,63


Oksigen 44,18 8,84

a. Apakah kedua sampel merupakan senyawa yang sama? Atau


keduanya berbeda?
b. Apakah data tersebut mendukung hukum perbandingan tetap atau
hukum perbandingan berganda?

Cocokkan dengan jawaban berikuit!

a. Tidak sama
b. Ya, mendukung hukum perbandingan berganda karena perbandingan massa :
Karbon : Oksigen , pada senyawa I = 4 : 11
Karbon : Oksigen , pada senyawa II = 4 : 6

Bagaiman jawaban Anda? Tentunya benar bukan?


Semoga Anda telah paham akan materi tersebut.

4. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lusssac)


Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas Hidrogen dapat bereaksi
dengan gas Oksigen membentuk air. Perbandingan volume gas Hidrogen dan
Oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap, yakni 2 : 1.

Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Perancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil
melakukan percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan
menggunakan berbagai macam gas.

11
Berikut adalah contoh dari percobaan yang dilakukan

HH
HH +
HH

2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)


2 mol H2 + 1 mol O2 2 mol H2O
2 vol H2 + 2 vol O2 2 vol H2O

Gambar 06.1 Percobaan Gay Lussac

Menurut Gay Lussac 2 volume gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas
Oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar
reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas
Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air.

“ Semua gas yang direaksikan dengan hasil reaksi, diukur pada suhu dan rekanan
yang sama atau (T.P) sama.”

Untuk lebih memahami Hukum perbandingan volume, Anda perhatikan, data hasil
percobaan berkenaan dengan volume gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan
yang sama.

Data hasil percobaan adalah sebagai berikut :

Tabel 06.5 Data Percobaan reaksi gas

No. Volume gas Hasil Perbandingan


yang bereaksi Reaksi Volume

1. Hidrogen + Oksigen Uap air 2 : 1 : 2


1 L + 0,5 L 1L
2. Nitrogen + Hidrogen Amonia 1 : 3 : 2
2L + 6L 4L
3. Hidrogen + Klor Hidrogen Klorida 1 : 1 : 2
1L + 1L 2L
4. Etilena + Hidrogen Etana 1 : 1 : 1
1L + 1L 1L

12
Berdasarkan data percobaan pada tabel di atas, perbandingan volume gas yang
bereaksi dan hasil reaksi, ternyata berbanding sebagai bilangan bulat. Data
percobaan tersebut sesuai dengan Hukum perbandingan volume atau dikenal
dengan Hukum Gay Lussac bahwa :

“ Pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi
dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat “

Nah… sekarang Anda telah selesai membahas Hukum-hukum Dasar Kimia yang
meliputi Hukum kekalan massa, Hukum perbandingan tetap, Hukum kelipatan
perbandingan dan Hukum perbandingan volume. Hukum Dasar Kimia ini akan
diterapkan pada perhitungan kimia, oleh karena itu pahamilah dengan baik, materi
ini untuk memudahkan Anda dalam mempelajari topik berikutnya.

RANGKUMAN

Hukum Konservasi Hukum Perbandingan Hukum Perbandingan Hukum Perbandingan


Massa Tetap Berganda Volum
“Massa zat sebelum reaksi “Perbandingan massa “Bila dua unsur “Pada suhu dan tekanan
adalah sama dengan unsur-unsur penyusun membentuk senyawa, sama, volum gas yang
massa zat hasil reaksi” suatu senyawa adalah massa-massa dari satu bereaksi dan volum gas
tetap tidak tergantung unsur yang bergabung hasil reaksi merupakan
pada asal usul senyawa dengan massa dari unsur perbandingan bilangan-
tersebut” lainnya merupakan bilangan bulat”
perbandingan bilangan
bulat terhadap satu
dengan yang lainnya”

Untuk mengukur apakah Anda benar-benar paham akan materi kegiatan belajar 1,
Anda kerjakan tugas mandiri berikut!
13
TUGAS KEGIATAN 1

I. PILIHAN GANDA
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar!

1. Massa atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama, dinyatakan oleh …..
a. Lavoisier
b. Proust
c. Avogadro
d. Dalton
e. Gay Lussac

2. Suatu contoh hukum perbandingan berganda Dalton adalah pembentukan


pasangan senyawa …
a. H2O dan HCl
b. CH4 dan CCl4
c. SO2 dan SO3
d. CO2 dan NO2
e. NH3 dan PH3

3. Perbandingan massa atom dalam suatu senyawa adalah tetap. Pernyataan ini
dikemukakan oleh…
a. Lavoisier
b. Avogadro
c. Proust
d. Dalton
e. Gay Lussac

4. Unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO dan NO2. Pada massa Oksigen
yang sama, maka perbandingan massa unsur N pada kedua senyawa tersebut
memiliki perbandingan … ( Ar N = 4 : O = 16 )
a. 1 : 2
b. 2 : 3
c. 3 : 2
d. 2 : 1
e. 1 : 3

14
5. Diketahui reaksi : 2 C (s) + O2 (g) → 2 CO (g)

Massa atom C Massa atom O

6 gram 8 gram
10,5 gram 14 gram
15 gram 20 gram

Perbandingan massa unsur C dan massa unsur O dalam senyawa CO adalah



a. 2 : 3
b. 3 : 2
c. 2 : 4
d. 3 : 4
e. 4 : 3

6. Jika 35 gram besi bereaksi dengan Belerang menghasilkan 55 gram besi (II)
Belerang, menurut Hukum Proust, berat belerang ( Fe : S = 7 : 4 ) sebanyak….
a. 20 gram
b. 35 gram
c. 55 gram
d. 75 gram

e. 90 gram

7. Volume gas-gas yang bereaksi dengan volume gas-gas hasil reaksi, jika diukur
pada suhu dan tekanan yang sama, berbanding sebagai bilangan bulat dan
sederhana.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh…
a. Avogadro
b. Lavoisier
c. Proust
d. Gay Lussac
e. Dalton

8. Persamaan reaksi :
a C2H6 (g) + b O2 (g) 14 c CO2 (g) + d H2O (g)
akan memenuhi Hukum Lavoisier, jika a, b, c, dan d berturut-turut….
a. 2, 4, 7, 6
b. 2, 7, 4, 6
c. 2, 6, 7, 4
d. 2, 4, 6, 7
e. 2, 6, 4, 7
15
9. Perbandingan H : O = 1 : 8 , dalam senyawa air. Jika H2O sebanyak 45
gram, maka gram Hidrogen dan gram Oksigen adalah sebanyak….
a. 45 dan 5
b. 40 dan 5
c. 5 dan 8
d. 5 dan 9
e. 5 dan 40

10. Berdasarkan persamaam reaksi ( pada t,p ) sama :


MnO2 + HCl 14 MnCl2 + H2O + Cl2
Maka perbandingan volumenya adalah….
a. 1, 2, 1, 4, 1
b. 1, 4, 1, 2, 1
c. 2, 1, 4, 1, 1
d. 1, 4, 1, 1, 2
e. 2, 1, 1, 4, 1

II. ESSAY
1. a. Bagaimana bunyi Hukum perbandingan berganda dari Dalton
b. Bagaimana perbandingan massa O dalam senyawa CO dan CO2. (dengan
massa C yang sama atau tetap)

2. Diketahui persamaan reaksi


N2 (g) + H2 (g) NH3 (g)
Jika volume gas H2 sebanyak 60 ml, pada (t,p) sama, tentukan :
a. Volume gas N2 dan NH3
b. Perbandingan volume antara N2 : H2 : NH3
c. Apakah berlaku Hukum Gay Lussac?

