You are on page 1of 91

EFEKTIVITAS HASIL BELAJAR PEKERJAAN LOGAM DASAR YANG

MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA PADA POKOK BAHASAN


PENGASAHAN ALAT-ALAT POTONG SISWA KELAS I SMK MA’ARIF
BOBOTSARI 2004-2005

SKRIPSI

Disusun dalam rangka penyelesaian studi Strata 1


Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Hanan Hasbullah
5214970817
Pendidikan Teknik Mesin

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005

1
2

ABSTRAK

Hanan Hasbullah, 2005. Efektivitas Hasil Belajar Pekerjaan Logam Dasar Yang
Menggunakan Lembar Kerja Siswa Pada Pokok Bahasan Pengasahan Alat-aat
Potong Siswa Kelas I SMK Ma’arif Bobotsari 2004-2005. Skripsi Teknik Mesin
FT UNNES.

Implementasi kurikulum SMK 1999 yang menganut empat prinsip yaitu


berbasis kompetensi, berbasis luas dan mendasar, berbasis ganda dan
pembelajaran tuntas sehingga tamatan SMK yang diharapkan memiliki sikap
profesional, memiliki keahlian dalam ruang lingkup teknik mesin perkakas
khususnya program produktif pekerjaan logam dasar berdasarkan pemahaman,
penguasaan konsep dan prinsip keilmuan. Hal tersebut menuntut pihak sekolah
untuk melakukan perubahan manajemen sekolah yang diterapkan, baik sistem
pengajaran maupun media atau alat yang digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar. Metode mengajar yang digunakan di SMK Ma’arif Bobotsari 2004 /
2005 cenderung monoton, menyebabkan motivasi siswa untuk belajar menurun
yang pada akhirnya hasil belajar pekerjaan logam dasar kurang optimal.
Penggunaan alat bantu yaitu berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diterbitkan
sebagai panduan kegiatan belajar mengajar SMK Ma’arif Bobotsari 2004 / 2005
belum digunakan secara maksimal.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah efektif manakah antara
pembelajaran yang menggunakan LKS dibandingkan pembelajaran yang tidak
menggunakan LKS yang ditunjukkan dengan hasil belajar berupa nilai. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas penggunaan LKS terhadap
hasil belajar pekerjaan logam dasar pokok bahasan pengesahan alat-alat potong
siswa kelas 1 SMK Ma’arif Bobotsari 2004 / 2005. Manfaat dalam penelitian ini
adalah memberikan peranan yang nyata sebagai salah satu upaya dalam
pencapaian tujuan penerapan kurikulum SMK 1999.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
populasi siswa kelas 1 Jurusan Teknik Mesin SMK Ma’arif Bobotsari 2004 / 2005
dengan jumlah populasi 144. Teknik sampling yang digunakan yaitu proportional
random sampling dengan jumlah sampel 72 siswa. Metode dokumentasi, metode
observasi dan metode tes merupakan metode pengumpulan data yang digunakan.
Analisis butir soal meliputi validitas, realibitias, indeks kesukaran dan daya
pembeda soal.uji, normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan varians dan uji
hipotesis merupakan metode analisis data yang digunakan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji t
dengan taraf signifikansi 5% didapatkan t hitung adalah 4,234, sedangkan t tabel
adalah 1,994 karena t hitung > ttabel maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan terima
hipotesis alternatif (Ha), artinya pembelajaran yang menggunakan LKS lebih
efektif dibandingkan pembelajaran yang tidak menggunakan LKS yang
ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar pekerjaan logam dasar kelompok
eksperimen lebih baik(79,74).
3

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti menyarankan agar


dalam kegiatan belajar mengajar dilengkapi dengan LKS yang disesuaikan dengan
materi yang akan diajarkan.
4

PENGESAHAN

Skripsi 2005, “Efektivitas Hasil Belajar Pekerjaan Logam Dasar Yang


Menggunakan Lembar Kerja Siswa Pada Pokok Bahasan Pengasahan Alat-aat
Potong Siswa Kelas I SMK Ma’arif Bobotsari 2004-2005”. Telah dipertahankan
di hadapan tim penguji tanggal ………………

Panitia Ujian
Ketua Sekretaris

Drs. Pramono Drs. Supraptono, M.Pd


NIP. 131474226 NIP. 131125645
Tim Penguji
Ketua Penguji I

Drs. Murdani, M.Pd


NIP. 130894848
Pembimbing I Anggota Penguji II

Drs. Murdani, M.Pd. Drs. Supraptono, M.Pd


NIP. 130894848 NIP.131125645
Pembimbing II Anggota Penguji III

Drs. Supraptono, M.Pd Drs. Pramono


NIP. 131125645 NIP. 131474226

Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto


NIP. 130875753
5

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Tidak ada kata gagal sebelum mencoba dan berusaha.


2. Kepuasan terletak pada usaha bukan pada hasil. Usaha dengan keras adalah
kemenangan yang hakiki (Mahatma Gandhi).

Persembahan :

Skripsi peneliti persembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta.

2. Nurul, Hilal, Pei yang senantiasa

memberiku semangat.
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah peneliti panjatkan atas rahmat dan karunia Allah

SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

Skripsi berjudul Efektivitas Hasil Belajar Pekerjaan Logam Dasar Yang

Menggunakan Lembar Kerja Siswa Pada Pokok Bahasan Pengasahan Alat-alat

Potong Siswa Kelas I SMK Ma’arif Bobotsari 2004-2005.

Peneliti menyadari bahwa tanpa memperoleh bantuan pihak lain baik

berupa dorongan dan bimbingan penulisan skripsi ini tidak terselesaikan dengan

lancar. Atas tersusunnya skripsi ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima

kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Pramono Ketua Jurusan sekaligus penguji skripsi

2. Drs. Murdani, M.Pd, Pembimbing I

3. Drs. Supraptono, M.Pd, Pembimbing II

4. Nur Rahman, S.Pd atas segala bantuan dan dorongan

5. Wawan atas kritik dan masukan

Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapat imbalan

dari Allah SWT. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti

harapkan. Semoga bermanfaat bagi peneliti dan pembaca.

Peneliti.
7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................... ii

HALAMAN .................................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Alasan Pemilihan Judul ............................................................. 1

B. Permasalahan ............................................................................. 5

C. Penegasan Istilah ....................................................................... 7

D. Tujuan penelitian ....................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

F. Sistematika Skripsi .................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .......................................... 10

A. Landasan Teori ......................................................................... 10

B. Lembar Kerja Siswa .................................................................. 17

C. Kurikulum SMK 1999 ............................................................... 20

D. Teori Belajar Pekerjaan Logam Dasar ........................................ 22


8

E. Hasil Belajar Pekerjaan Logam Dasar ........................................ 32

F. Kerangka Berfikir ...................................................................... 33

G. Hipotesis ................................................................................... 35

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 36

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian ........................................... 36

B. Variabel dan Metode Penelitian .................................................. 37

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 39

D. Analisis Butir Soal ...................................................................... 41

E. Metode Analisis Data .................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 48

A. Hasil Penelitian ........................................................................... 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 55

A. Simpulan .................................................................................... 55

B. Saran ........................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 56


9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Macam-macam mesin gerinda .................................................... 23

Gambar 2. Bagian-bagian mesin gerinda ..................................................... 24

Gambar 3. Macam-macam bentuk batu gerinda ........................................... 25

Gambar 4. Penajaman batu gerinda ............................................................. 28

Gambar 5. Mengasah mata bor .................................................................... 30

Gambar 6. Mengasah pahat tangan .............................................................. 31

Gambar 7. Langkah-langkah mengasah pahat bubut .................................... 32


10

DAFTAR TABEL

Tabel nilai-nilai r Product moment…………………………………………… 98

Tabel of percentage x2 distribution…………………………………………… 99

Daftar kritik uji F …………………………………………………………….. 100

Tabel kritik uji t ……………………………………………………………… 101


11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 …………………………………………………………………… 57

Lampiran 2 …………………………………………………………………… 74

Lampiran 3 ………………………………………………………………….... 79

Lampiran 4 …………………………………………………………………… 80

Lampiran 5 …………………………………………………………………… 83

Lampiran 6 …………………………………………………………………… 84

Lampiran 7 …………………………………………………………………… 86

Lampiran 8 …………………………………………………………………… 87

Lampiran 9 ………………………………………………………………….... 88

Lampiran 10…………………………………………………………………... 89

Lampiran 11…………………………………………………………………... 90

Lampiran 12…………………………………………………………………... 91

Lampiran 13…………………………………………………………………... 92

Lampiran 14………………………………………………………………….. 93

Lampiran 15…………………………………………………………………… 94

Lampiran 16…………………………………………………………………… 95

Lampiran 17…………………………………………………………………… 96

Lampiran 18…………………………………………………………………… 97
12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Undang–undang Pendidikan Nasional No.2 1989 menyatakan bahwa

“Pembangunan Nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta memungkinkan warganya

mengembangkan diri, baik secara aspek jasmaniah maupun rohaniah, sesuai

dengan pancasila dan UUD 1945. Untuk mencapai tujuan Pembangunan Nasional

tersebut, maka diperlukan upaya pengembangan dan peningkatan

penyelenggaraan Pendidikan Nasional”.

Kecepatan perkembangan sains dan teknologi pada akhir-akhir ini

menuntut perlunya pembaharuan dibidang pendidikan dan pengajaran sains baik

negara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang, mengingat sains

dan teknologi berperan dalam peningkatan kesejahteraan kita sebagai individu

atau kelompok masyarakat. Pembaharuan yang dilakukan merupakan upaya untuk

mewujudkan tantangan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan pengajaran

sains, yang memberikan bekal kepada anak didik sehingga mereka kelak dapat

menyesuaikan dari dalam kehidupan masyarakat yang sudah semakin terikat pada

kemajuan-kemajuan sains serta hasil-hasilnya dibidang teknologi (Karso, 1993 :

182).
13

Pembaharuan dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh Departemen

Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

adalah dengan menerbitkan Garis-Garis Besar Program Pendidikan dan pelatihan

(GBPP) kurikulum SMK dan pedoman pelaksanaan kurikulum SMK edisi 1999

yang menganut prinsip sebagai berikut :

1. Berbasis luas, kuat dan mendasar ( Broad Based Curicculum )

2. Berbasis kompetensi ( Competency Based Curicculum )

3. Pembelajaran tuntas ( Master Learning )

4. Berbasis ganda ( Dual Based Program ) dilaksanakan di sekolah dan dunia

industri.

Penerbitan GBPP dan kurikulum SMK edisi 1999 didasarkan pada

tuntutan kebutuhan lapangan, terutama SMK dan Institusi formal atau dunia

usaha. Pembelajaran yang berbasis kompetensi (Competensi Based Curicculum)

yang merupakan bagian integral dari kurikulum SMK edisi 1999 mutlak harus

diaplikasikan secara baik dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tamatan

bidang keahlian Teknik Mesin Khususnya program keahlian Teknik Mesin

Perkakas mampu memilki kompetensi produktif sesuai tuntutan kebutuhan

institusi atau dunia industri.

Kompetensi tamatan bidang keahlian Teknik Mesin Perkakas adalah sikap

profesional dan memiliki keahlian dalam lingkup teknik mesin perkakas, salah

satunya pada program produktif Pekerjaan Logam Dasar. Pelajaran pekerjaan

logam dasar diperlukan untuk membekali siswa kelas I keahlian dasar bidang
14

teknik mesin perkakas terhadap penguasaan materi lanjutan pada tingkatan

berikutnya.

Proses pengajaran logam dasar di SMK dipengaruhi beberapa faktor antara

lain faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajaran dan faktor yang

mempengaruhi proses itu sendiri atau dengan kata lain dapat diklasifikasikan

sebagai faktor dalam yaitu siswa sebagai peserta didik dan faktor luar yang terdiri

dari metode mengajar, guru sebagai pendidik, lingkungan, tujuan dan bahan atau

materi pelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak hanya ditentukan

oleh guru, tetapi juga peranan siswa dan tersedianya sarana dan prasarana yang

ada, termasuk didalamnya penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar.

