You are on page 1of 6

SISTEM TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL

Tujuan : 1. menjelaskan Sistem transport makromolekul dan partikel


3. mampu membedakan transport aktif dan pasif
4. mampu menjelaskan mekanisme endositosis
Materi
Membran sel merupakan pembatas antara intra dengan ekstraseluler.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion
secara dua arah. Sifat permeabilitas dari membran sel ini memungkinkan molekul
yang penting seperti ion, oksigen, air, glukosa, asam amino dan asam lemak-
gliserol dapat mudah masuk ke dalam sel, sedangkan senyawa kimia hasil
metabolisme sel tetap berada dalam sel dan senyawa yang tidak diperlukan oleh
sel akan meninggalkan sel. Dengan demikian permiabilitas selektif dari membran
sel memungkinkan sel dapat memelihara lingkungan internalnya.
Kita dapat mulai meninjau beberapa prinsip umum transportasi di seluruh
membran, antara lain tentang struktur membran sel dan mekanismenya terkait
lalu lintas ion dan senyawa organik, suatu mekanisme khusus bagi transportasi
suatu molekul polar dengan ukuran besar.
Tranportasi lewat membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
transpor pasif bagi molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa
mekanisme khusus, dan transpor aktif bagi molekul yang membutuhkan
mekanisme khusus.

A. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan
perbedaan gradien konsentrasinya, yaitu molekul berpindah dari konsentrasinya
yang tinggi ke konsentrasi rendah dan tidak ada energi metabolik yang terlibat.
Transpor pasif meliputi difusi, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari
transpor pasif..

a). Difusi

Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke


konsentrasi rendah dan semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin
cepat laju difusinya dan akan terhenti setelah tercapai kesetimbangan gradient.
Molekul polar hidrofobik merupakan molekul yang lebih cepat berdifusi melintasi
bilayer fosfolipid misalnya diethylurea, demikian pula molekul non polar misalnya
O2 dan molekul polar yang tidak bermuatan misalnya CO2.

Gambar 3 : Permeabilitas membran fosfolipid terhadap macam-macam molekul.


Membran fosfolipid permeabel terhadap molekul kecil hidrofobik dan
molekul polar tidak bermuatan, sedikit terhadap air dan urea. Dan tidak
permeabel terhadap molekul besar dan ion (Dikutip dari

b). Difusi terfasilitasi

Difusi ini difasilitasi oleh protein yang tersusun dalam bentuk saluran
(protein trans membran) dan carrier protein yang merupakan protein pembawa.
Difusi melalui protein transmembran sering digunakan oleh sel-sel syaraf untuk
perpindahan ion Na+ dan K+ serta ion-ion seperti Cl-,Ca2+ dan HCO3-
Protein pembawa (carrier protein) memiliki permukaan spesifik untuk ion,
glukosa dan asam amino sehingga masing-masing senyawa tersebut dapat
berikatan. Difusi melalui protein pembawa dapat terjadi beberapa macam
sebagai berikut, (1) uniport, terjadi kalau protein pembawa hanya mengikat satu
macam ion, misal glukosa ekstraseluler yang relatif tinggi maka lintasannya
menggunakan cara ini (2) kotransport, terjadi jika protein pembawa mengikat
sepasang ion. Kotransport ada dua macam yaitu pertama, simport, jika transpor
memindahkan dua macam ion kearah yang sama, misalnya glukosa ekstraseluler
dengan konsentrasi rendah akan terikat ke sisi protein pembawa dan masuk ke
dalam sel bersama dengan Na+, kedua dengan cara antiport, jika transpor
memindahkan dua macam ion yang terikat pada protein pembawa dan
berpindah dengan arah berlawanan. Contoh antiport adalah “chloride-
- -
bicarbonate exchanger” yaitu pertukaran ion Cl dengan ion HCO3 .

Gambar 4 : Diagram komparasi tranportasi melalui protein pembawa (carrier protein)


(dikutip dari Lodish et al.,, 2004)

C. Transpor Aktif

Transport aktif merupakan suatu cara pemindahkan molekul ataupun ion


dari gradien konsentrasi rendah menuju gradient konsentrasi tinggi dengan
menggunakan energy, selain itu juga membutuhkan bantuan dari carrier protein
dan saluran protein. Energi yang digunakan dalam pemindahan molekul
tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP seperti yang dipergunakan
sewaktu pemindahan molekul Na+ dan K+ (pompa Na+ dan K+).
Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na+ 10 kali lebih
tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K+ lebih rendah di dalam
sel dari pada di luar sel. Kalau konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+
perlu dikeluarkan, maka diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar dengan
cara Na+ akan terikat pada sisi spesifik pada saluran protein, sehingga
menyababkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan
suatu perubahan pada konformasi saluran protein berakibat Na+ yang terikat
bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ pada protein saluran
sehingga Na+ terlepas. Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K+
mengalami afinitas di bagian sisi protein saluran, terjadi stimulus defosforilasi
berakibat perubahan konformasi saluran protein sehingga terjadi gerakan yang
menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran protein memiliki tiga
tempat spesifik untuk ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus
transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul
ATP yang terhidrolisa.

