Professional Documents
Culture Documents
I. LATAR BELAKANG
1 Makalah disampaikan pada Seminar Model Pembangunan Partisipatif dan Responsif Gender di Kupang – NTT, yang diselenggarakan oleh
Oxfam GB pada tanggal 16 Juli 2010 di Kupang;
1
ditujukan kepada masyarakat desa guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa.
pembangunan ini menganut dua filosofi dasar yaitu public touch and
2
seperti inilah yang saat ini sedang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi
NTT.
terjadi di lingkungannya.
3
didalamnya serta mempengaruhi kehidupan dari masyarakatnya2.
sumber daya berupa modal bagi usaha ekonomi produktif yang ada di
menyongsong masa depan yang lebih baik. Untuk itu, yang paling
4
Republik Indonesia. Dari visi tersebut Badan Pemberdayaan
3 Friedman, John., Empowerment The Politics of Alternative Development, Blackwell Publisher, Cambridge, 1992
5
masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan mereka, sehingga
sosial (social value) dan kearifan lokal (local wisdom) yang sudah
ada4.
4 Huri, Daman., dkk., Demokrasi dan Kemiskinan, Program Sekolah Demokrasi PLaCIDS (Public Policy Analysis and Community
Development Studies) Averroes dan KID (Komunitas Indonesia untuk Demokrasi), Averroes Press, Malang, Agustus 2008
6
Banyak pakar kebijakan publik yang berbicara mengenai konsep
perwakilan formal yang sudah ada lebih bersifat saling mengisi bukan
7
learning yang akan didapat pemerintah daerah maupun masyarakat
sendiri. Bila masalah tersebut adalah masalah publik maka publik pula
dengan visi tersebut adalah suatu cara pandang, tekad dan cita-cita
5 Nanang dan Hanif., Mengarusutamakan Partisipasi dalam Proses Kebijakan di Pemerintah Daerah, Modul Partisipasi, S2 Politik Lokal
dan Otonomi Daerah UGM, Yogyakarta
8
transparan dan bertanggungjawab; 4). Mengelola administrasi
lembaga adat.
9
Upaya untuk meningkatkan pendapat masyarakat perdesaan
Dari visi dan misi yang diemban oleh BPMPD Provinsi NTT
10
dengan dunia dan lembaga bilateral, multilateral dan PBB;
6 Cornwall, A., dan Gaventa, J., From Users and Choosers to Makers and Shapers: Re-Positioning Participation in Social Policy, IDS
Bulletin, Vol 31 No 4, 2000
11
kebijakan pemerintah nasional. Dalam invited space penyediaan ruang
posisi invited space dan sekarang berada pada posisi conquered space,
12
berupa pembangunan fisik maupun non fisik. Pergeseran tersebut juga
berdemokrasi pada aras lokal, karena adanya kerja sama dari seluruh
III. PENUTUP
13
Partisipasi memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
opini dan isu publik. Sedangkan pada saat yang bersamaan sarana
14
daerah dan warga akibat perbedaan tafsir terhadap sebuah isu
warga
berbagai ide segar dari warga karena mereka selalu merasa menjadi
bagian dari program kebijakan yang ada tersebut. Bila kondisi ini
15
Tentu saja dengan proses ini dapat dipastikan hasil kebijakan yang
proses perencanaannya.
16
berjalan jauh lebih mudah. Implementasi program akan direspon
legitimasi yang kuat di mata publik. Oleh karena itu, biaya sosial
efisien.
tetapi juga menjadikan proses kebijakan yang ada berjalan lebih efektif
dan efisien.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Cornwall, A., dan Gaventa, J., From Users and Choosers to Makers and
Yogyakarta, 2007.
19