Professional Documents
Culture Documents
Pengantar ilmu politik, system politik, lembaga perwakilan dan pemilu dan sebagainya,
yang berkaitan dengan kebijaksanaan umum. Karena itu sebenarnya yang menjadi materi mata
kuliah “politik hukum” itu masih dalam poengembangan sesuai perjalanan mata kuliah itu
nantinya. Tetapi Utrecht mengatakan bahwa : perbuatan mencita-citakan hukum, yaitu
membayangkan hukum, adalah suatu perbuatan politik hukum, dan kami meragu-ragukan apakah
hukum yang dicita-citakan itu menjadi obyek ilmu hukum, menurut pendapat kami hukum yang
dicita-citakan itu adalah proyek ilmu politik.
“politik hukum adalah kebijakan politik yang menentukan aturan hukum apa yang
seharusnya berlaku mengatur berbagai hal kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam
hubungan dengan objek dari politik hukum. Utrecht (1983, 48) mengatakan:
“ hukum menjadi juga obyek politik, yaitu obyek dari politik hokum, politik hokum berusaha
membuat kaedah-kaedah yang akan menentukan bagaimana seharusnya manusia bertindak.
Politik hokum menyelidiki perubahan-perubahan apa yang harus diadakan dalam hokum yang
sekarang berlaku supaya menjadi sesuai dengan kenyataan social. Tetapi kadang-kadang juga
justru menjauhkan tata hukum dari kenyataan social. Yaitu dalam hal politik hokum itu menjadi
alat dalam tangan suatu “ ruling class” yang hendak menjajah bagian besar anggota masyarakat
tanpa memperhatikan kenyataan social itu. Politik hokum meneruskan perkembangan hokum
dengan berusaha melenyapkan sebanyaknya ketegangan antara positivitas dan realita social.
Tetapi kadang-kadang juga hasilnya menjadi sebaliknya, ketegangan antara positivitas dengan
realitas social justru lebih besar, karena “ ruling class “ kurang atau tidak mau memperhatikan
kenyataan sosial. Banyak para ahli yang mencoba menafsirkan politik hukum, walaupun tidak
secara jelas mengemukakan apa itu politik hukum tetapi dari materi dan uraian bab-bab tersebut
menunjukkan bahwa politik hukum itu ialah kebijaksanaan yang ditempuh negara dan
pemerintah Indonesia mengenai hukum mana yang harus diganti, hukum mana yang perlu
direvisi atau dibaharui, hukum mana yang perlu dibentuk, hukum mana yang perlu
dipertahankan atau ditunda pembentukannya untuk menunjang atau mendukung pembangunan
nasional baik pada PJP 1 maupun II sekarang ini. banyak istilah atau penamaan yang diberikan
pada negara-negara berkembang. J.W School (1980;31) mengemukakan bahwa untuk menyebut
negara-negara yang belum begitu maju dalam hal modernisasi, digunakan bermacam-macam
istilah, seperti negara sedang berkembang, negara kurang berkembang, negara miskin atau dunia
ketiga. Richard Lowenthal (1963) negara-negara berkembang atau belum berkembang ialah:
suatu negara dimana pendapatan setiap orang atau konsumsi perkapita terhadap barang-barang
tertentu, atau presentasi urbanisasi atau kemampuan membaca dan menulis masyarakatnya,
berada dibawah suatu tingkat minimum tertentu. Kebijaksanaan umum menurut Miriam Budiarjo
adalah:
“suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau oleh kelompok politik dalam
usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan itu. pada prinsipnya pihak
yang membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan itu mempunyai kekuasaan untuk
melaksanakannya”.