Professional Documents
Culture Documents
Kongestif
Jantung mempunyai dua atria atau serambi-serambi (atrium kanan dan atrium kiri) yang
membentuk kamar-kamar jantung bagian atas, dan dua ventricles atau bilik-bilik
(ventricle kiri dan ventricle kanan) yang membentuk kamar-kamar jantung bagian bawah.
Ventricle-ventricle adalah kamar-kamar yang berotot yang memompa darah ketika otot-
otot berkontraksi (kontraksi dari otot-otot ventricle disebut systole).
Penyebab-penyebab yang kurang umum termasuk infeksi-infeksi virus dari kekakuan otot
jantung, penyakit-penyakit tiroid, penyakit-penyakit irama jantung, dan banyak lain-
lainnya.
Harus juga dicatat bahwa pada pasien-pasien dengan penyakit jantung yang
mendasarinya, meminum obat-obat tertentu dapat menjurus pada perkembangan atau
perburukan dari gagal jantung kongestif. Ini terutama benar untuk obat-obat yang dapat
menyebabkan penahanan sodium atau mempengaruhi kekuatan dari otot jantung. Contoh-
contoh dari obat-obat seperti itu adalah obat-obat anti-peradangan nonsteroid yang umum
digunakan (NSAIDs), yang termasuk ibuprofen (Motrin dan lain-lainnya) dan
naproxen (Aleve dan lain-lainnya) serta steroid-steroid tertentu, beberapa obat diabetes,
dan beberapa calcium channel blockers.
• Gejala awal dari gagal jantung kongestif adalah kelelahan. Sementara kelelahan
adalah indikator yang sensitif dari kemungkinan gagal jantung kongestif yang
mendasarinya, ia adalah jelas gejala yang tidak spesifik yang mungkin disebabkan
oleh banyak kondisi-kondisi lain. Kemampuan seseorang untuk berolahraga
mungkin juga berkurang. Pasien-pasien mungkin bahkan tidak merasakan
pengurangan ini dan mereka mungkin tanpa sadar mengurangi aktivitas-aktivitas
mereka untuk mengakomodasikan keterbatasan ini.
• Ketika tubuh menjadi terlalu terbebani dengan cairan dari gagal jantung kongestif,
pembengkakan (edema) dari pergelangan-pergelangan kaki dan kaki-kaki atau
perut mungkin tercatat.
• Sebagai tambahan, cairan mungkin berakmulasi dalam paru-paru, dengan
demikian menyebabkan sesak napas, terutama selama olahraga/latihan dan ketika
berbaring rata. Pada beberapa kejadian-kejadian, pasien-pasien terbangun di
malam hari, megap-megap untuk udara.
• Beberapa mungkin tidak mampu untuk tidur kecuali duduk tegak lurus.
• Cairan ekstra dalam tubuh mungkin menyebabkan kencing yang meningkat,
terutama pada malam hari.
• Akumulasi dari cairan dalam hati dan usus-usus mungkin menyebabkan mual,
nyeri perut, dan nafsu makan yang berkurang.
Sejarah menyeluruh pasien mungkin menyingkap kehadiran dari satu atau lebih dari
gejala-gejala gagal jantung kongestif yang digambarkan diatas. Sebagai tambahan,
sejarah dari penyakit arteri koroner yang signifikan, serangan jantung sebelumnya,
hipertensi, diabetes, atau penggunaan alkohol yang signifikan dapat menjadi petunjuk-
petunjuk.
Pemeriksaan fisik difokuskan pada pendeteksian kehadiran cairan ekstra dalam tubuh
(suara-suara napas, pembengkakan kaki, atau vena-vena leher) serta pengkarakteristikan
yang hati-hati kondisi dari jantung (nadi, ukuran jantung, suara-suara jantung, dan
desiran-desiran atau murmurs).
Tes-tes diagnostik yang bermanfaat termasuk electrocardiogram (ECG) dan x-ray dada
untuk menyelidiki kemungkinan serangan-serangan jantung sebelumnya, arrhythmia,
pembesaran jantung, dan cairan didalam dan sekitar paru-paru. Mungkin tes diagnostik
tunggal yang paling bermanfaat adalah echocardiogram, dimana ultrasound digunakan
untuk mencitrakan (image) otot jantung, struktur-struktur klep, dan pola-pola aliran
darah. Echocardiogram adalah sangat bermanfaat dalam mendiagnosa kelemahan otot
jantung. Sebagai tambahan, tes dapat menyarankan kemungkinan penyebab-penyebab
untuk kelemahan-kelemahan otot jantung (contohnya, serangan jantung sebelumnya, dan
kelainan-kelainan klep yang parah). Hampir semua pasien-pasien padanya diagnosis dari
gagal jantung kongestif dicurigai harus idealnya menjalankan echocardiography pada
awal penilaian mereka.
