Professional Documents
Culture Documents
Masuk: 29 April 2008, revisi masuk: 16 Juni 2008, diterima: 2 Juli 2008
ABSTRACT
The papaya (Carica papaya L.) is a member of the small class dycotyledoneae,
family caricaceae, and genus cariaca. This plant is native to the Central America and
West Indies. It grows well at the tropical region with elevation 600-700 m above the sea
level. Today papaya seed is only throwed away as a waste product, whereas in fact the
papaya seed contains fatty acids with higher economic value which is called papaya oil.
Oil of papaya seed can be obtained from solid - liquid extraction method. In this investiga-
tion, the extraction of papaya seed was carried out in the stirred reactor with ethanol as a
solvent. Solvent-extracted oil was distilled to separate papaya seed oil from solvent. The
variables of investigation were extraction temperature, stirring speed, ratio between sol-
vent volume and mass of papaya seed, and size of papaya seed. The extracted oil was a-
nalyzed by using gas chromatography to determine the fatty acid composition. The opti-
mum condition of papaya seed extraction were obtained at extraction temperature 300C,
stirring speed 397 rpm, ratio between solvent volume and mass of papaya seed at 25 : 1,
and size of papaya seed (-14/+20) mesh or average diameter 0.08 cm. The correlation
between mass transfer coefficient and these variables is shown in the dimensionless e-
quation below :
1 , 083
5 (0,7785) 0,9411 db
Sh = 8,89 (10) Re . Sc . With the average error is 0.9706%.
dp
Keywords: Extraction, Seed, Papaya
INTISARI
Buah pepaya (Carica papaya L.) dalam klasifikasinya termasuk dalam kelas dy-
cotyledoneae, ordo caricates, famili caricaceae dan genus cariaca. Tanaman ini berasal
dari Amerika Tengah dan Hindia Barat, tumbuh baik di daerah tropis pada ketinggian
600–700 m di atas permukaan laut. Saat ini biji buah pepaya hanya dibuang begitu saja
setelah pepaya diambil buahnya, padahal apabila biji pepaya diolah untuk diambil mi-
nyaknya akan sangat menguntungkan. Ekstraksi merupakan salah satu cara untuk me-
ngambil minyak dari padatannya (dalam hal ini biji buah pepaya). Penelitian dilakukan de-
ngan mengekstrak minyak biji pepaya dengan menggunakan pelarut etanol, dalam labu
leher tiga yang dilengkapi dengan pemanas, pengaduk serta pendingin (kondensor), pe-
nelitian dilakukan dengan variasi suhu, kecepatan pengaduk, perbandingan pelarut dan
bahan serta ukuran butir biji pepaya. Hasil ekstraksi kemudian didistilasi untuk memisah-
kan minyak dari etanolnya. Hasil minyak dianalisis dengan menggunakan Gas Chroma-
tography.Kondisi proses ekstraksi minyak biji pepaya menggunakan etanol adalah de-
ngan menggunakan suhu 30oC, kecepatan pengaduk 397 rpm, perbandingan volume pe-
larut dengan biji pepaya 25:1, dan ukuran butir lolos ayakan 14 mesh dan tertahan ayak-
an 20 mesh (-14/20 ) atau diameter rata- rata 0,08 cm. Hubungan antara koefisien trans-
fer massa dengan variabel- variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan
persamaan dalam bentuk kelompok tak berdimensi sebagai berikut :
1 , 083
5 (0,7785) 0,9411 db
Sh = 8,89 (10) Re . Sc . Dengan ralat rata-rata 0,9706 %.
dp
Kata Kunci : Ekstraksi, Biji , Pepaya
78
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008
79
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008
Ada 3 cara yang dapat digu- semakin tinggi akan memperbesar daya
nakan untuk pengambilan minyak dari larut minyak ke dalam pelarutnya, namun
bahan yang diduga mengandung minyak semakin tinggi suhu akan menyebabkan
yaitu rendering (pemanasan), pengepres- komponen minyak yang volatil banyak
an, dan ekstraksi (Winarno, 1982). yang menguap. Kecepatan pengadukan,
turbulensi dalam larutan akan meningkat
Tabel 2. Komposisi minyak biji pepaya dengan adanya kenaikan kecepatan
Komponen Prosen berat pengadukan, tetapi bila terlalu cepat
Laurat 0,13 akan menimbulkan forteks yang akan
menurunkan turbulensi dalam larutan,
Miristat 0,16 turbulensi yang semakin besar akan
Palmitat 15,13 memperbesar koefisien trnsfer massa.
