You are on page 1of 10

1

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI HUKUM KOREM 031/WB


DALAM MENDUKUNG TUGAS POKOK KOREM 031/WB

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
Sejak Tahun 2000 TNI melaksanakan penyesuaian doktrin dengan fungsinya
selaku alat pertahanan negara. Hasilnya diwujudkan dalam bentuk doktrin Kartika
Eka Paksi (TNI AD) bulan Desember 2001 dan doktrin Tri Dharma Eka Karma (TNI)
pada April 2007.1

Sejalan dengan doktrin TNI, maka beberapa organisasi menyesuaikan


dengan melakukan beberapa koreksi. Organisasi Korem mulai tahun 2008 telah
divalidasi berdasarkan Peraturan Kasad.2 Tugas Pokok Korem adalah
menyelenggarakan pembinaan kemampuan, kekuatan & gelar kekuatan,
menyelenggarakan binter untuk menyiapkan wilayah pertahanan di darat & menjaga
keamanan wilayah dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam. 3

Dengan demikian Korem menjadi organisasi terkecil yang mampu


menyelenggarakan pertempuran (kompartmen strategis). Karena fungsi utamanya
itu, maka perlu dukungan legalitas bagi setiap operasi yang dilaksanakan oleh
Korem. Untuk memenuhi hal itu, dibentuklah hukum korem dalam organisasi Korem,
terdiri dari perwira, bintara, tamtama dan PNS yang berjumlah tujuh orang.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud. Karangan militer ini disusun dengan maksud melatih
siswa selapa mampu menuangkan gagasan dan ide mengenai pemecahan
persoalan dalam pembinaan satuan.
b. Tujuan. Adapun tujuan penulisan karangan militer adalah siswa
mampu berpikir dan bertindak pada level golongan VI.
3. Ruling dan Tata Urut
1
Buku Putih Pertahanan Indonesia 2008, (disahkan dengan ‘Peraturan Menteri Pertahanan nomor :
Per/03/M/II/2008 , tanggal 18 Pebruari 2008), hal 109.
2
Perkasad Nomor Perkasad/17/IV/2008 tanggal 8 April 2008 tentang Organisasi dan Tugas Korem.
3
Idem.
2

BAB I Pendahuluan
BAB II Latar Belakang Pemikiran
BAB III Kondisi Organisasi Hukum Korem 031/WB Saat Ini
BAB IV Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
BAB V Kondisi Organisasi Hukum Korem 031/WB Yang Diharapkan
BAB VI Upaya Meningkatkan Kinerja Organisasi Hukum Korem 031/WB
BAB VII Penutup

4. Metode dan Pendekatan


Metode yang digunakan adalah deduktif, yaitu dengan menggeneralisir hasil
analisa dari hal khusus ke hal umum. Penulisannya deskriptif analitis.
Pengumpulan data melalui observasi. Pendekatan menggunakan yuridis sosiologis.

5. Pengertian-pengertian
a. Upaya adalah usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb) 4
b. Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang
sama.5

c. Korem merupakan badan pelaksana Kodam sbg sub kompartemen


strategis matra darat yg bersifat kewilayahan & berkedudukan langsung di
bawah pangdam.6

BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Umum
Korem merupakan pelaksana binter, yang tingkat interaksinya dengan
masyarakat formal maupun informal meningkat tahun demi tahun. Justeru di dalam
berinteraksi itulah akan memunculkan peristiwa-peristiwa hukum yang menjadi
kajian dari organisasi Hukum Korem.

