You are on page 1of 147

kumpulanartikelteoribelaj

arbahasakumpulanartikel
teoribelajarbahasakumpu
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel "Teori
pengertian bahasa
lanartikelteoribelajarbaha
"Teori
Belajar Belajar
Bahasa"
Bahasa"
sakumpulanartikelteoribe
lajarbahasakumpulanarti
kelteoribelajarbahasakum
pulanartikelteoribelajarb
ahasakumpulanartikelteo
ribelajarbahasakumpulan
artikelteoribelajarbahasa
kumpulanartikelteoribelaj
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bahasa dan Ragamnya


Oleh: Ai Kurniati

1. Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi kita setiap hari tapi, apakah semua orang
mengetahui apa itu bahasa secara umum? Banyak ahli yang menyimpulkan tentang
pengertian bahasa itu sendiri tapi secara umum intinya sama yaitu alat komunikasi
yang digunakan sehari-hari yang digunakan oleh manusia untuk berhubungan dengan
manusia lain yang di hasilkan oleh alat ucap manusia dan sangat diterima di kalangan
masyarakat itu sendiri. Bahasa juga dapat melahirkan perasaan dan pikran. Dapat
berpikir dan berbahasa merupakan ciri manusia dan itu pula yang membedakan antara
manusia dengan makhluk lainnya. Karena memiliki keduanya manusia disebut sebagai
makhluk sosial dan makhluk yang paling mulia. Dengan pemikirannya manusia
cenderung berkembang sehingga bahasa bersifat dinamis dan tidak statis.
Bahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena dalam
pengertiannya bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan sehari-hari
meskipun dalam kenyataannya Indonesia memiliki banyak bahasa tetapi mempunyai
satu bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia sebaga salah satu alat pemersatu
bangsa. Bahasa itu bersifat arbiter atau mana suka sehingga bersifat berkembang
dan setiap saat muncul bahasa-bahasa baru. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan
serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada
komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan, dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata
bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar
dan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
Adapun beberapa fungsi utama dari bahasa itu sebagai berikut.
 Alat untuk menyatakan ekspresi diri. Bahasa menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk
memaklumkan keberadaan kita.
 Alat komunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan
perasaan dan memungkinkan adanya kerja sama antarindividu.
 Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Bahasa merupakan salah satu
Pengertian Bahasa

unsur kebudayaan yang memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-


pengalaman mereka, mempelajari, dan mengambil bagian dalam pengalaman
tersebut, serta belajar berkenalan dengan orang lain.
 Alat mengadakan kontrol sosial.
Bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi
tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan
proses-proses sosialisasi suatu masyarakat. Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat
komunikasi lingual manusia, baik secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi

2
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang didalamnya selalu ada nilai-nilai dan
status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia
sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena
kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‗label‘ secara eksplisit oleh
pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu.
Di pihak lain, masyarakat yang dwibahasa (dwilingual) akan dapat ‗memilah-
milahkan‘ sikap dan pemakaian kedua atau lebih bahasa yang digunakannya. Mereka
tidak akan memakai secara sembarangan. Mereka bisa mengetahui kapan dan dalam
situasi apa bahasa yang satu dipakai, dan kapan dan dalam situasi apa pula bahasa
yang lainnya dipakai. Dengan demikian perkembangan bahasa-bahasa itu akan menjadi
terarah. Pemakainya akan berusaha mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa
yang telah disepakatinya dengan—antara lain—menyeleksi unsur-unsur bahasa lain
yang ‗masuk‘ ke dalamnya. Unsur-unsur yang dianggap menguntungkannya akan
diterima, sedangkan unsur-unsur yang dianggap merugikannya akan ditolak.
Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya aturan untuk menentukan kapan,
misalnya, suatu unsur lain yang mempengaruhinya layak diterima, dan kapan
seharusnya ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa memang bahasa sangat penting untuk kehidupan
masyaraskat terutama pada zaman globalisasi seperti sekarang ini jika kita tidak
pandai dalam berkomunikasi kita akan tertinggal oleh orang lain yang lebih pandai
dalam berbahasa teruma pada kehidupan sehari-hari untuk bersosialisasi. Dalam
masalah bahasa memang banyak dibahas mengenai hubungan manusia dengan manusia
lain karena memang objek kajian dari bahasa yaitu manusia itu sendiri.
Bahasa dibagi menjadi tiga yaitu bahasa lisan, bahasa tulisan, dan bahasa
isyarat atau gestur. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan
gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang
dilakukan. Lidah setajam pisau atau silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-
kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara
target komunikasi. Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah
satu cara berkomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih
digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa
sendiri.
Kedudukan dan fungsi bahasa yang dipakai sesuai dengan pemakainya karena
sifatnya yang mana suka atau arbiter tetapi harus tetap berpacu pada kaidah atau
Pengertian Bahasa

peraturan yang ada karena meskipun mana suka kita harus memperhatikan situasi
dengan siapa kita berbicara karena harus diterima oleh orang yang kita ajak
berbicara sehingga bahasa tepat dengan fungsinya. Kita tahu bahwa bahasa sebagai
alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tulis. Ini adalah fungsi
dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan
status, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Ia selalu mengikuti kehidupan manusia

3
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota bangsa. Karena
kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‗label‘ secara eksplisit oleh
pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu. Sehingga dengan itu lah
perlu diadakannya peraturan yang dibentuk oleh pemerintah mengenai bahasa
sehingga masyarakat lebih teratur dan tepat guna dalam berbahasa dan
penempataanya pun tepat.
2. Ragam Bahasa
Macam-macam dan jenis-jenis ragam atau keragaman bahasa :
 Dalam bidangnya tentu bahasa banyak jenisnya karena lain bidang lain pula
bahasanya, seperti dalam bidang kedokteran bahasanya berbeda dengan jurnalis
karena kedokteran cenderung memakai bahasa ilmiah dan memiliki kamusnya
sendiri.
 Ragam perorangan, seperti Benyamin S. dan Soeharto memakai idialek masing-
masing sebagai ciri khas dari mereka.
 Ragam bahasa anggota masyarakat Indonesia memiliki banyak bahasa dan terbagi
menjadi beberapa wilayah dan daerah karena tempat tinggalnya yang berbeda
sehingga berbeda pula bahasanya seperti contoh orang Sunda dan orang Batak
yang memiliki bahasanya masing-masing.
 Bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial, seperti ragam
bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
 Ragam bahasa pada bentuk bahasa, seperti bahasa lisan dan bahasa tulis.
 Ragam bahasa pada suatu situasi, seperti ragam bahasa formal (baku) dan
informal (tidak baku).
Meskipun ragam dan jenis bahasanya berbeda, tetapi kita harus mengacu
pada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional karena bahasa Indonesia mempunyai
fungssi utama yaitu; (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas
nasional, (3) alat yang memungkinkan terjadinya penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan
bangsa, (4) alat penghubung antardaerah dan antarbudaya, selain bahasa asli dari
daerahnya tentu dengan mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku.
Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa pengertian bahasa adalah alat
komunikasi anggota masyarakat yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari untuk
mempermudah komunikasi antara satu anggota masyarakat dengan anggota
masyarakat lainnya sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yang dihasilkan dari
alat ucap manusia dan menghasilkan pikiran dan perasaan pada setiap penggunanya.
Pengertian Bahasa

Dan selain itu juga bahasa dapat mempengaruhi perilaku penggunaannya terdapat
kontrol sosial yang sangat mengatur hubungan sosial antara satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya. Bahasa yang kita gunakan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh
proses sosialisasi kita. Maksudnya, ketika kita tinggal dan menetap di suatu daerah
yang menggunakan bahasa Sunda, kita juga akan cenderung menggunakan bahasa
Sunda atau dialeknya karena kita terbiasa mendengar kata-kata tersebut.
Sedanggkan dialek juga hampir sama dengan bahasa yang digunakan karena kita

4
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

terbiasa mendengar sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap


pendengarnya. Dan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan
hasil konvensi dan sudah disetujui sehingga sesuai dengan adat istiadat dan
kehidupan masyarakat tersebut.

Pengertian Bahasa

5
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Ayu Nurhajar

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar
agar tidak menyebabkan gangguan yang terjadi pada komunikasi. Kaidah, aturan, dan
pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk, dan tata kalimat. Agar
komunikasi yang dilakukan berjalan dengan baik, penerima dan pengirim bahasa
harus menguasai bahasanya. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk
berkomunikasi, bekerjasama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa
primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbiter yaitu tidak
adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh
dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah
setajam pisau/ silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata tidak
sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara atau target
komunikasi.
Bahasa isyarat atau gestur atau bahasa tubuh adalah salah satu cara
berkomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan
permanen oleh penyandang cacat, bisu, tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri.
Pengertian bahasa banyak dijelaskan di dalam buku-buku linguistik dan
kamus-kamus. Dalam bahasa Indonesia kata bahasa memiliki lebih dari satu makna
atau pengertian sehingga seringkali membuat orang bingung. Adapun beberapa
pengertian bahasa di bawah ini:
1. Bahasa adalah sistem
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan
makna ‗cara‘ atau ‗aturan‘, seperti dalam kalimat ―kalau tahu sistemnya, tentu mudah
mengerjakannya‖. Tetapi dalam keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola
yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini
dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya berhubungan
secara fungsional. Sehingga maksud dari bahasa sebagai sistem adalah bahasa itu
tunduk kepada kaidah-kaidah baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dalam arti lain
Pengertian Bahasa

bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah tertentu.


2. Sistem bahasa itu mana suka (arbitary)
Sistem bahasa ini berlaku secara umum, dan bahasa merupakan peraturan
yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang memulai kalimat dengan
kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada bahasa yang mengawali kalimatnya
dengan kata kerja. Dan seseorang tidak dapat menolak aturan-aturan tersebut baik
yang pertama maupun yang kedua. Jadi, tidak terpaku pada satu kalimat tertentu.

6
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

3. Bahasa pada dasarnya adalah bunyi


Manusia sudah menggunakan bahasa lisan seperti halnya anak belajar
menulis. Di dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat
menuliskannya. Jadi, bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara),
adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah
ucapan dan tulisan itu merupakan lambang bahasa.
4. Bahasa itu simbol
Bahasa itu merupakan simbol-simbol tertentu. Misalnya kata ―rumah‖
menggambarkan hakikat sebuah rumah. Jadi bahasa itu adalah lambang-lambang
tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol atau lambang-lambang
tersebut secara proporsional.
5. Bahasa sebagai fungsi mengekspresikan pikiran dan perasaan
Tidak hanya untuk mengekspresikan pikiran saja, peranan bahasa terlihat
jelas ketika mengekspresikan estetika, rasa sedih, senang, dan interaksi sosial.
Dalam hal ini mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu bahasa
mempunyai peranan sosial dan emosional, di samping berperan untuk mengemukakan
ide.

Secara umum bahasa juga mempunyai karakteristik bahasa tertentu, yaitu:


1. Dalam suatu dialek suatu masyarakat membedakan tingkat ekonomi dan budaya
pemakai bahasa. Dialek orang yang pandai tentu berbeda dengan dialek orang
awam. Dialek mahasiswa tentu berbeda dengan dialek petani, dialek professor
tentu berbeda dengan dialek para pekerja biasa.
2. Secara geografis dialek suatu daerah akan berbeda dengan daerah yang lainnya.
Dialek orang Aljazair tentunya akan berbeda dengan dialek orang Sudan, dialek
orang Inggris berbeda dengan dialek orang Skotlandia dan Amerika.
3. Bahasa terbagi dua, bahasa resmi dan bahasa tidak resmi.
4. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan dan tulisan.
5. Setiap pemakai bahasa akan berbeda dengan pemakai bahsa yang lainnya.
6. Dalam bahasa ada kaidah fonetis, morfologis, kosakata, dan gramatika. Bunyi-
bunyi membentuk morfem, morfem membentuk kata, dan kata-kata membentuk
kalimat.

Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa. Linguistik terbagi dalam dua
bagian, yaitu linguistik teoritis dan linguistik aplikatif. Linguistik teoretis membahas
Pengertian Bahasa

beberapa pokok bahasan di antaranya fonetik, fonemik, sejarah linguistik, semantik,


morfologi, dan gramatik. Sedangkan linguistik aplikatif menjelaskan tentang
pengajaran bahasa asing, terjemah, psikolinguistik, dan sosiolinguistik. Apabila kita
ingin mendefinisikan keduanya, kita bisa mendefinisikannya secara ringkas:
1. Fonetik adalah ilmu yang membahas cara pengucapan bunyi-bunyi bahasa.
2. Fonem adalah ilmu yang membahas fungsi-fungsi suara dan bagaimana cara
membentuk fonem dan bagaimana menggunakannya dalam berbahasa.

7
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

3. Sejarah linguistik adalah ilmu yang membahas tentang perkembangan suatu


bahasa perubahan dan pengaruh bahasa asing dalam kurun waktu tertentu.
4. Morfologi adalah ilmu yang membahas tentang morfem. Morfem adalah satuan
bahasa yang terkecil yang membedakan arti.
5. Sintaksis adalah ilmu yang membahas jabatan kata dalam satu kalimat. Sintaksis
disebut juga tata kalimat. Gabungan morfologis dan sintaksis disebut gramatika.
6. Semantik adalah ilmu yang membahas tentang makna suatu kata dalam
hubungannya dengan kata lain ilmu semantik disebut juga ilmu ‖dialah‖.
7. Psikolinguistik adalah ilmu yang membahas tentang makna suatu kata dalam jiwa
dan pikiran dalam hal perkembangan bahasa serta pengaruh-pengaruhnya
terhadap jiwa seseorang yang terjadi ketika mengucapkan suatu kalimat.
8. Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat dalam hal
dialek suatu masyarakat dan akses politik suatu bahasa.

Fungsi bahasa dalam masyarakat adalah sebagai alat untuk berkomunikasi


dengan sesama manusia, alat untuk bekerjasama dengan sesama manusia, dan alat
untuk mengidentifikasi diri. Adapun fungsi bahasa sebagai alat komunikasi sebagai
berikut:
1. Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antaranggota
keluarga ataupun anggota-anggota masyarakat. Berita, pengumuman, petunjuk
pertanyaan lisan ataupun tulisan melalui media massa ataupun elektronik
merupakan wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi.
2. Fungsi ekspresi, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau
tekanan-tekanan perasaan pembicara. Bahasa sebagai alat mengekspresikan diri
ini dapat menjadi media untuk menyatakan eksistensi (keberadaan) diri,
membebaskan diri dari tekanan emosi dan untuk menarik perhatian orang.
3. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaurkan diri
dengan anggota masyarakat. Melalui bahasa seorang anggota masyarakat sedikit
demi sedikit belajar adat istiadat, kebudayaan, pola hidup, perilaku dan etika
masyarakatnya. Mereka menyesuaikan diri dengan semua ketentuan yang berlaku
dalam masyarakat melalui bahasa. Kalau seseorang mudah beradaptasi dengan
masyarakat di sekelilingnya, maka dengan mudah pula ia akan membaurkan diri
(integras) dengan masyarakat tertentu. Manusia sebagai makhluk sosial perlu
berintegrasi dengan manusia di sekelilingnya. Dengan bahasa manusia dapat saling
bertukar pengalaman dan menjadi bagian dari pengalaman itu. Mereka
Pengertian Bahasa

memanfaatkan pengalaman itu untuk kehidupannya. Dengan demikian, mereka


saling terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya. Bahasa menjadi alat
integrasi (pembauran) bagi tiap manusia dengan masyarakatnya.
4. Fungsi kontrol sosial, yaitu bahasa berfungsi untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain. Apabila fungsi ini berlaku dengan baik maka semua kegiatan
sosial akan berlangsung dengan baik pula. Sebagai contoh pendapat seorang tokoh
masyarakat akan didengar dan ditanggapi dengan tepat apabila ia dapat

8
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

menggunakan bahasa yang komunikatif dan persuasif. Kegagalannya dalam


menggunakan bahasa akan menghambat pula usahanya dalam mempengaruhi sikap
dan pendapat orang lain. Dengan bahasa seseorang dapat mengembangkan
kepribadian dan nilai-nilai sosial kepada tingkat yang lebih berkulitas.

Macam-macam dan jenis-jenis ragam/ keragaman bahasa:


1. Ragam bahasa pada bidang tertentu, seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains,
bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau ideolek, seperti gaya bahasa mantan
Presiden Soeharto, gaya bahasa Benyamin S., dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek,
seperti dialek bahasa Madura, bahasa Medan, bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa
Jawa, dsb.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat atau golongan sosial, seperti
ragam bahasa orang akademis beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa, seperti bahasa lisan atau bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi, seperti ragam bahasa formal (baku) dan
informal (tidak baku).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa berperan penting dalam


segala aspek kehidupan. Ia dapat membantu manusia dalam menjalankan tugasnya.
Era globalisasi yang datang pada awal 2003 membawa berbagai pembaruan dalam
dunia budaya dan teknologi. Masalahnya adalah dapatkah bahasa Indonesia tetap
diakui keberadaanya di tanah airnya sendiri. Agar tetap eksis tentu saja banyak
tantangannya karena bahasa asing dalam aspek tertentu lebih diterima oleh
masyarakat daripada bahasa Indonesia. Perkembangan bahasa yang kalah cepat
dengan perkembangan teknologi industri dan ilmu pengetahuan telah memunculkan
masalah baru. Masalah ini adalah bagaimana bahasa Indonesia dapat berperan
maksimal sebagai sarana komunikasi dalam era globalisasi.

Pengertian Bahasa

9
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Deni Rusdiana

Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau
pengertian sehingga seringkali membingungkan. Untuk jelasnya, coba perhatikan
pemakaian kata bahasa dalam kalimat-kalimat berikut!
(1) Dika belajar bahasa Inggris, Nita belajar bahasa Jepang.
(2) Manusia mempunyai bahasa , sedangkan binatang tidak.
(3) Hati-hati bergaul dengan anak yang tidak tahu bahasa itu.
Kata bahasa pada kalimat (1) jelas menunjuk pada bahasa tertentu. Pada
kalimat (2) kata bahasa menunjuk bahasa pada umumnya. Sedangkan pada kalimat (3)
kata bahasa berarti ‗sopan santun‘.
Dalam batasan pengertian bahasa yang lazim diberikan adalah sistem
lambang arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama
berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Beberapa hal menarik yang dapat disimpulkan
dari batasan pengertian itu adalah sebagai berikut.
1. Bahasa merupakan suatu sistem.
2. Sebagai sistem, bahasa bersifat arbitrer.
3. Sebagai sistem arbitrer, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi, baik dengan
orang lain maupun dengan diri sendiri.
Sebagai sistem, bahasa memiliki komponen-komponen yang tersusun secara
hierarkis. Komponen itu meliputi komponen fonologis, morfologis, sintaksis dan
semantis. Sesuai dengan keberadaannya suatu sistem, masing-masing komponen
tersebut saling memberi arti, saling berhubungan, dan saling menentukan.
Pada sisi lain, setiap komponen juga memiliki sistemnya sendiri. Sistem pada
tataran bunyi dikaji oleh bidang fonologi, pada tataran kata dikaji oleh bidang
morfologi, dan kajian sistem pada tataran kalimat menjadi wilayah sintaksis. Sebagai
subsistem, masing-masing komponen tersebut juga telah mengandung aspek semantik
tertentu sehingga secara potensial dapat disusun dan dikombinasikan untuk
digunakan dalam komunikasi. Sistem yang mengatur hubungan makna dalam lambang
kebahasaan maupun hubungan makna dalam lambang dengan dunia luar bahasa
Pengertian Bahasa

menjadi bidang kajian semantik.


