Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di area globalisasi ini banyak kebutuhan manusia yang diperlukan,mulai
kebutuhan pokok ,sekunder sampai kebutuhan tersier. Seiring banyaknya
kebutuhan yang diperlukan manusia maka makin banyak perusahaan -perusahaan
yang memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan tingkat kebutuhan yang meningkat
maka tingkat keamanan mulai difikirkan,mulai keamanan jiwa sampai keamanan
harta benda. Maka banyaklah bermunculan perusahaan -perusahaan jasa,
perusahaan asuransi yang memenuhi kebutuhan jasa tersebut.
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil
(sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti atau subtitusi kerugian-kerugian yang
besar yang belum pasti (Abbas Salim,1993).Dalam asuransi banyak hal-hal yang
memang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan asuransi diantaranya adalah
resiko investasi,Tarif asuransi,Risk Managemen dan Statistik Kerugian. Menurut
Abbas Salim keempat komponen asuransi yaitu,resiko investasi,tarif asuransi risk
menagemen dan statistik kerugian harus dipenuhi oleh suatu perusahaan asuransi
baik milik negara maupun milik swasta.
B. Rumusan Masalah
Kerugian-kerugian yang diderita oleh seorang atas harta kekayaanya
menyebabkan masyarkat untuk memilih masuk ke asuransi untuk
menginvestasikan kerugian-kerugian tersebut. Sebagai perusahaan asuransi,maka
perusahaan harus memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasanya agar bisa
mendatangkan benefit dikedua belah pihak. Untuk mencapai keadaan tersebut
perusahaan asuransi harus memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
asuransi diantaranya adalah resiko investasi,tarif asuaransi,risk managemen dan
statistk kerugian. Dari uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut yaitu :
1
1. Apa yang dimaksud dengan resiko investasi,tarif asuaransi,risk
manegemen dan statistik kerugian ?
2. Mengapa suatu perusahaan asuransi harus memperhatikan resiko
investasi,tarif asuransi,risk managemen dan statistik kerugian?
3. Apa pengaruh resiko investasi,tarif asuransi risk managemen dan statistik
kerugian terhadap suatu perusahaan asuransi
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tentang resiko investasi,tarif asuransi,risk
managemen dan statistik kerugian .
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan pentinganya resiko investasi,tarif
asuaransi,risk managemen dan statistik kerugian asuransi serta
hubungannya terhadap suatu perusahaan asuransi.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Kita akan lebih mengetahui tentang resiko investasi,risk managemen,tarif
asuransi dan statistik kerugian
2. Mengetahui hubungan dan arti penting resiko investasi,risk
managemen,tarif asuaransi dan statistik kerugian
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini adalah ;
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2
A. Tinjauan tentang Resiko Investasi
1. Pengertian Resiko
2. Tingkat Resiko
3. Konsep Resiko dalam Investasi
B. Tinjauan tentang Tarif asuransi
1. Pengertian Tarif Asuransi
2. Unsur-unsur Tarif Asuransi
C. Tinjauan tentang Risk Managemen
1. Pengertian Risk Managemen
2. Fungsi Pokok Risk Managemen
D. Tinjauan tentang Statistik Kerugian
1. Pengertian Statistik Kerugian
2. Jenis-jenis Metode Statistik
BAB III : PEMBAHASAN
A. RESIKO INVESTASI
B. TARIF ASURANSI
C. RISK MANAGEMEN
D. STATISTIK KERUGIAN
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PESTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
TINJAUAN PUATAKA
2. Tingkat Resiko
Tingkat resiko diukur dengan menghitung kemungkinan perbedaan
pengalaman yang sesungguhnya dengan pengalaman yang
diperkirakan.Bertambah kecil perbedaan atau selisih persentase kemungkinan ini
bertambah kecil resiko (Hasyim Ali,2002 : 23).
4
Secara umum tarif asuransi terdiri dari 4 unsur yaitu :
Harga satuan
Digunakan orang tertentu
Kerugian tertentu
Masa tertentu (Abbas Salim,1993 : 149)
5
Distribusi Normal
Teori poisson (Abbas Salim,1993 ; 157)
zBAB IV
PEMBAHASAN
A. RESIKO INVESTASI
1. Tujuan
Setiap investor selalu ingin untung begitu juga investor terhadap
perusahaan asuransi, dalam hal ini konsep resiko tetap menjadi hal yang
terpenting, sebab semakin tinggi resiko suatu investasi maka semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diminta oleh pemilik modal. Sebelumnya kita ingat
kembali tentang apa itu resiko, yaitu kemungkinan penyimpangan nilai riil dari
nilai yang diharapkan.
