Professional Documents
Culture Documents
Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-
penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi dapat
disebabkan oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Berbagai kekuatan eksternal dapat menekan organisasi
untuk mengubah tujuan, struktur dan operasinya. Sedangkan perubahan dari faktor seperti tujuan, kebijakan
manajer, sikap karyawan, strategi dan teknologi baru juga dapat merubah organisasi.
Cara menangani perubahan organisasi memerlukan pendekatan. Cara pertama adalah konsep perubahan reaktif
Pada cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara cepat, di mana manajer akan
memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Misalnya bila peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan
untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer membeli alat-alat kebakaran.
Pendekatan yang kedua atau juga disebut proses produktif, thomas dan Bennis mendefinisikan perubahan yang
direncanakan sebagai perencanaan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan secara sengaja. Pendekatan
ini tepat bila keseluruhan atau sebagaian besar satuan organisasi menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan
perubahan.
Proses perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai kualifikasi organisasi. Pertama ada retribusi
kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat
pengembangan.
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan atau
orang-orangnya.
Pendekatan Struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran
dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang.
Pertama melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki
penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang
Kedua desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat
berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi
kerja. Ketiga modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran
kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan
Pendekatan Teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-
interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi
adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat
menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi
penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Pendekatan Orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada
keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
KONSEP ORGANISASI
DITULIS OLEH SUGENG L PRABOWO
SENIN, 11 OKTOBER 2010 12:31
Hampir setiap manusia modern hidup dalam organisasi, namun apa yang dimaksud
dengan organisasi? dan mengapa dalam kehidupan modern orang harus hidup dalam
organisasi?. Definisi tentang organisasi dengan mudah dapat dijumpai dalam banyak
literatur tentang manajemen, yang mana pada intinya didefinisikan sebagai sekelompok
manusia yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan (Robbin, 2003). Melihat dari
kerakteristik organisasi tersebut yang meliputi; 1) merupakan sekelompok manusia yang
bekerja sama, dan 2) memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama, maka kelompok
manusia tersebut bukan terbentuk secara alami atau secara kebetulan, tetapi terbentuk
melalui kegiatan rekayasa yang disengaja. Dengan demikian, sekelompok supporter
sepak bola yang baru ketemu dalam satu pertandingan, atau sekelompok penonton
yang hadir dalam satu pertunjukkan musik adalah bukan suatu organisasi, karena tidak
memenuhi karakteristik-karakteristik tersebut.
Selain itu, karena kelompok orang tersebut harus saling bekerja sama, dan juga harus
mencapai suatu tujuan maka, kegiatannya harus ada yang mengkoordinasinya, sehingga dapat
dicapai suatu titik temu dan dapat diarahkan pada tujuan yang diinginkan bersama. Orang yang
mengkoordinasikan tersebut kemudian disebut dengan manajer, pekerjaan yang dilakukannya
disebut dengan manajemen. Itulah sebabnya kegiatan manajemen ada pada suatu organisasi, dan
profesi manajer terdapat dalam organisasi. Tanpa organisasi, profesi manajer tidak diperlukan.
Namun demikian seiring dengan perubahan zaman, terdapat pergeseran pada beberapa
konsep tentang organisasi. Pergeseran tersebut umumnya dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang
makin kompetitif dan makin cepat berubah atau bergerak dengan cepat. Kondisi-kondisi tersebut
kemudian mendorong organisasi untuk mampu menyesuaikan diri agar supaya tetap dapat
bertahan hidup dalam kondisi yang berubah. Sebagaimana mahkluk hidup, organisasi memiliki
siklus pertumbuhan, yaitu lahir, berkembang, puncak karir, tua dan kemudian mati. Namun
demikian, usia organisasi dapat diperpanjang melalui kegiata perubahan. Kosep perubahan dalam
organisasi tersebut digambarkan oleh Kasali (2006) sebagaimana gambar 1.
