You are on page 1of 11

Polonium

Polonium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Po dan nomor
atom 84. Unsur radioaktif yang langka ini termasuk kelompok metaloid yang memiliki sifat
kimia yang mirip dengan telurium dan bismut. Elemen pertama yang ditemukan berdasarkan
sifat radioaktifnya, polonium ditemukan di pithblende pada 1989 oleh ahli kimia Prancis yaitu
Marie Curie, dinamakan berdasarkan Negara asalnya Polandia. Polonium adalah salah satu
elemen dari uranium-radium dan merupakan anggota dari uranium-238. Polonium adalah unsur
yang sangat jarang di alam. Jumlah elemen ini terjadi dalam batuan yang mengandung radium.
Polonium 210 (juga disebut radium-F) adalah isotop paling umum yang terjadi yang memiliki
paruh waktu 138 hari. Banyak isotop lain yang sudah berhasil disintesis. Polonium meleleh pada
suhu 254 °C ( sekitar 489 °F ), mendidih pada suhu 962 °C ( sekitar 1764 °F ), dan memiliki
spesifik gravitasi 9.3.

Karena kebanyakan isotop Polonium terintegrasi dari pemecahan partikel alpha berenergi tinggi
dalam jumlah besar dari elemen ini merupakan sumber yang baik bagi radiasi alpha. Polonium
digunakan dalam percobaan nuklir dengan elemen sepeti Berilium yang melepas neutron saat
ditembak partikel alpha. Dalam percetakan dan alat photografi, polonium digunakan dalam alat
yang mengionisasi udara untuk menghilangkan kumpulan arus elektrostatis. Radioaktivitas yang
besar dari unsur ini menyebabkan radiasi yang berbahaya bahkan pada sekumpulan kecil unsur
Polonium.

Kemungkinan penggunaan polonium sebagai penghangat di pesawat luar angkasa sedang dalam
penyelidikan.

embuatan Oksigen
Oksigen dapat dibuat di laboratorium, dan secara industri :

(1). Dalam laboratorium, oksigen dibuat dengan penguraian katalitik hydrogen- peroksida,
pemanasan beberapa senyawa yang mengandung oksigen, dan reaksi antara logam dengan air.
MnO2
Reaksi: H2 O2 (l)
2H2O(l) + O2(g)

2KClO3(s) → 2KCl(s ) + 3O2(g)


2KNO3(s ) → 2KNO2(s) + O2(g)
2Na2O2(s) + 2H2O(l) → 4NaOH (a q ) + O2(g)

(2). Dalam industri, oksigen dibuat melalui destilasi bertingkat terhadap udara yang sudah
dicairkan. Selain itu, oksigen juga dapat dibuat dengan elektrolisis terhadap air.

Radium
Radium adalah sebuah unsur kimia yang mempunyai simbol Ra dan nomor atom 88 (lihat tabel
periodik).

Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terekspos kepada udara dan
berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi. Isotopnya yang
paling stabil, Ra-226, mempunyai waktu paruh selama 1602 tahun dan kemudian berubah
menjadi gas radon.

Seng

Seng (bahasa Belanda: zink) adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan
massa atom relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.
Beberapa aspek kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini
berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng
merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih
seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak
sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad
ke-13 di India, manakala logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir
abad ke-16. Para alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund Marggraf
umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani
dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat elektrokimia seng pada tahun 1800.
Pelapisan seng pada baja untuk mencegah perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-
aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa
seng yang dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan), seng
klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat
berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.

Seng merupakan zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh.[1] Terdapat sekitar dua
milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng. Defisiensi ini juga
dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak, defisiensi ini menyebabkan gangguan
pertumbuhan, mempengaruhi pematangan seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap
tahunnya menyebabkan kematian sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia.[1] Konsumsi seng
yang berlebihan dapat menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga.

Dalam bahasa sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai
bahan bangunan.

Sifat fisik

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau
demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau.[2] Seng sedikit kurang padat
daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, hal. 826
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100
sampai dengan 150 °C.[2] Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya.[3] Seng juga mampu menghantarkan
listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420 °C) dan tidik
didih (900 °C) yang relatif rendah.[4] Dan sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang
terendah di antara semua logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.[4]

Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi
seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan
seng adalah aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium,
kobalt, nikel, telurium, dan natrium.[5] Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35 K.

