You are on page 1of 18

Contoh Laporan Konseling Individu dan Satlan

Praktek Lapangan Konseling – L uar Sekolah Pada LAPAS Curup 2010


PLK-LS

http://cybercounselingstain.bigforumpro.com

Layanan konseling perorangan bertujuan memungkinkan klien mendapatkan


layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka
pembahasan dan pengentasan permasalahan. (prayitno,dkk, 1997)
Materi yang dapat diangkat melalui layanan konseling perorangan ini tidak
terbatas. Layanan ini dilaksanakan untuk segenap masalah siswa secara
perorangan dalam segenap bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, belajar,
sosial dan karir.
Setiap Klien secara perorangan dapat membawa masalah yang dialaminya
kepada guru pembimbing. Lebih lanjut guru pembimbing akan melayani semua
siswa dengan berbagai permasalahanya itu tanpa membedakan pribadi siswa atau
permasalah yang dihadapinya.
Adapun kegiatan layanan konseling perorangan yang penulis laksanakan selama
PLK-LS di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A 2 Curup adalah sebagai berikut

Klien 1
Waktu : Sabtu , 27 Mei 2010
Tempat : Ruang Konseling
Nama : BD
Jenis Kelamin :L
Deskripsi Masalah
Ki adalah seorang anak yang mempunya latar pendidikan yang rendah,
suatu SD kelas 5 Ki memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan Sekolah. Sehari-
hari kesibukannya membantu orang tua dan bermain dengan teman-temannya. Ki
adalah anak pertama dari dua bersaudra. Ayah adalah seorang petani yang
mempunya kebun serta ibu (ibu rumah tangga). Permasalahan ini timbul dan
membawa Ki terjerumus ke tempat yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan,
Terjerat pasal 363 membuat ia jerah, dengan masa hukum 3,5 bulan sudah cukup
membuat Ki merasa takut untuk mengulangi kesalahan tersebut, ini bermulah dari
suatu kegiatan yang melanggar hukum. Ki memiliki dan bisa bergaul dengan
orang yang jauh di atas umurnya, karena kesalahan ini lah akhirnya Ki diperalat
untuk membantu rencana teman-temannya yaitu Mencuri isi dari Sebuah sekolah
yang ada di Suban, waktu itu mereka berempat berhasil membawa TV, Tape,
Raciver Parbola yang ada di sekolah tersebut, tapi akhirnya mereka tertangkap ke
esokan hari setalah kejadian itu, Ki yang mempunya tugas untuk mengawasi
tertangkap dalam kejadian itu 2 orang tertangkap termasuk Ki, dan Otak
sesungguhnya dari hal itu malah tidak tertangkap. Kini 3 bulan telah berlalu
kebebasan hanya menghitung hari tidak kurang dari 2 minggu lagi Ki akan keluar
dari Lapas ini, Besar harapan Ki untuk menjadi lebih baik lagi, tidak mau
mengulangi kesalahan yang sama seperti ini dan berjanji tidak akan mengulangi
nya lagi. Ko sempat bertanya ”Apa yang hikmah dari kejadian ini ?” Ki
menjawab ”Yang jelas saya tidak mau masuk ke sini lagi, karena tinggal di sini
sungguh tidak enak, kalau tahu kejadian nya seperti ini, saya tidak akan mau
mengikuti keinginan mereka itu”

Langkah-langkah proses konseling :


