You are on page 1of 4

1.

2 DEFINISI DAN GAMBARAN UMUM

Dari gambaran kasu diatas jelas terlihat bahwa untuk mendapatkan atau menentukan nilai
sebenarnya dari suatu hasil pengukuran adalah tidak mungkin, yang memungkinkan dari hasil
pengukuran dan yang dapat kita laporkan adalah nlai terbaiknya saja yaitu yang diwakili oleh
nilai rata-ratanya.
Jadi pada kasus diatas pasien yang bersangkutan mempunyai suhu badan 39,45 oC, hasil
tersebut sudah sangat mewakili dan sudah mendaptkan hasil yang terbaik untuk menyatakan
suhu sang pasien tresebut. Walaupun suhu sebenarnya dari sang pasien tersebut tidak dapat
diketahui dengan pasti, yang jelas ada si sekitar nilai 39,45 oC dan disekitar kurang / lebih
berapa ?, itulah yang disebut dengan ketidakpastian. Misalnya kurang lebih + X oC, maka
nilai sebenarnya dari paien tersebut akan berada ( jatuh ) pada daerah nilai suhu 39,45 – X)oC
hingga (39,45 + X ) oC. Jika datanya tunggal, hanya data tersebut diatas , maka nilai
ketidakpastiannya dapat diwakili nilai standar deviasinnya. Jadi pada data diatas
ketidakpastiannya adalah:
+ 0.07071 oC
dan diyakini bahwa nilai sebenarnya suhu pasien tersebut berada pada daerah 39,379 oC
hingga 39,521 oC (39,45 + 0.07071 ) oC
selanjutnya seberapa yakin kita terhadap hasil tersebut diatas, yaitu bahwa nilai sebenarnya
betul – betul akan berada pada rentang daerah tersebut, hal inilah yang disebut dengan tingkat
kepercayaan ( Confidence level). Misalnya kita menentukan tingkat kepercayaan 95 %, ini
berarti bahwa kemunkinan nilai sebenarnya akan berada ( jatuh ) pada lingkup daerah
tersebut adalah 95 %. Sedang sisanya mungkin akan jatuh diluar daerah tersebut.
Jadi ketidakpastian adalah : rentang nilai disekitar hasil pengukuran yang didalamnya
diharapkan terletak nilai sebenarnya dari besaran ukur.

UU

= Nilai rata-rata dari hasil pengukuran


 = Penyimpangan hasil pengukuran
U = Ketidakpastian hasil pengukuran
X = Nilai sebenarnya dari besaran ukur

II. ANALISA SUMBER – SUMBER KETIDAKPASTIAN

Timbulnya ketidakpastian dalam pengukuran menunjukkan ketidaksempurnaan manusia


secara keseluruhan. Karenanya tidak ada kebenaran mutlak didunia ini, karena yang benar
mutlak hanyalah milik Allah SWT, manusia hanyalah dapat memprediksi sesuatu pada
tingkat terbaiknya saja.
Sumber-sumber ketidakpastian yang turut memberikan kontribusi selain ada pada diri
manusia sendiri sebagai pelakuk pengukuran / kalibrasi juga pada alat-alat bantu (kalibrator )
yang digunakan untuk mengukur suhu pasien tersebut, juga resolusi alatnya, pengaruh suhu
lingkungan. Secara rinci dari sumber-sumber ketidakpastian dapat digambarkan sebagai
berikut:

Type A Type B

0.5 / div, dengan scale Interval ( SI) = 2mm

Type A Type B
Untuk mengevalusi masing- masing sumber ketidakpastian tersebut diperlukan analisa
dengan menggunakan metoda Statistik, yang disebut analisa type A, dan menggunakan selain
metode statistik yang disebut dengan Analisa type B. untuk lebih jelasnya dapat dilihat
sebagai berikut:

2.1 . Analisa Type A , ( Ua )

Pada tipe ini biasanya ditandai dengan adanya dat pengukuran, misalnya n kali pengukuran,
maka selanjutnya dari data tersebut, akan ditemukan nilai rata-ratanya, standar deviasinya,
dan atau repeatabilitynya. Bentuk kurva dari tipe ini adalah sebaran Gauss. Rumus umum
ketidakpatian untuk tipe A ini adalah:
Ua = , dimana  = Standar Deviasi
Pada contoh sebelumnya dapat dihitung :
Untuk 10 kali pengambilan data ( n = 10)
Rata – rata = 39,45 oC
Sandar Deviasi = 0.07071 oC
Ketidakpastian , Ua = 0.07071 /  10 = 0.0224 oC
Derajat Kebebasan , v = n-1 = 9 ( Rumus v = n-1)