4
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online
5
Kamus Wikipedia Bahasa Indonesia
6
Bujuk Induk Binter
3

7. Landasan Pemikiran
Organisasi Korem yang baru memuat organisasi Hukum Korem, yang
merupakan badan pelaksana korem, bertugas menyelenggarakan dukungan hukum,
bantuan hukum dan fungsi undang-undang. Organisasi hukum ini dimunculkan,
karena organisasi Kumdam7, yang merupakan superordinat, tidak optimal
melaksanakan fungsinya karena sebaran kasus yang luas dan anggaran yang
terbatas.8
Namun demikian pembentukan organisasi hukum di tingkat korem masih
dipandang setengah-setengah. Ini dapat dilihat dari segi jumlah personel, dibanding
balakrem yang lain dan kemampuan melayani hukum yang kompleks.

8. Landasan Konsepsional
Di samping secara kuantitas seperti dijelaskan di atas, organisasi Korem
mempunyai masalah secara kualitas. Jabatan Perwira Hukum, tidak umum
digunakan di corps lain. Balakrem yang lain dijabat seorang kepala, seperti
Kainfolahta, Kapenrem, Kajasrem, Kabintal, juga ada Kaajenrem. Ini berhubungan
juga dengan pembuatan surat keluar dalam rangka bantuan hukum. Apakah
Kumrem berhak mempunyai cap dalam kegiatan surat menyurat? Jabatan Paur
Undang/lahkara juga menimbulkan permasalahan tersendiri. Perwira Urusan
lazimnya dijabat seorang letnan, tetapi dalam orgas ini dijabat seorang Kapten. Ini
berhubungan dengan tunjangan jabatan yang diterima pejabat tersebut. 9
Dengan demikian struktur organisasi hukum korem masih menyisakan
beberapa persoalan, kualitas maupun kuantitasnya. Dengan memperbaiki
persoalan kualitas dan kuantitas tersebut, diharapkan akan mampu meningkatkan
kinerja organisasi hukum korem di masa yang akan datang.

BAB III
KONDISI ORGANISASI HUKUM KOREM 031/WB SAAT INI

7
Kep Kasad No 42/XI/2006 tanggal 27 Nopember 2006 tentang Organisasi dan Tugas Kumdam
8
Misalnya Kumdam I/BB cakupan kasus meliputi beberapa propinsi; Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,
yang ditopang oleh 5 korem.
9
Tunjangan jabatan Paur Undang/lahkara di Kumrem 074/Wrt adalah tunjangan jabatan letnan, sedang di
Kumrem 031/WB memperoleh tunjab Kapten.
4

9. Umum
Tiap-tiap Korem memiliki kondisi yang berbeda. Penanganan terhadap
permasalah hukum yang diajukan, bisa jadi tergantung kemampuan Perwira Hukum
yang menanganinya. Perwira Hukum menjadi satu satunya titik tolak bagi Komandan
Korem untuk mengambil kebijakan berkaitan dengan legalitas suatu kebijakan intern
ke dalam kehidupan prajurit maupun ektern ke masyarakat sosial luas.

10. Kondisi
Jika fungsi dukungan hukum dan undang undang masih dipandang mudah
dilakukan10, sebaliknya fungsi bantuan hukum sangat lemah dibanding fungsi
lainnya tersebut, dalam mendukung tugas pokok Korem.
Melalui Peraturan Kasad11, maka organisasi Korem mengalami validasi. Dan
sekarang merupakan masa transisi, itu berimplikasi terhadap kondisi baik personel,
materiil, dan sarana prasarana yang sangat minimal. Dari 7 peronel yang
seharusnya ada, saat ini baru terisi 2 personel, dimana jabatan Pakum masih belum
terisi. Ruangan juga masih belum terisi alsintor maupun alsatri.

11. Permasalahan
Sampai saat ini hukum korem belum maksimal dalam menyelenggarakan
fungsi bantuan hukum, dukungan hukum, dan perundang undangan. 12 Meskipun
organisasi baru, bukankah sudah melalui suatu kajian taktis dan teknis di tataran
kebijaksanaan maupun tataran operasional? Jadi perlu ada koreksi konstruktif
segera, untuk membangun organisasi hukum Korem yang kokoh, kualitas maupun
kuantitasnya.

