You are on page 1of 20

BAB I

KUALITAS BENIH DAN PENINGKATAN


PRODUKTIVITASNYA

1. Proses terjadinya benih dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya
 Fase vegetatif (juvenil) dan fase reproduktif pada tanaman
 Pembungaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
 Penyerbukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
 Pembuahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

2. Kualitas benih (aspek fisis, fisiologis, dan genetis)


3. Peningkatan produktivitas benih
4. Aplikasi pemuliaan pohon (rekayasa genetik)
5. Aplikasi manipulasi lingkungan
I.1 Proses terjadinya benih dan faktor-faktor yang
mempengaruhi
I.1.1 Fase vegetatif (juvenil) dan fase reproduktif pada tanaman

Siklus hidup pohon dapat dibagi menjadi dua fase besar yaitu
fase vegetatif dan fase reproduktif.

a. Fase vegetatif (juvenil)


 Semua pohon yang dibiakkan dari biji akan melalui periode juvenilitas, yaitu
interval waktu selama tanaman tersebut belum mampu bereproduksi (membentuk
biji).

Karakteristik fase juvenil :


 Diawali dengan pembukaan tunas dan perluasan sel meristem apikal
 Semua proses yang berlangsung dalam tubuh tanaman ditujukan untuk
pertambahan jumlah dan volume sel meristem pada titik-titik tumbuh tanaman
 Pertumbuhan meninggi dan pembentukan tunas-tunas pucuk mendominasi proses
pertumbuhan
Transisi juvenil menuju dewasa
Tanda fisik transisi dari fase juvenil menuju dewasa:
 Pertumbuhan meninggi makin lambat
 Ruas-ruas yang tersusun (internodia) menjadi makin pendek
 Titik tumbuh mulai melebar
 Ujung batang membentuk kerucut tumpul

Perubahan pola pembelahan meristem dari apikal menjadi lateral


b. Fase reproduktif
 Adalah suatu masa ketika tanaman telah mampu membentuk organ-organ
reproduksi dan melangsungkan proses reproduksi tersebut untuk
membentuk biji.

Karakteristik fase reproduktif :


 Terjadi setelah pertambahan jumlah dan volume sel memadai (tanaman
mencapai jumlah primordia tertentu yang memungkinkan tanaman untuk
mulai berbunga)
 Ditandai dengan stabilnya pembelahan sel: pola pembelahan berubah untuk
mulai membentuk meristem lateral
 Tercapainya size effect: ukuran tertentu yang berhubungan dengan
kemampuan tanaman untuk mengatur penyerapan, suplai dan alokasi
makanan
 Tercapainya endogenous timing: umur tertentu yang secara genetis
berhubungan dengan kesiapannya untuk berbunga
 Tercapainya keseimbangan hara dalam tanaman
I.1.2 Pembungaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

a. Bagian-bagian bunga
 Produksi biji merupakan hasil akhir dari serangkaian tahap perkembangan,
yang diawali dengan pembentukan kuncup bunga, perkembangan bunga
hingga anthesis (mekar), penyerbukan (pollination), pembuahan (fertilization),
perkembangan buah dan biji, hingga kemasakan dan penyebaran biji
(ripening and dispersal).
 Dalam konteks teknologi benih, bunga memegang peranan penting karena
beberapa hal:

• Pada bunga terkandung organ reproduksi jantan dan betina, yang


merupakan pembawa sifat keturunan (genetic) dan berperan dalam
pembentukan individu baru.
• Bunga merupakan tahapan awal dari serangkaian proses yang
berakhir dengan terbentuknya biji; berperan penting dalam
mempertahankan kelangsungan regenerasi.
Bunga (flos) dapat dipandang sebagai suatu batang atau cabang berdaun yang telah
mengalami perubahan bentuk.
Cabang ini diumpamakan memiliki empat buku (nodus), dan pada tiap nodus ini
melekatlah rangkaian daun yang fungsinya berbeda :

 Nodus terbawah : terdapat rangkaian daun


berwarna hijau, disebut kelopak (calyx)
 Nodus kedua dari bawah : terdapat
rangkaian daun yang lebih luas, halus, lebar,
dan berwarna, disebut tajuk/mahkota
(corolla)
 Nodus ketiga dari bawah : terdapat
rangkaian daun yang masih bergulung,
disebut benang sari (stamen) yang
merupakan alat perkembangbiakan jantan
 Nodus teratas : terdapat rangkaian daun
yang berlekatan menjadi satu, disebut putik
(pistillum) yang merupakan alat
perkembangbiakan betina
Kelopak bunga (calyx)
 Fungsi : melindungi bagian-bagian bunga
lainnya sebelum kuncup itu mekar
 Terdiri atas beberapa helai daun kelopak
(sepalum)
 Pada beberapa spesies, di bawah daun kelopak
terdapat kelopak tambahan (epicalyx); misalnya
pada Kapas (Gossypium acuminatum Roxb),
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinnensis L.)