Stearat 3,61 Waktu ekstraksi. Semakin besar waktu
Oleat 71,6 yang digunakan maka kesempatan untuk
Linoleat 7,68 bertumbukan semakin besar, sehingga
Linolenat 0,6 semakin besar pula jumlah minyak yang
Arasidat 0,87 larut sampai dicapai keseimbangan.
Bahenat 0,22 Proses ekstraksi padat - cair,
transfer massa solut dari padatan ke cair-
Rendering merupakan suatu pro- an berlangsung melalui dua tahapan pro-
ses pemanasan yang sering digunakan ses, yaitu difusi dari dalam padatan ke
untuk mengekstraksi minyak hewan. Pe- permukaan padatan dan transfer massa
manasan dapat dilakukan dengan meng- dari permukaan padatan ke cairan
gunakan sejumlah air panas (wet render- Karena butir padatan cukup kecil, maka
ing), minyak akan mengapung dipermu- diambil asumsi bahwa konsentrasi solut
kaan sehingga dapat dipisahkan. Secara dalam padatan selalu homogen atau
umum rendering dilakukan dengan me- serba sama, jadi dalam hal ini tidak ada
makai ketel vaccum (Sudarmaji, 1976). gradien konsentrasi dalam padatan.
Pengepresan minyak merupakan Dengan kata lain, difusivitas efektif dalam
salah satu pengambilan minyak dari biji- padatan diabaikan. Dengan demikian,
bijian yang mengalami perlakuan penda- perpindahan massa dalam padatan di-
huluan, misal dipotong-potong atau di- anggap tidak mengontrol perpindahan
hancurkan, kemudian dipres dengan te- massa secara keseluruhan. Karena difu-
kanan tinggi menggunakan tekanan hi- sivitas efektif diabaikan, maka yang me-
droulik atau screw press. Sisa minyak ngontrol perpindahan massa overall ada-
yang masih ada dalam bahan dipress la- lah perpindahan massa antarfase (Smith,
gi dengan filter press (Winarno, 1982). 1981), dalam hal ini harga kLa merupa-
Ekstraksi dengan menggunakan kan faktor yang menentukan. Dengan de-
pelarut adalah suatu cara pemisahan di- mikian dapat disusun neraca massa solut
mana komponen dari padatan atau cair- dalam cairan sebagai berikut :
an dipindahkan ke cairan yang lain yang Kecepatan masuk – Kecepatan keluar =
berfungsi sebagai pelarut. Ekstraksi Kecepatan terakumulasi
dapat dilakukan untuk campuran yang
mempunyai titik didih berdekatan, se-
dC L
kLa (CS – CL ) VL = VL
hingga tidak dapat dipisahkan dengan dt
cara distilasi. dC L
Faktor-faktor yang berpengaruh = kLa (CS – CL )
dalam proses ekstraksi (Sudarmaji, 19- dt
76) diantaranya Jenis pelarut, semakin dC L
baik mutu pelarutnya, maka semakin baik = kLa dt
(C S C L )
pula mutu minyak biji pepaya.
Perbandingan berat bahan dengan vo- ln
CL
k La t ............. (1)
lume pelarut. akan mempengaruhi te- (C s C L )
gangan permukaan dari butir-butir ba-
han dan berpengaruh terhadap proses Dengan mengamati konsentrasi larutan
keluarnya minyak dari biji pepaya. Suhu setiap saat dapat dibuat grafik hubungan
80
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008
CL
antara t versus ln kLa = K.ρc1.µ-c1.DL1+c1-c6.dp-2-c5+2c6.dbc5.Nc6
(C s C L )
……... (11)
Dari data pengamatan akan diperoleh c1 c5 2 c6
dp .D
meter pengaduk, diameter butir padatan, DL L
kecepatan putar pengaduk. …....... (14)
Hubungan antara variabel-variabel dapat c6 c6c1 c5
81
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008
ngan variabel yang mempengaruhi pro- larutan etanol akan semakin kecil dengan
ses ekstraksi minyak dari biji pepaya kata lain konsentrasi minyak dalam eta-
dengan menggunakan pelarut etanol nol semakin kecil, dan berakibat dalam
pada tangki berpengaduk. Variabel yang perhitungan koefisien transfer massa mi-
dipelajari dalam penelitian ini adalah nyak ke dalam etanol semakin kecil.