Jika Anda telah menyelesaikan soal-soal tersebut, coba Anda cocokkan dengan kunci
jawaban yang ada pada akhir modul ini. Jangan lupa hitung skor yang Anda dapatkan.
Mudah-mudahan skor Anda e” 7,5 , sehingga Anda boleh melanjutkan ke kegiatan 2.

16
Kegiatan Belajar 2

PERHITUNGAN KIMIA
(STOIKIOMETRI)

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat :


1. Menghitung volume gas pereaksi atau hasil reaksi berdasarkan hukum
Gay Lussac.
2. Menemukan hubungan antara volume gas dengan jumlah molekulnya
yang dukur pada suhu dan tekanan yang sama. (Hukum Avogadro).
3. Menjelaskan pengertian mol sebagai satuan jumlah zat.
4. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume zat.
5. Menentukan rumus empiris, rumus molekul, dan air kristal serta kadar zat.
6. menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi yang didasarkan pada langkah-
langkah perhitungan kimia sederhana.

Hukum-hukum Dasar Kimia, yang baru saja Anda pelajari akan Anda
terapkan dalam perhitungan kimia. Melalui perhitungan kimia, Anda dapat
menghitung jumlah zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi.

1. Penentuan Volume Gas Pereaksi dan Hasil Reaksi


Sebagaimana telah Anda pelajari, pada bahasan mengenai Hukum perbandingan
volume, yang menyatakan bahwa : volume gas yang bereaksi dan volume gas
hasil reaksi, jika diukur pada suhu dan tekanan yang sam (t,p), merupakan
perbandingan bilangan bulat dan sederhana (Hukum Gay Lussac). Penemuan ini
digunakan oleh Amadeo Avogadro untuk mengajukan hipotesisnya yang terkenal
dan disebut hipotesis Avogadro.

Menurut Avogadro:

“Gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan yang
sama, akan memiliki jumlah molekul yang sama pula”

17
Gambar 06.2 Ilustrasi percobaan Avogadro

Ternyata perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien
reaksi gas-gas tersebut. Hal ini berarti bahwa, jika volume salah satu gas diketahui,
maka volume gas yang lain dapat ditentukan dengan cara membandingkan
koefisien reaksinya.

Contohnya: Pada reaksi pembentukkan uap air.


2 H2 (g) + O2 (g) 2 H2O (g)

Jika volume gas H2 yang diukur pada suhu 25o C dan tekanan 1 atm adalah 10
liter, maka volume gas O2 dan H2O pada tekanan dan suhu yang sama dapat
ditentukan dengan cara sebagai berikut :
Volume H2 : Volume O2 = Koefisien H2 : Koefisien O2

Volume O2 = x volume H2

1
Volume O2 = x 10 L = 5 Liter
2
Coba Anda tentukan volume H2O

Jawab :
2
Volume H2O = 2
x 10 L = 10 Liter

18
LATIHAN

1. Tuliskan persamaan reaksi yang menunjukkan bahwa perbandingan volume


gas Nitrogen (N2), gas Hidrogen (H2) yang bereaksi dengan Amonia (NH3)
yang dihasilkan adalah : 1 : 3 : 2

2. Gas Metana (CH4) terbakar di udara menurut reaksi :


CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (g)
Jika gas Metana yang terbakar (pada suhu dan tekanan yang sama) sebanyak
1 liter :
a. Berapa liter O2 yang diperlukan?
b. Berapa liter uap air dan gas CO2 yang dihasilkan?

Coba cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut.

1. Perbandingan volume :
gas N2 : gas H2 : gas NH3 = 1 : 3 : 2

Persamaan reaksinya :

2 N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NH3 (g)
1

2. Persamaan reaksi :
CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (g)
Volume CH4 = 1 liter

Maka :
a. Volume O2 = x 1L = 2L
2
b. Volume H2O = 1
x1L = 2L
1
c. Volume CO2 = 1 x1L = 1L

19
2. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif
Dalam struktur atom, Anda telah mempelajari bahwa atom, sangatlah kecil, oleh
karena itu tak mungkin kita menimbang atom dengan menggunakan neraca.

“ Berdasarkan perhitungan para ahli, satu atom Hidrogen memiliki massa


1,67 x 10 -27 Kg “

Untuk membandingkan massa atom yang berbeda-beda, para ahli menggunakan


skala massa atom relatif dengan lambang “ Ar “

Para ahli juga menggunakan isotop karbon C-12, sebagai standar dengan massa
atom relatif sebesar 12.

Contohnya :
Massa atom rata-rata Oksigen 1,33 kali lebih besar dari pada massa atom karbon
- 12.
Maka : Ar O = 1,33 x Ar C-12
= 1,33 x 12 = 15,96

Dengan ditetapkannya massa atom relatif karbon – 12 sebesar 12,000 , maka


1
satuan massa atom relatif adalah : 12 x massa atom C-12

Massa atom relatif suatu unsur menunjukkan berapa kali lebih besar massa atom
1
unsur itu dibandingkan terhadap 12
x massa atom C-12 atau ….

massa atom rata - rata unsur X


Ar X = 1 x massa atom karbon - 12
12

Massa molekul unsur atau senyawa dinyatakan oleh massa molekul (Mr). Massa
molekul relatif adalah perbandingan massa molekul unsur atau senyawa terhadap
1
12 x massa atom C-12.
massa molekul unsur
Mr (unsur) = 1 x massa atom karbon - 12
12
massa molekul senyawa
Mr (senyawa) = 1 x massa atom karbon - 12
12

20
Massa molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan Ar dari atom-
atom pembentuk molekul tersebut.
Mr = ∑ Ar

Contoh Soal :
Diketahui massa atom relatif (Ar) beberapa unsur sebagai berikut :
Ca = 40
O = 16
H = 1
Tentukan massa molekul relatif (Mr) senyawa Ca(OH)2

Penyelesaian :
Satu molekul Ca(OH)2 mengandung 1 atom Ca, 2 atom O, dan 2 atom H
Mr Ca(OH)2 = Ar Ca + ( 2 Ar O ) + ( 2 Ar H )
= 40 + ( 2 x 16 ) + ( 2 x 1 )
= 40 + 32 + 2
= 74

Jika Anda telah paham, coba kerjakan latihan berikut.

