Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
penggunaan tumbuhan.
kaki pegunungan Himalaya sebelah timur hingga laut Cina dan India barat daya di
antara Chats dan Lautan Indonesia. Di Jawa tumbuh liar di hutan, semak belukar,
Tumbuh pada ketinggian tempat hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan
laut (DepKes RI, 1978). Untuk tumbuh, lengkuas menyukai tanah gembur, sinar
sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan memisahkan sebagian
Sebenarnya lengkuas ada dua macam, yaitu lengkuas merah dan putih.
Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan
yang banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah. Pohon lengkuas
dapat mencapai tinggi 3 meter, sedangkan pohon lengkuas merah umumnya hanya
menjadi dua varitas, yaitu yang berimpang besar dan kecil. Oleh karena itu, paling
tidak ada tiga kultivar lengkuas yang sudah dikenal, yang dibedakan berdasarkan
ukuran dan warna rimpang, yaitu lengkuas merah, lengkuas putih besar, dan
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Languas
Nama asing dari lengkuas merah adalah lengkuas, puar (Malaysia), langkauas,
palia (Filipina), padagoji (Burma), kom deng, pras (Kamboja), kha (Laos,
Thailand), hong dou ku (Cina), galangal, greater galangal, java galangal, siamese
Biasanya tumbuh dalam rumpun yang rapat. Batangnya tegak, tersusun oleh
pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak
keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Daun
bawah dan atas biasanya lebih kecil dari pada yang di tengah. Bentuk daun lanset
memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, dengan tepi daun rata. Pertulangan
daun menyirip. Panjang daun sekitar 20 - 60 cm, dan lebarnya 4 - 1 5 cm. Pelepah
daun lebih kurang 15 - 30 cm, beralur, warnanya hijau. Pelepah daun ini saling
bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau harum, berwarna putih kehijauan atau
putih kekuningan, terdapat dalam tandan bergagang panjang dan ramping, yang
berdiameter lebih kurang 1 cm. Ada juga yang buahnya berwarna merah. Bijinya
2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau
agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Untuk mendapatkan rimpang
yang masih berserat halus, panen harus dilakukan sebelum tanaman berumur lebih
kurang 3 bulan. Rasanya tajam pedas, menggigit, dan berbau harum karena
kehijauan yang terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol 20% - 30%, eugenol, kamfer
1%, seskuiterpen,∂ -pinen, galangin dan lain-lain. Minyak atsiri pada bijinya
2008).
seluruh tubuh diyakini dapat meng- obati kejang-kejang pada bayi dan anak-anak.
Disamping itu rimpang lengkuas juga dianggap memiliki khasiat sebagai anti
pula buahnya sering digunakan sebagai bumbu masak atau rempah pengganti
kapulaga. Di India dan Malaysia, rebusan rimpang lengkuas atau rimpang yang
dimasak bersama nasi diberikan kepada para ibu sehabis melahirkan (Sinaga, E.,
2009).
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak
atsiri disebut juga minyak menguap, minyak eteris atau minyak esensial karena
mudah menguap pada suhu kamar. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri
mewakili bau tanaman asalnya. Dalam keadaan murni tanpa pencemar, minyak
atsiri tidak berwarna. Namun pada penyimpanan yang lama, minyak atsiri dapat
teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua
(gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus
terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang
berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak
disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan & Mulyani, 2004).
tersusun dari berbagai macam komponen yang tergolong kelompok terpenoid dan
fenilpropanoid (Tyler, et al., 1976). Terpen minyak atsiri terdiri dari monoterpen
seperti di dalam rambut kelenjar pada suku Labiatae, di dalam sel-sel parenkim
(pada suku Zingiberaceae dan Piperaceae), di dalam saluran minyak (pada suku
daun dan sebagai penarik serangga guna membantu proses penyerbukan, sebagai
tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur panenan, metode
dibedakan atas :
a. Turunan Terpenoid
mevalonat. Terpenoid berasal dari suatu unit senyawa sederhana yang disebut
isoprene (Tyler, et al., 1976). Terpen minyak atsiri terdiri dari monoterpen (C5)
bagian dari kebanyakan minyak atsiri. Monoterpen dapat dibagi menjadi tiga
limonene) atau dapat mempunyai gugus fungsi seperti alcohol (misalnya linalool),
aldehid (misalnya sitral), atau keton (misalnya menton). Secara kimia seperti
melalui jalur biosintesis asam sikimat. Fenil propanoid berasal dari suatu unit
senyawa sederhana yang terdiri gabungan inti benzene (fenil) dan propane. Dalam
tanaman, senyawa ini dibentuk dari suatu asam amino aromatikm fenilalanin dan
tirosin yang akhirnya disintesis lewat jalur asam sikimat (Tyler et al., 1976).
