You are on page 1of 13

1.

Mesin Bor
- Fungsinya untuk:
a. membuat lubang dengan menggunakan perkakas bantu yang disebut
mata bor.
b. Memperluas lubang.
c. menghaluskan permukaan lubang.
d. pembuatan ulir dengan memasang tap pada chucknya.

- Jenis mesin bor:


a. mesin bor tangan
 digunakan untuk pekerjaan ringan, seperti
pembuatan lubang dengan diameter kecil (kurang dari 13 mm), dan benda kerjanya
telah terpasang pada kedudukan yang tidak mungkin akan dibuka kembali.
 Jenis mesin bor tangan:
1) Mesin bor tangan : digerakan oleh
tangan, hanya dapat melakukan pengeboran sampai dengan ukuran 8 mm.
2) Mesin bor listrik : digerakan oleh
listrik, dapat membuat lubang sampai dengan ukuran 13 mm. Mempunyai 2 atau
lebih kecepatan putarnya, sehingga dapat digunakan untuk putaran cepat dan
lambat. Harganya lebih murah dan multiguna, sehingga banyak digunakan.
 Mesin bor tangan juga digunakan untuk
pemasangan baut-baut, pembukaan baut-baut, penggerindaan, pemolesan,
penghalusan benda kerja, apabila dilengkapi dengan beberapa alat bantu.
 Langkah pengoperasian mesin bor tangan:
1) buatlah titik senter pada daerah benda kerja yang akan dibuat lubang.
2) Pasang mata bor yang diperlukan pada chuck mesin bor, dan kuncikan dengan
menggunakan kunci chuck.
3) Lepaskan kunci chuck sebelum mesin dijalankan.
4) Jika menggunakan mesin bor listrik, maka pilih kecepatan yang sesuai dengan
jenis bahan mata bor dan jenis bahan benda kerja.
5) Sebelum pengeboran, tepatkan ujung mata bor pada titik senter.
6) Hidupkan mesin dan mulai pengeboran.
 Keselamatan kerja pada proses pengeboran
menggunakan mesin bor tangan:
1) pakailah pakaian kerja yang nyaman, hindari kancing baju terbuka, pakailah
penutup rambut (apabila berambut panjang), hiudari pemakaian benda berharga
(seperti jam, kalung, dan cincin).
2) Jaga agar tangan tidak terlalu dekat dengan mata bor yang sedang berputar.
3) Matikan mesin dan putuskan hubungan listriknya, pada saat menyetel/mengganti
mata bor.
4) Gunakan mata bor yang tajam.
5) Uutuk pengeboran benda kerja yang kecil, periksa penjepitan benda kerja.
6) Yakinkan mata bor telah terikat dengan kuat.
7) Gunakan kacamata.

b. mesin bor meja


 digunakan untuk membuat lubang dengan diameter lebih besar dari lubang yang dibuat
oleh mesin bor tangan.
 kapasitas mesin bor meja adalah 13 mm, artinya chuckmesin bor dapat menjepit mata
bor berdiameter 13 mm.
 mesin bor meja dilengkapi dengan meja tempat kedudukan ragum mesin (tempat
menjepit benda kerja yang akan dibor). Meja tersebut dapat diatur ketinggiannya,
sehingga dapat dipakai untuk membuat lubang pada benda kerja yang besar.
 Mesin bor meja digerakan oleh motor listrik dan mempunyai kecepatan putaran yang
berbeda, dimana putaran yang dihasilkan motor listrik dipindahkan ke poros utama
mesin bor melalui puli dan sabuk.
 Untuk menggerakan mata bor mendekati benda kerja, digunakan tuas pemakanan.
 Benda kerja yang akan dibor, dijepit pada ragum mesin yang diikatkan pada meja
mesin.
 Agar hasil pengeboran baik, maka mesin bor meja diikatkan pada meja kerja dengan
menggunakan baut pengikat.

c. mesin bor lantai


 mesin bor lantai dipasang pada lantai
bengkel dengan diikat oleh baut fondasi, agar mesin tidak bergetar sewaktu
melakukan pekerjaan dan menghindari mesin agar tidak rebah akibat beratnya sendiri.
 ukuran mata bor yang dapat dipasang pada
chuck mesin bor lantai adalah 13 mm – 25 mm.
 Kelebihan mesin bor lantai adalah dapat
digunakan untuk pengeboran benda kerja dengan ukuran yang lebih besar, karena
lebih kokoh dibandingkan dengan mesin bor meja.
 Mesin bor lantai dilengkapi rem, agar dapat
menghentikan mesin dengan seketika.

