Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
1
dan sop kambing. Sate merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang
sangat digemari oleh masyarakat. Cara pengolahannya juga masih sangat
sederhana. Dan pengetahuan serta keterampilan produsennya akan hal keamanan
pangan masih sangat terbatas. Sehingga diperlukan suatu bentuk kegiatan
penyuluhan dan pelatihan mengenai cara pengolahan sate yang baik serta aman.
B. Tujuan Kegiatan
2
TINJAUAN UMUM PRODUSEN SATE
B. Bahan Baku
Bahan baku utama dalam proses pengolahan sate dan sop di warung sate
”Pak Syarifudin” adalah daging ayam dan daging kambing. Sedangkan bahan
3
baku penunjang adalah beras, sayuran (seperti wotel, timun, tomat, dan lain-lain),
bumbu-bumbuan, kacang tanah, kecap, cuka makan, dan air.
Daging kambing diperoleh dengan cara membeli satu ekor kambing yang
berumur ≤ 1 tahun setiap harinya dari peternak kambing. Satu ekor kambing ini
dibeli secara patungan dengan temannya (penjual soto kambing), dan dipotong
sendiri oleh Bapak Syarifudin serta temannya tersebut. Kambing yang telah
dipotong dibagi dua dengan berat yang sama untuk Bapak Syarifudin dan
temannya.
Sedangkan daging ayam diperoleh dengan cara membeli dari peternak
ayam khusus di Kecamatan Ciampea. Peternak ini khusus menjual daging ayam
yang akan digunakan sebagai bahan baku sate. Dikatakan khusus karena
karakteristik daging ayam untuk bahan baku sate ini berbeda dengan daging ayam
biasa, dimana kadar airnya lebih rendah dan dagingnya tidak terlalu lembek.
Bahan baku penunjang seperti sayuran, bumbu-bumbuan, dan kacang
tanah dibeli di pasar sekitar Kecamatan Dramaga. Untuk beras, kecap dan cuka
makan dibeli di toko sekitar Kecamatan Dramaga. Sedangkan air, yang
merupakan bahan bantu, diperoleh dari sumber air PAM. Dari sifat fisiknya, air
yang digunakan untuk proses pengolahan dan pencucian ini tidak berwarna dan
tidak berbau. Air yang digunakan untuk air minum adalah air galon isi ulang.
C. Bangunan
4
ini digunakan sebagai tempat berjualan. Selain itu juga terdapat dua meja makan
yang dilengkapi dengan bangku panjang, yang semuanya terbuat dari kayu. Serta
terdapat juga satu dispenser air minum yang dilengkapi dengan galon yang berisi
air minum. Kondisi di ruang pengolahan dan lemari tempat berjualan dapat
dilihat pada Gambar 1 dan 2.
5
terdapat saluran air (parit) yang cukup bersih. Tempat proses pemanggangan dan
tempat pencucian dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.
D. Peralatan
Peralatan yang digunakan pada proses pengolahan sate dan sop adalah
peralatan rumah tangga yang cukup sederhana. Jenis-jenis peralatan tersebut
seperti nampan, baskom, talenan, pisau, tirisan, panci, kuali, dan lain-lain.
Peralatan tersebut ada yang terbuat dari aluminium (seperti kuali dan panci),
6
plastik (seperti nampan dan baskom), kayu (seperti talenan), serta anyaman
bambu (seperti tirisan).
Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk menyajikan makanan terbuat
dari kaca (seperti piring, mangkuk, dan gelas) serta steinlis (seperti sendok dan
garpu). Alat-alat ini dicuci dengan menggunakan sabun pencuci piring dan dibilas
dua kali dengan menggunakan air bersih.
Alat yang digunakan sebagai tusukan sate adalah tusukan-tusukan yang
terbuat dari bambu yang telah dibersihkan dan dibentuk meruncing. Tusukan sate
ini dibeli dari pasar, dan selalu baru setiap harinya (tidak pernah menggunakan
tusukan bekas).
E. Pekerja
7
Gambar 5. Kondisi pakaian pekerja ketika proses pengolahan
Proses pembuatan sate (baik sate ayam dan sate kambing) di warung sate
”Pak Syarifudin” ini terbagi dua tahap, yaitu tahap pengolahan bahan baku dan
tahap pemanggangan.
a. Tahap Pengolahan Bahan Baku
Proses pada tahap pengolahan bahan baku adalah sebagai berikut :
1. Dipisahkan antara bagian daging, kulit, dan tulang (untuk daging ayam), serta
antara bagian daging, lemak, dan tulang (untuk daging kambing). Tulang
kambing digunakan untuk pembuatan sop, sedangkan tulang ayam dibuang.