Media pengajaran merupakan suatu bagian integral dalam proses

pengajaran di sekolah. Guru tidak hanya merumuskan kegiatan belajar mengajar,

mengelola kelas, merumuskan tujuan instruksional atau metode pengajaran, akan

tetapi dituntut untuk dapat memilih dan menerapkan media yang sesuai dengan

materi yang akan disampaikan dan tujuan yang akan dicapai.

Salah satu media yang digunakan guru dalam membangkitkan dan

memberikan motivasi belajar pekerjaan logam dasar pada siswa adalah dengan

menggunakan media pengajaran alternatif yang mungkin tepat, yaitu penggunaan

alat bantu yang salah satunya berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Namun demikian banyak guru,

institusi pendidikan dan khususnya SMK Ma’arif Bobotsari belum

menerapkannya dalam pengajaran atau guru mengalami kesulitan dalam

menentukan media yang tepat untuk digunkan pada kegiatan belajar mengajar,
15

sehingga acap kali siswa sebagai penerima materi merasa jenuh dengan sajian

materi yang disampaikan, akibatnya hasil belajar siswa tidak dapat optimal.

Lembar kerja siswa merupakan alat bantu aktifitas belajar siswa selama

berlangsung kegiatan belajar mengajar yang didalamnya tertulis bagian-bagian

pokok pembelajaran yang berisi khusus topik-topik yang akan dibahas.

Penggunaan media pengajaran tersebut diharapkan mampu memberikan

pengalaman yang kongkret yang memudahkan siswa belajar, yaitu dalam

mencapai penguasaan, mengingat dan memahami topik bahasan (Subiyanto, 1998:

20). Pemahaman dan penguasaan terhadap suatu pokok bahasan dapat

memberikan kontribusi yang real terhadap hasil belajar siswa yang dicapai.

Hasil belajar siswa sangat penting dan perlu mendapat perhatian baik dari

pendidikan, sebab hasil belajar memberikan gambaran sejauh mana keberhasilan

dari proses pendidikan yang berlangsung, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan

hasil belajar siswa perlu diteliti untuk diambil manfaatnya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “ Efektifitas penggunaan lembar kerja siswa

pada pokok bahasan pengasahan alat-alat potong terhadap hasil belajar pekerjaan

logam dasar siswa kelas I SMK Ma’arif Bobotsari tahun pelajaran 2004/2005 ”

dengan alasan sebagai berikut :

1. Lembar kerja siswa belum digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di

SMK Ma’arif Bobotsari.


16

2. Adanya pembelajaran yang menggunakan lembar kerja siswa sebagai media

atau panduan kegiatan belajar mengajar yang diterbitkan oleh Dirjen

Pendidikan Menengah dan Kejuruan.

3. Lembar kerja siswa merupakan alat bantu pengajaran yang berfungsi sebagai

latihan, menerangkan aplikasi, kegiatan penelitian, penemuan dan penelitian

yang bersifat terbuka.

B. Penegasan Istilah

Penegasan istilah diperlukan untuk memperjelas permasalahan dan

mewujudkan kesamaan penafsiran, cara pandang dan anggapan tentang judul

dalam penulisan ini. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan dalam judul penulisan

ini adalah sebagai berikut:

1. Efektivitas

Efektivitas berarti keadaan berpengaruh, keberhasilan usaha, tindakan

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,1995 : 250).

Efektivitas dalam penelitian ini dimaksudkan agar dalam kegiatan belajar

mengajar dengan metode, media pembelajaran tertentu dapat membawa pengaruh,

manfaat terhadap keberhasilan siswa yang ditunjukkan dengan hasil belajar

berupa nilai.

2. Hasil belajar

Hasil adalah bukti yang telah dicapai dari yang dilakukan (Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995 : 516).


17

Belajar adalah suatu aktivitas mental, yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (W.S. Winkel, 1889 : 36).

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

melaksanakan proses belajar mengajar ( Sudjana, 1990 : 20 ).

3. Pekerjaan Logam Dasar

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat yang dapat

ditempa, penghantar listrik dan panas, keras, kenyal, liat, dan titik cair tinggi

(Solih Rohyana, 1999 :9 ).

Ilmu logam berarti ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang sifat-

sifat, struktur logam, pembuatan, pengerjaan dan penggunaan dari logam-logam

serta paduan-paduan (Samsul Arifin, 1976:7). Pekerjaan logam dasar dalam

penelitian ini adalah bagian dari ilmu logam yang khusus mempelajari dasar-dasar

teknologi bahan dan ketrampilan dasar kerja mesin.

4. LKS ( Lembar Kerja Siswa )

LKS adalah singkatan dari lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa adalah

lembaran kertas siswa. Lembar kerja siswa adalah media cetak yang terdiri dari

satu atau beberapa lembar, yang dibagikan kepada setiap siswa disuatu kelas

dengan maksud siswa melakukan kegiatan belajar (satu satuan waktu atau

pertemuan) dibawah pengawasan, pengarahan atau bimbingan guru (Pandoyo,

1983 : 2).
18

5. Pokok bahasan pengasahan alat-alat potong

Pokok bahasan pengasahan alat-alat potong (pahat bubut, pahat tangan dan

bor) adalah merupakan pokok bahasan dari unit pekerjaan logam dasar yang

diajarkan di kelas 1 semester 2 seperti dalam GPPP SMK edisi 1999.

C. Permasalahan

SMK Ma’arif Bobotsari selama ini belum menggunakan lembar kerja

siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal tersebut perlu

adanya penggunaan lembar kerja siswa dalam dalam kegiatan pembelajaran di

SMK Ma’arif Bobotsari, khususnya program produktif pekerjaan logam dasar

pokok bahasan pengasahan alat-alat potong.

Disamping itu dengan adanya lembar kerja siswa dapat untuk

membandingkan hasil belajar pekerjaan logam dasar yang memperoleh

pembelajaran yang menggunakan lembar kerja siswa dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran tanpa lembar kerja siswa pada pokok bahasan

pengasahan alat-alat potong pada siswa kelas I SMK Ma’arif Bobotsari tahun

pelajaran 2003/2004.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Mengkaji efektivitas pembelajaran yang menggunakan lembar kerja siswa

pada pekerjaan logam dasar pokok bahasan alat-alat potong siswa kelas I

SMK Ma’arif Bobotsari Tahun Pelajaran 2003/2004.


19

b. Mengkaji hasil belajar pekerjaan logam dasar yang memperoleh pembelajaran

yang menggunakan lembar kerja siswa dengan siswa yang memperoleh

pembelajaran tanpa lembar kerja siswa pada pokok bahasan pengasahan alat-

alat potong pada siwa kelas I SMK Ma’arif Bobotsari Tahun Pelajaran

2004/2005.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,

guru , siswa dan sekolah. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Peneliti dapat memberikan kontribusi real melalui pembelajaran yang

menggunakan LKS terhadap hasil pekerjaan logam pada pokok bahasan

pengasahan alat-alat potong.

b. Hasil penelitian ini dapat berguna dalam rangka mengoptimalkan kemampuan

siswa dalam belajar pekerjaan logam dasar melalui media pembelajaran yang

variatif.

c. Siswa dapat menguasai konsep dasar pekerjaan logam dasar pada umumnya

dan pengasahan alat-alat potong pada khususnya.

d. Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh sekolah atau lembaga pendidikan

lainnya sebagai sumber informasi yang dapat dijadikan bahan evaluasi dalam

kegiatan belajar dan mengajar khususnya pada produktif pekerjaan logam

dasar.
20

F. Sistematika Skripsi

Secara garis besar sistematika penyusunan skripsi ini dikelompokkan

menjadi tiga bagian, yaitu : bagian pendahuluan, bagian isi dan akhir skripsi.

Bagian pendahuluan berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman

motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,

daftar lampiran dan abstraksi.

Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I pendahuluan, yang berisi

alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika skripsi. BAB II landasan teori dan hipotesis.

BAB III metode penelitian, menjelaskan tentang populasi, sampel, variabel dan

instrumen penelitian, tekhnik pengumpulan data dan metode analisis data. BAB

IV hasil penelitian dan pembahasan masalah, yang berisi tentang hasil yang

dilakukan dan pembahasan hasil penelitian. BAB V kesimpulan dan saran- saran

sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan.

Bagian akhir dari skripsi adalah daftar pustaka dan lampiran.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Teori Belajar Mengajar

Para ahli pendidikan telah sepakat bahwa pengertian belajar dibedakan

menjadi dua yaitu pengertian belajar secara populer dan pengertian belajar secara

khusus

a. Pengertian belajar secara populer

Max Darsono (2000 : 3-4) mengemukakan bahwa berdasarkan pendapat

para ahli pendidikan tentang pengertian belajar secara populer antara lain :

1). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1989 : 3).

2). Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (W.S Winkel, 1987 : 36).

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam

bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian sikap yang terdapat dalam berbagai

bidang studi atau aspek kehidupan melalui interaksi dengan lingkungannya.

b. Pengertian belajar secara khusus.

Beberapa aliran psikologi yang menjelaskan belajar secara khusus ini

adalah aliran behavioristik, aliran kognitif, aliran humanistik dan aliran gestalt.

21
22

1). Belajar menurut aliran behavioristik

Aliran psikologi behavioristik berpendapat bahwa belajar adalah

merupakan tingkah laku yang diamati. Perubahan tingkah laku ini disebabkan

karena adanya hubungan stimulus respon.

2). Belajar menurut aliran psikologi kognitif

Belajar menurut aliran psikologi kognitif berpendapat bahwa tingkah laku

manusia tidak semata-mata ditentukan oleh stimulus yang berada diluar dirinya,

tetapi faktor yang ada didalam diri manusia juga mempunyai peran yang sangat

penting.

3). Belajar menurut aliran psikologi humanistik

Aliran ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia semata-mata

ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya, tetapi faktor yang ada di

dalam diri manusia juga mempunyai peran yang sangat penting.

4). Belajar menurut aliran psikologi gestalt

Aliran ini berpendapat bahwa belajar adalah kegiatan internal yang

mengatur atau mengorganisasikan stimulus yang terjadi dari beberapa bagian,

sehingga orang mempersepsinya sebagai suatu pola atau struktur yang bermakna.

Dari pengertian belajar secara populer dan pengertian belajar secara

khusus tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang

dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku

pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan ketrampilan baru

maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif melalui interaksi dengan

lingkungan.
23

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Sumadi Suryasubrata (1983 : 8), faktor yang mempengaruhi

belajar siswa meliputi faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari

luar siswa adalah :

a. Faktor dalam

1. Kondisi fisiologis yang menyangkut keadaan fisik atau jasmani seseorang.

2. Kondisi psikologis

a) Kecerdasan

Orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih cepat menguasai pelajaran

dibandingkan orang yang kurang cerdas, meskipun fasilitasnya sama.

b) Bakat

Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya kemungkinan besar

akan berhasil maksimal.

c) Minat

Mempelajari sesuatu apabila seseorang penuh minat, maka harapan hasil

yang lebih baik akan tercapai, sebaliknya kalau orang tidak berminat hasilnya

akan kurang baik.

d) Motivasi

Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar.

e) Emosi

Keadaan emosi yang labil, seperti mudah marah, mudah tersinggung, merasa

tertekan, merasa tidak aman dapat mengganggu keberhasilan anak dalam belajar.
24

f) Kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif yaitu kemampuan penalaran yang dimiliki siswa.

b. Faktor luar

faktor luar yaitu yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil

belajar. Faktor ini meliputi :

1. Faktor lingkungan

a. Lingkungan alami

b. Lingkungan sosial, baik berwujud manusia dan representasinya (wakilnya).

Representasinya tersebut dapat berbentuk potret, tulisan, rekaman suara.

2. Faktor instrumental

Faktor intrumental adalah faktor yang ada dan penggunaannya dirancang

sesuai dengan tujuan belajar. Faktor-faktor instrumental meliputi :

a. Kurikulum

Kurikulum yang baik, jelas dan mantap memungkinkan siswa dapat

belajar dengan baik.

b. Program

Program pendidikan dan pengajaran di sekolah yang telah dirinci dalam

suatu kegiatan yang jelas, akan memudahkan siswa dalam merencanakan dan

mempersiapkan untuk mengikuti program tersebut.

c. Saran dan fasilitas

Keadaan gedung atau tempat belajar, termasuk didalamnya penerangan,

ventilasi, tempat duduk dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan

belajar.
25

d. Guru atau tenaga pengajar

Kuantitas, kualitas dan metode mengajar akan mempengaruhi proses hasil

belajar siswa.