LATIHAN

1. Diketahui Ar Al = 27
S = 32
O = 16
Tentukan massa molekul relatif (Mr) senyawa Al2(SO4)3

2. Diketahui Ar Cu = 63,5
S = 32
O = 16
H = 1
Tentukan massa molekul CuSO4 . 5 H2O

21
Jika Anda telah menyelesaikan soal tersebut, cocokkan dengan jawaban
berikut.

1. Satu molekul Al2(SO4)3 mengandung 2 atom Al


3 atom S dan
12 atom O
Mr Al2(SO4)3 = ( 2 x Ar Al ) + ( 3 x Ar S ) + ( 12 x Ar O )
= ( 2 x 27 ) + ( 3 x 32 ) + ( 12 x 16 )
= 342

2. Satu molekul CuSO4 . 5 H2O mengandung: 1 atom Cu


1 atom S
10 atom H
9 atom O
Mr CuSO4. 5 H2O = ( 1 x Ar Cu ) + ( 1 x Ar S ) + ( 10 x Ar H ) + (9 x Ar O)
= ( 1 x 63,5 ) + ( 1 x 32 ) + ( 10 x 1 ) + ( 9 x 16 )
= 63,5 + 32 + 10 + 144
= 249,5

Benarkah jawaban Anda? Semoga ya….

3. Konsep Mol dan Tetapan Avogadro


Apabila kita mereaksikan satu atom Karbon (C) dengan satu molekul Oksigen
(O2), maka akan terbentuk satu molekul CO2. Tetapi sebenarnya yang kita reaksikan
bukan satu atom Karbon dengan satu molekul Oksigen, melainkan sejumlah besar
atom Karbon dan sejumlah besar molekul Oksigen. Oleh karena itu jumlah atom
atau jumlah molekul yamg bereaksi begitu besarnya, maka untuk menyatakannya,
para ahli kimia menggunakan “ mol “ sebagai satuan jumlah partikel (molekul,
atom, atau ion).

Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom Karbon - 12.

Jadi dalam satu mol suatu zat terdapat 6,022 x 1023 partikel. Nilai 6,022 x 1023
partikel/mol disebut sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N.

Dalam kehidupan sehari-hari, mol dapat kita analogikan sebagai “ lusin “. Jika
lusin menyatakan jumlah 12 buah, maka mol menyatakan jumlah 6,022 x 1023
partikel zat.

22
Kata partikel pada NaCl, H2O, N2 dapat dinyatakan dengan ion dan molekul,
sedangkan pada unsur seperti Zn, C, Al dapat dinyatakan dengan atom.

Perhatikan tabel berikut.

Tabel 06.6 Jumlah partikel dalam beberapa zat.

Jenis Jumlah
Nama Rumus Jumlah Partikel Partikel

Seng Zn 1 mol atom 1 x (6,022x1023) atom


Aluminium Al 1 mol atom 1 x (6,022x1023) atom
Natrium Klorida NaCl 1 mol ion 1 x (6,022x1023) molekul
Air H2O 1 mol molekul 1 x (6,022x1023) molekul

Rumus kimia suatu senyawa menunjukkan perbandingan jumlah atom yang ada
dalam senyawa tersebut.

Tabel 06.7 Perbandingan atom-atom dalam H2SO4

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


H2SO4 atom H atom S atom O

1 2 1 4
1 mol 2 mol 1 mol 4 mol
1 x (6,022x1023) 2 x (6,022x1023) 1 x (6,022x10 )
23
4 x (6,022x1023)
6,022 x 10 23 1,204 x 10 24 11 mol6,022 x 10 23 44 mol2,408 x 10 24

1 mol zat mengandung 6,022 x 10 23 partikel

Pahamkah Anda? Anda perhatikan contoh berikut.

Contoh:
Satu molekul air (H2O) terdapat 6,022 x 10 23 molekul H2O.
Ada berapa atom dalam 1 mol air tersebut?

Jawab :
Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan 1 atom O.
Jadi 1 molekul air tersusun oleh 3 atom.
1 mol H2O mengandung 6,022 x 1023 molekul atau
3 x 6,022 x 1023 atom = 1,806 x 1024 atom
23
MASSA MOLAR (M)

Massa satu mol zat dinamakan massa molar (lambang M).


Besarnya massa molar zat adalah massa atom relatif atau massa molekul
relatif zat yang dinyatakan dalam satuan gram.

Perhatikan contoh pada tabel berikut :

Tabel 06.8 Massa molar beberapa zat


Nama Zat Rumus Ar atau Mr Massa Molar

Besi Fe Ar = 56 56 g/mol
Air H2O Mr = 18 18 g/mol
Garam Dapur NaCl Mr = 53,5 53,5 g/mol
Karbon C Ar = 12 12 g/mol

Massa suatu zat merupakan perkalian massa molarnya (g/mol) dengan mol zat
tersebut (n).

Massa = M x n

Perhatikan contoh berikut.

Contoh:
1. Jika diketahui Ar H = 1 ; Ar O = 16
Berapa massa 2 mol H2O?

Jawab :
Mr H2O = ( 2 . Ar H ) + ( 1 . Ar O )
= ( 2 x 1 ) + ( 1 x 16 )
= 18
Massa molar H2O = 18 g/mol
Jadi massa 2 mol H2O = 2 mol x 18 g/mol
= 36 gram

24
2. Jika diketahui Ar C = 12 ; Ar O = 16
Berapakah jumlah mol dari 11 gram CO2

Jawab :
Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )
= ( 1 x 12 ) + ( 2 x 16 )
= 44
Massa molar CO2 = 44 g/mol
11 g
Massa = M . n n = = 44 g/mol
= 0,25 mol
Apakah Anda telah paham? Coba kerjakan latihan berikut!

LATIHAN
Jika diketahui: Ar Al = 27
Ar S = 32
Ar O = 16
Ditanya :
a. Berapa massa 0,5 mol Al2(SO4)3?
b. Berapa jumlah mol dari 684 gram Al2(SO4)3?


massa Sudah Anda kerjakan? Cocokkan dengan berikut!
M

Mr Al2(SO4)3 = ( 2 x 27 ) + ( 3 x 32 ) + ( 12 x 16 ) = 342
Massa molar Al2(SO4)3 = 342 g/mol
a. Massa 0,5 mol = M x n = 342 g/mol x o,5 mol = 171 gram
massa 648g
b. n = = 342 g/mol
= 2 mol
M

Jadi hubungan mol suatu zat dengan massanya dapat dinyatakan sebagai berikut.