2. Bagian-bagian yang telah dipisahkan tersebut dicuci dengan menggunakan air
bersih.
3. Dilakukan pemotongan untuk daging dan kulit (daging ayam) serta untuk
daging dan lemak (daging kambing).
8
4. Setelah itu ditiriskan di dalam nampan yang dimiringkan, agar air sisa
pencucian berkurang
5. Kemudian dilakukan penusukan. Satu tusuk sate terdiri dari empat irisan
daging, dan satu irisan kulit (sate ayam) serta satu irisan lemak (sate
kambing).
6. Tusukan-tusukan sate tersebut ditiriskan kembali dengan menggunkaan tirisan
yang terbuat dari anyaman bambu.
7. Setelah dianggap kadar airnya telah berkurang, tusuka-tusukan sate
dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diikat. Tujuannya agar tusukan-
tusukan sate tersebut tidak tercampur dengan air lagi.
8. Kemudian disimpan di dalam baskom yang berisi pecahan-pecahan es.
9. Dihasilkan tusukan sate yang siap dibakar atau dipanggang.
b. Tahap Pemanggangan / Pembakaran
Proses pada tahap pemanggangan adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan bumbu sate, kecap, ditambah cuka makan di dalam piring.
2. Tusukan sate yang hendak dibakar/dipanggang dimasukkan ke dalam piring
sambil diaduk-adukan di campuran bumbu.
3. Kemudian tusukan sate dibakar/dipanggang sampai setengah matang.
4. Dilakukan lagi proses seperti pada nomor dua.
5. Lalu sate dibakar/dipanggang lagi sampai matang.
6. Sate yang telah matang disajikan dengan bumbunya.
Proses-proses pada tahap pengolahan bahan baku dan tahap
pemanggangan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Gambar-gambar
yang berhubungan dengan proses-proses di atas dapat dilihat pada Lampiran 3.
9
PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini dilakukan pada bulan Mei 2007 di warung sate ”Pak
Syarifudin” RT. 03 RW. 06 Dusun Babakan Doneng Desa Babakan Kecamatan
Dramaga Kabupaten Bogor.
C. Analisis Data
10
KEGIATAN INTERVENSI
11
yang terbuat dari plastik, talenan yang terbuat dari plastik ,dan pisau dari steinlis
yang lebih aman digunakan bila dibandingkan saringan dari anyaman bambu,
talenan yang terbuat dari kayu, serta pisau yang mudah berkarat. Selain itu ada
juga beberapa serbet untuk digunakan oleh pengolah makanan ataupun oleh
konsumen sate. Bantuan lain berupa desinfektan pembersih kaca dan kain lapnya,
yang dapat digunakan untuk membersihkan lemari tempat berjualan. Pemilik
warung atau pengolah sate ini juga diberikan celemek yang dapat digunakan pada
saat proses pengolahan.
Poster-poster yang dipasang di warung ini adalah poster-poster yang
berkaitan dengan higiene personal (baik untuk pengolah makanan dan untuk
konsumen), mengenai penanganan bahan baku, dan pesan-pesan singkat mengenai
praktek higiene dan sanitasi. Contoh poster tersebut dapat dilihat pada Gambar 7.
12
Dari lapangan, didapatkan bahwa telah ada usaha perbaikan yang telah
dilakukan pemilik warung dan karyawannya. Misalnya dalam hal penggunaan
pakaian yang rapi, penggunaan celemek dan tutup kepala, kondisi warung yang
terlihat lebih bersih dan rapi, penggantian alat-alat yang tidak layak digunakan
lagi, dan poster-poster juga tetap terpasang. Contoh usaha perbaikan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 8.
13
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Ridawati dn S.I. Kurnia. 2007. Strategi Jitu Pengolahan Makanan yang Sehat
dan Aman. Sera Lestari : Jakarta.
15
LAMPIRAN
16
Lampiran 1. Diagram alir proses-proses pada tahap pengolahan bahan baku
Penerimaan daging
Penerimaan daging ayam
kambing
Pencucian
Pemotongan
Penirisan
Penusukan
Penirisan
Penyimpanan dalam
kantong plastik
Penyimpanan dalam
baskom berisi es
17
Lampiran 2. Proses-proses pada tahap pemanggangan / pembakaran
Pemanggangan (matang)
Penyajian
18
Lampiran 3. Gambar-gambar yang berhubungan dengan proses-proses pada tahap
pengolahan bahan baku dan tahap pemanggangan
19
Lampiran 3 (lanjutan)
Tusukan sate yang telah diaduk dengan bumbu dan siap dipanggang
20
Lampiran 4. Gambar-gambar kegiatan intervensi
21