You are on page 1of 11

1

UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PRAJURIT KOREM 031/WB


DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK KOREM 031/WB

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
a. Tugas pokok satuan dapat dilaksanakan optimal, dengan memberdayakan
setiap kemampuan personel yang ada. Kemampuan dan pengembangan personel
tentu berkaitan dengan profesionalisme personel. Profesionalisme prajurit sudah
diatur dalam Undang Undang TNI.

b. Meningkatkan profesionalisme prajurit seperti diamanatkan Undang Undang


TNI dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sudut pandang dari lembaga
pendidikan diuraikan dengan baik oleh Mayjen Tni Syarifudin Tippe, S.Ip., M.Si.1
Untuk membentuk prajurit yang profesional, maka penghasil output yaitu lembaga
pendidikan harus diperbaiki.

c. Adanya pergeseran budaya yang telah mengabsorbsi dalam kehidupan


prajurit dan perubahan paradigma, mengakibatkan titik berat yang berbeda dalam
memandang profesionalisme prajurit dari kualitas pendidikannya menjadi tingkat
kesejahteraannya. Seberapa tinggi tingkat kesejahteraan prajurit akan
menentukan kinerja prajurit tersebut di satuannya.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud.
Maksud penulisan karmil ini untuk mendeskripsikan hubungan antara tingkat
kesejahteraan prajurit dengan tingkat pelaksanaan tugas pokok prajurit di
satuannya.
b. Tujuan.
Tujuan dari penulisan karmil ini untuk memperoleh penyelesaian
bagaimana mengembangkan kesejahteraan prajurit, sehingga tugas pokok satuan
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut
1
Hal 6, Strategi Pengembangan TNI Angkatan Darat 25 Tahun ke Depan: Ditinjau dari Perspektif Pendidikan, oleh
Mayjen Tni Syarifudin Tippe, S.Ip., M.Si
2

Ruang lingkup penulisan karya ilmiah ini dibatasi hanya untuk peningkatan
pelaksanaan tugas pokok Korem 031/WB ditinjau dari sudut tingkat kesejahteraan prajurit,
sedangkan tata urutannya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
BAB II Latar Belakang Pemikiran
BAB III Kesejahteraan Prajurit Korem 031/WB Saat Ini
BAB IV Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
BAB V Kesejahteraan Prajurit Korem 031/WB Dalam Rangka Mendukung Tugas
Pokok Korem 031/WB Yang Diharapkan
BAB VI Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Prajurit Korem 031/Wb Dalam
Rangka Mendukung Tugas Pokok Korem 031/WB
BAB VII Penutup

4. Metode dan Pendekatan


a. Metode. Dalam penulisan karangan militer ini pengumpulan data
melalui observasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis yakni
mengamati kenyataan yang ada, menganalisanya melalui studi kepustakaan 2.

b. Pendekatan. Dalam penulisan karangan militer ini menggunakan


pendekatan yuridis sosiologis.

5. Pengertian-pengertian
a. Prajurit adalah anggota TNI3.
b. Kesejahteraan adalah4 hal atau keadaan sejahtera, keamanan,
keselamatan, ketenteraman. Sejahtera adalah aman, sentosa dan makmur,
selamat (terlepas dari segala macam gangguan).
c. Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Angkatan Darat yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan yang bersangkutan,
dengan nama atau dalam bentuk apapun.5

BAB II

2
Slide Metode Pemecahan Masalah.
3
Pasal 1 nomor 13 UNdang Undang No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses melalui http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, tanggal 3
Nopember 2009.
5
Sub lampiran A, Lampiran Skep Dirkuad Nomor Skep/50/VII/2004 tanggal 26 Juli 2004 Buku Petunjuk Administrasi
tentang Penghasilan
3

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum
Penghasilan merupakan komponen utama prajurit untuk menghidupi kebutuhan
keluarganya. Renumerasi menjadi kata yang popular di tengah-tengah prajurit dan
keluarganya, semenjak POLRI meluncurkan program quick wins 6 awal tahun ini,
meskipun sebenarnya tiga departemen sudah mendahului di tahun-tahun sebelumnya,
mungkin karena adanya anggapan, kalau renumerasi berlaku di POLRI, akan berlaku juga
di TNI. Antusiasme prajurit semakin terlihat dengan munculnya SMS yang berisi besaran
renumerasi yang disesuaikan dengan pangkatnya.
Fenomena di atas ingin mengatakan bahwa prajurit merindukan penghasilan yang
paling tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan standar keluarganya. Sehingga dalam
kehidupan bermasyarakat, prajurit lebih dihargai. Dalam kehidupan di satuan, prajurit
lebih mantap melaksanakan tugas-tugasnya.