Gambar Diagram mol – massa

25
VOLUME MOLAR ( Vm )

“ Volume satu mol zat dalam wujud gas dinamakan volume molar (dengan
lambang, Vm) zat tersebut”.

Berapakah volume molar gas? Bagaimana menghitung volume sejumlah tertentu


gas pada suhu dan tekanan tertentu?

Dengan mengandaikan gas yang akan kita ukur bersifat ideal, maka persamaan
yang menghubungkan jumlah mol (n) gas, tekanan, suhu dan volume, adalah:

P.V = n . R . T

Dimana:
P = tekanan (satuan atmosfir, atm)
V = volume (satuan liter, L)
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas ( 0,08205 L atm/mol. K )
T = suhu mutlak ( oC + 273,15K )

P.V = n . R . T → V =
Jika n = 1 mol
R = 0,08205 L atm/mol. oK
P = 1 atm, dan
T = 273 oK

1 mol x 0,08205 L atm/mol k x 273 K


Vm =
1 atm

Vm = 22,4 L

Menurut hukum Avogadro:


“ Setiap gas yang volumenya sama, bila diukur pada suhu dan tekanan sama akan
mengandung jumlah partikel yang sama”.

Hal ini juga berarti bahwa:


“ Setiap gas yang mengandung jumlah pertikel yang sama, pada suhu dan tekanan
yang sama akan memiliki volume yang sama pula”.

26
Pada keadaan standar (STP atau Standard, Temperatur and Pressure yaitu suhu
0oC, Tekanan 1 atm); volume sejumlah gas tertentu dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:

V = n x 22,4 L

Anda perhatikan contoh soal berikut!

Contoh:
1. Hitung volume molekul gas CH4 pada keadaan STP!
Jawab:
3,01 x 10 23
3,01 x 1023 molekul gas CH4 = = 0,5 mol
6,02 x 10 23
0,5 mol gas = 0,5 mol x 22,4 L/mol
= 11,2 L
Jadi volume gas CH4 tersebut = 11,2 L

2. Berapa Liter volume 17 gram gas H2S pada keadaan STP?


Diketahui Ar H = 1 ; S = 32
Jawab:
Mr H2S = ( 2 x 1 ) + ( 1 x 32 ) = 34
gram 17
Mol H2S = = = 0,5 mol
Mr 34
Volume H2S = n x Vm = 0,5 mol x 22,4 L/mol
= 11,2 L

3. Berapa mol gas metana (CH4) pada keadaan standar,


jika volumenya = 5,6 Liter?
Jawab:
gram 5,6 L
Mol CH4 = = = 0,25 mol
Vm 22,4 L/mol

4. Berapa liter volumen 6 gram gas NO (Mr = 30),


jika diukur pada suhu 27 oC dan tekanan 1 atm?
Jawab:
gram 6
Mol NO = = = 0,2 → n = 0,2
Mr 30
P = 1 atm
R = 0.082
T = 27 + 273 oK = 300 oK
27
P.V = n . R .T
1.V = 0,2 . 0,082 . 300
V = 164 x 3 x 10-2
V = 4,92 liter

GAS-GAS PADA SUHU, TEKANAN SAMA


Menurut Avogadro:
“ Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas dengan volume sama, mengandung
jumlah molekul yang sama, karena jumlah molekul sama, maka jumlah molnya
pasti sama “.

Jadi, “Pada suhu dan tekanan yang sama (TP sama), maka perbandingan
mol gas sama dengan perbandingan volume gas”

Pada (TP)

Dimana:
n1 = mol gas 1
n2 = mol gas 2
V1 = volume gas 1
V2 = volume gas 2

Contoh:
Tentukan volume 22 gram gas CO2, jika pada suhu dan tekanan yang sama, 8
gram gas SO3 volumenya = 10 liter.
Mr CO2 = 44,
Mr SO3 = 80.

Jawab:
22
Mol gas CO2 = = 0,5
44

8
Mol gas SO3 = = 0,1
80

Jadi, n1 = 0,5,
n2 = 0,1
V1 = ?
V2 = 10 L
28
Karena suhu dan tekanan sama, perbandingan mol menunjukkan perbandingan
volume gas.

n V
1
= 1

n V
2 2

0,5 x 10 L
Jadi V1 atau volume gas CO2 = = 50 L
0,1

Pahamkah Anda akan uraian di atas? Jika belum, ulangi kembali


mempelajarinya….!

RUMUS MOLEKUL DAN KADAR UNSUR DALAM SENYAWA


Perbandingan massa dan kadar unsur dalam suatu senyawa dapat ditentukan dari
rumus molekulnya.
Jumlah atom x Ar unsur
Dimana, % Unsur = x100 %
Mr

Contoh :
Berapakah kadar C dan N dalam urea (CO(NH2)2)?
Dimana, Ar C = 12 ; N = 4 ; O = 16 ; dan H = 1.
0,5 V
= 1
0,1 10 L Jawab:
1 mol urea mengandung 1 atom C, 1 atom O, 2 atom N dan 4 atom H.
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60
12
Kadar C = x 100 % = 20 %
60

28
Kadar N = x 100 % = 46,66 %
60
Pahamkah Anda? Coba kerjakan latihan beikut!

LATIHAN

1. Berapa persenkah kadar N dan S dalam senyawa ZA atau (NH4)2SO4.


Dimana Ar N = 14 ; S = 32 ; H = 1 dan O = 16.

29
Cocokkanlah dengan jawaban berikut ini!

Dalam (NH4)2SO4 terdapat 2 atom N, 8 atom H, 1 atom S, dan 4 atom O.


Mr (NH4)2SO4 = 28 + 8 + 32 + 64 = 132
28
%N = x 100 % = 20 %
132

32
%S = x 100 % = 20 %
132

Benarkah jawaban yang Anda kerjakan? Semoga ya.

PENENTUAN RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL


Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-masing
unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat
ditunjukkan dengan angka indeks.

Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul.

“Rumus empiris, rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-


atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa”

Rumus molekul, rumus yamg menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur


yang menyusun satu molekul senyawa.
Contoh : Anda perhatikan pada tabel berikut.

Tabel 06.9 Rumus molekul dan rumus empiris beberapa senyawa

Nama Senyawa Rumus Molekul Rumus Empiris

Air H2O H2O


Glukosa C6H12O6 C2H2O
Benzena C6H6 CH
Etilena C2H4 CH2
Asetilena C2H2 CH

30
Rumus Molekul = (Rumus Empiris)n
Mr Rumus Molekul = n x (Mr Rumus Empiris)

n = bilangan bulat
Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa, dapat
ditempuh dengan langkah berikut :
1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa
2. Ubah ke satuan mol
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris
4. Untuk mencari rumus molekul dengan cara :
( Rumus Empiris ) n = Mr → n dapat dihitung
5. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.

