Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gambaran umum
LSM pada dasarnya didirikan dengan tujuan membantu memberdayakan masyarakat
khususnya bagi masyarakat yang tidak mampu membangun dirinya sendiri. LSM dapat
bergerak di bidang apa saja seperti bidang hukum, lingkungan hidup, pemberdayaan
perempuan dan sebagainya.
LSM dapat bekerja sama dengan pemerintah dan swasta dalam negeri maupun
pemerintah dan badan-badan yang berada di luar negeri. Hubungan ini tentunya tidak
lepas dari siapa yang menjadi donor pembiayaan LSM tersebut.
Visi dan Misi yang ada dalam anggaran dasar dari semua LSM ini sangat mulya sekali,
namun dalam pelaksanaan LSM kadang-kadang terdengar keras terhadap pemerintah dan
sebagian kecil saja yang bersuara lunak terhadap pemerintah. Misi yang tertulis belum
tentu sama dengan misi yang tidak tertulis, memang tujuan pendirian LSM sebenarnya
tergantung dari badan yang memberi donor, Jadi di dunia ini tidak ada yang gratis, semua
dapat diuangkan walaupun sedikit menjual penderitaan masyarakat.
Permasalahan kemiskinan akan teratasi apabila kualitas sumber daya manusia dan didukung
dengan potensi sumber daya alam. Kwalitas sumber daya manusia akan mampu mendorong dan
mengontrol pengambil keputusan pada seluruh tingkatan untuk terjadinya perubahan sistim
pembangunan yang lebih adil. Novembri Choeldahono dalam makalahnya Membangun
Kekuatan Ekonomi Subversif dalam buku Perekonomian Rakyat mengatakan bahwa : Kekuatan
dan kapasitas membangun ekonomi negara tidak hanya terletak pada pemerintahan yang bersih
atau kelompok elite politik dan ekonomi saja, tetapi juga kekuatan subversif pada masyarakat
adat dan masyarakat pada umumnya. Yang dimaksudkan dengan kekuatan subversif adalah
bahwa transformasi ekonomi dilakukan pada arus bawah, dimana masyarakat adat menjadi
subyek histories (penentu arah dan sistim ekonomi). Transformasi ekonomi dapat dilakukan dari
dua aras yaitu aras atas yang biasa disebut supervision, yaitu pelaku-pelaku dan penentu sejarah
hanya kelompok elite. Supervision hanya menjadikan rakyat sebagai obyek histories - korban
keputusan kelompok elite, dan bukan penentu sejarah hidupnya sendiri. Seringkali transformasi
supervision berlangsung hanya sebatas lip-service, karena para elite politik ekonomi mempunyai
kepentingan untuk mempertahankan status quo. Arus lainnya yaitu subversion, yaitu dari bawah
dimana bukan hanya elite politik ekonomi yang menentukan mati hidupnya suatu bangsa, tetapi
rakyat juga termasuk masyarakat adat. Pendekatan subversion menjadikan rakyat sebagai subyek
histories yang sejati.