Studi-studi medis nuklir menilai kemampuan memompa keseluruhan dari jantung dan
memeriksa kemungkinan dari aliran darah yang tidak cukup ke otot jantung. Kateterisasi
jantung mengizinkan penggambaran (visualisasi) arteri-arteri ke jantung dengan
angiography (menggunakan zat pewarna didalam pembuluh-pembuluh darah yang dapat
dilihat menggunakan metode-metode x-ray). Selama kateterisasi tekanan didalam dan
sekitar jantung dapat diukur dan performa (prestasi) jantung dinilai. Pada kasus-kasus
yang jarang, biopsi dari jaringan jantung mungkin direkomendasikan untuk mendiagnosa
penyakit-penyakit spesifik. Biopsi ini dapat seringkali dilaksanakan melalui penggunaan
alat kateter khusus yang dimasukan kedalam vena dan dimaneuver kedalam sisi kanan
jantung.
Tes diagnostik yang bermanfaat lainnya adalah tes darah yang disebut BNP atau tingkat
brain natriuretic peptide. Tingkat ini dapat bervariasi dengan umur dan jenis kelamin
namun secara khas meningkat dari gagal jantung dan dapat membantu dalam diagnosis,
dan dapat bermanfaat dalam mengikuti respon pada perawatan dari gagal jantung
kongestif.
Sampai akhir-akhir ini, pilihan dari obat-obat yang tersedia untuk perawatan gagal
jantung kongestif terbatasnya membuat frustrasi dan terfokus terutama pada mengontrol
gejala-gejala. Obat-obat sekarang telah dikembangkan yang melakukan kedua-duanya
yaitu memperbaiki gejala-gejala, dan yang penting, memperpanjang kelangsungan hidup.
ACE inhibitors telah digunakan untk perawatan hipertensi lebih dari 20 tahun. Kelompok
obat-obat ini juga telah dipelajari secara ekstensif dalam merawat gagal jantung
kongestif. Obat-obat ini menghalangi pembentukan dari angiotensin II, hormon dengan
banyak efek-efek merugikan yang potensial pada jantung dan sirkulasi pada pasien-
pasien dengan gagal jantung. Pada berbagai studi-studi dari ribuan pasien-pasien, obat-
obat ini telah menunjukan perbaikan gejala-gejala yang luar biasa pada pasien-pasien,
pencegahan dari perburukan klinis, dan perpanjangan dari kelangsungan hidup. Sebagai
tambahan, mereka baru-baru ini telah ditunjukan mencegah perkembangan dari gagal
jantung dan serangan-serangan jantung. Kekayaan dari bukti yang mendukung
penggunaan dari agen-agen ini pada gagal jantung adalah begitu kuat sehingga ACE
inhibitors harus dipertimbangkan pada semua pasien-pasien dengan gagal jantung,
terutama mereka yang dengan kelemahan otot jantung.
Efek-efek sampingan yang mungkin dari obat-obat ini termasuk:
Jika digunakan secara hati-hati dengan pengamatan yang tepat, bagaimanapun, mayoritas
dari pasien-pasien gagal jantung kongestif mentolerir obat-obat ini tanpa persoalan-
persoalan yang signifikan. Contoh-contoh dari ACE inhibitors termasuk:
• captopril (Capoten),
• enalapril (Vasotec),
• lisinopril (Zestril, Prinivil),
• benazepril (Lotensin), dan
• ramipril (Altace).
Untuk pasien-pasien yang tidak mampu untuk mentolerir ACE inhibitors, kelompok
alternatif dari obat-obat, yang disebut angiotensin receptor blockers (ARBs), mungkin
digunakan. Obat-obat ini bekerja pada jalur hormon yang sama seperti ACE inhibitors,
namun sebagai gantinya menghalangi aksi dari angiotensin II pada tempat reseptornya
secara langsung. Studi awal yang kecil dari salah satu dari agen-agen ini menyarankan
manfaat kelangsungan hidup yang lebih besar pada pasien-pasie gagal jantung kongestif
yang lebih tua dibandingkan dengan ACE inhibitor. Bagaimanapun, studi follow-up yang
lebih besar gagal untuk menunjukan keunggulan dari ARBs atas ACE inhibitors. Studi-
studi lebih jauh sedang dalam perjalanan untuk menyelidiki penggunaan dari agen-agen
ini pada gagal jantung kongestif kedua-duanya yaitu sendirian dan dalam kombinasi
dengan ACE inhibitors.