Contoh komponen minyak atsiri turunan femil propanoid adalah eugenol yang
merupakan kandungan utama minyak cengkeh dan anetol yang terdapat dalam
menjadi: (1) hodrokarbon, (2) alkohol, (3) aldehid, (4) keton, (5) fenol, (6) eter,
(7) oksida, (8) ester. Minyak atsiri karbon terdiri atas terpen tidak teroksigenasi
monosiklik) pada minyak kayu putih dan zingiberin (seskuiterpen) pada minyak
jahe. Minyak atsiri alcohol terdiri atas alcohol alisiklik, monoterpen alkohol dan
seskuiterpen alcohol adalah gingerol. Minyak atsiri aldehid terdiri atas asiklik dan
aromatic. Contoh asiklik adalah sitral dan sitronelal. Contoh aromatik adalah
sinamaldehid dan vanillin. Minyak atsiri keton terdiri atas terpen monosiklik
keton, bisiklik keton dan non terpen keton. Contoh terpen monosiklik keton
adalah menton (peppermint) dan piperton (kayu putih), contoh bisiklik keton
adalah kamfor. Contoh minyak atsiri fenol adalah eugenol pada minyak cengkeh.
Contoh minyak atsiri eter fenol adalah anetol pada minyak adas. Contoh minyak
atsiri oksida adalah eucalyptol (sineol) pada minyak kayu putih. Contoh minyak
atsiri ester adalah metal salisilat pada minyak gandapura (Tyler et al., 1976).
Minyak atsiri mempunyai konstituen kimia yang berbeda, tetapi dari segi
fisiknya banyak yang sama. Minyak atsiri yang baru diekstraksi (masih segar)
minyak atsiri, yaitu 1) bau yang karakteristik, 2) mempunyai indeks bias yang
tinggi, 3) mempunyai bobot jenis, dan 4) mempunyai sudut putar yang spesifik
Parameter yang dapat digunakan untuk tetapan fisik minyak atsiri antara
lain :
a. Berbau Karakteristik
Minyak atsiri dengan juga dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang (essential oil, volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dan
kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Jika cahaya melewati media kurang padat ke
medialebih padat, maka sinar akan membelok atau membias dari garis normal.
Penentuan indks bias menggunkan alat Refraktometer. Indeks bias berguna untuk
c. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 250C
terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penetuan bobot jenis
menggunkan alat Piknometer. Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting
d. Putaran Optik
polarisasi cahay ke arah kiri atau kanan. Besarnya pemutaran bidang polarisasi
ditentukan oleh jenis minyak atsiri, suhu dan panjang gelombang cahaya yang
1985).
a. Oksidasi
Reaksi oksidasi pada minyak atsiri terutama terjadi pada ikatan rangkap
dalam terpen. Peroksida yang bersifat labil akan berisomerisasi dengan adanya air,
b. Hidrolisis
Proses hidrolisis ester merupakan proses pemisahan gugus –OR dalam molekul
ester sehingga terbentuk asam bebas dan alcohol. Ester akan terhidrolisis secara
sempurna dengan adanya air dan asam sebagai katalisator (Ketaren, 1985).
c. Resinifikasi
merupakan senyawa polimer. Resin ini dapat terbentuk selama proses pengolahan
(ekstraksi) minyak yang mempergunakan tekanan dan suhu tinggi serta selama
d. Penyabunan
Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1).
yang mengandung minyak atsiri. Ada tiga jenis penyulingan yang digunakan
industri:
didapatkan dengan metode ini. Minyak terpentin terdiri atas terpen yang tidak
dipengaruhi oleh pemanasan (Tyler, et al., 1976). Pada metode ini, bahan yang
akan disuling kontak langsung dengan air mendidih. Bahan yang berbentuk bubuk
(akar, kulit, kayu dan sebagainya) harus disuling dengan metode ini bahan
tercelup dan bergerak bebas dalam air. Jika disuling dengan metode uap langsung,
bahan ini akan merekat dan membentuk gumpalan besar yang kompak sehingga
uap tidak dapat berpenetrasi ke dalam bahan (Guenther, 1987; Ketaren, 1985).