BAB IV
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

10
Dukkum: memberi penyuluhan, pembekalan pasukan yang akan tugas operasi. Undang undang:
menyediakan dasar hukum bagi setiap keputusan Komandan dalam menyelenggarakan tugas pokoknya.
11
Perkasad Nomor Perkasad/17/IV/2008 tanggal 8 April 2008 tentang Organisasi dan Tugas Korem.
12
Misal kasus tanah seluas 917 hektar antara koperasi Korem 031/WB dengan kelompok tani beringin jaya,
yang sudah belasan tahun tidak terselesaikan.
5

12. Umum
Kinerja Hukum Korem dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan kualitas output dalam rangka mendukung tugas
pokok Korem.

13. Faktor Internal


a. Kekuatan
Perwira Hukum diisi oleh Perwira berkualifikasi Selapa, berada
pada struktur jabatan golongan VI. Ditambah lagi dengan kecabangan
dasar dan spesialisasi hukum. Sementara bintara dan tamtama
diambilkan dari kumdam setempat, yang tentunya mengerti dan
memahami bagaiman seluk beluk pelayanan hukum. Ini merupakan
kekuatan untuk meningkatkan organisasi hukum korem.
b. Kelemahan
1) Tingkat Kepercayaan Unsur Pimpinan
Pimpinan yang tidak mempunyai kepedulian atau ketertarikan
dengan hukum, menyebabkan minimnya dukungan materi dan
semangat juang. Ketidakpercayaan pimpinan terhadap semua
prosedur penyelesaian perkara hukum dapat menghambat kinerja
organisasi hukum.13
2) Tingkat Kepercayaan Anggota
Belum terbukanya anggota terhadap segala permasalahan yang
dialaminya, menjadi faktor yang melemahkan organisasi hukum
Korem.

14. Faktor Eksternal


a. Peluang
1). Semakin Banyak Masalah Hukum
Seiring dengan perkembangan reformasi, dimana di satu sisi
rakyat menjadi kuat, di sisi lain TNI tampak lemah, maka akan semakin
kuat dorongan bagi rakyat untuk menggugat setiap bentuk

13
Pernah terjadi di Kodam I/BB, di mana prosedur pemecatan anggota tidak sesuai dengan Bujuk yang berlaku,
sehingga anggota yang dirugikan melaporkan ke Ko Atas, dan keputusan pemecatan akhirnya dianulir.
6

ketidakpuasan yang muncul, khususnya mengenai materi


perdata/agraria. Banyaknya kasus yang masuk ke wilayah hukum
korem, akan melatih keterampilan beracara baik pidana maupun
perdata.
2) Renumerasi
Pada tahun ini format tugas dan jabatan di Lingkungan TNI AD
telah diedarkan dan dikerjakan dalam wacana pemberian renumerasi.
Hal ini didahului oleh Polri yang telah menyelesaikannya di awal tahun,
dengan menyewa lembaga swasta untuk mengerjakannya. Prinsip
renumerasi adalah pemberian reward kepada yang bekerja lebih, ini
tentunya akan memacu kinerja organisasi. 14

b. Kendala
1). Sebaran Kodim
Pengorganisasian Komponen Cadangan sampai dengan tahun
2029 diarahkan kepada terwujudnya satu Batalyon Cadangan di tiap
Kabupaten/Kota. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, dimulai
dari pembentukan satu Kompi Cadangan di tiap Kodim pada Tahap I,
kemudian dua Kompi pada Tahap II, dan 1 Batalyon pada Tahap III.
Pengisian struktur Komando di tiap Batalyon Cadangan dipegang oleh
personel Kowil.15
2). Sebaran Pengadilan Militer Dan Oditurat Militer
Geografi Dilmil dan Otmil yang jauh dari daerah pelayanan
hukum korem menjadi faktor penghambat kinerja korem. Untuk
memberikan bantuan hukum, tentu tidak hanya sekali dua kali saja
koordinasi ke pengadilan militer dan Oditurat Militer. Dari sisi Badan
peradilan militer, juga menyebabkan lamanya rantai komunikasi dalam
menyelenggarakan administrasi seperti penyampaian surat putusan 16,
pengiriman SPH ke Papera.