diameter partikel biji pepaya, kecepatan
putar pengaduk, suhu ekstraksi, dan 0,008
perbandingan bahan dengan pelarut. 0,007
(kLa,1/menit)
mensi yang dapat dimanfaatkan dalam
0,004
perancangan alat, serta dapat diketahui y = 2E-07x2 - 5E-05x + 0,008
0,003
kondisi operasi yang optimal untuk
proses ekstraksi tersebut. 0,002
Bahan yang digunakan pada 0,001
penelitian ini adalah biji pepaya yang 0
diperoleh dari pepaya sudah masak 0 50 100
(warna buah merah) dan Etanol yang Suhu (oC)
merupakan etanol teknis dengan kadar
95 %,. Peralatan yang digunakan dalam Gambar 2. Hubungan antara suhu
penelitian ini adalah seperangkat alat dengan koefisien transfer massa
ekstraksi dan seperangkat alat distilasi.
Variasi kecepatan pengaduk, percobaan
PEMBAHASAN dilakukan dengan menggunakan 10 gram
Percobaan dilakukan dengan va- biji pepaya dengan ukuran -20/+30 mesh,
riasi suhu, kecepatan pengaduk, perban- suhu 60 oC, perbandingan pelarut de-
dingan pelarut dengan bahan, dan ukur- ngan bahan 40 mL/gr bahan, hasilnya
an butir biji pepaya. Hasil percobaan da- kemudian digunakan untuk menghitung
pat dilihat pada tabel I, II, III, IV untuk koefisien transfer massa, dan hubungan
masing masing variabel.Variasi suhu, antar kecepatan pengadukan dengan
Percobaan dilakukan dengan mengguna- koefisien transfer massa dapat dilihat
kan 10 gram biji pepaya dengan ukuran - pada Gambar 3.
20/+30 mesh, kecepatan pengadukan Pada Gambar 3 menggunakan
300rpm, dengan perbandingan pelarut perhitungan metode optimasi menunjuk-
bahan 40 mL/gr, hasilnya kemudian dihi- kan kondisi yang paling baik dilakukan
tung nilai koefisien transfer massa (kLa) pada kecepatan pengaduk 397 rpm,
pada berbagai suhu yang dapat dilihat dengan kecepatan pengaduk terlalukecil,
pada Gambar 2. frekuensi tumbukan padatan dan cairan
Pada Gambar 2 menggunakan kecil, per-pindahan massa ke dalam
perhitungan dengan metode optimasi larutan menjadi lambat atau koefisien
menunjukkan bahwa kondisi yang paling transfer massa kecil, sebaliknya bila
baik dilakukan pada suhu kamar (300C), pengadukan terlalu cepat, akan terjadi
selain ditinjau dari segi proses, dari segi forteks yang menyebabkan turbulensi
ekonomipun sangat baik bila dilakukan dalam larutan berkurang sehingga per-
pada suhu kamar karena tidak memerlu- pindahan massa minyak ke dalam eta-
kan biaya pemananasan pada umumnya nolpun berkurang.
daya larut akan naik atau konstan de- Variasi perbandingan volume pe-
ngan adanya kenaikan suhu, namun da- larut terhadap bahan. Pada percobaan
lam penelitian ini terlihat koefisien trans- dilakukan dengan menggunakn 10 gram
fer massa minyak ke dalam etanol turun biji pepaya dengan ukuran -20/+30 mesh,
dengan adanya kenaikan suhu, hal ini metode optimasi, menunjukkan kondisi
disebabkan, dengan adanya pemanasan yang paling baik dilakukan pada perban-
yang semakin tinggi, komponen minyak dingan volume pelarut terhadap massa
yang volatile akan semakin banyak yang bahan 25ml pelarut/gram biji pepaya.
menguap, sehingga hasil minyak dalam Jumlah pelarut semakin banyak akan
memudahkan perpindahan tramsfer mas-
82
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008
sa minyak ke dalam etanol, tetapi apabila kontak padatan dengan larutan lebih ba-
terlalu banyak menyebabkan beban pe- gus sehingga perpindahan massa mi-
ngaduk menjadi lebih berat sehingga nyak dalam padatan akan lebih mudah
turbulensi menurun dan perpindahan 0,007
massa minyak ke dalam pelarut menu-
(kLa, 1/menit)
0,0069
0,004
0,0068
Koefisien transfer massa
0,0067 0,003
0,0066 0,002
(kLa, 1/menit)
83
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 1 No. 1 Agustus 2008
84