3. Teori mengajar

a. Pengertian mengajar

Agar dapat memahami pengertian mengajar, ada beberapa pendapat

tentang pengertian tentang mengajar.

1) Mengajar pada hakekatnya adalah proses mengatur dan mengorganisasikan

lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan serta

mendorong siswa melakukan proses belajar (Nana Sudjana, 1987:29).

2) Mengajar merupakan kegiatan yang mentransfer pengetahuan atau

ketrampilan dari satu pihak pada pihak yang lain (Suharsimi Arikunto,

1980:34).

Mengajar merupakan kegiatan guru mengkoordinir komponen-

komponen pengajaran yang terarah pada tujuan dengan menolong siswa untuk

memperoleh pengetahuan, sikap serta tingkah laku dan pertumbuhan siswa

untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

b. Metode mengajar

Beberapa metode mengajar yang digunakan antara lain sebagai berikut :

1) Metode ceramah

Metode ceramah yaitu penyampaian bahan pelajaran dengan lisan secara

satu arah dari guru kepada siswa, sehingga guru aktif menerangkan sedangkan

siswa pasif mendengarkan.


26

2) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab yaitu penyampaian materi pelajaran dengan lisan

melalui pengajuan pertanyaan yang dilakukan oleh guru yang dapat menyebabkan

siswa aktif.

3) Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas merupakan cara mengajar dimana siswa diberi

tugas dan siswa harus mempertanggung jawabkannya.

4) Metode diskusi

Metode diskusi adalah penyampaian suatu bahan pelajaran dimana guru

memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan percakapan ilmiah sehingga

memperoleh sesuatu yang tepat dan disepakati bersama.

5) Metode penemuan

Metode penemuan menghendaki agar siswa benar-benar aktif belajar

menemukan sendiri apa yang dipelajari, baik dengan bimbingan guru maupun

tanpa bimbingan guru.

Penggunaan beberapa metode mengajar yang diterapkan, siswa diharapkan

memiliki pemahaman, penguasaan terhadap suatu materi baik dan mampu

mengaplikasikan kedalam pekerjaan praktik atau dengan kata lain siswa memiliki

kemampuan yang baik..

c. Media pengajaran

Pengajaran akan lebih menarik dan berhasil apabila dihubungkan dengan

pengalaman, dalam hal ini peserta didik dapat melihat, mencoba, berbuat, berfikir

dan sebagainya. Untuk membantu terwujudnya pengajaran yang lebih menarik


27

dan berhasil apabila dihubungkan dengan hal tersebut, salah satunya dengan

menggunakan media pendidikan.

Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam

rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa

dalam proses pendidikan dan pengajaran disekolah (oemar hamalik, 1988:13).

Media pendidikan atau media interaksional adalah segala sesuatu yang dapat

dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perhatian dan

kemampuan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar ke

tingkat yang lebih efektif dan efesien.

4. Efektifitas hasil belajar pekerjaan logam dasar

Efektifitas adalah keberhasilan tentang suatu usaha atau tindakan

keberhasilan (ada efeknya, ada pengaruhnya) dari penggunaan lembar kerja siswa.

Hasil belajar yaitu sesuatu yang telah dicapai secara maksimal dengan

pengalaman dan latihan yang ditunjukkan oleh perubahan pada diri seseorang.

Kemampuan ini diukur dengan nilai evaluasi akhir proses belajar mengajar.

Efektivitas hasil belajar dimaksud adalah pembelajaran pekerjaan logam dasar

yang menggunakan lembar kerja siswa memberikan dampak positif terhadap hasil

belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai dibandingkan

sebelum penggunaan lembar kerja siswa.

Efektivitas hasil belajar pekerjaan logam dasar dalam penelitian yang

dimaksud adalah hasil yang diperoleh dari pembelajaran yang menggunakan


28

lembar kerja siswa pada mata diklat pekerjaan logam dasar dapat meningkatkan

kemampuan siswa baik secara konsep maupun teknik.

B. Lembar kerja siswa

1. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Salah satu teknik penyampaian pengajaran logam dasar adalah dengan

memanfaatkannya lembar kerja siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pada

pemakaian lembar kerja siswa ini, bimbingan guru tetap diperlukan, tetapi

diharapkan bimbingan tersebut sedikit mungkin, sehingga aktifitas siswa lebih

tinggi.

Lembar kerja siswa adalah media cetak yang terdiri darisatu atau beberapa

lembar yang dibagikan kepada setiap siswa dengan maksud supaya siswa belajar

dengan mengerjakan tugas pada lembar kerja tersebut. Kegiatan siswa tersebut

merupakan satu satuan waktu dibawah pengawasan dan bimbingan guru.

2. Macam Lembar Kerja

Macam Lembar kerja logam dasar dibagi dua jenis yaitu :

a. Lembar kerja tak berstruktur

Lembar kerja tak berstruktur yaitu lembaran yang berisi sarana untuk

menunjang materi pelajaran, sebagai alat bantu belajar siswa yang dipakai untuk

menyampaikan pelajaran.

b. Lembar kerja berstruktur

Lembar kerja berstruktur merupakan media yang berisi program

pengajaran yang mempunyai struktur penyajian tertentu. Lembar kerja ini


29

tersusun sistematis sehingga siswa dapat belajar sendiri atau tanpa bantuan guru.

Namun bukan berarti lembar kerja ini mampu menggantikan fungsi guru di kelas,

guru tetap bertindak sebagai pengelola kelas maupun pengarah siswa (Pandoyo,

1983 : 4).

3. Format Lembar Kerja Siswa

Adapun format lembar kerja siswa pada pokok bahasan pengasahan alat-

alat potong secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Tujuan khusus pembelajaran

1) Menyebutkan macam-macam meisn gerinda

2) Menyebutkan bagian-bagian utama mesin gerinda dan fungsinya.

3) Mengenal batu gerinda

4) Memeriksa batu gerinda

5) Mengasah alat-alat potong.

b. Uraian materi pengasahan alat-alat potong

Adapun materi terdiri dari mesin gerinda yang meliputi dari pengertian,

bagian-bagian, cara pengoperasian, pemeriksaan dan penggunaan untuk mengasah

alat-alat potong pada mesin gerinda.

c. Latihan

1) Latihan teori

Diberikan kepada siswa dengan maksud dapat memahami jenis mesin

gerinda, cara mengasah pahat tangan, pahat bubut dan memahami cara

mengasah bor. Penguasaan terhadap soal-soal yang diberikan minimum

mencapai 80%.
30

2) Latihan praktik

Latihan praktik dapat dilakukan apabila siswa dapat mengrjakan soal-soal

latihan teori dengan skor minimum 80%. Adapun instrumen pengukuran

praktik sebagai berikut :

No Kegiatan Ya Tidak

1 Persiapan alat-alat perkakas

2 Sikap kerja pada mesin gerinda

3 Cara-cara penggerindaan

4 Posisi benda kerja pada batu gerinda

5 Gunakan air pendingin

6 Gunakan alat pemeriksa

7 Mengikuti langkah-langkah kerja

(Tim PPPG Teknologi Bandung, 1999 )

4. Keuntungan dan kekurangan Lembar Kerja Siswa

Menurut Pandoyo (1983), keuntungan dan kekurangan dari penggunaan

lembar kerja dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan lembar kerja

siswa dalam hal ini sebatas hanya menggunakan job sheet adalah:

a. Keuntungan

1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga kadar pembelajaran aktif

lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan dalam setiap pertemuan diberikan

pengayaan materi dengan cara mengerjakan soal-soal yang ada pada

lembar kerja siswa.


31

2) Meningkatkan siswa mampu bekerja sendiri, mandiri dan mempunyai

tingkat kepercayaan yang baik dikarenakan siswa mempunyai kebebasan

berpersepsi dan eksplorasi kemampuan siswa secara individual.

3) Dengan menggunakan lembar kerja siswa dapat menemukan sendiri,

konseptual, prinsip maupun skill sehingga pengetahuan yang diserap lebih

lama.

4) Alternatif bagi guru untuk mengarahkan suatu pekerjaan atau

memperkenalkan suatu kegiatan tertentu.

b. Kekurangan

1) Dapat disalahgunakan guru, pada saat siswa mengerjakan lembar kerja,

guru yang seharusnya mengamati dapat meninggalkannya

2) Memerlukan biaya tambahan yang lebih dibandingkan dengan pengajaran

yang hanya menggunakan job sheet. Hal tersebut dikarenakan dalam

pembahasan sub pokok bahasan siswa diberi pengayaan materi dengan

mengerjakan soal pada lembar kerja yang ada.

3) Memerlukan banyak waktu untuk berpartisipasi aktif siswa dalam

kegiatan belajar mengajar.

C. Kurikulum SMK 1999

Kurikulum diartikan sebagai dokumen yang memuat rencana untuk

pendidikan peserta didik selama belajar disekolah (Beachamp, 1981). Sedangkan

menurut (Krugmi, 1956) kurikulum merupakan cara yang ditempuh oleh sekolah

agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang diinginkan.


32

Karakteristik kurikulum SMK 1994 yang menonjol adalah pendekatan

kompetensi. Penggunaan pendekatan kompetensi secara taat asas dapat berakibat

isi kurikulum menjadi kaku dan kering dari unsur-unsur pengembangan adaptasi

(terlalu menekankan pada know how dan kurang memperhatikan know why).

Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan adaptasibilitas yaitu diterbitkannya

kurikulum SMK 1999 yang dalam pengembangannya menggunakan dua

pendekatan yaitu pendekatan berbasis kompetensi (Competensi Based

Curriculum)dan pendekatan berbasis luas dan mendasar (Broad Based

Curriculum). Penyesuaian kurikulum tersebut akan mempengaruhi seluruh aspek

manajemen sekolah, baik akademik maupun administratif. Adapun Program

Pendidikan dan Pelatihan Teknik Mesin Perkakas sebagai berikut :


33

PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


TEKNIK MESIN PERKAKAS

Program Program Program


Normatif Adaptif Produktif

1. PPKn 1. Matematika 1. Menggambar


dasar
2. Agama 2. Bahasa Inggris 2. Pekerjaan Dasar
Logam
3. Bahasa Indonesia 3. Kimia 3. Pekerjaan Las
Dasar
4. Pend. Olah Raga 4. Komputer 4. PDKM
5. Sejarah 5. Kewirausahaan 5. Menggambar
mesin
6. Las & Fabrikasi
Logam
7. Pekerjaan
Permesinan
8. PKM
9. Peralatan
Mek.Industri
10. Paket Keahlian
CNC

D. Teori belajar pekerjaan logam dasar

1. Jenis Mesin Gerinda dan Cara Mengasah Mata Bor

a. Fungsi dan Jenis Mesin Gerinda

Penggerindaan adalah suatu proses penyayatan logam menggunakan batu

gerinda. Penggerindaan ini misalnya digunakan pada pengerjaan penyelesaian,

penajaman alat-alat dan meratakan hasil pengelasan.


34

Adapun jenis mesin gerinda yang sering digunakan didalam bengkel mesin

antara lain mesin gerinda bangku, mesin gerinda kaki, mesin gerinda datar, mesin

gerinda pembundar. Mesin gerinda kaki bentuknya sama dengan mesin gerinda

bangku, hanya saja dipasang pada kaki.

Gambar 1. Macam-macam mesin gerinda (Solih Rohyana, 1999:89)

Keterangan :
a. Mesin gerinda bangku
b. Mesin gerinda kaki/berdiri
c. Mesin gerinda datar
d. Mesin gerinda pembundar

Mesin gerinda bangku adalah mesin gerinda yang tetap pada bangku/ meja

kerja. Pada umumnya, mesin gerinda bangku mempunyai bagian-bagian utama

yaitu sebuah motor listrik dan dua buah batu gerinda yang dipasang langsung pada

as motor listrik di sebelah kiri dan kananya.