Tajuk/mahkota bunga (corolla)


 Fungsi :
- membungkus dan melindungi putik dan benang sari selama kuncup
bunga belum mekar
- menjadi atraktan (daya tarik) bagi serangga penyerbuk, saat bunga
mencapai reseptif dan siap melakukan penyerbukan
 Terdiri dari beberapa helai daun tajuk (petalum)
 Daun kelopak (sepalum) dan daun tajuk
(petalum) bersama-sama membentuk perhiasan
bunga (perianthium)
Benang sari (stamen)
 Fungsi : alat perkembangbiakan jantan
 Terdiri dari :
Tangkai sari (filamentum)
Kepala sari (anthera)
Kepala sari mempunyai 2 ruang serbuk
sari (theca), dan di dalam ruang ini
terdapat serbuk sari (pollen)

Putik (pistillum)
 Fungsi : alat perkembangbiakan betina
 Terdiri dari :
Kepala putik (stigma)
Tangkai putik (stylus)
Bakal buah (ovarium)
Bakal biji (ovulum)
Berdasar jumlah daun buah (carpellum) yang
membentuknya, bakal buah dibedakan
menjadi:
 Unilocularis/beruang tunggal : bakal buah
terbentuk dari sehelai daun buah (carpellum) dan
membentuk sebuah ruangan
 Bilocularis/beruang dua : bakal buah terbentuk
dari 2 helai daun buah (carpellum) dan
membentuk 2 buah ruangan
 Trilocularis/beruang tiga : bakal buah terbentuk
dari 3 helai daun buah (carpellum) dan
membentuk 3 buah ruangan
 Multilocularis/beruang banyak : bakal buah
terbentuk dari banyak daun buah (carpellum)
dan membentuk banyak ruangan

Berdasar letak bakal buah pada dasar bunga


(receptaculum), bakal buah dibedakan
menjadi:
 Superus : bakal buah menumpang di atas dasar
bunga
 Inferus : bakal buah tenggelam di dalam dasar
bunga
 Semi inferus : bakal buah setengah tenggelam
Ruangan dalam bakal buah (ovarium) berisi bakal
biji (ovulum).
Ovulum tersusun sepanjang papan bakal biji
(placenta), dan dihubungkan oleh tangkai tali
pusat (funiculus)
Bakal biji (ovulum) terdiri dari :
 Nucellus : inti bakal biji
 Integumentum : lapisan kulit bakal biji
 Chalaza : pangkal dari nucellus, tempat
melekatnya integumentum
 Funiculus : tangkai tempat menggantungnya
bakal biji
 Hilum/pusat biji : tempat melekatnya ujung
funiculus
 Micropyle : liang kecil pada bagian ujung
integumentum

Tipe bakal biji :


 Atropus : lurus
 Anatropus : terbalik
 Campylotropus : melengkung
b. Beberapa tipe seks pada bunga

Androecium : seluruh alat kelamin jantan yang


terdapat pada bunga, yaitu:
 benang sari (stamen)
 Tepung sari (pollen) : mengandung inti sperma

Gynaecium : seluruh alat kelamin betina yang


terdapat pada bunga, yaitu:
 bakal buah (ovarium)
 bakal biji (ovulum) : mengandung sel telur
(ovum)

Berdasarkan keberadaan alat kelamin, bunga


dibedakan menjadi :
 bunga jantan (masculus : ♂) : hanya punya
androecium
 bunga betina (femineus : ♀) : hanya memiliki
gynaecium
 hermaphroditus (♂♀) : memiliki keduanya
c. Tipe simetri
Bidang simetri : bidang vertikal yang membagi bentuk Tipe Bilateral simetri (bentuk bunga zygomorphus):
zygomorphus): hanya dapat
bunga menjadi 2 bagian yang sama & sebangun. dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan
Misal : Anggrek (Orchidaceae), kacang-kacangan (Papilionaceae)

Tipe Radial simetri (bentuk bunga actinomorphus/regularis)


actinomorphus/regularis) :
banyak bidang simetri
Misal : Lombok (Capsicum annuum L), tembakau (Nicotiana
tabaccum L)

Tipe Asimetri (asymmetrus)


asymmetrus) : tidak mempunyai bidang
simetri sama sekali
Misal : Cannaceae dan Marantaceae
d. Perbungaan (inflorescentia) : sekelompok bunga
yang serupa dan tersusun menurut cara-cara
tertentu pada sebuah pohon bunga

Berdasarkan atas urutan mekarnya bunga-bunga ,


perbungaan dibedakan menjadi :
Perbungaan tak terbatas (Inflorescentia racemosa,
centripetala)
 Tangkai utama (pedunculus) panjang dan ujungnya
tidak berbunga
 Tangkai utama dalam pertumbuhan memanjang
berturut-turut membentuk anak tangkai dari
pangkal ke ujung
 Jumlah anak tangkai tidak terbatas
 Tangkai utama lebih panjang dari anak tangkai
 Bunga mekar dari bawah ke atas

