You are on page 1of 49

UNIT MIKRO BANKING PT.

BANK MANDIRI (Persero)


Tbk.

Yogya, KU

Sesuai keputusan Direksi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.


terhitung akhir bulan Maret 2005, telah dibuka unit baru yaitu
Mikro Banking di wilayah Yogyakarta dan Solo. Unit Mikro
Banking bertujuan untuk menyalurkan Kredit Usaha Mikro guna
membiayai kegiatan investasi, modal kerja dan konsumsi usaha
kecil dan usaha rumah tangga dan diberikan kepada debitur/calon
debitur perorangan, badan usaha maupun kelompok-kelompok
usaha, dengan limit sampai dengan Rp.100 juta.

Untuk wilayah Yogyakarta, ada 5 unit Mikro yang dibuka yaitu di


Bank Mandiri Hub. Yogyakarta Sudirman, Cabang Diponegoro,
Cabang Adisucipto, Cabang Katamso dan Cabang Yogyakarta
UGM. Untuk cabang UGM, unit Mikro terletak di dalam
lingkungan kampus Universitas Gadjah Mada, beralamat di PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Yogyakarta UGM, Jl.
Kaliurang Sekip Blok L-6 Yogyakarta, telp. 0274-521136, dan fax
0274-543031.

Sesuai dengan peruntukkannya, maka keuntungan Kredit Usaha


Mikro antara lain :

- Suku bunga bersaing.

- Proses cepat dan mudah, maksimal 5 hari kerja.

- Jangka waktu kredit sampai dengan 36 bulan

- Tidak dikenakan biaya provisi dan administrasi (khusus kredit di


bawah 50 juta)

Terdapat 5 jenis produk Kredit Usaha Mikro, yaitu :


- KUM Mandiri

Diberikan kepada perorangan dengan limit kredit maksimal


sebesar Rp.10 juta

- KUM Mapan

Diberikan kepada perorangan dengan limit kredit Rp.10 juta ?


Rp.50 juta

- KUM Prima

Diberikan kepada perorangan maupun Badan Usaha dengan limit


kredit Rp.50 juta ? Rp.100 juta

- KUM Kelompok

Diberikan kepada kelompok usaha untuk keperluan produktif


dengan limit kredit maksimal sebesar Rp.50 juta

- KUM Karya

Diberikan kepada karyawan instansi perusahaan (dengan


penghasilan tetap) dengan limit maksimal Rp.25 juta

Syarat untuk memperoleh Kredit Usaha Mikro adalah sbb :

- Warga Negara Indonesia (WNI)

- Usia 21 ? 60 tahun atau telah menikah

- Melampirkan bukti diri yaitu KTP, KK

Sesuai dengan jenis produk Kredit Usaha Mikro tersebut, maka


semua masyarakat, perorangan, Badan Usaha dan kelompok-
kelompok usaha (misal kelompok pertanian, peternakan, koperasi)
maupun karyawan dapat memanfaatkannya untuk mengembangkan
usaha produktif maupun konsumtif dalam skala mikro.
a. Kliring adalah penyelesaian utang piutang antar bank-
bank peserta kliring yang berbentuk surat-surat berharga.
b. Inkaso adalah mewakilkan nasabah dalam menagih
warkat-warkat kliring

KREDIT USAHA MIKRO (KUM)

Additional Info

• Nama Bank: BPR Sulawesi


• Jenis Kredit: - Langsung
- modal kerja perdagangan
- investasi dan Jasa

• Plafond Kredit: Rp. 50 juta sampai 100 juta


• Rate: --
• Jangka Waktu: Maksimal 3 tahun
• Persyaratan Kredit: - Telah berusaha minimal 2 tahun
- Mempunyai tempat tinggal dan usaha tetap
- Lokasi usaha dan tempat tinggal dalam jangkauan monitoring
Bank.
- Memiliki izin usaha yang masih berlaku
- Memiliki jaminan berupa BPKP kendaraan atau sertifikat
tanah/rumah
- Omset usaha diatas 30 juta rupiah per bulan.
- pedagang dan pengusaha kecil
- wilayah kota Makasar, Maros dan Sungguminasa
- dokumen :
Copy KTP(suami/Isteri)♣
Copy Kartu Keluarga♣
Copy Akta Nikah♣
Rek Listrik/telpon♣
Izin Usaha/Ket usaha♣
Copy jaminan♣

• Agunan: serifikat, BPKB motor/mobil, kartu los, dll


• Risk Sharing: --
• Catatan: --
Merger dan akuisisi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh
kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan
pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh :
Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.

Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang
berarti pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin,
acquisitio, dari kata kerja acquirere.

Kata ini sering digunakan dalam konteks bisnis, misalnya: "BenQ secara
resmi melakukan akuisisi terhadap salah satu bisnis mobile device (MD)
milik perusahaan elektronik raksasa Jerman Siemens AG." (Kompas 13 Juni
2005).

Akuisisi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Pengertian Merger dan Akuisisi, Merger adalah penggabungan dua


perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger
mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger
dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang
sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang
baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598). Definisi merger yang lain
yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain.
Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan
identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun
kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli
akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan
membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap
ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

Jenis-jenis Merger dan Akusisi


Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan
lain dengan beberapa cara, yaitu :
a. Merger
Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan
persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini
disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding
firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses
likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.
b. Konsolidasi
Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan
pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.
c. Tender offer
Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan
lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer
karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama
tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender offer yang
kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil
alih kontrol target firm.
d. Acquisistion of assets
Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan
pemegang saham target firm. (p.835).
Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe
2002. Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :
a. Merger atau konsolidasi
Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding
firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua
aset dan kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti
untuk menjadi bagian dari bidding firm. Konsolidasi sama dengan merger
kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama
menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi bagian
dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang
me-merger tidak dibedakan.
b. Acquisition of stock
Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock
perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat
berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan dengan mengajukan
penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada
beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan
yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukantender offer.
Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target
firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan
lain.
c. Acquisition of assets
Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua
asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm
sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti
yang terdapat padaacquisition of stock (p.817-818).

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau


akuisisi dapat dibedakan :
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak
di bidang industri yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan
supplier atau customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama
tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya.
Keuntungannya adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan
distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan
bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko.
(Gitman, 2003, p.717).

Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi


Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui
merger maupun akuisisi, yaitu :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar
saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu,
jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan
dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah
pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika
perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena
fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
c. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.
d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan
yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat
membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri
dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan
atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki
kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang
menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini
perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan
setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan
keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas
yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih
luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan
dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan
yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan
membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini,
kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding
firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi


Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus
ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan
waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi


Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai
berikut:
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara
pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran
Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada
pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan
langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan
melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen
perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris
perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan
perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak
memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham
sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka
tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).

Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya
anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar
67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka
terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara
hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
(Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)
Labels: Manajemen Investasi, Manajemen Keuangan

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana


perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan
liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-
merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger
berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai
atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999,
p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu
perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang
membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga
akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi
(Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan


membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap
ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999,p.598). Akuisis bisa juga pembelian
suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi
sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh
Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.

Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang
berarti pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin,
acquisitio, dari kata kerja acquirere.

Jenis-jenis Merger dan Akusisi

Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan


lain dengan beberapa cara, yaitu :

a. Merger

Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan
persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini
disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding
firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses
likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.
b. Konsolidasi

Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan


pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.

c. Tender offer

Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan


lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer
karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama
tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender offer yang
kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil
alih kontrol target firm.

d. Acquisistion of assets

Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan


pemegang saham target firm. (p.835).

Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe


2002. Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :

a. Merger atau konsolidasi

Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding


firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua
aset dan kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti
untuk menjadi bagian dari bidding firm. Konsolidasi sama dengan merger
kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama
menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi bagian
dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang
me-merger tidak dibedakan.

b. Acquisition of stock

Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock


perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat
berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan dengan mengajukan
penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada
beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan
yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer.
Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target
firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan
lain.

c. Acquisition of assets

Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua


asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm
sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti
yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau


akuisisi dapat dibedakan :
a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak
di bidang industri yang sama bergabung.
b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan
supplier atau customernya.
c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama
tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya.
Keuntungannya adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan
distribusi yang sama.
d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan
bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko.
(Gitman, 2003, p.717).

Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi


Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui
merger maupun akuisisi, yaitu :
a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar


saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu,
jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan
dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi


(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya
overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah
pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika
perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena
fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi


internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam
perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak


adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan
yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat
membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri
dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan


atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki
kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang
menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini
perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan
setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan
keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi
kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas


yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih
luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan
dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan


yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan
membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini,
kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding
firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).
Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi
Kelebihan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus
ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan
waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi


Kelebihan Akuisisi
Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai
berikut:
a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara
pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran
Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada
pihak Bidding firm.
b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan
langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan
melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen
perusahaan.
c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris
perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan
perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak
memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham
sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka
tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).

Kekurangan Akuisisi
Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya
anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar
67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka
terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara
hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
(Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)

Contoh Merger dan Akuisisi:

Sukses merger dari bank papan atas seperti Bank Mandiri, Bank Danamon
dan Bank Permata telah merangsang bank-bank pada papan menengah
seperti Bank Haga dan Bank Hagakita untuk bergabung dengan pihak bank
asing Rabobank. Dan terakhir ini kita melihat adanya minat dari bank-bank
kecil menengah (Bank Harta, Bank Mitraniaga, Bank Harmoni) untuk
melakukan strategi serupa.