Untuk keperluan praktis di bengkel, biasanya pada mesin gerinda bangku

dipasang dua batu kekasaran ataupun kekerasannya berbeda, misalnya kasar dan
35

halus atau keras dan lunak serta secara teknis berlaku bahwa batu gerinda yang

lunak digunakan untuk bahan yang keras dan batu gerinda yang keras untuk bahan

yang lunak.

Pengasahan yang aman dengan mesin gerinda bangku perlu

memperhatikan beberapa hal :

1) Apabila pada mesin gerinda bangku tidak terpasang kaca pelindung maka

pakailah kacamata pelindung saat menggunakannya.

2) Jarak penahan terhadap batu gerinda harus diperiksa sebelum

menggunakannya, maksimum 3 mm.

3) Apabila batu gerinda sudah tidak rata dan tidak tajam, perlu diratakan dan

ditajamkan lebih dahulu.

b. Bagian-bagian Mesin Gerinda

Tutup batu
Gerinda
gerinda

Gambar 2 bagian-bagian mesin gerinda


(Tim PPPG, Susanto, 1999 :1)

1) Badan mesin terbuat dari besi tuang dan pada mesin tersebut terpasang motor

yang berporos. Pada kedua ujung poros itu dipasang batu gerinda.

Perlengkapannya adalah penutup batu gerinda, kaca pelindung dan penahan

atau penyokong.
36

2) Penutup batu gerinda dari pelat baja atau besi. Dua pertiga bagian dari batu

gerinda tertutup oleh penutup, sehingga keselamatan kerja pekerja pada mesin

gerinda terjaga dengan baik. Penutup tersebut berfungsi untuk menampung

serbuk-serbuk gerinda, sehingga serbu-serbuk tersebut tidak menyebabkan

kecelakaan pada pekerja atau penguna mesin gerinda.

3) Kaca pelindung digunakan untuk melindungi mata pekerja dari serbuk-serbuk

gerinda. Serbuk-serbuk ini panas dan tajam, sangat berbahaya apabila

mengenai mata. Apabila mesin gerinda tidak ada kaca pelindungnya, maka

pekerja itu sendri harus menggunakan kacamata. Kaca pelindung terletak di

bagian atas depan batu gerinda yang tak tertutup.

4) Alat penahan atau penyokong berfungsi untuk menahan atau menjadi tempat

kedudukan benda yang digerindai. Alat penyokong merupakan pedoman

peletakkan (posisi) atau kedudukan dan dapat diatur menjauhi atau mendekati

batu gerinda. Alat tersebut harus diatur sedekat mungkin dengan batu gerinda

agar benda yang diasah tidak masuk pada sela-sela batu gerinda dan penahan.

Apabila sela-sela tersebut terlalu lebar, bukan saja benda kerja, tetapi juga jari-

jari kita akan mudah masuk kedalamnya dan terbawa putaran batu gerinda.

Macam-macam bentuk batu gerinda dan penggunaannya.

a. Batu Keping b. Batu Keping c. Batu Keping


Pemotong satu sisi Pemotong dua sisi
37

d. Batu penyerongan e. Batu cincin f. Temberang asah


dengan satu sisi

g. Batu kobokan konis h. Batu potong

Gambar 3. Macam-macam, bentuk batu gerinda


(Boenasir, 1993:90)

Penggunaan batu gerinda sebagai berikut :

1) Batu keping untuk mengasah alat-alat perkakas

2) Batu keping dengan pemotong satu sisi untuk mengasah permukaan yang rata.

3) Batu keping dengan pemotong dua sisi untuk mengasah permukaan yang rata,

seperti silinder blok.

4) Batu keeping dengan penyemprotan dua sisi untuk mengasah serongnya

permukaan misalnya : katup.

5) Batu cincin untuk mengasah rata tegak lurus, misal : mesin frais.

6) Batu temberang asah untuk mengasah tegak lurus, misal : pisau mesin frais.

7) Batu kobokan konis untuk mengasah penyerongan sisi dalam.

8) Batu potong digunakan untuk memotong benda kerja.


38

c. Mengoperasikan mesin Gerinda

Cara-cara mengoperasikan mesin gerinda adalah :

1) Sebelum kita mengoperasikan mesin gerinda, periksa dahulu kondisi batu

gerinda. Yakinkan bahwa permukaan batu gerinda rata dan tidak retak.

Apabila permukaan batu gerinda tidak rata, lakukan pengasahan dengan

menggunakan dresser.

2) Untuk menghidupkan mesin gerinda, tekan saklar mesin sehinga batu gerinda

berputar secara normal.

3) Menggerinda dilakukan pada bagian tebal batu gerinda, bukan pada bagian

sisinya.

4) Benda kerja disandarkan pada alat penahan sehingga keadaanya stabil dan

tidak mungkin terbawa putaran batu gerinda.

5) Penggerindaan tidak boleh pada satu tempat saja, melainkan harus berpindah-

pindah (digeser-geserkan) pada bagian tebal batu gerinda. Hal tersebut untuk

menjaga agar batu gerinda tetap rata. Apabila permukaan batu gerinda tidak

rata, maka hasil penggerindaan tidak baik, terutama pada bidang asah yang

lebar.

6) Kedudukan badan yang menggerinda berbeda dengan kedudukan badan pada

waktu mengikir atau menggergaji. Pada waktu menggerinda, kedudukan

badan kita harus tegak, tidak condong ke muka. Kepala menunduk dan mata

tertuju pada bagian benda yang diasah, kedua kaki harus berdiri sejajar dengan

tekanan yang sama.


39

7) Benda yang diasah jangan sampai menjadi biru atau merah, terutama untuk

alat-alat potong, misalnya bor, pahat dan lain-lain. Hal tersebut dapat

mengubah kekerasan benda, sehingga menjadi lembek.

8) Tekanan pada pengasahan benda yang diasah atau gerinda harus ringan.

9) Benda kerja harus sering didinginkan dalam air untuk menjaga agar

kekerasannya tidak berubah. Tempat air harus selalu ada di dekat mesin

gerinda. Pada mesin gerinda berdiri, biasanya tempat airnya terpasang pada

bagian depan mesin tersebut.

Apabila permukaan batu gerinda tidak rata, maka dapat diratakan dengan

alat penajam batu (dresser). Alat ini yang terlihat pada gambar 4 terdiri dari

beberapa keping baja bergigi yang disatukan kemudian dipasang pada sebuah

pemegang, kepingan-kepingan ini dapat berputar bebas.

Gambar 4. Penajaman batu gerinda


(Solih Rohyana, 1999:90)

d. Cara Mengasah Mata Bor

Untuk mendapatkan haasil asahan yang baik pada mata bor perlu

diperhatikan tiga hal yaitu besar sudut sisi potong untuk baja mesiu 118º, besar
40

sudut kelonggaran bibir / ruang bebas pada umumnya 12-15º dan titik mati mata

bor yang berada pada tengah-tengah umung mata bor. Apabila tidak terpusat pada

titik tengah, maka hasil pengeboran terjadi pembesaran lubang. Adapun langkah

kerja pengasahan mata bor adalah :

1) Pada saat akan melakukan pengasahan mata bor, gunakan selalu kaca mata

atau penutup muka dan penutup mata.

2) Memeriksa kondisi permukaan batu gerinda dan yakinkan bahwa permukaan

batu gerinda rata dan tidak retak.

3) Memeriksa volume cairan pendingin yang ada pada bak penampung.

4) Menggunakan mal sudut untuk memeriksa terlebih dahulu sudut-sudut mata

bor.

5) Apabila sudut mata bor sudah tepat, maka pegang mata bor dan dudukan pada

pendukung benda kerja mesin gerinda.

6) membentuk sudut-sudut bor tersebut putarlah mata bor ½ putaran yakni dari

alur ke alur berikutnya setelah ini lanjutkan ½ putaran berikutnya dan

memeriksa kembali sudut mata bor denga menggunakan mal sudut bor.

7) Untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan struktur bahan pada mata bor,

dinginkan mata bor sesering mungkin selama proses pengasahan /

penggerindaan.
41

Gambar 5. Mengasah mata bor


(Solih Rohyana,1999:91)

Keterangan:
a. Posisi pemegang
b. Sudut bor
c. Mal sudut bor untuk berbagai macam bahan.

2. Cara Mengasah Pahat tangan

Prosedur pengasahan pahat tangan yang harus dilaksanakan adalah :

a. Mempelajari gambar kerja.

b. Memegang badan pahat dengan dua tangan, posisi mata potong pahat berada

di atas.

c. Menempelkan sisi potong pahat pada sisi depan batu gerinda sedikit agak

tinggi di atas penahan sambil sedikit diayun ke kiri dan ke kanan.

d. Memeriksa besar sudut potong pahat, sesuaikan dengan bahan yang akan

dikerjakan, misalnya sudut pahat 55º untuk pemahatan baja.

e. Menekan ujung pahat secukupnya pada gerinda, dan jangan sampai ujung

pahat menyala sehingga kekerasannya berkurang.


42

f. Mencelupkan pahat ke dalam pendingin secara teratur supaya pahat tidak

terlalu panas dan berkurang kekerasannya.

g. Untuk menggerinda kepala pahat yang mengembang gunakan penahan saat

menempelkannya pada batu gerinda.

Gambar 6. Mengasah pahat tangan


(Solih Rohyana,1999:91)

Keterangan :
a. Posisi sudut pahat
b. Di tekan sambil diayun
c. Peralatan kepala pahat yang mengembang.

3. Cara Mengasah Pahat Bubut

Prosedur pengasahan pahat bubut yang perlu dilakukan adalah :

a. Mempelajari gambar kerja.

b. Menggambar atau menggores sudut-sudut pahat bubut sebelum digerinda

c. Mengasah sisi pahat yang menyudut antara 12º-15º (gambar 7-a). Dengan

terasahnya sisi pahat ini maka terasah pula sudut bebas sisi (side cutting

edge) pahat yang menyudut antara 8º-10º.


43

d. Mengasah sisi bagian kanan sehingga terbentuklah sudut puncak pahat

yang besarnya 80º (gambar 7-b).

e. Mengasah sudut tatal (bagian atas) sebesar 12º-20º (gambar 7-c).

f. Mengasah ujung mata pemotong pahat kurang lebih 0,5 mm (gambar 7-d)

Setelah selesai diasah, bagian-bagian yang diasah hendaknya digosok

pada batu asah yang halus untuk menghilangkan tatal atau beram-beram bekas

asahan. Ujung mata pahat harus digosok dengan gerakan melengkung.

Gambar 7. Langkah mengasah pahat bubut


(Solih Rohyana, 1999:92)

E. Hasil Belajar Pekerjaan Logam Dasar

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai (yang dilakukan, dikerjakan

dan sebagainya) (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995:787).

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang dimiliki

oleh siswa setelah melakukan proses mengajar melalui pengukuhan dan tes (Nana

Sudjana, 1990:20).
44

Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh siswa setelah

melakukan interaksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan tingkah laku

yang relatif permanen. Hasil yang dicapai berupa angka atau nilai yang diperoleh

dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar dibuat untuk menentukan tingkat

pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan materi yang diajarkan.

Adapun hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil belajar yang telah

dicapai oleh siswa kelas I setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan program

produktif pekerjaan logam pada semester II pokok bahasan pengasahan alat-alat

potong.

F. Kerangka Berfikir

Kurikulum 1994 yang menonjolkan pendektan kompetensi secara taat asas

yang dapat berakibat isi kurikulum menjadi kaku dan kering dari unsur-unsur

adaptabilitas (karena terlalu menekankan pada know how dan kurang

memperhatikan know why). Penerbitan kurikulum SMK 1999 sebagai upaya

perbaikan dan penyempurnaan kurikulum 1994. Kurikulum 1999 menggunakan

dua pendekatan berbasi kompetensi dan pengembangan kurikulum berbasis luas.

Implementasi kurikulum tersebut menuntut pihak sekolah atau institusi

pendidikan untuk melakukan pembaharuan dalam sistem pendidikan yang

diterapkan. Pembaharuan yang dilakukan meliputi faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pengajaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengajaran dan keberhasilan

pengajaran salah satunya adalah metode mengajar yang diterapkan dan

penggunaan media pembelajaran yang digunakan. Permasalahan yang ada


45

bahwasannya kecenderungan metode pengajaran yang digunakan kurang variatif

dan cenderung monoton sehingga mengakibatkan siswa kurang tertarik terhadap

suatu materi dan akibatnya hasil yang dicapai kurang maksimum.