Efek-efek sampingan yang mungkin dari obat-obat ini adalah serupa pada yang
berhubungan dengan ACE inhibitors, meskipun batuk keringnya jauh kurang umum.
Contoh-contoh dari kelompok obat-obat ini termasuk:
• losartan (Cozaar),
• candesartan (Atacand),
• telmisartan (Micardis),
• valsartan (Diovan), dan
• irbesartan (Avapro).
Beta-blockers
• penahanan cairan,
• tekanan darah rendah,
• nadi yang rendah, dan
• kelelahan keseluruhan dan kepala-kepala yang enteng.
Digoxin
Digoxin (Lanoxin) telah digunakan dalam perawatan dari gagal jantung kongestif
beratus-ratus tahun. Ia dihasilkan secara alamiah oleh tanaman berbunga foxglove.
Digoxin menstimulasi otot jantung untuk berkontraksi lebih kuat. Ia juga mempunyai
aksi-aksi lain, yang tidak dimengerti sepenuhnya, yang memperbaiki gejala-gejala gagal
jantung kongestif dan dapat mencegah lebih jauh gagal jantung. Bagaimanapun, studi
yang diacak dalam skala besar gagal untuk menunjukan efek mana saja dari digoxin atas
kematian.
Diuretics
Diuretics adalah seringkali komponen yang penting dari perawatan gagal jantung
kongestif untuk mencegah atau mengurangi gejala-gejala dari penahanan cairan. Obat-
obat ini membantu menahan pembetukan cairan dalam paru-paru dan jaringan-jaringan
lain dengan memajukan aliran dari cairan melalui ginjal-ginjal. Meskipun mereka efektif
dalam membebaskan gejala-gejala seperti sesak napas dan pembengkakan kaki, mereka
telah tidak ditunjukan berdampak secara positif pada kelangsungan hidup jangka panjang.
Meskipun demikian, diuretics tetap kunci dalam mencegah perburukan dari kondisi
pasien dengan demikian keperluan opname rumah sakit. Ketika opname rumah sakit
diperlukan, diuretics seringkali dimasukan secara intravena karena kemampuan untuk
menyerap diuretics oral mungkin terganggu, ketika gagal jantung kongestifnya parah.
Efek-efek sampingan yang potensial dari diuretics termasuk:
• dehidrasi,
• kelainan-kelainan elektrolit,
• tingkat-tingkat potassium yang sangat rendah,
• gangguan-gangguan pendengaran, dan
• tekanan darah rendah.
• furosemide (Lasix),
• hydrochlorothiazide (Hydrodiuril),
• bumetanide (Bumex),
• torsemide (Demadex),
• spironolactone (Aldactone), and
• metolazone (Zaroxolyn).
Dengan ketersediaan dari obat-obat baru yang berpotensi untuk mempengaruhi secara
menguntungkan kemajuan dari penyakit, prognosis pada gagal jantung kongestif
umumnya adalah lebih menguntungkan daripada yang diamati 10 tahun yang lalu. Pada
beberapa kasus-kasus, terutama ketika disfungsi otot jantung telah berkembang baru-baru
ini, perbaikan secara spontan yang signifikan bukannya tidak biasa diamati, bahkan ke
titik dimana fungsi jantung menjadi normal.
Hal yang penting pada gagal jantung kongestif adalah risiko gangguan-gangguan irama
jantung (arrhythmias). Dari kematian-kematian yang terjadi pada pasien-pasien dengan
gagal jantung kongestif, kira-kira 50% berhubungan dengan gagal jantung yang profresif.
Penting, setengahnya diperkirakan berhubungan dengan aritmia-aritmia yang serius.
Kemajuan utama adalah penemuan bahwa penempatan yang bukan operasi dari
cardioverter/defibrillators automatik yang dapat ditanamkan atau automatic implantable
cardioverter/defibrillators (AICD) pada pasien-pasien dengan gagal jantung kongestif
yang parah (ditentukan oleh fraksi ejeksi atau ejection fraction dibawah 30%-35%) dapat
secara signifikan memperbaiki kelangsungan hidup, dan telah menjadi standar dari
perawatan pada kebanyakan pasien-pasien seperti ini.
http://www.totalkesehatananda.com/congestiveheart1.html
DEFINISI Serangan Jantung (infark miokardial) adalah suatu keadaan dimana secara
tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan
otot jantung ) mati karena kekurangan oksi[...]
http://www.lenterabiru.com/tag/miokardiak-infark
DEFINISI
Serangan Jantung (infark miokardial) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba
terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot
jantung (miokardium) mati karena kekurangan oksigen.