Dari kenyataan bahwa bahasa merupakan sesuatu yang bersistem, maka
bahasa sebenarnya, selain bersifat arbitrer, sekaligus juga nonarbitrer. Misalnya
kata bunga, tidak mewakili bentuk, warna, maupun baunya, sehingga dalam bahasa
Jawa dapat saja disebut kembang meskipun yang ditunjuk sama, kata bunga tidak
dapat digabungkan seenaknya dengan kata buku sehingga menjadi bunga buku.
Kesepakatan yang mengatur—meskipun terdapat kata bunga pujaan—pada gabungan

10
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

tersebut harus disisipi bentuk berkata depan, misalnya di atas sehingga terdapat
tatanan bunga di atas buku.
Dengan terdapatnya sistem dan sekaligus kesepakatan itulah, bahasa
akhirnya dapat digunakan untuk berinteraksi. Pemakaian bahasa dalam berinteraksi,
lebih lanjut juga membuahkan sejumlah ciri lain. Hal itu terjadi karena bahasa bukan
satu-satunya alat yang digunakan untuk berinteraksi dalam bentuk komunikasi.
Di luar bahasa masih ada tanda-tanda lain, baik berupa morse, rambu-rambu lalu
lintas, lambang-lambang matematis, dan sebagainya.
Dengan mengkaji perbedaan antara lambang kebahasaan dengan
karakteristik lambang lain di luar bahasa, dapat diketahui bahwa bahasa memiliki
ciri-ciri tertentu yang bersifat khusus. Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dalam
paparan berikut ini.
Ciri-ciri bahasa
Ciri-ciri bahasa manusia, apabila dibandingkan dengan bahasa binatang serta
sistem tanda lain, seperti telah diungkapkan antara lain oleh Hockett (1960), Osgood
(1980), maupun Bolinger (1981), apabila dikaitkan dengan aspek makna adalah sebagai
berikut.
Alat fisis yang digunakan bersifat tetap dan memiliki kriteria tertentu.
Disebut demikian karena bahasa yang beresensikan bunyi ujaran selalu menggunakan
alat ujar sesuai dengan criteria tertentu.
Organisme yang digunakan memiliki hubungan timbal balik. Alat ujaran yang
digunakan manusia, baik jenis berkelamin laki-laki, perempuan, ataupun suku dan
bangsa yang berlainan, semuanya sama. Contoh yang lazim dijumpai dalam kehidupan
adalah sewaktu orang mendengarkan ujaran sengau maupun gagu, pendengaran tidak
secara cepat dan tepat atau bahkan tidak dapat memahami informasi yang
disampaikan.
Menggunakan kriteria pragmatik. Disebut demikian karena perwujudan
bentuk kebahasaan lewat pemakai, mengunakan kriteria pemakaian tertentu.
Misalnya, memiliki kriteria yang berbeda bila dibandingkan dengan sewaktu
menggunakan alat ucap itu untuk menghasilkan intonasi perintah, begitu juga sewaktu
melafalkan bunyi [baru] dan [guru].
Mengandung kriteria semantis. Ciri kriteria itu muncul karena kegiatan
berbahasa memiliki fungsi semantis tertentu. Butir-butir yang terkandung di dalam
kriteria semantis ini antara lain pemilihan kata, penataan kalimat maupun wacana
harus tepat karena—bila tidak—gagasan yang disampaikan imformasinya bisa
Pengertian Bahasa

menyimpang.
Memiliki kriteria sintaksis. Disebut demikian karena kata-kata yang
digunakan untuk menjadi suatu kalimat harus disusun sesuai dengan pola kalimat yang
telah disepakati. Contoh kalimat, Ramdan menjenguk Ai, berbeda acuannya dengan Ai
menjenguk Ramdan.

11
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Melibatkan unsur bunyi maupun unsur audiovisual. Disebut demikian karena


pemakaian bahasa selain melibatkan media transmisi berupa bunyi, juga melibatkan
unsur paralanguage, baik gerak mimik maupun gerak bagian-bagian tubuh.
Memiliki kriteria kombinasi dan bersifat produktif. Terdapatnya ciri itu
ditandai oleh adanya potensialitas unsur kebahasaan untuk bergabung secara
sintagmatik, yakni hubungan unsur–unsur kebahasaan pada tataran tertentu secara
linier maupun hubungan yang bersifat paradigmatis, yakni hubungan secara asositif
dari unsur-unsur yang berbeda dalam struktur sintagmatik dengan unsur lain di
luarnya sehingga dapat saling mengisi dan dipertukarkan. Contoh, saya belajar, kata
belajar di situ secara asosiatif dapat dipertukarkan dengan kata makan, tidur, dan
sebagainya.
Bersifat arbitrer. Karena hubungan antarlambang kebahasaan dengan
referen yang dilambangakan hanya berdasarkan kesepakatan, dan bukan pada
kemampuan lambang itu dalam memberikan kembali realitas luar yang diacunya.
Memiliki ciri verifikasi. Karena bahasa sebagai realitas terpisah dengan
dunia luar yang diwakilinya, setelah muncul dalam pemakaian, isinya bisa benar, bisa
tidak. Sebab itu pula, bakat menipu dapat dikembangkan, dan muncul juga baris lagu
―Memang Lidah Tak Bertulang‖.
Terbatas dan relatif tetap, yakni dalam hal pola kalimat strutur kata.
Urutan kata raba, arab, dan bara sebagai bentuk artikulasi ganda tidak akan berubah
menjadi abra, berarti tidak pernah berubah menjadi taniber. Selain itu, pola kalimat
Baju Amir hijau tidak pernah menjadi Hijau Amir baju.
Mengandung diskontinyuitas. Secara paradoksal, bahasa, selain memiliki
kontinyuitas, oleh Meilet disebutkan juga mengandung diskontinyuitas. Di atas telah
disebutkan bahwa kata dapat mengalami perubahan dan perkembangan makna, baik
secara sekuentif maupun evaluatif.
Bersifat hierarkis. Bahasa disusun dan dibangun oleh perangkat komponen
bunyi, bentuk, kata, kalimat, maupun wacana. Unsur itu, sebagai sistem, dalam
pemakaian keberadaannya memiliki tataran yang berada dalam tata tingkat tertentu.
Bersifat sistemis dan simultan. Meskipun bahasa merupakan suatu strata
yang bertata tingkat tertentu sehingga komponen-komponennya dapat dianalisis
secara terpisah, sebagai suatu sistem komponen-komponen tersebut harus digunakan
secara laras dan simultan. Dengan demikian, kesalahan dalam pemilihan bunyi,
bentuk, maupun pola kalimat secara serentak akan menentukan karakteristik satuan
ujaran yang dimunculkan.
Pengertian Bahasa

Saling melengkapi dan mengisi. Hocket dalam hal ini menyebutkan ciri
interchangeability dari bahasa sehingga bahasa itu memiliki komponen yang terpisah,
karena adanya potensialitas dan mobilitas, masing-masing komponen itu dapat saling
dipertukarkan, baik secara paradigmatic maupun secara sintagmatis saling
melengkapi dan mengisi untuk menghindarkan struktur dan nuansa makna baru.
Informasi kebahasaan dapat disegmentasi. Dihubungkan, disatukan, dan
diabadikan. Dalam kegiatan tuturan, selama masing-masing pemeran masih hidup,

12
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

bahasa dapat digunakan dalam ruang dan satuan waktu yang berbeda-beda secara
berkesinambungan. Misalnya, seseorang yang menulis surat sering kali mengakhiri
dengan kalimat, ―Sekian dulu ya……lain waktu kita sambung lagi,‖ sementara pemeran
dengan tergesa-gesa ngobrol di jalan, menutup obrolannya dengan kalimat, ―Ke rumah
sajalah biar kita bisa ngobrol-ngobrol lagi lebih enak ‖.
Transmisi budaya. Yakni bahasa selain dapat digunakan untuk menyampaikan
rekaman unsur dan nilai kebudayaan saat sekarang, juga dapat digunakan sebagai alat
pewaris kebudayaan itu sendiri. Kenyatan tersebut juga sesuai dengan kenyataan
bahwa bahasa dapat menjadi realitas abadi sehingga dapat pula bagian dari sejarah.
Dalam situasi demikian komunikasi yang berlangsung adalah komunikasi satu arah
karena keberadaan sender telah telah diwakili oleh tulisan. Dalam kaitannya dengan
upaya memperoleh makna, kenyataan tersebut tentu saja akan mendapatkan
beberapa kesulitan karena identitas pemeran, referen yang diacu, maupun konteks
sosial dan situasionalnya tidak lagi diidentifikasikan secara jelas.
Bahasa itu dapat dipelajari. Baik bahasa yang masih hidup maupun yang
sudah mati. Untuk bahasa yang masih hidup, pembelajarannya, selain dapat dilakukan
melalui transfer, interaksi subjek belajar dengan masyarakat pemakai bahasa juga
dapat ditempuh lewat pendidikan formal. Sedangkan untuk bahasa yang sudah mati,
selain melalui pendidikan, objek belajar pun masih harus dapat ditemukan. Cara lain
yang dapat ditempuh untuk mempelajari suatu bahasa, baik untuk tujuan
pengetahuan atau mungkin sekaligus menggunakannya, adalah melalui kegiatan
penelitian.
Bahasa itu dalam pemakaian bersifat bidimensional. Disebut demikian
karena makna keberadaannya, selain ditentukan oleh kehadiran dan hubungan
antarlambang kebahasaan itu sendiri, juga ditentukan oleh pemeran serta konteks
sosial dan situasional yang melatarinya.

Pengertian Bahasa

13
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Elis Susilawati

Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat


untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Beberapa hal menarik
yang dapat disimpulkan dari batasan pengertian itu adalah:
1. Bahasa merupakan suatu sistem,
2. Bahasa bersifat arbitrer,
3. Bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun
dengan diri sendiri.
Sebagai sistem, bahasa memiliki komponen-komponen yang tersusun secara
hierarkis. Komponen itu meliputi komponen fonologis, morfologis, sintaksis, dan
semantik. Sesuai dengan keberadaannya sebagai suatu sistem, masing-masing
komponen tersebut saling memberi arti, saling berhubungan, dan saling menentukan.
Perbedaan antara kata dara dan dari, misalnya ditentukan oleh terdapatnya
perbedaan antara fonem /a/ dan /i/. Fonem /i/ misalnya, pada tataran lebih lanjut
dapat berkedudukan sebagai akhiran yang secara simultan dapat digabungkan dengan
awalan me- sehingga dapat membentuk kata masak yang belum memiliki satuan
informasi, akan memilikinya apabila digabungkan dengan kata ibu dan di dapur
sehingga memiliki struktur sintaksis, ibu memasak di dapur.
Setiap komponen memiliki sistemnya masing-masing. Sistem pada tataran
bunyi, misalnya, dikaji pada bidang fonologi, pada tataran kata dikaji bidang
morfologi, dan kajian sistem pada tataran kalimat menjadi wilayah sintaksis. Masing-
masing komponen tersebut mengandung aspek semantik tertentu sehingga secara
potensial dapat disusun dan dikombinasikan untuk digunakan dalam komunikasi.
Sistem yang mengatur hubungan makna dalam lambang kebahasaaan maupun
hubungan makna dalam lambang dengan dunia luar bahasa menjadi bidang kajian
semantik.
Bahasa merupakan sesuatu yang bersistem, maka bahasa sebenarnya selain
bersifat arbitrer, sekaligus juga bersifat nonarbitrer. Sebab itu, meskipun kata
bunga tidak mewakili bentuk warna maupun baunya, sehingga dalam bahasa Jawa
Pengertian Bahasa

dapat saja disebut kembang meskipun yang ditunjuk sama, kata bunga tidak dapat
digabungkan seenaknya dengan kata buku sehingga menjadi bunga buku. Kesepakatan
yang mengatur, meskipun terdapat kata bunga pujaan, pada gabungan tersebut
harus disisipi bentuk berkata depan, misalnya di atas sehingga terdapat tatanan
bunga di atas buku.
Pemakaian bahasa dalam interaksi lebih lanjut juga membuahkan sejumlah
ciri lain. Hal itu terjadi karena bahasa bukan satu-satunya alat yang digunakan untuk
berinteraksi dalam bentuk komunikasi. Di luar bahasa masih ada tanda-tanda lain,

14
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

baik berupa morse, rambu-rambu lalu lintas, lambang-lambang matematis, dan


sebagainya. Dengan mengkaji perbedaan antara lambang kebahasaan dengan
karakteristik lambang lain di luar bahasa, dapat diketahui bahwa bahasa memiliki
ciri-ciri tertentu yang beresifat khusus.
Dalam kehidupan binatang, alat interaksi itu digunakan sewaktu mengadakan
hubungan, membutuhkan perlindungan, perkelahian, maupun sewaktu membutuhkan
makanan. Berbeda dengan bahasa manusia yang melibatkan proses berpikir dan
kesadaran, bentuk bahasa binatang semata-mata bersifat fisis. Bentuk tanda yang
diistilahkan dengan sign, antara lain dapat berupa gerakan, gerakan ekor, maupun
gerakan bagian tubuh lainnya.
Selain dapat dibandingkan dengan bahasa binatang seperti di atas, bahasa
manusia yang berintikan bunyi, pengkajian perbedaannya juga dapat dilakukan dengan
jalan memperhatikan sistem tanda lain yang digunakan manusia, misalnya rambu-
rambu lalu lintas. Berbeda dengan lambang-lambang kebahasaan yang umumnya masih
mengandung ambiguitas dan ketidakjelasan karena bergantung pada konteks, maka
tanda-tanda seperti pada rambu lalu lintas telah memiliki satu pengertian secara
pasti. Tanda pertama misalnya, yang memiliki warna dasar merah, berarti dilarang
masuk, dan tanda kedua berarti arah yang diwajibkan. Karena telah memiliki satu
pengertian yang pasti itulah, tanda seperti di atas bersifat tertutup, dalam arti
pengertian itu selamanya bersifat tetap dan tidak dapat dikombinasikan dengan
tanda-tanda lain untuk menghadirkan pengertian baru.
Bahasa sebagai suatu sistem juga bersifat bidimensional. Sebagai suatu
realitas dalam pemakaian, bahasa selain memiliki sistemnya sendiri juga
berhubungan dengan sistem lain di luar dirinya. Keberadaan istilah kekerabatan
dalam bahasa Jawa, seperti bapak, embok, pakdhe, budhe, misalnya ditentukan oleh
sistem kekerabatan dalam masyarakat Jawa. Oleh sebab itu, untuk memahaminya,
sistem yang melatari harus dipahami terlebih dahulu. Begitu juga untuk memahami
ideom seperti sugih tanpa bandha kaya tanpa harta; mangan ra mangan lek ngumpol
(makan tidak makan asal berkumpul), seseorang harus memahami latar sosial budaya
masyarakat Jawa.
Setiap bahasa memiliki fungsi deiksis. Pengertian fungsi deiksis adalah
fungsi menunjuk sesuatu di luar bentuk kebahasaan. Kedeiksisan itu dalam setiap
bahasa akan meliputi penunjukan terhadap objek, persona dan peristiwa sehubungan
dengan keberadaan pemeran dalam ruang dan waktu. Dalam bahasa Indonesia
misalnya, terdapat bentuk kata saya, kita, maupun kamu sebagai bentuk yang
Pengertian Bahasa

menunjuk pada pesona sebagai pemeran; ini, itu serta di sini dan di situ sebagai
bentuk yang berkaitan dengan penunjukan jarak ruang antara masing-masing
pemeran dengan objek yang terlibat dalam kegiatan tuturan; serta bentuk seperti
sekarang, kemarin, dan besok, sebagai bentuk yang berkaitan dengan penunjukan
waktu.
Bentuk kamu maupun kemarin, misalnya referennya dapat berpindah-pindah.
Penentuan referennya baru dapat ditetapkan apabila konteks tuturan sudah

15
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

diketahui dengan pasti. Salah satu bentuk konteks itu, selain struktur, adalah
konteks sosial dan situasional. Dengan menghubungkan struktur kebahasaan dengan
dunia luar itulah referennya baru dapat ditetapkan secara pasti. Dapat disimpulkan
bahwa kajian kebahasaan sebagai suatu kode yang telah muncul dalam pemakaian,
selain berfokus pada :
1. Karakteristik hubungan antara bentuk, lambang atau kata yang satu dengan yang
lainnya.
2. Hubungan antara bentuk kebahasaan dengan dunia luar yang diacunya.
3. Berfokus pada hubungan antar kode dengan pemakainya.
Studi tentang sistem tanda sehubungan dengan ketiga butir tersebut, baik
berupa tanda kebahasaan maupun bentuk tanda lain yang digunakan manusia dalam
komunikas.
Dengan terdapatnya tiga pusat kajian kebahasaan dalam pemakaian, maka
bahasa dalam sistem semiotik dibedakan dalam tiga komponen sistem. Tiga komponen
sistem tersebut adalah :
1. Sintaksis, yakni komponen yang berkaitan dengan lambang atau sign serta bentuk
hubungannya.
2. Semantik, yakni unsur yang berkaitan dengan masalah hubungan antara lambang
dengan dunia luar yang diacunya.
3. Pragmatik, yakni unsur ataupun bidang kajian yang berkaitan dengan hubungan
antara pemakai dengan lambang dalam pemakaian.
Dilihat dari sudut pemakaian, telah diketahui bahwa alat komunikasi manusia
dapat dibedakan antara media berupa bahasa atau media verbal dengan media
nonbahasa atau nonverbal. Media kebahasaan itu ditinjau dari alat pemunculannya,
dibedakan pula antara media lisan dengan media tulis. Dalam media lisan misalnya,
wujud kalimat perintah dan kalimat tanya, dengan mudah dapat dibedakan lewat
pemakaian bunyi suprasegmental maupun pemunculan kinesiks, yakni gerak bagian
tubuh yang menuansakan makna tertentu. Sedangkan dalam media tulisan dengan
tingkat kualitas yang berlainan unsur itu diwakili oleh tanda seru dan tanda tanya.
Kemungkinan terdapat unsur suprasegmental maupun kinesis, maka kalimat dalam
bentuk tulisan lebih mengutamakan adanya kelengkapan unsur dan kejelasan urutan
daripada kalimat yang dipaparkan secara lisan. Kalimat tanya seperti ke mana?
Misalnya, dalam tuturan lisan telah mampu memberikan acuan semantik secara jelas.
Akan tetapi apabila bentuk tersebut terdapat dalam kalimat tulis, ada kemungkinan
masih menuansakan makna ‖ke mana perginya ayahku‖, ―ke mana harus saya cari buku
Pengertian Bahasa

yang jatuh itu‖. Oleh sebab itu, agar tidak menimbulkan ketaksaan unsur lain yang
seharusnya ada, harus dikembalikan secara lengkap sehingga wujud kalimat yang
hadir misalnya ―Mau berangkat ke mana?‖.
Penataan kalimat selalu dilatari tendensi semantik tertentu. Dengan kata
lain sistem kaidah penataan lambang secara gramatis selalu berkaitan dengan strata
makna dalam suatu bahasa. Apabila kaidah hubungan tanda dengan objek yang
diacunya tidak dipenuhi, maka pemakaian sign akan menyimpang dari tujuan yang