2.2. Analisa type B, UB

Pada analisa tipe ini akan digunakan selain metode statistik, sehingga dari contoh diatas :
1. Sertifikat kalibrasi dari termometer gelas: misalnya 0,1 oC,
Nilai ini sudah merupakan hsil dari ketidakpastian diperluas U95 , karenanya harus dicari
terlebih dahulu ketidakpastian kombinasinya Uc, ( sebagai ketidakpastian individual ) yaitu
dengan membagi ketidakpastian tersebut dengan faktor cakupan k. jika tidak ada pernyataan
apapun maka dalam setiap laporan kalibrasi dianggap k = 2, untuk tingkat kepercayaan 95 %.
Namun jika kita menginginkan nilai k yang lebih optimis maka harus dicari terlebih dahulu
nilai derajat kebebasannya , v, yang selanjutnya akan ditemukan nilai k. dalam pencarian nilai
v, terlebih dahulu harus ditemukan nilai reliabilitynya ( R) dari laboratorium pembei sertifikat
termometer gelas tersebut, misalnya kita perkirakan dengan nilai R = 10 %
Maka didapat:
V = ½ (100 / 10 )2
= 50 , ( Rumus, v = ½ ( 100 / R) 2 )
pada tabel T-distribution didapat k = 2,01
maka nilai yang tepat untuk ketidakpastian kombinasi termometer gelas tersebut adalah :
UB1 = 0,1 / 2,01 = 0,0498 oC

2.1 Untuk resolusi alat dibedakan atas Alat digital dan Analog.
Jika Alat digital : Ketidakpastian (u)
: u = (1/2 resolusi ) / 3
untuk Alat analog : Ketidakpastian (u)
: u = Readability / 2
Jika pada ilustrasi tersebut alat yang digunakan adalah termometer digital dengan resolusi 0,1
oC, maka:
UB2 = (1/2 .0,1 ) / 3 = 0,0298 oC

III KETIDAKPASTIAN KOMBINASI , UC


Selanjutnya dari semua sumber ketidakpastian tersebut diatas harus dikombinasikan /
digabungkan untuk memberikan gambaran menyeluruh ketidakpstian dari hasil kalibrasi
tersebut. Rumus umum ketidakpastian kombinasi adalah:
Uc =
Atau secara umum :
Uc2 = (Ci.Ui)2
Dimana ci = koefisien sensitifitas dariketidakpastian ke-I
Pada contoh diatas, karena pengukuran suhu hanya merupakan hasil pembacaan dari suhu
yang terlihat dari termometer gelas kemudian hasilnya dikoreksi dengan nilai yang tercantum
dalam sertifikat kalibrasinya, maka bila koefisien sensitifitas masing – masing adalah 1
Uc = [(1.(0,0224))2 +(1.(0,0498))2 + (1.(0,0289))2 + (1.(0,058))2]1/2
= 0,085 oC

3.1 Koefisien Sensitifitas ( Cn )


koefisien sensitifitas dalam sistem pengukuran tidak terlepas dari masalah korelasi
pengukuran , maksudnya bahwa setiap hasil pengukuran merupakan hasil korelasi antara
besaran masukan satu dengan yang lainnya , yang besarnya ditentukan dengan derivatif.
Turunan ( derivatif) hasil pengukuran tersebut dengan masing-masing masukan itu pada
bentuk / model pengukuran yang dilakukan.
Atau dengan kata lain, apabila didalam melakukan pengukuran sebuah besaran ukur tidak
dilakukan pengukuran secara langsung terhadap besaran tersebut ( misal untuk mengukur
Arus , dilakukan pengukuran tegangan , jadi pengukuran tidak langsung ), maka sensitifitas
diperlukan dalam menghitung ketidakpastian kombinasinya, akan tetapi bila didalam
melakukan pengukuran tersebut besaran yang kita inginkan dapat diukur langsung maka
sensitifitasnya dinyatakan dengan 1.
Rumus umum mencari koefisien sensitifitas adalah:
 Pada pengukuran suhu diatas, adalah merupakan pembacaan ( hasil pengukuran ) + koreksi
:
Pengukuran suhu (T) = hasil + Koreksi (S)
Jadi koefisien sensitifitas hasil adalah derivatif T terhadap H;
CH = dT / dH = 1
 Misal ; pada pengukuran luas ( A), yang merupakan hasil perkalian antara panjang (P ) dan
lebar (L), maka koefisien sensitifitas masing masing adalah:
A = P x L
CP = dA / dP = L
CL = dA / dL = P