Sifat kimiawi

[sunting] Reaktivitas

Seng memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel
periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat..[16] Permukaan logam seng murni
akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3, seketika
berkontak dengan karbon dioksida.[17] Lapisan ini membantu mencegah reaksi lebih lanjut
dengan udara dan air.

Seng yang dibakar akan menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap
seng oksida.[18] Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya.[19] Seng yang
sangat murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat
seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung seng karbonat
dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.[18]

Seng secara umum memiliki keadaan oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2
terbentuk, elektron pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk
akan memiliki konfigurasi [Ar]3d10.[20] Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan
kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet. Stereokimia
senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang terbentuk dapat dikatakan sebagai
sp3.[21] Pada larutan akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+, merupakan spesi yang
dominan.[22] Penguapan seng yang dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas
285 °C mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang berkeadaan
oksidasi +1.[18] Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi selain +1 dan +2 yang diketahui.[23]
Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4
sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.[24]

Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan
tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.[25] Jari-jari ion seng dan magnesium
juga hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur kristal
yang sama.[26] Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu, sifat-sifat kimiawi
keduanya akan sangat mirip.[18] Seng cenderung membentuk ikatan kovalen berderajat tinggi. Ia
juga akan membentuk senyawa kompleks dengan pendonor N- dan S-.[25] Senyawa kompleks
seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6 walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.[18]

Radon

Radon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan
nomor atom 86. Radon juga termasuk dalam kelompok gas mulia dan beradioaktif. Radon
terbentuk dari penguraian radium. Radon juga gas yang paling berat dan berbahaya bagi
kesehatan. Rn-222 mempunyai waktu paruh 3,8 hari dan digunakan dalam radioterapi.
Radon dapat menyebabkan kanker paru paru, dan bertanggung jawab atas 20.000
kematian di Uni Eropa setiap tahunnyaKarakteristik

Radon tidak mudah bereaksi secara kimia, tetapi beradioaktif, radon juga adalah gas alami
(senyawa gas terberat adalah tungsten heksaflorida, WF6). Pada suhu dan tekanan ruang, radon
tidak berwarna tetapi apabila didinginkan hingga membeku, radon akan berwarna kuning, sedang
kan radon cair berwarna merah jingga.

Penumpukan gas Radon secara alamiah di atsmosfir bumi terjadi amat perlahan sehingga air
yang menyentuh udara bebas terus kehilangan Radon karena proses “Volatilisasi. Air bawah
tanah mempunyai kandungan Radon lebih tinggi di bandingkan air permukaan.

[sunting] Kegunaan

Radon kadang digunakan oleh beberapa rumah sakit untuk kegunaan terapeutik. Radon tersebut
di peroleh dengan pemompaan dari sumber Radium dan disimpan daloam tabung kecil yang
disebut ‘’benih’’ atau ‘’jarum’’. Radon sudah jarang di gunakan lagi namun, mengingat rumah
sakit sekarang bisa mendapatkan benih dari ‘’supplier’’ yang menghasilkan benih dengan tingkat
peluruhan yang dikehendaki. biasanya digunakan kobalt dan caesium yang tahan selama
beberapa tahun, sehingga lebih praktis ditinjau dari segi logistik.

Karena peluruhannya yang cukup depat. radon juga digunakan dalam penyelidikan hidrologi
yang mengkaji interaksi antara air bawah tanah, anak sungai dan sungai. Peningkatan radon
dalam anak sungai atau sungai merupakan petunjuk penting bahwa terdapat sumber air bawah
tanah.

[sunting] Sejarah

Nama radon berasal dari radium. Radon ditemukan pada tahun 1900 oleh Friedrich Ernst Dorn,
yang menggelarnya sebagai pancaran radium. Pada tahun 1908 William Ramsay dan Robert
Whytlaw-Gray, yang menamakannya niton (dari bahasa latin nitens berarrti "yang berkilauan";
simbol Nt), mengisolasinya, menenentukan kepadatannya dan mereka menemukan bahwa Radon
adalah gas paling berat pada masa itu (dan sampai sekarang). Semenjak 1923 unsur 87 ini
disebut Radon.