Contoh :
1. Suatu senyawa terdiri dari 43,7% P dan 56,3% O.
Tentukan rumus empirisnya! (Ar P = 3 dan O = 16)
Jawab : Misal massa senyawa = 100 gram
Maka massa P dan O masing-masing 43,7 g dan 56,3 g
56,3
Perbandingan mol P : mol O = : 16
= 1,41 : 3,52
43,7
80
= 1 : 2,5
40
31 = 2 : 5
Jadi rumus empirisnya P2O5

2. Suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya Nitrogen.
Jika Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus
empiris dan rumus molekul senyawa itu!
Jawab : Persentase Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35%
Misal massa senyawa = 100 gram
Maka massa C : N : H = 60 : 35 : 5
60 : 5 : 35
Perbandingan mol C : mol H : mol N = 12 1 14
= 5 : 5 : 2,5
= 2 : 2 :1
Maka rumus empiris = C2H2N
( C2H2N )n = 80
( 24 + 2 + 14 ) n = 80
( 40 )n = 80 → n = = 2
Jadi rumus molekul senyawa tersebut = ( C2H2N ) 2
= C4H4N2

31
Pahamkah Anda? Coba kerjakan latihan berikut.

LATIHAN

1. Stirena adalah komponen penyusun Polistirena, mempunyai massa


molekul relatif (Mr) sebesar 104. Jika diketahui rumus empirisnya (CH),
maka tentukan rumus molekul Stirena! (Ar C = 12 ; H = 1)

2. Massa molekul relatif suatu senyawa yang dianalisis 58. Jika senyawa
itu terdiri dari 82,8% Karbon dan 17,2% Hidrogen, tentukan rumus
molekulnya!

Jika Anda telah menyelesaikan soal tersebut, cocokkan jawaban Anda dengan
berikut!

1. Jawab : Rumus Stirena = ( Rumus empiris Stirena ) n


Mr Stirena = n x (Mr CH)
104 = n x {( 1 x 12 ) + ( 1 x 1 )}
104 = n x 13
104
n = 13 = 8
Jadi rumus molekul Stirena adalah ( CH ) 8 atau C8H8

2. Jawab : Dalam 100 gram senyawa


Perbandingan massa C : massa H = 82,8 g : 17,2 g
82,8 17,7
Perbandingan mol C : mol H = 12
: 1
= 6,9 : 17,2
= 1 : 2,5
= 2 : 5
Rumus empiris adalah C2H5
( C2H5 ) n = 58
( 24 + 5 ) n = 58 → n = = 2
Jadi rumus molekul senyawa ( C2H5 ) 2 atau C4H10

32
MENENTUKAN RUMUS KIMIA HIDRAT (AIR KRISTAL)
Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O). Rumus
kimia senyawa kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus
hidrat adalah penentuan jumlah molekul air kristal (H2O) atau nilai x.

Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai :

Rumus kimia senyawa kristal padat : x.H2O

Sebagai contoh garam Kalsium Sulfat, memiliki rumus kimia CaSO4 . 2 H2O,
artinya dalam setiap mol CaSO4 terdapat 2 mol H2O. Beberapa senyawa berhidrat/
berair kristal dapat Anda lihat pada tabel berikut.

Tabel 06.10 Beberapa senyawa berhidrat

Nama Senyawa Jumlah Molekul Rumus Kimia


Air Kristal
Kalsium Sulfat 2 CaSO4 . 2 H2O
Asam Oksalat 2 H2C2O4 . 2 H2O
Tembaga (II) Sulfat 5 CuSO4 . 5 H2O
Natrium Sulfat 5 Na2SO4 . 5 H2O
3,2 g 1,8 gMagnesium Sulfat 7 MgSO4 . 7H2O
: 18 g / mol
159,5 g / mol Natrium Karbonat 10 Na2CO3 . 10 H2O

Untuk jelasnya Anda simak contoh berikut!

Contoh:
1. 5,0 gram hidrat dari Tembaga (II) Sulfat dipanaskan sampai semua air kristalnya
menguap. Jika massa Tembaga (II) Sulfat padat yang terbentuk 3,20 gram.
Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)

Jawab :
Langkah-langkah penentuan rumus hidrat :
- Misalkan rumus hidrat adalah CuSO4 . x H2O
- Tulis persamaan reaksinya
- Tentukan mol zat sebelum dan sesudah reaksi
- Hitung nilai x, dengan menggunakan perbandingan mol CuSO4 : mol H2O
CuSO4 . x H2O (s) → CuSO4 (s) + x H2O
5 gram 3,2 gram 1,8 gram

Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = = 0.02 : 0,10


33
Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 1 : 5
Jadi Rumus hidrat dari tembaga (II) sulfat adalah CuSO4 . 5 H2O.

2. Bagaimanakah Rumus kimia garam Barium Klorida Berhidrat (BaCl2.x H2O)


bila 12,2 gram garam tersebut dipanaskan menghasilakan zat yang tersisa
sebanyak 10,4 gram.
Ar Ba = 137 ; Cl = 35,5 ; O = 16 ; H = 1

Jawab: BaCl2 . x H2O → BaCl2 + x H2O

12,2 gram 10,4 gram (12,2 - 10,4) = 1,8 gram

1,04 1,8
Perbandingan, mol BaCl2 : mol H2O = :
208 18
= 0,05 : 0,1
= 1 : 2
Jadi rumus kimia garam tersebut BaCl2 . 2 H2O

Pahamkah Anda? Coba Anda kerjakan latihan berikut.

LATIHAN

Kadar air kristal dalam suatu hidrat dari Na2CO3 adalah 14,5%.
Tentukan rumus hidratnya! (Ar Na = 23 ; C = 12 ; O = 16 ; H = 1)

Jika anda telah selesai membahasnya, cocokkan jawaban Anda dengan


jawaban berikut ini!

Misal: senyawa hidrat = 100 gram


Na2CO3 . x H2O → Na2CO3 + x H2O
100% 85,5% 14,5%
= 100 gram = 85,5 gram = 14,5 gram

Perbandingan, mol Na2CO3 : mol H2O =


= 0,8 : 0,8
= 1 : 1
Jadi Rumus hidrat tersebut Na2CO3 . H2O

34
HITUNGAN KIMIA
Penentuan jumlah pereaksi dan hasil reaksi yang terlibat dalam reaksi harus
diperhitungkan dalam satuan mol. Artinya, satuan-satuan yang diketahui harus
diubah kedalam bentuk mol. Metode ini disebut metode pendekatan mol.