Gambar 1: Perubahan dalam organisasi
Titik C merupakan titik balik organisasi, kinerja organisasi mulai turun, namun
kepercayaan masyarakat masih tinggi dan produk-produk masih memiliki daya kompetitif, namun
jika kondisi ini dibiarkan terus maka kinerja organisasi lambat laun akan habis dan menurun,
kemudian akan ditinggalkan oleh masyarakat dan selanjutnya akan mati. Jika organisasi mau
memperpanjang umurnya, maka organisasi harus melakukan perubahan secara revolusioner. Titik
B1 merupakan titik perubahan yang dilakukan organisasi dengan revolusioner, yang diistilahkan
dengan turnaround, atau “balik arah”. Perubahan yang dilakukan akan terasa berat, kinerja
organisasi sedang menurun, kepercayaan masyarakat juga dalam kondisi yang menurun, produk-
produk dan layanan-layanan mulai ditinggalkan oleh pelanggan. Pada kondisi ini organisasi harus
memaksa komponen organisasi untuk berubah. Apa yang telah dikerjakan pada masa lalu dan
sudah menjadi kebiasaan harus mampu ditinggalkannya. Seluruh komponen organisasi harus
“berubah haluan” mulai mengerjakan pekerjaan-pekerjaan baru, tradisi-tradisi baru, sistem baru,
visi baru, dan seterusnya. Perubahan harus dilakukan secara revolusioner dan memaksa. Pada
kondisi ini seringkali akan memakan korban. Orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan diri
akan tertinggal atau tergantikan.
Jika organisasi tidak melakukan turnaround maka organisasi akan masuk ke manajemen
krisis (titik B). Titik B merupakan titik harapan terakhir dari organisasi untuk berubah atau mati.
Jika organisasi mengadakan perubahan pada titik B ini maka akan berlaku hukum sebagaimana
pada turnaround tetapi jauh lebih tegas, lebih revolutif, dan harus dijalankan dalam kurun waktu
yang cepat dan program yang sangat jelas. Perubahan dilakukan dalam konsep “ya atau tidak”,
tidak ada tawar menawar lagi, karena organisasi berada dalam ambang kematian.
Jika organisasi mampu berubah maka organisasi akan hidup kembali atau memiliki usia
yang panjang, demikian seterusnya sehingga organisasi tersebut akan mampu bertahan dalam
perubahan lingkungan yang terus berkembang. Organisasi kampus seperti Oxford University di
Inggris, Leiden University di Belanda, Harvard University, dan Massachuset Institue of
Technology di Amerika Serikat, Universitas Al-Azhar di Mesir, merupakan jenis-jenis organisasi
pendidikan yang bertahan ratusan tahun dan masih memiliki produk-produk pendidikan yang
kompetitif.
Ber
bagai perubahan-perubahan tersebut kemudian melahirkan berbagai konsep tentang organisasi.
Mulai dari organsasi yang sangat mengandalkan pemimpin sampai dengan organisasi yang paling
tidak mengandalkan pemimpin. Keseluruhan konsep organisasi tersebut digambarkan
sebagaimana pada gambar 3.
Gambar 3. Berbagai konsep organisasi
Autocracy adalah organisasi yang semua hal apa kata pemimpin. Pemimpin boleh maka dapat
dijalankan sedangkan jika pemimpin tidak mengijinkan maka tidak pula boleh dilakukan.
Sedangkan diujung sebelah kanan adalah organisasi Egalitarianism. Pada organisasi ini seluruh
keputusan ada di tangan anggota organisasi, hampir tidak diperlukan pemimpin, tugas pemimpin
hanya memfasilitasi saja terhadap diambilnya sebuah keputusan. Sedangkan diantara itu ada
organisasi bureocracy, system, decentralization, collegialism, dan federations.
Jenis organisasi bureocracy bersturktur hirarkhis, masing-masing orang mengepalai pada sub
organisasi tertentu, satu sub organisasi kemungkinan akan memiliki sub-sub organisasi yang lain,
dan seterusnya. Organisasi bureocracy bersifat sentralisasi. System merupakan jenis organisasi
yang mensinkronkan proses pada satu sub bagian atau orang dengan sub bagian atau orang lain
sehingga membentuk suatu proses yang berjalan dengan baik. Sinkronisasi tersebut mengarah
kepada tujuan tertentu untuk mencapai tujuan besar dari organisasi. Decentralization merupakan
jenis organisasi yang bersifat setara antara satu sub organisasi dengan sub organisasi lain dalam
satu organisasi. Masing-masing satu sub organisasi dipimpin oleh satu orang pemimpin. Masing-
masing pimpinan sub organisasi bersifat setara. Organisasi collegialism merupakan organisasi
yang memiliki struktur kolegial dalam mencapai tujuannya. Pada jenis organisasi ini kedudukan
orang-orang yang ada di dalam organisasi lebih bersifat setara, yang mana hubungan sesama
anggota organisasi layaknya kolega. Sedangkan pada organisasi federations pemimpin pada sub
organisasi memiliki wewenang mutlak layaknya pemimpin pada organisasi utama.