Proses belajar dapat mencapai hasil yang lebih baik apabila siswa

mempunyai motifasi yang tinggi untuk melakukan kegiatan belajar. Salah satu

upaya yang dilakukan umtuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan

menggunakan media atau alat bantu berupa lembar kerja siswa (LKS) dalam

penyampaian materi.

Lembar kerja siswa secara umum mempunyai fungsi sebagai tujuan

latihan, menerangkan aplikasi, kegiatan penelitian, penemuan dan penelitian yang

bersifat terbuka dan mempunyai beberapa keuntungan dapat meningkatkan

kemandirian dan membimbing siswa secara baik kearah pengembangan konsep

maupun prinsip skill.

Ptihelajaran yang menggunakan lembar kerja siswa diharapkan mampu

memberikan efek yang baik terhadap hasil belajar pekerjaan logam dasar yaitu

adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan hasil belajar sebelum

penggunaan lembar kerja siswa. Hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan

perubahan kemampuan diri siswa. Kemampuan tersebut diukur dari perolehan

nilai evaluasi hasil akhir proses belajar mengajar.

Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu dilakukan kajian mendalam dan

penelitian lebih lanjut terhadap efektivitas hasil belajar pekerjaan logam dasar

yang menggunakan lembar kerja siswa pada pokok bahasan pengasahan alat-alat

potong siswa kelas I SMK Ma’arif Bobotsari tahun pelajaran 2003/2004.


46

G. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas pada landasan teori maka hipotesis dalam

skripsi ini adalah :

Hipotesis kerja ( Ha )

Penggunaan lembar kerja siswa lebih efektif dari pada pembelajaran tanpa

menggunakan lembar kerja siswa pada pekerjaan logam dasar pokok bahasan

pengasahan alat-alat potong siswa kelas I SMK Ma’arif Bobotsari Tahun

Pelajaran 2003/2004.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penentuan Obyek Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian(Suharsimi Arikunto, 1996 :

115). Dalam Penelitian ini yang dimaksud populasi adalah seluruh siswa kelas 1

semester 2, Program Pendidikan dan Pelatihan Keahlian Teknik Mesin SMK

Ma’arif Bobotsari Purbalingga Tahun Pelajaran 2004/2005, yang berjumlah 144

orang yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu :

a. Kelas 1 TM I sebanyak 36 siswa

b. Kelas 1 TM 2 sebanyak 36 siswa

c. Kelas 1 TM 3 sebanyak 36 siswa

d. Kelas 1 TM 4 sebanyak 36 siswa

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti( Suharsimi

Arikunto,1996 :117 ). Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional

random sampling, populasi yang terbagi dalam empat kelas masing-masing 50%,

diambil sampel sebanyak 72 siswa yang terbagi dalam dua kelompok. Kelas yang

pertama sebagai kelompok eksperimen yaitu kelompok siswa yang memperoleh

pembelajaran LKS dan kelompok kedua yaitu kelompok kontrol yaitu kelompok

siswa yang memperoleh pembelajaran tanpa LKS.

47
48

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Melakukan tes awal terhadap kelas 1 TM1, 1 TM2, 1 TM3, 1 TM4 untuk

menentukan anggota kelompok dengan rincian sebagai berikut :

a Kelompok I adalah kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menggunakan

lembar kerja siswa dengan jumlah 36.

b Kelompok II adalah kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak

menggunakan lembar kerja siswa dengan jumlah 36 siswa.

B. Variabel dan Metode Penelitian

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi (Sugiyono, 1997 :3). Variabel bebas adalah metode mengajar yang

menggunakan lembar kerja siswa (LKS).

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 1997). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar pekerjaan logam dasar.


49

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen artinya

peneliti memberikan perlakuan secara langsung kepada sampel penelitian yaitu

dengan memberikan pembelajaran yang menggunakan lembar kerja siswa pada

kelompok eksperimen dan pembelajaran yang tidak menggunakan lembar kerja

siswa pada kelompok kontrol. Prosedur pelaksanaan metode eksperimen ini

adalah sebagai berikut :

a. Rancangan eksperimen

Dalam penelitian ini digunakan rancangan eksperimen dengan teknik

random terhadap subyek yang dapat dijabarkan dalam diagram sebagai berikut:

E x T
R
K T

Keterangan :
E = Kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
R = Kelompok subjek diambil secara random
T = tes atau post tes kelompok kontrol dan eksperimen
(Suharsimi Arikunto, 1993 : 79)

b. Pelaksanaan eksperimen

1. Pemberian treatment atau perlakuan

Perlakuan diberikan kepada kolompok eksperimen. Perlakuan yang

diberikan berupa sistem pengajaran yang menggunakan lembar kerja siswa.

Adapun langkah pemberian treatment adalah sebagai berikut :

1) Penjelasan tentang system pengajaran yang akan dilakukan.


50

2) Penjelasan singkat mengenai lembar kerja siswa yang dilakukan, materi yang

akan dipelajari dan system penilaian.

3) Pemberian latihan soal

4) Pemberian nilai

2. Tes Hasil Belajar

Tes tersebut diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa baik yang diberi

lembar kerja siswa dan tanpa lembar kerja siswa.

C. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi

sekolah dan cara mengajar guru.

2. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data awal yang

berkaitan dengan populasi yang akan dijadiakan subyek penelitian.

3. Metode tes

Tes digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa setelah diberikan

perlakuan.

a. Materi dan Bentuk Tes

1) Materi adalah pokok bahasan pengasahan alat-alat potong.


51

2) Bentuk tes berupa pilihan ganda dengan 4 pilihan dan hanya satu jawaban

yang benar. Hal tersebut dikarenakan tes objektif dapat digunakan untuk

menilai bahan yang lingkup luas, dapat dinilai secara objektif dan bagi

yang dites dapat menjawab dengan bebas dan terpimpin.

b. Metode Penyusunan Perangkat Tes

1) Mengadakan pembatasan materi yang akan diujikan.

2) Menentukan jumlah butir soal.

3) Menentukan tipe soal. Adapun tipe soal berbentuk pilihan ganda.

4) Menentukan kisi-kisi soal. Adapun kisi-kisi soal sebagai berikut :

Sub Pokok Nomor Soal


No Jumlah
Bahasan C1 C2 C3
1 Mesin gerinda 1,2,4,3,1,4 3,5,6,9,11,16 2,8,10,12,15 16
2 Pengasahan pahat 27 28,29,30 4
bubut
3 Pengasahan mata 17,18,20 19,21,25,26 22,23,24 10
bor
4 Keselamatan kerja 35,32 34,32,31 5
Jumlah 11 16 8 35
Prosentase 32% 45% 23% 100%

Keterangan :

C1 : Ingatan
C2 : Pemahaman
C3 : Aplikasi

5) Menentukan alokasi waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal.

6) Membuat perangakat tes dan kunci jawabannya.

7) Melaksanakan uji coba perangkat tes.

8) Analisis hasil uji coba perangkat tes.


52

D. Analisis Butir Soal

1. Menentukan Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1996:158). Dalam penyusunan

tes mempertimbangkan 2 macam validitas yaitu :

a. Validitas isi

Validitas isi digunakan untuk mengukur isi tes dengan tujuan tertentu pada

materi yang diberikan. Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas apabila

materinya telah disesuaikan dengan GBPP untuk program keahlian teknik mesin

perkakas, bidang produktif pekerjaan logam dasar siswa kelas I semester II pada

pokok bahasan pengasahan alat-alat potong. Tercapainya validitas isi dapat

diupayakan pada saat penyusunan tes, terlebih dahulu membuat kisi-kisi soal.

b. Validitas Butir Soal

c. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Suharsini Arikkunto, 1996:58). Untuk mengetahui

validitas tes digunakan rumus Point Biseral Correlation yaitu sebagai berikut :

M p − Mt p
rpbis =
St q
Keterangan :
Rpbis : Koefisien korelasi point biserial.
Mp : Mean skor dari subyek yang menjawab benar pada item.
Mt : Mean skor total.
St : Standard deviasi skor total.
(Suharsini Arikunto, 1993:234)
53

Apabila hasil perhitungan rpbis > r (tabel) maka korelasi tersebut

signifikan dan berarti butir tersebut valid. Apabila rpbis > r (tabel) maka

dikatakan item tersebut tidak valid. Dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata

5%.

2. Menetukan Reliabilitas Tes

Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil

yag tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama

pada lain waktu maka hasilnya akan relatif sama. Reliabel tes dalam penelitian ini

diuji dengan menggunakan rumus KR-20.

 n   s Σpq 
2−
r11 =   
 n − 1  s
2

Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan.
p : Proporsi subjek yang menjawab dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p).
Σpq : Jumlah hasil kali antara p dan q
s : Standard deviasi dari tes.
n : Jumlah item.
(Suharsimi Arikunto, 1996:96)

Hasil perhitungan r11 dikonsultasikan dengan produk moment dengan

taraf nyata 5%, dengan ketentuan jika r 11 > r tabel maka soal dikatakan reliable.

Hasil perhitungan pada lampiran 11 halaman 106 didapatkan r11 sebesar 0.8403

dan dari tabel diperoleh harga tabel sebesar 0,329 karena r11 > r (tabel) maka soal

reliable.
54

3. Menentukan Indeks kesukaran

Indeks kesukaran soal adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui

seberapa mudah atau seberapa sukarnya suatu butir soal bagi sekelompok

individu. Indeks kesukaran dipergunakan rumus sebagai berikut :

B
P=
JS

Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B =Banyaknya siswa yang menjawab item soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh peserta

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

Soal dengan P 1,00 samapi 0,30 adalah soal sukar

Soal dangan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Suharsimi Arikunto,1996:214)

4. Menentukan Daya Pembeda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk dapat membedakan

siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. (Suharsimi

Arikunto, 1996:215). Rumus yang digunakan untuk menghitung daya beda adalah

sebagai berikut :

Ba Bb
Dp = −
Ja Jb
55

Keterangan :

Ba : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab item benar.


Bb : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab item benar
Dp : Indeks diskriminasi (angka yang menunjukkan besarnya daya beda).
Ja : Banyaknya peserta kelompok atas
Jb : Banyaknya peserta kelompok bawah

Klasifikasi daya beda :


Dp= 0,00-0,20 jelek (poor)
Dp= 0,20-0,40 Cukup (satisfactory)
Dp=0,40-0,70 Baik (good)
Dp=0,70-1,00 Baik Sekali (exellent)
Dp= Negatif semuanya tidak baik. Semua butir soal dibuang.
(Suharsimi Arikunto, 1996:223)

E. Metode Analisis Data

1. Uji normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang

akan dianalisis sehingga diketahui data tersebut normal atau tidak.

Rumus yang di gunakan untuk menguji kenormalan adalah:

2
X =Σ
k
(Oi − Ei )2
i =l Ei

Keterangan :
X2 = Chi kuadrat
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi harapan
(Sudjana, 1996:273)
56

2. Uji Kesamaan Varians

Uji kesamaan varians digunakan untuk mengetahui apakah data dari hasil

tes kedua kelompok memiliki kesamaan varians atau tidak.

Rumus yang digunakan adalah :

Vb
F=
Vk
dengan
Vb = varians terbesar
Vk = varians terkecil

Kriteria pengujian, jika Fh<F tabel dengan dK = (nb-1) dan (Nk-1) dan

taraf signifikansi 5%, maka dapat dikatakan kedua kelompok memiliki kesamaan

varians (Sudjana,1996 : 250).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil akhir dari

sampel antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun hipotesis

yang digunakan pada uji kesamaan dua rerata adalah :

Ho = µe = µk = Nilai rata-rata kelompok eksperimen sama dari nilai rata-

rata kelompok kontrol.

Ha = µe > µk = Nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata

kelompok kontrol.