Daftar Akuisisi dan Merger Bank di Indonesia antara lain:

Nama Bank Akuisisi Saham %

01. Konsorsium Wishart Bank Anglomas Intl 90

02. Hana Bank + IFC Bank Bintang Manunggal 61

03. Triputra Persada R Bank Purba Danarta 81,49

04. Kharisma Putra K Bank Ina Perdana 55

05. Dian Intan Pertiwi Bank Finconesia 51

06. Bank Victoria Bank Swaguna 99,79

07. Rabobank Bank Haga & Hagakita -

08. BoTM-UFJ+Acom Bank Nusantara P 75,41

09. Bank Commonwealth Bank Arta Niaga K 80

10. BRI Bank Jasa Arta 100

11. Bank of India Bank Swadesi 90


12. ICBC Bank Halim 90

13. Bank Index Selindo Bank Harmoni -

14. Bank Multicor Bank Windu Kentjana -

15. Bank Panin Bank Harfa 100

16. Bank Mandiri Bank Sinar H (Bali) 80

17. Mercy Corps Bank Sri Partha 68

This entry was posted on Friday, June 4th, 2010 at 4:04 am and is filed under
Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You
can leave a response, or trackback from your own site.

Penggabungan Badan Usaha & Akuisisi


Posted by: Dwi Ermayanti on: 15 Oktober 2009

• In: Akuntansi Keuangan Lanjutan


• Comment!

Penggabungan Usaha

Pengertian Penggabungan Usaha


Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk,
mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul
persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan.

Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling
menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan
melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang
lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.

Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun


1999 :
”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih
perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu
dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan
operasi perusahaan lain”
Sedangkan menurut Hadori Yunus (1981 : 224), pengertiannya adalah sebagai berikut :
”Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis.”

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penggabungan usaha merupakan
usaha pengembangan atau perluasan perusahaan dengan cara menyatukan perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain menjadi satu kesatuan ekonomi.

Jenis dan bentuk penggabungan usaha


a. Jenis-jenis penggabungan usaha
Berdasarkan PSAK No. 22 paragraf 08 tahun 1999, terdapat dua jenis penggabungan
usaha yaitu :
1) Akuisisi (acquisition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi perusahan
yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2) Penyatuan kepemilikan (uniting of interest/pooling of interest) adalah suatu
penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung
bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto
dan operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul
bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak
ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer)

b. Bentuk-bentuk penggabungan usaha


Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat
dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :

1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha


sebagai berikut :
- Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis
yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya
penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara
perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan
yang bersangkutan tersebut.
- Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya
mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang
kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung
agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.
- Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal
dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-
perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan
bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).

2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :


- Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan
lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau
dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan
yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.
- Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan
cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru
- Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau
seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih
beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

Akuisisi
Pengertian Akuisisi
Sebelum membahas lebih lanjut tentang tujuan dan motivasi perusahaan melakukan
akuisisi, terlebih dahulu akan dibahas pengertian dari akuisisi. Ada beberapa pendapat
dari para ahli tentang definisi akuisisi yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

Menurut PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999 :


”Akuisisi (acqusition) adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan,
yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan
yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban, atau mengeluarkan saham”.

Sedangkan Michael A. Hitt, dkk (2002 : 259) menyatakan bahwa :


”Akuisisi yaitu memperoleh atau membeli perusahaan lain dengan cara membeli sebagian
besar saham dari perusahaan sasaran.”

Definisi lainnya menurut P.S Sudarsanan (1999) dalam Christina (2003 : 9);
”Akuisisi dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian, sebuah perusahaan membeli aset
atau saham perusahaan lain, dan para pemegang dari perusahaan lain menjadi sasaran
akuisisi berhenti menjadi pemilik perusahaan.”

Marcell Go dalam Christina (2003 : 9), dalam bukunya yang berjudul manajemen grup
bisnis menyatakan bahwa :
“Akuisisi sering juga disebut sebagai investasi peranan modal. Akuisisi adalah
penguasaan sebagian saham dari perusahaan subsidiary, melalui pembelian saham hak
suara perusahaan subsidiary, dalam jumlah material (lebih dari 50%)”.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka akuisisi dapat disimpulkan sebagai


pengambilalihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan
dengan cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang
diambil alih tetap memiliki hukum sendiri dan dengan maksud untuk pertumbuhan usaha.

Klasifikasi Akuisisi
a) Berdasarkan bentuk dasar akuisisi, terdapat tiga prosedur dasar yang tepat dilakukan
perusahaan untuk mengambil alih perusahaan lain, yaitu :
1) Merger atau konsolidasi
Istilah merger sering digunakan untuk menunjukkan penggabungan dua perusahaan atau
lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung. Sedangkan
consolidation menunjukkan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung tersebut hilang, kemudian muncul nama baru
dari perusahaan gabungan.

2) Akuisisi saham
Cara kedua untuk mengambil alih perusahaan lain adalah membeli saham perusahaan
tersebut, baik dibeli secara tunai, ataupun menggantinya dengan sekuritas lain (saham
atau obligasi). Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih antara akuisisi
saham atau merger :
- Dalam akuisisi saham, tidak diperlukan rapat umum pemegang saham (RUPS) dan
pemungutan suara
- Dalam akuisisi saham, perusahaan yang akan mengakuisisi dapat berhubungan langsung
dengan pemegang saham target lewat tender offer.
- Akuisisi saham seringkali dilakukan secara tidak bersahabat untuk menghindari
manajemen perusahaan target yang seringkali menolak akuisisi tersebut.
- Seringkali sejumlah minoritas pemegang saham dari perusahaan target tetap tidak mau
menyerahkan saham mereka untuk dibeli dalam tender offer, sehingga perusahaan target
tetap tidak sepenuhnya terserap ke perusahaan yang mengakuisisi.

3) Akuisisi Assets
Suatu perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan jalan membeli aktiva
perusahaan tersebut. Cara ini akan menghindarkan perusahaan dari kemungkinan
memiliki pemegang saham minoritas, yang dapat terjadi pada peristiwa akuisisi saham.
Akuisisi assets dilakukan dengan cara pemindahan hak kepemilikan aktiva-aktiva yang
dibeli.

b) Berdasarkan keterkaitan operasinya, akusisi dikelompokkan sebagai berikut :


- Akuisisi Horisontal
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan lain yang mempunyai bisnis atau bidang
usaha yang sama. Perusahaan yang diakuisisi dan yang mengakuisisi bersaing untuk
memasarkan produk yang mereka tawarkan
- Akuisisi vertikal
Akuisisi ini dilakukan terhadap perusahaan yang berada pada tahap proses produksi yang
berbeda. Misalnya, perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau.
- Akuisisi konglomerat
Perusahaan yang mengakuisisi dan yang diakuisisi tidak mempunyai keterkaitan operasi.
Akuisisi perusahaan yang menghasilkan food-product oleh perusahaan komputer, dapat
dikatakan sebagai akuisisi konglomerat (Suad Husnan, 1998 : 648-651)

Motivasi Akuisisi
Alasan yang sering dikemukakan ketika perusahaan bergabung dengan perusahaan lain
atau melakukan akuisisi adalah karena dengan akuisisi, perusahaan mampu mencapai
pertumbuhan lebih cepat daripada harus membangun unit usaha sendiri. Selain itu, faktor
yang paling mendasari perusahaan melakukan akuisisi adalah motif ekonomi (mendapat
keuntungan).

Beberapa perusahaan melakukan akuisisi karena adanya beberapa motivasi. Menurut


Suad Husnan (1998 : 658-660) motivasi akuisisi adalah sebagai berikut :
a) Sinergi
Sinergi merupakan nilai gabungan dari kedua perusahaan yang bergabung, lebih besar
dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang digabungkan. Jadi, kondisi saling
menguntungkan Pdari peristiwa akuisisi, akan terjadi jika telah diperoleh sinergi. Sinergi
yang dihasilkan akuisisi ada dua jenis yaitu operasional sinergi dan sinergi keuangan.
Operasional sinergi adalah sinergi yang dinikmati perusahaan karena kombinasi dari
beberapa operasi, sehingga dapat menekan biaya atau menaikkan penghasilan. Sedangkan
sinergi keuangan, berasal dari penghematan yang dinikmati perusahaan yang berasal dari
sumber pendanaan (financing)
b) Peningkatan pendapatan
Dengan adanya akuisisi, pendapatan dapat meningkat karena kegiatan pemasaran yang
lebih baik, strategi benefits, dan peningkatan daya saing. Pemasaran yang lebih baik
dapat terjadi karena pemilihan bentuk dan media promosi yang lebih tepat, memperbaiki
sistem distribusi, dan menyeimbangkan komposisi produk. Strategi benefits
memungkinkan perusahaan mengembangkan produk, atau menembus target pasar yang
semula sulit untuk dilakukan. Sedangkan peningkatan daya saing dapat terjadi apabila
penggabungan usaha tersebut meningkatkan pengusaan pasar oleh perusahaan sehingga
menimbulkan kekuatan monopoli.
c) Penurunan biaya
Penurunan biaya mungkin dapat terjadi sebagai akibat dari peningkatan unit yang
dihasilkan, sehingga menekan biaya rata-rata (economies of scale) menghilangkan
manajemen yang kurang efisien dan penggunaan sumberdaya yang komplementer, juga
merupakan sumber-sumber untuk mengurangi biaya.
d) Penghematan pajak
Perusahaan melakukan akuisisi sebagai potensi memperoleh penghematan pajak. Salah
satu sumber penghematan pajak adalah untuk meningkatkan debt capacity. Apabila
penggabungan perusahaan menyebabkan kombinasi perusahaan tersebut mampu
meminjam lebih besar tanpa harus meningkatkan biaya kebangkrutan, maka tambahan
pinjaman tersebut akan mampu memberikan manfaat dalam bentuk tax savings.
e) Diversifikasi
Manajemen melakukan akuisisi untuk tujuan diversifikasi usaha, yaitu keinginan untuk
memasuki industri yang lebih luas dan menguntungkan dimana industri target berada, dan
dengan menggabungkan dua badan usaha yang berbeda ini, maka akan memiliki jenis
usaha yang lebih besar tanpa harus memulai usaha dari awal, karena semuanya sudah
dirintis oleh perusahaan yang diakuisisi, sehingga perusahaan pengakuisisi hanya
melanjutkan apa yang telah ada.

