Professional Documents
Culture Documents
Kemampuan Pemenuhan
Untuk melihat cakupan akses terhadap pemenuhan hak penghidupan yg layak, bisa
melihat ke beberapa sector jenis pekerjaan yg ditekuni oleh warga. Ada semiblan jenis sector
usaha yg dibagi menjadi tiga kelompok yaitu Primer ; Pertanian, pertambangan dan galian,
Sekunder ; industry pengolahan, listrik, gas dan air bersih, bangunan, Tersier ; perdagangan,
hotel dan restoran, pengangangkutan&komunikasi, keuangan, persewaan&jasa perhubungan,
jasa-jasa.
Dengan mengelompokan sembilan sektor ekonomi menjadi 3 sektor yaitu : sektor
primer, sekunder, dan tersier, tampak bahwa kelompok sektor primer masih mendominasi
dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Sukabumi. Total nilai tambah bruto atas dasar
harga berlaku yang tercipta dari kelompok primer di tahun 2007 mencapai 5.660,14 milyar atau
39,58 persen dari total PDRB Kabupaten Sukabumi.
Adapun kelompok sektor tersier dan sekunder masing-masing menghasilkan nilai
tambah sebesar Rp. 3.110,25 milyar dan Rp. 5.695,69 milyar atau masing-masing 21,07 persen
dan 39,83 persen dari total PDRB. Kendati demikian peningkatan-peningkatan tersebut
belumlah menunjukkan kinerja aktual dari kelompok sektor bersangkutan, karena pada nilai
tambah atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi.
Berdasarkan kesembilan sektor diatas terdapat sektor yang memiliki cukup pengaruh
terhadap perekonomian Kabupaten Sukabumi diantaranya sektor pertanian dengan kontribusi
sebesar 34,58 % terhadap PDRB. Kemudian diikuti selanjutnya oleh sektor perdagangan, hotel
dan restoran dengan kontribusi sebesar 18,60 % dan sektor industri pengolahan dengan
kontribusi sebesar 17,35 %.
Sektor berpengaruh tersebut menggambarkan basis potensi yang dimiliki Kabupaten
Sukabumi. Sektor pertanian merupakan core bussines yang memiliki dampak ikutan pada sektor
lainnya seperti perdagangan dan industri pengolahan. Pada sektor pertanian terdapat sub
sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan
perikanan.
Dalam rangka menciptakan nilai tambah guna mendorong perekonomian Kabupaten
Sukabumi maka sektor pertanian dapat dijadikan sebagai sektor yang dapat diandalkan untuk
dapat dikembangkan. Namun sektor pertanian yang perlu menjadi perhatian untuk
dikembangkan pada komoditas-komoditas yang memiliki prospek dan memberikan nilai
ekonomis yang cukup tinggi
Kebijakan yg dilakukan oleh Pemda Kabupaten Sukabumi tahun 2009 dalam mendorong
sector pertanian adalah penguatan kelembagaan kelompok tani, diseminasi informasi teknologi
pertanian, pengembangan usaha agribisnis pedesaan, pembinaan kewirausahaan yg masuk
dalam program pengembangan agribsinis dengan anggaran sebesar Rp. 1.094.500.000,-. Untuk
peningkatan kualitas ternak dan produksi hasil peternakan dialokasikan dana Rp. 474.280.000,-
dan yg cukuo besar ialah dana alokasi khusus non reboisasi (DAK Non DR) untuk pertanian
sebesar Rp. 6.879.875.000,- diperuntukkan bagi pengembangan sarana prasarana produksi
tanaman pangan dan holtikultura.
Disektor industry tidak ada kebijakan khusus, yg ada adalah bagaimana melakukan
pengendalian terhadap usaha eksplorasi dibidang galian pertambangan, air bersih.
Sementara untuk jasa perhotelan, perdagangan dan jasa lainnya, pmeda hanya
melakukan proses pengawasan dan penegakkan aturan dalam hal retribusi dan perpajakan.
Dampak
Untuk menggambarkan secara makro tingkat kesejahteraan Kabupaten Sukabumi, bisa
merujuk dokumen Sukabumi dalam anggka tahun 2008. PDRB perkapita atas dasar harga
berlaku tahun 2002 sebesar Rp. 3.558.950,- dan meningkat pada tahun 2007 menjadi sebesar
Rp. 6.113.995,- kenaikan secara rata-rata mencapai diatas 11,35% per tahunnya.
