You are on page 1of 13

BAB II

HAK ASASI MANUSIA : HAK ANAK

1.1 Pengertian HAM

Hak Asasi Manusia adalah seprearangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai mahluk Tugas Yang Mha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukun, Pemerintahan, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. UUD pasal 1 ayat 1

Pada hakikatnya Hak Asasi Manusia terdiri atas dua hak dasar yang paling fundamental, ialah
hak persamaan dan hak kebebasan. Dari kedua hak dasar inilah lahir hak-hak asasi lainnya atau
tanpa kedua hak dasar ini, hak asasi manusia lainnya sulit akan ditegakkan.

Mengingat begitu pentingnya proses internalisasi pemahaman Hak Asasi Manusia bagi setiap
orang yang hidup bersama dengan orang lainnya, maka suatu pendekatan historis mulai dari
dikenalnya Hak Asasi Manusia sampai dengan perkembangan saat ini perlu diketahui oleh setiap
orang untuk lebih menegaskan keberadaan hak asasi dirinya dengan hak asasi orang lain.

Hak Anak | 1
1.2 Perkembangan HAM

 Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:


1. Magna Charta

Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di kawasan
Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat pandangan
bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang menciptakan hukum,
tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang dibuatnya), menjadi dibatasi
kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung jawabannya dimuka
hukum(Mansyur Effendi,1994).

2. The American declaration

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The American


Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan Montesquuieu.
Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya,
sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus dibelenggu.

3. The French declaration

Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Perancis),
dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of
Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah.
Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent, artinya orang-orang yang
ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada
keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.

4. The four freedom

Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan
memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang diperlukannya, hak
kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa berusaha mencapai tingkat
kehidupan yang damai dan sejahtera bagi penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan,
yang meliputi usaha, pengurangan persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada
dalam posisi berkeinginan untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur
Effendi,1994).

Hak Anak | 2
 Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia:
o Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol pada Indische
Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakukan
yang sama hak kemerdekaan.
o Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah berlaku 3 UUD
dalam 4 periode, yaitu:
1. Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945
2. Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi
Republik Indonesia Serikat
3. Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950
4. Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945

1.3 Hukum yang mengatur tentang HAM


Upaya untuk menjabarkan ketentuan hak asasi manusia telah dilakukan melalui amandemen
terhadap UUD 1945 dan diundangkannya UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, serta
meratifikasi beberapa konvensi internasional tentang Hak Asasi Manusia.

1. Amandemen kedua atas UUD 1945 berkenaan hak asasi manusia dilakukan dengan
menambahkan Bab X A yang terdiri atas 10 pasal, yaitu pasal 28 A sampai dengan 28 J
(perubahan pasal 28).
2. Dalam UU No. 39 Tahun 1999 tampak jaminan hak-hak asasi manusia lebih terperinci.
Tterdiri atas 11 bab dan 106 pasal.
3. UU No. 7 Tahun 1984 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bantuk
Diskriminasi terhadap Perempuan.
4. Tap. MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
5. Keppres No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on The Right of The Child.
6. UU No. 8 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
atau Penghukuman Lain yang kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat
Manusia.
7. UU. No. 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 138 mengenai Batas Usia Kerja.
8. UU No. 1 Tahun 2000 tentang Ratifikasi ILO 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera
untuk Penghpusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak.
9. UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

Hak Anak | 3
2.1 Pengertian Hak Asasi Anak

Siapa anak?

Siapakah anak itu? Pasal 1 ayat 1 UU


No.23/2002 menyebutkan, Anak adalah seseorang
yang belum berusia 18 (delapan belas tahun) termasuk
anak yang masih dalam kandungan. Pasal 1
KHA/Keppres No. 36/1990 menyatakan, Anak adalah
setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun kecuali
berdasarkan UU yang berlaku bagi yang ditentukan
bahwa usia dewasa dicapai lebih awal. Senada dengan
itu, Pasal 1 ayat 5 UU No. 39/1999 tentang HAM mengatakan, Anak adalah setiap manusia yang
berusia di bawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila
hal tersebut adalah demi kepentingannya.

Adapun menurut Konvensi Hak Anak bahwa anak adalah setiap manusia yang berusia
dibawah 18 tahun bahkan UUPA No. 23 Tahun 2002 mendefinisikan anak sejak di dalam kandungan
untuk lebih memberikan perlindungan yang menyeluruh terhadap anak.