Adapun langkah-langkah metode pendekatan mol tersebut dapat Anda simak dalam
bagan berikut :

1. Tuliskan persamaan reaksi dari soal yang ditanyakan dan setarakan

2. Ubahlah semua satuan yang diketahui dari tiap-tiap zat ke dalam mol

3. Gunakanlah koefisien reaksi untuk menyeimbangkan banyaknya mol zat reaktan


dan produk

4. Ubahlah satuan mol dari zat yang ditanyakan ke dalam satuan yang ditanya (L
atau gram atau partikel, dll)

Contoh:
1. Berapa gram air (H2O) yang dihasilkan dari reaksi pembakaran 4 gram H2
dengan O2? Ar H = 1 ; O = 16.

Penyelesaian:
Setarakan reaksinya: 2 H2 + O2 → 2H2O
Agar penyelesain lebih mudah gunakan alur berikut:

g H2 mol H2 mol H2O g H2 O


ubah ke cari ubah ke
4
H2 = 2 mol = 2 mol
Koefisien H 2O 2
H2O = Koefisien H2 x mol H2 = 2 x 2 mol = 2 mol
g H2O = 2 x Mr H2O = 2 x 18 = 36 g

35
2. Satu mol logam Aluminium direaksikan dengan asam klorida secukupnya
menurut reaksi:
Al (s) + HCl (aq) AlCl3 (aq) + H2 (g)

Ditanya:
a. Berapa gram AlCl3 yang terbentuk?
b. Berapa L gas H2 (STP)?
c. Berapa pertikel H2 yang terjadi? Ar Al = 27 ; Cl = 35,5

Penyelesaian: 2 Al (s) + 6 HCl (aq) 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)


Al = 1 mol

Koefisien AlCl3 2
a. AlCl3 = Koefisien Al
x mol Al = 2 = x 1 mol = 1 mol
g AlCl3 = 1 x Mr AlCl3
= 1 x { (27) + (3 x 35,5) }
= 1 x 133,5
= 133,5 g

Koefisien H 2
b. H2 = Koefisien Al
x mol H2
3
= 2 x 1 mol
= 1,5 mol
L H2 (STP = mol H2 x 22,4 L
= 1,5 x 22,4 L
= 33,6 L

c. Partikel H2 = mol H2 x 6,02 . 1023


= 1,5 x 6,02 . 1023
= 9,03 x 1023 partikel

3. 13 gram Seng tepat habis bereaksi dengan sejumlah HCl menurut reaksi:
Zn (s) + HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g)
Bila 1 mol gas oksigen pada tekanan dan suhu tersebut bervolume 20 liter,
berapa literkah volume gas Hidrogen yang dihasilkan pada reaksi tersebut?
Ar Zn = 65.

36
Penyelesaian:
Zn (s) + 2 HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g)
13
mol Zn = 65 = 0,2 mol
Koefisien H 2
mol H2 = Koefisien Znl
x mol Zn
1
= 1
x 0,2 mol = 0,2 mol
L H2 = mol H2 x 20 L (T.P) tersebut
= 0,2 x 20 L = 4 L

4. Untuk membakar gas etana (C2H6) diperlukan oksigen 4,48 L (STP), menurut
reaksi:
C2H6 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (g)
a. Berapa gram etana tersebut ( Ar C + 12 ; H = 1 ; O = 16 )
b. Berapa gram CO2 yang dihasilkan?

Penyelesaian: 2 C2H6 (g) + 7O2 (g) 4 CO2 (g) + 6 H2O (g)


4, 48
mol O2 = 22, 4 = 0,2 mol
2
a. mol C2H6 = 7 x 0,2 mol = 0,057 mol
gram C2H6 = 0,057 x 30 = 1,71 gram

4
b. mol CO2 = 7 x 0,2 mol = 0,114 mol
gram CO2 = 0,114 x 44 = 5,02 gram

Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!

LATIHAN

1. 7 gram Nitrogen (N2) tepat bereaksi dengan Hidrogen membentuk


Amoniak (NH3)
a. Tulis reaksi setaranya!
b. berapa liter Amoniak dihasilkan (stp)? (Ar N = 14)

2. Sejumlah Karbon direaksikan dengan Oksigen membentuk


Karbon dioksida (CO2). Jika CO2 dihasilkan 11,2 L (STP), berapa
gram Karbon yang bereaksi? (Ar C = 12)

37
Coba cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut!

1. Jawab : N2 + 3 H2 2 NH3
7
Mol N2 = 28 = 0,25 mol
2
Mol NH3 = 1
x 0,25 mol = 0,5 mol
L NH3 (stp) = 0,5 x 22,4 L = 11,2 L

2. Jawab : C + O2 CO2
11, 2
Mol CO2 = 22, 4 = 0,5 mol
1
Mol C = 1 x 0,5 mol = 0,5 mol
Gram C = 0,5 x 12 = 6 gram

Benarkah jawaban yang Anda kerjakan?


Semoga ya, jika Anda belum paham, ulangi kembali memperhatikan contoh soal
tersebut.

PEREAKSI PEMBATAS
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang dicampurkan
tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti bahwa
ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu. Pereaksi demikian disebut
pereaksi pembatas. Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Anda perhatikan gambar di bawah ini!

X + 2Y XY2

= molekul zat X
+ + = molekul zat Y

= molekul zat XY2

Gambar : Pereaksi Pembatas

38
Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, 1 mol zat X
membutuhkan 2 mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan bahwa 3 molekul zat X
direaksikan dengan 4 molekul zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya
molekul zat X yang bereaksi hanya 2 molekul dan 1 molekul yang tersisa,
sedangkan 4 molekul zat Y habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi
pembatas.

Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi dan tidak bersisa di
akhir reaksi.

Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara


membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu pereaksi yang
mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan pereaksi pembatas.

Untuk lebih jelasnya, Anda simak contoh berikut ini!

Contoh :
1. Diketahui reaksi sebagai berikut
S (s) + 3 F2 (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?

Penyelesaian :
S + 3 F2 SF6
Dari koefisien reaksi menunjukkan bahwa:
1 mol S membutuhkan 3 mol F2

Kemungkinan yang terjadi:


– JIka semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan
Koefisien F2
mol F2 = Koefisien S
x 2 mol S
3
= 1 x 2 mol
= 6 mol
Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.

39
- Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan
Koefisien S
mol S = Koefisien F2 x 10 mol F2
1
= 3 x 10 mol
= 3,33 mol
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.

Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!


Koefisien SF2
Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = Koefisien S
x mol S
1
a. mol SF6 = 1
x 2 mol = 2 mol
b. zat yang tersisa adalah F2, sebanyak = 10 mol – 6 mol
= 4 mol F2

Soal di atas dapat juga diselesaikan dengan:


- setarakan reaksinya
- semua pereaksi diubah menjadi mol
- bagikan masing-masing mol zat dengan masing-masing koefisiennya.
- Nilai hasil bagi terkecil disebut pereaksi pembatas (diberi tanda atau
lingkari)
- cari mol zat yang ditanya.
- Ubah mol tersebut menjadi gram/liter/partikel sesuai pertanyaan.