Kenaikan PDRB diatas belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat
secara umum. Karena PDRB perkapita atas dasar harga berlaku masih belum dihitung dengan
tingkat inflasi yg sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Selain itu, PDRB perkapita
atas dasar harga berlaku juga mencerminkan kenaikan daya beli dan tingkat pendapatan
masyarakat secara agregat, yakni daya beli dan pendapatan seluruh lapisan masyarakat dari
berbagai golongan pendapatan. Dengan memperhatikan struktur perekonomian Kabupaten
Sukabumi, diperkirakan bahwa kenaikan daya beli dan pendapatan golongan masyarakat
menengah dan atas meningkat lebih tajam dibandingkan dengan peningkatan daya beli dan
pendapatan masyarakat golongan bawah.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada tahun 2007
sebesar Rp 14.300.000.000.000, meningkat dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar Rp
12.914.077.000.000, (10,73 %). Pada tahun 2008, PDRB diperkirakan dapat meningkat melebihi
angka tahun 2007. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan pada beberapa sektor/lapangan
usaha, diantaranya Bangunan dan Konstruksi, Listrik Gas dan air Minum serta Industri
Pengolahan.Kabupaten Sukabumi terletak antara 106º49 samapi 107º Bujur Timur 60º57 -
70º25 Lintang selatan dgn batas wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah Utara dengan
Kab. Bogor, sebelah Selatan dgn samudera Indonesia, sebelah Barat dgn Kab. Lebak, disebelah
timur dgn Kab. Cianjur.Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat
Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang Selatan dengan batas wilayah
administratif sebagai berikut : disebelah Utara dengan Kabupaten Bogor, disebelah Selatan
dengan Samudera Indonesia, disebelah Barat dengan Kabupaten Lebak, disebelah Timur
dengan Kabupaten Cianjur. Batas wilayah tersebut 40 % berbatasan dengan lautan dan 60%
merupakan daratan.Wilayah Kabupaten Sukabumi memiliki areal yang cukup luas yaitu ±
419.970 ha. Pada Tahun 1993 Tata Guna Tanah di wilayah ini, adalah sebagai berikut :
Pekarangan/perkampungan 18.814 Ha (4,48 %), sawah 62.083 Ha (14,78 %), Tegalan 103.443
Ha (24,63 %), perkebunan 95.378 Ha (22, 71%) , Danau/Kolam 1. 486 Ha (0, 35 %) , Hutan 135.
004 Ha (32,15 %), dan penggunaan lainnya 3.762 Ha (0,90 %).Kondisi wilayah Kabupaten
Sukabumi mempunyai potensi wilayah lahan kering yang luas, saat ini sebagaian besar
merupakan wilayah perkebunan, tegalan dan hutan. Kabupaten Sukabumi mempunyai iklim
tropik dengan tipe iklim B (Oldeman) dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.805 mm
dan hari hujan 144 hari. Suhu udara berkisar antara 20 - 30 derjat C dengan kelembaban udara
85 - 89 persen. Curah hujan antara 3.000 - 4.000 mm/tahun terdapat di daerah utara,
sedangkan curah hujan ant4ra 2.000 - 3.000 mm/tahun terdapat dibagian tengah sampai
selatan Kabupaten Sukabumi.Wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai bentuk lahan yang
bervariasi dari datar sampai gunung adalah : datar (lereng 0-2%) sekitar 9,4 %; berombak
sampai bergelombang (lereng 2-15%) sekitar 22% ; bergelombang sampai berbukit (lereng 15 -
40%) sekitar 42,7%; dan berbukit sampai bergunung (lereng > 40 %) sekitar 25,9 %. Ketinggian
dari permukaan laut Wilayah Kabupaten Sukabumi bervariasi antara 0 - 2.958 m. Daerah datar
umumnya terdapat pada daerah pantai dan daerah kaki gunung yang sebagian besar
merupakan daerah pesawahan. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah berbukit-
bukit dengan ketinggian berkisar antara 300 - 1.000 m dari permukaan laut. Jenis tanah yang
tersebar di Kabupaten Sukabumi sebagian besar didominasi oleh tanah Latosal dan Podsolik
yang terutama tersebar pada wilayah bagian selatan dengan tingkat kesuburan yang rendah.
Sedangkan jenis tanah Andosol dan Regosol umumnya terdapat di daerah pegunungan
terutama daerah Gunung Salak dan Gununggede, dan pada daerah pantai dan tanah Aluvial
umumnya terdapat di daerah lembah dan daerah sungai. Kabupaten Sukabumi pada tahun
2007 2.391.736 jiwa yang teridiri dari 1.192.038 orang laki-laki dan 1.199.698 orang
perempuan. dengan laju pertumbuhan penduduk 2,37 % dan kepadatan penduduk 579,39
orang per km persegi. Kepadatan penduduk menurut kecamatan cukup berpariasi. Kepadatana
penduduk terendah terdapat di Kecamatan Ciemas (183 jiwa per km2) dan tertinggi di
Kecamatan Sukabumi (2.447 jiwa per km). Pemukiman padat penduduk umumnya terdapat di
pusat-pusat kecamatan yang berkarakteristik perkotaan dan disepanjang jalan raya. Suatu
kondisi penting yang sedang terjadi sehubungan dengan ketenagakerjaan adalah pergeseran
tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian. Penduduk yang bekerja di sektor
pertanian telah menuru. Etos kerja dan budaya kemandirian tampak sedang terus berkembang.
Masyarakat Kabupaten Sukabumi juga kaya dengan budaya seni. Hal lain yang penting adalah
tumbuh berkembangnya kelembagaan modern baik dalam arti lembaga maupun "norma-
norma" semakin memungkinkan penduduk Kabupaten Sukabumi berintegrasi dengan
masyarakat nasional.Kerukunan hidup penduduk Kabupaten Sukabumi, dinamika yang
dimilikinya, kekayaan budaya dan budaya kemandirian yang berkembang serta kemajuan sosial
kelembagaan yang telah dicapai merupakan potensi besar untuk pelaksanaan pembangunan
selanjutnya.Dilihat dari administrasi pemerintahan, Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47
kecamatan, meliputi 364 desa dan 3 kelurahan.
84.899 – 16.659
Range =
3
= 22.746
DI SUSUN OLEH :
DIII AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010