2. Metode Factor Resiko dalam Investasi
Metode NPV : Dalam metode yang diperhitungkan adalah menentukan
tingkat bunga, Jika investor menganggap proyek tersebut beresiko tinggi maka
semakin tinggi tingkat bunga yang diminta oleh pemilik modal.
Periode A B
1 0,1 0,07
2 0,1 0,11
3 0,09 0,05
4 0,09 0,14
5 0,08 0,12
6 0,08 0,06
7 0,09 0,11
8 0,09 0,06
9 0,09 0,09
10 0,09 0,09
Tingkat keuntungan yg
diharapkan 0,09 0,09
Standart Deviasi 0,006667 0,029814
6
akan semakin besar kemungkinan menyimpang dari rata-rata atau semakin sedikit
keuntungan yang akan di peroleh.
3. Penyesuaian Tehadap Tingkat Bunga untuk Menghitung NPV
Jika resiko suatu investsi adalah nol maka tingkat keuntungan yang
disyaratkan adalah tingkat keuntungan yang tidak mengandung resiko
(keuntungan bebas resiko). Teori portofolio menjelaskan tentang fenomena
mengapa para pemilik saham cenderung menginvestasikan dananya pada
beberapa surat berharga, karena mereka berlandaskan teori financial asset.
Dengan adanya surat-surat berharga maka fluktuasi berkurang dan standart
deviasi juga ikut berkurang sehingga tingkat keuntungan yang disyaratkan akan
tinggi.
Bila investor tidak menyukai resiko maka mereka akan mencoba
mengurangi resiko yang ditanggung, maka nantinya hak yang terpenting untuk
investor adalah resiko yang tidak bisa dihilangkan. Keadaan ini terbukti jika
semakin banyak investor memegang financial asset yang banyak jenisnya maka
fluktuasi tingkat keuntungan (standart deviasi ) akan semakin berkurang.
Sharpe, Lintner memperkenalkan Capital Aseer Pricing Modal (CAPM),
yang merumuskan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan tergantung dua
faltor, yaitu tingkat keuntungan bebas resiko dan premi atas resiko.
Untuk menentukan tingkat bungaan yang layak dipakai sebagai cut of
rate. Kita bandingkan dengan perusahaan tekstil kemudian mengidentifikasi beta
dari perusahaan tersebut, karena ada perbedaan struktur modal (perbandingan
utang dengan modal sendiri). Jadi nyatalah bahwa resiko yang ditanggung oleh
pemilik modal sendiri, terdiri dari resiko usaha dan resiko finansial. Jika resiko
semakin besar maka keuntungan yang disyaratkan akan semakin besar.
Pemanfaatan peta industri hanya mencerminkan peta aktiva.
Dalam hal ini kita hanya mempertimbangkan resiko usaha saja, dengan
kata lain kita menganggap bahwa investasi tersebut semata-mata dibelanjai
sendiri, Jika investasi tersebut dibelanjakan sebagian dengan modal pinjaman
maka analisisnya akan berbeda.
Secara umum metode ini bisa dinyatakan dalam bentuk rumus sbb:
n
At
NPV = − Ao + ∑
t =1 (1 + r ) t
-Ao = Pengeluaran investasi pada tahun ke 0
7
At = Aliran kas mesauk pada tahun ke t
8
B. TARIF ASURANSI
Tarif asuransi merupakan suatu harga satuan dari suatu kontrak asuransi
tertentu, untuk orang tertentu, terhadap kerugian tertentu, dan digunakan untuk
masa tertentu pula.
Bagian aktuaria adalah bagian dari perusahaan asuransi yang bertugas untuk
menghitung premi asuransi.
1. Petugas Asuransi
Pembuatan tarif berkisar pada value judgement sampai pada highly
scientifics (rumus – rumus matematik) Value judgement (pengalaman –
pengalaman).
Tarif asuransi terjadi berdasar kepada bargaining atau tawar–menawar
antara perusahaan dengan pembeli asuransi. Tarif asuransi selalu berubah–ubah,
perubahan ini bias disebabkan oleh adanya :
1. Persaingan ( competision ).
2. Perubahan struktur perekonomian.
3. Adanya PP/UU pemerintah.
Jadi, bisa dikatakan bahwa semuanya ditetapkan oleh personal knowledge
seseorang. Oleh karena itu, dalam menyususn tarif asuransi ( terutama pada
asuaransi laut ) harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Hazard
2. Memperhatikan kemampuan pihak tertanggung.
3. Harus memperhatikan keadaan kapal.
Perusahaan asuransi harus berhati–hati dalam menentukan tarif tersebut, sebab
jika terlalu rendah perusahaan tidak bisa menutupi biaya operasional. Sedangkan
bila terlalu tinggi mungkin pembeli akan berkurang karena banyaknya persaingan
antara perusahaan–perusahaan asuransi yang ada.