7. Landasan Pemikiran
Keterkaitan emosi atau paradigma TNI dan POLRI telah menunjukkan betapa
kesejahteraan sangat penting dibahas bukan saja pada strata strategis, tetapi juga pada
strata operasional. Terdapat hubungan yang erat antara kesejahteraan dengan
pelaksanaan tugas. Bukan saja di satuan militer, hal yang demikian terjadi, di instansi
pemerintah lainnya, lebih lebih perusahaan swasta telah menerapkan standar
internasional dalam hal ini. Misal dicarikan data jumlah prajurit yang terlambat apel pagi,
atau saat-saat jam rawan antara apel pagi dan apel siang. Jika dilakukan survey
terhadap mereka tentu akan ditemukan sejumlah alasan-alasan. Dari alasan itulah
terdapat sebab akibat antara pelaksanaan dinas dengan tingkat kesejahteraan prajurit.
Untuk memperbaiki kinerja prajurit perlu diperbaiki terlebih dahulu kesejahteraanya.
Penyelenggaraan kegiatan/fungsi personel mungkin saja terjadi penyimpangan, sehingga
akan menjadi koreksi/temuan wasrik.7

8. Landasan Konsepsional

6
Remunerasi Di Lingkungan Polri Dalam Meraih Quick Wins, diakses melalui http: // herikukuk.
wordpress.com/2009/02/02/program-remunerasi-polri-dalam-meraih-quick-wins/, tanggal 2 nopember 2009. Quick
Wins merupakan program unggulan POLRI untuk mendapatkan renumerasi.
7
Hal 6, Buku Petunjuk Teknik tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Bidang Personel.
4

Undang Undang TNI menegaskan bahwa prajurit yang profesional diantaranya


yang dijamin kesejahteraannya8. Penambahan kata ‘dijamin’ dalam kalimat tersebut
menjadikan makna kesejahteraan yang pasif. Itu berarti bukan kesejahteraan yang
diusahakan sendiri oleh prajurit TNI, ditetapi diusahakan dengan sungguh-sungguh oleh
pemerintah RI, sehingga setiap prajurit dapat melaksanakan tugas pokok satuannya
tanpa memikirkan garis belakang lagi.
Pasal 64 Undang Undang TNI menjamin bahwa hukum atau peraturan yang dibuat
untuk penyelenggaraan pertahanan Negara. Dalam konteks pasal tersebut, maka
peraturan bisnis TNI yang dikeluarkan Presiden RI bertujuan melancarkan tugas pokok
TNI dengan cara mensejahterakan subyek pengemban tugas pokok tersebut.
Dalam sisi yang lain berdasarkan Peraturan Presiden No 43 Tahun 2009 kegiatan
bisnis yang dilarang adalah yang menggunakan institusi/lembaga TNI, sedangkan yang
usaha warung di rumah misalnya, bukan dalam pengertian bisnis yang dilarang Undang
Undang TNI.9 Jadi ada dua hukum yang melindungi dicapainya kesejahteraan prajurit
TNI. Bahwa pemerintah berkewajiban memenuhi kesejahteraan prajurit. Dan prajurit
tidak dilarang berusaha apapun, asal tidak melibatkan institusi TNI dan tidak mengganggu
pelaksanaan tugasnya dalam arti yang seluas luasnya.
Perpaduan konsep yang ada dalam pasal 2, pasal 64 Undang Undang TNI dan
Peraturan Presiden No 43 Tahun 2009 menjadi modal untuk lebih mensejahterakan
prajurit guna melancarkan pelaksanaan tugas tugas di satuannya.