d. mesin bor radial

- Bagian utama mesin bor meja dan mesin bor


lantai:
a. Alat/landasan mesin
 alas/landasan mesin terbuat dari besi
tuang, sehingga cukup stabil dan kuat untuk menahan beban, seperti tiang mesin,
meja mesin, ragum, benda kerja, kepala mesin, dan gaya akibat pemotongan.
 Landasan mesin dilengkapi dengan
lubang pada sudut-sudutnya untuk kedudukan baut pengikat mesin, baik pada meja
maupun pada lantai bengkel.
 Alur pada alas mesin berguna sebagai
tempat kedudukan baut T pada saat mengikat benda kerja. Pada mesin baru, landasan
mesin dilengkapi juga dengan rem untuk lebih terjaminnya keselamatan kerja.
b. Tiang mesin
 bentuk tiang mesin bor yaitu bulat dengan
kepresisian yang tinggi.
 Tiang mesin didudukan pada landasan mesin
dan dijepit kuat, sehingga tidak dapat bergerak.
 Tiang mesin merupakan komponen utama
yang sangat vital, karena semua peralatan mesin bor bertumpu padanya.
c. Meja mesim
 meja mesin berfungsi sebagai tempat
kedudukan ragum dan tempat pengikatan benda krja yang akan dibor.
 Kedudukan meja mesin permukaannya harus
tegak lurus terhadap tiang mesin, dan harus dapat digerakan ke atas dan ke sekeliling
tiang.
 Meja mesin dilengkapi dengan lubang sebagai
pengaman pada saat pembuatan lubang yang tembus pada benda kerja. Selain itu
dilengkapi juga dengan alur bentuk T, yang berfungsi sebagai tempat kedudukan baut
pengikat.
d. kepala mesin
 pada kepala mesin terdapat beberapa peralatan
mekanis sebagai penggerak mata bor agar dapat melakukan pmotongan, yaitu:
1) motor listrik/penggerak :
membangkitkan tenaga putar.
2) cakra bertingkat : mengatur
kecepatan putaran mata bor.
3) Tuas pemakanan : pengontrol
dalamnya pengeboran.
 Motor listrik membangkitkan tenaga putar dan
dengan perantara cakra bertingkat dan sabuk penggerak, gaya tersebut dipindahkan
pada poros utama mesin yang membawa mata bor, sehingga dapat melakukan
pemotongan pada benda kerja.

- Peralatan kelengkapan mesin bor:


a. peralatan penjepit mata bor
 digunakan untuk mengikat mata bor dan bersama-sama dengan pengikatnya
mata bor berputar melakukan pemotongan.
 Untuk mata bor dengan badan berbentuk bulat (diameter mata bor kurang
dari 13 mm), penjepitnya adalah cekam mata bor (drill chuck),
 sedangkan mata bor dengan badan pemegangnya berbentuk tirus (diameter
mata bor lebih besar dari 13 mm), penjepitnya adalah sarung tirus.
 Untuk membuka mata bor dari pengikatnya, digunakan kunci mata bor dan
drill drift. Membuka mata bor dengan drilll drift, harus diingat bahwa sisi radius
harus menghadap ke atas, agar tidak merusak dinding poros utama. Gunakan palu
ringan (250 gram) untuk memukul drill drift dan beri alas kayu pada meja mesin, agar
mata bor yang jatuh tidak melukai meja mesin.

b. peralatan penjepit benda kerja


1) ragum
ragum berfungsi sebagai peralatan pengikat benda kerja yang akan dibor. Pada saat
pengeboran, ragum dijepit/diikat oleh baut T pada meja mesin untuk lebih
terjaminnya keselamatan kerja.
2) V blok
V blok digunakan untuk mengikat benda kerja berbentuk bulat/silinder. Untuk
menjepitnya digunakan pengikat U dan baut pengikatnya.
3) Blok berjenjang
Blok berjenjang banyak digunakan pada proses pengeboran karena sangat mudah
digunakan.