+ +
Gambar 5 : Model pompa Na dan K (dikutip dari Cooper et al., 2009)

Dari penjelasan diatas tampak bahwa pompa Na+- K+ berperan untuk


kestabilan gradien konsentrasi Na+- K+ hal ini dapat ditunjukkan pada rambatan
signal elektrik pada sel saraf dan otot. Selain itu pompa Na+- K+ berfungsi juga
untuk menggerakkan transpor aktif dari molekul lainnya, dan juga untuk
memelihara keseimbangan osmosis (osmotic balance) dan volume sel.
Transpor aktif juga memindahkan mikromolekul yang berada di daerah
lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam amino berkonsentrasi
rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak
menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien
Na+. Konsentrasi Na+ ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,
sehingga terjadi perpindahan ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan
bagian sisi protein saluran, selanjutnya diikuti oleh glukosa yang berikatan
dengan protein saluran yang sama tetapi pada sisi yang lain. Transpor seperti ini
disebut transpor aktif sekunder.
Gambar 6 : Transpor aktif glukosa. Transpor aktif ini digerakkan oleh gradien
Na+. Setiap terjadi transpor aktif, tranporter (protein saluran) akan
+
mengikat 2 ion Na dan 1 molekul glukosa dan bergerak ke dalam
sel usus(dikutip dari Cooper et al., 2009)

Bagaimana dengan lintasan makromolekul lewat membran sel?


Bagaimana sel menghadapi makromolekul misalnya bakteri yang ada di
ekstraseluler? Sel akan melakukan endositosis, yaitu tranpor makromolekul ke
dalam sel dengan cara membentuk vesikula yang bersifat ingested material
kearah luar melingkupi makromolekul dan selanjutnya vesikula dilepas ke dalam
sel dan makromolekul dicernakan.
Terdapat dua macam endositosis, pertama fagositosis dan pinositosis,
beda keduanya adalah ukuran diameter vesikula yang berisi partikel yang masuk
ke dalam sel. Pada fagositosis molekul yang masuk ke dalam sel berukuran
besar diperlihatkan oleh ukuran diameter vesikula yaitu ˃0,25 µm, vesikula
seperti ini disebut fagosom. Ukuran vesikula lainnya adalah ˃150 nm dan
umumnya berupa cairan (fluida) dan disebut pinosom.

Sel hewan yang mengadakan fagositosis umumnya makromolekulnya

berupa bakteri, dan debris sel. Terjadi ikatan antara partikel tersebut dengan
reseptor pada permukaan sel, yang merangsang terbentuknya pseudopodia
merupakan hasil gerakan dari aktin disekitar membran sel. Pseudopodia
mengelilingi partikel dan berlanjut pada meleburnya membran sel dan
membentuk suatu vesikula yang disebut fagosom. Di dalam sitoplasma fagosom
bergabung dengan lisosom yang selanjutnya terjadi ingested partikel oleh asam
hidrolase yang dihasilkan oleh lisosom.

Gambar 7 : Fagositosis sel terhadap bakteri. Ikatan bakteri dengan reseptor di


permukaan sel merupakan stimulus terbentuknya pseudopodia yang
selanjutnya melingkupi bakteri (dikutip dari Tortora et al.,2004)

Selain endositosis, ada pula yang disebut eksositosis. Prinsip


eksositosis adalah transpor makromolekul dari dalam sel ke arah ekstraseluler.

Pertanyaan :

1. Apakah yang dimaksud dengan difusi yang difasilitasi, apa perbedaannya


dengan difusi sederhana?

2. Apakah yang dimaksud dengan protein trans membran? Peranannya


terdapat pada berbagai jenis mekanisme transpor. Jelaskan mekanisme
transpor apa saja yang menggunakan fasilitas trans membran ?

3. Apakah perbedaan transpor aktif primer dengan sekunder?

4. Transpor membran pada makromolekul tidak hanya secara endositosis


tetapi juga eksositosis. Apakah perbedaan antara keduanya?

You might also like