Professional Documents
Culture Documents
Tulisan ini akan memuat hasil penelitian terhadap isu feminis yang terkandung dalam sebuah
Dengan menggunakan kritik sastra feminis, penelitian ini akan mengungkap bagaimana elemen
intrinsik novel utamanya tema, plot, dan karakter memunculkan potret stereotipe perempuan dan
dominasi laki-laki di dua abad yang berbeda, yakni abad kesembilan belas dan abad kedua puluh.
Sebagai sebuah penelitian deskriptif, telah ditemukan bahwa perubahan zaman tidak serta merta
membuahkan perubahan signifikan ihwal stereotipe perempuan dan dominasi laki-laki. Sekalipun
ditemukan adanya pergeseran peran perempuan dimana perempuan pada abad keduapuluh diberi
kebebasan untuk berperan di domain publik, akan tetapi peran domestiknya tetap tidak boleh
dilepas, yakni sebagai ibu rumah tangga. Pun, dalam konteks cinta, perempuan masih ditilik
sebagai objek laki-laki, yang hanya dinilai dari segi kecantikan fisiknya saja. Sementara itu, laki-
laki di kedua abad tersebut digambarkan sebagai figur yang dominan dan superior, yang
memberikan proteksi terhadap perempuan dan menjadi pengatur dalam bidang sosial, ekonomi,
dan pendidikan.
Kata kunci: ideologi patriarki, stereotipe, gender, peran domestik/tradisional, peran publik
Pendahuluan
Latar Belakang
Sherry (1988: 1) mengemukakan bahwa di semua budaya yang kita kenal, kehidupan dan pengalaman laki-
laki dan perempuan ternyata berbeda dalam banyak hal. Fenomena ini disebabkan oleh hadirnya sebuah
konstruk sosial yang secara nyata berkiblat pada ideologi patriarki. Ideologi ini mensyaratkan adanya
1 Eri Kurniawan adalah staf edukatif yang menjadi calon pegawai negeri sipil di Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan
Indonesia. Tinggal di Jln. Setiabudhi Gg. Abah Jangkung No. 44 Rt 05/03 Ledeng Bandung 40143.
Bisa dikontak melalui eri_kurniawan@upi.edu
1
pengendalian kekuasaan atau dominasi oleh laki-laki serta stereotipe peran
perempuan.
Ideologi patriarki telah lama menjadi fondasi konstruk sosial kita. Kaum laki-laki mewarisi
sebuah tatanan sosial dimana mereka mendominasi ruang kekuasaan dan kewenangan. Sehingga aktivitas-
aktivitas sosial selalu dikaitkan dengan tindakan mereka. Nosi inilah yng menimbulkan diskriminasi dan
ketidakadilan atau bahkan penindasan terhadap kaum perempuan dalam masyarakat. Kehidupan,
pengalaman, dan nilai-nilai yang diyakini perempuan dianggap marginal sementara pengalaman laki-laki
bahasa yang senantiasa mengiringi dinamika kehidupan laki-laki dan perempuan. Faruk (1997: 33-34)
menggambarkan stereotipe ini sebagai hantu yang selalu menampakkan dirinya dalam bentuk kamuflase
yang didasarkan pada situasi. Sebagai alat untuk mereproduksi stereotipe, bahasa mengalami proses yang
berkelanjutan yang melakukan “aksi gender” dalam beragam latar interaksi antara laki-laki dan
perempuan.
Oleh karenanya, sastra pun terkena imbasnya. Prosa sebagai salah satu genre sastra, menurut
Aristiarini (1998: xix), sering kali mengangkat konflik yang bias gender—sebuah konstruk sosial dan
kodifikasi perbedaan jenis kelamin yang dikaitkan dengan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan.
Sastra, pada gilirannya, menjadi kamuflase kekuasaan yang dominan dan bahkan menjelma menjadi
kekuatan terselubung yang mereproduksi bias gender. Dalam banyak karya sastra, misalnya, sistem nilai
yang berlaku untuk perempuan seperti sentimentalitas, perasaan dan spiritualitas masih dianggap marginal
dan tersubordinasi. Perempuan hampir selalu diilustrasikan sebagai karakter yang perlu dilindungi dan
Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada tahun 1960an mengungkap bahwa sebagian besar
karya sastra kanonikal adalah karya laki-laki. Karya sastra oleh dan tentang perempuan begitu diremehkan
dan diabaikan karena hanya mengangkat masalah perasaan dan kehidupan pribadi. Sebagaimana yang
2
diutarakan oleh Virginia Woolf dalam “A Room of One’s Room” (1929) bahwa
penilaian umum terhadap karya sastra adalah “This is an important
book...because it deals with war. This is an insignificant book because it deals
with the feeling of women in drawing room.”
Inilah yang melatari mengapa penelitian ini mengkaji isu feminisme dalam novel karya
perempuan dengan menggunakan kacamata kritik sastra feminis. Novel “Out of Time” karya Cooney ini
merupakan novel fiksi romantik yang menceritakan kisah cinta sebuah pasangan yang berasal dari dua
abad berbeda, abad kesembilan belas dan abad kedua puluh. Novel ini mengangkat representasi ideologi
patriarki dan stereotipe peran perempuan di masyarakat Manhattan. Perbedaan latar waktu tentu
menyebabkan perbedaan peran gender. Tapi yang menarik adalah adanya kesamaan di kedua abad tersebut
dimana peran laki-laki di domain publik dan perempuan di domain domestik masih tetap melekat di
masyarakat.
Seperti yang dijelaskan dimuka bahwa ideologi patriarki yang menjadi fondasi konstruk sosial kita ternyata
termanifestasikan dalam bahasa dan sastra. Novel sebagai salah satu bagian dari karya sastra, menampilkan
cerita dan karakter yang secara tidak langsung mewakili fenomena kehidupan nyata. Artinya, sangat
dimungkinkan bahwa novel menjadi representasi ideologi tersebut. Penelitian ini dimaksudkan untuk
menguak atau mengungkap representasi ideologi patriarki yang tertuang dalam sebuah novel.
Di samping itu, sebagaimana dikemukakan oleh Sherry (1988) bahwa karya sastra perempuan
selalu dinilai ‘sempit’ atau ‘khusus’ yang seringkali menampilkan gambaran kehidupan, gagasan dan
emosi perempuan. Sementara dalam karya sastra laki-laki, karakter perempuan hampir selalu diposisikan
dalam hubungannya dengan laki-laki dalam konteks cinta dan seksualitas. Oleh karenanya, yang dijadikan
objek penelitian adalah sebuah novel karya perempuan agar diperoleh bukti kongkret ihwal bagaimana
Sofia, Adib dan Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra: Menguak Citra
Perempuan dalam Layar terkembang. Bandung: Penerbit Katarsis.
Storey, John. 2001. Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction, 3rd
Edition. Great Britain: Henry King Ltd.
Sugihastuti. 2002. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Sugihastuti dan Suharto. 2002. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Wood, Julia T. 1993. Gendered Lives: Communication, Gender, adn Culture.
California: Wadsworth Publishing Company