Kemudian yang terakhir adalah mengapa dalam kehidupan modern orang harus hidup
dalam organisasi? 1) Manusia memerlukan penerus generasi. Untuk dapat meneruskan
generasi maka manusia harus menikah dan kemudian terbentuklah keluarga, dari
keluarga tersebut kemudian berbagai tujuan kehidupan bersama diberlakukan. 2)
kondisi kehidupan yang makin kompleks. Urusan yang makin kompleks, masalah yang
makin kompleks, aturan yang makin kompleks, kebutuhan dan harapan yang makin
kompleks. Dengan kondisi seperti tersebut, manusia tidak mungkin menjalani
kehidupannya dan menyelesaikan berbagai masalahnya sendirian, manusia
memerlukan orang lain dan kemudian karena semua manusia tidak dapat
menyelesaikan kehidupannya sendirian maka kemudian berbagai masalah tersebut
diselesaikan dalam bentuk-bentuk yang terorganisir.
MODUL 1
PROSES PENGEMBANGAN ORGANISASI
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Pengembangan Organisasi
Bab ini memperkenalkan pengembangan organisasi (PO) sebagai suatu disiplin perubahan
perencanaan yang menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek
keperilakuan untuk membantu organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang lebih
besar. Para manajer dan staf ahli harus bekerja dengan dan melalui orang-orang untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat membantu mereka membentuk
hubungan yang efektif di antara mereka. Di dalam menghadapi akselerasi perubahan yang
semakin cepat, PO diperlukan untuk bisa mengatasi konsekuensi-konsekuensi dari
perubahan tersebut.
Kegiatan Belajar 2
Para Pelaku Pengembangan Organisasi
Bab ini, mengkaji tentang praktisi pengembangan organisasi (PO). Pengertian tersebut
diterapkan kepada tiga jenis manusia: spesialisasi individu di dalam PO sebagai profesi,
orang-orang dari lapangan yang terkait, yang telah mencapai sejumlah kompetensi di
dalam PO, dan para manajer yang memiliki keahlian PO yang diperlukan untuk
perubahan dan mengembangkan organisasi atau departemen mereka.
Peranan profesional PO dapat diterapkan terhadap konsultan internal, yang memiliki
organisasi yang sedang mengalami perubahan, dan terhadap konsultan eksternal yang
menjadi anggota universitas dan perusahaan konsultan atau bekerja sendiri, serta
terhadap anggota tim konsultan internal-eksternal. Peranan PO akan dideskripsikan
secara tepat didalam istilah marjinalitas. Orang-orang yang berorientasi pada marjinalitas
nampak khususnya beradaptasi untuk peran PO, karena mereka dapat menjaga
kenetralan dan objektivitas serta mengembangkan solusi yang integratif yang
mengakurkan titik pandang antara departemen-departemen oposisi. Sementara peranan
PO di masa lalu telah dideskripsikan sebagai ujung klien dari suatu kontinum mulai dari
fungsi clien-centered kepada consultant-centered. Pengembangan intervensi baru dan
beraneka ragam telah menggeser peranan profesional PO meliputi keseluruhan rentang
dari kontinum tersebut.
Nilai telah memainkan peran kunci di dalam PO, dan nilai-nilai tradisional mendukung
kepercayaan, kerja sama, dan kejujuran yang pada akhir-akhir ini telah dilengkapi
dengan nilai-nilai keefektifan dan produktivitas organisasional. Spesialis PO akan
menghadapi dilema nilai dalam rangka mencoba untuk bekerja sama mengoptimalkan
keuntungan
sumber daya manusia dan kinerja organisasi. Mereka juga akan menjumpai konflik nilai
ketika berhadapan dengan stakeholder eksternal yang penuh kekuatan, seperti
pemerintah, pemegang saham, dan pelanggan. Berhadapan dengan kelompok dari luar
tersebut akan memerlukan keahlian politik, begitu juga keahlian sosial tradisional yang
lebih baik.
Issue-issue yang berkaitan dengan etika di dalam PO melibatkan bagaimana para praktisi
melaksanakan peran bantuan mereka dengan klien. PO senantiasa menunjukkan
perhatiannya terhadap pelaksanaan yang berkaitan dengan etika para praktisi, dan pada
akhir-akhir ini sebuah kode yang berkaitan dengan etika untuk praktek PO telah
dikembangkan oleh berbagai macam asosiasi profesional di dalam PO. Issu-issu yang
berkaitan dengan etika di dalam PO cenderung untuk muncul di sekitar issue-issue berikut
ini: pemilihan intervensi, menggunakan informasi, menahan servis, ketergantungan klien,
pemilihan partisipasi, dan memanipulasi klien.