III. KETIDAKPASTIAN DIPERLUAS


Dalam pelaporan ketidakpastian hasil pengukuran / kalibrasi yang dilaporkan adalah
ketidakpatian yang sudah dalam perluasan ( expanded ), sehingga hasil tersebut sangat logis
dalam kenyataan, selain itu dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 %, seperti lazimnya
dipakai dlam pelaporan – pelaporan saat ini, lain halnya jika ada pengecualian dengan
mengambil tingkat kepercayaan tertentu. Rumus ketidakpastian diperuas ( expanded
uncertainty ) adalah:
U95 = k Uc
Dimana: U95 = Ketidakpatian diperluas ( expanded Uncertainty )
K = Faktor cakupan ( caverage factor)
Uc = ketidakpastian kombinasi ( Combined uncertainty ) untuk mendapatkan komponen –
komponen diatas, k dan uc diperlukan pemahaman dan pencarian faktor lainnya, yaoitu:
4.1 Derajat Kebebasan, v
Derajat kebebasan efektif dicari dengan dua cara, yaitu:
 Jika data dipeoleh dari pengukuran berulang sebanyak n kali, maka derajat kebebsan
adalah:
V = n-1
Pada contoh diatas didapat 10 kali pengulangan pengukuran.
Maka : v = 10 – 1= 9
 Jika data merupakan hasil perkiraan atau estimasi dengan reliability ( R ), maka:
V = ½ ( 100 / R)2 , dimana R dalam satuan persen (%)
Pada contoh diatas, resolusi alat adalah 0,1 oC, dalam hal ini batas kealahan mutlak adalah ½
x Resolusi , yaitu 0,05 oc, dimana dalam hal ini bentuk kurvanya adalah rectangular, maka
nilai ketidakpastiannya adalah 0,05 / 3 = 0,0289 oC
Dengan estimasi reliabilitynya adalah 10 %, maka:
V = ½ ( 100 / 10 )2
= 50

4.2 Derajat Kebebasan effektif, V eff


Nilai faktor cakupan, k untuk perkalian ketidakpastian diperluas diatas didapat dari derajat
kebebasan effektif, Veff, dengan rumus:

Veff = ,
Dimana Ci = koefisien Sensitifita pada Ketidakpastian Ke-I
Uc = Ketidakpastian kombinasi / gabungan
Ui = ketidakpastian individual ke-I
Vi = Derajat Kebebasan pada ketidakpastian individual ke-I
Pada contoh diata , telah didapat ketidakpastian kombinasi,
UC = 0,085 oC
UA = 0,0224 oC, v = 9
UB1 = 0.0498 oC, v = 50
UB2 = 0,0289 oC, v = 50
UB3 = 0,058 oC, v = 
Veff = = 316,5
Pada tabel T-Student’sDistribution, didapatkan k = 1,96
Jadi ketidakpastian diperluas , U95= k. Uc
= 1,96 x 0,085 = 0,1666
= + 0,16 oC
Jadi hasil lengkap pengukuran adalah (39,45 + 0,16) oC

4.3 Tingkat kepercayaan , U95


Tingkat kepercayaan merupakan tingkatan keyakinan akan keberadaan nilai sebenarnya pada
suatu tindak pengukuran dengan menggunkanalat tertentu. Penjelasan lengkap telah diberikan
pada ilustrasi kasus diatas

4.4 Faktor Cakupan , k


faktor cakupan meruakan faktor pengali pada ketidakpastian, sehingga membentuk cakupan
logis pada penggunaan keseharian. Faktor cakupan dicari menggunakan tabel T-Student
Distribution, yang diberikan pada halaman akhir dari materi in

You might also like