Professional Documents
Culture Documents
Merupakan keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya
(best research evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada
pada masyarakat (patient values).( Sackett et al, 2000)
Suatu sistem atau cara untuk menyaring semua data dan informasi dalam bidang kesehatan. Sehingga
seorang dokter hanya memperoleh informasi yang sahih dan mutakhir untuk mengobati pasiennya.
(Wirjo, 2002)
TUJUAN
LANGKAH-LANGKAH
1. Pasien Mulailah dari pasien, bisa berupa :
3. Sumber Mulailah melakukan pencarian sumber journal melalui internet untuk menjawab
pertanyan tersebut
4. Evaluasi Evaluasi apakah jurnal yang kita peroleh cukup valid , penting dan bisa
diaplikasikan 5. Pasien Aplikasikan temuan berdasarkan bukti ilmiah tersebut ke pasien
dengan mempertimbangkan kepentinga atau kebutuhan pasien dan kemampuan klinis dokter
6. Evaluasi Evaluasi hasil perawatan pasien tersebut
PENERAPAN
Setiap pasien tentu mempunyai nilai2 tentang status kesehatan dan penyakitnya serta harapan
atas upaya penanganan dan pengobatan yg diterimanya. Hal2 seperti itu harus dipahami benar
oleh dokter agar setiap upaya pelayanan kesehatan yg dilakukan dapat diterima. Oleh karena
itu,terapi harus berdasarkan bukti2 ilmiah yg mempertimbangkan nilai2 subyektif yg dimiliki
pasien.
Alasan penerapan EBM adalah agar dapat memberikan terapi terbaik utk pasien. Selain
itu,makin meningkatnya pengetahuan dan tingkat pendidikan pasien telah menuntut dokter
utk melakukan yg terbaik menurut standar ilmu. EBM juga dapat melindungi dokter dari
tuntutan malpraktek akibat keputusan terapi yg tidak berdasarkan bukti karena EBM
merupakan sumber informasi terdepan mengenai diagnosis,prognosis,terapi dan pencegahan
yg sangat dibutuhkan dalam praktik dokter.
Efek dan khasiat obat yang ditawarkan oleh industri farmasi melalui duta-duta
farmasinya (detailer) umumnya unbalanced dan cenderung misleading atau
dilebih-lebihkan dan lebih berpihak pada kepentingan komersial. Penggunaan
informasi seperti ini juga termasuk dalam pendekatan abdikasi, yang jika
diterima begitu saja akan sangat berisiko dalam proses terapi.7,8
KELEBIHAN : EBM merupakan sirkulus yang diawali dari masalah pasien dan
berakhir pada keuntungan pasien,,, EBM merupakan integrasi kompetensi
profesional seorang dokter, dengan bukti dari penelitian yang sahih, dan
preferensi atau nilai-nilai yang dimiliki sang pasien,,,,
Aspek-aspek
Aspek personal : Hubungan dokter dengan penderita menjadi lebih baik, kualitas dan
profesionalisme menjadi lebih baik.
Aspek sosial : Penerapan EBM secara luas akan meningkatkan kesadaran serta perhatian
masyarakat kepada kesehatan. (Soeleman, 2008)
evolusi sistem layanan kesehatan di rumah sakit secara prinsipnya mulai dari yang
bercirikan ’doing things cheaper’ dalam hal ini efficiency pada tahun 1970an pada
waktu krisis keuangan dan gejolak OPEC, kemudian ekonomi mulai pulih dan
masyarakat menuntut layanan kesehatan bercirikan ’doing things better’ dalam hal
ini quality improvement.
Selama dua dekade tersebut manajemen bercorak ’doing things right’ yang
merupakan kombinasi ’doing things cheaper’ dan ’doing things better’. Ternyata
prinsip ’doing things right’ tidak memadai mengikuti perkembangan kemajuan
teknologi maupun tuntutan masyarakat yang semakin kritis; dan prinsip manajemen
‘doing things right’ tersebut telah ketinggalan zaman dan dianggap sebagai prinsip
dan cara manajemen kuno.
Pada abad 21 ini menjelang era globalisasi dibutuhkan tidak hanya ’doing things
right’, akan tetapi juga diperlukan prinsip manajemen ‘doing the right things’ (dikenal
sebagai increasing effectiveness) sehingga kombinasi keduanya disebut sebagai
prinsip manajemen layanan modern ‘doing the right things right’.