Manfaat Akuisisi
Menurut Shapiro (1991 : 933) dalam Christina (2003 : 12), keuntungan atau manfaat
akuisisi adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dalam bisnis sekarang daripada
melakukan pertumbuhan secara internal.
2) Mengurangi tingkat persaingan dengan membeli beberapa badan usaha guna
menggabungkan kekuatan pasar dan pembatasan persaingan.
3) Memasuki pasar baru penjualan dan pemasaran sekarang yang tidak dapat ditembus
4) Menyediakan managerial skill, yaitu adanya bantuan manajerial mengelola aset-aset
badan usaha.

Proses Akuisisi
Proses akuisisi merupakan suatu faktor penting, terutama karena pembelian suatu unit
bisnis tertentu pada umumnya berkaitan dengan jumlah uang yang relatif besar dan
membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga bagi perusahaan pengambil alih,
sebelum memutuskan untuk akuisisi terhadap suatu perusahaan terlebih dahulu akan
berusaha memahami secara lebih jelas mengenai prospek dan sasaran yang akan dicapai.

Proses akuisisi menurut P.S Sudarsaman (1999 : 50) dalam Christina (2003 : 15) terdiri
dari tiga tahap, yaitu :
1) Tahap persiapan, meliputi :
- Mengembangkan strategi akuisisi, alasan penciptaan nilai dan kriteria akuisisi
- Meneliti, menyaring dan mengidentifikasi perusahaan target.
- Evaluasi strategi terhadap sasaran dan menilai kelayakan akuisisi
2) Tahap negosiasi, meliputi :
- Pengembangan strategi pengarahan
- Mengevaluasi keuangan dan perhitungan harga perusahaan target
- Negosiasi dan transaksi pembiayaan
3) Tahap integrasi (penggabungan), meliputi :
- Mengevaluasi kesehatan organisasi dan budaya perusahaan
- Mengembangkan pendekatan integrasi
- Menyesuaikan strategi, organisasi dan budaya antara perusahaan pengakuisisi dan
perusahaan yang diakusisi.
- Hasil-hasil

Sedangkan menurut Alfred Rappaport (1979) dalam Christina (2003: 16) proses analisis
akuisisi melalui tiga tahap yaitu :
1) Planning
Proses perencanaan akuisisi dimulai dengan suatu analisis terhadap corporate objectives
and product market strategics. Analisis ini ditujukan untuk memahami kekuatan dan
kelemahan yang meliputi berbagai aspek seperti ekonomi, sosial, teknologi dan
sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga meliputi parameter-paratemeter industri
seperti proyeksi tingkat pertumbuhan pasar, peraturan pemerintah dan faktor sumber daya
manusia dengan menggunakan berbagai kriteria seperti kualitas manajemen,
profitabilitas, struktur modal dan kriteria lainnya.
2) Search and Screen
Proses pencarian dan pelacakan merupakan suatu pendekatan sistematik untuk
menggabungkan berbagai prospek akuisisi yang menarik dan dianggap menguntungkan.
Proses pencarian lebih menfokuskan pada “bagaimana” dan “dimana” mencari calon
perusahaan yang akan diambil alih, yang dianggap menunjukkan calon terbaik sesuai
dengan sasaran dan kriteria yang dikembangkan dalam tahap proses perencanaan.
3) Financial evaluation
Proses evaluasi keuangan lebih memfokuskan pada jawaban manajemen atas beberapa
pertanyaan mengenai harga tertinggi yang harus dibayar oleh perusahaan pengambil alih
serta apa yang menjadi resiko utama.

Perlakuan Akuntansi Akuisisi


Dilihat dari segi akuntansinya, apabila dua atau lebih badan usaha diselenggarakan
bersama atau digabungkan dengan tujuan untuk melanjutkan usaha-usahanya yang
terdahulu. Sebagai akibat adanya kombinasi tersebut, maka prosedur pencatatan
akuntansinya terdiri dari dua macam metode yaitu metode pembelian (by purchase) dan
metode penyatuan kepentingan (by pooling of interest)

Menurut Hadori Yunus (1981 : 251, 258) :


a) Metode pembelian (by purchase), yaitu apabila di dalam suatu kombinasi usaha dari
dua atau lebih badan usaha, dimana bagian yang terpenting dari pemilikan perusahaan
atau perusahaan-perusahaan yang diperoleh itu dieliminasikan. Atau apabila
penggabungan badan usaha tersebut berakibat para pemilik perusahaan yang bergabung
tidak lagi ikut berpartisipasi secara substansil di dalam perusahaan tunggal yang
dibentuk. Dengan lain perkataan, sebagai akibat kombinasi usaha itu terjadi (timbul)
suatu pemilikan baru.
b) Metode penyatuan kepentingan (by pooling of interest), yaitu pada suatu kombinasi
usaha dari dua atau lebih badan usaha, dimana pemegang-pemegang dari bagian penting
atas pemilikan masing-masing badan usaha itu menjadi pemilik dari badan usaha yang
kemudian memiliki harta kekayaan dan usaha-usaha dari perusahaan yang bergabung,
baik secara langsung atau melalui satu atau lebih anak perusahaan.

Sedangkan menurut Suad Husnan (1998 : 655,656)


a) Metode pembelian (by purchase)
Metode ini mencatat kekayaan perusahaan yang diakuisisi pada harga pasar yang wajar
(fair market value) pada buku perusahaan yang melakukan akuisisi. Dengan demikian,
maka perusahaan yang melakukan akuisisi dapat menentukan harga perolehan yang baru
(new cost basis) untuk aktiva-aktiva yang diakuisisi. Pada metode ini, istilah akuntansi
“goodwill” diciptakan. Goodwill merupakan selisih antara harga yang dibayar dengan
nilai pasar yang wajar dari aktiva yang diakuisisi.
b) Metode penyatuan kepentingan (by pooling of interest)
Dengan metode ini, aktiva-aktiva perusahaan baru dinilai sama dengan nilai buku dari
perusahaan yang mengakuisisi dan diakuisisi. Perusahaan yang baru, dimiliki bersama
oleh para pemegang saham perusahaan-perusahaan lama. Aktiva total dan ekuitas total
tidak mengalami perubahaan. Tidak ada goodwill yang timbul. Metode ini digunakan
apabila perusahaan pengakuisisi menerbitkan saham dengan hak suara (voting stock)
sebagai pertukaran minimal sebanyak 90% dari saham denga hak suara yang diakuisisi.

4 Tanggapan - tanggapan ke "Penggabungan Badan Usaha & Akuisisi"


Modal usaha bagi kelompok usaha kecil merupakan permasalahan

yang cukup pelik. Tidak hanya menghambat kelangsungan bisnis

tetapi bisa mejadi penyebab gagalnya usaha yang tengah dirintis.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) memiliki komitment untuk membantu

mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk

komitment itu adalah dengan dibukanya Kredit untuk Modal usaha

bagi UMK dan koperasi yang disebut dengan Kredit Usaha Rakyat

(KUR ). KUR ini merupakan alternatif bagi Usaha Kecil, Mikro dan

Koperasi untuk mendapatkan modal usaha. Kendala yang seringkali

dihadapi oleh pengusaha Kecil, Mikro dan Koperasi adalah masalah

permodalan di dalam mengembangkan usahanya.

Karena itulah Bank BRI melalui Kredit Usaha Rakyat ini bermaksud

memberikan kemudahan akses yang lebih besar bagi para pelaku

usaha mikro,kecil, menengah dan koperasi, yang sudah feasible

tetapi belum bankable mendapatkan modal usaha. Pinjaman modal

usaha ini merupakan alternatif yang cocok bagi UMKM.

Biasanya Pihak Bank agak sulit untuk memberikan kredit modal

usaha bagi kelompok ini,dengan pertimbangan-pertimbangan usaha


yang belum bankable dan UMK dianggap memiliki resiko yang cukup

tinggi bagi bank. Dengan pemberian kredit modal usaha ini

diharapkan akan meningkatkan akses pembiayaan dan

mengembangkan UMKM dan Koperasi kepada Lembaga Keuangan

Implikasi lebih jauh kucuran kredit ini akan dapat mempercepat

pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan usaha Mikro, Kecil,

Menengah, dan Koperasi. Pada kenyataannya berkembangnya

Usaha Kecil, Mikro dan koperasi mampu menyerap tenaga kerja

yang sangat besar, harapan lebih jauh dengan modal usaha melalui

KUR angka pengangguran dan angka kemiskinan dapat dikurangi.