16
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

semula diinginkan. Oleh sebab itu, sangat tepat mengungkapkan bahwa unsur
semantik berkaitan dengan masalah the relation of signs to the objects to witch the
signs are applicable.
Pendapat bahwa bahasa adalah sistem tanda yang tidak dapat dipisahkan
dengan pemakai, aspek lambang dan semantis, juga diungkapkan oleh Ferdinand de
Saussure. Ferdinand mengungkapkan bahwa bahasa itu mencakup tiga unsur, meliputi
(1) la langue, yakni unit sistem kebahasaan yang bersifat kolektif dan dimiliki oleh
setiap anggota masyarakat bahasa, (2) la parole, sebagai wujud bahasa yang
digunakan anggota masyarakat bahasa itu dalam pemakaian, serta (3) la langage,
yaitu wujud dari pengelompokan yang nantinya akan menimbulkan dialek maupun
register. La langaue sebagai unit sistem dilandasi oleh sistem sosial budaya dari
suatu masyarakat bahasa.
Hal itu sesuai dengan kenyataan bahwa bahasa sebagai fakta sosial ―berdiri
di antara‖ dan memiliki hubungan dengan fakta sosial lainnya. Kehadiran sistem
sapaan misalnya, sangat ditentukan oleh sistem hubungan pemeran, baik di dalam
maupun di luar kelompok kekerabatan seperti pakdhe, budhe, dan bentuk sapaan lain
dalam bahasa Jawa juga digunakan digunakan dalam menyapa orang di luar kelompok
kekerabatan. Hal itu juga ditentukan oleh konsep sosial budaya masyarakat Jawa.
Mengapa dalam pronominal kedua kamu dan bahkan anda tidak pernah digunakan
sebagai kata ganti untuk orang kedua yang memiliki usia maupun kedudukan yang
lebih tinggi.
Dengan demikian kedudukan pemahaman terhadap sistem yang melandasi la
langue sangat besar nilainya dalam upaya memahami suatu sistem kebahasaan. Pada
sisi lain pemahaman terhadap sistem kebahasaan itu tentu sangat berperan dalam
upaya memahami wujud kebahasaan atau signal yang dipresentasikan oleh
pemakainya. Pemahaman terhadap sistem yang melatari sistem kebahasaan terhadap
signal yang direpresentasikan sangat menentukan pemahaman terhadap aspek
semantisnya.
Bahasa sebagai sistem semiotik dapat disimpulkan bahwa pemakaian bahasa
dalam komunikasai dapat diawali dan disertai sejumlah unsur, meliputi :
1. Sistem sosial budaya dalam suatu masyarakat bahasa,
2. Sistem kebahasaan yang melandasi,
3. Bentuk kebahasaan yang digunakan,
4. Aspek semantis yang dikandungnya.
Dalam komunikasai dari keempat unsur di atas yang terampil yang terampil
Pengertian Bahasa

secara eksplisit adalah signal yang diartikan sebagai bentuk fisis yang digunakan
untuk menyampaikan pesan, baik itu ujaran kebahasaan maupun unsur lain yang
secara laras menunjang aspek-aspek semantik yang akan direpresentasikan.
Dengan demikian, dalam proses komunikasi signal memiliki dua fungsi.
Pertama, signal atau tanda menjadi alat paparan pengiriman pesan atau sender.
Kedua, tanda juga menjadi tumpuan dalam penerimaan dan upaya memahami pesan.

17
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Evi Cepriadi Yantono

Ada beberapa pendapat, bahwa penguasaan tiap bahasa tidak memerlukan


usaha sama sekali, kalau menurut saya tentulah pendapat ini sangat tidak tepat,
karena apa? Karena yang saya ketahui yang namanya berbahasa pasti memerlukan
usaha, contohnya: Kita mau belajar bahasa Inggris, kalau tidak didampingi dengan
usaha maka belajar tersebut akan sia-sia, bahkan tidak akan mengerti bahasa
tersebut itu seperti apa. Jadi, intinya mau berbahasa harus mau berusaha.
Bahasa anak orang mengira bahwa anak tidak bisa berbicara seperti orang
dewasa, kata siapa? Betahun-tahun dengan latihan yang tidak jemu-jemunya dan
kesalahan-kesalahan yang dibetulkan berulang-ulang eksplisit maupun implisit si anak
akhirnya dapat menguasai bahasa orang dewasa. Itu karena rajinnya seorang anak
menyimak orang yang sedang berbicara. Jadi, jangan mengira bahwa anak tidak bisa
berbicara seperti orang dewasa. Dan banyak orang menyangka bahwa anak Jawa
tentulah akan pandai bahasa Jawa, anak Prancis berbahasa Prancis, anak Sunda
berbahasa Sunda ,anak Indonesia berbahasa Indonesia, seakan-akan kepandaian
bahasa merupakan keturunan belaka. Kalau hal seperti ini terjadi, maka negara ini
akan hancur atau ketinggalan zaman, apalagi zaman sekarang sudah pada canggih.
Jadi, kita harus bisa berbahasa tidak hanya negara kita sendiri, kita harus bisa
menguasai bahasa yang lain misalnya: bahasa Inggris, Jepang, Jerman, Cina ,dan yang
lainya. Hal itu dikarenakan bahasa adalah merupakan kunci kesuksesan bagi kita
semua. Yang menyebabkan orang dapat berbahasa itu bukanlah karena keturunan
atau warisan, tetapi kemauan dan desakan untuk memakai salah satu bahasa tidak
lain ialah keinginan manusia untuk mengadakan hubungan dengan manusia yang lain.
Mungkin keinginan tersebut disebabkan oleh naluri, bukan suatu pembawaan.
Memang suatu kenyataan bahwa bahasa wajar dimiliki oleh setiap manusia,
dan kewajaran ini mungkin menyebabkan bahasa dianggap barang sehari-hari yang
biasa saja, sehingga tidak perlu mendapat perhatian yang selayaknya sesuai dengan
fungsinya di dalam masyarakat. Betapa pentingnya berbahasa saya telah kemukakan
beberapa contoh kenyataannya saja, setiap orang harus pandai berbahasa karena
Pengertian Bahasa

kita hidup tidak hanya dalam lingkungan keluarga saja jadi tidak hanya menguasai
bahasa yang ada dalam keluarga, tetapi kita harus bisa menguasai bahasa mana pun,
misalnya didalam masyarakat kita dituntut menjadi peranan sebagai rumah warga,
kita harus bisa menggunakan bahasa yang baik dan benar tidak hanya asal ucap saja
yang dikeluarkan dari mulut tetapi kita harus bisa menguasai bahasa masyarakat
seperti apa, jadilah pemimpin yang tidak hanya mementingkan diri sendiri saja. Yang
namanya bahasa tidak akan terpisahkan dari manusia karena bahasa akan mengikuti
kemana pun manusia pergi mulai saat bangun sampai jauh malam waktu ia

18
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

beristirahat, manusia tidak lepas memakai bahasa, malahan pada saat waktu tidur
pun tidak jarang ia memakai bahasa, pada manusia kelihatan tidak berbicara, pada
hakekatnya ia masih juga memakai bahasa, karena bahasa adalah merupakan alat
yang dipakainya untuk membentuk pikiran dan perasaanya, dan bahasa adalah dasar
pertama-tama dan paling berurat berakar dari masyarakat manusia. Bahasa adalah
tanda jelas keperibadian karena bahasa merupakan kunci kesuksesan bagi setiap
manusia, bahasa merupakan milik pribadi seseorang, bahasa merupakan tempat
pelarian seseorang pada waktu kesunyian, bila rasa atau pikiran menjelajahi soal-soal
kehidupan, baik di dalam manusia itu sendiri maupun di kehidupan sekelilingnya,
misalnya seorang penyair atau buku harian seorang pemikir. Misalnya kita sebagai
manusia atau makhluk sosial pasti mempunyai pemikiran apalagi kita hidup di dunia
teater, bisa mengungkapkan apa untuk mengisi kesunyiannya yaitu misalnya
membuat puisi, atau menulis tentang karya-karya sastra yang bisa dipahami oleh
semua manusia, asalkan bahasa yang digunakanya baik dan benar. Sifat bahasa yang
pertama, maka bahasa merupakan kunci yang paling menghasilkan untuk membuka
ciri-ciri suatu kelompok masyarakat. Sifat bahasa yang kedua yaitu bahasa sebagai
kegiatan sendiri. Seperti membuat novel, karya ilmiah, dan sebagainya.
Menganalisis Bahasa
Menurut pendapat saya menganalisis bahasa itu sangat penting bagi semua
makhluk hidup, misalnya kita menganalisis bahasa luar supaya bahasa tersebut dapat
dipahami. Jadi, menganalisis bahasa tersebut tidak hanya memantau saja. Supaya
bahasa tersebut dapat dianalisis, kita sebagai makhluk sosial harus bisa menganalisis
bahasa mana pun karena bahasa tersebut sangat penting bagi kita, agama, bangsa,
maupun negara. Karena itu adalah kunci kesuksesan bagi kita semua dapat menguasai
bahasa manapun. Hidup tanpa bahasa bagaikan kita tidak punya apa-apa. Kita sebagai
warga Indonesia harus menggunakan bahasa yang baik dan benar, jangan asal keluar
dari mulut dan masuk ke mulut. Jagalah nama baik negara kita dengan menggunakan
bahasa yang selayaknya kita katakana. Gunakanlah bahasa yang sepantasnya untuk
menjaga negara kita dengan baik.
Ada dua macam bahasa yang persoalanya mendapat perhatian kita.
1. Bahasa pertama yaitu bahasa sehari-hari atau bahasa daerah. Bahasa pertama
atau bahasa ibu ialah bahasa yang diajarkan dan dipakai di lingkungan keluarga.
2. Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua yaitu bahasa yang diajarkan di sekolah
dan dipakai dalam komunikasi resmi, tetapi pada dasarnya tidak dipakai di
lingkungan keluarga.
Pengertian Bahasa

Bahasa sebagai alat kebudayaan bahasa dan sastra. Seniman pada umumnya,
bila ternyalakan emosi keseniannya oleh sesuatu, akan berusaha semerdeka mungkin
untuk bersatu dengan medium yang dipakainya untuk menyatakan haru yang
ditimbulkannya itu. Saya katakan semerdeka mungkin karena pada hakekatnya
seniman itu tidak memiliki kemerdekaan yang sepenuhnya. Kita ketahui bahwa bahasa
mempunyai keanehan-keanehannya sendiri. Oleh karena sastrawan harus menuangkan
harunya dalam bentuk yang telah ditentukan oleh bahasanya, agaknya jelas bahwa

19
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

sastra yang satu tidak akan sama dengan sastra yang lain. Sebenarnya keterangan ini
agak berlebih-lebihan karena kita tahu bahwa tidak ada kebudayaan yang sama dan
bahasa sebagai alat untuk mengkodekan kebudayaan itu tentulah berlainan pula,
maka sudah barang tentu demikian juga sastranya. Oleh sebab itu, apa yang
dikatakan Croce memang betul bahwa satu sastra tidak mungkin diterjemahkan ke
dalam bahasa yang lain. Namun, ada pula terjemahan-terjemahan sastra yang baik.
Beberapa contoh tentang kekusutan yang mungkin timbul tentang arti sesuatu yang
kita katakan, bahasa mempunyai bahasa masing-masing atau gaya bahasa semua
orang pasti akan berbeda, bahkan dalam satu keluarga pun dalam segi bahasa dan
cara berbicara pasti akan berbeda karena semua mempunyai gaya bahasa masing-
masing, misalnya dengan contoh kakak dengan adik kakak bahasanya seperti ini dan
adik gaya bahasanya seperti ini contohnya daerah kabupaten Garut dengan
kecamatan Bungbulang dengan Garut Kota pasti berbeda, walaupun satu kabupaten
karena mereka mempunyai gaya bahasa masing-masing. Jadi, kita jangan
menyepelekan bahasa karena bahasa merupakan bagian kehidupan kita.
Bahasa Indonesia bagi kita merupan suatu karunia Tuhan karena adanya
bahasa sekaligus telah melenyapkan persoalan bahasa nasional yang sangat pelik dan
gampang menimbulkan emosi kedaerahan. Dalam hubungan inilah kita menyadari jasa
penada Muhammad Yamin dengan kawan-kawannya. Di dalam suatu masyarakat yang
mengalami perkembangan setapak demi setapak, di seluruh bidang kehidupannya
perkembangan bahasa biasanya terdapat di dalam bidang ekonomi, politik, maupun
kultural kadang-kadang diciptakan pula susunan-susunan mengemukan proposi-proposi
yang baru. Umpamanya jika bahasa itu menempatkan sebab musabab sesuatu cara
mengemukakan proposisi baru yang memerlukan.

Pengertian Bahasa

20
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Hana Susana

Apakah Bahasa Itu?


Dalam masyarakat, kata bahasa sering dipergunakan dalam pelbagai konteks
dengan pelbagai macam makna. Ada orang yang berbicara tentang ―bahasa warna‖,
―bahasa bunga‖, ―bahasa diplomasi‖, dan sebagainya. Di samping itu dalam kalangan
terbatas, terutama di kalangan orang yang membahas soal-soal bahasa, ada yang
berbicara tentang ―bahasa tulisan‖, ―bahasa tutur‖, dan sebagainya. Untuk pemakaian
pertama tersebut tidak akan ada komentar apa-apa di sini. Maklumlah, sudah lazim
kata-kata yang sebenarnya mempunyai makna tertentu dalam suatu bidang dipakai
secara luas oleh masyarakat umum sehingga maknanya menjadi kabur. Contoh lain
dapat kita temukan dalam pemakaian kata-kata seperti; emas, film, logis, wacana,
harga diri kurang, dan sebagainya. Kata-kata tersebut dalam pemakaian bidang
ilmunya memiliki makna tetap dan tertentu, tetapi lebih banyak dipakai oleh orang
awam, yakni orang yang tidak bergerak dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
Pemakaian kedua akan disinggung tentang bahasa dalam kebudayaan dan masyarakat,
karena walaupun ada kebenaran di belakangnya namun dilihat dari sudut sistematik
linguistik kata atau istilah bahasa di sana tidak dipergunakan dengan pengertian yang
cukup tajam.
Bagi linguistik (ilmu yang khusus mempelajari bahasa) bahasa adalah sistem
tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok
masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Definisi tersebut perlu dijelaskan dan diuraikan sebagai berikut;
1. Bahasa adalah sebuah sistem , artinya bahasa itu bukanlah sebuah unsur yang
terkumpul secara beraturan seperti halnya sistem-sistem lain. Unsur-unsur
bahasa ―diatur‖ seperti pola-pola yang berulang sehingga kalau hanya salah satu
bagian saja tidak tampak maka dapatlah ―diramalkan‖ atau ―dibayangkan‖
keseluruhan ujarannya, misalnya bila kita menemukan bentuk seperti;
 berangkat . . . . . kantor,
 ibu tinggal . . . . . rumah,
dengan cepat dapat kita duga bagaimana bunyi kalimat itu secara keseluruhan.
Pengertian Bahasa

Sifat itu dapat dijabarkan lebih jauh dengan mengatakan bahwa bahasa itu
sistematis, artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang
terkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan; di samping itu bahasa
juga sistemis, artinya bahasa bukanlah sistem yang tunggal melainkan terdiri dari
beberapa subsistem, yakni; subsistem fonologi, subsistem gramatika, dan
subsistem leksikon. Agak berbeda dengan subsistem-subsistem dalam sepeda,
subsistem-subsistem bahasa (terutama subsistem fonologi, subsistem morfologi,

21
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

dan subsistem sintaksis) tersusun secara hierarkial, artinya subsistem yang satu
terletak di bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di
bawah subsistem lainnya lagi. Ketiga subsistem itu (fonologi, morfologi, dan
sintaksis) terkait dengan subsistem semantik. Sedangkan subsistem leksikon juga
diliputi subsistem semantik, berada di luar ketiga subsistem struktural itu.
Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran linguistik
atau tataran bahasa. Jika diurutkan dari tataran yang terendah sampai tataran
yang tertinggi, dalam hal ini yang menyangkut ketiga subsistem struktural di atas
adalah tataran fonem, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Tataran fonem
termasuk dalam bidang kajian fonologi, tataran morfem dan kata termasuk dalam
bidang kajian morfologi, sedangkan tataran frase, klausa, kalimat, dan wacana
termasuk dalam bidang kajian sintaksis. Tetapi perlu dicatat, bahwa ―kata‖ selain
dikaji dalam morfologi juga dikaji dalam sintakis. Dalam morfologi, kata menjadi
satuan terbesar, sedangkan dalam sintaksis menjadi satuan terkecil. Dalam kajian
morfologi kata itu dikaji struktur dan proses pembentukannya, sedangkan dalam
sintaksis dikaji sebagai unsur pembentukan satuan sintaksis yang lebih besar.
Perlu dicatat pula, kajian linguistik itu sendiri dibagi dalam beberapa
tataran, yaitu; tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran
semantik, dan tataran leksikon. Tataran morfologi sering digabung dengan
tataran sintaksis menjadi, yang disebut tataran gramatika atau tata bahasa. Di
atas semua itu ada tataran pragmatik, yaitu kajian yang mempelajari penggunaan
bahasa dengan pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia.
Hierarki subsistem bahasa itu diterangkan seperti berikut;
a. wacana, kalimat, klausa, frase, kata, morfem termasuk ke dalam kajian
sintaksis;
b. kata dan morfem termasuk ke dalam kajian morfologi; sedangkan
c. fonem dan fon termasuk ke dalam kajian fonologi.
2. Bahasa merupakan sistem tanda, artinya hal atau benda yang mewakili sesuatu
atau hal yang menimbulkan reaksi sama bila orang menanggapi apa yang
diwakilinya itu. Setiap bagian dari sistem itu atau setiap bagian dari bahasa
tentulah mewakili sesuatu. Tegasnya, bahasa itu bermakna. Hal itu berarti bahasa
berkaitan dengan segala aspek kehidupan dan alam sekitar masyarakat yang
memakainya.
3. Bahasa sebagai lambang. Kata lambang sudah sering didengar dalam percakapan
sehari-hari. Umpamanya dalam membicarakan bendera Merah Putih sering
Pengertian Bahasa

dikatakan merah adalah lambang keberanian dan putih lambang kesucian. Gambar
bintang dalam Garuda Pancasila yang merupakan lambang asas Ketuhanan Yang
Maha Esa; serta gambar padi dan kapas yang merupakan lambang asas keadilan
sosial. Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian
yang sama. Lambang dengan pelbagai seluk beluknya dikaji orang dalam kegiatan
ilmiah. Dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu
yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia termasuk