Pengantaran
Ki di panggil dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah pertama ko
terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk
menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum
pernah konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan
apa itu konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki
menyatakan kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya
sebelum konseling, kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.
b. Penjajakan
selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :
1) Ki merasa tidak ada pengawasan dari orang tua
2) Ki tidak tahu apa yang menyebabkan orang tua nya tidak mengawasi Ki
3) Ki mempunya ruang lingkup pergaulan yang tidak sesuai dengan umur
4) Ki ingin sekali segera keluar dari Lapas
c. Penafsiran
Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1 Rasa aman : Ki merasa pergaulannya selama ini ternyata salah
.
2 Kompetensi : Ki tidak bisa memahami mana yang harus di jadikan teman
. mana yang harus tidak di jadikan teman.
3 Aspirasi : Ki ingin menceritakan beban pikiran
.
4 Semangat : Ki tidak berani membicarakan hal tersebut kepada orang
. lain.
5 Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang terpat untuk
. mengungkapkan perasaanya dan ki tidak tahu bagaimana
cara mengawalinya nanti.
d. Pembinaan
1 Rasa aman : Mambahas ki tidak perlu merasa cemas dan khawatir
. terhadap masalah tersebut, karena masalah ini akan
terselesaikan apabila ki ingin memperbaiki cara bergaul
terhadap teman-teman yang ada di lingkung tempat tinggal
Ki.
2 Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya pasti mempunyai
. keberanian untuk membicarakan dengan Ko.
3 Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa memberi penjelasan terhadap
. dengan dengan Ko.
4 Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hati dan
. persanaannya.
5 Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat
. untuk dapat membicarakannya.

e. Penilaian
1 U (Understanding) : Ki menyadari kesalahan selama ini.
.
2 C (Comfort) : Ki merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang
. sedang ia alami.
3 A (Action) : Ki berjanji akan memperhatikan cara bergaul dan akan
. berubah tidak akan menyusahkan orang tua Ki lagi.

f. Tindak Lanjut
Ki berjani akan melaksanakan apa yang diputuskanya dalam proses konseling.

Klien 2
Waktu : Sabtu , Mei 2010
Tempat : Ruang Konseling
Nama : SR
Jenis Kelamin :L
Deskripsi Masalah

Ki adalah seseorang yang sudah memasuki masa Dewasa Akhir (34


Tahun), akibat keterbatasan ekonomi dan di tambah lagi tingkat pendidikan hanya
SMP membuat Pola pikir dari Ki ini menjadi sangat dangkal. Terjerus dengan
Pasal 69 tentang penyalah gunaan Narkotika semakin membuat Ki menyadari
betapa besar arti dari kata ”Kebebasan”. Sudah 2,5 tahun ini Ki hidup dan
bertempat tinggal di Lapas Kelas II A curup ini, dengan masa tahanan 7,5 Tahun
cukup membuat Ki untuk mengerti arti hidup.
Ko pada waktu itu memberi pertanyaan yang salah satu nya adalah
sebagai berikut ”Apa yang anda lakukan setalah anda keluar dari sini ?” Ki
menjawab ”Saya sudah merasa tua, yang jelas saya tidak ingin masuk kesini lagi,
saya mau cari kerja yang hal dan mencari istri agar memiliki tanggung jawab dan
semangat untuk menjalani hidup ini” .

Langkah-langkah proses konseling :


Pengantaran
Ki di panggil dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah pertama ko
terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk
menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum
pernah konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan
apa itu konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki
menyatakan kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya
sebelum konseling, kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.
b. Penjajakan
selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :
1) Ki merasa bahawa apa yang dilakukan itu merugikan orang lain.
2) Ki ingin sekali berubaha dan memiliki pekerjaan
3) Ki ingin sekali segera keluar dari Lapas
c. Penafsiran
Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1 Rasa aman : Ki merasa punya banyak waktu untuk beribadah dan
. bertaubat.
2 Kompetensi : Ki merasa ada hal yang di dapat setelah Ki menjadi warga
. binaan.
3 Aspirasi : Ki ingin menceritakan beban pikiran
.
4 Semangat : Ki tidak berani membicarakan hal tersebut kepada orang
. lain.
5 Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang terpat untuk
. mengungkapkan perasaanya dan ki tidak tahu bagaimana
cara mengawalinya nanti.
d. Pembinaan
1 Rasa aman : Ki bisa memahami arti hidup ini dan rasa keberagaman yang
. di dapatkan setalah menjadi Warga Binaan
2 Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya pasti mempunyai
. keberanian untuk membicarakan dengan Ko.
3 Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa memberi penjelasan terhadap
. dengan dengan Ko.
4 Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hati dan
. persanaannya.
5 Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat
. untuk dapat membicarakannya.