Sumber
Rata rata, terdapat satu molekul radon dalam 1 x 1021 molekul udara. Radon dapat di temukan di
beberapa mata air dan mata air panas. Kota Misasa, Jepang, terkenal karena mata airnya yang
kaya dengan radium yang menghasilkan radon.

Radon dibebaskan dari tanah secara alamiah, apalagi di kawasan bertanah di Granit. Radon juga
mungkin dapat berkumpul di ruang bawah tanah dan tempat tinggal (Namun ini juga bergantung
bagaimana rumah itu di rawat dan ventilasinya) Uni Eropa mennentukan bahwa batas aman
kandungan radon adalah 400 Bq/[[meter]3 untuk rumah lama, dan 200 Bq/m3 untuk rumah baru.
‘’Environmental Protection Agency’’ Amerika mennyarankan untuk melakukan tindakan segera
bagi semua rumah dengan kepekatan Radon melebihi 148 Bq/m3 (diukur sebagai4 pCi/L).
Hampir satu rumah setiap 15 di A.S. mempunyai kadar radon yang tinggi menurut statistik (U.S.
Surgeon General) dan EPA mencadangkan agar semua rumah diuji bagi radon. Sejak 1985 di
Amerika, jutaan rumah telah diuji kandungan radonnya.

Fransium ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di
Paris. Fransium yang  merupakan unsur terberatdari logam-logam alkali, muncul sebagai
hasil disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan dengan
membombardir thorium dengan proton-proton. Walau fransium secara alami dapat
ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi mungkin
hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan elemen yang paling tidak stabil di
antara 101 unsur pertama di tabel periodik. Ada 33 isotop fransium yang dikenal. Yang
paling lama hidup 223Fr (Ac, K), anak 227Ac, memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini
satu-satunya isotop fransium yang muncul secara alami. Karena isotop-isotop fransium
lainnya sangat labil, sifat-sifat fisik mereka diketahui dengan cara teknik radiokimia.
Sampai saat ini unsur belum pernah dipersiapkan dengan berat yang memadai atau
diisolasi. Sifat-sifat kimia fransium sangat mirip dengan Sesium.   
B. Unsur-unsur dalam golongan halogen

1. Fluor

Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson
berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif.Memiliki konfigurasi
elektron [He]2S22P5 . Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna
kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam
fluorin dengan nyala terang. Dan tahukan kamu? Dengan adanya komponen fluorin dalam air minum
melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.

Flour memiliki titik didih -188⁰C dan titik lebur -220⁰C jika dibandingkan dengan unsur lainnya dalam
halogen. Flour merupakan unsur yang paling rendah titik didihnya,Massa atom Relatif/Mr dari Flour ini
adalah 18,9984.

2. Klor

Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di
alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.Klor
memiliki konfigurasi elektron [Ne]3S23P5.Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air,
mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan
dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.

Titik didih dari gas klor adalah -35⁰C dan titik leleh -220⁰C. Sedangkan massa atom relatif/Mr dari klor ini
adalah 35,453.

3. Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. Brom memiliki konfigurasi elektron [Ar]4S24P5 merupakan zat
cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperatur kamar, uapnya berwarna
merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin
mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan
dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.

Brom memiliki titik didih 59⁰C dan titik leleh -7⁰C. Massa atom relatif/Mr brom adalah 79,904.

4. Iodium

Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna
hitam kebiruan yang memiliki konfigurasi elektron [Kr]5S25P5.Dapat menguap pada temperatur biasa
membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air

asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut
dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal
iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.

Iodium memiliki titik didih 184⁰C dan titik leleh 144⁰C. Dengan Massa atom relatif/Mr 126,9045

5. Astatin

Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-
partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20
isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih
logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI,
AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur
halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.

C.Sifat-sifat Halogen

* Sifat Kimia

Dalam membincangkan sifat kimia halogen, kadangkala fluorin dan astatin diabaikan. Hal ini demikian
karena astatin adalah bahan radioaktif. Fluorin juga mempunyai sifat-sifat anomali karena ukurannya
yang kecil dan keelektronegatifannya yang tinggi.