Hak anak sama pentingnya dengan hak asasi


manusia pada umumnya. Hak Anak dihasilkan oleh

Konvensi Hak-Hak Anak di Jenewa (Convention


On The Right of The Child). Beda dengan bidang
kedokteran yang mengklasifikasikan anak sebagai
manusia yang berusia di bawah 13 tahun, yang
dimaksud anak dalam Konvensi ini adalah orang-
orang yang berusia di bawah 18 tahun. Inti dari
Hak-Hak Anak yang tegas dicantumkan dalam
Konvensi international itu adalah bahwa :

(1) Setiap anak berhak mendapat jaminan perlindungan dan perawatan yang dibutuhkan untuk
kesejahteraan anak;
(2) Setiap anak memiliki hak yang merupakan kodrat hidup:
(3) Negara menjamin kelangsungan hidup dan pengembangan anak;

Hak Anak | 4
(4) Bagi anak yang terpisah dari orangtuanya, berhak mempertahankan hubungan pribadi dan
kontak langsung secara tetap;
(5) Setiap anak berhak mengembangkan diri, menyatakan pendapatnya secara bebas, kemerdekaan
berpikir dan beragama;
(6) Setiap anak berhak mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan fisik atau mental,
perlakuan salah, termasuk penyalahgunaan seksual:
(7) Setiap anak berhak mendapat pelayanan kesehatan, perawatan dan pemulihan kesehatan,
dengan sarana yang sebaik-baiknya:
(8) Setiap anak berhak mendapat pendidikan dasar secara Cuma-cuma, yang dilanjutkan pendidikan
menengah, umum, kejuruan, pendidikan tinggi sesuai sarana dan kemampuan,
(9) Setiap anak berhak mendapat pemeliharaan, perlindungan atau perawatan kesehatan rohani dan
jasmani secara berkala dan semaksimal mungkin;
(10) Setiap anak berhak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam rekreasi
yang sesuai dengan usia anak.

2.2 Sejarah Terbentuknya Hak Anak

Sejarah dari hak anak itu sendiri tidak terlepas dari beberapa rentang persitiwa berikut :

 1923 : Seorang aktivis perempuan bernama Eglantyne Jeb mendeklarasika 10 pernyataan


hak – hak anak yaitu hak akan nama dan kewarganegaraan, hak kebangsaan, hak persamaan
dan non diskriminasi, hak perlindungan, hak pendidikan, hak bermain, hak rekreasi, hak akan
makanan, hak kesehatan dan hak berpartisipasi dalam pembangunan.
 1924 : Deklarasi hak anak diadopsi dan disahkan oleh Majelis Umum Liga Bangsa – Bangsa.
 1948 : Diumumkan Deklarasi Hak Asasi Manusia.
 1959 : PBB mengadopsi Hak – Hak Anak untuk kedua kalinya.
 1979 : Disebut juga tahun anak internasional dimana tahun ini juga dibentuk satu komite
untuk merumuskan Konvensi Hak Anak (KHA).
 1989 : KHA diadposi oleh majelis umum PBB dan pada tanggak 20 November 1989 dimana
KHA berisi 54 pasal.
 1990 : Indonesia menandatangani KHA di markas besar PBB di New York.
 1990 : Indonesia meratifikasi KHA melalui Kepres No. 36 Tahuun 1990 tanggal 25 Agustus
1990.
 1990 : 2 September 1990, KHA disepakati sebagai hukum international.
 1999 : Indonesia mengeluarkan UU No.30 tahun 1990 oleh HAM.

Hak Anak | 5
 2002 : Indonesia mengeluarkan UUPA (Undang – Undang Perlindungan Anak) No. 23 Tahun
2002 yang terdiri dari 14 Bab dan 93 Pasal.

2.3 Hak Anak Dalam Undang-Undang Indonesia


Pada Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia , telah dibuat
beberapa pasal yang mengatur tentang hak anak diantaranya :

Pasal 52
(1) Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara.
(2) Hak anak adalah hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi
oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan.

Pasal 53
(1) Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan
meningkatkan taraf kehidupannya.
(2) Setiap anak sejak kelahirannya, berhak atas suatu nama dan status kewarganegaraan.

Pasal 54
Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan,
dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat
kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pasal 55
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan
tingkat intelektualitas dan usianya di bawah bimbingan orang tua dan atau wali.

Pasal 56
(1) Setiap anak berhak untuk mengetahui siapa orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang
tuannya sendiri.
(2) Dalam hal orang tua anak tidak mampu membesarkan dan memelihara anaknya dengan baik dan
sesuai dengan Undang-undang ini, maka anak tersebut boleh diasuh atau diangkat sebagai anak
oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 57

Hak Anak | 6
(1) setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan, dan dibimbing
kehidupannya oleh orang tua tua atau walinya sampai dewasa dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Setiap anak berhak untuk mendapatkan orang tua angkat atau wali berdasarkan putusan
pengadilan apabila kedua orang tua telah meninggal dunia atau karena suatu sebab yang sah tidak
dapat menjalankan kewajibannya sebagai orang tua.
(3) Orang tua angkat attau wali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus menjalankan kewajiban
sebagai orang tua yang sesungguhnya.