e. Penilaian
1 U (Understanding) : Ki menyadari kesalahan selama ini.
.
2 C (Comfort) : Ki merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang
. sedang ia alami.
3 A (Action) : Ki berjanji akan tidak akan mengulangi kesalah lagi dan
. akan berubah menjadi lebih baik lagi.

f. Tindak Lanjut
Ki berjani akan melaksanakan apa yang diputuskanya dalam proses konseling.

Klien 3
Waktu : Mei 2010
Tempat : Ruang Konseling
Nama : SB
Jenis Kelamin :L

Deskripsi Masalah

Ki merupakan suami dari seorang istri, karena kesalah pahaman


menghantarkan ia untuk sementara tinggal dan menjadi Warga Binaan, Kasus
KDRT termasuk kasus yang banyak di temu selain Kasus Narkoba. KDRT sendiri
di atutr dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 dimana di dalamnya mengatur
bahawa Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap
seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga, Kekerasan
dalam rumah tagga disingkat (KDRT).
Dalam masyarakat Selama ini, ada ungkapan "Bila di luar rumah banyak
penjahat yang senantiasa mengancam kenyamanan dan keamananan kita, malah
di rumah jauh lebih tidak aman". Artinya, rumah dengan tindak kekerasan di
dalamnya sangatlah mungkin terjadi apalagi kekerasan yang ada didalamnya sulit
dideteksi penegak hukum, selain terlindung oleh pernikahan sebagai lembaga
pengikat yang memberntuk sebuah keluarga, KDRT juga masih tertutup dan
selalu dianggap sebagai masalah domestik.

Langkah-langkah proses konseling :


Pengantaran
Ki di panggil dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah pertama ko
terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk
menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum
pernah konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan
apa itu konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki
menyatakan kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya
sebelum konseling, kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.
b. Penjajakan
selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :
1) Ki sangat menyesali tidakkan tersebut.
2) Ki berjanji tidak akan mengulangi hal tersebut
3) Ki ingin sekali segera keluar dari Lapas
c. Penafsiran
Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1 Rasa aman : Ki merasa punya banyak waktu untuk beribadah dan
. bertaubat.
2 Kompetensi : Ki merasa ada hal yang di dapat setelah Ki menjadi warga
. binaan.
3 Aspirasi : Ki ingin menceritakan beban pikiran
.
4 Semangat : Ki tidak berani membicarakan hal tersebut kepada orang
. lain.
5 Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang terpat untuk
. mengungkapkan perasaanya dan ki tidak tahu bagaimana
cara mengawalinya nanti.
d. Pembinaan
1 Rasa aman : Ki bisa memahami arti hidup ini dan rasa keberagaman yang
. di dapatkan setalah menjadi Warga Binaan
2 Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya pasti mempunyai
. keberanian untuk membicarakan dengan Ko.
3 Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa memberi penjelasan terhadap
. dengan dengan Ko.
4 Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hati dan
. persanaannya.
5 Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat
. untuk dapat membicarakannya.

e. Penilaian
1 U (Understanding) : Ki menyadari kesalahan selama ini.
.
2 C (Comfort) : Ki merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang
. sedang ia alami.
3 A (Action) : Ki berjanji akan tidak akan mengulangi kesalah lagi dan
. akan berubah menjadi lebih baik lagi.

f. Tindak Lanjut
Ki berjani akan melaksanakan apa yang diputuskanya dalam proses konseling.