Penyelesaian: S + 3 F2 SF6
↓ ↓
2 mol 10 mol
↓ ↓
1 10
2
=2 3
= 3,33 (Nilai 2 < 3,33)

Berarti zat pereaksi pembatas : S

Sehingga ditulis: S + 3 F2 SF6


↓ ↓
2 mol 10 mol

Koefisien SF2
a. mol SF6 = Koefisien pereaksi pembatas x 2 mol S
= x 2 mol = 2 mol

40
Koefisien F2
b. mol F2 yang bereaksi = Koefisien S
x 2 mol S
3
= 1 x 2 mol = 6 mol
mol F2 sisa = mol tersedia - mol yang bereaksi
= 10 mol - 6 mol
= 4 mol

Bagaimana? Mudah bukan? Coba perhatikan lagi contoh berikut ini!

2. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi sulfida, menurut


persamaan:
Fe (s) + S (s) FeS (s)
a. tentukan pereaksi pembatas
b. gram FeS yang terbentuk
c. massa zat yang tersisa ( Ar Fe = 56 ; S = 32 )

Penyelesaian: Fe (s) + S (s) FeS (s)


↓ ↓
10 gram 3,2 gram
3,2
= 32
mol = 3,2
32
mol
= 0,178 mol = 0,1 mol
↓ ↓
= 0,178 = 0,1 (Nilai 0,1 < 0,178)

Sehingga: Fe (s) + S (s) FeS (s)


↓ ↓
,178 0,1 mol

a. Pereaksi pembatas S
1
b. FeS yang terjadi = 1
x 0,1 mol
= 0,1 mol
g FeS = 0,1 x Mr FeS = 0,1 x 88
= 8,8 gram
1
c. Fe yang bereaksi = 1 x 0,1 = 0,1 x 56
= 5,6 gram
Fe sisa = 10 – 5,6 gram = 4,4 gram

Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!


41
LATIHAN

1. 0,5 mol N2 direaksikan dengan 3 mol H2 menurut reaksi:


N2 + H2 NH3
a. Tentukan pereaksi pembatas
b. Berapa liter NH3 (STP) dihasilkan?
c. Berapa mol zat sisa?

2. 22,4 L gas SO2 direaksikan deangan 33,6 L gas O2 (STP) membentuk gas
SO3. Berapa gram SO3 yang terjadi? ( Ar S = 32 ; O = 16 )

Cocokkan jawaban Anda dengan jawaban berikut!

1. Reaksi: N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)


↓ ↓
0,5 mol 3 mol
↓ ↓
0,5 3
1
= 0,5 3 =1 (Nilai 0, 5 < 1)
Maka pereaksi pembatas adalah N2,
sehingga:
N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)

0,5 mol

a. Pereaksi pembatas zat : N2


2
b. NH3 = 1 x 0,5 mol = 1 mol
L NH3 = 1 x 22,4 L = 22,4 L
3
c. H2 yang bereaksi = 1
x 0,5 mol = 1,5 mol
H2 sisa = yang tersedia - yang bereaksi
= ( 3 – 1,5 ) mol
= 1,5 mol

42
2. Reaksi: 2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (s)
↓ ↓
22,4 L 33,6 L
33,6 33,6
= 22,4 mol = 22,4 mol
= 1 mol = 1,5 mol
↓ ↓
1 1,5
2
= 0,5 1
= 1,5 (Nilai 0,5 < 1,5)

Maka pereaksi pembatas adalah SO2,


sehingga:
2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (s)

1 mol
2
SO3 = 2
x 1 mol = 1 mol
g SO3 = 1 x Mr = 1 x 80 = 80 gram.

Sekarang Anda telah selesai mempelajari semua kegiatan 2. Dan untuk memudahkan
Anda mempelajarinya. Anda perhatikan rangkuman materi berikut.

1. Hitungan kimia menggambarkan hubungan kuantitatif antar atom-atom dari


unsur dalam zat-zat dan hubungan kuantitatif antar zat dalam suatu reaksi
kimia.

2. Massa molekul relatif atau massa rumus relatif (Mr)


Mr = ∑ (angka indeks unsur x Ar unsur)

3. Hipotesis Avogadro: Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan
volume yang sama akan mengandung jumlah molekul
yang sama pula.

V n
1
= 1
V n
2 2

4. Konsep mol menggambarkan keterkaitan antara mol (jumlah partikel dalam


zat) dengan massa molar atau volume molar.

5. Koefisiens reaksi dapat juga menyatakan perbandingan mol zat-zat pereaksi


dan hasil reaksi.
43
6. Hidrat : senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O)

7. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis bereaksi lebih dahulu dalam reaksi
kimia

Untuk mengetahui apakah Anda benar-benar telah paham akan materi kegiatan belajar
2, Anda kerjakan tugas mandiri II dan jika telah selesai Anda jawab, cocokkan dengan
kuncinya yang ada pada akhir modul ini.

Selamat Bekerja…..!

44
TUGAS KEGIATAN 2

I. PILIHAN GANDA
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang benar

1. Jika diketahui Ar Al = 27 ; S = 32 ; dan O = 16


Berapakah Mr Al2(SO4)3?
a. 123
b. 150
c. 214
d. 310
e. 342

2. Setengah mol unsur Karbon (C) mengandung atom C sebanyak….


a. 3,01 x 1023
b. 6,02 x 1023
c. 12 x 1023
d. 12,04 x 1023
e. 6,02 x 1022

3. Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan
mengandung jumlah molekul yang sama pula. Pernyataan ini dikemukakan
oleh…
a. Proust
b. Lavoisier
c. Avogadro
d. Dalton
e. Gay Lussac

4. Satu mol zat menyatakan banyaknya zat yang mengandung jumlah partikel
sama dengan jumlah partikel dalam…
a. 14 gram C-18
b. 14 gram C-17
c. 14 gram C-14
d. 12 gram C-12
e. 12 gram C-13

45
5. Perhatikan reaksi berikut A + B C + D
Gas A bereaksi dengan gas B, membentuk gas C dan D. Jika dalam reaksi
tersebut masih tersisa gas, maka yang disebut pereaksi pembatas adalah gas…..
a. A
b. B
c. C
d. D
e. A dan B

6. Jika kristal Barium Klorida (Mr = 208) mengandung 14,75% air kristal (Mr
air = 18), maka rumus kristal Barium Klorida adalah….
a. BaCl2 . H2O
b. BaCl2 . 2 H2O
c. BaCl2 . 3 H2O
d. BaCl2 . 4 H2O
e. BaCl2 . 5 H2O

7. Jika pada keadaan (STP) volume dari 4,25 gram gas sebesar 2,8 liter, maka
massa molekul relatif gas tersebut adalah….
a. 26
b. 28
c. 30
d. 32
e. 34