1). Jika pada uji kesamaan dua varians σe = σk, maka rumus t-tes yang digunakan

adalah :
57

Xe − Xk
t=
1 1
S +
ne nk

dengan :

(ne − 1)S e 2 + (nk − 1)S k 2


S=
(ne + nk ) − 2
dimana :
Xe = Rata-rata nilai kelas eksperimen
Xk = Rata-rata nilai kelompok kontrol
Se2 = Varians nilai tes kelompok eksperimen
Sk2 = Varians nilai tes kelompok kontrol

Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (ne + nk - 2) dengan

peluang (1-α), α = taraf signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian , jika thitung > ttabel

maka hipotesis nol ditolok dan sebaliknya. (Sudjana, 1996:243).

2). Jika pada uji kesamaan dua varians σ1 ≠ σ2, maka rumus t-tes yang digunakan

adalah sebagai berikut :

Xe − Xk
t=
2 2
Se S
+ k
ne nk

Dalam hal ini pengujiannya adalah :

2 2
w t + wk t k S S
a). Jika t ≤ e e dengan we = e dan wk = k
we + wk ne nk

t e = t (1 − α ), (ne − 1)

t k = t (1 − α ), (nk − 1)
58

maka ho diterima, artinya hasil belajar pekerjaan logam dasar pada siswa yang

menggunakan lembar kerja siswa kurang dari atau sama dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran tanpa menggunakan lembar kerja siswa.

we t e + wk t k
b). Jika t t ≥ , maka Ho ditolak ini berarti hasil belajar pekerjaan
we + wk

logam dasar pada siswa memperoleh pembelajaran yang menggunakan lembar

kerja lebih tinggi dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran tanpa

menggunakan lembar kerja siswa.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Data Hasil Penelitian

Pada tahap analisis data awal menunjukan bahwa kemampuan awal antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan secara

signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok

berangkat dari keadaan yang sama.

Pada langkah selanjutnya adalah pemberian treatment (perlakuan) yang

berbeda pada kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menggunakan LKS dan

kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak menggunakan LKS. Hasil dari

eksperimen tersebut sebagai berikut :

Eksperimen Kontrol
No Kode Nilai No Kode Nilai
1 E-01 81 1 K-01 78
2 E-02 83 2 K-02 76
3 E-03 80 3 K-03 77
4 E-04 85 4 K-04 73
5 E-05 85 5 K-05 75
6 E-06 83 6 K-06 73
7 E-07 79 7 K-07 76
8 E-08 80 8 K-08 76
9 E-09 80 9 K-09 77
10 E-10 82 10 K-10 75
11 E-11 78 11 K-11 80

59
60

12 E-12 80 12 K-12 73
13 E-13 78 13 K-13 76
14 E-14 79 14 K-14 77
15 E-15 81 15 K-15 72
16 E16 80 16 K-16 76
17 E-17 84 17 K-17 74
18 E-18 78 18 K-18 79
19 E-19 79 19 K-19 70
20 E-20 79 20 K-20 75
21 E-21 81 21 K-21 78
22 E-22 76 22 K-22 84
23 E-23 81 23 K-23 76
24 E-24 79 24 K-24 80
25 E-25 81 25 K-25 84
26 E-26 70 26 K-26 85
27 E-27 79 27 K-27 72
28 E-28 78 28 K-28 78
29 E-29 81 29 K-29 76
30 E-30 84 30 K-30 80
31 E-31 81 31 K-31 76
32 E-32 79 32 K-32 76
33 E-33 80 33 K-33 77
34 E-34 75 34 K-34 76
35 E-35 78 35 K-35 72
36 E-36 75 36 K-36 79
Jumlah 2871 Jumlah 2757
Rata-rata 79,74 Rata-rata 76,58
2 2
S 8,6212 S 11,3357
S 2,94 S 3,37
N 36 n 36
61

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil

belajar pekerjaan logam dasar kelompok sekperimen lebih tinggi dibandingkan

kelompok kontrol.

2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar

Dari hasil analisis data uji normalitas hasil belajar kelompok eksperimen

pada lampiran 15 halaman 94, didapatkan x2 hitung sebesar 7,46 dan x2 tabel sebesar

7,81 dan berdasarkan uji normalitas hasil belajar kelompok kontrol didapatkan x2

hitung sebesar 4,95 dan x2 tabel sebesar 7,81. Karena x2 hitung < x2 tabel maka dapat

disimpulkan bahwa data hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

berdistribusi normal.

3. Uji Kesamaan Dua Varians

Berdasarkan hasil analisis data uji kesamaan dua varians pada lampiran 17

halaman 96, diperoleh F (hitung) = 1,3149. Pada taraf signifikansi 5% dan derajat

kebebasan untuk pembilang dk1 = 35 dan penyebut dk2 = 35 diperoleh F (tabel) =

1,961. Kriteria terima Ho jika F (hitung),Karena F hitung < F tabel maka Ho diterima

dan bearti bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai

varians yang relatif sama.

4. Uji Hipotesis Penelitian

Dari uji kesamaan dua varians nilai test kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol diperoleh kesimpulan bahwa varians kedua kelompok sama. Uji

hipotesis menggunakan rumus t dengan kriteria terima Ho jika thitung < ttabel.

Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 18 halaman 97, diperoleh t (hitung) =


62

4,234. Dalam tabel distribusi t dengan dk = (36+36) – 2 = 70 dan taraf signifikan

α = 5 % diperoleh t (tabel) = 1,994. Jadi t (hitung) > t (tabel) sehingga hipotesis nol

ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut berarti bahwa hasil belajar siswa jurusan

teknik mesin program produktif pekerjaan logam dasar siswa yang menggunakan

LKS lebih tinggi daripada siswa yang tanpa menggunakan LKS pada pokok

bahasan pengasahan alat-alat potong kelas I Semester 2 SMK Ma’arif Bobotsari

Tahun Pelajaran 2004/2005.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uraian pada bab II dijelaskan bahwa faktor yang

mempengaruhi belajar meliputi faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

meliputi fisiologis, Psikologi (kecerdasan, motivasi, bakat, minat, emosi dan

kemampuan kognitif) dan faktor luar yang meliputi lingkungan, kurikulum,

program, sarana dan fasilitas serta tenaga pengajar ). Faktor-faktor tersebut mutlak

berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini yang

menjadi sasarannya adalah pembelajaran yang menggunakan lembar kerja siswa

sebagai media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

Pada analisis awal menunjukkan bahwa kemampuan awal kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen tidak ada perbedaan yang signifikan atau sama.

Berdasarkan analisis tersebut dapat penulis simpulkan bahwa kedua kelompok

berangkat pada keadaan yang sama. Berdasarkan hal tersebut apakah ada

perbedaan hasil belajar dari dua kelompok setelah mendapat perlakuan yang

berbeda.
63

Pada analisis tahap akhir ( data hasil penelitian ), yaitu analisis terhadap

hasil belajar pekerjaan logam dasar dari siswa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol didapatkan harga t hitung = 4,234 harga t tersebut dikonsultasikan

dengan t tabel = 1,994. Harga t yang diperoleh berada pada daerah penolakan

hipotesis nol yaitu pada daerah t > 1,994. Dengan demikian hipotesis alternatif

(ha) yaitu pembelajaran yang menggunakan lembar kerja siswa lebih efektif

dibandingkan pembelajaran yang tidak menggunakan lembar kerja siswa pada

pokok bahasan pengasahan alat-alat potong pekerjaan logam dasar siswa kelas 1

SMK Ma’arif Bobotsari Tahun Pelajaran 2004/2005 dapat diterima.

Hasil perhitungan analisis tes hasil belajar diperoleh nilai rata-rata

kelompok eksperimen = 79,94 dan nilai rata-rata kelompok kontrol = 76,58. Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari

nilai rata-rata kelompok kontrol yang berarti hasil belajar bidang studi pekerjaan

logam dasar kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

Berdasarkan pengamatan penulis mengenai aktivitas siswa selama proses

belajar mengajar berlangsung, siswa dari kelompok eksperimen terlihat lebih aktif

dan lebih termotivasi dalam mengikuti dan mengolah pelajaran yang diberikan

oleh guru dibandingkan dengan siswa dari kelompok kontrol, meskipun waktu

dan bahan yang diberikan kepada kedua kelompok sama.

Penggunaan lembar kerja siswa lebih efektif dikarenakan :

1. Meningkatkan siswa mampu bekerja sendiri, mandiri dan mempunyai tingkat

kepercayaan yang baik dikarenakan siswa mempunyai kebebasan berpersepsi

dan eksplorasi kemampuan siswa secara individual.


64

2. Dengan menggunakan lembar kerja siswa dapat menemukan sendiri,

konseptual, prinsip maupun skill sehingga pengetahuan yang diserap lebih

lama.

3. Alternatif bagi guru untuk memperkenalkan suatu kegiatan tertentu atau

mengarahkan suatu pekerjaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa siswa dari kelompok

eksperimen yang memperoleh nilai lebih rendah dari nilai rata-rata kelompok

kontrol yang dalam kegiatan belajar mengajar tanpa menggunakan LKS. Hal

tersebut dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

1. Siswa tersebut tergolong kurang pandai atau kurang cerdas. Kecerdasan

mempunyai peranan dalam mencapai keberhasilan mempelajari sesuatu atau

mengikuti program pendidikan dan kepelatihan.

2. Kondisi fisiologis siswa pada saat proses belajar mengajar atau pada saat

mengerjakan soal tidak optimal.

3. Faktor bakat, minat, dan motivasi, Tidak semua siswa dalam kelompok

eksperimen mempunyai bakat pada bidang studi pekerjaan logam dasar,

mempunyai minat dan motivasi yang besar dalam belajar pekerjaan logam

dasar.

4. Faktor instrumental yaitu tenaga pengajar atau guru yang memberikan materi

pekerjaan logam dasar.

Sebaliknya, ada beberapa siswa dari kelompok kontrol yang dalam proses

belajar mengajarnya tidak meggunakan LKS mempunyai nilai yang lebih tinggi

dari nilai rata-rata kelompok eksperimen. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
65

siswa tersebut tergolong pandai, mempunyai bakat dibidang pekerjaan logam

dasar, mempunyai minat dan motivasi yang tinggi serta sungguh-sungguh dalam

belajar sehingga memperoleh nilai yang lebih baik.

Berdasarkan analisis data tes hasil belajar pekerjaan logam dasar pokok

bahasan pengasahan alat-alat potong yang ada secara umum dapat dikatakan

bahwa pembelajaran menggunakan LKS mempunyai efektivitas terhadap hasil

belajar kelompok eksperimen, yang ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai

hasil belajar kelompok eksperimen sebelum perlakuan dan secara eksplisit rata-

rata hasil belajarnya lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak

menggunakan LKS pada taraf signifikan 5%.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, hasil penelitian dan pembahasan hasil

penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Pada taraf signifikan 5% hasil belajar pekerjaan logam dasar siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja siswa lebih tinggi

dari hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran tanpa menggunakan

lembar kerja siswa. Hal tersebut berarti bahwa lembar kerja siswa efektif

digunakan dalam pembelajaran pekerjaan logam dasar pada pokok bahasan

pengasahan alat-alat potong kelas I semester 2 SMK Ma’arif Bobotsari Tahun

Pelajaran 2004/2005.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran

bahwa berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa hasil belajar

yang menggunakan lembar kerja siswa lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

yang memperoleh pembelajaran tanpa menggunakan lembar kerja siswa, maka

penulis menyarankan agar kegiatan belajar mengajar pekerjaan logam dasar

dilengkapi dengan lembar kerja siswa.

lxvi
lxvii

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

, 1996. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Boenasir.1994. Mesin Perkakas Produksi. Semarang : IKIP Semarang Press.

Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press,

Depdikbud.1999. Kurikulum SMK Garis-garis Besar Program Pendidikan dan


Pelatihan Produktif. Jakarta: Depdikbud.

Karso, dkk. 1993. Dasar-dasar Pendidikan MIPA. Jakarta : Universitas Terbuka.

Oemar Hamalik. 1988. Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung :


CV. Sinar Baru.

Pandoyo.1983. Lembar Kerja. Semarang : FMIPA IKIP Semarang.

Rohyana, Solih. 1999. Pekerjaan Logam Dasar. Bandung: Armico.

Soejono.1985. Menggerinda dengan Mesin. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.

Sudjana.1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono.1997. Statistik untuk Penelitian.Bandung : Alfa Beta.