Klien 4
Waktu : Mei 2010
Tempat : Ruang Konseling
Nama : AS
Jenis Kelamin :L

Deskripsi Masalah

Ki merupakan anak 2 dari 5 bersaudara, tanggung jawab sebagai Kakak dari adik-
adik Ki yang di jalankan dengan cara yang salah, menghantarkan Ki menjadi Warga
Binaan, hampir 2 tahun lebih ini. Keingin untuk segera bebas sangat besar, beberapa
rencana kedepan. Tujuan yang baik jika di lakukan dengan cara yang salah
menghasilkan hasil yang seperti ini. Ki tidak mau berlarut dalam kesedihan, sikap dan
perilaku selalu di jaga berharap tahun ini akan mendapatkan Remisi Spesial salah satu
hal yang sangat berarti bagi seluruh Warga Binaan dimana pun ia berada.
Kebanyakan dari mereka mengakui Lembaga Pemasyarakatan sekarang lebih
manusiawi dan jauh sekali di bandingkan dengan yang terdahulu. Ko sempat
menanyakan beberapa hal yang salah satunya adalah ”Apa yang anda dapat dari sini ?
”Ki menjawab ”Hidup di sini seperti di Pesanteren, bagi yang punya tekat untuk
menjadi lebih baik dan bertaubat disini tempatnya, tapi harus hal tersebut harus di
jalani dengan niat yang baik”

Langkah-langkah proses konseling :


Pengantaran
Ki di panggil dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah pertama ko
terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk
menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum
pernah konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan
apa itu konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki
menyatakan kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya
sebelum konseling, kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.
b. Penjajakan
selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :
1) Ki menyadari betul kesalahan yang dilakukannya.
2) Ki tidak ingin mengulangi lagi.
3) Ki ingin sekali segera keluar dari Lapas
c. Penafsiran
Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1 Rasa aman : Ki merasa punya banyak waktu untuk beribadah dan
. bertaubat.
2 Kompetensi : Ki merasa ada hal yang di dapat setelah Ki menjadi warga
. binaan.
3 Aspirasi : Ki ingin menceritakan beban pikiran
.
4 Semangat : Ki tidak berani membicarakan hal tersebut kepada orang
. lain.
5 Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang terpat untuk
. mengungkapkan perasaanya dan ki tidak tahu bagaimana
cara mengawalinya nanti.

d. Pembinaan
1 Rasa aman : Mambahas ki tidak perlu merasa cemas dan khawatir
. terhadap masalah tersebut, karena masalah ini akan
terselesaikan apabila ki ingin memperbaiki cara bergaul
terhadap teman-teman yang ada di lingkung tempat tinggal
Ki.
2 Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya pasti mempunyai
. keberanian untuk membicarakan dengan Ko.
3 Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa memberi penjelasan terhadap
. dengan dengan Ko.
4 Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hati dan
. persanaannya.
5 Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat
. untuk dapat membicarakannya.

e. Penilaian
1 U (Understanding) : Ki menyadari kesalahan selama ini.
.
2 C (Comfort) : Ki merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang
. sedang ia alami.
3 A (Action) : Ki berjanji akan memperhatikan cara bergaul dan akan
. berubah tidak akan menyusahkan orang tua Ki lagi.

f. Tindak Lanjut
Ki berjani akan melaksanakan apa yang diputuskanya dalam proses konseling.
Klien 5
Waktu : Mei 2010
Tempat : Ruang Konseling
Nama : NN
Jenis Kelamin :L