22
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

bahasa. Dalam semiotika atau semiologi (yang di Amerika ditokohi oleh Charles
Sanders Peierce dan di Eropa oleh Ferdinand de Saussure) dibedakan adanya
beberapa jenis tanda, antara lain; tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal),
gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
Sebelum membicarakan konsep bahasa sebagai lambang, ada baiknya kita
bicarakan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan istilah-istilah tersebut.
Tanda, selain dipakai sebagai istilah generik (dari semua yang termasuk kajian
semiotika juga sebagai salah satu dari unsur spesifik kajian semiotika itu) adalah
sesuatu yang dapat menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan
tindakan secara langsung dan alamiah. Misalnya, kalau di kejauhan tampak ada
asap membungbung tinggi, maka kita tahu di sana pasti ada api, sebab asap
merupakan tanda akan adanya api itu. Jika di tengah jalan raya terdapat banyak
pecahan kaca mobil berhamburan, maka kita akan tahu bahwa di tempat itu telah
terjadi kecelakaan (tabrakan mobil). Dari contoh-contoh di atas, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tanda bisa juga menandai bekas kejadian .
Berbeda dengan tanda, lambang atau simbol tidak bersifat langsung dan
alamiah. Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional (tidak secara
alamiah dan langsung). Untuk memahami lambang ini tidak ada jalan lain selain
harus mempelajarinya. Sama halnya dengan cara mengenal lambang yang berupa
gambar atau warna, untuk mengenal lambang bahasa yang berupa bunyi itu kita
juga harus mempelajarinya. Dalam bahasa Indonesia untuk konsep ―binatang
berkaki empat yang bisa dikendarai‖ dilambangkan berupa bunyi [kuda], sebab
dalam bahasa lain, tidak sama lambangnya. Dalam bahasa Jawa lambangnya berupa
bunyi [jaran], dalam bahasa Inggris berupa bunyi yang ditulis horse dan dalam
bahasa Belanda berupa bunyi yang ditulis paard.
Ferdinand de Sausure tidak menggunakan istilah lambang atau simbol,
melainkan istilah tanda (signe) atau tanda linguistik (signelinguistique). Oleh
karena itu, dalam kepustakaan kita ada yang menyatakan bahwa bahasa adalah
sistem tanda. Akhir-akhir ini sudah biasa juga digunakan istilah penanda untuk
‗yang menandai‘ (signifie menurut peristilahan de Saussure) dan pertanda untuk
‗yang ditandai‘ (significant menurut peristilahan de Saussure).
4. Bahasa merupakan sistem bunyi, memang pada dasarnya bahasa itu berupa
bunyi. Apa yang kita kenal sebagai tulisan sifatnya sekunder karena manusia
dapat berbahasa tanpa mengenal tulisan. Sebelumnya telah disebutkan bahwa
bahasa adalah sistem dan lambang, tetapi yang dibahas sekarang yaitu bahasa
Pengertian Bahasa

merupakan bunyi. Maka seluruhnya dapat dikatakan, bahwa bahasa adalah sistem
lambang bunyi. Jadi, sistem bahasa itu berupa lambang yang wujudnya berupa
bunyi. Menurut Kridalaksana (1983:27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf
sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-
perubahan dalam tekanan udara.
5. Bahasa bersifat produktif, artinya sebagai sistem dari unsur-unsur yang
jumlahnya terbatas namun bahasa dapat dipakai tidak terbatas oleh pemakainya

23
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

sesuai dengan kebutuhan. Bahasa Indonesia misalnya; mempunyai fonem kurang


dari tiga puluh tetapi, mempunyai kata lebih dari 80.000 yang mengandung
fonem-fonem itu. Kemungkinan saja, dengan fonem-fonem tersebut diciptakan
kata-kata baru. Dilihat dari sudut penuturan, bahasa Indonesia mempunyai lima
tipe kalimat yakni; pernyataan, pertanyaan, perintah, keinginan, dan seruan.
Kegunaan kelima tipe tersebut adalah untuk menyusun kalimat yang jumlahnya
ribuan, bahkan jutaan.
6. Bahasa bersifat unik, artinya setiap bahasa mempunyai sistem yang khas (tidak
harus ada dalam bahasa lain). Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem
pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
Salah satu keunikan bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak bersifat
morfemis, melainkan sintaksis. Maksudnya, pada kata tertentu di dalam kalimat
kita berikan tekanan, maka makna kata itu tetap yang berubah hanya makna
keseluruhan kalimat. Bahasa Jawa mempunyai sekitar seratus kata untuk
menyebutkan anak pelbagai binatang yang tidak ada dalam bahasa lain.
7. Kebalikan dari hal yang digunakan sebelumnya, ada pula sifat-sifat bahasa yang
dimiliki oleh bahasa lain sehingga ada sifat universal (ada pula yang hampir
universal). Hal ini misalnya dapat kita lihat dalam bahasa Indonesia, salah satu
ciri bahasa ini adalah bahwa konfiks ke-an hanya dapat bergabung dengan
sebanyak-banyaknya dua bentuk, seperti;
 Tidak pasti ketidakpastian
 Salah paham menjadi
kesalahpahaman
 Boleh jadi kebolehjadian.
8. Bahasa mempunyai variasi, karena bahasa itu dipakai oleh kelompok manusia
untuk bekerja sama dan berkomunikasi. Kelompok manusia banyak macamnya,
terdiri dari laki-laki, perempuan, tua, muda, ada orang yang bersekolah, ada orang
yang tidak bersekolah, pendeknya yang berinteraksi dalam berbagai lapangan
kehidupan dan mempunyai bahasa untuk pelbagai keperluan. Setiap manusia
mempunyai kepribadian sendiri, hal ini yang paling nyata tertonjol dalam
berbahasa.
9. Melalui bahasa suatu kelompok sosial akan mengidentifikasi dirinya sendiri. Di
antara semua ciri budaya, bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol
karena melalui bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan
yang berbeda dari kelompok lain. Bagi kelompok sosial tertentu, bahasa tidak
Pengertian Bahasa

sekedar merupakan sistem tanda, melainkan sebagai lambang identitas sosial. Apa
yang kita sebut bahasa Cina (misal) sebenarnya merupakan lambang sosial yang
ditandai oleh satu sistem, tulisan yang mengikat jutaan manusia (terdiri dari
berbagai suku bangsa) dengan berbagai bahasa yang cukup jauh perbedaannya.
Sebaliknya, dipandang dari sudut tata bunyi dan tata bahasa tetapi oleh
pemakainya dianggap dua bahasa dan menandai dua kelompok yang berbeda.
Kenyataan bahwa bahasa adalah lambang sosial hanyalah mengukuhkan apa yang

24
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

telah lama (entah selama berapa abad) dikenal orang Melayu dengan pepatahnya
―bahasa menunjukkan bangsa‖.
10. Karena digunakan manusia yang masing-masing mempunyai cirinya sendiri untuk
berbagai keperluan, bahasa memiliki fungsi. Fungsi itu tergantung pada faktor-
faktor siapa, apa, kepada siapa, tentang apa, dimana, bilamana, berapa lama,
untuk apa, dan dengan apa bahasa itu diujarkan. Bahasa yang digunakan manusia
bermanfaat untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Melalui bahasa
pula, seseorang dengan mudah akan mampu mengeluarkan gagasan dan pendapat.

Pengertian Bahasa

25
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Pika Widara

A. Pengertian Bahasa
Bahasa banyak sekali ragamnya, apalagi mengenai pengertiannya karena
bahasa pada hakikatnya bersipat arbitrer, produktif, dinamis, dan manusiawi. Maka
dari itu, batasan mengenai pengertian bahasa merupakan suatu sistem, sebagai
sistem, bahasa bersifat arbitrer, dan sebagai sistem arbitrer. Bahasa sebagai alat
komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia dan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol pokok.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian bahasa diantaranya yaitu:
Keraf (dalam Smarapradhipa 2005:1) memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama, bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah
sistem komukasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal.
Menurut Owen (dalam setiawan, 2006:1) bahasa dapat didefinisikan sebagai
kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan
konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol
yang diatur oleh ketentuan.
Menurut Santoso (1990:1) bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia secara sadar.
Menurut Wibowo (2001:1) bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna
dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,
yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.
Menurut Syamsuddin (1986:1) beliau memberi dua pengertian bahasa.
Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan,
keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan
dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik
maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas
dari budi kemanusiaan.
B. Jenis Bahasa
Pengertian Bahasa

Bahasa memiliki beberapa jenis, yaitu:


1. Jenis bahasa berdasarkan sosiologis
Penjenisan berdasarkan faktor sosiologis artinya penjenisan itu tidak
terbatas pada struktur internal bahasa, tetapi juga berdasarkan faktor sejarah,
kaitannya dengan sistem linguistik lain, dan pewarisan dari satu generasi kegenerasi
berikutnya.

26
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Stewart (dalam Fishman (ed) 1968) menggunakan empat dasar untuk


menjeniskan bahasa-bahasa secara sosiologis, yaitu:
a. Standarisasi
b. Otonomi
c. Historitas
d. Vitalitas
Secara singkat, keempat dasar ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Standarisasi (pembukaan), adalah adanya kodifikasi dan penerimaan terhadap
sebuah bahasa oleh masyarakat pemakaian bahasa itu akan seperangkat kaidah
atau norma yang menentukan pemakaian ―bahasa yang benar‖.
 Otonomi (keotonomian), sebuah sistem linguistik disebut mempunyai keotonomian
jika sistem linguistik itu memiliki kemandirian sistem yang tidak berkaitan dengan
bahasa lain.
 Historitas (kesejarahan), sebuah sistem linguistik dianggap mempunyai historitas
jika diketauhi atau dipercaya sebagai hasil perkembangan yang normal pada masa
yang lalu. Faktor kesejarahan ini berkaitan dengan tradisi dari etnik tertentu.
Jadi, faktor historis ini mempersoalkan, apakah sistem linguistik itu tumbuh
melalui pemakaian oleh kelompok etnik atau sosial tertentu tidak.
 Vitalitas (keterpakaian), maksudnya adalah pemakaian sistem linguistik oleh satu
masyarakat penutur asli yang tidak terisolasi.
2. Jenis bahasa berdasarkn sikap politik
Berdasarkan sikap politik atau sosial politik dapat membedakan adanya
bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa negara, dan bahasa persatuan. Pembedaan ini
dikatakan berdasarkan sikap sosial politik karena sangat erat kaitannya dengan
kepentingan kebangsaan. Sebuah sistem linguistik disebut bahasa nasional, seringkali
disebut sebagai bahasa kebangsaan.
3. Jenis bahasa berdasarkan tahap pemerolehan
Berdasarkan tahap pemerolehannya dapat dibedakan adanya bahasa
pertama/bahasa ibu, bahasa kedua, dan bahasa asing.
1) Bahasa ibu lazim juga disebut bahasa pertama (disingkat B1) karena bahasa itulah
yang pertama-tama dipelajarinya.
2) Bahasa kedua, lazimnya disebut bahasa yang dipelajari setelah bahasa ibu.
Disebut bahasa ke dua (B2).
3) Bahasa asing lazimnya disebut juga sebagai bahasa ketiga (B3). Jadi mempelajari
bahasa selain bahasa ibu dan bahasa ke dua.
Pengertian Bahasa

1. Keragaman bahasa
§ Ragam bahasa pada bidang tertentu.
§ Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek.
§ Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek.
§ Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial.
§ Ragam bahasa pada bentuk bahasa.
§ Ragam bahasa pada suatu situasi.

27
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

2. Fungsi bahasa dalam masyarakat


Berikut ini fungsi bahasa dalam masyarakat.
§ Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
§ Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
§ Alat untuk mengidentifikasi diri.
3. Fungsi-fungsi bahasa
Fungsi-fungsi bahasa antara lain dapat dilihat dari
§ Sudut penutur
§ Pendengar
§ Topik
§ Kode
§ Amanat pembicaraan
Secara singkat, kelima fungsi ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
o Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal (pribadi).
Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya.
Dalam hal ini pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih,
marah, atau bahagia.
o Dilihat dari segi pendengar (lawan bicara), maka bahasa itu berfungsi direktif,
yaitu untuk mengatur tingkah laku pendengar.
o Bila dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial. Di
sini bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa
yang ada di sekeliling penutur.
o Dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahsa itu berfungsi metalingual
yakni, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
o Dilihat dari segi amanat (message) yang akan disampaikan, maka bahasa itu
berfungsi imaginative. Fungsi imaginative ini biasanya berupa karya seni (puisi,
dongeng) yang digunakan untuk kesenagan penutur maupun para pendengarnya.

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, bekerjasama,
dan identifikasi diri, baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Bahasa
memiliki komponen-komponen yang tersusun secara hierarkis meliputi komponen
fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis. Sesuai dengan keberadaannya sebagai
suatu sistem masing-masing komponen saling memberi arti, saling berhubungan dan
saling menentukan.
Pengertian Bahasa

28
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Ramdhan Jaelani

Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat


komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.
Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan
kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai
lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosa kata itu
oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai
penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan
identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan
adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi
dengan bendanya.

Fungsi Bahasa dalam Masyarakat


1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh
dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah
setajam pisau atau silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya
tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara atau target
komunikasi.
Keraf (dalam Smarapradhipa, 2005:1) memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer.
Lain halnya menurut Owen (dalam Stiawan, 2006:1) definisi bahasa yaitu
language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule
Pengertian Bahasa

governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode


yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep
melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang
diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4),
beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang

29
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah
seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia secara sadar.
Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan
(language may be form and not matter ) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang
arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari
suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut
dikemukakan oleh Mackey (1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk
melahirkan perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan
definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan
ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin
(1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang
dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan,
alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda
yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari
keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat
komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi. Tetapi bahasa pada dasarnya
lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran,
perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi: (i) untuk tujuan praktis:
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, (ii) untuk tujuan artistik: manusia
mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa
estetis manusia, (iii) sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di
luar pengetahuan kebahasaan, (iv) untuk mempelajari naskah-naskah tua guna
menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat,
serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).
Dikatakan oleh para ahli budaya bahwa bahasalah yang memungkinkan kita
membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan
bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transaksi, dan
Pengertian Bahasa

melaksanakan kegiatan sosial dengan bidang dan peran kita masing-masing. Dengan
bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan merencanakan
masa depan. Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar.
Kita ambil contoh, misalnya mahasiswa. la membutuhkan informasi yang berkaitan
dengan bidang studinya agar lulus dalam setiap ujian dan sukses meraih gelar atau
tujuan yang diinginkan. Seorang dokter juga sama. la memerlukan informasi tentang
kondisi fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera.

30
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Contoh lain, seorang manager yang mengoperasikan, mengontrol, atau mengawasi


perusahaan tanpa informasi ia tidak mungkin dapat mengambil keputusan dan
menemukan kebijaksanaan karena setiap orang membutuhkan informasi, komunikasi
sebagai proses tukar-menukar informasi, dengan sendirinya juga mutlak menjadi
kebutuhan setiap orang.

Perkembangan Bahasa Indonesia


Kata Indonesia berasal dari gabungan kata Yunani indus 'India' dan nesos
'pulau atau kepulauan'. Jadi, secara etimologis berarti kepulauan yang telah
dipengaruhi oleh kebudayaan India, atau hanya kepulauan India. Pencipta kata
tersebut ialah George Samuel Windsor Earl, sarjana Inggris yang menulis dan
memakai kata itu dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, Vol. IV-
hlm 17, bulan Februari 1850. Ia menggunakan kata Indonesians dalam majalah itu,
sedangkan orang yang mempopulerkan kata lndnesian adalah ahli etimologi Jerman,
Adolf Bastian, yang memakainya dalam buku-buku yang ditulisnya sejak tahun 1884.
Buku-buku ini diberi judul Indwonesien order die Inseln des Malayischen Archipel.
Bahasa Indonesia yang sekarang itu ialah bahasa Melayu kuno yang dahulu
digunakan orang Melayu di Riau, Johor, dan Lingga yang telah mengalami
perkembanggan berabad-abad lamanya. Dalam keputusan Seksi A No. 8. hasil
Kongres Bahasa Indonesia 11 di Medan 1954, dikatakan bahwa dasar bahasa
Indonesia ialah bahasa Melayu yang disesuaikan dengan pertumbuhan dalam
masyarakat dan kebudayaan Indonesia sekarang.
Sehubungan dengan perkembangan bahasa Indonesia, ada beberapa masa
dan tahun bersejarah yang penting sebagai berikut.
1. Masa Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-7. Pada waktu itu Bahasa Indonesia
yang masih bernama bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca atau
bahasa penghubung, bahasa pengantar. Bukti, historis dari masa ini antara lain
prasasti atau batu bertulis yang ditemukan di Kedukan Bukit, Kota Kapur, Talang
Tuwo. Karang Brahi yang berkerangka tahun 680 Masehi. Selain ini dapat disebutkan
bahwa data bahasa Melayu paling tua justru dalam prasasti yang ditemukan di
Sojomerta dekat Pekalongan, Jawa Tengah.
2. Masa Kerajan Malaka, sekitar abad ke-15. Pada masa ini peran bahasa Melayu
sebagai alat komunikasi semakin penting. Sejarah Melayu karya Tun Muhammad Sri
Lanang adalah peninggalan karya sastra tertue yang ditulis pada masa ini. Sekitar
tahun 1521, Antonio Pigafetta menyusun daftar kata Italy-Melayu yang pertama.
Pengertian Bahasa

Daflar itu dibuat di Tidore dan berisi kata-kata yang dijumpai di sana.
3. Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, sekitar abad ke-19. Fungsi bahasa
Melayu sebagai sarana pengungkap nilai-nilai estetik kian jelas. Ini dapat dilihat dari
karya-karya Abdullah seperti Hikayat Abdullah, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri
Jedah, Syair tentang Singapura Dimakan Api, dan Pancatanderan Tokoh lain yang
Perlu dicatat di sini ialah Raja Ali Haji yang terkenal sebagai pengarang Gurindam
Dua Belas, Silsilah Melayu Bugis, dan Bustanul Katibin.

31
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

4. Pada tahun 1901 diadakan pembakuan ejaan yang pertama kali oleh Prof. Ch.
van Ophuysen dibantu Engku Nawawi dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan
mereka yang dikenal dengan Ejaan Van Ophuysen ditulis dalam buku yang berjudul
Kitab Logat Melajoe.
5. Tahun 1908 pemerintah Belanda mendirikan Commissie de lndlandsche School
en Volkslectuur (Komisi Bacaan Sekolah Bumi Putra dan Rakyat). Lembaga ini
mempunyai andil besar dalam menyebarkan serta mengembangkan bahasa Melayu
melalui bahan-bahan bacaan yang diterbitkan untuk umum.
6. Tahun 1928 tepatnya tanggal 28 Oktober, dalam Sumpah Pemuda, bahasa
Melayu diwisuda menjadi bahasa Nasional bangsa Indonesia sekaligus namanya
diganti menjadi bahasa Indonesia. Alasan dipilihnya bahasa Melayu menjadi bahasa
nasional ini didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa tersebut (1) telah dimengerti
dan dipergunakan selama berabad-abad sebagai Lingua Franca hampir di seluruh
daerah kawasan Nusantara, (2) strukturnya sederhana sehingga mudah dipelajari
dan mudah menerima pengaruh luar untuk memperkaya serta menyempurnakan
fungsinya. (3) bersifat demokratis sehingga menghindarkan kemungkinan timbulnya
perasaan sentimen dan perpecahan, dan (4) adanya semangat kebangsaan yang lebih
besar dari penutur bahasa Jawa dan Sunda.
"Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa jang sama, bahasa
Indonesia" demikian rumusan Sumpah Pemuda yang terakhir dan yang benar.
7. Tahun 1933 terbit majalah Poedjangga Baroe yang pertama kali . Pelopor
pendiri majalah ini ialah Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane,
yang ketiganya ingin dan berusaha memajukan bahasa Indonesia dalam segala bidang.
8. Tahun 1938, dalam rangka peringatan 10 tahun Sumpah Pemuda diadakan
Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, yang dihadiri ahli-ahli bahasa dan para
budayawan seperti Ki Hadjar Dewantara, Prof Dr Purbatjaraka dan Prof Dr. Husain
Djajadiningrat. Dalam kongres ditetapkan keputusan untuk menditikan Institut
Bahasa Indonesia, mengganti ejaan van Ophuysen, serta menjadikan bahasa
Indonesia menjadi bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.
9. Masa pendudukan Jepang (1942-1945). Pada masa ini peran bahasa Indonesia
semakin penting karena pemerintah Jepang melarang penggunnan bahasa Belanda
yang dianggapnya sebagai bahasa musuh penguasa Jepang terpaksa mengangkat
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam administrasi pemerintahan dan bahasa
pengantar di lembaga pendidikan, karena bahasa Jepang sendiri belum banyak
dimengerti oleh bangsa Indonesia. Untuk mengatasi berbagai kesulitan, akhirnya
Pengertian Bahasa

Kantor Pengajaran Balatentara Jepang mendirikan Komisi Bahasa Indonesia.