Didalam menentukan tarif banyak menyangkut unsur–unsur :
1. Kemungkinan
2. Value judgement
3. Policy pihak pemerintah.
9
Dengan singkat, dapat kita katakan bahwa tarif asuransi terdiri atas beberapa
unsur, yaitu :
1. Harga satuan
2. Digunakan orang tertentu
3. Kerugian tertentu
4. Masa tertentu
2. Besarnya unit Dipakai untuk Mengukur Besarnya Risiko
Dalam memilih unit–unit untuk menentukan premi bukanlah unit yang
ideal, tetapi unit yang sesuai dengan contoh dan keadaan yang sebenarnya.
Dengan demikian akan kita peroleh tarif yang ideal yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan tarif ideal adalah tarif tersebut dapat
mendapatkan pendapatan bagi perusahaan, untuk mengganti kerugian yang terjadi
dan memberikan sedikit keuntungan hidup perusahaan yang bersangkutan.
Tarif yang ideal harus memenuhi beberapa unsur, yaitu :
1. Adequate, yaitu harus cukup uang untuk membayar kerugian–kerugian
dari uang yang diperoleh dari uang tersebut.
2. Notexcessive, yang berarti tarif jangan berlebih–lebihan.
3. Equity, yaitu tarif tidak membeda–bedakan risiko yang sama kualitasnya.
4. Flexible, yaitu tarif harus disesuaikan dengan keadaan.
10
Andaikata kita umpamakan biaya exploitasi 40 % dan profit yang
diharapkan 5%, maka sekarang kita dapat menghitung besarnya tarif yang dibayar
oleh pembeli asuransi yaitu :
3520 3520 3520 x100
= = = 6.400
1 − 0.45 0.55 55
Dari jumlah 6.400 terdiri atas 3 komponen yakni:
1. 55 % merealisasi kerugian yang terjadi yang disebut Gross Premium.
2. 40% untuk menutupi expense
3. 5% untuk profit perusahaan.
Sedangkan jumlah 3.520 dinamakan premi murni ( pure premium ).
11
Risk manajement ialah peninjauan risiko dari sudut pandangan seorang
manajer asuransi (risk manajer).
Risiko yang ada dalam masyrakat bisa kita lihat dari dua segi ,yaitu:
1. Pembeli asuransi (pemegang polis);
2. Penjual asuransi (perusahaan asuransi).
Bagi seorang risk manager yang penting untuknya ialah melihat resiko dari
segi pembeli asuransi. Usaha yang harus dijalankan ialah terutama harus
menitikberatkan pada prevention of lost, fungsi pimpinan bagi asuransi ialah
untuk memikirkan bagaimana carannya agar resiko dapat ditangani, apakah
dengan jalan mempertanggungkan atau dengan menggunakan self-insurance
(asuransi sendiri).
Risk management bisa timbul di masyarakat bilamana:
a. Perusahaan berkembang terutama perusahaan industri. Karena meluasnya
industri akan menyebabkan risiko yang akan bertambah ”kompleks”.
b. Dengan majunya perindustian, maka akan menambah kemungkinan
terjadinya kerugian (hazard).
c. Untuk menampung a dan b tersebut, perlu adanya bagian tersendiri dalam
perusahaan guna mengatur resiko tersebut.
12
caranya dengan megadakan cadangan, yaitu “cadangan asuransi” dimana
tujuannya mengganti peralatan yang telah disusun nilainya.
assume of risk, risiko yang mungkin timbul tidak dipertanggungkan yaitu
secara untung–untungan (spekulasi).
3. Risk manager harus mengetahui serta paham akan ilmu asuransi.
Ketiga faktor di atas adalah fungsi pokok yang harus di ketahui dan
dimengerti oleh manager asuransi oleh karena dalam hal ini risk manager haru
melihat:
a) Kerugian –kerugian yang mungkin timbul;
b) Melihat kerugian yang sesungguhnya (actual losses);
c) Perusahan untuk mengadakan prevention of loss;
d) Mengestimasi real loss dengan exoected losses.