Deskripsi Masalah

Harus mengakui apa yang tidak dilakukan dan menjalani hukuman yang
seharus nya tidak Ki dapatkan adalah sangat berat bagi Ki, kurang lebih seperti itu
yang di ungkapkan Ki. Hidup dalam keluarga yang sederahan, sebelumnya sangat
Ki dambakan, sejak kejadian itu Ki kehilangan semangat hidupnya.
Hari – hari pertama berada di dalam ”Penjara” sangat di lalui berat,
untunglah setiap minggu keluarga selalu membesuk Ki, dan memberi perhatian
berharap Ki bisa kuat untuk menjalani cobaan hidup ini.
Langkah-langkah proses konseling :
Pengantaran
Ki di panggil dan menyatakan ingin konseling. Pada langkah pertama ko
terlebih dahulu menciptakan suasana hangat agar ki lebih terbuka untuk
menceritakan masalahnya, kemudian dilakukan penstrukturan karena ki belum
pernah konseling sebelumnya. Karena itu terlebih dahulu ki diperkenalkan dengan
apa itu konseling dan bagaimana proses konseling itu berlangsung. Setelah ki
menyatakan kesanggupanya untuk melakukan apa yang menjadi keputusanya
sebelum konseling, kemudian dilanjutkan dengan tahap penjajakan.
b. Penjajakan
selama proses penjajakan ditemukan data sebagai berikut :
4) Ki menyadari betul kesalahan yang dilakukannya.
5) Ki tidak ingin mengulangi lagi.
6) Ki ingin sekali segera keluar dari Lapas
c. Penafsiran
Dari data yang diperoleh dapat ditafsirkan sebagai berikut :
1 Rasa aman : Ki merasa punya banyak waktu untuk beribadah dan
. bertaubat.
2 Kompetensi : Ki merasa ada hal yang di dapat setelah Ki menjadi warga
. binaan.
3 Aspirasi : Ki ingin menceritakan beban pikiran
.
4 Semangat : Ki tidak berani membicarakan hal tersebut kepada orang
. lain.
5 Kesempatan : Ki belum tahu kapan waktu yang terpat untuk
. mengungkapkan perasaanya dan ki tidak tahu bagaimana
cara mengawalinya nanti.

d. Pembinaan
1 Rasa aman : Ki merasa tingkat keberagamaannya meningkat.
.
2 Kompetensi : Meyakinkan kalau ki sebenarnya pasti mempunyai
. keberanian untuk membicarakan dengan Ko.
3 Aspirasi : Menguatkan bahwa ki bisa memberi penjelasan terhadap
. dengan dengan Ko.
4 Semangat : Memotivasi ki agar berani mengutarakan isi hati dan
. persanaannya.
5 Kesempatan : Membuat ki berfikir dan dapat mengambil waktu yang tepat
. untuk dapat membicarakannya.

e. Penilaian
1 U (Understanding) : Ki menyadari ini adalah cobaan hidup, dan kedepannya
. harus lebih hati-hati lagi.
2 C (Comfort) : Ki merasa lebih bisa menghadapi kenyataan yang
. sedang ia alami.
3 A (Action) : Ki berjanji akan memperhatikan cara bergaul dan akan
. berubah tidak akan menyusahkan orang tua Ki lagi.

f. Tindak Lanjut
Ki berjani akan melaksanakan apa yang diputuskanya dalam proses konseling.
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik permasalah/bahasan : Pergaulan yang salah membawah bencana


B. Bidang bimbingan : Pribadi
C. Jenis layanan : Konseling Individu (Perorangan)
D. Fungsi layanan : Pengentasan dan Pemahaman
E. Tujuan layanan/hasil
yang ingin dicapai :
a. Ki tidak merasakan adanya ketakutan akan tidak
diperhatikan lagi oleh keluarganya.
b. Ki mempunyai keberanian untuk menyampaikan rasa
ketakutannya tersebut kepada keluarganya.
F. Sasaran layanan :
G. Urayan kegiatan dan materi layanan :
1. Membuka kegiatan
2. Membahas masalah – masalah yang di alami klien.
3. Menutup kegiatan
H. Metode : Wawancara Konseling
I. Tempat penyelenggaraan : Ruang Pembinaan
J. Waktu: Tanggal :
K. Penyelenggaraan layanan : Mahasiswa PLK – LS
L. Pihak – pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan
peranannya masing – masing:
M. Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan:
Laiseg : Antusias, aktifitas, keaktifan klien dalam membahas masalah
yang dialaminya.
Laijapen : Adanya perubahan dalam bertingkah laku
Laijapang : Kebergunaan/ kemamfaatan materi layanan bagi klien.
Tindak lanjut : Komitmen/ rencana tindak lanjut klien setelah mengikuti
layanan konselingIndividu.
N. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung: Menyeluruh
O. Catatan khusus:

Curup, 28 Mei 2010


Mengetahui Perencana layanan
Guru Pamong Mahasiswa PLK-LS

Fahmi Siswandi, SH Syaputra Ramadona


Nip. 19730702 199403 01 002 Nim 0656036

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik permasalah/bahasan : Penyalah gunaan Narkotika


B. Bidang bimbingan : Pribadi
C. Jenis layanan : Konseling Individu (Perorangan)
D. Fungsi layanan : Pengentasan dan Pemahaman
E. Tujuan layanan/hasil
yang ingin dicapai :
a. Ki tidak merasakan adanya ketakutan akan tidak diperhatikan lagi oleh
keluarganya.
b. Ki mempunyai keberanian untuk menyampaikan rasa ketakutannya
tersebut kepada keluarganya.
F. Sasaran layanan :
G. Urayan kegiatan dan materi layanan :
1. Membuka kegiatan
2. Membahas masalah – masalah yang di alami klien.
3. Menutup kegiatan
H. Metode : Wawancara Konseling
I. Tempat penyelenggaraan : Ruang Pembinaan
J. Waktu: Tanggal :
K. Penyelenggaraan layanan : Mahasiswa PLK – LS
L. Pihak – pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan
peranannya masing – masing:
M. Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan:
Laiseg : Antusias, aktifitas, keaktifan klien dalam membahas masalah
yang dialaminya.
Laijapen : Adanya perubahan dalam bertingkah laku
Laijapang : Kebergunaan/ kemamfaatan materi layanan bagi klien.
Tindak lanjut : Komitmen/ rencana tindak lanjut klien setelah mengikuti
layanan konselingIndividu.
N. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung: Menyeluruh
O. Catatan khusus:
Curup, 28 Mei 2010
Mengetahui Perencana layanan
Guru Pamong Mahasiswa PLK-LS

Fahmi Siswandi, SH Syaputra Ramadona


Nip. 19730702 199403 01 002 Nim 0656036
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik permasalah/bahasan : KDRT


B. Bidang bimbingan : Pribadi
C. Jenis layanan : Konseling Individu (Perorangan)
D. Fungsi layanan : Pengentasan dan Pemahaman
E. Tujuan layanan/hasil yang ingin dicapai :
a. Ki tidak merasakan adanya ketakutan akan tidak diperhatikan lagi oleh
keluarganya.
b. Ki mempunyai keberanian untuk menyampaikan rasa ketakutannya
tersebut kepada keluarganya.
F. Sasaran layanan :
G. Urayan kegiatan dan materi layanan :
1. Membuka kegiatan
2. Membahas masalah – masalah yang di alami klien.
3. Menutup kegiatan
H. Metode : Wawancara Konseling
I. Tempat penyelenggaraan : Ruang Pembinaan
J. Waktu: Tanggal :
K. Penyelenggaraan layanan : Mahasiswa PLK – LS
L. Pihak – pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan
peranannya masing – masing:
M. Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan:
Laiseg : Antusias, aktifitas, keaktifan klien dalam membahas masalah
yang dialaminya.
Laijapen : Adanya perubahan dalam bertingkah laku
Laijapang : Kebergunaan/ kemamfaatan materi layanan bagi klien.
Tindak lanjut : Komitmen/ rencana tindak lanjut klien setelah mengikuti
layanan konselingIndividu.
N. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung: Menyeluruh
O. Catatan khusus:

Curup, 28 Mei 2010


Mengetahui Perencana layanan
Guru Pamong Mahasiswa PLK-LS

Fahmi Siswandi, SH Syaputra Ramadona


Nip. 19730702 199403 01 002 Nim 0656036

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik permasalah/bahasan : Memenuhi Kebutuhan keluarga dengan cara


yang salah
B. Bidang bimbingan : Pribadi
C. Jenis layanan : Konseling Individu (Perorangan)
D. Fungsi layanan : Pengentasan dan Pemahaman
E. Tujuan layanan/hasil
yang ingin dicapai :
a. Ki tidak merasakan adanya ketakutan akan tidak diperhatikan lagi oleh
keluarganya.
b. Ki mempunyai keberanian untuk menyampaikan rasa ketakutannya tersebut
kepada keluarganya.
F. Sasaran layanan :
G. Urayan kegiatan dan materi layanan :
1. Membuka kegiatan
2. Membahas masalah – masalah yang di alami klien.
3. Menutup kegiatan
H. Metode : Wawancara Konseling
I. Tempat penyelenggaraan : Ruang Pembinaan
J. Waktu: Tanggal :
K. Penyelenggaraan layanan : Mahasiswa PLK – LS
L. Pihak – pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan peranannya
masing – masing:
M. Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan:
Laiseg : Antusias, aktifitas, keaktifan klien dalam membahas masalah
yang dialaminya.
Laijapen : Adanya perubahan dalam bertingkah laku
Laijapang : Kebergunaan/ kemamfaatan materi layanan bagi klien.
Tindak lanjut : Komitmen/ rencana tindak lanjut klien setelah mengikuti
layanan konselingIndividu.
N. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung: Menyeluruh
O. Catatan khusus:
Curup, 28 Mei 2010
Mengetahui Perencana layanan
Guru Pamong Mahasiswa PLK-LS

Fahmi Siswandi, SH Syaputra Ramadona


Nip. 19730702 199403 01 002 Nim 0656036

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik permasalah/bahasan : Mengakui apa yang tidak di lakukan


B. Bidang bimbingan : Pribadi
C. Jenis layanan : Konseling Individu (Perorangan)
D. Fungsi layanan : Pengentasan dan Pemahaman
E. Tujuan layanan/hasil
yang ingin dicapai :
a. Ki tidak merasakan adanya ketakutan akan tidak diperhatikan lagi oleh
keluarganya.
b. Ki mempunyai keberanian untuk menyampaikan rasa ketakutannya tersebut
kepada keluarganya.
F. Sasaran layanan :
G. Urayan kegiatan dan materi layanan :
1. Membuka kegiatan
2. Membahas masalah – masalah yang di alami klien.
3. Menutup kegiatan
H. Metode : Wawancara Konseling
I. Tempat penyelenggaraan : Ruang Pembinaan
J. Waktu: Tanggal :
K. Penyelenggaraan layanan : Mahasiswa PLK – LS
L. Pihak – pihak yang disertakan dalam penyelenggaraan layanan dan peranannya
masing – masing:
M. Rencana penilaian dan tindak lanjut layanan:
Laiseg : Antusias, aktifitas, keaktifan klien dalam membahas masalah
yang dialaminya.
Laijapen : Adanya perubahan dalam bertingkah laku
Laijapang : Kebergunaan/ kemamfaatan materi layanan bagi klien.
Tindak lanjut : Komitmen/ rencana tindak lanjut klien setelah mengikuti
layanan konselingIndividu.
N. Keterkaitan layanan ini dengan layanan/kegiatan pendukung: Menyeluruh
O. Catatan khusus:
Curup, 28 Mei 2010
Mengetahui Perencana layanan
Guru Pamong Mahasiswa PLK-LS

Fahmi Siswandi, SH Syaputra Ramadona


Nip. 19730702 199403 01 002 Nim 0656036

You might also like