BAB III
TINGKAT KESEJAHTERAAN PRAJURIT KOREM 031/WB SAAT INI

9. Umum
Meskipun lima tahun terakhir gaji dinaikkan sekian persen, namun sebenarnya itu
hanya cukup untuk menutup inflasi yang terjadi di tahun sebelumnya, akibatnya netto
yang diterima setiap bulan oleh prajurit belumlah signifikan. Dibanding dengan pulau
Jawa atau Ambon misalnya, maka kerja tambahan di Riau berbeda. Di Ambon ada
prajurit yang malamnya narik ojek atau mencari ikan segar di laut untuk di jual. Di Jawa,
bisa dengan menjual jasa tanpa modal, apalagi di kota kota besar, seperti Jakarta atau

8
Pasal 2 huruf d Undang Undang No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
9
Perpres 43/2009 tak mengatur pengambilalihan bisnis TNI satu persatu, diakses melalui http://www.republika.co.id/
berita/82464/Perpres_43_2009_tak_Mengatur_Pengambilalihan_Bisnis_TNI_Satu_Persatu, tanggal 2 Nopember
2009.
5

Surabaya. Sedangkan di Riau yang dikerjakan lebih banyak lahan untuk perkebunan
sawit. Sehingga energy dan waktu yang dibutuhkan relative lebih banyak.

10. Kondisi
Korem saat ini memiliki aset tanah, meskipun sedang bermasalah 10, yang bisa
digunakan untuk lahan perkebunan sawit yang tentu menghasilkan nilai tambah. Korem
juga memiliki asrama yang diperuntukkan prajuritnya, meskipun belum semua prajurit bisa
ditampung secara wajar. Perumahan Kasi dan Pasi lengkap, kecuali Pakum yang karena
baru saja dibentuk orgasnya. Sebagian besar prajurit yang lama di sana sudah memiliki
rumah sendiri, meskipun bukan type rumah yang diharapkan.
Pelaksanaan kerja prajurit di Korem mengalami stagnansi. Hanya staf tertentu saja
yang terlihat sibuk bekerja sampai sore.

11. Permasalahan
Tugas pokok Korem untuk membina teritorial sering digunakan sebagai alasan
pembenar bagi prajurit untuk tidak berada di tempat dinas pada saat seharusnya ada.
Kesejahteraan jelas menjadi pemicu di sini. Seberapa jauh waktu, pikiran dan tenaga
selalu mempertanyakan sejauh mana jasa tersebut dinyatakan dalam bentuk nominal
kesejahteraan. Permasalahannya adalah bagaimana para prajurit dapat melaksanakan
tugas pokoknya, tanpa memikirkan lagi kebutuhan kebutuhannya, baik lahir maupun batin.

BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

12. Umum
Pembinaan kesejahteraan diselenggarakan untuk menjamin kehidupan dan
penghidupan prajurit beserta keluarganya pada tingkat yang layak agar memiliki
ketentraman lahir batin, antara lain meliputi penghasilan, prajurit, rawatan prajurit dan
keluarga prajurit, perawatan kesehatan, fasilitas penunjang kesejahteraan, santunan dan
rehabilitasi cacat, serta rawatan purna dinas.11

10
Sudah ada atensi dari Departemen Hukum dan Ham, dengan mengirimkan mediasi ke Pekanbaru bulan Juni Tahun
2009, tujuannya mendorong agar permasalahan dengan kelompok tani segera diselesaikan.
11
hal 37, Buku Petunjuk Induk tentang Personel, disahkan dengan surat Keputusan KASAD Nomor Skep/496/XII/2004
tanggal 27 Desember 2004.
6

13. Faktor Internal


a. Kekuatan
1) Etos Kerja
Etos Kerja yang baik, akan memicu efektifitas, kreatifitas yang
menjadi modal untuk melaksanakan tugas-tugas satuan.
2) Profesionalisme Staf Keuangan
Keprofesionalan dalam mengadministrasikan gaji atau
pertanggungjawaban keuangan lainnya akan memperlancar dukungan dana
kepada prajurit.
b. Kelemahan
1) Prosedur Administrasi/Sistem Anggaran
Berbeda dengan kepolisian, untuk TNI AD masih menggunakan
sistim otorisasi, sehingga sering dana turun terlambat sehingga satuan
menanggulangi dulu.
2) Budaya Negatif
Sistim ijon yang ada untuk membeli buah yang belum masak,
diterapkan dalam pencairan dana BPD, dan dana dana lainnya. Sehingga
prajurit memperoleh tidak sebesar yang seharusnya.