2. Persoalan ketatalaksanaan (masalah managemen bagi perusahaan –perusahaan
asuransi di Indonesia)
Masalah yang dihadapi perusahaan asuransi ialah :
1 .Masalah internal
a. Lack of managerial skill, lack of moderen administration;
b. Kurang latihan, pengalaman, skill dan technical knowhow;
c. Kurangnya tenaga kerja yang berkualitas, acceptable, dan capable;
d. Kurang kesenangan bekerja yang disebabkan oleh rendahnya tingkat upah
serta biaya penghidupan yang meningkat setiap harinya.
e. Persoalan tingkat tarif yang konstan (fixed), sedangkan biaya-biaya
asuransi mmeningkat terus (cost of insurance).
2 .masah eksternal
Faktor ekternal juga berpengaruh pada operasi perusahaan, misalnya faktor-
faktor yang disebabkan oleh;
a. Keadan ekonomi yang tidak stabil, terutama membawa pengaruh pada
hasrat untuk melaksanakan investment (fixed investment);
b. Karena pengaruh keadaan moneter dan kebijaksanaan keuangan
pemerintah (perpajakan);
c. Aspek undang-undang serta bertambah besarnya pengawasan negara untuk
campur tangan dalam perusahan-perusahaan asuransi (perusahaan-
perusahaan Negara).
13
IV. STATISTIK KERUGIAN
Statistik yang dapat digunakan untuk menghitung kerugian dinamakan
Loss Statistics. Selain itu, statistik dipakai pula untuk menghitung :
A). Besarnya premi.
B). Besarnya exposures.
C). Besarnya claim.
Loss ratio, dapat kita peroleh dengan cara jumlah kerugian dibagi dengan jumlah
premi.
jumlah ker ugian
Loss ratio =
jumlah _ premi
Kita dapat membuat loss statistics dengan berbagai cara antara lain :
a. The Calender Year Basis
Dalam cara ini kita mencatat semua transaksi pos – pos dalam periode satu
tahun atau 12 bulan.
b. The Accident Year Basis
Dalam metode ini semua kerugian yang terjadi dalam tahun tertentu,
termasuk pula di dalamnya reserve for unpaid losses pada akhir tahun,
digabungkan dengan calendar year premium.
c. The policy year basis
14
Dipakai untuk asuransi pihak ketiga. Dalam metode ini, jumlah unit
pertanggungan, premium, kerugian, jumlah klaim yang tertulis pada polis dan
berlaku pada tahun tertentu digabungkan untuk digunakan.
B. Teori Kecenderungan
Dalam statistik teori kemiringan ada beberapa rumus yang dapat
digunakan diantaranya yaitu :
a. Angka rata – rata hitung
n
Keterangan:
n = banyaknya data, x = ukuran data.
c. Expected Value
Event Kerugian bila terjadi Probabilita
kecelakaan
A 1000 X 0.4 = 400
B 2000 X 0.3 = 600
C 5000 X 0.2 = 1000
D 10.000 X 0.1 = 1000.
jumlah 18.000 3.000
Expected( diperkirakan)
Angka rata – rata hitung Rp. 18.000 : 4 = 4.500
d. Median
15
Misalnya:
Terdapat lima kejadian yang menyebabkan kerugian yaitu Rp. 1.000, Rp. 5.000,
Rp. 6.000 dan Rp. 30.000. Kerugian yang terjadi dengan cara median adalah
median loss Rp. 5.000.
Kerugian rata – rata Rp. 1.000 + 3.000+ 5.000 + 6.000 + 30.000 = 45.000 / 5 =
9.000
E. Mode
Cara menghitung dengan mode adalah sebagai berikut :
Kerugian ( losses ) : 25.30.40.40.40.50 dan 60, jadi dengan metode mode kerugian
sesungguhnya adalah 40.
G. Pembagian Binomial
Rumus binomial adalah sebagai berikut :
n! n −r
prqn
r ( n −r )!
Keterangan :
P = Probabiliti
Q = Kejadian
R = Sukses
n = Percobaan
q = 1 – p.
Contoh : Bila ada 100 unit rumah, probabilita kerugian untuk tiap rumah karena
kebakaran adalah 0.01. Dengan binomial tabel, bahwa probabilita
0.37 0 Rumah mungkin terbakar
0.37 1 Rumah mungkin terbakar
0.19 2 Rumah mungkin terbakar
0.06 3 Rumah mungkin terbakar
0.01 4 Rumah mungkin terbakar
16
Jumlah = 1.00
I. Teori Pisson
mr em
Formula p =
r!