Sumadi, suryasubrata.1983. Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Andi Offset.

Tim PPPG Teknologi Bandung.1999. Pangasahan Alat-alat Potong. Bandung:


Titian Ilmu

lxvii
lxviii
Lampiran 1

LEMBAR KERJA I

PROGRAM KEAHLIAN : MESIN PERKAKAS


PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN LOGAM DASAR
POKOK BAHASAN : PENGASAHAN ALAT POTONG
SUB POKOK BAHASAN : MESIN GERINDA
KELAS/SEMESTER : I/II
WAKTU : 60 MENIT

Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, nomor urut dan kelas pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
2. Kerjakan semua soal pada lembar jawaban.
3. Berilah tanda silang (x) pada huruf jawaban yang anda anggap benar.
4. Apabila ada jawaban anda yang dianggap salah dan ingin dibenarkan coretlah
dengan dua garis mendatar pada jawaban yang anda anggap salah tersebut,
kemudian berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh : Pilihan semula A B C D
Pembetulan A B C D

I. PILIHAN GANDA
1. Untuk keperluan praktis dibengkel, biasanya pada mesin gerinda bangku
dipasang dua batu yang kekasarannya atau kekerasannya berbeda, misalnya
keras dan lunak. Secara teknis berlaku bahwa batu gerinda yang lunak
digunakan untuk bahan
a. Keras c. Keras dan lunak
b. Lunak d. Semua benar
2. Alat yang digunakan sebagai pedoman peletakan (posisi) atau kedudukan dan
dapat diatur menjauhi atau mendekati batu gerinda disebut :
a. Penutup batu gerinda c. Penahan
b. Kaca pelindung d. Dresser

lxviii
lxix

3. Berdasarkan tempat atau kedudukannya, mesin gerinda dibagi menjadi dua


macam, yaitu
a. Mesin gerinda kaki dan gerinda tangan.
b. Mesin gerinda kaki dan gerinda meja.
c. Mesin gerinda datar dan pembundar.
d. Mesin gerinda tangan dan meja.
4. Untuk mengasah batu gerinda yang besar dan kasar digunakan pengasah yang
biasa disebut
a. Handle c. Flank
b. Blotter d. Dresser
5. Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada waktu menggerinda yaitu
a. Kacamata c. Air pendingin
b. Kaca pengaman d. Semua benar
6. Di bawah ini yang bukan merupakan bagian utama dari mesin gerinda yaitu
a. Motor c. Kacamata
b. Batu berinda d. Saklar
7. Di bawah ini bukan merupakan kerja utama batu gerinda didalam bengkel
kerja mesin adalah
a. Membuang bahan atau mengurangi ukuran bahan.
b. Membentuk permukaan yang datar, silinder dan bentuk lengkung lainnya.
c. Melakukan pemotongan.
d. Membuat lubang pada suatu benda kerja.

II. SOAL ESSAY


1. Apakah yang dimaksud dengan mesin gerinda dan sebutkan bagian-bagian
utama dari mesin gerinda ?
2. Jelaskan cara memeriksa batu gerinda yang baik ?
3. Sebutkan cara memasang batu gerinda ?
4. Jelaskan fungsi dari dresser ?
5. Terangkan dengan jelas cara memeriksa keseimbangan batu gerinda ?

lxix
lxx

LEMBAR KERJA II

PROGRAM KEAHLIAN : MESIN PERKAKAS


PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN LOGAM DASAR
POKOK BAHASAN : PENGASAHAN ALAT POTONG
SUB POKOK BAHASAN : MENGASAH MATA BOR
KELAS/SEMESTER : I/II
WAKTU : 60 MENIT

Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, nomor urut dan kelas pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
2. Kerjakan semua soal pada lembar jawaban.
3. Berilah tanda silang (x) pada huruf jawaban yang anda anggap benar.
4. Apabila ada jawaban anda yang dianggap salah dan ingin dibenarkan coretlah
dengan dua garis mendatar pada jawaban yang anda anggap salah tersebut,
kemudian berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh : Pilihan semula A B C D
Pembetulan A B C D

I. PILIHAN GANDA
1. Jenis mata bor yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja atau
memperluas lubang adalah
a. Bor pin c. Bor spiral
b. Bor perseng d. Counter sink
2. Sedangkan jenis mata bor yang digunakan untuk pembuatan lubang bentuk
konis adalah
a. Bor perseng c. Senter bor
b. Core drills d. Counter sink
3. Hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil asahan yang baik pada
mata bor adalah kecuali....

lxx
lxxi

a. Bahan bor c. Kelonggaran bibir


b. Sisi potong d. Titik mati bor
4. Besar sudut sisi potong mata bor untuk bahan tembaga adalah ....
a. 118o c. 130o
b. 100o d. 80o
5. Besar sudut puncak bor untuk bahan baja adalah ....
a. 118o c. 110o
b. 130o d. 145o
6. Sedangkan besar sudut bebas potong bor untuk bahan baja adalah....
a. 8 – 9o c. 10 – 11o
b. 5 – 7o d. 12 – 15o
7. Alat yang digunakan untuk memeriksa dan mengukur besarnya sudut mata bor
disebut....
a. Dresser c. Mal sudut bor
b. Mikrometer d. Protactor
8. Alat yang digunakan untuk memeriksa ukuran diameter mata bor adalah....
a. Mikrometer c. Penggaris
b. Feller gauge d. Counter sink
9. Dibawah ini adalah bagian utama mata bor kecuali....
a. Pemegang c. Mata potong
b. Badan mata bor d. Core drills

II. SOAL ESSAY


1. Apa yang anda ketahui tentang mata bor ?
2. Sebutkan jenis-jenis mata bor pada proses pengebiran ?
3. Apa yang anda ketahui tentang sisi potong, kelonggaran bibir dan titik mata
bor ?
4. Jelaskan langkah mengasah mata bor ?
5. Apa yang nada ketahui tentang mata potong, alur helix dan body clearance ?

lxxi
lxxii

MENGASAH BOR SPIRAL

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini siswa terampil mengasah mata bor pada mesin
pengasah (gerinda).

PERLENGKAPAN/ALAT/BAHAN
1. Mesin gerinda alat dan perlengkapan pengasah bor spiral.
2. Mal sudut bor.
3. Kaca mata pelindung dan masker.
4. Bahan : Bor spiral.

TINDAKAN KEAMANAN
1. Pakailah kaca mata dan masker sewaktu menggerinda .
2. Jangan menyentuh batu gerinda yang sedang memutar.

LANGKAH KERJA
1. Jepit mata bor dengan alat penjepit pada meja mesin gerinda.
2. Putar meja sehingga sejajar dengan permukaan batu gerinda yang akan dipakai
mengasah.
3. Putar dudukan alat penjepit bor dari permukaan batu gerinda .
4. Setel bibir pemotong bor setinggi center batu gerinda dan sejajar dengan muka
meja mesin.
5. Gerakkan mata bor berulang-ulang menurut gerakan yang dikehendaki.
6. Gunakan nonius mein dalam memberikan pemakanan.
7. Putar penjepit bor 1800 untuk mengasah bibir bor yang kedua.
8. Periksa dengan teliti sudut 2 bor.
9. Ratakan permukaan batu oleh alat perata (diamond lip) bila permukaan itu
sudah tidak rata lagi.
10. Serahkan mata bor kepada instruktur/guru pembimbing.

lxxii
lxxiii

1
Nama No.Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Jumlah
Bagian
II 1 Perubahan Pengganti dari

Diganti dengan

Skala Digambar
LATIHAN 1:1 Diperiksa

Dilihat
MENGASAH BOR
Diperiksa

I GR

lxxiii
lxxiv

STM/BLPT Lembar penilaian Kode :


Jurusan Mesin Mulai tgl :
MENGASAH MATA BOR Waktu Dicapai:
Standard:
NILAI
KOMPONEN SUB KOMPONEN maks Yang
dicapai
METODA Langkah kerja 4
Sikap kerja 2
Penggunaan alat 2
Keselamatan kerja 2
10

HASIL KET Sudt 135° 10


Sudut 118° 10
Sudut 10

Kesimetrisan sudut 10

Kesamaan panjang bibir potong 15


Kesamaan tinggi titik potong 15

Kerapihan 10

WAKTU Tepat 10
Lebih 10
Lambat 0
100
INTRUKTUR / GURU PEMBIMBING

lxxiv
lxxv

LEMBAR KERJA III

PROGRAM KEAHLIAN : MESIN PERKAKAS


PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN LOGAM DASAR
POKOK BAHASAN : PENGASAHAN ALAT POTONG
SUB POKOK BAHASAN : MENGASAH PAHAT
KELAS/SEMESTER : I/II
WAKTU : 60 MENIT

Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, nomor urut dan kelas pada lembar jawaban yang telah
disediakan.
2. Kerjakan semua soal pada lembar jawaban.
3. Berilah tanda silang (x) pada huruf jawaban yang anda anggap benar.
4. Apabila ada jawaban anda yang dianggap salah dan ingin dibenarkan coretlah
dengan dua garis mendatar pada jawaban yang anda anggap salah tersebut,
kemudian berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar.
Contoh : Pilihan semula A B C D
Pembetulan A B C D

I. PILIHAN GANDA
1. Besar sudut bebas sisi (side cutting edge) pada pahat bubut rata adalah..
a. 8 – 10o c. 12 – 20o
b. 12 – 15o d. 5 – 7o
2. Sedangkan besar sudut puncak pahat rata adalah sebesar...
a. 100o c. 80o
b. 60o d. 120o
3. Besar sudut bebas muka (front clearance) adalah sebesar...
a. 12 – 15o c. 5 – 7o
b. 8 – 10o d. 12 – 20o

lxxv
lxxvi

4. Sebuah kaca mata asah yang menutup dengan rapi digunakan untuk ...
a. Hanya ketika mengasah pekerjaan.
b. Ketika mengasah rata suatu benda kerja.
c. Hanya mengasah perkakas dan benda kerja.
d. Pada semua pekerjaan asah.
5. Besar sudut sisi potong pada pahat tangan adalah...
a. 45o c. 55o
b. 30o d. 60o
6. Untuk mengasah pahat sebaiknya digunakan batu gerinda...
a. Batu gerinda keras c. Batu gerinda lunak
b. Batu gerinda kasar d. Batu gerinda halus.
7. Hal yang perlu diperhatikan pada saat mengasah pahat agar mendapatkan hasil
asahan yang baik adalah...
a. Bentuk dan besar sudut mata pemotong
b. Panjang bagian ujunbg pahat
c. Pembentukan sudut potong
d. Putaran batu gerinda
8. Hal yang dilakukan agar pahat yang diasah tidak mengalami perubahan sifat
kekerasannya maka dilakukan...
a. Mencelupkan pahat yang dicelupkan kedalam air secara teratur
b. Menyetel bantalan pahat
c. Putaran gerinda
d. Mengatur sudut potong pahat
9. Gambar dibawah ini memperlihatkan jenis pahat bubut rata kanan...
a. c.

b. d.

lxxvi
lxxvii

10. Perhatikan gambar berikut.

Pada gambar diatas memperlihatkan kepala pahat yang melebar, hal tersebut
disebabkan oleh...
a. Permukaan batu gerinda yang tidak rata
b. Permukaan batu gerinda halus
c. Batu gerinda yang rata dan halus
d. Pada waktu menggerinda pahat tidak menggunakan air pendingin

II. SOAL ESSAY


1. Apa yang anda ketahui tentang pahat tangan dan pahat bubut ?
2. Jelaskan teknik mengasah pahat tangan ?
3. Bagaimana teknik mengasah pahat bubut ?
4. Jelaskan posisi pahat tangan dengan batu gerinda pada saat diasah ?
5. Bagaimana cara memperbaiki atau menghilangkan bagian yang melebar
dan retakan-retakan pada kepala pahat ?

lxxvii
lxxviii

MENGASAH PAHAT BUBUT

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini siswa terampil mengasah pahat bubut rata
pada mesin pengasah (gerinda).

PERLENGKAPAN/ALAT BAHAN
1. Mesin gerinda.
2. Protactor (busur baja) dan mistar ingsut.
3. Kaca mata pelindung dan masker.
4. Bahan baja segi empat (bujur sangkar).
5. Pendingin.