10. Tahun 1945, tepatnya 18 Agustus bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa
negara, sesuai dengan bunyi UUD 45, Bab XV, Pasal 36: Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia.
11. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan pemakaian Ejaan Repoeblik sebagai
penyempummn ejaan sebelumnya Ejaan ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan
Ejaan Soewandi.

32
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

12. Balai Bahasa yang dibentuk Wont 1948, yang kemudian namanya diubah
menjadi Lembaga Bahasa Nasional (LBN) tahun 1968, dan dirubah lagi menjadi
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Pada tahun 1972 adalah lembaga yang
didirikan dalam rangka usaha pemantapan perencanaan bahasa.
13. Atas prakarsa Mentri PP dam K, Mr. Moh. Yamin, Kongres Bahasa Indonesia
Kedua diadakan di Medan tanggal 28 Oktober s.d. 1 November 1954 . Dalam
kongres ini disepakati suatu rumusan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu, tetapi bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu karena bahasa
Indonesia adalah bahasa Melayu yang sudah disesuaikan pertumbuhannya dengan
masyraakat Indonesia sekarang .
14. Tahun 1959 ditetapkan rumusan Ejaan Malindo , sebagai hasil usaha
menyamakan ejaan bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu yang digunakan
Persekutuan Tanah Melayu. Akan tetapi, karena pertentangan politik antara
Indonesia dan Malaysia, ejaan tersebut menjadi tidak pernah diresmikan
pemakaiannya.
15. Tahun 1972 pada tanggal 17 Agustus, diresmikan pemakaian Ejaan Yang
Disempurnakan yang disingkat EYD. Ejaan yang pada dasarnya adalah hasil
penyempurnaan dari Ejaan Bahasa Indonesia yang dirancang oleh panitia yang
diketuai oleh A. M. Moeliono juga digunakan di Malaysia dan berlaku hingga sekarang.
16. Tahun 1978, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke-50.
Bulan November di Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III.
Kongres ini berhasil mengambil keputusan tentang pokok-pokok pikiran mengenai
masalah pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Di antaranya ialah
penetapan bulan September sebagai bulan bahasa.
17. Tanggal 21 - 26 November 1983, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta,
berlangsang Kongres Bahasa Indonesia IV. Kongres yang dibuka oleh Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr. Nugroho Notosusanto, berhasil merumuskan
usaha-usaha atau tindak lanjut untuk memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan negara.
18. Dengan tujuan yang sama, di Jakarta 1988, diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia V.
19. Tahun 1993, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.
Kongres Bahasa Indonesia berikutnya akan diselenggarakan setiap lima tahun sekali.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagaimana kita ketahui dari uraian di
atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oklober 1928 bahasa
Pengertian Bahasa

Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, Bab
XV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa
bahasa Indonesia mempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara.

33
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem
lambang nilai budaya, yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi
bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebut di dalam kedudukan yang diberikan.

Pengertian Bahasa

34
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Roy Nuroni Budi

Bahasa memiliki makna lebih dari satu sehingga dapat membingungkan.


Bahasa pun sering diartikan sebagai ―alat komunikasi‖, jawaban ini tidak salah tetapi
ini juga tidak benar karena jawaban itu hanya mengatakan ―bahasa adalah alat‖. Jadi
itu lebih menjelaskan kepada fungsi bahasa bukan terhadap ―sosok‖ bahasa itu
sendiri. Sehingga banyak pakar yang membuat definisi tentang bahasa dengan
pertama-tama menonjolkan segi fungsinya itu, seperti Sapir (122:8), Badudu
(1989:3), Keraf (1984:16), dan Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono)
―bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi
diri‖.
Beberapa contoh tentang kekusutan yang mungkin timbul tentang arti
sesuatu yang kita katakan, bahasa mempunyai bahasa masing-masing atau gaya
bahasa semua orang pasti akan berbeda, bahkan dalam satu keluarga pun dalam segi
bahasa dan cara berbicara pasti akan berbeda karena semua mempunyai gaya
bahasa masing-masing, misalnya dengan contoh kakak dengan adik kakak bahasanya
seperti ini dan adik gaya bahasanya seperti ini contohnya daerah kabupaten Garut
dengan kecamatan Bungbulang dengan Garut Kota pasti berbeda, walaupun satu
kabupaten karena mereka mempunyai gaya bahasa masing-masing, jadi kita jangan
menyepelekan bahasa karena bahasa merupakan bagin kehidupan kita.
Bahasa Indonesia bagi kita merupakan suatu karunia Tuhan karena adanya
bahasa sekaligus telah melenyapkan persoalan bahasa nasional yang sangat pelik dan
gampang menimbulkan emosi kedaerahan. Banyak masalah yang berkenaan dengan
pengertian bahasa seperti: bilamana sebuah tuturan disebut bahasa yang berbeda
dalam bahasa lainnya, dan bilamana hanya dianggap sebagai varian dari suatu bahasa.
Dua buah tuturan tersebut bisa disebut sebagai dua bahasa yang berbeda
berdasarkan dua buah patokan, yaitu patokan linguistik dan patokan politis. Secara
linguistik dua buah tuturan dianggap sebagai dua buah bahasa yang berbeda.
Meskipun bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada kegiatan
Pengertian Bahasa

manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena ―rumitnya‖ menentukan suatu
parole (ujaran nyata yang di ucapkan) bahasa atau bukan.
Bahasa dibentuk oleh kaidah atau aturan serta pola yang tidak boleh
dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah,
aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata
kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan
pengirim bahasa harus harus menguasai bahasa.

35
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Setelah kita memahami pengertian bahwa bahasa itu memiliki makna yang
bersifat arbitrer, sekarang kita mencoba mengenal lebih jauh tentang bahasa
tersebut. Bahasa memiliki banyak ragam, misalnya kita ambil contoh tentang bahasa
ibu. Bahasa ibu adalah bahasa yang sehari-hari yang didapat murni dari lingkungn
keluarga maupun lingkungan masyarakat, kepandaian dalam bahasa asli sangat penting
untuk proses belajar berikutnya, karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara
berpikir. Kepandaian yang kurang dari bahasa pertama seringkali membuat proses
belajar bahasa lain menjadi sulit. Bahasa asli oleh karena itu memiliki peran pusat
dalam. Kemudian, bahasa Indonesia bahasa yang didapat dari hasil belajar. Dalam
konteks bahasa, bahasa ibu adalah bahasa pertama dan bahasa Indonesia adalah
bahasa kedua, mengapa? Karena bahasa ibu paling kuat atau paling banyak berperan
dalam kehidupan seseorang.
Menganalisis bahasa menurut pendapat saya itu sangat penting sekali bagi
semua makhluk hidup, misalnya kita menganalisis bahasa luar supaya bahasa
tersebut dapat dipahami, jadi menganalisis bahasa tersebut tidak hanya memantau
saja supaya bahasa tersebut dapat dianalisis, kita sebagai makhluk sosial harus bisa
menganalisis bahasa manapun karena bahasa tersebut sangat penting bagi kita,
agama, bangsa, maupun negara. Ragam bahasa yang lainnya adalah: ragam bahasa
pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang
akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan. Ragam bahasa pada
bentuk bahasa, seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. Ragam bahasa pada suatu
situasi, seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku). Bahasa lisan
lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi
satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Bahasa isyarat atau gesture atau
bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh.
Bahasa sebagai sebuah sistem adalah keteraturan, sehingga jelas. Jika
bahasa itu tidak teratur dalam hal bunyi, fonem, morfem, kata, serta kalimat yang
terdapat dalam sebuah bahasa, maka dapat dipastikan pesan bahasa yang akan
disampaikan pun akan tidak teratur juga, maka harus ada aturan yang jelas. Bahasa
itu berwujud lambang, dalam bidang ilmu, istilah lambang berada dalam kajian
semiotika atau semiologi.
Bahasa sebagai lambang, di dalamnya ada tanda, sinyal, gejala, gerak isyarat,
kode, indeks, dan ikon. Lambang sendiri sering disamakan dengan simbol. Dengan
demikian, bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol untuk menyampaikan pesan
kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak
Pengertian Bahasa

disampaikan.
Bahasa berupa bunyi, kata bunyi berbeda dengan kata suara. Menurut
Kridaklaksana (1983:27) bunyi adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari
gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara.
Karena itu, banyak ahli menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah yang
sifatnya primer, dapat diucapkan dan menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa
tulis adalah bahasa skunder yang sifatnya berupa rekaman dari bahasa lisan, yang

36
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

apabila dibacakan/ dilafalkan tetap melahirkan bunyi juga. Sebagai bunyi, bahasa
berfungsi untuk menyampaikan pesan lambang dari kebahasaan sebagaimana
disebutkan di atas bahwa bahasa juga bersifat lambang.
Bahasa bersifat arbitrer, arbitrer dapat diartikan ‗sewenang-wenang,
berubah-ubah, tidak tetap, mana suka‘. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya
hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau
pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk
memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan.
Bahasa itu bermakna, bahasa sebagai suatu hal yang bermakna erat
kaitannya dengan sistem lambang bunyi. Oleh sebab bahasa itu dilambangkan dengan
suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran, yang hendak
disampaikan melalui wujud bunyi tersebut, maka bahasa itu dapat dikatakan memiliki
makna. Lambang bunyi bahasa yang bermakna itu, dalam bahasa berupa satuan-
satuan bahasa yang berwujud morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.
Bahasa itu unik karena setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang
dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem
bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat dan sistem-sistem
lainnya. Di antara keunikan yang dimiliki bahasa bahwa tekanan kata bersifat
morfemis, melainkan sintaksis. Bahasa bersifat unik berfungsi untuk membedakan
antara bahasa yang satu dengan lainnya.
Bahasa itu universal, karena bahasa itu bersifat ujaran. Ciri yang paling
umum dimiliki oleh setiap bahasa itu adalah memiliki vokal dan konsonan. Namun,
beberapa vokal dan konsonan pada setiap bahasa tidak selamanya menjadi persoalan
keunikan. Bahasa Indonesia misalnya, memiliki 6 buah vokal dan 22 konsonan, tetapi
bahasa Arab memiliki 3 buah vokal pendek, 3 buah vokal panjang, serta 28 konsonan
(Al-Khuli, 1982:321). Oleh sifatnya yang universal ini, bahasa memiliki fungsi yang
sangat umum dan menyeluruh dalam tindakan komunikasi.
Bahasa itu bervariasi, setiap masyarakat bahasa pasti memiliki variasi atau
ragam dalam bertutur. Bahasa Aceh misalnya, antara penutur bahasa Aceh bagi
masyarakat Aceh Barat dengan masyarakat Aceh di Aceh Utara memiliki variasi.
Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, dan
fungsiolek.
Bahasa itu bersifat dinamis, karena setiap tindakan manusia sering
berubah-ubah seiring perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir
manusia, bahasa yang digunakan pun kerap memiliki perubahan. Inilah yang dimaksud
Pengertian Bahasa

dengan dinamis. Dengan kata lain, bahasa tidak statis, tetapi akan terus berubah
mengiku.
Bahasa itu bersifat manusiawi, bahasa yang lahir alami oleh manusia penutur
bahasa dimaksud. Hal ini karena pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun
binatang dapat berkomunikasi. Sifat ini memiliki fungsi sebagai citra bahasa adalah
sangat baik dalam komunikasi.

37
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bahasa sebagai alat interaksi sosial, yakni dalam interaksi, manusia memang
tidak dapat terlepas dari bahasa. Seperti dijelaskan di atas, hampir di setiap
tindakan manusia tidak terlepas dari bahasa, maka salah satu hakekat bahasa adalah
alat komunikasi dalam bergaul sehari-hari.
Bahasa sebagai identitas diri. Hal ini disebabkan bahasa juga menjadi
cerminan dari sikap seseorang dalam berinteraksi. Sebagai identitas diri, bahasa
akan menjadi penunjuk karakter pemakai bahasa tersebut. Bahasa sebagai alat
kebudayaan Bahasa dan sastra. Seniman pada umumnya, bila ternyalakan emosi
keseniannya oleh sesuatu, akan berusaha semerdeka mungkin untuk bersatu dengan
medium yang dipakainya untuk menyatakan haru yang ditimbulnya itu. Kami katakan
semerdeka mungkin karena pada hakikatnya seniman itu tidak memiliki kemerdekaan
yang sepenuhnya. Kita ketahui bahwa bahasa mempunyai keanehan-keanehannya
sendiri. Oleh karena sastrawan harus menuangkan harunya dalam bentuk yang telah
ditentukan oleh bahasanya, agaknya jelas bahwa sastra yang satu tidak akan sama
dengan sastra yang lain.
Sementara itu, Brown dan Yule (1996:1) berpendapat bahwa bahasa itu
dapat berfungsi sebagai pengungkapan isi yang dideskripsikan menjadi fungsi
transaksisional dan sebagai pengungkapan hubungan sosial dan sikap-sikap pribadi
yang dideskripsikannya menjadi fungsi interaksional.
Dengan demikian, dalam pengertian bahasa menurut saya tidak terlalu
menjurus terhadap kekonkretan bahasa melainkan lebih condong terhadap fungsi
bahasa itu sendiri, meskipun banyak definisi kebahasaan yang di lontarkan oleh para
ilmuwan, tetapi tetap saja ujung-ujungnya kembali terhadap fungsi bahasa. Demikian
yang bisa saya jelaskan tentang pengertian bahasa. Saya menyadari banyak
kesalahan dengan pengertian tersebut, bahkan tidak menutup kemungkinan
pengertian yang saya tulis menyimpamg.

Pengertian Bahasa

38
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Hakikat Bahasa
Oleh: Rudi Irawan

Boleh dikatakan setiap hari kita berbahasa mulai dari matahari terbit
sampai dengan matahari terbenam, bahkan ketika bermimpi pun kita berbahasa.
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa pengertian sehingga
membingungkan penggunanya. Bahasa di sini maksudnya sama seperti yang
diungkapkan oleh Kridalaksana (dalam Abdul Chaer, 2003:32) bahwa ―bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri‖.
Banyak pakar bahasa yang mencoba memberikan definisi tentang bahasa,
tetapi pada artikel ini dituliskan beberapa sifat hakiki bahasa yang sejalan dengan
definisi bahasa dari Kridalaksana. Berikut ini ulasan dari sifat-sifat hakiki bahasa.
Bahasa sebagai sistem
Bahasa itu adalah sebuah sistem. Sistem berarti sususan teratur berpola
yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini
dibentuk oleh sejumlah unsur yang satu dengan unsur yang lain yang berhubungan
secara fungsional. Jelas memang bahasa itu adalah sistem, mulai dari bunyi-bunyi,
fonem-fonem, morfem-morfem, kata-kata, kalimat-kalimat, semuanya mempunyai
sistem-sistem atau aturan-aturan.
Bahasa sebagai lambang
Bahasa itu adalah lambang-lambang. Ferdinand de Saussure tidak
menggunakan istilah lambang atau simbol, melainkan istilah tanda (signe) atau tanda
linguistik (signe linguistique). Lambang menandai sesuatu yang lain secara
konvensional, tidak secara alamiah dan langsung. Kalau kita melayangkan pandangan
ke atas di udara terbuka dan siang hari, maka akan terlihat sesuatu yang biru di
atas. Sebenarnya itu adalah batas pandangan kita. Sebagai bangsa Indonesia kita
namakan (lambangkan) itu dengan langit. Alat untuk melihat itu kita lambangkan
mata. Jadi, seluruh benda, keadaan, perasaan, peristiwa, dan lain-lain kita berikan
lambang tertentu.
Bahasa adalah bunyi
Pengertian Bahasa

Jika dilihat dari dua sifat di atas, maka dapat dikatakan bahwa bahasa itu
adalah sistem lambang bunyi. Maksudnya, sistem bahasa itu berupa lambang yang
wujudnya berupa bunyi. Menurut Kridalaksana (1983:27) bunyi adalah kesan pada
pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena
perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Namun, bunyi yang dimaksud di sini
hanyalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Meskipun begitu ada
juga bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang tidak termasuk bunyi bahasa.

39
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bahasa itu bermakna


Sebelumnya dikatakan bahwa sistem bahasa itu berupa lambang yang
wujudnya berupa bunyi. Lambang itu merupakan suatu pengertian, suatu konsep,
suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi tersebut.
Dikarenakan lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide, atau pikiran, maka dapat
dikatakan bahwa bahasa itu memiliki makna. Lambang-lambang bunyi bahasa yang
bermakna itu di dalam bahasa berupa satuan-satuan bahasa yang berwujud morfem,
kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Semua satuan itu memiliki makna. Oleh
karena itu, segala ucapan yang tidak mempunyai makna dapat dikatakan bukan
bahasa.
Bahasa itu arbitrer
Kata arbitrer dapat diartikan ‗sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak
tetap, atau mana suka‘. Maksudnya, tidak ada hubungan wajib antara lambang bahasa
(yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh
lambang tersebut. Lambang yang berupa bunyi itu tidak memberi petunjuk apa pun
untuk mengenal konsep yang diwakilinya. Lambang-lambang itu timbul begitu saja.
Bahasa itu konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya
bersifat arbitrer, tetapi penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu
bersifat konvensional. Maksudnya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi
konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang
diwakilinya. Misalnya di Indonesia telah disepakati bahwa alat untuk minum secara
arbiter dilambangkan dengan bunyi [gelas], maka seluruh anggota masyarakat harus
mematuhinya. Jika digantikan dengan lambang lain, maka komunikasi akan terhambat
karena tidak bisa dipahami oleh penutur bahasa Indonesia lainnya dan berarti dia
telah keluar dari konvensi itu.
Bahasa itu produktif
Produktif artinya banyak hasilnya atau terus menerus menghasilkan. Bahasa
dikatakan produktif karena meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi masih
dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas—meski secara
relatif—sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu. Keproduktifan bahasa
Indonesia dapat dilihat dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang dapat dibuat.
Keproduktifan memang ada batasnya, yaitu keterbatasan pada tingkat parole dan
keterbatasan pada tingkat langue.
Bahasa itu unik
Pengertian Bahasa

Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang
lainnya. Bahasa itu unik maksudnya setiap suatu bahasa memiliki ciri khas sendiri
yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas di sini bisa menyangkut sistem
bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem-sistem
lainnya. Salah satu keunikan Bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak
bersifat morfemis, melainkan sintaksis.