c. Mata bor
 mata bor adalah perkakas potong yang digunakan untuk menghasilkan lubang pada
benda kerja.
 Pada mata bor terdapat 2 buah alur helix sepanjang badannya. Fungsi alur adalah:
1) membentuk sisi potong.
2) Menggulung beram hasil pemotongan.
3) Sebagai jalan keluar beram hasil pemotongan.
4) Sebagai jalan masuk cairan pendingin.
 Mata bor dibuat dari bahan HCS (high carbon steel/baja karbon tinggi) dan HSS (high
speed steel). Mata bor dari bahan HCS harganya lebih murah, tapi mudah patah dan
tumpul. Mata bor dari bahan HSS lebih banyak digunakan di bengkel mesin, karena
ketajaman sisi potongnya cukup tahan lama. Mata bor HSS dapat memotong bahan 2
kali lipat dibandingkan mata bor HCS. Untuk keperluan khusus, seperti pengeboran
secara massal dan bahan benda kerja keras, maka digunakan mata bor dengan sisi
potong dari bahan karbid (cemented carbide). Mata bor karbid, kecepatan potongnya
3 kali lebih cepat dibandingkan menggunakan mata bor HSS.
 3 Bagian utama mata bor:
1) Pemegang
Umumnya mata bor dengan diameter sampai 13 mm mempunyai pemegang
berbentuk lurus/silinder, sedangkan mata bor dengan diameter di atas 13 mm
mempunyai pemegang berbentuk tirus sesuai dengan ketirusan pada sarung
pemegangnya dan ketirusan bagian dalam poros utama mesin bor. Pada
pemegang berbentuk tirus, pada ujungnya dibuat bentuk pipih agar mata bor tidak
slip waktu pengeboran dan untuk memudahkan dalam melepas mata bor dari
poros utama.
2) badan mata bor
badan mata bor adalah bagian antara pemegang dan mata potongnya. Badan mata
bor terdiri dari beberapa bagian penting yang berhubungan dengan efisiensi
pemotongan:
alur helix : alur mata bor biasanya ada 2 buah, tetapi sering juga terdapat 3 alur
atau lebih.
batas pinggir : batas pinggir mata bor yang sempit sepanjang alur mata bor
merupakan mata potong memperhalus lubang yang dibuat oleh sisi potong dan
merupakan batas ukuran diameter mata bor.
Web : web adalah sekat tipis yang terdapat pada senter mata bor. Fungsinya
sebagai pengarah saat pemotongan permulaan. Web mengarahkan mata bor pada
tempat yang akan dibor dan telah ditandai dengan penitik senter.
Body clearance : body clearance adalah bagian utama antara batas tepi dan alur
pada mata bor. Fungsinya untuk mereduksi gesekan antara bagian luar mata bor
dengan dinding lubang hasil pengeboran.
3) mata potong
mata potong adalah bagian yang berbentuk kerucut pada ujung badan mata bor.
Umumnya membentuk sudut 118o, masing-masing sisi potongnya diasah untuk
membentuk sudut 59o dari titik senternya. Sisi potong mata bor (lip) dibentuk
oleh titik perpotongan antara alur dan ujung bentuk kerucut dari mata bor. Sisi-
sisi potong harus sama panjang dan mempunyai sudut yang sama besar, agar
mata bor dapat berputar dengan lurus/senter dan membuat lubang yang lebih
besar dari diameter mata bornya sendiri.

- Kecepatan putar dan kecepatan potong


 kecpatan putaran dan kecepatan pemotongan adalah faktor yang mempengaruhi umur
mata bor.
 Menurut Reep Mc Carthy (1984), kecepatan potong untuk mata bor jenis HSS ditunjukan
pada tabel di bawah ini:

Bahan Meter/menit Feet/menit


1 Baja karbon rendah (0.05 – 24.4 – 33.5 80 – 100
0.30% C)
2 Baja karbon menengah (0.30 – 21.4 – 24.4 70 – 80
0.60% C)
3 Baja karbon tinggi (0.60 – 15.2 – 18.3 50 – 60
1.70% C)
4 Baja tempa 15.2 – 18.3 50 – 60
5 Baja campuran 15.2 – 21.4 50 – 70
6 Stainless steel 9.1 – 12.2 30 – 40
7 Besi tuang lunak 30.5 – 45.7 100 – 150
8 Besi tuang keras 21.4 - 70 – 100
9 Besi tuang dapat tempa 24.4 – 27.4 80 – 90
1 Kuningan dan bronze 61.0 – 91.4 200 – 300
0
1 Bronze dengan tegangan tarik 21.4 – 45.7 70 - 150
1 tinggi
1 Logam monel 12.2 – 15.2 40 – 50
2
1 Aluminium dan aluminium 61.0 – 91.4 200 – 300
3 paduan
1 Magnesium dan magnesium 76.2 – 122.0 250 – 400
4 paduan
1 Marmer dan batu 4.6 – 7.6 15 – 25
5
1 Bakelit dan sejenisnya 91.4 – 122.0 300 – 400
6

 Rumus kecepatan putaran mesin bor:


1) untuk sistem metrik
Csx 1000
n=
Dx π
keterangan:
n = kecepatan putaran (rpm)
Cs = kecepatan potong (meter/menit)
D = diameter mata bor (mm)
π = 3.1416
2) untuk sistem imperial
Csx 12
n=
Dx π
keterangan:
n = kecepatan putaran (rpm)
Cs = kecepatan potong (feet/menit)
D = diameter mata bor (inch)
π = 3.1416

 Rumus kecepatan potong mein bor:


3) sistem metrik
D.π .n
Cs=
1000
Keterangan:
Cs = kecepatan potong (m/menit)
n = kecepatan putaran (rpm)
D = diameter mata bor (mm)
π = 3.1416

4) sistem imperial
D .π .n
Cs=
12
Cs = kecepatan potong (feet/menit)
n = kecepatan putaran (rpm)
D = diameter mata bor (inch)
π = 3.1416

 Menurut V.E. Reep dan V.J. Mc Carthy (1984), hubungan diameter mata bor, kecepatan
potong, dan kecepatan putaran ditunjukan pada tabel di bawah ini:
Meter s per 15. 18. 21. 24. 27. 30. 33. 36. 39. 42. 45. 61 94.1
minute 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7
Feet per 50’ 60’ 7’ 80’ 90’ 100 110 120 130 14’ 150 200’ 300’
minute ’ ’ ’ ’ ’
Diameter Revolutions per minute
m Inche
m s
1.6 1/16 305 366 427 488 550 611 672 733 794 855 916 1222 1834
6 7 8 9 0 1 2 4 5 6 7 9 4
3.2 1/8 152 183 213 244 275 305 336 366 397 427 458 6115 9172
8 3 9 5 0 6 1 7 3 8 4
4.8 3/16 101 122 142 163 183 203 224 244 264 285 305 4076 6115
9 2 6 0 3 7 1 5 8 2 6
6.4 ¼ 764 917 107 122 137 152 168 183 198 213 229 3057 4586
0 2 5 8 1 3 6 9 2
7.9 5/16 611 733 856 978 110 122 134 146 158 171 183 2446 3669
0 2 5 7 9 1 3
9.5 3/8 509 611 713 815 917 101 112 122 132 142 152 2038 3057
9 0 2 4 6 8
11. 7/16 437 524 611 698 786 873 960 104 113 122 131 1747 2621
1 8 5 2 0
12. ½ 382 458 535 611 688 764 840 917 993 107 114 1529 2293
7 0 6
15. 5/8 306 367 428 489 550 611 672 733 794 856 917 1223 1834
9
19. ¾ 255 306 357 407 458 509 560 611 662 713 764 1019 1529
1
22. 7/8 218 262 306 349 393 436 480 524 568 611 655 874 1310
2
25. 1 191 229 267 306 344 382 420 458 497 535 573 764 1146
4
28. 1 1/8 170 204 238 272 306 340 373 407 441 475 509 679 1019
6
31. 1¼ 153 183 214 244 275 306 336 367 397 428 458 612 918
8
34. 1 3/8 139 167 194 222 250 278 306 333 361 389 417 556 834
9
38. 1½ 127 153 178 204 229 255 280 306 331 357 382 510 765
1
41. 1 5/8 117 141 165 188 212 235 259 282 306 329 353 470 705
3
44. 1¾ 109 131 153 175 196 218 240 262 284 306 327 436 654
5
47. 1 7/8 102 122 143 163 183 204 224 244 265 285 306 408 612
6
50. 2 95 115 134 153 172 191 210 229 248 267 287 382 573
8
57. 2¼ 85 102 119 136 153 170 187 204 221 238 255 340 510
2
63. 2½ 76 92 107 122 137 153 168 183 199 214 229 306 459
5
69. 2 3/4 69 83 97 111 125 139 153 167 181 194 208 278 417
9
76. 3 64 76 89 102 115 127 140 153 166 178 191 254 381
2