14
Amanat Undang-undang No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian bahwa sistem penggajian Pegawai Negeri adalah berdasarkan merit yang
disebutkan dlm pasal 7
15
Op., Cit. , hal 136
16
Putusan berkekuatan hukum tetap menurut Undang Undang, harus diberikan kepada Papera.
7

BAB V
KONDISI ORGANISASI HUKUM KOREM 031/WB YANG DIHARAPKAN

15. Umum
Dalam melaksanakan fungsi bantuan hukum, mengacu pada Undang Undang
Advokat, maka seorang perwira hukum untuk beracara di pengadilan harus
mempunyai gelar Sarjana Hukum.17

16. Kondisi
Organisasi Hukum Korem, di bawah supervisi Kumdam, yang mampu
melaksanakan ketiga fungsi utamanya, yaitu bantuan hukum, dukungan hukum, dan
perundang-undangan.18 Atensi Komandan Korem sebagai Papera maupun Prajurit
untuk menyelesaikan setiap masalah secara hukum. Kepercayaan anggota untuk
bisa menyelesaikan setiap perkara hukumnya melalui Korem. Terjalinnya kerjasama
dan koordinasi yang baik dengan unsur POM, dilmil, otmil, dan juga organisasi
lembaga masyarakat dengan Korem.
Hukum Korem mampu melaksanakan fungsinya, sehingga tugas pokok
Korem tercapai. Dalam hal Korem melaksanakan gelar pasukan, hukum korem
mampu memberi pembekalan hukum, berkaitan dengan legalitasnya suatu operasi
militer, ataupun perilaku pasukan dalam mematuhi hukum humaniter dan hukum
HAM. Dalam hal Korem mempunyai permasalahan pertanahan, maka hukum korem
mampu memberikan saran hukum sehingga langkah antisipatif maupun represif
dapat diambil. Demikian juga dengan permasalah pidana prajurit Korem, dapat
diselesaikan tepat waktu oleh Hukum Korem, sehingga kesejahteraan prajurit sesuai
bunyi undang undang19 dapat diberikan dengan benar.

BAB VI

17
Di Korem 031/Wirabima dalam beracara di Pengadilan Negeri Pekanbaru, pernah diwakilkan kepada yang
bukan Sarjana Hukum
18
Slide no 7 Paparan Asops Pada Rapim TNIAD Tahun 2009. Lanjutkan upaya penataan dan validasi organisasi
secara bertahap.
19
UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 50 ayat 2
8

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI HUKUM KOREM 031/WB

17. Umum
Pada tataran praktek, tiga fungsi hukum harus melekat pada organisasi
hukum korem. Segala upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi harus
berpangkal pada pemenuhan pelaksanaan fungsi yang optimal.

18. Tujuan
Segala upaya peningkatan organisasi harus berorientasi untuk memperoleh
kendali terhadap semua kegiatan fungsi hukum Korem, yang didukung oleh
Komandan Korem. Itu berarti semua peluang dan kekuatan Hukum korem
dikembangkan dengan cara koordinasi yang sinergis dengan institusi yang
berkompeten serta fungsi dan tugasnya.

19. Sasaran
Terwujudnya koordinasi komponen wilayah setempat, sehingga pelaksanaan
fungsi hukum korem dapat mendukung tugas pokok Korem.

20. Subyek
Seorang Pakum harus memenuhi syarat formal berupa Sarjana Hukum 20 dan
syarat materiil, mampu dan terampil dalam beracara baik di peradilan militer maupun
di peradilan sipil. Di samping hukum yang dipelajari untuk beracara di pengadilan
negeri, seorang Pakum juga harus mengerti hukum disiplin dan skep Kasad,
maupun bujuk bujuk TNI AD sebagai landasan hukum administrasi militer.