Sifat Fisik

Sifat-sifat fizik halogen berubah secara beransur-ansur apabila menuruni kumpulan. Beberapa sifat fizik
halogen ialah seperti:
X2 Fluor (F2) Klor (Cl2) Brom (Br2) Iodium (I2)
1. Molekulnya Diatom
2. Wujud zat (suhu kamar) Gas Gas Cair Padat
3. Warna gas/uap Kuning muda Kuning hijau Coklat merah Ungu
4. Pelarutnya (organik) CCl4, CS2
5. Warna larutan (terhadap pelarut 4) Tak berwarna Tak berwarna Coklat Ungu
6. Reaksi dengan logam (M) 2 M + nX2 2MXn (n = valensi logam tertinggi)
7. Pembentukan asam oksi Membentuk asam oksi kecuali F
8. Reaksi dengan logam (M) 2 M + nX2 2MXn (n = valensi logam tertinggi)

D.Reaksi Pendesakan

Dalam halogen terdapat istilah reaksi pendesakan, reaksi pendesakkan ini terjadi jika halogen yang
terletak lebih atas dalam golongan VII A dalam keadaan diatomik mampu mendesak ion halogen dari
garamnya yang terletak dibawahnya.

Dan berlangsung atau tidaknya suatu reaksi dapat dilihat dari reaksi pendesakkan halogen.

Contoh: F2 + 2KCl → 2KF +Cl2

Br- + Cl2 → Br2 + Cl-

Br2 + 2I- → Br- + I2

Br2 + Cl- → (tidak bereaksi)

I2 + Br- → (tidak bereaksi)

E.Reaksi dengan Logam

Halogen bereaksi dengan sebagian besar logam akan menghasilkan senyawa garam/halida logam.

Contoh :

2Na + Cl2 → NaCl

2Fe + 3Cl2 → 2FeCl3

Sn + 2Cl2 → SnCl4

Mg + Cl2 → MgCl2
2Al + 3Cl2 → 2AlCl3

Halida logam yang terbentuk bersifat ionik jika energi ionisasinya rendah dan logamnya memiliki biloks
rendah. Hampir semua halida bersifat ionik. Contoh Na+, Mg2+, Al3+. Sedangkan yang bersifat semi
ionok adalah AlCl3

F.Reaksi dengan Non Logam

Halogen bereaksi dengan non-logam akan membentuk asam halida/senyawa halide. Halogen dapat
bereaksi dengan oksigen,fosfor, dan beberapa unsur lain.

Contoh :

Xe + F2 → XeF2

2Kr + 2F2 → KrF4

2P + 3Cl2 → 2PCl3

G.Reaksi dengan Metaloid

Halogen bereakksi dengan metaloid. Contoh:

2B +3Cl2 → 2BCl3

2Si + 2Cl2 → SiCl4

LANJUTAN ASTATIN

1. Pembuatan Halogen dalam Industri

Fluor (F2)

Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses elektrolisis garam kalium
hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair, ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu
sampai 100oC. Elektrolisis dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode
karbon. Campuran tersebut tidak boleh mengandung air karena F2yang terbentukakan
menoksidasinya.

Brom (Br2)
1. Pengendapan I2 yang terbentuk disaring dan dimurnikan dengan cara sublimasi.

Pembuatan HaLogen di Laboratorium

Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya untuk digunakan


eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan
iodine dapat dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau
KMnO2 dalam lingkungan asam. Senyawa halide dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2
ditambahkan H2SO4 pekat, kemudian dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :

2X- + MnO2 + 4H+ → X2 + Mn2+ + 2H2O

10X- + 2MnO4- + 16H+ → 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O

I. Kegunaan Halogen

* Penggunaan fluor

1. pembuatan UF6 agar dapat memisahkan 235U dan 238U dengan cara difusi atau sentrifuga.

2. pembuatan Teflon (-CF2-CF-)n , freon (CCl2F2), dan insektisida (CCl3F)

3. pembuatan sulfur heksafluorida

* Penggunaan klor

1. pembuatan plastic (PVC)

2. pembuatan pelarut untuk cat, untuk membersihkan logan dari lemak, dry cleaning,

3. pembuatan unsur (Mg, Ti, Br2)

* Penggunaan brom

1. pembuatan 1-2 dibromometna untuk ditambah kedalam bensin

2. pembuatab senyawa organik

3. obat-obatan

* Penggunaan Iodin
1. obat-obatan

2. pembuatan zat warna

3. Quartz-Yod untuk bola lampu, NH4I untuk lensa Polaroid, AgI intuk fotografi.

You might also like