Keterangan :
P = Probabilita kejadian
N = Kejadian
R = Jumlah kejadian
r! = r adalah faktor jika r = 5
m = Mean
e = Konstanta = 2.718
Rata- rata ( m ) adalah distribusi poisson yang merupakan variance satandar
deviasi 0 sama dengan m .
Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan teknik probabilitas adalah :
1. Dengan landasan teori probabilita penting untuk menetapkan tarif asuransi
dan manajemen keuangan bagi riks manager ( manajer risiko ).
2. Taksiran nilai sebagai basis dalam menghitung probabilitas.
3. Mengukur kecenderungan dari normal akan membantu manajer risiko
untuk mengambil keputusan yang menyangkut finansial.
17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pengertian dari :
- Risiko Investasi adalah penyimpangan nilai riil dan nilai yang diharapkan.
- Riks Management adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat,
teknik, dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan
mengelola risiko secara lebih transparan.
- Tarif asuransi merupakan suatu harga satuan dari suatu kontrak asuransi
tertentu, untuk orang tertentu, terhadap kerugian tertentu, dan digunakan
untuk masa tertentu pula.
- Statistik kerugian adalah statistik yang dapat digunakan untuk menghitung
kerugian.
2. Suatu perusahaan asuransi harus memperhatikan keempat unsur yaitu
risiko investasi, riks management, tarif asuransi dan statistik kerugian
karena keempat unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap benefit
perusahaan.
3. Keempat unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu
perusahaan asuransi, karena itu hubungannya sangat erat sekali dengan
perusahaan asuransi. Tanpa salah satu dari keempat unsur tersebut maka
suatu perusahaan asuransi akan mengalami kegagalan.
B. Saran - Saran
18
1. Dalam pembahasan makalah ini, kiranya perlu penambahan materi
lebih lanjut guna melengkapi pembahasan lebih lanjut.
2. Untuk mendapatkan penambahan yang lebih rinci hendaknya perlu
melakukan peninjauan langsung ke perusahaan asuransi terdekat.
3. Untuk mendapatkan pembahsan materi – materi terbaru, kiranya
perlu meng-update materi lewat internet.
DAFTAR PUSTAKA
• Bessis, Joel ( 1998 ) Riks Management in Banking, John Wiley & Sons
Ltd., West Sussex, England
• Brosur PT. Asuransi BUMI PUTERA
• Brosur Asuransi Jasindo
• Prentice Hall Anto Dayan. 1973. Pengantar Metode Statistik Deskriptif.
Jakarta: LP3ES.
• Robert E. Larson &Erwin A. Gaumnitz, Life Insurance Mathematics, New
York: John Wily & Sons, Inc Bab 4, 1951
• Richard I., Lewin., David S., Rubin. 1991. Statistic for Management. New
Jersey:
• Seputar – Indonesia, 9 Mei 2007
• Salim, Abbas. 2005. Asuransi dan manajemen resiko. Jakarta : PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA
• @ Copryright 2001 Bisnis Indonesia. All right reserved. Reproduction in
whole or in part without permission in prohibited.
• www.jasindo.co.id/index.pho?
option=displaypage&Itemid=78&op=page&SubMenu
• http://www.google.co.id/search?
hl=id&q=jenis+statistik+kerugian&btnG=Telusuri&meta=cr%DcountryID
• http://www.google.co.id/search?
q=jenis+statistik+kerugian&hl=id&cr=countryID&start=10&sa=N
19
Lampiran 1
KERANGKA KERJA RISK MANAGEMENT
Oleh : Dilan S. Batuparan
dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan mengelola risiko
secara lebih
aspek aktivitas sebuah entitas bisnis, mulai dari proses pengambilan keputusan
untuk
menginvestasikan sejumlah uang, sampai pada keputusan untuk menerima
seorang karyawan baru.
Berdasarkan konsep dasar di atas salah satu paradigma penting yang ditawarkan
oleh Risk
suatu kerangka pikir yang sangat rasional. Hal ini dimungkinkan berkat
berkembangnya teori
probabilitas dan statistik yang memungkinkan kita memiliki alat untuk memilah,
meng-quantify
dan mengukur risiko. Asumsi yang mendasari hal ini adalah bahwa statistik
mengandung
didalamnya “ingatan numerik” (numerical memory) yang bertitik tolak dari hal itu
kita dapat
membaca suatu alur tertentu yang memungkinkan kita memproyeksikan
kemungkinan-
kemungkinan yang akan kita hadapi di masa mendatang.