14. Faktor Eksternal


a. Peluang
1) Wacana Renumerasi bagi TNI, Polri, dan Kejaksaan
Melalui pidato Kapolri dan pernyataan Menteri Keuangan, semakin
mendekati kenyataan bahwa renumerasi akan diberikan kepada Polri Tmt 1
Januari 2010. Demikian pula akan menyusul TNI dan Kejaksaan.
2) Lahan Perkebunan Sawit
Masih sering dibukanya lahan baru oleh pemprov Riau,
memungkinkan prajurit Korem mempunyai lahan perkebunan sawit,
sehingga mendapat tambahan penghasilan.

3) Ketentuan Perundang undangan


Pasal dalam Undang Undang TNI, Peraturan Presiden tentang bisnis
TNI merupakan peluang yang menjadi paying hukum dalam
menyejahterakan prajurit.
7

b. Kendala
1) Suhu yang tinggi menyebabkan rawan kebakaran
Panasnya suhu di atas normal di Riau menyebabkan seringnya
terjadi kebakaran hutan. Termasuk sering terjadi kabut, yang dapat
menyebabkan saluran pernafasan akut.
2) Stabilitas Politik di Tingkat Pusat
Titik balik reformasi memungkinkan pergeseran politik. Terdapat
kelompok yang berusaha mendiskreditkan posisi TNI.

BAB V
KESEJAHTERAAN PRAJURIT KOREM 031/WB DALAM RANGKA MENDUKUNG
TUGAS POKOK KOREM 031/WB YANG DIHARAPKAN

15. Umum
Korem 031/WB merupakan Korem andalan Kodam I/BB. Ini bisa dilihat dari
banyaknya even even yang dilaksanakan di Korem tersebut. Bahkan even nasional yaitu
rakornis intel yang dihadiri Aspam Kasad, yang seharusnya menjadi tanggungjawab
Kodam I/BB ternyata diselenggarakan di Korem tersebut. Bukan hanya even regional,
nasional, tetapi Korem pernah menyelenggarakan even internasional, yaitu latihan
bersama dengan USFACOM dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan bulan Juli
Tahun 2009. Dengan demikian dalam pandangan pimpinan pusat, Korem 031/WB
adalah korem yang mempunyai tingkat kemampuan yang cukup.

16. Kondisi
Bahwa tugas pokok Korem dikaitkan dengan pembinaan teritorial di wilayah Riau,
sangat dipengaruhi budaya melayu yang mendasari kehidupan masyarakat Riau. Ini
berarti prajurit harus mampu berintegrasi dengan masyarakat melalui budaya melayu
yang sangat diagungkan di sana. Minyak yang menjadi penopang kehidupan ekonomi di
Riau perlu disikapi secara tepat oleh Korem, apakah dijadikan tantangan atau peluang
untuk mendukung tugas pokok Korem 031/WB. Ini berarti prajurit Korem harus mampu
memahami seluk beluk komoditi minyak sawit yang dihasilkan dari perkebunan
masyarakat. Juga minyak yang dihasilkan oleh PT Kaltex di Riau. Kondisi lahan kering
gambut yang mudah terbakar juga dapat menjadi media bagi prajurit untuk berbagi
kepelatihan dalam fungsi operasi militer selain perang. Apabila semua kondisi diuraikan
8

di atas dicermati dan dimanfaatkan maka dengan sendirinya kesejahteraan prajurit


tercukupi dengan logistik wilayah tersebut.
Kesejahteraan prajurit selain penghasilan gaji, juga berupa dukungan kesehatan di
Denkes,, bahwa prajurit dan keluarganya dapat pemeriksaan dan pengobatan gratis di
sana. Apabila kondisi kesejahteraan prajurit kuat, maka tugas pokok akan tercapai
dengan sendirinya. Prajurit yang melaksanakan tugas dengan tulus mengabdi, dengan
penuh pengharapan, karena hidup keluarganya sejahtera.

BAB VI
UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PRAJURIT KOREM 031/WB DALAM
RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK KOREM 031/WB

17. Umum
Hukum militer dibina dan dikembangkan oleh pemerintah untuk kepentingan
penyelenggaraan pertahanan Negara. Ketentuan apapun mengenai militer selalu dalam
rangka penyelenggaraan pertahanan Negara. 12 Ini merupakan letak politik TNI. Artinya
untuk penyelenggaraan tugas pokok TNI, selalu dapat diupayakan di bidang legislative.
Termasuk mengupayakan kesejahteraan prajurit TNI. Kesejahteraan bukan saja gaji, tapi
berupa pemeliharaan kesehatan, pemberian kaporlap.
Korem 031/WB sebagai kekuatan TNI di bidang teritorial, mempunyai kewajiban
yang sejalan dengan kebijakan pertahanan, dengan mendorong kecukupan kesejahteraan
para prajuritnya.