Pasal 58
(1) Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala bentuk kekerasan fisik
atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual selama dalam pengasuhan
orang tua atau walinya, atai pihak lain maupun yang bertanggung jawab atas pengasuh anak
tersebut.
(2) Dalam hal oorang tua, wali, atau pengasuh anak melakukan segala bentuk penganiayaan fisik
atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual termasuk pemerkosaan, dan
atau pembunuhan terhadap anak yang seharusnya dilindungi, maka harus dikenakan pemberatan
hukuman.

Pasal 59
(1) Setiap anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tuanya secara bertentangan dengan
kehendak anak sendiri, kecuali jika ada alas an dan atauran yang sah yang menunjukkan bahwa
pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak.
(2) Dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), hak anak untuk tetap bertemu langsung
dan berhubungan pribadi secara tetap dengan orang tuanya tetap dijamin oleh Undang-undang.

Pasal 60
(1) Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.
(2) Setiap anak berhak mencari, menerima, dam memberikan informasi sesuai dengan tingkat
intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengan nilai-nilai
kesusilaan dan kepattutan.

Pasal 61

Hak Anak | 7
Setiap anak berhak untuk istirahat, bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi, dan
berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan dirinya.

Pasal 62
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial secara layak, sesuai
dengan kebutuhan fisik dan mentak spiritualnya.

Pasal 63
Setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan di dalam peristiwa peperangan, sengketa bersenjata,
kerusuhan sosial, dan peristwa lain yang mengandung unsur kekerasan.

Pasal 64
Setiap anak berhak untukmemperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap
pekerjaan yang membehayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu pendidikan, kesehatan fisik,
moral, kehidupan sosial, dan mental spiritualnya.

Pasal 65
Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan pelecehan
seksual, penculikan, perdagangan anak, serta dari berbagai bentuk penyalahgunaan narkotika,
psikotopika, dan zat adiktif lainnya.

Pasal 66
(1) Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan, penyiksaan, atau penjatuhan
hukuman yang tidak manusiawi.
(2) Hukuman mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan untuk pelaku tindak pidana
yang masih anak.
(3) Setiap anak berhak untuk tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum.
(4) Penangkapan, penahanan, atau pidana penjara anak hanya boleh dilakukan sesuai dengan hukum
yang belaku dan hanya dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir.
(5) Setiap anak yang dirampas kebebasannya berhak mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan
dengan memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan usianya dan harus
dipisahkan dari orang dewasa, kecuali demi kepentingannya.

Masih banyak lagi hukum yang mengatur tentang hak asasi anak.

Hak Anak | 8
2.4 Contoh pelanggaran Hak Asasi Anak

Seorang anak jalanan, Mengapa? Karena


sebagian besar anak jalanan tidak dapat bersekolah,
tidak dapat hidup yang layak, dipaksa untuk bekerja,
dan masih banyak lagi hal-hal buruk yang terjadi di
jalanan.
Berdasarkan catatan Departemen Sosial
(Depsos), jumlah anak jalanan mencapai 39.861
orang dengan sekitar 48% di antaranya anak yang
baru turun ke jalan. Catatan itu diperoleh dari hasil survei sejak tahun 1998 di 12 kota besar di
Indonesia. Secara nasional diperkirakan terdapat sebanyak 60.000 sampai 75.000 anak jalanan.
Depsos juga mencatat bahwa 60% anak jalanan putus sekolah, 80% masih berhubungan dengan
keluarganya, dan 18% perempuan.
Kebanyakan orang tualah yang melakukan pelanggaran hak asasi anak dalam kasus anak
jalanan itu. Orang tua yang menyuruh anak-anaknya mencari uang di jalan, padahal seharusnya
mereka memperoleh pendidikan di sekolah, atau sedang menikmati masa kanak-kanak dengan
teman sebayanya.
Pada UU No. 1 Tahun 2000 Tentang Ratifikasi ILO 182 pasal 3d menyebutkan bahwa
“pekerjaan terburuk untuk anak ialah pekerjaan yang sifatnya atau lingkungan tempat pekerjaan itu
dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak-anak.” Apakah di jalanan
kesehatan anak terjaga? Mereka kehujanan, kepanasan, kekurangan makanan. Keselamatan anak
pun diragukan karena kecelakaan di jalanan banyak sekali terjadi. Moral anak jalanan pun bisa
dikatakan buruk sebab kurangnya pendidikan yang harusnya bisa dinikmati oleh mereka.
Masih banyak lagi pelanggaran hak anak seperti kurangnya pendidikan, layanan kesehatan,
kekerasan terhadap anak, dan lain-lain.