tanaman yang menggunakan metode ini adalah kayu manis dan cengkeh (Tyler et
al., 1976). Pada metode penyulingan ini, bahan olahan diletakkan di atas rak-rak
atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai permukaan air
sistem ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang letaknya
terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan lebih
tinggi dari tekanan udara luar. Uap menembus bahan tanaman membawa tetes
minyak ke kondensor. Destilasi uap yang baik memiliki kecepatan difusi uap
dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buah yang memiliki
kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan, maka
sel-sel yang mengandung minyak atsiri akan pecah dan minyak atsiri akan
menggelindingkan buah pada wadah yang memiliki tonjolan tajam yang berjejer.
Tonjolan tersebut cukup panjang untuk menembus epidermis. Tetes minyak yang
Minyak atsiri yang diperoleh dari mahkota bunga sangat sedikit maka
digunakan metode enfleurage. Lemak yang tidak berbau dan tidak menguap
dilapiskan tipis pada pelat kaca. Mahkota bunga diletakkan di atas lemak selama
bebeerapa jam. Setelah lemak mengabsorbsi aroma, minyak atsiri diekstraksi dari
lemak dengan ekstraksi alkohol. Proses tersebut disebut enfleurage yang sejak
dulu digunakan secara luas untuk menghasilkan parfum dan pomade (Tyler et al.,
1976).
minyak atsiri hasil penyulingan yang dapat mengalami kerusakan pada temperatur
yang tinggi. Metode ini penting bagi industri parfum. Metode ini memerlukan
ekstraksi tidak akan diterima di industri penghasil minyak atsiri (Tyler et al.,
1976).
karena minyak atsiri mengandung campuran senyawa dan sifatnya yang mudah
menguap pada suhu kamar. Setelah ditemukannya kromatografi gas (GC), kendala
dalam analisis komponen minyak atsiri mulai dapat diatasi. Pada penggunaan GC,
teknologi instrumentasi yang pesat akhirnya dapat menghasilkan suatu alat yang
merupakan gabungan dua sistem dengan prinsip dasar yang berbeda satu sama
lain tetapi saling melengkapi, yaitu gabungan antara kromatografi gas dan
Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu komponen dan
semua interaksi yang mungkin terjadi antara komponen dengan fase diam. Fase
waktu ketika melewati kolom yang disebut waktu retensi (waktu tambat) (Willet,
1987).
senyawa tertahan dalam kolom yang diukur mulai saat penyuntikan sampel
sampai saat elusi terjadi (dihasilkan puncak) (Gritter, dkk., 1991; Pavia, et al.,
1. Panjang kolom, semakin panjang kolom akan menahan senyawa lebih lama
dan sebaliknya.
3. Aliran gas pembawa, semakin lemah aliran gas maka senyawa semakin lama
kolom fase diam dan semakin kurang keatsiriannya maka akan tertahan lebih
Bagian utama dari kromatografi gas adalah gas pembawa, sistem injeksi,
Fase gerak pada kromatografi gas disebut dengan gas pembawa. Gas
pembawa harus memenuhi persyaratan antara lain tidak reaktif, murni dan dapat
disimpan dalam tangki bertekanan tinggi (Sudjadi, 2007). Gas pembawa yang
1987).
melalui gerbang suntik yang biasanya berupa lubang yang ditutupi dengan septum
atau pemisah karet. Ruang suntik harus dipanaskan tersendiri (terpisah dari
kolom) dan biasanya 10-15oC lebih tinggi daripada suhu kolom maksimum. Jadi
seluruh sampel akan menguap segera setelah sampel disuntikkan (Gritter, dkk.,
1991).
2.5.1.3 Kolom
dalamnya terdapat fase diam. Ada dua jenis kolom dalam kromatografi gas yaitu
kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary column) (Sudjadi,
2007).