20
Bagaimanapun, Risk Management tetaplah hanya alat bantu bagi manajemen
dalam proses
pengambilan keputusan. Risk Management bukanlah sekedar angka statistik,
teknik ataupun
teknologi. Wujud penerapan terbaik Risk Management merupakan suatu proses
membangun
kesadaran tentang risiko di seluruh komponen organisasi, suatu proses pendidikan
bagaimana
menggunakan alat dan teknik yang disediakan oleh Risk Management tanpa harus
dikendalikan
olehnya, dan mengembangkan naluri pengambilan keputusan yang kuat
(khususnya terhadap risiko).
1. Identifikasi Risiko
2. Pengukuran Risiko
Pengukuran Risiko adalah rangkaian proses yang dilakukan dengan tujuan
untuk memahami signifikansi dari akibat yang akan ditimbulkan suatu risiko,
baik secara individual maupun portofolio, terhadap tingkat kesehatan dan
kelangsungan usaha. Pemahaman yang akurat tentang signifikansi tersebut akan
menjadi dasar bagi pengelolaan risiko yang terarah dan berhasil guna.
3. Pengelolaan Risiko
Identifikasi Risiko
21
Bertitik tolak dari definisi tersebut maka terdapat dua tolok ukur penting di dalam
pengertian risiko, yaitu :
Untuk dapat menetapkan batas-batas risiko yang dapat diterima, maka suatu
perusahaan harus terlebih dahulu menetapkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
secara jelas. Seringkali ketidakjelasan mengenai tujuan-tujuan yang ingin dicapai
mengakibatkan munculnya risiko- risiko yang tidak diharapkan.
Pemahaman yang benar atas kedua tolok ukur tersebut akan sangat menentukan
validitas dan
mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap pelaku bisnis. Khusus untuk
industri perbankan,
salah satu rujukan yang digunakan dalam merumuskan jenis-jenis risiko yang
dihadapi oleh
kalangan perbankan adalah apa yang tercantum di dalam Core Principle for
Effective Banking
22
Adalah risiko (munculnya kerugian) yang disebabkan oleh kegagalan
counterparty (debitur)
perjanjian.
Risiko ini tidak hanya muncul dari kredit/pinjaman (loan) melainkan juga
meliputi
sosial, politik dari negara asal counterparty (debitur). Risiko ini muncul dalam
transaksi
ini harus dilihat dalam konteks prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku saat ini.
Risiko ini
komoditas.
pasar.
23
mengakomodasi berkurangnya pasiva/liabilities atau untuk
membiayai/mendanai
Pengukuran Risiko
akibat (kerugian) yang akan ditimbulkan oleh terealisirnya suatu risiko, baik
secara individual
pemahaman yang akurat tentang signifikansi tersebut akan menjadi dasar bagi
pengelolaan risiko
A. Dimensi Risiko
24
Signifikansi suatu risiko maupun portofolio risiko dapat diketahui/disimpulkan
dengan
Dua dimensi ini harus muncul sebagai hasil dari proses pengukuran risiko.
Sebagai suatu konsep baru yang sedang terus dikembangkan, terdapat berbagai
macam
metode pengukuran risiko yang muncul dan diujicobakan oleh para pelaku
pasar.
Value At Risk
i.
Salah satu metode yang banyak diterima dan diaplikasikan saat ini adalah apa
yang dikenal
dengan metode Value At Risk (VAR). Value At Risk pada saat ini dapat dianggap
sebagai
metode standar di dalam mengukur Risiko Pasar (Market Risk), dan mulai banyak
Per definisi Value At Risk adalah : kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam
rentang
25
worst-case loss with a specific confidence level over a period of time”). Konsep
VAR
berdiri di atas dasar observasi statistik atas data-data historis dan relatif dapat
dikatakan
Upaya untuk mengukur risiko telah dilakukan orang dengan berbagai cara.
Berbagai
indikator yang sering digunakan oleh bank dalam mengukur dan mengelola Risiko
Kredit
industri, penetapan watch list, dsb. Risiko Pasar misalnya : volatilitas, sensitivitas,
dsb.
Risiko Tingkat Bunga misalnya : Liquidity Gap, Interest Rate Gap, dsb. VAR,
dapat
dikatakan, merangkum seluruh substansi yang ingin ditangkap dari alat-alat atau
metode-
kerugian atas exposure tertentu. VAR juga dapat diterapkan pada berbagai level
transaksi,
mulai dari individual exposure sampai pada portfolio exposures. Dua hal yang
tidak dapat
Secara umum ada empat pertanyaan dasar yang akan dijawab dengan
menggunakan konsep
VAR yaitu :
Ø Exposure mana yang akan meminimalkan risiko dari exposure yang lain?