Proses iskemik miokardium lama yang mengakibatkan kematian (nekrosis) jaringan otot
miokardium tiba-tiba.
ETIOLOGI
Serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan
terbatasnya atau terputusnya aliran darah ke suatu bagian dari jantung. Jika terputusnya
atau berkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan
jantung akan mati.
DIAGNOSA
Pada EKG terdapat elevasi segmen ST diikuti dengan perubahan sampai inverse
gelombang T, kemudian muncul peningkatan gelombang Q minimal di dua sadapan.
Peningkatan kadar enzim atau isoenzim merupakan indikator spesifik infark miokard
akut, yaitu kreatinin fosfikinase (CPK/CK), SGOT, laktat dehidrogenase (LDH), alfa
hidrokasi butirat dehidrogenase (?-HBDH) troponin T, dan isoenzim CPK MP atau
CKMB. CK meningkat dalam 4-8 jam, kemudian kembali normal setelah 48-72 jam.
Tetapi enzim ini tidak spesifik karena dapat disebabkan penyakit lain, seperti penyakit
muskular, hipotiroid, dan strok. CKMB lebih spesifik, terutama bila rasio CKMB : CK >
2,5 % namun nilai kedua-duanya harus meningkat dan penilaian dilakukan secara serial
dalam 24 wad pertama. CKMB mencapai puncak 20 wad setelah infark. Yang lebih
sensitif adalah penilaian rasio CKMB2 : CKMB1 yang mencapai puncak 4-6 wad setelah
kejadian. CKMB2 adalah enzim CKMB dari miokard, yang kemudian diproses oleh
enzim karboksipeptidase menghasilkan isomernya CKMB1. Dicurigai bila rasionya >
1,5, SGOT meningkat dalam12jam pertama, sedangkan LDH dalam 24 wad pertama.
Cardiac specific troponin T (cTnT) dan Cardiac specific troponin I (cTnI) memiliki
struktur asam amino berbeda dengan yang dihasilkan oleh otot rangka. Enzim cTnT tetap
tinggi dalam 7-10 hari, sedangkan cTnI dalam 10-14 hari.
Reaksi nonspesifik berupa leukositosis plimorfonuklear (PMN) mencapai 12.000-15.000
dalam beberapa wad dan bertahan 3-7 hari. Peningkatan LED terjadi lebih lambat,
mencapai puncaknya dalam 1 minggu, dan dapat bertahan 1-2 minggu.
Pemeriksaan radiologi berguna bila ditemukan adanya bendungan paru (gagal jantung)
atau kardiomegali. Dengan ekokardiografi 2 dimensi dapat ditentukan daerah luas infark
miokard akut fungsi pompa jantung serta komplikasi.
PENATALAKSANAAN
1.Istirahat total.
2.Diet makanan lunak/saring serta rendah garam (bila gagal jantung).
3.Pasang infus dekstrosa 5% untuk persiapan pemberian obat intravena.
4.Atasi nyeri :
a.Morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im, bisa diulang-ulang.
b.Lain-lain : nitrat, antagonis kalsium, dan beta bloker.
c.oksigen 2-4 liter/menit.
d.sedatif sedang seperti diazepam 3-4 x 2-5 mg per oral. Pada insomnia dapat ditambah
flurazepam 15-30 mg.
5.Antikoagulan :
a.Heparin 20.000-40.000 U/24 wad iv tiap 4-6 wad atau drip iv dilakukan atas indikasi
b.Diteruskan asetakumoral atau warfarin
c.Streptokinase / trombolisis
6.Pengobatan ditujukan sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh darah
koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan sebelum dibawa ke rumah
sakit. Dengan trombolisis, kematian dapat diturunkan sebesar 40%.
PROGNOSIS
Tiga faktor penting yang menentukan indeks prognosis, yaitu potensi terjadinya aritmia
yang gawat, potensi serangan iskemia lebih jauh, dan potensi pemburukan gangguan
hemodinamik.
Sebagian besar penderita yang bertahan hidup selama beberapa hari setelah serangan
jantung dapat mengalami kesembuhan total; tetapi sekitar 10% meninggal dalam waktu 1
tahun. Kematian terjadi dalam waktu 3-4 bulan pertama, terutama pada penderita yang
kembali mengalami angina, aritmia ventrikuler dan gagal jantung.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama. Media
Aesculapius FKUI : Jakarta.
medicastore.com
Yayasan Jantung Indonesia online
http://www.lenterabiru.com/2009/01/acute-miocard-infark-ami.htm