Perbungaan terbatas (Inflorescentia cymosa,


centrifuga)
 Ujung tangkai utama (pedunculus) berbunga (tidak
dapat tumbuh terus ke atas)
 Percabangan anak tangkai tidak berbeda dengan
tangkai utama
 Jumlah anak tangkai terbatas
 Tangkai utama lebih pendek dari anak tangkai
 Bunga pada ujung tangkai utama mekar lebih dulu
(Bunga mekar dari atas ke bawah)
Berdasarkan atas percabangan tangkai utama , perbungaan dibedakan menjadi :
Tangkai utama tidak
bercabang dan bunga- Tangkai utama tidak bercabang dan Tangkai utama bercabang dan tiap cabang
bunga tidak bertangkai bunga-bunganya bertangkai membentuk satu cabang samping; bunga-
(duduk) •Tandan (racemus/botrys) bunganya bertangkai monochasium
 Bulir (spica
(spica)) •Payung (umbella) •Sekrup (bostryx)
 Untai (amentum) Tangkai utama bercabang berulang kali; •Sinsinus (cincinnus)
 Tongkol (spadix
(spadix)) masing-masing dengan dua cabang •Sabit (drepanium)
 Bongkol (capitulum
(capitulum)) samping •Kipas (rhipidium)
•Malai (panicula)
•Payung majemuk (umbella composita)
•Lembing (anthela)
e. Pembungaan (flowering)
 Proses pembungaan mengandung sejumlah tahapan penting, yang semuanya harus berhasil
dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji.
 Setiap tahap tersebut dipengaruhi oleh faktor2 internal dan eksternal yang berbeda .

1. Induksi bunga (evokasi)


5. Penyerbukan dan pembuahan
 Tahap pertama proses pembungaan, yaitu ketika meristem  Memberikan hasil terbentuknya buah muda.
vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem
reproduktif.
 Terjadi di dalam sel. 6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan
 Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis biji
asam nukleat dan protein untuk pembelahan dan diferensiasi  Diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium),
sel. diikuti perkembangan cadangan makanan (endosperm),
2. Inisiasi bunga selanjutnya terjadi perkembangan embryo.
 Tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup  Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan
reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pembesaran sel, yang meliputi tiga tahap:
pertama kalinya.
Tahap pertama :
 Dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran
kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh
membentuk organ-organ reproduktif. adanya pembelahan sel.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (mekar) Tahap kedua :
 Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair
 Terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis (juice vesicle);
vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy
untuk penyempurnaan dan pematangan organreproduksi Tahap ketiga :
jantan dan betina
4. Anthesis Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan
jaringan dan pengerasan endocarp pada buah-buah dry
 Tahap ketika terjadi pemekaran bunga.
 Biasanya terjadi bersamaan dengan masaknya organ
 Selama tahap-tahap ini terjadi pula akumulasi air dan
reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya gula, hingga pada tahap ketiga buah telah mengandung
tidak selalu demikian. 80-90% air dan 2-10-20% gula.
 Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ
reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak
bersamaan.
Induksi bunga Arabidopsis thaliana
Contoh : pembungaan Santalum album di Wanagama
Satu periode pembungaan berlangsung selama rata-rata 107 hari yang terbagi dalam 4 fase yaitu : (i) inisiasi
tunas repruduktif (rata-rata 32,6 hari); (ii) perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (rata-rata 3 hari); (iii)
penyerbukan dan pembuahan (rata-rata 17 hari); (iv) perkembangan buah menuju kemasakan (rata-rata 56,4 hari).

1.Inisiasi tunas reproduktif


a.Terbentuknya tunas reproduktif hingga terdiferensiasi membentuk tangkai dan
kuncup
b.Kuncup bunga mencapai panjang maksimal
c. Pembengkakan kuncup bunga hingga ukuran maksimal
2.Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis
a.Perkembangan kuncup hingga menjelang anthesis, kepala sari mulai matang
3.Penyerbukan dan pembuahan
a.Putik reseptif dan mengalami penyerbukan, petala bagian luar berangsur menjadi
merah tua
b. Rontoknya helaian petala bagian luar diikuti petala bagian dalam
c.Perubahan bagian bunga menjadi buah, ovarium berkembang membentuk buah muda
berwarna hijau
4.Perkembangan buah menuju kemasakan
a.Perkembanagn buah hingga ukuran maksimal, buah mengalami pembengkakan
kearah horisontal dan vertikal
b.Buah mencapai ukuran maksimal (buah tidak mengalami perubahan ukuran dan
warna)
c.Perkembanagn buah hingga mencapai kemasakan, terjadi perubahan warna dari hijau
menjadi ungu gelap
Pembungaan Eucalyptus pellita di Wanagama

You might also like