26
Ø Berapa banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan mengambil risiko
tersebut?
Salah satu keterbatasan konsep VAR adalah bahwa VAR hanya efektif diterapkan
dalam
kondisi pasar yang normal. Konsep VAR tidak dirancang untuk memprediksikan
terjadinya
tergantung pada human judgement. Konsep ini adalah sebuah rangkaian proses
eksplorasi,
dengan risiko) pada saat terjadinya sesuatu yang dianggap “tidak mungkin”
(very unlikely)
terjadi.
Suatu model hanya berguna jika model tersebut dapat menerangkan realitas
yang terjadi.
27
Demikian pula dengan model pengukuran risiko. Untuk menjaga reliability
dari model,
akan muncul dalam hal risiko terealisir. Dalam konsep Risk Management
kerugian tersebut
Management mengenal apa yang disebut sebagai RAROC atau Risk Adjusted
Return On
risiko.
Pengelolaan Risiko
Jika risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan telah diidentifikasi dan diukur
maka pertanyaan
28
selanjutnya adalah : “Profil/Struktur Risiko yang bagaimana yang terbaik bagi
perusahaan?”
1.
2.
(financial distress)
3.
Penetapan Limit Risiko yang dapat diterima oleh perusahaan tidak semata-
mata dilakukan
untuk membatasi risiko yang diserap oleh perusahaan, melainkan juga harus
diarahkan
29
dihasilkan dari proses pengukuran risiko. Artinya penetapan batas risiko
dengan berbagai
2.
Sebagaimana kita ketahui, nilai exposure yang dimiliki oleh perusahaan dapat
bergerak
kondisi demikian, maka angka yang dihasilkan dari proses pengukuran risiko
di awal
berubah sehingga tidak lagi dapat memberikan hasil yang optimal bagi
pemegang saham.
Untuk itu maka dibutuhkan suatu proses untuk mengembalikan profil risiko
kembali
kepada profil yang memberikan hasil optimal bagi pemegang saham. Proses
dimaksud
30
3. Pemantauan risiko pada dasarnya adalah mekanisme yang ditujukan untuk
dapat
Sekali lagi, Risk Management tetaplah hanya alat bantu bagi manajemen dalam
proses
pendidikan bagaimana menggunakan alat dan teknik yang disediakan oleh Risk
Management
terhadap risiko.
http://www.google.co.id/search?
q=jenis+statistik+kerugian&hl=id&cr=countryID&start=10&sa=N
31
Lampiran 2
OPEN DARNIUS
Jurusan Matematika
. LANDASAN TEORI
32
2.3. Model Keputusan
Ada beberapa elemen dan konsep yang biasanya digunakan pada semua
model keputusan, hampir semua model apakah itu kompleks dan sederhana, dapat
keadaan tertentu (percobaan). Secara matematis hal ini dapat dirumuskan dengan:
n (A)
P(A) =
n (Ω)
sebuah dadu yang setimbang digulirkan, dan A adalah kejadian mata dadu ganjil
yang muncul, maka peluang A, P(A), adalah 1/2. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan
mendaftarkan semua mata dadu (outcome) yang mungkin terijdi dalam percobaan
tersebut yaitu Ω={1,2,3,4,S,5}. Himpunan ini sering disebut dengan ruang sampel
kejadian A dikatakan terjadi bilamana mata dadu yang muncul adalah 1, 3, atau 5.
Hal ini dapat dinyatakan dalam himpunan, A ={1,3,5}, artinya n(A)=3. Sehingga
33
2.5. Ekspektasi
yang akan terjadi terhadap peubah tersebut. Secara matematis jika X menyatakan
suatu peubah acak yang mempunyai peluang p(x), maka ekspektasi X (yang
xЄX
xЄX
.
KESIMPULAN
34
Lampiran 3
SERTIFIKASI RIKS MANAGER
No. 6/78/BGub/Humas
Gubernur Bank Meresmikan Program Sertifikasi Risk Manager Perbankan
Nasional
GUBERNUR BANK INDONESIA, BURHANUDDIN ABDULLAH, HARI INI MERESMIKAN PELUNCURAN PROGRAM
SERTIFIKASI RISK MANAGER PERBANKAN SEBAGAI IMPLEMENTASI PILAR IV ARSITEKTUR PERBANKAN
INDONESIA DI GEDUNG BI, JAKARTA. PROGRAM INI BERTUJUAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PERBANKAN NASIONAL DALAM HAL RISK MANAGEMENT. PERESMIAN DILAKUKAN DENGAN PENANDATANGANAN
NOTA KESEPAKATAN ANTARA BANK INDONESIA DAN INDONESIA RISK PROFESSIONAL ASSOCIATION
(IRPA), YANG MASING-MASING DIWAKILI OLEH MAMAN H. SOMANTRI, DEPUTI GUBERNUR BANK
INDONESIA DAN I WAYAN PUGEG, KETUA IRPA YANG JUGA DIREKTUR PT BANK MANDIRI.