18. Tujuan
Sejalan dengan pernyataan undang-undang mengenai kesejahteraan, maka tujuan
akhirnya adalah pencapaian tugas pokok yang lebih efektif dan berdaya guna bagi
pembangunan nasional.

19. Metode

Metode komprehensif menyatakan bahwa pembinaan tenaga manusia dilakukan


secara menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi

12
Pasal 64 Undang Undang No 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia.
9

pembinaan tenaga manusia13. Ini berarti bahwa peningkatan kesejahteraan perlu


dikaitkan dengan faktor-faktor lainnya yaitu kemampuan dan batas kemampuan prajurit.
Metode integratif adalah pembinaan tenaga manusia memperhitungkan berbagai
kepentingan secara terpadu sesuai dengan tuntutan perkembangan organisasi. 14
Berdasarkan metode ini, maka latihan juga merupakan bentuk kesejahteraan prajurit.
Latihan yang cukup yang diberikan oleh satuan akan menghasilkan ketrampilan, sehingga
pada saat di medan pertempuran, perjuangannya tidak sia-sia.

20. Sarana dan Prasarana


Koperasi Korem 031/WB mampu mengelola lahan perkebunan sawit di daerah
pantai cermin. Lahan yang masih bermasalah tersebut, sambil menunggu penyelesaian
aspek hukumnya. Hotel yang ada di kawasan Korem merupakan asset bagi
kesejahteraan prajurit. Mess Korem juga bisa diberdayakan untuk kesejahteraan prajurit.
Prajurit dapat transit di mess, sehingga nyaman dalam melaksanakan tugas.

21. Upaya
Latihan adalah kesejahteraan prajurit. Dengan demikian pembinaan latihan harus
ditingkatkan. Prajurit harus memperoleh latihan yang cukup, sebagai bekal di medan
pertempuran yang sebenarnya. Terutama latihan menembak triwulan, sebaiknya
ditambah frekuensi dan butir munisinya. Kenaikan gaji berarti kenaikan kesejahteraan
prajurit. Penyusunan Job Description untuk meraih renumerasi merupakan upaya untuk
menyejahterakan prajurit. Prajurit diperbolehkan mencari usaha sampingan, seperti
mempunyai perkebunan sawit. Pemeliharaan ataupun pengobatan yang profesional
dari unit kesehatan juga merupakan kesejahteraan bagi prajurit. Perhatian pimpinan
adalah upaya termudah dalam memberikan kesejahteraan prajurit. Pemberian ucapan
selamat ulang tahun, meninggikan moril prajurit.

BAB VII
PENUTUP

13
Hal 15, Buku Petunjuk Induk tentang Personel, Disahkan dengan Surat Keputusan KASAD nomor Skep/496/XII/2004
Tanggal 27 Desember 2004.
14
Ibid
10

22. Kesimpulan
Dari pembahasan uraian di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
a. Kesejahteraan prajurit dijamin oleh Undang Undang TNI. Dalam teori
pembinaan personel, maka digunakan metode komprehensif dan metode
integrative.
b. Metode komprehensif berarti prajurit diberikan latihan baik latihan militer
yang cukup, maupun latihan budidaya kelapa sawit.
c. Metode integrative berarti prajurit dapat secara mandiri mengembangkan
kemampuannya diintegrasikan dengan pencapaian tugas pokoknya.

23. Saran
Dari kesimpulan yang diperoleh di atas, maka dapat dirumuskan beberapa saran
sebagai berikut:

a. Perbaiki sistim keuangan yang menggunakan otorisasi, karena tidak efektif


pelaksanaannya.

b. Perbanyak frekuensi latihan militer dari segi kuantitas maupun kualitas.

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT

PUSAT PENDIDIKAN HUKUM


11

UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PRAJURIT KOREM 031/WB


DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK KOREM 031/WB

Oleh :

Y. Catur S., SSi, S.H. Nosis 0911300

Selapakum
TA. 2009

You might also like