TINDAKAN KEAMANAN
1. Pakailah kaca mata dan masker sewaktu menggerinda.
2. Jangan menyentuh batu gerinda yang sedang berputar.
3. Gunakanlah air pendingin pada waktu mengasah alat.

LANGKAH KERJA
1. Pelajari gambar kerja.
2. Gambar/goreslah sudut-sudut pahat rata sebelum digerinda.
3. Mulailah menggerinda sudut-sudut pahat rata :
- Sudut bebas sisi 8o, dan periksa dengan busur baja sampai mencapai
ukuran tertentu.
- Sudut bebas muka (10 – 13o), dan periksa dengan busur baja sampai
mencapai ukuran tertentu.
- Sudut bebas mata pendorong (8 - 10) dan berikan dengan busur baja
sampai mencapai ukuran tertentu.
- Sudut total (12 – 20o) dan periksa dengan busur baja sampai mencapai
ukuran tertentu.
4. Serahkan bila pekerjaan itu sudah selesai kepada instruktor/guru pembimbing.

lxxviii
lxxix

1
Nama No.Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Jumlah
Bagian
II 1 Perubahan Pengganti dari

Diganti dengan

Skala Digambar
1:1 Diperiksa
PAHAT BUBUT RATA Dilihat

Diperiksa

I GR

lxxix
lxxx

STM/BLPT Lembar penilaian Kode :


Jurusan Mesin Mulai tgl :
LATIHAN MENGASAH Waktu Dicapai:
PAHAT BUBUT RATA
Standard:
NILAI
KOMPONEN SUB KOMPONEN Maks Yang
dicapai
METODA Langkah kerja 4
Sikap kerja 2
Penggunaan alat 2
Keselamatan kerja 2
10

HASIL Sudu t 135° 10


KETERAMPILAN Sudut 118° 10
Sudut 10

Panjang 75 10
Panjang 11 10

Sudut bebas 15
Sisi 8° muka (10° - 13°) 15
Sudut bebas mata potong 15
(8° - 10°)
Sudut total (12° - 20°) 15
WAKTU Tepat 10
Lebih cepat 10
Lambat 0
100
INSTRUKTUR / GURU PEMBIMBING

lxxx
lxxxi

MENGASAH
PENITIK, PAHAT TANGAN DAN PENGGORES

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini siswa terampil mengasah penitik, pahat tangan dan
penggores pada mesin pengasah (gerinda)

PERLENGKAPAN / ALAT / BAHAN


1. Mesin gerinda
2. Busur baja (protector) dan mistar ingsut
3. Kacamata pelindung dan masker
4. Bahan baja bulat dan segi empat / untuk penitik, pahat tangan dan penggores /
atau alat tangan yang tumpul.

TINDAKAN KEAMANAN
1. Pakailah kaca mata pelindung dan masker
2. Jangan menyentuh batu gerinda yang sedang berputar
3. Gunakanlah air pendingin pada waktu pengasahan alat

LANGKAH KERJA
1. Pelajarilah gambar kerja
2. Gerindalah / asahlah penitik dan periksa sudutnya dengan mistar ingsut
3. Gerindalah / asahlah pahat tangan dan periksa sudutnya dengan busur baja
sampai mencapai ukuran tertentu. Periksa pula kesamaan bibir pahat tangan
dengan mistar ingsut.
4. Gerindalah/asahlah penggores dan periksa sudutnya dengan busur baja sampai
mencapai ukuran tertentu. Periksa pula kesamaan bibir penggores dengan
mistar ingsut. Serahkan bila pekerjaan itu selesai kepada instruktor / guru
pembimbing.

lxxxi
lxxxii

1 Penggores 3
1 Pahat Pelat 2
1 Penitik 1
Nama No.Bagian Bahan Ukuran Keterangan
Jumlah
Bagian
II 1 Perubahan Pengganti dari

Diganti dengan

Skala Digambar
1:1 Diperiksa
LATIHAN MENGASAH Dilihat

Diperiksa

I GR

lxxxii
lxxxiii

STM/BLPT Lembar penilaian Kode :


Jurusan Mesin Mulai tgl :
LATIHAN MENGASAH Waktu Dicapai:
PAHAT BUBUT RATA
Standard:
NILAI
KOMPONEN SUB KOMPONEN Maks Yang
dicapai
METODA Langkah kerja 4
Sikap kerja 2
Penggunaan alat 2
Keselamatan kerja 2
10

HASIL Sudu t 135° 10


KETERAMPILAN Sudut 118° 10
Sudut 10

Panjang 75 10
Panjang 11 10

Sudut bebas 15
Sisi 8° muka (10° - 13°) 15
Sudut bebas mata potongh 15
(8° - 10°)
Sudut total (12° - 20°) 15
WAKTU Tepat 10
Lebih cepat 10
Lambat 0
100
INSTRUKTUR / GURU PEMBIMBING

lxxxiii
lxxxiv

INSTRUMEN PENGUKURAN

NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Persiapan alat perkakas
2 Sikap kerja pada mesin gerinda
3 Posisi benda kerja pada batu gerinda
4 Penggunaan air pendingin
5 Penggunaan alat pemeriksa
6 Mengikuti langkah-langkah kerja

lxxxiv
lxxxv
Lampiran 2

SOAL-SOAL TES

BIDANG KEAHLIAN : TEKNIK MESIN


PROGRAM KEAHLIAN : MESIN PERKAKAS
PROGRAM DIKLAT : PEKERJAAN LOGAM DASAR
KELAS / SEMESTER : I / II
WAKTU : 60 MENIT

Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, nomor urut dan kelas pada lembar jawaban yang telah
disediakan
2. Kerjakan semua soal pada lembah jawaban dengan mengunakan bolpoint
3. Berikanlah tanda silang (X) pada huruf jawaban yang anda anggap benar.
4. Apabila ada jawaban anda yang dianggap salah dan ingin dibenarkan corelah
dengan dua garis mendatar pada jawaban yang anda anggap salah tersebut
kemudian berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar.

Contoh : Pilihan semula A B C D


Pembetulan A B C D

1. Berdasarkan tempat atau kedudukannya, mesin gerinda dibagi menjadi dua


macam yaitu...
a. Mesin gerinda kaki dan gerinda tangan
b. Mesin gerinda kaki dan gerinda meja
c. Mesin gerinda datar dan pembundar
d. Mesin gerinda tangan dan meja

lxxxv
lxxxvi

2. Gambar di bawah ini jenis mesin gerinda .....

a. Mesin gerinda bangku


b. Mesin gerinda datar
c. Mesin gerinda pembundar
d. Mesin gerinda kaki
3. Alat yang digunakan sebagai pedoman peletakan (posisi) atau kedudukan dan
dapat diatur memenuhi atau mendekati batu gerinda disebut....
a. Penutup batu gerinda c. Penahan
b. Kaca pelindung d. Dresser
4. Untuk mengasah batu gerinda yang besar dan kasar digunakan pengasah yang
biasa disebut dengan ...
a. Handle c. Flank
b. Blotter d. Dresser
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan bila memilih batu gerinda adalah kecuali ....
a. Benda kerja yang digerinda
b. Putaran batu gerinda
c. Hasil penggerindaan yang diinginkan
d. Tebal / tipisnya benda kerja yang akan dikurangi dalam penggerindaan.
6. Jenis batu gerinda yang digunakan untuk memotong benda kerja yaitu ....

a. c.

b. d.

lxxxvi
lxxxvii

7. Kedudukan benda yang benar pada waktu menggerinda adalah ....


a. Badan agak membungkuk, condong ke muka, kaki merapat
b. Badan tegak, condong ke muka, kaki berdiri sejajar
c. Badan agak membungkuk, kaki menyilang
d. Badan tegak, tidak condong ke muka, kaki berdiri sejajar.
8. Bagaimana cara mengunci ring atau flens pada batu gerinda yang benar?
a. Searah jarum jam c. Berlawanan jarum jam
b. Menyilang d. Semua benar
9. Hal-hal yang perlu dipersiapkan pada waktu menggerinda yaitu ...
a. Kacamata c. Air pendingin
b. Kaca pengaman d. Semua benar
10. Di bawah ini yang bukan merupakan bagian utama dari mesin gerinda yaitu...
a. Motor c. Kacamata
b. Batu gerinda d. Saklar
11. Di bawah ini bukan fungsi utama dari batu gerinda didalam bengkel kerja
mesin adalah ...
a. Membuang bahan atau mengurangi ukuran bahan
b. Membentuk permukaan yang datar, silinder dan bentuk lengkung lainnya
c. Melakukan pemotongan
d. Membuat lubang pada suatu benda kerja
12. Jenis bor yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja atau
memperluas lubang adalah ...
a. Bor pin c. Bor spiral
b. Bor perseng d. Counter sink
13. Sedangkan jenis mata bor yang digunakan untuk pembuatan lubang
pembentuk konis adalah ...
a. Bor perseng c. Senter bor
b. Core drills d. Counter sink

lxxxvii
lxxxviii

14. Yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil asahan yang baik pada mata
bor adalah, kecuali ....
a. Bahan bor c. Kelonggaran bibir
b. Sisi potong d. Titik mati bor
15. Di bawah ini adalah perlengkapan mesin bor, kecuali..
a. Alat pengukur mata bor c. Core Drills
b. Penjepit mata bor d. Penjepit benda kerja
16. Sarung bor ada dua macam, yaitu sarung bor pengurang dan sarung bor
penambah yang berfungsi ....
a. Membantu memasang bor ke dalam poros mesin bor (porosnya berlubang
mempunyai bentuk ketirusan)
b. Pada saat pengeboran benda kerja bergetar atau bergerak
c. Mencegah pengaruh yang tinggi pada saat pengeboran
d. Pembuatan lubang senter pada benda kerja
17. Besar sudut sisi potong mata bor untuk bahan tembaga adalah ....
a. 118° c. 130°
b. 130° d. 80°
18. Besar sudut puncak bor untuk bahan baja adalah ....
a. 118° c. 130°
b. 130° d. 80°
19. Alat yang digunakan untuk memeriksa dan mengukur besarnya sudut mata bor
disebut ...
a. Dresser c. Mal sudut bor
b. Mikrometer d. Protactor
20. Alat yang digunakan untuk memeriksa ukuran diameter mata bor adalah ...
a. Mikrometer c. Penggaris
b. Feller gauge d. Counter stink
21. Besar sudut bebas sisi (side cutting edge) pada pahat bubut rata adalah ....
a. 8 - 110° c. 12-20°
b. 12 – 15° d. 5 - 7°

lxxxviii
lxxxix

22. Sedangkan besar sudut puncak pahat rata adalah sebesar ...
a. 100° c. 80°
b. 60° d. 120°
23. Sebuah kaca mata asah yang menutup dengan rapi digunakan untuk ....
a. Hanya ketika mengasah pekerjaan
b. Ketika mengasah rata suatu benda kerja
c. Hanya mengasah perkakas dan benda kerja
d. Pada semua pekerjaan asah.
24. Pakaian kerja yang baik adalah ....
a. Memiliki kantong celana yang besar yang dijahitkan dengan muka
b. Memiliki lengan baju yang longgar
c. Sesuai dengan tubuh dan dapat memberikan perlindungan pada pekerja
d. Hanya untuk mencegah pengotoran pakaian
25. Yang dimaksud keselamatan kerja pada bengkel adalah keselamatan pada ....
a. Alat-alat kerja dan mesin produksi
b. Alat, mesin, lingkungan dan karyawan
c. Karyawan dan mesin
d. Alat, karyawan dan mesin

lxxxix
xc

LEMBAR JAWABAN
SOAL TES

Nama : .........................................
No. Abs : .........................................
Kelas : .........................................
Sekolah : SMK Ma’arif Bobotsari

1. A B C D 14. A B C D
2. A B C D 15. A B C D
3. A B C D 16. A B C D
4. A B C D 17. A B C D
5. A B C D 18. A B C D
6. A B C D 19. A B C D
7. A B C D 20. A B C D
8. A B C D 21. A B C D
9. A B C D 22. A B C D
10. A B C D 23. A B C D
11. A B C D 24. A B C D
12. A B C D 25. A B C D
13. A B C D

xc
xci

xci

You might also like