Mempermudah penyaluran modal usaha bagi rakyat diharapkan

mampu mendorong tumbuhnya ekonomi secara significant.

Pada dasarnya, KUR merupakan modal kerja dan kredit investasi

yang disediakan secara khusus untuk unit usaha produktif melalui

program penjaminan kredit. Perseorangan, kelompok atau koperasi

dapat mengakses program ini dengan kredit maksimum Rp 500 juta.

Sumber dana adalah bank yang ditunjuk dengan tingkat bunga

maksimum 16 persen per tahun. Persentase kredit yang dijamin

adalah 70 persen dari alokasi total kredit yang disedikan oleh bank

tersebut. Masa pinjam kredit untuk modal kerja maksimum 3 tahun


dan 5 tahun untuk investasi. Untuk agribisnis, bidang usaha yang

layak adalah input produksi hingga penyediaan alat dan mesin

pertanian, aktivitas on-farm, dan pengolahan dan pemasaran hasil-

hasil pertanian.

Ada tiga Skim yang dapat dilayani oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR)

ini yaitu :

Pertama,KUR Ritel

Untuk KUR Ritel, Modal usaha dengan plafond Rp. 5 Juta s/d Rp.

500 juta dapat di layani Kantor cabang BRI dan Kantor Cabang

Pembantu.

Kedua,KUR MIKRO

Untuk KUR Mikro , Modal Usaha dengan plafond dibawah Rp. 5 juta,

dapat dilayani oleh BRI Unit.

Ketiga, KUR Linkage

KUR Linkage, ditujukan untuk BKD, KSP/USP, BMT, LKM lainnya

dapat dilayani di Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu.

Plafond kredit Rp. 5 Juta s/d Rp. 500 juta. Pinjaman LKM ke end user

maksimal Rp. 5 juta.


Adapun Ketentuan-ketentuan pengajuan kredit modal usaha KUR ini

adalah sebagaui berikut:

Ketentuan Umum KUR

Keterangan Persyaratan
Individu (Perorarangan/badan hukum),
Calon
Kelompok, Koperasi yang melakukan usaha
Debitur
produktif yang layak
Lama Usaha Minimal 6 bulan
Besar Kredit Maksimal Rp. 500 juta
Bentuk KMK Menurun – maksimal 3 tahun

Kredit KI – maksimal 5 tahun


Suku Bunga Efektif maksimal 16 % pa
S/d Rp. 100 juta : SIUP, TDP & SITU arau

Surat Keterangan Usaha dari Lurah/ Kepala

Perijinan Desa

> Rp. 100 juta : Minimal SIUP atau sesuai

ketentuan yang berlaku


Individu : KTP & KK
Kelompok : Surat Pengukuhan dari Instansi
terkait atau Surat
Keterangan dari kepala Desa / Kelurahan atau
Legalitas
Akte
Notaris
Koperasi / Bdan Usaha Lain : Sesuai
ketentuan yang berlaku
Agunan Pokok : Dapat hanya berupa agunan
Pokok apabila sesuai keyakinan Bank
Proyek yang dibiayai cashflownya mampu
memenuhi seluruh
kewajiban kepada bank (layak
Tambahan : Al Seperti
tanah/bangunan/Kendaraan (tidak wajib
dipenuhi)

Ketentuan Umum KUR MIKRO

Keterangan Persyaratan
Calon Individu yang melakukan usaha produktif yang
Debitur layak
Lama Usaha Minimal 6 bulan
Besar Kredit Maksimal Rp. 5 juta
Jenis Kredit KMK atau KI Menurun maksimal 3 tahun
Suku Bunga Efektif maksimal 1,125 % flate rate per bulan
Prov & adm Tidak dipungut
Legalitas KTP & KK
Pokok : Dapat hanya berupa agunan
Pokok apabila sesuai keyakinan Bank Proyek
yang dibiayai cashflownya mampu memenuhi
Agunan seluruh kewajiban kepada bank (layak)
Tambahan : Al Seperti
tanah/bangunan/Kendaraan (tidak wajib
dipenuhi)

Ketentuan KUR Linkage Program

Keterangan Persyaratan
Calon BKD, KSP/USP, BMT & LKM Lainnya & tidak
Debitur mempunyai tunggakan
Lama Usaha Minimal 6 bulan
Maksimal Rp. 500 juta
Besar Kredit Pinjaman BKD, KSP/USP, BMT, LKM ke end
user maks Rp. 5 juta
Jenis Kredit KMK Menurun maksimal 3 tahun
Suku Bunga Efektif maksimal 16 % pa.
Prov & adm Tidak dipungut
AD/ART
Legalitas Memiliki Ijin usaha dari yang berwenang
Pengurus aktif
Pokok : Piutang kepada nasabah
Tambahan : Al Seperti
Agunan
tanah/bangunan/Kendaraan (tidak wajib
dipenuhi)

Pengajuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

29 05 2010

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan kredit


ini untuk mendukung UKM agar sektor riil dapat berkembang dengan
baik, berikut adalah list bank penyalur KUR, yaitu:

1. Bank Tabungan Negara (BBTN)


2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
3. Bank Mandiri (BMRI)
4. Bank Negara Indonesia (BBNI)
5. Bank Bukopin
6. Bank Syariah Mandiri (BSM)

Jika anda berminat untuk mengajukan KUR, maka anda bisa lakukan
langkah dibawah ini:

1. UMKM dan Koperasi yang membutuhkan Kredit dapat


menghubungi Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu Bank
Pelaksana terdekat.
2. Memenuhi persyaratan dokumentasi sesuai dengan yang
ditetapkan Bank Pelaksana.
3. Mengajukan surat permohonan kredit/ pembiayaan
4. Bank Pelaksana akan melakukan penilaian kelayakan
5. Bank Pelaksana berwenang memberikan pesetujuan atau
menolak permohonan kredit.

Adapun syarat dan ketentuan sebagai berikut (mengambil contoh


pengajuan KUR Bank BTN)

1. Usaha yang dibiayai adalah usaha produktif sektor perindustrian,


perdagangan dan jasa, kredit konstruksi perumahan.

2. Media Penyalur KUR, memanfaatkan kredit eksisting BTN yaitu:


Kredit Vasa Griya (modal kerja konstruksi), Kredit Pendukung
Perumahan, Kredit Modal Kerja, Kredit modal kerja Kontraktor, Kredit
Investasi, Kredit Pemilikan Ruko/Kios dan lainnya

Plafond Kredit:

1. Maksimal kredit sebesar Rp. 500.000.000,-


2. Kredit Investasi sebesar maksimal 70% dari total biaya
investasi.
3. Kredit modal kerja sebesar maksimal 80% dari modal kerja
yang dibutuhkan.

Tingkat Suku Bunga 14,00 % (floating)

Persyaratan mengajukan Kredit

Debitur Perorangan mengajukan surat permohonan KUR dengan


melampirkan dokumen pendukung sebagai berikut:

1. KTP dan KK
2. Surat Nikah, bila telah nikah
3. Perizinan usaha (surat izin dari Dinas Pasar bila usaha di pasar,
surat keterangan minimal Ketua RT/RW untuk lokasi dilingkungan
pemukiman dan sejenisnya).
4. Legalitas tempat usaha, bila ada, misalnya bukti hak atas tanah,
perjanjian sewa, atau lainnya.
5. Rincian peruntukkan kredit
6. Agunan, jika ada disyaratkan bank.
Untuk Usaha Kecil dan Menengah (Badan Usaha) mengajukan surat
permohonan yang dilampiri dokumen pendukung sebagai berikut:

1. Akte Pendirian Perusahaan sampai dengan perubahan terakhir


2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. SIUP, TDP, dan sejenisnya atau sekurang-kurangnya memenuhi
kriteria perijinan usaha mikro.
4. Legalitas tempat usaha, bila ada, misalnya bukti hak atas tanah,
perjanjian sewa, atau lainnya.
5. Laporan keuangan terakhir/minimal catatan keuangan usaha
sebagaimana persyaratan untuk perorangan
6. Rincian peruntukkan kredit
7. Agunan, jika ada disyaratkan bank.

Mekanisme pengajuan kredit:

1. Permohonan yang memenuhi persyaratan dapat menghubungi


seluruh Kantor Cabang Bank BTN di Indonesia.
2. Bank akan melakukan analisa kelayakan atas permohonan kredit
sesuai ketentuan.
3. Pemohon dikenakan biaya pemrosesan dan harus dibayar
sekaligus dan seketika pada saat ditagih oleh Bank yaitu:
*Biaya Provisi
*Biaya Notaris/PPAT/Legal Fee
*Biaya lainnya, jika ada dipersyaratkan bank.