21. Obyek
Personel Kumrem berjumlah tujuh orang, terdiri dari dua perwira, tiga bintara,
satu tamtama, dan satu PNS jelas terlalu sedikit untuk menangani fungsi yang terlalu
besar. Dibanding dengan badan pelaksana korem yang lain.

22. Metode
20
UU No 18 Tahun 2003 tentang Advokat Pasal 3 ayat 1 huruf e.
9

Menempatkan personil hukum di Kodim kodim, sehingga dari segi dana dan
personel. Bahwa kodim tersebar ke daerah-daerah yang luas, mengakibatkan
cakupan layanan hukum menjadi luas. Mengikuti logika organisasi yang sekarang,
maka pakumrem perlu melakukan perjalanan puluhan kilometer ke kodim, tentu ini
bukan tanpa biaya. Pada saat yang sama Undang Undang menjamin bahwa
pelayanan hukum kepada prajurit itu gratis. Dua kepentingan yang berbeda ini dapat
dijembatani dengan menempatkan personel hukum di Kodim. Ini merupakan
generalisasi pembentukan kumrem, karena kumdam terlalu jauh.

23. Sarana dan Prasarana


Sarana prasarana perlu diadakan sesuai dengan TOP/DSPP. Bekerja efektif
memerlukan sarana seperti komputer, printer, data digital kompilasi perundang
undangan RI, buku-buku, dan juga prasarana seperti rumah dinas.

24. Upaya
Dari yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan upaya-upaya sebagai
berikut: mengukur efektifitas organisasi kumrem dengan mengambil sampel luar
jawa. Ini dikarenakan sebaran korem di luar jawa lebih representatif, dibanding
sebaran korem di Jawa. Menyarankan kepada tataran tingkat kebijaksanaan untuk
mengambil langkah menyusun reorganisasi hukum korem pada khususnya, dan
reorganisasi korem pada umumnya.

BAB VII
PENUTUP

25. Kesimpulan
Dari hal yang diuraikan di atas, kendala yang harus diatasi adalah dana dan
jumlah maupun kualitas organisasi Korem, maka perlu ditingkatkan efektifitas
organisasi hukum korem dalam pelaksanaan tugas-tugas korem, sebagai berikut:
10

a. Menurut Kualitasnya:
1) Perwira Hukum dijabat oleh seorang bergelar Sarjana Hukum
2) Anggota Hukum Korem juga perlu dimotivasi untuk semua
bergelar Sarjana Hukum
3) Organisasi Hukum Korem perlu dukungan dana yang cukup
untuk menggerakkan semua fungsinya.
b. Menurut Kuantitasnya:
1) Organisasi Hukum pada tingkat Korem perlu ditambah DSPP
nya.
2) Organisasi Hukum, dengan fungsi bantuan hukum, perlu
diperluas ke Kodim kodim, khususnya wilayah luar jawa yang sebaran
kasus hukumnya luas.

26. Saran
a. Mengenai jabatan sebaiknya menggunakan Kepala Hukum Korem,
atau Kakumrem untuk jabatan mayor, dan Kepala urusan Pengolahan
Perkara untuk jabatan Kapten.
b. Kumrem perlu diberi PPP21, untuk mendukung tugas-tugasnya,
sebagaimana balakrem yang lain, seperti Jasrem dan Penrem.
c. Untuk tingkat kodim perlu dibentuk perwira hukum untuk mengatasi
jauhnya layanan hukum Korem.

21
Sesuai teori Otorisasi dalam sistim anggaran Departemen Pertahanan, sebagai kepala hukum, bisa menerima
Perintah Pelaksanaan Program. (Lihat di Bahan Ajar Pengantar Kecabangan Keuangan).

You might also like