40
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bahasa itu universal


Bahasa itu bersifat universal. Maksudnya, ada ciri-ciri yang sama yang
dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal ini tentunya
merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau
sifat-sifat bahasa lain. Ciri bahasa yang paling umum adalah bunyinya yang terdiri
dari vokal dan konsonan.
Bahasa itu dinamis
Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai
makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang tidak
disertai oleh bahasa. Oleh karena itu, bahasa ikut berubah sesuai dengan kegiatan
dan kehidupan masyarakat dan dikatakan bahwa bahasa itu dinamis. Perubahan dalam
bahasa ini dapat juga terjadi bukan berupa pengembangan dan perluasan, melainkan
berupa kemunduran.
Bahasa itu bervariasi
Di Indonesia terdapat berbagai latar belakang dan lingkungan yang tentu
saja tidak sama dan beragam. Oleh karena itu, bahasa yang kita gunakan menjadi
bervariasi atau beragam, di mana antara variasi atau ragam yang satu dengan ragam
yang lain seringkali memiliki perbedaan yang besar. Mengenai variasi bahasa ini ada
tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu idiolek, dialek, dan ragam.

Pengertian Bahasa

41
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Susanti

Bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau
pengertian sehingga sering kali membingungkan. Bahasa sebagai alat komunikasi yang
berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dan berupa simbol
bunyi yang mempergunakan simbol-simbol vokal yang bersifat albiter atau juga suatu
sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu
tatanan dalam sistem. Bahasa itu adalah fenomena sosial yang banyak seginya dan
suatu sistem yang sistematis.
Bahasa merupakan suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan,
dan keadaan. Suatu bentuk prilaku, perlambangan konsep diri, dan sikap sosial
seseorang yang menyimbolkan pikiran keinginan dan kepercayaan, karena bahasa
sangat erat kaitannya dengan perbuatan pribadi dan perkembangan pemahaman
dasar manusia. Suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep rill ke
dalam pikiran orang lain yang merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial yang
mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah laku.
Suatu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara
bentuk, makna, dan ucapan yang menempati tata bahasa yang telah ditetapkan.
Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap, seperti pembentukan kata baru
untuk memenuhi tuntutan komunikasi dan tekanan sosial yang mengakibatkan
perubahan terhadap item pemakaian khusus dan konstruksi bahasa.
Bahasa adalah penggunaan bahasa kode yang merupakan gabungan fonem
sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat yang
memiliki arti, karena setiap bahasa memiliki struktur sendiri. Bahasa adalah fungsi
kogini tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan hanya sutu sistem tuturan yang akan
dapat dipahami oleh masyarakat linguistik. Bahasa merupakan kaidah aturan serta
pola yang tidak boleh di langgar agar tidak menyababkan gangguan pada komunikasi
yang terjadi, kaidah, aturan, dan pola-pola yang di bentuk mencakup tata bunyi, tata
bentuk, dan tata kalimat.
Sistem lambang bunyi berarti kulasi yang bersifat sewenang-wenang dan
konvensional yang di pakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan
Pengertian Bahasa

pikiran dengan menggunakan simbol-simbol komunikasi baik berupa suara, gestur,


atau tanda-tanda berupa tulisan. Bisa dilihat dari dua sisi yaitu sacara sisi formal
dan fungsional. Secara sisi formal semua kalimat yang terbayangkan yang dibuat
menurut tata bahasa sedangkan fungsional alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan.
Bahasa sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki oleh
manusia, di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya manusia dapat juga

42
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

mengunakan alat komunikasi lain selain bahasa. Namun, tampaknya bahasa merupakan
alat komunikasi yang paling baik dan paling sempurna dibandingkan dengan alat-alat
komunikasi lain, termasuk juga alat komunikasi yang digunakan para hewan. Bahasa
adalah sebuah sistem bahasa yang dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaidahkan. Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-
komponen yang secara teratur tersusun dan membentuk satu kesatuan.
Bahasa merupakan sarana berpikir. Manusia dapat berpikir dengan baik
karena manusia memiliki bahasa, bahasa merupakan sarana berpikir yang pertama
dan mungkin yang utama. Bahkan keunikan manusia sebetulnya bukan terletak pada
kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa tidak mungkin manusia berpikir secara
sistematis, teratur, dan berlajut. Bahasa memungkinkan pula manusia berpikir secara
rumit dan abstrak. Objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol
bahasa yang bersifat abstrak.
Bahasa alat komunikasi ilmiah atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran
dan bertujuan menyampaikan informasi yang berupa ilmu. Penyampaian informasi
harus di tunjang oleh pemakaian bahasa yang bebas nilai, bebas dari unsur emotif
dan afektif. Bahasa adalah alat berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi dalam
arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan, alat
untuk menyampaikan pikiran sudah mempunyai sejarah yang panjang jika menelusuri
sejarah studi.
Pengertian bahasa menurut para ahli:
1. Menurut Keraf bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa
simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
2. Menurut Owen dalam Setiawan defenisi bahasa yaitu kode yang diterima secara
sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan
simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh
ketentuan.
3. Menurut Santoso bahasa adalah rangkain bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia secara sadar.
4. Menurut Wibowo bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi yang bersifat arbiter dan konvensional yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran
Bahasa adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya
yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya yang membutuhkan alat, sarana, dan
media. Bahasa yang dalam bahasa inggrisnya disebut language yang merupakan alat
Pengertian Bahasa

berkomunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni, sistematik, mana suka, ujar,
manusiawi, dan komunikatif. Disebut sistematik yaitu sistem bunyi dan sistem makna.
Bunyi merupakan suatu yang bersifat yang dapat ditanggap oleh panca indra kita.
Tidak semua bunyi dapat diklasifikasikan sebagai simbol sebuah kata, hanya bunyi-
bunyi yang dapat diklasifikasikan, yaitu bunyi yang dapat digunakan atau digabungkan
dengan bunyi lain sehingga membentuk satu kata,

43
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bahasa alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi


ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, karena setiap kelompok masyarakat
bahasa baik kecil maupun besar secara konvensional telah menyepakati bahwa setiap
struktur bunyi tertentu akan memiliki arti tertentu pula. Konvensi-konvensi
masyarakat bahasa itu akhirnya menghasilkan bermacam-macam satuan struktur
bunyi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Bahasa disebut mana suka
karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa sadar, sehubungan dengan
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki empat fungsi:
a. lambang identitas nasional,
b. lambang kebanggan nasional,
c. alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda-beda,
d. alat perhubungan antar budaya dan daerah.
Bahasa selalu mengikuti kaidah atau aturan yang tepat dan mantap namun
terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Bahasa juga merupakan
gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk
kalimat yang memiliki arti bahasa memiliki berbagai defenisi. Defenisi bahasa adalah
sebagai berikut:
1. Suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagsan, dan keadaan.
2. Suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka kedalam
pikiran orang lain.
3. Suatu kesatuan sistem bermakna.
4. Suatu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara
bentuk dan makna.
5. Suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh
perkataan, kalimat, dan lain-ain).
6. Suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.
Bahasa disebut juga ujaran karena media bahasa yang terpenting adalah
bunyi walaupun kemudian ditemui ada juga media tulisan. Bahasa disebut manusiawi
karena bahasa menjadi fungsi selama manusia yang memanfatkannya, bukan makhluk
lainnya, bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena fungsi bahasa sebagai
penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa dalam segala kegiatannya. Bahasa yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarkat terbagi atas dua unsur
utama, yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk merupakan bagian yang
dapat diserap oleh unsur panca indra (mendengar atau membaca). Bagian ini terdiri
Pengertian Bahasa

dua unsur, yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental secara
hierarkis dari segmen yang paling besar sampai segmen yang paling kecil, yaitu
wacana, paragraf, kalimat, frasa, kata, morfem, dan fonem.
Secara universal bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya
ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa dapat dilihat dari
sifatnya, yaitu:
1. Sistematik, artinya memiliki sistem yaitu sistem bunyi (arus ujaran) dan makna.

44
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

2. Mana suka, artinya unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak
ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya.
3. Ujar, artinya berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
4. Manusiawi, artinya bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya.
5. Komunikatif, artinya bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat, dan bangsa
dalam kegiatannya.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka bahasa dapat dimaknai sebagai alat
komunikasi antar manusia (anggota masyarakat) berupa lambang bunyi ujaran yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kridalaksana mengartikan bahasa sebagai sebuah
lambang bunyi yang arbitrer. Yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat
untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Bahasa ditekankan sebagai sistem lambang. Istilah sistem mengandung
makna adanya keteraturan dan adanya unsur-unsur pembentuk, dari sudut pandang
pisikologi, karena bahasa itu sebuah sistem simbol berstruktur, maka bahasa bisa
dipakai sebagai alat berfikir, merenung, bahkan untuk memahami segala sesuatu.
Bahasa pada fungsi komunikasi ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem, ada
pula yang memposisikan bahasa sebagai alat.
Disini ada beberapa faktor tentang bahasa:
1. Berdasarkan faktor eksternal ada tiga prinsip belajar bahasa, yaitu:
a. Memberikan situasi dan materi belajar sesuai dengan respon yang diharapkan.
b. Ada pengulangan belajar agar sempurna dan tahan lama.
c. Ada penguatan respon belajar siswa.
2. Berdasarkan faktor internal, belajar bahasa dapat dibantu dengan berbagai
media visual, audio, atau audio visual.
Jenis keterampilan dan perilaku dalam bahasa secara umum keterampilan
belajar bahasa meliputi: menyimak, menulis, berbicara, dan membaca.
Menurut Valette dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara
hierarkis dari yang paling sederhana kepada yang paling komplek (luas), yang
dibedakan pula atas perilaku internal dan perilaku eksternal yaitu sebagai berikut:
1. Keterampilam mekanis berupa hapalan atau ingatan (perilaku internal), yaitu
menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana sampai ke
yang kompleks. Perilaku ekstrenal (produktif) siswa meniru ajaran atau tulisan.
2. Keterampilan pengenalan (metocognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan
(perilaku internal) dan perilaku ekternal adalah mengingat kaidah bahasa.
3. Keterampilan transper berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi
Pengertian Bahasa

baru (perilaku internal). Perilaku eksternal (produktif) yaitu apikasi pengetahuan


atau kaidah bahasa.
4. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan atau kaidah bahasa
dalam berkomunikasi. Perilaku eksternal adalah ekspresi diri baik lisan maupun
tulisan.

45
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengertian Bahasa
Oleh: Yeyen Adawiah

Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna atau
pengertian. Disini beberapa contoh bahasa dalam kalimat.
1. Dika belajar bahasa Inggris, Nita belajar bahasa Jepang.
2. Manusia mempunyai bahasa, sedangkan binatang tidak.
3. Hati-hati bergaul dengan anak yang tidak tahu bahasa itu.
4. Dalam kasus itu ternyata lurah dan camat tidak mempunyai bahasa yang sama.
5. Katakanlah dengan bahasa bunga!
6. Pertikaian itu tidak bisa diselesaikan dengan bahasa militer.
7. Kalau dia memberi kuliah bahasanya penuh dengan kata daripada dan akhiran ken.
8. Kabarnya, Nabi Sulaiman mengerti bahasa semut.
Kata bahasa pada kalimat 1 jelas menunjuk pada bahasa tertentu, menurut
peristilahan de Saussure itu merupakan sebuah langue. Pada kalimat ke 2 bahasa
menunjuk pada umumnya ―jadi suatu langue‖. Pada kalimat ke 3 kata bahasa berarti
―sopan santun‖, pada kalimat ke 4 bahasa berarti ―kebijakan dalam bertindak‖, pada
kalimat ke 5 bahasa berarti ―maksud-maksud dengan bunga sebagai lambang‖, pada
kalimat ke 6 bahasa berarti ―dengan cara‖, dan pada kalimat ke 7 bahasa berarti
―ujarannya‖ yang sama dengan parole menurut peristilahan de Saussure. Yang
terakhir pada kalimat ke 8 bahasa bersifat hipotetis. Dari keterangan diatas bisa
disimpulkan hanya pada kalimat satu sampai dengan tujuh bahasa itu digunakan
secara harfiah, sedangkan pada kalimat lain digunakan secara kias.
Yang dikaji lebih dalam dan secara langsung adalah parole, karena parole
itulah yang berwujud konkret, yang nyata, yang dapat diamati, atau diobservasi.
Kajian terhadap parole dilakukan untuk mendapatkan kaidah-kaidah suatu langue, dan
dari kajian suatu langue ini akan diperoleh kaidah-kaidah langage, kaidah bahasa
secara universal.
Sekarang pertanyaannya ―Apakah bahasa itu?‖ yang tidak menonjolkan
fungsi tapi menonjolkan sosok. Bahasa seperti yang dikemukakan Kridalaksana dan
juga Djoko Kentjono bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
Pengertian Bahasa

mengidentifikasikan diri. Definisi ini sejalan dengan definisi dari Barber,


Wardhaugh, Trager, de Saussure, dan Bolinger. Masalah lain yang berkenaan dengan
pengertian bahasa adalah: bilamana sebuah tuturan disebut bahasa, yang berbeda
dengan bahasa lainnya, dan bilamana hanya dianggap sebagai varian dari suatu
bahasa.
Secara linguistik dua buah tuturan dianggap sebagai dua buah bahasa yang
berbeda, kalau anggota dari dua anggota masyarakat tuturan itu tidak saling

46
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

mengerti. Misalnya, seorang penduduk asli dari Lereng Gunung Slamet Jawa Tengah
tidak akan mengerti tuturan penduduk asli yang datang dari lereng Gunung
Galunggung Jawa Barat. Karena bahasa yang digunakan sangat berbeda, baik
kosakata maupun sistem fonologinya. Sebaliknya kalau penduduk Gunung Slamet tadi
berjumpa dengan seorang penduduk dari tepi Bengawan Solo baik Jawa Tengah
maupun Jawa Timur, dia akan dengan mudah dapat berkomunikasi. Mengapa? Karena
perbedaan yang terdapat diantara bahasa di Lereng Gunung Slamet dan tepi
Bengawan Solo itu hanya bersifat dialektis saja.
Bagaiman dengan bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, yang keduanya
berasal dari bahasa yang sama yaitu Melayu?, dan juga jelas penutur bahasa
Indonesia akan dengan mudah memahami bahasa Indonesia. Apakah bahasa
Indonesia dan bahasa Malaysia merupakan dua buah bahasa yang berbeda, atau
hanya dua buah dialek dari sebuah bahasa yang sama?. Secara linguistik, bahasa
Indonesia dan Malaysia sebenarnya hanya dua buah dialek yang sama yaitu Melayu.
Tetapi secara politis, dewasa ini bahasa Indonesia dan Malaysia adalah duah buah
bahasa yang berbeda. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang nasional bangsa
Indonesia dan bahasa Malaysia adalah bahasa nasional bangsa Malaysia. Oleh karena
itu, meskipun bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada
kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena ‗rumitnya‘ menentukan
suatu parole bahasa atau bukan hanya dialek saja dari bahasa yang lain, maka hingga
kini belum pernah ada angka yang pasti barapa jumlah bahasa yang ada di dunia.
Begitu pula dengan jumlah bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa juga ada kaitannya
dengan persoalan makna, tetapi ketrekaitan dan keterikatannya dengan segala segi
kehidupan manusia sangat erat. Padahal segi-segi kehidupan itu sendiri sangat
kompleks dan luas.
Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada
kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan
diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, perdagangan, keagamaan,
politik, militer, dan sebagainya. Bahasa telah mempermudah dan memperlancar
semua kegiatan itu dengan baik. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan
masyarakat manusia ini bila tidak ada bahasa. Sepi, sunyi, dan interaksi sosial juga
akan banyak mengalami hambatan. Mengapa bahasa begitu besar peranannya dalam
kehidupan manusia? Karena bahasa mampu mentrasfer keinginan, gagasan kehendak,
dan emosi dari seorang manusia kepada manusia lainnya. Bahasa yang wujudnya
berupa bunyi-bunyi ujar dalam suatu pola bersistem tidak lain daripada lambang-
Pengertian Bahasa

lambang konsep dan gagasan yang dipahami dan disepakati bersama oleh para
anggota penuturnya.
Dalam bahasa juga terdapat ucapan dan keluhan, itu menunjukan kepada kita
bahwa sebagai alat komunikasi, penyampai ide, konsep, gagasan, dan sebagainya.
Persoalan dan hambatan kebahasaan ini memang ada kemungkinan bersumber dari
bahasa itu sendiri. Seperti adanya lambang-lambang bahasa yang bisa melambangkan
dua konsep atau lebih, atau sebaliknya ada dua lambang atau lebih yang

47
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

melambangkan konsep yang samar dan abstrak. Tapi kiranya persoalan dan hambatan
itu lebih banyak terjadi sebagai akibat dari kemampuan bahasa dan yang disebut
informasi dan maksud. Disini ada beberapa pengertian bahasa menurut para ahli :
1. Menurut Keraf beliau memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama
menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah
sistem komunikasi yang mempergunakan symbol vokal yang bersifat arbitrer.
2. Lain halnya menurut Owen beliau menjelaskan definisi bahasa yaitu langue can
be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule
governed combinations of dose symbols (bahasa dapat didefinisikan sebagai
kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan
konsep melalui kegunaan simbol yang dikehendaki dan kombinasi symbol yang
diatur oleh ketentuan).
3. Pendapat diatas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan, beliau
memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang
sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah
seperangkat lambang mana suka atau simbol arbitrer.
4. Menurut Santoso bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia secara sadar.
5. Definisi lain, bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (language may
be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau
juga suatu sistem dari sekian banyak sistem, suatu sistem dari suatu tatanan
atau suatu tatanan dalam sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey.
6. Menurut Wibowo bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi yang bersifat arbitrer dan konvensional yang dipakai sebagai alat
berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk malahirkan perasaan dan pikiran.
7. Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija mengungkapkan definisi bahasa
adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide,
pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain.
8. Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin, beliau
memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk
membentuk pikiran dan prasaan, keinginan dan perbuatan, alat yang dipakai
untuk mempengruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari
kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan
bangsa, tanda yang jelas dari budi manusia.
Pengertian Bahasa

9. Sementara Pengabeian bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan


melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
10. Pendapat terakhir tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono bahasa adalah
suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Secara umunya bahasa adalah lambang. Bahasa sebagai alat komunikasi yang
berupa sistem lambang bunyi yang dihasilakan alat ucap.