MODUL 2
PERUBAHAN ORGANISASI
Kegiatan Belajar 1
Konsep Perubahan Organisasi
Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan di dalam lingkungan internal
maupun eksternal. Walaupun perubahan yang terjadi lebih pada lingkungan, namun pada
umumnya menuntut perubahan lebih pada organisasional, dan organisasi-organisasi bisa
melakukan lebih banyak perubahan ataupun lebih sedikit. Organisasi-organisasi bisa
merubah tujuan dan strategi-strategi, teknologi, desain pekerjaan, struktur, proses-proses,
dan orang. Perubahan-perubahan pada orang senantiasa mendampingi perubahan-
perubahan pada faktor-faktor yang lain.
Proses perubahan pada umumnya mencakup sikap dan perilaku saat ini yang unfreezing,
perubahan-perubahannya dan akhirnya kepemilikan sikap dan perilaku yang baru yang
refreezing. Sejumlah isu-isu kunci dan problem harus dihadapi selama dalam proses
perubahan umum. Pertama adalah, diagnosis yang akurat mengenai situasi dan kondisi
saat ini. Kedua adalah, penolakan yang ditimbulkan oleh adanya unfreezing dan
perubahan. Terakhir adalah, isu pelaksanaan evaluasi yang memadai dari usaha
perubahan yang sukses, di mana evaluasi-evaluasi semacam itu kebanyakan lemah atau
bahkan tidak ada sama sekali
Kegiatan Belajar 2
Berbagai Pendekatan Perubahan Organisasi
Ada tiga pandangan tentang konsep perubahan organisasi pertama, pada hakikatnya
target perubahan organisasional adalah birokrasi yang digunakan sebagi alat administrasi
dan sebagai instrumen kekuasaan dan pengaruh. Kedua, perubahan organisasi harus
melalui cara demokrasi dan liberalisasi. Ketiga, organisasi dan manajemen dapat
mengenali gap antara situasi yang ada dengan yang diharapkan berdasarkan ukuran-
ukuran tertentu yang biasa digunakan yaitu, efektivitas, efisiensi, dan kepuasan anggota
organisasi.
Di samping tiga pandangan tersebut ada sejumlah pendekatan yang dapat digunakan
untuk memahami perubahan organisasi. Berbagai pendekatan tersebut adalah pertama,
pendekatan yang menekankan pada hubungan-hubungan antara struktur, teknologi dan
orang. Dari ketiga unsur tersebut akan dapat ditentukan tentang apa yang akan diubah
dan bagaimana cara mengubahnya. Kedua, dari mana ide konsep pendekatan tersebut
berasal. Di sini ada dua konsep yaitu analisis Leavitt dan analisis Greiner. Leavitt
cenderung menjawab persoalan apa yang dapat diubah, sedangkan Greiner cenderung
menjawab bagaimana perubahan itu dilakukan atau diimplementasikan.
MODUL 3
DIAGNOSIS ORGANISASI
Kegiatan Belajar 1
Diagnosis Organisasi
Pada proses diagnosis organisasi yang perlu dilakukan adalah memperhatikan hal-hal
yang terjadi pada tiap tingkat:
a. Tingkat organisasi (secara keseluruhan) - pada tingkat ini dapat dilihat bentuk
perusahaan dan bentuk-bentuk hubungan dalam pengalokasian sumber-sumber
yang dimiliki.
b. Tingkat kelompok kerja (departemen) - pada tingkat ini dapat diperhatikan
bentuk-bentuk kelompok kerja dan hubungan yang terjadi antar anggota
kelompok.
c. Tingkat individu - pada tingkat ini yang diperhatikan adalah bagaimana deskripsi
suatu jabatan kerja disusun sehingga individu dapat berkarya secara maksimal.