SwaMitra Jalan Lain Menuju Roma


Sulitnya memperoleh modal usaha bagi UMKM bukan berarti tak ada
jalan keluarnya. Lewat Lembaga Keuangan (LKM) SwaMitra, pelaku
usaha bisa mendapat akses yang dibutuhkan.
Menurut Victor Nikijuluw, Direktur Usaha dan Investasi Direktorat
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran (P2HP), DKP, pengembangan
usaha pemasaran produk perikanan memiliki prospek yang baik.
Salah satu sebabnya adalah terjadinya perubahan konsumsi
masyarakat ke produk yang bergizi dan praktis, seperti bakso ikan,
sosis ikan, dan nugget. “Ini merupakan sebuah peluang usaha yang
menarik bagi masyarakat,” jelas Victor.
Sayangnya, tak semua pelaku usaha kecil atau pemula yang
umumnya berkantong pas-pasan bisa mendapat akses dana untuk
memulai atau mengembangkan usahanya. Untuk itulah peran LKM
dibutuhkan. Dengan begitu, sumber modal bagi pelaku usaha mikro
ini bisa diatasi. Salah satu LKM yang telah berkiprah di sektor ini
sejak 1996 adalah SwaMitra, LKM dari Bank Bukopin.
Ikut Aturan Koperasi
Menurut Manager Area Divisi Usaha Mikro PT Bank Bukopin, Tbk,
Anto Kusmin Satoto, LKM SwaMitra adalah suatu unit khusus,
bentukan antara Bukopin dan koperasi. Dalam satu unit usaha,
“Investasinya berasal dari koperasi, sedangkan Bukopin akan
mendukung sumberdaya manusia, sistem, modal, dan monitoring
serta pembinaannya,” jelas Anto. LKM SwaMitra bergerak di bidang
usaha produktif, baik itu bidang perikanan atau agribisnis atau pun
ritel di pasar-pasar tradisional.
Apa keuntungannya meminjam dana usaha di LKM SwaMitra?
Menurut Anto, karena Swamitra adalah lembaga keuangan biasa
(non bank), maka tidak terkena peraturan perbankan, tapi mengikuti
aturan main koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam. Dengan
begitu, nasabah yang akan meminjam dana tidak harus mengikuti
persyaratan teknis perbankan dan pelayanannya lebih cepat karena
LKM ini biasanya berada dekat dengan konsumen.
Selain itu, SwaMitra mempermudah nasabah-nasabah kecil yang
tidak memiliki akses ke bank. “Kalau hanya pinjam Rp5 juta atau
Rp10 juta, bank mana yang mau melayani,” tanya Anto. Bank
Bukopin kini sekitar memiliki 125 unit LKM SwaMitra di seluruh
Indonesia dengan jumlah dana yang digelontorkan sebanyak Rp800
juta— Rp1 triliun. Tahun ini saja misalnya, masih menurut Anto,
pihaknya akan mengucurkan dana sebesar Rp125 miliar untuk LKM
SwaMitra di Provinsi DKI Jakarta yang masing-masing unit mengelola
sekitar Rp5 miliar.
Lalu bagaimana pelaku usaha bisa mendapatkan pinjaman dari LKM
SwaMitra? “Yang namanya koperasi, kalau memberikan pinjaman ya
kepada anggota. Jadi, calon nasabah biasanya diminta menjadi
anggota koperasi terlebih dahulu, membayar simpanan pokok dan
simpanan wajib sebelum mendapat akses pinjaman,” ujar Anto di
sela-sela peresmian LKM Swamitra dan Swalayan Artha Fish Mart di
Bojonggede, Bogor, Jabar. Batas atas pinjaman di LKM SwaMitra
adalah Rp50 juta. Peminjaman di atas Rp2 juta diwajibkan
memberikan agunan.
Anto mengakui, bunga pinjaman di LKM lebih tinggi dibandingkan
bunga pinjaman di bank. Bunga bank saat ini sekitar 20% per tahun,
sedangkan bunga di LKM SwaMitra sekitar 30% per tahun, atau ada
selisih 10%. Menurutnya, hal itu disebabkan biaya tetap (overhead)
lembaga keuangan mikro ini lebih tinggi, di antaranya biaya
operasional penagihan nasabah yang bisa saja harian atau
mingguan, tergantung jenis usahanya.
Swalayan dan Distributor
Damar Sugiarto adalah pemilik pasar swalayan Artha Fish Mart yang
tertarik dengan model pembiayaan LKM SwaMitra. Itulah sebabnya ia
kemudian berupaya mendirikan LKM SwaMitra di daerahnya hasil
kerjasama antara koperasi di kantornya dengan Bank Bukopin. Ia
berharap, selain bisa mengembangkan usahanya, pelaku usaha
mikro perikanan di sekitar unit LKM ini mendapat akses pinjaman
dana. Pasalnya, selain mengembangkan usaha swalayan penyedia
berbagai jenis ikan dan produk-produk perikanan, ia juga bermimpi
menjadi distributor berbagai jenis produk olahan ikan.
Sejauh ini ia mengakui isi rak di swalayannya masih belum
seluruhnya produk perikanan. Maklumlah, swalayan ini awalnya
memang menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Ia
banting setir karena yakin prospek bisnis usahanya yang baru ini
cukup cerah. Alasannya, tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia
semakin meningkat. “Kami menyediakan ikan dan produk olahan ikan
yang lebih higienis dan lengkap. Selain itu, lokasi swalayan ini dekat
dengan perumahan sehingga lebih murah ongkosnya,” katanya lagi.
Tentang produk ikan segarnya, ia menjamin kesegarannya karena ia
mendapatkan pasokan dari Pasar Ikan Higienis (PIH) Cibinong,
Bogor. Sedangkan produk olahan ikan, seperti kerupuk kulit ikan,
ikan asap, bakso ikan, nugget, dan siomay ikan, diperoleh dari para
pengolah ikan yang terserak di sekitar Bogor. Tentang pembayaran,
ia menerapkan sistem konsinyasi dan tunai. “Kalau produknya cepat
laku, kita bayar cash, tapi kalau agak lama kita terapkan konsinyasi
atau tempo,” jelas Damar.
Ketika dikilik soal jumlah dana pengembangan yang akan
diterimanya dari LKM SwaMitra, Damar mengaku, saat ini masih
dalam taraf negosiasi.
Enny Purbani T.
1 April, 2010

Portofolio mempunyai arti yang luas dan berbeda dalam masing-masing bidang. Istilah
ini adalah bentuk latinisasi dari portefeuille.

Pengertian Portofolio di bidang keuangan

Dalam dunia keuangan, “portofolio” digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi


yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Memiliki portofolio seringkali
merupakan suatu bagian dari investasi dan strategi manajemen risiko yang disebut
diversifikasi. Dengan memiliki beberapa aset, risiko tertentu dapat dikurangi. Ada pula
portofolio yang ditujukan untuk mengambil suatu risiko tinggi yang disebut portofolio
konsentrasi ( concentrated portfolio)

Pengertian Portofolio Dalam dunia manajemen dan pemasaran

Dalam manajemen strategis dan pemasaran, istilah portofolio digunakan untuk


menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa atau merk yang ditawarkan untuk
dijual oleh suatu perusahaan. Dalam mengembangkan portofolionya, sebuah perusahaan
dapat menggunakan aneka teknik analisis termasuk analisis Boston Consulting Group,
analisis margin kontribusi, analisis G.E multi faktor , Quality Function Deployment
(QFD). Setiap perusahaan senantiasa berupaya untuk meraih difersifikasi dan
keseimbangan dalam portofolio produk yang ditawarkan.

Kebanyakan algoritma optimisasi portofolio adalah berdasarkan pada Teori Portofolio


Modern atau juga disebut MPT-Modern Portfolio Theory, dan yang paling sering
digunakan adalah metode optimisasi perbedaan makna ( mean-variance ooptimization)
dimana alokasi portofolio adalah ditujukan guna memaksimalkan keuntungan dengan
cara menekan risiko.

Pengertian Portofolio dalam dunia politik dan pemerintahan

Dalam dunia politik dan pemerintahan, portofolio adalah merupakan pilar pemerintahan
serta kewajiban dari para menteri kabinet serta para pejabat pimpinan departemen dalam
pemerintahan.

Pengertian Portofolio Dalam dunia pendidikan

Portofolio dalam dunia pendidikan adalah merupakan sekumpulan informasi pribadi yang
merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian prestasi seseorang dalam
pendidikannya. Ada beraneka portofolio mulai dari rapor / ijasah hingga dokumen-
dokumen lainnya seperti sertifikat, piagam penghargaan, dan lain-lain sebagai bukti
pencapaian hasil atas suatu pendidikan atau kursus. Portofolio ini sangat berguna untuk
akreditasi pengalaman seseorang, pencarian kerja, melanjutkan pendidikan, pengajuan
sertifikat kompetensi, dan lain-lain. Portofolio untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMA
dipandang sebagai kumpulan seluruh hasil dan prestasi belajar siswa. Dokumen setelah
terkumpul lalu diseleksi yang akhirnya membuat refleksi pribadi. Penilaian ini dianggap
sebagian peneliti pendidikan adalah penilaian alternatif di dunia modern dan jauh lebih
reliable dan valid daripada penilaian baku.

Pengertian Portofolio Dalam dunia seni

Bagi seorang artis, arsitek, atau seorang model yang mencari kerja, mereka senantiasa
menyertakan “portofolio” dari hasil kerja terdahulunya bersama dengan rekomendasi
kliennya. Hasil kerja tersebut adalah berupa karya foto, kliping majalah / koran, rancang
bangun atau bukti-bukti lainnya. berbagai sumber dan buku

Dalam berita ekonomi kita seringsekali mendengar istilah saham. Lantas apakah anda
tahu persis pengertian saham dan jenis-jenisnnya? Simaklah artikel saham berikut ini
yang dilansir dari sebuah blog wordpress

Surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau
sekuritas, salah satunya yaitu saham.

Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar
penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5).

Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham (Darmadji dan Fakhruddin,
2001: 6) :

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim

a. Saham Biasa (common stock)

• · Mewakili klaim kepemilikan pada penghasilan dan aktiva yang dimiliki


perusahaan
• · Pemegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Artinya, jika
perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang
saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

• · Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
• · Serupa saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa
tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut; dan membayar
deviden.
• · Persamaannya dengan obligasi adalah adanya klaim atas laba dan aktiva
sebelumnya, devidennya tetap selama masa berlaku dari saham, dan memiliki hak
tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa.

2. Ditinjau dari cara peralihannya

a. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)


• · Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.
• · Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah diakui
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

b. Saham Atas Nama (Registered Stocks)

• · Merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana
cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan

a. Blue – Chip Stocks

• · Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai
leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam
membayar dividen.

b. Income Stocks

• · Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
• · Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi
dan secara teratur membagikan dividen tunai.
• · Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

c. Growth Stocks

1. (Well – Known)

• · Saham – saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang
tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

2. (Lesser – Known)

• · Saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri, namun memiliki
ciri growth stock.
• · Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan
emiten.

d. Speculative Stock

• · Saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh


penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan
penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
e. Counter Cyclical Stockss

• · Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi
bisnis secara umum.
• · Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya
mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

Dan yang terbaru jenis saham yang diperdagangkan di BEI , yaitu ETF (Exchange Trade
Fund) adalah gabungan reksadana terbuka dengan saham dan pembelian di bursa seperti
halnya saham di pasar modal bukan di Manajer Investasi (MI)

ETF dibagi 2, yaitu:

1. ETF index : menginvestasikan dana kelolanya dalam sekumpulan portofolio efek yang
terdapat pada satu indeks tertentu dengan proporsi yang sama.

Close and ETFs : Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang berbentuk perusahaan
investasi tertutup dan dikelola secara aktif.

EKSI4203
TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

Roni Indarto
3 sks / modul 1-9: ill.; 21 cm / Edisi 1
ISBN : 9790112092
DDC : 332.6
Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2007

Mata kuliah ini membahas kerangka konsep dasar manajemen investasi, pengertian
pasar, instrumen yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangan, teori risiko dan
return, pemilihan portofolio, obligasi, saham, sekuritas derivatif, dan teori investasi
modern. Prasyarat: EKMA4213 (Manajemen Keuangan).

TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis Investasi merupakan salah satu mata kuliah
lanjutan yang memberikan syarat bagi yang menempuh untuk menempuh lebih dahulu
mata kuliah Manajemen Keuangan di Program Studi Akuntansi. BMP Teori Portofolio
dan Analisis Investasi bertujuan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang
bagaimana seseorang berinvestasi pada aset finansial dengan menggunakan beberapa
metode dan konsep.

Dalam menentukan apakah seseorang atau organisasi menginvestasikan dananya dalam


aset finansial, maka ia harus terlebih dahulu mengetahui berapa return yang didapat dari
investasi tersebut dan berapakah risiko yang ditimbulkan oleh investasi tersebut. Di
samping itu dijelaskan pula bagaimana menghitung nilai dari saham dan obligasi dengan
berbagai metode dan konsep.

Perkembangan dunia investasi tidak saja ditunjukkan oleh semakin meningkatnya jumlah
yang diinvestasikan ataupun oleh semakin banyaknya jumlah investor yang berinvestasi,
tetapi juga ditunjukkan oleh semakin banyaknya alternatif-alternatif instrumen investasi
yang bisa dijadikan pilihan investor dalam berinvestasi. Selain berinvestasi dengan cara
memiliki secara langsung sekuritas yang diperdagangkan di pasar, investor juga dapat
berinvestasi dengan cara membeli derivasi/turunan dari sekuritas tersebut. Sekuritas
derivatif adalah sekuritas yang mempunyai hak kepada pemegang sekuritas untuk
membeli suatu sekuritas dengan harga tertentu pada waktu tertentu. Beberapa sekuritas
yang termasuk dalam sekuritas derivatif dapat memberikan suatu hak (artinya dapat
dilakukan, dapat pula tidak) atau dapat pula dalam bentuk keharusan (artinya, harus
dilakukan apapun yang terjadi). Sekuritas yang memberikan hak adalah (1) opti (option),
(2) bukti (right), (3) waran (warrant) dan (4) obligasi konversi (convertible bonds).
Sedangkan yang memberikan keharusan di antaranya adalah futures.

Dalam mata kuliah ini akan dibahas kerangka konsep dasar manajemen investasi,
pengertian pasar, instrumen yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangan, teori
risiko dan return. Setelah mempelajari mata kuliah Teori Portofolio dan Analisis
Investasi, Anda diharapkan mampu mengelola dana yang dimiliki perusahaan ke dalam
bentuk investasi surat-surat berharga.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta bobot 3 SKS, mata kuliah Teori Portofolio
dan Analisis Investasi terdiri dari 9 modul yang pengorganisasiannya sebagai berikut.

Pengertian dan Instrumen Pasar Modal. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda
mampu menjelaskan tentang pasar modal dan instrumennya.

Return yang Diharapkan dan Risiko Portofolio. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar
Anda dapat menjelaskan besarnya return dan risiko yang diharapkan dalam suatu
investasi yang rasional.

Model-model Keseimbangan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu
menentukan portofolio yang optimal dengan menggunakan model Capital Aset Pricing
Model dan model Arbitrage Pricing Theory.

Penilaian Saham. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menghitung nilai
saham baik secara fundamental maupun secara teknikal.

Obligasi. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menghitung nilai obligasi.

Penilaian Obligasi. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menentukan
harga obligasi dengan berbagai tingkat bunga dengan menggunakan berbagai strategi
investasi obligasi.
Sekuritas Derivatif. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menentukan
harga opsi..

Sekuritas Derivatif Lanjutan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu
menghitung berapa besarnya bukti (right), waran (warrant) dan obligasi konversi
(convertible bonds).

Futures. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menjelaskan mengenai
indeks futures dan penggunaan indeks tersebut untuk manajer investasi.

Agar lebih memudahkan dalam memahami mata kuliah ini, berikut disampaikan desain
instruksional yang menggambarkan tujuan instruksional dari tiap topik bahasan dan
kompetensi-kompetensi pendukung yang harus Anda kuasai untuk mencapai kompetensi
utama mata kuliah ini.

Dengan mempelajari setiap modul dengan cermat sesuai petunjuk yang ada serta
mengerjakan semua latihan dan tes yang diberikan secara sungguh-sungguh, Anda akan
berhasil dalam menguasai tujuan yang telah ditetapkan.

MODUL 1
PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

Kegiatan Belajar 1: Pasar Modal


Rangkuman

Perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya dapat memperoleh dananya melalui dua
cara, yaitu diperoleh dari intern perusahaan dan dari ekstern perusahaan. Kebutuhan dana
yang diperoleh dari intern perusahaan berasal dari dana yang dihasilkan oleh usaha
perusahaan , misalnya :sebagian laba ditahan dan penyusutan, sedangkan kebutuhan dana
yang diperoleh dari ekstern adalah dana yang diperoleh bukan dari usaha perusahaan,
misalnya dengan meminjam di bank atau lembaga keuangan lain atau dapat juga menjual
saham di pasar modal. Pasar modal dari fungsi dan ruang lingkupnya dapat dibedakan
dalam beberapa jenis, yaitu; pasar sekunder, pasar perdana, pasar lelang dan pasar
negosiasi.

Pelaku pasar modal terdiri dari lembaga-lembaga yang kegiatannya berhubungan dengan
pasar modal. Para pelaku ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :

Pertama, badan yang bertugas mengawasi jalannya pasar modal, di Indonesia tanggung
jawab ini dipegang oleh Bapepam. Kedua, pihak-pihak yang secara langsung terlibat
dalam perdagangan sekuritas: emiten, investor, badan pengelola bursa dan
perantara/pedagang sekuritas. Ketiga, pihak yang mendukung kepastian, kelancaran, dan
ketertiban pasar modal (Kustodian Sentral Efek Indonesia dan Kliring Penjamin Efek
Indonesia), Penanggung (Guarantor) dan Wali Amanat (Trustee).
Kegiatan Belajar 2: Instrumen Pasar Modal
Rangkuman

Sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal biasanya disebut instrumen pasar modal.
Instrumen pasar modal ini terdiri dari: saham biasa, obligasi dan reksadana. Adapun
instrumen derivatif di pasar modal ada dua jenis yaitu opsi dan futures, dari kedua
instrumen derivatif tersebut masih ada instrumen pecahan dari keduanya

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio: Theory and Investment Analysis.
New York: Wiley.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE

MODUL 2
RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTOFOLIO

Kegiatan Belajar 1: Investasi


Rangkuman

Dalam dunia usaha, setiap kita melakukan investasi maka investasi tersebut akan selalu
mengandung keuntungan atau pengembalian (return) dan risiko. Pengembalian (return)
merupakan kompensasi atau imbalan yang diharapkan di masa datang oleh investor atas
waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Pengembalian (return) ini
dapat berupa pengembalian yang telah terjadi (actual return) dan pengembalian yang
diharapkan (expected return). Sedangkan Risiko merupakan besarnya penyimpangan atas
keuntungan yang diharapkan karena adanya investasi terhadap keuntungan faktual.
Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya. Keputusan
apakah investasi akan dilaksanakan atau tidak sangat tergantung dari perbandingan antara
return dan risiko.