Kolom kemas terbuat dari gelas, logam tahan karat, tembaga atau
aluminium. Panjang kolom jenis ini adalah 1-5 m. Kolom kemas terdiri atas fase
cair yang tersebar pada permukaan penyangga yang lembam (inert) yang terdapat
dalam tabung yang relatif besar (diameter 1-3 mm). Fase diam hanya dapat
dilapiskan saja pada penyangga atau terikat secara kovalen pada penyangga yang
menghasilkan fase terikat. Kolom kapiler dibuat dari silica yang dilelehkan atau
kaca. Panjang kolom kapiler 5-60 m. Kolom kapiler jauh lebih kecil (0,02-0,2
mm) dan dinding kapiler bertindak sebagai penyangga lembam untuk fase diam
cair. Fase diam ini dilapiskan pada dinding kolom atau bahkan bercampur dengan
sedikit penyangga lembam yang sangat halus (Gritter, dkk., 1991; Sudjadi, 2007).
polar, semi polar, polar dan sangat polar (Willet, 1987). Berdasarkan kepolaran
minyak atsiri yang nonpolar sampai sedikit polar, maka untuk keperluan analisis
sebaiknya digunakan fase diam pada kolom yang bersifat sedikit polar seperti
2.5.1.5 Suhu
Pada gas kromatografi terdapat tiga pengendali suhu yang berbeda yaitu
Suhu injektor
sedemikian cepat sehingga dihasilkan puncak yang sempit dan baik (Willet,
1987). Tetapi penguraian dapat terjadi jika suhu ruang suntik terlalu tinggi
Suhu kolom
Pemisahan dapat dilakukan pada suhu tetap (isotermal), atau pada suhu
isotermal paling banyak dilakukan pada analisis rutin atau jika kita mengetahui
agak banyak mengenai sifat sampel yang akan dipisahkan. Pilihan awal yang baik
adalah suhu beberapa derajat dibawah titik didih komponen utama sampel. Pada
GC suhu diprogram, suhu dinaikkan mulai dari suhu tertentu sampai suhu tertentu
lainnya dengan laju yang diketahui dan terkendali pada waktu tertentu (Gritter,
dkk., 1991).
Detektor harus cukup panas sehingga cuplikan dan air atu hasil samping
2.5.1.6 Detektor
Ada dua detektor yang popular yaitu detektor hantar panas dan detektor
mengelilinginya. Jadi setiap gas mempunyai daya hantar panas yang kecepatannya
merupakan fungsi dari laju pergerakan molekul gas. Pada suhu tertentu
merupakan fungsi dari berat molekul gas. Gas yang mempunyai berat molekul
pengumpul yang bertegangan arus searah ditempatkan di atas nyala dan mengukur
hantaran nyala. Dengan hydrogen murni, hantaran sangat rendah, tetapi ketika
senyawa organik dibakar, hantaran naik dan arus yang mengalir dapat diperkuat
berkas electron dan menghasilkan ion bermuatan positif yang mempunyai energy
yang tinggi karena lepasnya electron dari molekul yang dapat pecah menjadi ion
yang lebih kecil. Spectrum massa merupakan gambaran antara limpahan relative
Bagian ini terdiri dari suatu alat untuk memasukkan cuplikan, sebuah
alat pembocor molekul untuk mengatur cuplikan ke dalam kamar pengion dan
Arus uap dari pembocor molekul masuk ke dalam kamar pengion (tekanan
10-6-10-5 mmHg) ditembak pada kedudukan tegak lurus oleh seberkas elektron
dipancarkan dari filament panas. Satu dari proses yang disebabkan oleh tekanan
tersebut adalah ionisasi dari molekul yang berupa uap dengan kehilangan satu
electron dan terbentuk ion molekul positif, karena molekul senyawa organik
Tabung yang digunakan adalah tabung yang dihampakan (10 -8-10-7 Torr)
Pengumpul terdiri satu atau lebih celah serta silinder Faraday. Berkas ion
membentur tegak lurus pada plat pengumpul dan isyarat yang timbul diperkuat
Spektrum massa biasanya dibuat dati massa rendah ke massa yang tinggi.
secara bersama-sama. Cara penyajian yang lebih jelas dari puncak-puncak utama
(Silverstein, 1986).
metode ini lebih sensitif untuk identifikasi senyawa yang tidak diketahui atau
untuk menetapkan keberadaan senyawa tertentu. Hal ini disebabkan adanya pola
molekul dan rumus molekul. Puncak ion molekul penting dikenali karena
(tertinggi) pada spektrum, disebut puncak dasar (base peak), dinyatakan dengan
nilai 100% dan kekuatan puncak lain, termasuk puncak ion molekulnya