- Pemakanan
 pemakanan mata bor adalah gerak maju mata bor untuk setiap kali putaran mata bor.
Dalamnya pemakanan mata bor adalah setiap kali putaran mata bor.
 Dalamnya pemakanan mata bor dipengaruhi oleh:
a. diameter mata bor.
b. Jenis bahan benda kerja yang akan dipotong.
c. Kondisi/keadaan mesin yang digunakan untuk
pengeboran.
 Semakin besar diameter mata bor, maka semakin dalam pemakanan mata bor.
 Menurut Krar S.F, dkk (1983), hubungan antara diameter mata bor dengan dalamnya
pemakanan ditunjukan pada tabel di bawah ini:
Diameter mata bor Dalamnya pemakanan
Milimete Inchi Milimeter Feet
r
Sampai 3 1/8 0.02 – 0.05 0.001 – 0.002
3–6 1/8 – ¼ 0.05 – 0.10 0.002 – 0.004
6 – 13 ¼-½ 0.10 – 0.18 0.004 – 0.007
13 – 25 ½-1 0.18 – 0.38 0.007 – 0.015
25 - 38 1–1½ 0.38 – 0.63 0.015 – 0.025

- Cairan pendingin (coolant)


 proses pengeboran akan menimbulkan panas akibat gesekan mata bor dengan benda kerja.
Pana s yang timbul dapat mengakibatkan sisi potong mata bor menjadi cepat tumpul.
Untuk mengurangi panas yang timbul, maka saat pengeboran diperlukan cairan
pendingin. Namun pengeboran benda kerja dari bahan besi cor/tuang tidak memerlukan
cairan pendingin.
 Syarat cairan pendingin yang digunakan:
1) dapat mendinginkan mata bor dan benda kerja.
2) Dapat Mengurangi gesekan.
3) Dapat mempertinggi gaya pemotongan.
4) Tidak menimbulkan karat pada benda kerja.
5) Dapat membantu pengeluaran beram.

- Pengasah mata bor


 persyaratan yang harus diperhatikan dalam pengasahan mata bor pada mesin
gerinda:
1) besar sudut mata potong
2) besar sudut kebebasan mata potong
3) posisi titik senter
 langkah kerja pengasahan mata bor pada mesin gerinda:
1) pakai kacamata atau penutup muka dan penutup mata.
2) Periksa terlebih dahulu kerataan permukaan batu gerinda. Jika permukaan batu
gerinda tidak rata, lakukan pengasahan/perataan menggunakan dresser.
3) Periksa jumlah cairan pendingin yang ada pada bak penampungnya.
4) Periksa sudut-sudut mata bor menggunakan mal sudut.
5) Jika sudut mata bor benar, maka pegang mata bor dan dudukan pada pendukung
benda kerja mesin gerinda. Posisi penempatan mata bor harus membentuk sudut 59 o
terhadap permukaan batu gerinda.
6) Pegang bagian pemegang mata bor dengan tangan yang lain. Gerakan mata bor
perlahan-lahan sewaktu penggerindaan.
7) Perhatian: dinginkan mata bor sesering mungkin selama pengasahan/penggerindaan,
agar mata bor tidak mengalami panas yang berlebihan, yang dapat menimbulkan
retak-retak pada sisi potong mata bor.
8) Setelah selesai pengasahan periksa kembali sudut-sudut mata bor (sudutnya harus
59o). Apabila sudutnya belum benar, ulangi langkah pengasahan dan periksa kembali
sudut-sudutnya.