48
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata atau kumpulan kata.
Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai
lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu
oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai
penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau
kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk
mengungkapkan gagasan pikiran atau perasaan kita harus memilih kata-kata yang
tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkat aturan
yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman
berbahasa inilah yang disebut Tata Bahasa.
Fungsi utama bahasa, seperti disebutkam diatas adalah sebagai alat
komunikasi atau sarana untuk menyampaikan informasi. Tetapi, bahasa pada dasarnya
lebih dari alat untuk menyampaikan informasi atau mengutarakan pikiran, perasan,
atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi:
1. Untuk tujuan praktis, mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Untuk tujuan artistik, manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan
seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetika manusia.
3. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan lain diluar pengetahuan kebahasaan.
4. Untuk mempelajari naskah atau guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia,
kebudayaan, adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.
Dikatakan pula oleh ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita
membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan berperadaban. Dengan
bahasa kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transaksi, dan
melaksanakan kegiatan sosial dengan peran dan bidang masing-masing. Dengan
bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, dan merencanakan masa depan. Jika
dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil contoh
mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang studinya agar
lulus dalam setiap ujian dan sukses meraih gelar dan mencapai apa yang
diinginkannya.
Pengertian Bahasa

49
kumpulanartikelteoribelaj
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

arbahasakumpulanartikel
teoribelajarbahasakumpu
Kumpulan Artikel
PENGERTIAN BAHASA
"Teori Belajar
lanartikelteoribelajarbaha
Bahasa"
sakumpulanartikelteoribe
lajarbahasakumpulanarti
kelteoribelajarbahasakum
pulanartikelteoribelajarb
ahasakumpulanartikelteo
ribelajarbahasakumpulan
Pengertian Bahasa

artikelteoribelajarbahasa
kumpulanartikelteoribelaj 50
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Beberapa Tokoh
yang Mengungkapkan Teori-teori Bahasa
Oleh: Adeng Farlan S

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata bahasa, sedangkan


kita tidak mengetahui apa pengertian dari bahasa itu sendiri, apa itu bahasa?. Untuk
menjawab pertanyaan itu, di sini ada beberapa tokoh yang mengungkapkan mengenai
teori-teori bahasa.

Teori Belajar Menurut Thorndike


Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang
dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah
laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau
tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat
mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur
tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan
(Slavin, 2000).
Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum
efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum
ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.

Mengungkapkan Teori Bahasa


Teori Belajar Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable)
dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental
dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut
sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson
adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan
Tokoh yang Bahasa

dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada
pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Pengertian

Teori Belajar Menurut Clark Hull


Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon
untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori
evolusi <span>Charles Darwin</span><span>.</span> Bagi Hull, seperti halnya teori

51
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar
organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis
(drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan
menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus
(stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan
biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam.
Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan
kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).

Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie


Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung
akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan
variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar.
Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus
sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya
melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah
perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat
sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin
diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap.
Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam
proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah
tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus
respon secara tepat. Pembelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus
dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin
diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).

Mengungkapkan Teori Bahasa


Teori Belajar Menurut Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli
konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara
sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus
dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian
menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh
tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak
yang Bahasa

sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi


dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon
Pengertian

yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah


Tokoh

yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu
dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan
antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin
dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.

52
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan


mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya
masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian
seterusnya.

Teori menurut anthony


Menurut Anthony ( 1963 ),ada tiga teori untuk belajar bahasa;
1. Approach yang artinya pendekatan
Approach adalah seperangkat asumsi yang berhubungan dengan hakikat
bahasa, belajar, dan mengajar.
2. Method
Method adalah suatu rencana – rencana menyeluruh mengenai penyajian
bahasa yang sistematis.
3. Technique
Technique adalah kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di dalam kelas
yang konsisten dengan metode dan olehnya itu juga sejalan dengan pendekatan.

Teori Menurut Richard,dkk.


Untuk belajar bahasa bahasa itu harus memberikan batasan mengenai
metedologi pengajaran bahasa sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan
dalam pengajaran dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya .
Metedologi meliputi;
1. Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa (yaitu listening, reading, dan
writing) dan prosedurnya.
2. Kajian tentang rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk pengajaran,
dan keteranpilan berbahasa.
3. Evaluasi dan perbandingan netode pengajaran bahasa (misalnya Audiolingual
method).

Mengungkapkan Teori Bahasa


Menurut Richard dan Rodger
Menurut Richard dan Rodger (1982,1986), mereka mengajukan hasil
kajiannya yang merumuskan kembali konsep metode. Istilah Anthony approach,
method, dan technique dilabel menjadi approach, design, dan procedur secara
berturut-turut dengan payung istilah method yang menjelaskan proses tiga langkah
ini.
yang Bahasa

Menurut Richard dan Rodge metode adalah istilah yang memayungi


spesifikasi dan hubungan antara teori dan praktik. Approach adalah asumsi,
Pengertian

keyakinan, dan belajar bahasa. Procedural merupakan teknik dan praktik yang
Tokoh

diturunkan dari approach dan design.

53
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Tokoh-tokoh yang Mengungkapkan Teori-teori Bahasa


Oleh: Cecep Setia N

Seringkali kita dengar kata bahasa, apa itu bahasa? tapi secara umum kita
tidak mengetahui apa pengertian dari bahasa itu sendiri dan juga beberapa tokoh
yang mengungkapkan teori-teori tentang bahasa. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, ada baiknnya jika kita memperhatikan beberapa pengertian bahasa, dari
beberapa istilah linguistik, dan menyimak aneka pendapat para ahli dari latar
belakang yang berbeda. Dalam kamus umum, dalam hal ini Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) sedikit menyinggung, bahwa bahasa diartikan sebagai sistem
lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang
dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Dari sini makna dapat diketahui beberapa persamaan yang jelas bahwa
bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi antar manusia untuk mengungkapkan
pikiran atau perasaan dengan menggunakan simbol-simbol komunikasi baik yang
berupa suara, gestur (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. Pada dasaranya
kata bahasa dalam bahasa indonesia memiliki lebih dari satu pengertian atau makna,
sehingga seringkali membingungkan. Begitu pula tokoh-tokoh yang ikut
mengungkapkan teori-teori bahasa. Pada dasarnya mereka yang mengungkapkan teori
kebahasaan tersebut pasti tak jarang pendapat merka ada yang saling bertentangan,
namun banyak juga yang saling melengkapi dan mendukung. Sehingga pemikiran para
ahli mengenai bahasa tersebut menarik sekali untuk dikaji.
Di bawah ini beberapa tokoh/para ahli yang mengutarakan teori tentang
bahasa, yaitu:
 Keraf

Mengungkapkan Teori Bahasa


Keraf (2005:1), memberikan dua teori pengertian bahasa. Pengertian
pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi dan bersosialisasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
 Owen
yang Bahasa

Owen (2006:1), menjelaskan bahwa bahasa yaitu language can be defined as


a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations
Pengertian

of those symbols (bahasa sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem
konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang
Tokoh

dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).


 Anthony
Menjurut Anthony (1963) berhubungan dengan teori belajar bahasa maka
dia melahirkan beberapa istilah, yaitu; approach (pendekatan), method (metode),

54
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

technicue (teknik). Berhubungan dengan approach ini, yaitu sebuah pendekatan


yang berhubungan dengan belajar dan mengajar bahasa. Method tata awal yang di
kaitkan sebagai cara untuk menyajian bahasa sesuai dengan pendekatan. Teknik
merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan berdasarkan pendekatan dan metode
yang telah direncanakan dan disusun.
 Santoso
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia secara sadar.
 Wibowo
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang
bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan
konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia
untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
 Walija
Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling
lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan
pendapat kepada orang lain.
Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam
hidup bersama. Bahasa sering kali oleh para tokoh ataupun ahli ditekankan
sebagai sebuah sistem lambang. Istilah sistem mengandung makna adanya
keteraturan dan adanya unsur-unsur pembentuk.
 Jalaludin Rakhmat
Menurut Jalaludin Rakhmat (1992:269), seorang pakar komunikasi, melihat
bahasa dari dua sisi yaitu sisi formal dan fungsional. Secara formal, bahasa
diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut
tatabahasa. Sedangkan secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang
dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Istilah sisi formal yang
dikemukakan Rakhmat mirip dengan istilah sistem, sedangkan sisi fungsional

Mengungkapkan Teori Bahasa


sejalan dengan bahasa sebagai alat komunikasi. Dari sudut pandang psikologi,
karena bahasa itu sebuah sistem simbol terstruktur, maka bahasa bisa dipakai
sebagai alat berpikir, merenung, bahkan untuk memahami segala sesuatu.
Kita lihat pendapat tentang para ahli di atas, melihat bahasa yaitu sebuah
sistem yang tersusun secara sistematis dari lambang-lambang dan simbol-simbol.
Sesungguhnya perbedaan pendapat tentang teori tidak dijadikan sebuah
permasalahan namun dijadikan jalur untuk saling mendukung dan melengkapi satu
Tokoh yang Bahasa

sama lainnya.
Dengan melihat deretan teori dari para ahli juga definisi tentang bahasa di
Pengertian

atas, dapat disimpulkan bahwa cukup banyak dan bervariasi definisi tentang bahasa
yang bisa kita temui. Variasi itu wajar terjadi karena sudut pandang keilmuan
mereka yang juga berbeda. Meskipun demikian, variasi tersebut terletak pada
penekanannya saja, akan tetapi hakikatnya sama. Ada yang menekankan bahasa pada
fungsi komunikasi, ada yang mengutamakan bahasa sebagai sistem, ada pula yang

55
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

memposisikan bahasa sebagai alat. Meskipun demikian, ada persamaan dalam hal-hal
prinsip, yang oleh Alwasilah (1993: 82-89) disebut dengan hakikat bahasa,
sebagaimana bahasa yang di ucapkan manusia tercermin dalam gejala kejiwaannya.
Telah kita ketahui bahwa bila kita mendengar orang yang berbicara,
sebenarnya kita mendengar bunyi bahasa. Bunyi bahasa tersebut ada yang kita
pahami dan ada yang tidak dipahami. Bila dimengerti berarti bunyi bahasa yang kita
dengar, satu sistem dengan bahasa kita, dan bila tidak dimengerti berarti berbeda
sistem. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu untuk mengungkapkan ide dan
gagasan terhadap orang lain. Syarat terjadinya suatu komuinikasi yang baik yaitu
antara pembicara, lingkungan dan pendengar sehingga ini merupakan sebuah proses
bahasa.
Sebagaimana di lihat pada teori pembelajaran bahasa, bahwa bahasa dibagi
ke dalam empat kunci pembelajaran, yaitu: bahasa, belajar, mengajar bahasa, dan
konteks. Apabila ke empat teori pembelajaran bahasa tersebut tidak terealisasikan
dengan baik, maka akan terjadi mati konsep kunci pembelajaran bahasa. Selain itu
diketahui pula beberapa teori yang memandang hakikat bahasa, bahwa bahasa itu
bersifat lisan yang telah tertata dalam sistem yang di pandang dan di dengar.
Dengan ini dapat diketahui kita belajar menggunakan symbol dengan cara kumulatif,
yaitu dalam mendengar (menyimak) dan berbicara, serta membaca dan menulis. Oleh
karena itu, program pembelajaran bahasa dimulai dengan kegiatan komunikasi lisan.
Setelah terkuasainya kemampuan berbahasa tersebut dengan baik maka dapat
dengan mudah melakukan pembelajaaran bahasa.
Setelah kita ketahui hakikat dari pembelajaran bahasa, bahwa bahasa itu
mencerminkan suasana jiwa si petuturnya. Selain itu juga, dari bahasa tercermin
sebuah ciri suatu daerah tertentu yang membedakan dengan daerah lain baik dari
segi linguistik, tingkatan budaya juga pengaruh dari berbagai macam dialek bahasa
daerah tersebut. Selain itu juga, setiap bahasa memiliki hubungan terstruktural baik
antara kata, urutan kata, kalimat yang dipelajari dari pengalaman dan kajian. Jadi

Mengungkapkan Teori Bahasa


pembelajaran bahasa itu meliputi pembangunan sebuah kalimat dan paragraf
sehingga secara bertahap dapat diketahui peristilahhan dan prinsip tata bahasa.
Pada dasarnya para ahli atau tokoh-tokoh yang mengungkapkan teori-teori
tentang bahasa memiliki konsepsi dan juga pemikiran yang hampir sama. bahasa
adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua,
bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda
yang Bahasa

yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Ada
anggapan yang menyatakan bahwa dari sebuah perbedaaan tidak akan muncul sebuah
Pengertian

pemikiran yang positif dan selanjutnya akan menimbulkan beberapa konflik, yang
Tokoh

jelas dari sebuah perbedaan yang mengutamakannya cara berpikir justru kita akan
dapat sebuah informasi pengertian yang beragam sehingga dapat saling mendukung
dan melengkapi satu sama lainnya.

56
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Tokoh Teori Belajar Bahasa


Oleh: Damayanti

Ciri utama yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya yaitu manusia
dapat berpikir dan berbahasa. Salah satu objek pemikiran manusia adalah bagaimana
manusia dapat berbahasa. Para ahli banyak yang mengutarakan pendapatnya
mengenai belajar dan bahasa. Tak jarang pendapat mereka ada yang saling
bertentangan namun banyak juga yang saling mendukung dan melengkapi. Beberapa
tokoh yang mengungkapkannya adalah :
1. Nietzsche
Menurut Nietzsche, bahasa yang hanyalah merupakan simbol-simbol, adalah
alat untuk menginformasikan sebuah kenyataan. Secara tidak langsung, maka bahasa
memuat realitas.
2. Gorys Keraf
Sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita,
melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan
sesama warga. Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol, bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang menggunakan simbol-simbol vocal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer.
3. Puji Santoso
Bahasa secara universal merupakan suatu bentuk ungkapan yang bentuk
dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Mengungkapkan Teori Bahasa


Dengan ujaran ini pula, manusia mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, yang
berwujud maupun kasat mata, situasi dan kondisi yang lampau, kini, maupun yang akan
datang. Ujaran manusia itu menjadi bahasa, apabila dua orang manusia atau lebih
menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa.
4. Canale
Bahasa adalah suatu bentuk interaksi sosial dan oleh karena itu secara
Tokoh yang Bahasa

normal diperoleh dan digunakan dalam interaksi sosial.


5. Richards & Rodgers
Bahasa adalah suatu sistem pengungkapan gagasan. Fungsi utama bahasa
Pengertian

adalah untuk interaksi dan komunikasi.


6. Plato
Bahasa adalah physei (mirip realitas).

7. Aristoteles

57
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bahasa adalah thesei atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan
lambang bunyi (sound symbolism).
8. Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan
respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.
9. Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan
respon yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia
mengakui adanya perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar,
namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan
karena tidak dapat diamati.
10. Clark Hull
Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon
untuk menjelaskan pengertian belajar. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua
fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap
bertahan hidup.
11. Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti yaitu gabungan
stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung
akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie juga menggunakan variabel hubungan
stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi
karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak
ada respon lain yang dapat terjadi. Hubungan dan respon bersifat sementara, oleh
karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus
agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga

Mengungkapkan Teori Bahasa


percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses
belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah
tingkah laku seseorang.
12. Skinner
Konsep-konsep yang dikemukakan Skinner tentang belajar lebih
mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Menurut Skinner hubungan antara
stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang
Tokoh yangBahasa

kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, sehingga stimulus-stimulus yang


diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antara stimulus itu akan
Pengertian

mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki


konsekuensi yang nantinya mempengaruhi munculnya prilaku.
13. Arhtur Combs
Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan
berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pembelajarannya disusun dan

58
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

disajikan sebagaimana mestinya. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu.
Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting
ialah bagaimana membawa individu untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari
materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupan.
14. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa didalam diri individu ada dua
hal :
a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan tersebut
Pada diri masing-masing, orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti
takut untuk berusaha dan berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut
membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tapi di sisi lain seseorang
juga memiliki dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan, keunikan diri, kearah
berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan
pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri (self).
15. Carl Rogers
Rogers membedakan dua tife belajar yaitu :
 Kognitif (kebermaknaan)
 Experiential (pengalaman)
Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya
guru memperhatikan prinsif pendidikan dan pembelajaran, yaitu :
 Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan untuk belajar. Siswa tidak harus
belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
 Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
 Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
 Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
16. Owen

Mengungkapkan Teori Bahasa


Menurut Owen bahasa dapat didefinisikan sebagai kode yang diterima
secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan
simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh
ketentuan.
17. Tarigan
Tarigan memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu
sistem yang sistematis. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana
Tokoh yang Bahasa

suka atau simbol-simbol arbitrer.


18. Santoso
Pengertian

Menurut Santoso, bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia secara sadar.

19. Mackey

59
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan atau sesuatu sistem
lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-
sistem suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.
20. Wibowo
Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional
yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.
21. Walija
Walija mengungkapkan definisi bahasa adalah komunikasi yang paling
lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat
kepada orang lain.
22. Syamsuddin
Syamsuddin memberikan dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah
alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-
perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa
adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang
jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
23. Pangabean
Pangabean berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang
mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
24. Soejono
Bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam
hidup bersama.

Mengungkapkan Teori Bahasa


Tokoh yangBahasa
Pengertian

60
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Tokoh-tokoh yang Mengungkapkan Teori Bahasa


Oleh: Didiet Supriadi

Tokoh-tokoh yang mengungkapkan teori bahasa dengan pendapat yang


berbeda-beda isinya. Sebelum mengetahui tokoh-tokoh tersebut kita harus tau dulu
apa itu bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia.
Selain itu Bahasa merupakan suatu sistem tanda yang berisi dua bagian yaitu
signifiant (penanda) dan signifie (petanda). Keduanya merupakan wujud yang tidak
terpisahkan, bila salah satu berubah maka yang lainnya juga berubah. Dan bahasa
juga dapat dibedakan antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi
pemakai bahasa dari suatu kelompok sosial (langue) dengan bahasa sebagai
manifestasi setiap penuturnya (parole). Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula
dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani. Secara garis besar studi tentang
bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ;
1. Tata bahasa tradisioanal
Pada zaman Yunani terdapat beberapa filsuf, para filsuf tersebut
sependapat bahwa bahasa adalah sistem tanda. Dimana manusia hidup dalam tanda-
tanda yang mencakup segala segi kehidupan manusia, misalnya kedokteran, geografi,
dan sebagainya. Bahkan ada dua filsuf besar yang pemikirannya terus berpengaruh
sampai saat ini, dia adalah Aristoteles dan Plato.
Plato berpendapat bahwa bahasa adalah physei atau mirip realitas.
Sedangkan Aristoteles berpendapat sebaliknya yaitu bahwa bahasa adalah thesei
atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi. Perbedaan pendapat
ini juga menambah ke masalah keteraturan (regular) atau ketidakteraturan
(irregular) dalam bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa

Mengungkapkan Teori Bahasa


adalah kaum analogis yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis,
sedangkan kaum anomalis yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa
mewarisi pandangan kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi
pengikut aliran Stoic. Kaum Stoic lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa
secara filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina,
verba, konjungsi dan artikel.
Tokoh yang Bahasa

Studi bahasa dikembangkan di kota Alexandria yang merupakan koloni


Yunani. Di kota itu dibangun perpustakaan besar yang menjadi pusat penelitian
Pengertian

bahasa dan kesusastraan. Para ahli dari kota itu yang disebut kaum Alexandrian
meneruskan pekerjaan kaum Stoic, walaupun mereka sebenarnya termasuk kaum
analogis. Apa yang dewasa ini disebut "tata bahasa tradisional" atau "tata bahasa
Yunani" , penamaan itu tidak lain didasarkan pada hasil karya kaum Alexandrian ini.
Salah seorang ahli bahasa bemama Dionysius Thrax (akhir abad 2 SM) merupakan
orang pertama yang berhasil membuat aturan tata bahasa secara sistematis serta