"Acara ini merupakan momen penting bagi dunia perbankan nasional",
demikian ungkap Burhanuddin dalam sambutannya. Peresmian ini, menurut
Burhanuddin merupakan implementasi dari komitmen Bank dan pelaku
industri perbankan nasional untuk bersama-sama seiring sejalan melangkah
maju guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perbankan.
“Pada saat ini baru Bank saja sebagai otoritas perbankan yang menetapkan
program sertifikasi risk manager, sebagai suatu kewajiban formal yang
mengikat industri perbankan yang diawasinya”, demikian lanjut Burhanuddin.
Menyadari pentingnya manajemen risiko dalam mengelola aktivitas fungsional
bank maka Bank bersama para regulator perbankan serta komunitas
perbankan internasional meyakini bahwa sesuai dengan karakteristik
usahanya, para pelaku industri perbankan harus memiliki kemampuan untuk
menyeimbangkan antara keuntungan yang ingin diraih dengan risiko yang
terkandung dalam setiap langkah kebijakannya. Hal tersebut terus
diupayakan, terutama sejak Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank
Indonesia No.5/8/PBI/2003 pada tanggal 19 Mei 2003 mengenai Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum yang mewajibkan setiap bank untuk
menerapkan manajemen risiko secara efektif.
LEBIH LANJUT, BURHANUDDIN MENGURAIKAN BAHWA DENGAN PENINGKATAN KUALITAS SDM SEBAGAI
HASIL DARI PROGRAM INI, MAKA SEBENARNYA KITA MERESPON BEBERAPA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
SEKALIGUS YAITU, PERTAMA, MENGANTISIPASI KEMUNGKINAN IMPLEMENTASI BASEL II DI BIDANG RISK
MANAGEMENT SEBAGAI BEST PRACTICES PERBANKAN DALAM JANGKA MENENGAH-PANJANG, KEDUA,
PENINGKATAN KOMPETENSI SDM PERBANKAN DI BIDANG RISK MANAGEMENT, BERARTI JUGA AKAN AKAN
DAPAT MENUTUP BERBAGAI KELEMAHAN DALAM SISTEM DAN INFRASTRUKTUR OPERASIONAL PERBANKAN YANG
SAAT INI MASIH ADA, DAN KETIGA, PROGRAM SERTIFIKASI RISK MANAGER INI PADA DASARNYA AKAN
MEMPERCEPAT PROSES PENGUATAN INSTITUSIONAL PERBANKAN. SECARA FUNDAMENTAL, PENERAPAN RISK
35
MANAGEMENT OLEH PERBANKAN AKAN MENDORONG DITERAPKANNYA PULA PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERNANCE DAN PENINGKATAN KEHATI-HATIAN DALAM KEGIATAN OPERASIONAL SEHARI-HARI.
Program sertifikasi ini dilaksanakan oleh IRPA, asosiasi praktisi profesional
risk manager dengan bantuan expertise ABN Amro dalam mengajarkan
berbagai practical aspects risk management. Sementara itu, Bank Indonesia
sebagai regulator, bekerja sama dengan IRPA dengan dukungan seluruh para
pelaku industri perbankan, akan menetapkan suatu standar kualitas skill &
knowledge yang harus dicapai oleh risk manager, dan kemudian
mengimplementasikannya melalui suatu program sertifikasi.
Program sertifikasi ini terdiri dari dua program, yaitu program fast track
(eksekutif) dan program reguler. Program fast track (eksekutif) ditujukan bagi
para eksekutif bank seperti anggota Direksi Bank Umum, khususnya yang
membawahi bidang manajemen risiko, agar mampu memfasilitasi
pengembangan risk management pada masing-masing banknya. Sedangkan
program reguler ditujukan bagi setiap SDM perbankan yang tugas maupun
tanggung jawabnya terkait dengan bidang manajemen risiko.
, 7 Juli 2004
BIRO KOMUNIKASI
Rizal A. Djaafara
Kepala Biro
36
Soal
37
38