Kegiatan Belajar 2
Diagnosis Organisasi dan Tingkatannya
MODUL 4
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DIAGNOSIS
Kegiatan Belajar 1
Metode Pengumpulan Data dalam Diagnosis Organisasi
Sebagai bahan dalam diagnosis organisasi diperlukan data mengenai organisasi yang
bersangkutan. Proses pengumpulan data yang diperlukan dapat menggunakan metode:
1. Kuesioner.
2. Wawancara.
3. Pengamatan (observasi).
4. Data Sekunder.
Kegiatan Belajar 2
Analisis Diagnosis Data
Proses analisis data dibedakan pada data kualitatif dan data kuantitatif. Metode yang
biasa digunakan untuk menganalisis data kualitatif adalah:
1. Content analysis;
2. Force Field analysis;
3. Diagram.
Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis data kuantitatif pada analisis diagnosis
organisasi adalah: means, standard deviasi, distribusi frekuensi, diagram pencar
(scattergram), koefisien korelasi, difference tests.
MODUL 5
PENERAPAN DAN PROSES PERUBAHAN
Kegiatan Belajar 1
Penerapan Proses Perubahan
Penerapan merupakan langkah lanjut dari tahap diagnosis organisasional, di mana pada
tahap ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan: 1). bagaimana
melakukan perubahan, baik dalam individu, kelompok, maupun organisasional. 2).
bagaimana caranya agar orang-orang dapat menerima perubahan, dan 3). Apa saja yang
mendukung dan menghambat perubahan.
Ada dua (2) alat analisis yang dapat dipergunakan dalam penerapan pertama, analisis
medan faktor dan kedua, analisis daur perubahan. Analisis medan faktor, dikembangkan
oleh Kurt Lewin yang bermanfaat untuk menguji variabel-variabel guna menentukan
tingkat efektivitas suatu perubahan organisasional. Sedangkan analisis daur perubahan
akan menganalisis empat tingkat perubahan organisasional, yang mencakup perubahan
pengetahuan, perubahan sikap, perubahan perilaku organisasional, dan perubahan
prestasi kelompok atau organisasional. Tingkat-tingkat perubahan tersebut menjadi
sangat signifikan pada pengkajian daur perubahan parsipatif dan daur perubahan
direktif.
Selanjutnya, salah satu pertimbangan yang paling penting dalam menentukan apakah
akan menerapkan strategi perubahan partisipatif atau direktif atau kedua-duanya, adalah
penggunaan pola komunikasi yang diterapkan pada organisasi atau kelompok yang dituju
saat itu. Dalam menerapkan strategi perubahan, para manajer organisasi harus berusaha
mencakup pengembangan pola komunikasi yang tepat ke dalam strategi perubahan
organisasi. Sebelum melaksanakan strategi perubahan organisasi perlu pula
dipertimbangkan struktur komunikasi yang diterapkan pada waktu itu. Bahwa strategi
perubahan perlu disesuaikan dengan pola struktur komunikasi yang telah terbentuk
sebelumnya.
Kegiatan Belajar 2
Proses Perubahan dan Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan
Semua organisasi harus berubah karena adanya tekanan-tekanan baik dari lingkungan
internal maupun eksternal. Walaupun kebanyakan perubahan lingkungan biasanya
meminta lebih banyak perubahan organisasional, akan tetapi organisasi-organisasi dapat
melakukan perubahan-perubahan yang begitu besar atau juga begitu kecil. Organisasi-
organisasi dapat merubah tujuan dan strategi, teknologi, desain jabatan, struktur, proses
dan orang-orangnya. Perubahan manusia hampir selalu mengikuti perubahan dalam
faktor-faktor yang lain.
Proses perubahan secara umum mencakup unfreezing sikap dan perilaku saat ini,
berubahnya, dan refreezing sikap dan perilaku baru yang diminta. Beberapa isu atau
masalah-masalah kunci harus dihadapi selama proses perubahan umum. Satu di
antaranya adalah diagnosis secara akurat kondisi saat ini dan penolakan terhadap
perubahan yang timbul dari kondisi unfreezing dan kondisi perubahan itu sendiri.
MODUL 6
EVALUASI DALAM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Kegiatan Belajar 1