Tinggi rendahnya sikap investor terhadap risiko bergantung kepada preferensi investor
tersebut terhadap risiko. Berdasarkan tingkat preferensi investor terhadap risiko, maka
risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu: (1) investor yang menyukai risiko atau pencari
risiko (risk seeker); (2) investor yang netral terhadap risiko (risk neutral); (3) investor
yang tidak menyukai risiko (risk averter)
Selain mempertimbangkan return dalam mengambil keputusan investasi, investor juga
perlu mempertimbangkan risiko, ada beberapa jenis risiko yang perlu dipertimbangkan
antara lain: (1) risiko suku bunga; (2) risiko pasar; (3) risiko inflasi; (4) risiko bisnis; (5)
risiko finansial; (6) risiko likuiditas dan (7) risiko nilai tukar mata uang.

Kegiatan Belajar 2: Risiko dan Pengembalian (Risk and Return)


Rangkuman

Sesuai pengertian risiko, risiko diartikan sebagai penyimpangan dari apa yang
diharapkan. Karena yang diharapkan dari investasi adalah return (pengembalian), maka
biasanya risiko diukur dari variabilitas dari return-nya.

Dalam kaitan antara return dan risiko maka terdapat hubungan langsung antara harga dan
tingkat pengembalian. Harga, P0, untuk setiap aset adalah sama dengan jumlah dari
pembayaran kas yang diharapkan akan diterima investor yang didiskontokan pada tingkat
pengembalian, r, yang diminta investor.

Investor dapat menginvestasikan dananya kepada investasi riil atau investasi finansial.
Investasi finansial biasanya diujudkan dalam pembelian sekuritas. Sekuritas dapat
diartikan sebuah dokumen yang mengidentifikasi hak atau klaim atas aset dan setiap
aliran kas mendatang yang diperoleh perusahaan. Sedang portofolio merupakan
sekumpulan dari sekuritas. Istilah sekuritas mempunyai pengertian yang luas. Tidak saja
terbatas pada saham atau obligasi saja, surat pembelian mobil atau sertifikat tanah bisa
masuk dalam pengertian sekuritas. Untuk itu dalam perhitungan tingkat pengembalian
yang diharapkan dari saham individual dan tingkat pengembalian yang diharapkan dari
portofolio akan berbeda hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio: Theory and Investment Analysis.
New York: Wiley.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE

MODUL 3
MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

Kegiatan Belajar 1: Capital Asset Pricing Model


Rangkuman
Hubungan antara return dan risiko dapat dikembangkan menjadi suatu model
keseimbangan risiko-return. Model keseimbangan yang dapat dikembangkan adalah salah
satunya dengan model Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model CAPM dapat
diformulasikan sebagai berikut.

E(Ri) = = RF + bi [E(RM) - RF].

Kegiatan Belajar 2: Pricing Theory Abritage


Rangkuman

Arbitrage Pricing Theory (APT) mendasarkan diri atas prinsip hukum satu harga, yang
menyatakan bahwa sekuritas yang mempunyai karakteristik yang sama, tidak akan bisa
dihargai dengan harga yang berbeda. Tidak seperti Capital Asset Pricing Model (CAPM)
yang menggunakan asumsi bahwa portofolio pasar merupakan portofolio yang efisien,
APT tidak menggunakan asumsi apapun tentang portofolio pasar. APT hanya
mengatakan bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu, yang jumlahnya bisa lebih dari satu.

Sayangnya teori ini tidak menjelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi


pembentukan harga sekuritas. Teknik statistik yang disebut sebagai factor analysis bisa
dipergunakan untuk mengidentifikasikan berapa faktor yang terdapat dalam persoalan
(dengan menggunakan input matriks koefisien korelasi), tetapi tidak menunjukkan apa
faktor-faktor tersebut. Berbagai penelitian tentang aplikasi APT menunjukkan beberapa
faktor yang dapat menjelaskan perubahan tingkat keuntungan. Meskipun demikian,
beberapa penelitian dan mungkin menemukan faktor yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio: Theory and Investment Analysis.
New York: Wiley.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.

MODUL 4
PENILAIAN SAHAM

Kegiatan Belajar 1: Penilaian Saham


Rangkuman
Di dalam penentuan harga saham perlu mendasarkan atas estimasi arus kas yang akan
diterima oleh pemilik saham tersebut. Arus kas tersebut terdiri dari dividen dan penjualan
kembali saham tersebut. Apabila kita tidak mampu untuk menaksir arus kas tersebut
dengan tepat, maka kemungkinan analisis kita salah, sehingga oleh karena itu kita akan
selalu menanggung risiko. Karena sesungguhnya sangat sulit bagi seorang investor untuk
dapat dengan tepat menaksir arus kas perusahaan tersebut.

Karena adanya kesulitan untuk menggunakan arus kas yang di-present value-kan dalam
menentukan harga saham, maka muncul beberapa model penyederhanaan, adapun model
penyederhanaan tersebut adalah sebagai berikut:
model diskonto dividen; model pertumbuhan nol;
model pertumbuhan konstan;
model pertumbuhan tidak konstan atau ganda;
model pendekatan PER.

Kegiatan Belajar 2: Pendekatan Penilaian Saham Lainnya


Rangkuman

Di dalam penentuan harga saham perlu mendasarkan atas estimasi arus kas yang akan
diterima oleh pemilik saham tersebut. Arus kas tersebut terdiri dari dividen dan penjualan
kembali saham tersebut. Apabila kita tidak mampu untuk menaksir arus kas tersebut
dengan tepat, maka kemungkinan analisis kita salah, sehingga oleh karena itu kita akan
selalu menanggung risiko. Karena sesungguhnya sangat sulit bagi seorang investor untuk
dapat dengan tepat menaksir arus kas perusahaan tersebut.

Karena adanya kesulitan untuk menggunakan arus kas yang di- present value-kan dalam
menentukan harga saham, maka muncul beberapa model penyederhanaan, adapun model
penyederhanaan tersebut adalah sebagai berikut:
model diskonto dividen; model pertumbuhan nol;
model pertumbuhan konstan;
model pertumbuhan tidak konstan atau ganda;
model pendekatan PER; dan
model pendekatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio theory and Investment Analysis. New
York: Wiley.
• Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE
MODUL 5
OBLIGASI

Kegiatan Belajar 1: Karateristik Obligasi


Rangkuman

Obligasi dapat diterbitkan dengan beraneka ragam sifat atau karakter. Faktor yang
terpenting dalam penentuan harga obligasi adalah tingkat bunga. Besarnya bunga atau
interes yang diberikan, selain jangka waktu obligasi, akan mempengaruhi tingkat
keuntungan (yield) yang diperoleh para investor. Bila tingkat bunga yang berlaku umum
meningkat, maka tingkat harga obligasi akan menurun, bila hal-hal lain ceteris paribus
(dianggap tidak terjadi perubahan).

Beberapa lembaga mungkin melakukan rating obligasi. Seperti halnya dilakukan oleh
Standard & Poor (S & P) dan Moody’s di Amerika Serikat. Lembaga yang melakukan
rating obligasi di Indonesia adalah PT. Pemerintah Efek Indonesia (Pefindo).

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis.
New York: Wiley.
• Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.

MODUL 6
PENILAIAN OBLIGASI

Kegiatan Belajar 1: Penilaian Obligasi


Rangkuman

Obligasi adalah surat berharga (biasanya berjangka panjang atau lebih dari satu tahun)
yang diterbitkan oleh suatu perusahaan atau pemerintah. Pemilik obligasi akan menerima
pembayaran sejumlah uang tertentu yang dibayarkan secara berkala (misalnya setiap
tahun atau setiap 6 bulan), hal ini disebut coupon interest payment atau pembayaran
bunga kupon.
Untuk obligasi dengan jumlah bunga tetap, jumlah pembayaran bunga adalah tetap dan
ditentukan pada saat obligasi diterbitkan. Tingkat bunga kupon pada obligasi adalah
jumlah pembayaran bunga kupon dibagi nilai nominal.

Sedangkan untuk obligasi yang bersifat floating atau mengambang, bunga obligasi tidak
tetap tetapi berfluktuasi menyesuaikan dengan perubahan suku bunga pasar.

Penilaian obligasi dilakukan dengan pendekatan discounted cash flow mengatakan bahwa
nilai obligasi adalah present value dari semua penerimaan akibat membeli obligasi.

Kegiatan Belajar 2: Tingkat Bunga Obligasi


Rangkuman

Obligasi memiliki nilai nominal yang sering disebut sebagai par value. Par value ini
merupakan nilai yang akan dibayar oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi pada
tanggal yang telah ditentukan di masa yang akan datang.

Seperti telah dijelaskan di modul sebelumnya bahwa obligasi merupakan aset finansial
yang mempunyai beban tetap yang berupa biaya bunga bagi perusahaan yang
mengeluarkan obligasi. Penerimaan bunga yang dibayarkan setiap tengah tahun akan
berbeda apabila bunga dibayarkan setiap tahun.