- Langkah pengeboran
 Hal yang harus diperhatikan:
1) kecepatan potong yang digunakan
2) pengikatan benda kerja
3) dalamnya pemakanan
4) kecepatan putaran mata bor
5) dll
 Pengeboran benda kerja dengan permukaan rata:
1) tentukan titik senter lubang yang akan dibuat pada benda kerja.
2) Tandai menggunakan penitik pusat.
3) Catatan: jika lubang yang akan dibuat adalah lubang presisi/teliti, maka buatlah
besarnya lubang menggunakan jangka tusuk.
4) Atur kecepatan putaran mata bor, sesuaikan dengan jenis bahan benda kerja.
(gunakan tabel/perhitungan).
5) Jepit benda kerja pada ragum, dengan didukung oleh kayu paralel strip, untuk
menjaga agar mata bor tidak mengenai ragum. Atur posisi benda kerja sehingga titik
senter lubang yang akan dibuat segars dengan titik senter mata bor. Yakinkan dengan
jalan menurunkan mata bor tepat berada pada titik senter lubang yang akan dibuat.
6) Hidupkan mesin dan perlahan-lahan turunkan mata bor dengan memakai tuas
pemakanan, sehingga mata bor melakukan pemakanan terhadap benda kerja. Selama
proses pemakanan, berikan cairan pendingin.
7) Setelah selesai pengeboran, matikan mesin dan lepaskan mata bor, bemda kerja dan
alat bantunya. Simpan mata bor dan peralatan lainnya pada tempat yang telah
disediakan.

 Pengeboran benda kerja yang dijepit oleh V blok:


1) tandai dengan penitik pusat tempat yang akan dibuat lubang pada benda kerja.
2) Pasang senter bor yang sesuai pada chuck bor.
3) Pasang benda kerja pada V blok, dan atur kedudukannya sehingga titik senter tepat
berada di bawah senter bor. Uji kelurusannya dengan menurunkan senter bor.
4) Setelah senter, jepit benda kerja dengan kuat.
5) Atur kecepatan putaran mata bor dan kecepatan pemotongannya, sesuai dengan
diameter mata bor dan bahan benda kerja.
6) Ganti senter bor dengan mata bor yang sesuai dengan diameter yang diperlukan.
7) Hidupkan mesin dan turunkan mata bor menggunakan tuas pemakanan, sehingga
mata bor melakukan pemakanan pada benda kerja. Pemakanan secara perlahan sesuai
dengan kecepatan pemotongannya. Selama proses pemotongan berikan cairan
pendingin.
8) Setelah selesai melakukan pemotongan, matikan mesin dan lepas benda kerja dan
mata bor. Bersihkan mesin dan peralatan bantu lainnya. Simpan mata bor dan
peralatan bantu pada tempat semula.

- Keselamatan kerja pada pengeboran:


1) gunakan jenis mata bor yang sesuai dengan jenis bahan benda kerja, kekerasan
bahannya, dan kecepatan potongnya.
2) Gunakan kecepatan potong yang disarankan,
3) Gunakan cairan pendingin.
4) Periksa ketirusan (draft) dan kelurusan (shank) pemegang mata bor.
5) Jika menggunakan sarung mata bor, maka periksa ketirusannya. Gunakan palu lunak
(palu plastik/karet) untuk mengeraskan pengikatan mata bor pada sarungnya.
6) Periksa pengikatan benda kerja untuk menjaga getaran selama pengeboran.
7) Buang beram-beram pemotongan, agar tidak menghalangi proses pengeboran,
sehingga tidak menimbulkan panas yang berlebihan.
8) Kecepatan potong dan kecepatan putaran jangan sampai melebihi yang disarankan.
9) Gunakan kacamata tembus pandang atau pelindung muka, dan penutup rambut
(terutama yang berambut panjang).
10) Gunakan pakaian kerja dengan semua kancing baju harus dikancingkan, dan jangan
memakai perhiasan (seperti kalung, gelang, cincin, dan jam tangan).
11) Jangan meninggalkan kunci chuck pada chuck bor setelah membuka dan memasang
mata bor.
12) Jangan menghentikan putaran mesin walaupun mesin telah dimatikan, apalagi
menghentikan mesin dengan memegang mata bor.
13) Jangan mengebor bahan kuningan (brass), perunggu (bronze), tembaga paduan, dan
bahan lunak lainnya menggunakan mata bor khusus pengeboran bahan baja.
14) Jangan mengoperasikan mesin bor jika penutup mekanis penggerak mata bor tidak
terpasang dengan baik.
15) Jangan gunakan kain untuk memberikan cairan pendingin dan membersihkan beram.
Bersihkan mesin sesudah selesai bekerja

You might also like