2.5 Upaya Penegakkan Hak Anak di Indonesia

Negara Indonesia sudah melakukan upaya penegakkan Hak Anak


dengan membentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang

Hak Anak | 9
dibentuk berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka
meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak. Keputusan Presiden Nomor 36/1990
jo. Keppres No. 77 jo. Keppres No. 95/M/2004 merupakan dasar hokum pembentukan lembaga ini.

Bangsa Indonesia sudah selayaknya memberikan perhatian penuh terhadap perlindungan


anak karena dalam amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28b ayat 2 disebutkan, Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Sedangkan Pasal 34 (1) berbunyi, Fakir miskin dan anak telantar
dipelihara oleh negara. Di sisi lain, perlindungan terhadap keberadaan anak ditegaskan secara
eksplisit dalam 15 pasal yang mengatur hak-hak anak dan pasal 52 - 66 UU No. 39/1999 tentang
HAM.

Masyarakat dan Lembaga lain pun seharusnya ikut dalam melaksanakan penegakkan hak
anak karena diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999 pasal 100 yang menyatakan tentang setiap orang,
kelompok, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga
kemasyarakatan lainnya untuk berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan, dan pemajuan Hak
Asasi Manusia. Dukungan dan partisipasi dapat dimulai dari kehidupan keluarga hingga kehidupan
bermasyarakat. Jika kita dapat melakukan semua itu, nyatakanlah bahwa setiap orang adalah
pejuang dan pelindung hak asasi manusia.

2.6 Penelitian

Setelah memberi pertanyaan ke beberapa orang, saya pun berkesimpulan bahwa 90%
berpendapat bahwa hak anak di Indonesia belum terpenuhi secara menyeluruh. 10% ragu-ragu dan
tidak tahu.

Berikut beberapa pendapat tentang hak anak di Indonesia:

Hak Anak | 10
Masih banyak anak Indonesia yang mengemis di jalan, sedangkan anak lainnya sedang
memperoleh pendidikan di sekolahnya. Masih banyak berita tentang penyiksaan anak, yang
membuat anak tertekan bahkan ada pula yang sampai bunuh diri. Hak anak di Indonesia belum
merata terpenuhi. Walaupun sudah tercantum dalam undang-undang tentang hak anak, pemerintah
masih saja belum bisa memenuhi hak anak untuk memperoleh pendidikan secara gratis dan
menyeluruh. Uang untuk memperoleh pendidikan masih dikorupsi oleh oknum pejabat pemerintah.
Jadi, sebelum Indonesia menjadi negara yang maju di masa depan, salah satu faktor untuk maju itu
merupakan anak Indonesia sendiri. Save the Children!

Hak Anak | 11
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap
individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa
Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.

Hak Anak merupakan hak-hak yang seharusnya dimiliki oleh anak, oleh sebab itu
pelanggaran-pelanggaran terhadap hak anak harus dihilangkan. Hak anak diatur oleh undang-
undang yang berlaku. Setiap anak merupakan masa depan sebuah Negara, maka sebelum Negara itu
maju, anak-anak dari Negara tersebut harus lebih maju terlebih daluhu.

Hak Anak Indonesia masih kurang diperhatikan, harus ada kerjasama antara pemerintah dan
seluruh warga negara Indonesia dalam menghadapi permasalahan hak anak ini. Jika seluruh hak
anak itu terpenuhi, maka kewajibannya untuk memajukan bangsa Indonesia pun semakin mudah.

2. Saran-saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita
sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh
orang lain.

Kita juga harus memenuhi hak asasi anak, karena kewajiban akan diselesaikan dengan
mudah jika hak sudah terpenuhi.

Hak Anak | 12
DAFTAR PUSTAKA
Samidi dan Vidyaningtyas, W. 2008. Belajar Memahami Kewarnegaraan 1 untuk Kelas VII
SMP dan MTs. Solo: Platinum.
http://www.scribd.com/doc/20213209/Hak-Hak-Asasi-Anak

http://www.scribd.com/doc/2534411/UU-Nomor-39-tentang-Hak-Asasi-Manusia

http://sosbud.kompasiana.com/2010/03/10/hak-azasi-anak/

http://www.mimbar-opini.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=2572

http://www.elsam.or.id/new/elsam_v2.php?id=86&lang=in&act=view&cat=c/501

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080624220536AAxJHtI

http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/

http://pedulihakanak.wordpress.com/2008/11/20/sejarah-hak-anak/

http://www.tempointeraktif.com/hg/peraturan/2004/06/09/prn,20040609-01,id.html

Hak Anak | 13

You might also like