Harga obligasi juga akan ditentukan oleh nilai intrinsik obligasi tersebut. Seperti telah
dijelaskan di sebelumnya bahwa nilai intrinsik obligasi sangat terkait besarnya nilai r,
yaitu tingkat keuntungan yang disyaratkan atau yield obligasi.

Hubungan antara yield dan harga obligasi menunjukkan adanya hubungan yang terbalik.
Dari keempat keadaan yang menggambarkan hubungan antara yield dan harga obligasi
kita dapat menyimpulkan bahwa harga obligasi akan berubah jika ada perubahan pada
tingkat bunga pasar dan yield yang disyaratkan oleh investor dengan arah yang
berlawanan.

Pengaruh perubahan tingkat bunga pasar terhadap harga obligasi, juga akan terkait
dengan maturitas dari obligasi tersebut. Bila terjadi kenaikan (penurunan) tingkat bunga
maka harga obligasi yang mempunyai maturitas lebih lama akan mengalami penurunan
(kenaikan) harga yang lebih besar dibandingkan dengan obligasi yang mempunyai
maturitas yang lebih pendek, ceteris paribus

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis.
New York: Wiley.
• Frensidy, Budi. (2005). Matematika Keuangan. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.

MODUL 7
SEKURITAS DERIVATIF

Kegiatan Belajar 1: Opsi


Rangkuman

Opsi, sebagaimana instrumen sekuritas yang lain diatur oleh pemerintah melalui lembaga
yang berwenang untuk mengaturnya (dalam hal ini oleh BAPEPAM). Untuk di
Indonesia, Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) mewakili pemerintah dalam
mengawasi perkembangan pasar modal termasuk di dalamnya adalah opsi. Aktivitas opsi
di pasar modal ada keterkaitan dengan aktivitas lain di pasar modal. Hal ini investor opsi
mempengaruhi keputusan investasi investor. Strategi yang berbeda dapat dikembangkan
dalam memperbesar keuntungan atau memperkecil risiko. Oleh karena itu biasanya
investor (baik institusional maupun individual) memakai beberapa model untuk mencapai
alternatif yang optimal. Biasanya investor di dalam strategi akan mempergunakan model
yang dikembangkan oleh Blacks dan scholes. Namun demikian investor harus
mengetahui keterbatasan dan kelemahan opsi. Dengan demikian investor akan dapat
menentukan waktu yang tepat untuk memanfaatkan opsi dan strategi apa yang paling baik
dan tepat agar dapat memperoleh keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis.
Wiley.
• Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
• Atmaja, Lukas Setia. (2001). Manajemen Keuangan. Edisi Revisi, Yogyakarta:
Andi.
• Sunariyah. (2003). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
MODUL 8
SEKURITAS DERIVATIF LANJUTAN

Kegiatan Belajar 1: Bukti (Right), Waran (Warrant), dan Obligasi Konversi


(Convertible Bonds)
Rangkuman

Berbagai jenis sekuritas yang diterbitkan di pasar modal dan diperdagangkan di bursa
efek dapat dibagi menjadi berbagai kelompok, yaitu (1) saham, (2) sekuritas yang
memberikan penghasilan tetap, dan (3) sekuritas yang bersifat derivatif. Pada bab ini
dibicarakan konsep valuasi dan analisis sekuritas-sekuritas tersebut, yang meliputi saham,
obligasi, sertifikat bukti right, opsi, waran, dan obligasi konversi..

Analisis saham dapat dilakukan dengan menggunakan dividend approach model


(berdasarkan pada arus kas) ataupun dengan menggunakan pendekatan kelipatan laba
(earnings multiplier). Model mana yang akan digunakan hendaknya dikaitkan dengan
karakteristik saham-saham yang dianalisis. Apabila saham yang dianalisis selalu
membagikan dividen dengan rasio payout yang sama, pertumbuhan dividennya relatif
konstan karena sudah memasuki tahap maturity, penyederhanaan dividend approach
model dengan menggunakan constant growth model dapat digunakan. Apabila rasio
pembagian dividen diperkirakan akan berubah dari waktu ke waktu, pertumbuhan
labanya bervariasi dari tahun ke tahun, model pertumbuhan lain perlu digunakan.

Analisis dapat dilakukan dengan membandingkan nilai intrinsik suatu saham dengan
harga pasar saat ini, atau dapat juga dilakukan secara cross sectional. Analisis cross
sectional berarti menilai kewajaran harga suatu saham relatif terhadap saham-saham lain
yang dipilih dalam analisis. Kedua cara tersebut disebut analisis dengan memperhatikan
faktor-faktor fundamental.

Meskipun demikian, terdapat pula analisis dengan mengandalkan pada pengamatan alas
perubahan harga di waktu yang lalu. Cara semacam ini disebut analisis teknikal.

Untuk obligasi, faktor yang sangat menentukan adalah tingkat bunga. Kepekaan suatu
obligasi terhadap perubahan tingkat bunga ditunjukkan oleh duration obligasi tersebut.
Semakin besar duration-nya, semakin peka obligasi tersebut terhadap perubahan suku
bunga.

Sertifikat bukti right menunjukkan hak untuk membeli saham dengan harga tertentu.
Apabila dana yang diperoleh dari penerbitan right sewaktu dipergunakan hanya
memberikan NPV = 0, maka pemodal tidak akan menderita kerugian ataupun
memperoleh manfaat dari penerbitan bukti right. Pemodal akan bertambah
kemakmurannya kalau dana yang dihimpun dengan right issue dapat digunakan dengan
menghasilkan NPV positif.

Teori penentuan harga opsi menjelaskan bagaimana melakukan valuasi opsi. Teori ini
juga berguna untuk membahas dan menaksir nilai warrant dan convertible bond. Warrant
adalah opsi untuk membeli sejumlah saham biasa dengan harga tertentu. Biasanya
warrant dijual bersama-sama obligasi, meskipun mungkin saja kedua instrumen keuangan
diperjualbelikan secara terpisah. Convertible bonds merupakan obligasi yang bisa ditukar
menjadi saham biasa. pemodal akan mengonversikan CB menjadi saham biasa kalau pada
saat jatuh tempo harga saham lebih tinggi dan nilai normal CB.

Dengan memahami teori pembentukan harga opsi, jelaslah bahwa penawaran sekuritas-
sekuritas yang berkarakteristik opsi bukanlah dilakukan dengan maksud merugikan
pemodal. Memang benar bahwa pembeli opsi akan menanggung risiko yang lebih besar
dari pembeli saham biasa. Meskipun demikian, risiko yang tinggi ini berarti bahwa
kemungkinan menderita rugi atau memperoleh laba juga besar.

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis.
Wiley.
• Frensidy, Budi. (2005). Matematika Keuangan. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Frank J. Fabozzi. (1995). Manajemen Investasi. Buku Dua, Salemba Empat,
Simon & Schustur (Asia) PT. Ltd. Prentice Hall.
• Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.

MODUL 9
FUTURES

Kegiatan Belajar 1: Kontrak Futures


Rangkuman

Futures menunjukkan kewajiban untuk melakukan sesuatu, dan bukan hak seperti dalam
opsi. Meskipun futures mempunyai risiko yang sangat tinggi, sebenarnya sekuritas
tersebut dapat dipergunakan untuk melakukan hedging, yang berarti justru memperkecil
risiko. Hanya saja, selain untuk hedging, pemodal juga dapat berspekulasi dengan
futures. Karena risiko sangat tinggi, maka spekulasi dengan futures akan mengakibatkan
pemodal menanggung risiko yang sangat tinggi.

Penetapan harga kontrak futures dipengaruhi oleh beberapa faktor, untuk itu untuk
menghitung harga futures perlu menggunakan asumsi, yaitu dijual pada pasar tunai,
tingkat pengembalian pasti, jangka pengantaran pasti dan suku bunga pasti diketahui.
Dalam penentuan harga kontrak futures bisa saja harga futures tersebut dengan strategi
apapun tidak mendatangkan laba arbitrase, Oleh karena itu, harga tersebut merupakan
harga keseimbangan, karena harga futures di atas maupun di bawah nilai tersebut
memungkinkan timbulnya laba arbitrase.

Harga teoritis futures dapat lebih tinggi daripada harga pasar tunai (pada premi) atau
lebih rendah dari harga pasar tunai (pada diskonto), tergantung dari (r – y). Suku r – y,
yang merupakan selisih antara biaya pendanaan dan hasil atas aktiva, disebut biaya
pendanaan bersih. Biaya pendanaan bersih ini umumnya disebut juga biaya penyimpanan
(cost of carry). Biaya penyimpanan positif berarti hasil yang diperoleh lebih besar dari
biaya pendanaan; sedangkan biaya penyimpanan negatif menunjukkan adanya biaya
pendanaan yang lebih besar daripada hasil yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

• Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (1999). Fundamentals of Financial


Management. Harcourt, Forth Worth.
• Elton and Gruber. (1995). Modern Portfolio Theory and Investment Analysis.
Wiley.
• Frensidy, Budi. (2005). Matematika Keuangan. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Frank J. Fabozzi. (1995). Manajemen Investasi. Buku Dua, Salemba Empat,
Simon & Schustur (Asia) PT. Ltd. Prentice Hall.
• Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Emban Patria.
• Hanafi, Mamduh M. (2004). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
• Husnan, Suad. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
• Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.

You might also like