Mengevaluasi Hasil Intervensi
Kegiatan Belajar 2
Melembagakan Proses Intervensi pada Organisasi
1. Karakteristik Organisasi.
2. Karakteristik Intervensi.
3. Proses Sosialisasi.
4. Indikator proses sosialisasi.
5. REVIEW ARTICLE
6. STRES DI TEMPAT KERJA DAN KESANNYA TERHADAP KESELAMATAN DAN
7. KESIHATANPEKERJAAN
10. and 2 Fakulti Pengurusan Dan Muamalah, Kolej Universiti Islam Antarabangsa
Selangor, Bandar Seri Putra,
11. Selangor
12.ABSTRAK
13. Stres di tempat kerja terjadi apabila keperluan kerja tidak sepadan dengan
kebolehan, sumber, dan kehendak
14. pekerja. Ia boleh memberi kesan ke atas psikologi dan fisiologi manusia. Seseorang
individu yang berasa
15. tertekan dengan kerja yang dilakukan akan menunjukkan kemurungan yang
berpanjangan. Apabila rasa
16. tertekan, psikologi akan terganggu dan pekerja gagal membuat keputusan dengan
baik. Situasi ini boleh
17. menjejaskan prestasi kerja mereka dan menggugat produktiviti organisasi. Masalah
paling dibimbangi adalah
18. stres di tempat kerja boleh menyebabkan penyakit berbahaya seperti tekanan darah
tinggi, sakit jantung dan
19. melemahkan sistem pertahanan badan terhadap penyakit. Stres di tempat kerja juga
boleh menyebabkan
20. kemalangan di tempat kerja, peningkatan kos keselamatan dan kesihatan pekerjaan,
gangguan trauma
21. kumulatif, menjejaskan prestasi kerja serta mengganggu kehidupan sosial individu.
Masalah keselamatan dan
22. kesihatan pekerjaan akibat stres di tempat kerja seharusnya tidak diabaikan oleh
organisasi kerana ia boleh
23. menyebabkan sumber manusia sesebuah negara kehilangan daya saingnya. Sumber
manusia yang berasa
24. terancam akibat masalah keselamatan dan kesihatan akan gagal menggunakan
sepenuhnya kreativiti mereka
25. dan melakukan tugas pada tahap minimum. Fenomena ini seharusnya dibimbangi
dalam persekitaran
26. perniagaan masa kini yang sangat kompetitif. Di Malaysia, kajian yang berkaitan
dengan stres seharusnya
27. dipertingkatkan kerana kajian lepas terhadap stres di tempat kerja adalah tidak
menyeluruh. Perkembangan ini
28. sejajar dengan perubahan yang berlaku di persekitaran kerja seperti teknologi,
sosial, ekonomi, undang-undang
29. buruh dan seumpamanya. Kajian stres di tempat kerja perlu dijalankan kerana
sumbangannya amat bernilai
30. dalam menghasilkan sumber manusia yang lebih produktif dan berdaya saing.
31. Kata kunci: Stres, Stres di tempat kerja, Keselamatan dan kesihatan pekerjaan,
Impak stres, Kesihatan
32. masyarakat
66. 38
67. tempat kerja memberi kesan ke atas prestasi
99. Sumber: Adaptasi daripada H.Selye, The Stress of Life (New York: McGraw-Hill,
1956)15)
130. Peringkat 1:
131. Amaran
132. Peringkat 2:
133. Penentangan
134. Peringkat 3:
135. Keletihan
137. penentangan
138. terhadap
139. ransangan
140. persekitaran
141. Malaysian Journal Of Community Health 2006: Vol. 12
142. 39
143. dua keperluan persekitaran sahaja, dan ini
254. 40
255. kepada aspek fisiologi, psikologi dan gelagat. Ia
260. Sumber:. Yerkes & Dodson, “The Relation of Strength of Stimulus to Rapidly of
Habit Formation”, Journal of
301. P
302. r
303. e
304. s
305. t
306. a
307. s
308. i
309. K
310. e
311. s
312. a
313. k
314. i
315. t
316. a
317. n
320. r
321. Rendah Sederhana Tinggi
323. r
324. Malaysian Journal Of Community Health 2006: Vol. 12
325. 41
326. kerja yang lemah, kemalangan, gangguan tidur
409. sektor44.
433. 42
434. sebanyak 33%20. Di Great Britain, stres di tempat
461. kerja49.
482. MSD).
541. 43
542. Stres di tempat kerja yang tidak terkawal dan
545. keseluruhannya57.
546. KESIMPULAN
626. tinggi.
627. RUJUKAN
641. (1994)
651. 44
652. Behaviour and Human Performance 23, 373-
680. 1353-1395.
683. 52 (1975)
719. 2005.
725. 21 (2003)
755. (2005)
765. 45
766. management partnership. Personnel Review
811. (2002)
848. (1995)
Z. Jenis-Jenis Konflik
Ada lima jenis ( tipe ) konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :
1. Konflik didalam individu :konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang
harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan
untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama : konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan
dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
3. Konflik antar individu dan kelompok : konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan
untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena
melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.: adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi
6. Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik semacam ini
diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.