8. Jika diketahui massa atom relatif Fe = 56 ; S = 32 ; dan O = 16, maka massa


besi yang terdapat dalam 4 gram Fe2(SO4)3 adalah….
a. 4,00 gram
b. 1,12 gram
c. 0,56 gram
d. 0,28 gram
e. 0,01 gram

9. Pengolahan besi dari bijinya dilakukan menurut reaksi :


Fe2O3 + CO 2 FeO + CO2
Jumlah partikel CO yang diperlukan pada reaksi, agar dihasilkan 0,224 liter
gas CO2 (STP) adalah….
a. 0,06 x 10 23
b. 0,12 x 10 23
c. 0,72 x 10 23
d. 12,00 x 10 23
e. 60,00 x 10 23
46
10. Diketahui reaksi : Fe + S FeS
Jika 10 gram besi dicampur dengan 3,2 gram S, maka massa FeS yang
dihasilkan (Ar = 56 ; S = 32) adalah….
a. 13,2 gram
b. 8,8 gram
c. 5,6 gram
d. 3,2 gram
e. 2,8 gram

II. ESSAY
Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!

1. Jika diketahui Ar C = 12
H = 1
N = 14
Berapa mol kah zat-zat di bawah ini?
a. 3,2 gram CH4
b. 170 gram NH3
c. 5,6 L gas NH3 (STP)

2. Diketahui reaksi Al (s) + H2SO4 (aq) Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g)


Jika pada reaksi tersebut 8,1 gram Al direaksikan dengan 29,4 gram H2SO4
(Ar Al = 27 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)
a. Setarakan reaksi tersebut
b. Tentukan pereaksi pembatasnya
c. Berapa liter gas H2 (STP) dihasilkan?

Selamat Bekerja…..!

47
48
PENUTUP
Akhirnya Anda berhasil mempelajari modul ini dengan baik. Sekarang Anda telah
dapat menerapkan pengetahuan Anda tentang modul ini, terhadap proses-proses kimia
yang berhubungan hukum dasar Ilmu kimia dan perhitungan kimia di dalam kehidupan
sehari-hari.

Dalam modul ini Anda telah mempelajari hukum kekekalan massa (Lavoisier), hukum
perbandingan tetap (Proust), hukum perbandingan ganda (Dalton), hukum
perbandingan volume (Gay Lussac) dan perhitungan kimia.

Sekarang Anda paham akan aplikasi hukum dasar kimia tersebut dalam persamaan
reaksi. Bahkan Anda dapat membuat korelasi antara volume gas dengan jumlah
partikelnya dalam reaksi homogen pada suhu dan tekanan yang sama. Di samping itu
Anda juga telah paham akan konsep mol, rumus empiris, rumus molekul, dan
menyelesaikan hitungan kimia sederhana.

Semoga apa yang telah Anda pelajari bermanfaat bagi Anda, dan utnuk memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan Anda, perbanyak membaca buku kimia yang lain.

Akhir kata, selamat mengikuti Tes Akhir Modul, semoga Anda berhasil.

49
KUNCI TUGAS
TUGAS 1

I. Pilihan Ganda
1. A 6. A
2. C 7. D
3. C 8. B
4. D 9. E
5. D 10. B

II. Essay
1. a. Hukum perbandingan berganda (Dalton) berbunyi :
Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, dimana massa
salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur
yang lain dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan
sederhana.
b. Perbandingan massa O dalam senyawa CO dan CO2 adalah
16 : 32 atau 1 : 2

2. Reaksi : N2 + 3 H2 2 NH3
Volume H2 = 60 ml
1
a. Maka volume N2 = 3
x 60 ml = 20 ml
2
Volume NH3 = 3 x 60 ml = 40 ml
b. Perbandingan volume N2 : H2 : NH3 = 1 : 3 : 2
c. Ya, karena berbanding sebagai bilangan bulat sederhana

PETUNJUK
I. Untuk Pilihan Ganda
Setiap soal, jika benar, nilainya = 0,7
Jika semua benar, nilainya = 10 x 0,7 = 7
II. Untuk Essay
Setiap soal, jika benar, nilainya = 1,5
Jika semua benar, nilainya = 2 x 1,5 = 3

Sekarang Anda jumlahkan score pilihan ganda + essay yang Anda dapat
- Jika score Anda ≥ 7,5 Anda lanjutkan ke kegiatan 2
- Jika score Anda < 7,5 Ulang kembali kegiatan1.

50
TUGAS 2

I. Pilihan Ganda
1. E 6. B
2. A 7. E
3. C 8. B
4. D 9. A
5. A 10. B

II. Essay

1. a. Mol CH4 = = 0,2 mol

170 g
b. Mol NH3 = 17 g/mol
= 10 mol

5,6 L
c. Mol NH3 (stp) = = 0.25 mol
22,4 L/mol

2. 2 Al (s) + 3 H2SO4 (aq) Al2(SO4)3 (aq) + 3 H2 (g)

3,2 g
↓ ↓
16 g/mol
8,1 gram 29,4 gram
8,1
= 27
mol = 29,9
98
mol
= 0,3 mol = 0,3 mol
↓ ↓
0,3 0,3
2
= 0,15 3
= 0,1 (Nilai 0,1 < 0,15) → pereaksi pembatas : H2SO4

Sehingga : 2 Al + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2



0,3 mol

Gas H2 = x 0,3 mol = 0,3 mol


= 0,3 x 22,4
= 6,72 L

51
PETUNJUK
I. Untuk Pilihan Ganda
Setiap soal, jika benar, nilainya = 0,7
Jika semua benar, nilainya = 10 x 0,7 = 7
II. Untuk Essay
Setiap soal, jika benar, nilainya = 1,5
Jika semua benar, nilainya = 2 x 1,5 = 3

Anda jumlahkan semua score yang Anda dapatkan


Jika score Anda ≥ 7,5 Anda berhasil

Selamat mengikuti Tes Akhir Modul….

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum 1994 SMU, GBPP Mata
Pelajaran Kimia, Jakarta ; 1988
Michael Purba, Kimia 1A, untuk SMA kelas X, Jakarta ; Erlangga, 2002
Nana Sutresna, dkk, Panduan Menguasai Kimia 1, Jakarta ; Ganeca Exact,
2002
Pustekkom, PDKBM, SMA Terbuka, 2004
Ramlah Rasyid, dkk, Reaktor Kimia Kelas 1, Bandung ; Sinergi, Pustaka
Indonesia, 2004
Sumarna Omay, dkk, Kimia 1, Bandung ; Regina, 2004
Ucu Cahyana, dkk, Kimia 1A, Jakarta ; Piranti Darma Kalokatama, 2004.

52

You might also like