61
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

menambahkan kelas kata adverbia, partisipel, pronomina dan preposisi terhadap


empat kelas kata yang sudah dibuat oleh kaum Stoic. Di samping itu sarjana ini juga
berhasil mengklasifikasikan kata-kata bahasa Yunani menurut kasus, jender, jumlah,
kala, diatesis (voice) dan modus. Minat meneliti bahasa-bahasa di Eropa sebenarnya
sudah dimulai sebelum zaman Renaisans, antara lain dengan ditulisnya tata bahasa
Irlandia, tata bahasa Eslandia, dan sebagainya. Pada masa itu bahasa menjadi sarana
dalam kesusastraan, dan bila menjadi objek penelitian di universitas tetap dalam
kerangka tradisional.
Tata bahasa dianggap sebagai seni berbicara dan menulis dengan benar.
Tugas utama tata bahasa adalah memberi petunjuk tentang pemakaian "bahasa yang
baik", yaitu bahasa kaum terpelajar. Petunjuk pemakaian "bahasa yang baik" ini
adalah untuk menghindarkan terjadinya pemakaian unsur-unsur yang dapat "merusak"
bahasa seperti kata serapan, ragam percakapan, dan sebagainya.
2. Linguistik Modern
Pada abad 19 bahasa Latin sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan
sehari-hari, maupun dalam pemerintahan atau pendidikan. Objek penelitian adalah
bahasa-bahasa yang dianggap mempunyai hubungan kekerabatan atau berasal dari
satu induk bahasa. Bahasa-bahasa dikelompokkan ke dalam keluarga bahasa atas
dasar kemiripan fonologis dan morfologis. Dengan demikian dapat diperkirakan
apakah bahasa-bahasa tertentu berasal dari bahasa moyang yang sama atau berasal
dari bahasa proto yang sama sehingga secara genetis terdapat hubungan
kekerabatan di antaranya. Bahasa-bahasa Roman, misalnya secara genetis dapat
ditelusuri berasal dari bahasa Latin yang menurunkan bahasa Perancis, Spanyol, dan
Italia.
Untuk mengetahui hubungan genetis di antara bahasa-bahasa dilakukan
metode komparatif. Antara tahun 1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun
hubungan sistematis di antara bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis
dan morfologisnya. Pada tahun 1870 itu para ahli bahasa dari kelompok

Mengungkapkan Teori Bahasa


Junggramatiker atau Neogrammarian berhasil menemukan cara untuk mengetahui
hubungan kekerabatan antarbahasa berdasarkan metode komparatif. Seorang ahli
linguistik Amerika bemama William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah
buku mengenai bahasa, antara lain Language and the Study of Language (1867).
Tokoh linguistik lain yang juga ahli antropologi adalah Franz Boas (1858-
1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di Jerman, tetapi menghabiskan waktu
mengajar di negaranya sendiri. Karyanya berupa buku Handbook of American Indian
Tokoh yang Bahasa

languages (1911-1922) ditulis bersama sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut


terdapat uraian tentang fonetik, kategori makna dan proses gramatikal yang
Pengertian

digunakan untuk mengungkapkan makna. Pengikut Boas yang berpendidikan Amerika,


Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi dinilai menghasilkan karya-
karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi. Bukunya, Language (1921) sebagian
besar mengenai tipologi bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah
mengenai klasifikasi bahasa-bahasa Indian.

62
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Tata bahasa lain yang memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan


adalah tata bahasa stratifikasi yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya
yang memperlakukan bahasa sebagai sistem unsur adalah tata bahasa tagmemik yang
dipelopori oleh K. Pike. Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah elemen.
Elemen ini bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut tagmem. Ahli
linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam Chomsky. Sarjana
inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya Syntactic Structures
(1957), yang kemudian disebut classical theory.
Dan dibawah ini adalah tokoh-tokoh yang mengungkapakan teori bahasa;
Saussure yang berpendapat bahwa bahasa adalah sistem tanda yang
arbitrer digunakan dalam memecahkan masalah-masalah linguistik. Tercatat
beberapa nama ahli linguistik seperti Bloomfield dan Chomsky yang dalam
pemikirannya menunjukkan pengaruh Saussure dan paradigma Aristoteles.
Haugen mengemukakan konsep yang berbeda tentang pengertian
bilingualisme. Yang terpenting menurut Haugen adalah pemahaman terhadap bahasa
kedua yang digunakan olehnya itu. Contoh sederhana dapat disebutkan sebagai
berikut. Seseorang, selain menguasai bahasa Aceh sebagai bahasa pertamanya, ia
juga menguasai bahasa Inggris. Akan tetapi, bahasa Inggris yang dikuasai olehnya
tidak dapat dia gunakan secara aktif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
berdasarkan pendapat Haugen tentang pengertian bilingualisme, orang yang seperti
ini disebut bilingual.
Tokoh bahasa yang satu ini bukan main pengaruhnya dalam ilmu Linguistik.
Sampai-sampai, karena kebetulan ia adalah seorang laki-laki, ia dijuluki Bapak
Linguistik Modern. Ferdinand de Saussure lahir di Jenewa, Swiss, pada tanggal 26
November 1857. Ia adalah seorang keturunan Prancis. Saussure mulai menampakkan
tajinya di usia 21 tahun. Lewat sebuah karya-tulis berjudul (coba ucapkan dalam satu
tarikan nafas) Mémoire Sur le système primitive des voyelles das les langues indo-
européennes. Saussure mematahkan anggapan salah-kaprah para cendikiawan bahasa

Mengungkapkan Teori Bahasa


kala itu: bahwa bahasa-bahasa Proto-Indo-Eropa (bahasa induk rumpun bahasa
Eropa, India, dan Asia Barat Daya) hanya memiliki tiga huruf hidup. Kalau Profesor
Higgins, seorang ahli Fonetik yang merupakan tokoh rekaan George Bernard Shaw
dalam drama berbau linguistiknya Pygmalion, mampu mengenali ratusan bunyi vokal
lewat mesin suara, Saussure muda, yang kebanyakan pemikirannya tidak dilandasi
oleh penelitian besar dan luas dan tanpa bantuan alat-alat canggih untuk mempelajari
bunyi-bunyi bahasa, telah menemukan bahwa jumlah huruf hidup di bahasa Proto-
yang Bahasa

Indo-Eropa tidak tiga. Saussure bilang: LIMA!


Bahasa, menurut Saussure, adalah sistem tanda. Dan ‗apa pun yang
Pengertian

menyatakan sesuatu yang lain dari dirinya sendiri‘ adalah tanda.


Tokoh

Saussure adalah cendikiawan bahasa yang revolusioner. Di masanya, cendikiawan


bahasa lain terkukung oleh ketertarikan mereka sendiri: kajian historis bahasa -
tentang asal-usul, perkembangan, dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
bahasa.

63
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Stephen Krashen (1984) menyatakan bahwa teori pemerolehan bahasa


kedua adalah bagian dari linguistik teoritik karena sifatnya yang abstrak.
Menurutnya, dalam pengajaran bahasa kedua, yang praktis adalah teori pemerolehan
bahasa yang baik. Harimurti Kridalaksana (1993:21) menyatakan bahwa bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Mengungkapkan Teori Bahasa


Tokoh yangBahasa
Pengertian

64
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Tokoh yang Mengungkapkan tentang Teori Bahasa


Oleh: Lasty Fatra

Sebagai alat komunikasi dan alat interaksi yang hanya dimiliki manusia
hanyalah bahasa, karena bahasa merupakan sebuah sistem, yang dimana dapat
diartikan bahwa bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara
tetap dan dapat dikaidahkan. Atau bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi
arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk
berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri.
Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
oleh seseorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa juga
memiliki beberapa fungsi. Seperti fungsi-fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut
pandang, dari segi pendengar, dari segi topik, dari segi kode, dan dapat dilihat dari
segi pembicaraan. Oleh karena itu, ciri utama yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya yaitu manusia dapat berpikir dan berbahasa. Dengan bahasalah
manusia: mengkodifikasikan , mencatat, dan menyimpan berbagai hasil pengalaman
pengamatannya berupa kesan dan tanggapan (persepsi), informasi fakta dan data,
konsep atau pengertian, dalil atau kaidah atau hukum, sampai kepada bentuk ilmu
pengetahuan dan sistem-sistem nilai. Mentransformasikan dan mengolah berbagai
bentuk informasi tersebut melalui proses berpikir dan dengan mempergunakan
kaidah-kaidah logika (direfensiasi, asosiasi, proporsi, atau komparasi, kausalitas,
prediksi, konklusi, generalisasi, interpretasi dan inferensi) dalam rangka pemecahan
masalah dan mencari, mengekspresikan, serta menemukan hal-hal baru.
Mengkoordinasikan dan mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan
(etis, estetis ekonomis, sosial, politik, religius dan cultural). Mengkomunikasikan

Mengungkapkan Teori Bahasa


(menyimpan dan menerima) berbagai informasi, buah pikiran, opini, sikap, penilaian,
aspirasi, kehendak, dan rencana kepada orang lain.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat ditarik beberapa pandangan
tentang hakikat bahasa; Bahasa bersifat lisan, atau tulisan dengan mempergunakan
tanda, huruf, bilangan, bunyi, sinar atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata
atau kalimat. Mungkin pula berbentuk gambar atau lukisan, gerak-gerik, dan mimik
serta bentuk-bentuk simbol ekspresif lainnya. Oleh karena itu, program
yang Bahasa

pembelajaran bahasa di mulai dengan kegiatan komunikasi lisan, karena setelah anak
menguasai ketarampilan dalam aspek mendengar dan berbicara, barulah instruktur
Pengertian

memulai kegiatan komunikasi lain, sehingga bahasa mencerminkan lingkungan sosial


Tokoh

tempat yang ditinggali anak, baik dari segi linguistik maupun tingkatan budaya serta
pengaruh berbagai macam dialek dan geografis. Bahasa juga mengalami proses
perubahan yang tetap, seperti pembentukan kata baru untuk memenuhi tuntutan
komunikasi, tekanan sosial yang mengakibatkan perubahan terhadap keberterimaan

65
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

item pemakaian khusus dan kontruksi bahasa. Oleh karena itu, program pembelajaran
harus mencakup pembelajaran penggunaan bahasa dan struktur bahasa baku melalui
pengalaman dalam percakapan, diskusi, laporan, wawancara, dan karangan, sehingga
dalam pembelajaran itu meliputi kontruksi kalimat dan paragraf, dan secara
bertahap memperkenalkan prinsip serta terminologi tata bahasa.
Prinsip pembelajaran (belajar dan mengajar) bahasa itu, meliputi; prinsip
kognitif, prinsip motivasi intrinsik, prinsip afektif dan prinsip linguistik. Prinsip
linguistik ini, mencakup tentang: Efek bahasa ibu, antarbahasa, dan kompetensi
komunikatif. Berdasarkan tahap pemerolehannya dapat dibedakan adanya bahasa
pertama/bahasa ibu, bahasa kedua, dan bahasa asing. Bahasa ibu lazim juga disebut
bahasa pertama (disingkat B1) karena bahasa itulah yang pertama-tama
dipelajarinya. Bahasa kedua, bahasa ini lazimnya disebut bahasa yang dipelajari
setelah bahasa ibu. Disebut bahasa kedua (B2). Khusus dalam konteks bahasa kedua
(B2), keberhasilan seorang pelajar dibiasakan terhadap lingkungan budaya yang baru
akan mempengaruhi keberhasilan pemerolehan bahasanya, begitu pula sebaliknya,
karena dalam mengajarkan suatu bahasa juga mengajarkan sistem budaya yang
rumit, tatakrama, nilai dan cara berpikir, merasa, dan bertindak. Bahasa asing,
lazimnya bahasa ini disebut dengan bahasa ketiga (B3), karena bahasa inilah yang
mempelajari bahasa selain bahasa ibu dan bahasa kedua. Para ahli berpendapat
bahwa pembentukan bahasa pada anak-anak sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
latihan dan motivasi (kemauan) untuk belajar dengan melalui proses conditioning dan
reinforcement (Lefrancois, 1975).
Meskipun isi dan jenis bahasa yang dipelajari manusia itu berbeda-beda,
namun terdapat pola urutan perkembangan yang bersifat universal dalam proses
perkembangan bahasa itu, ialah mulai dengan meraba, lalu bicara monolog (pada
dirinya atau benda mainannya), harus nama-nama, kemudian gemar bertanya (apa,
mengapa, bagaimana, dan sebagainya) yang tidak selalu harus dijawab); membuat
kalimat sederhana, dan bahasa ekspresif (dengan belajar menulis, membaca, dan

Mengungkapkan Teori Bahasa


menggambar permulaan). Tetapi dalam perkembangan bahasa di kalangan masyarakat
sungguh sangat memprihatinkan karena banyak pengguna bahasa Indonesia yang
tidak baku kadang sukar dimengerti oleh sebagian orang banyak penggunaan bahasa
asing dikalangan masyarakat. Kadang orang salah menafsirkan bahasa yang baik dan
benar yang menurut EYD, atau penulisan bahasa yang disingkat. Di dalam
kehidupannya bermasyarakat, sebenarnya manusia dapat juga menggunakan alat
komunikasi lain, selain bahasa. Namun, tampaknya bahasa itulah yang merupakan alat
Tokoh yang Bahasa

komunikasi yang paling baik, paling sempurna, dibandingkan dengan alat-alat


komunikasi lain. Jadi, teori pembelajaran (mengajar dan belajar) bahasa pada
Pengertian

umumnya didasarkan pada empat konsep; bahasa, belajar, mengajar bahasa, dan
konteks. Dimana: suatu pembelajaran bahasa membutuhkan suatu konsep tentang
hakikat bahasa, pembelajaran bahasa juga membutuhkan pandangan dan wawasan
tentang pelajar dan hakikat belajar bahasa, pembelajaran bahasa mengimplikasikan

66
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

pandangan tentang pengajar bahasa dan pengajaran bahasa, serta pembelajaran


bahasa juga terjadi pada konteks tertentu.
Dewasa ini, banyak para ahli yang mengutarakan pendapatnya tentang teori-
teori belajar bahasa.
Menurut Mc Lauglin fungsi teori adalah untuk membantu kita menjadi
mengerti serta mengorganisasi data tentang pengalaman dan memberikan makna
yang merujuk dan sesuai.
Menurut Ellis setiap guru pasti memiliki teori tentang pembelajaran bahasa,
tetapi sebagian besar guru tidak pernah mengungkapkan seperti apa teori itu.
Hamalik mengatakan bahwa ada beberapa prinsip dalam belajar; belajar dapat
dilakukan dengan sengaja, belajar harus direncanakan terlebih dahulu sesuai dengan
struktur tertentu, guru menciptakan pembelajaran untuk siswa, memberikan hasil
tertentu untuk siswa, hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol dengan cermat, serta
dalam sistem penilaian dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
(1985:177) Richards, dkk. mengatakan bahwa metode dalam pengajaran
bahasa adalah cara mengajarkan suatu bahasa yang didasarkan pada prinsip dan
prosedur yang sistematis, yakni penerapan pandangan tentang cara bahasa diajarkan
dan dipelajari.
Menurut Richards dan Rodgers (1982:154), bahwa metode adalah istilah
yang memayungi spesifikasi dan hubungan antara teori dan praktik.
Anthony inilah yang melahirkan istilah approach (pendekatan), method
(metode), dan technique (teknik). Pendekatan dalam pengertian ini adalah suatu cara
yang dianggap terbaik untuk mencapai sesuatu. Atau seperangkat asumsi yang
berhubungan dengan hakikat bahasa, belajar, dan mengajar.
Hakikat bahasa itu sendiri berkaitan dengan dengan pengajaran bahasa
menurut aliran linguistik strukturalisme: Language is speech, not writing. A language
is what its native speakers say, not what someone thinks they ought to say.
Languages are different. A language is a set of habitTeach the language, not about

Mengungkapkan Teori Bahasa


the language.
Canale (1987) memberikan karakteristik komunikasi melalui bahasa berikut
ini: Bahasa adalah suatu bentuk interaksi sosial dan oleh karena itu secara normal
diperoleh dan digunakan dalam interaksi sosial, juga bahasa melibatkan tingkat
ketidakteramalan dan kreativitas yang tinggi dalam bentuk dan pesan, dan
berlangsung dalam diskors dan konteks sosial budaya yang memberikan batasan
tentang penggunaan bahasa yang baik dan sesuai dan sebagai penanda untuk
Tokoh yang Bahasa

mengoreksi interpretasi ungkapan, serta bahasa itu juga yang selalu memiliki tujuan
yang melibatkan bahasa otentik dan dipertentangkan dengan bahasa yang dibuat
Pengertian

seperti buku teks.


Richards dan Rodgers (1989) menemukan butir-butir penting yang
merupakan teori yang melandasi pengajaran bahasa.
Nunan (1991:279) menawarkan 5 ciri khas utama pembelajaran bahasa
komunikatif, yaitu: penekanan pada pembelajaran untuk berkomunikasi melalui

67
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

interaksi dalam bahasa sasaran, pengenalan teks otentik dalam situasi pembelajaran,
pemberiaan kesempatan bagi pelajar untuk berfokus bukan saja pada bahasa tetapi
juga pada proses belajar itu sendiri, peningkatan pengalaman pribadi pelajar sendiri
sebagai unsur yang memberikan sumbangan terhadap hasil belajar di kelas, dan upaya
menghubungkan pembelajaran bahasa di kelas dengan pengaktifan bahasa di luar
kelas.
Keraf (dalam Smarapradhipa 2005:1) memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer.
Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1) definisi bahasa yaitu
language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule
governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode
yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep
melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang
diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4),
beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang
sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah
seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1) bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia secara sadar.
Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan atau
sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian
banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam
sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang

Mengungkapkan Teori Bahasa


bermakna dan berartikulasi yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan
pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4) mengungkapkan
definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan
ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin
yang Bahasa

(1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. bahasa adalah alat yang dipakai
untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat
Pengertian

yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.


Tokoh

68
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Teori Bahasa Menurut Para Tokoh


Oleh: Siti Haulah

Bahasa merupakan sarana berpikir atau untuk mengungkapkan buah pikiran.


Seseorang yang sedang memikirkan sesuatu pasti akan menggunakan bahasa untuk
menyampaikan pikirannya atau menggunakan bahasa untuk merangkaikan pikiran di
dalam otaknya. Manusia dapat berpikir dengan baik karena manusia memiliki bahasa.
Bahasa merupakan sarana berpikir yang pertama dan mungkin yang utama. Bahkan
keunikan bahasa manusia sebetulnya bukan terletak pada kemampuannya berbahasa.
Akan tetapi, sebagai sarana komunikasi ilmiah bahasa memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan ini disebabkan oleh sifat bahasa yang multifungsi (Jujun S.
Suriasumantri, 1981). Dalam komunikasi ilmiah itu pada hakikatnya bersifat
objektif, bahasa sebagai sarana yang harus bebas dari aspek emotif dan afektif,
atau dalam pemakaiannya harus menekankan hal-hal tersebut seminimal mungkin.
Dalam kenyataannya syarat ini sulit dipenuhi karena pada hakikatnya kekurangan
bahasa itu bersumber pada manusia yang tidak terlepas dari unsur emotif dan
afektif (Sabarti Akhaidah, 1983). Dari kedua pendapat ini, maksudnya yaitu
mengenai ―Bahasa sebagai sarana komunnikasi‖.
Bahasa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu untuk mengungkapkan ide dan
gagasan terhadap orang lain. Dalam berkomunikasi sebenarnya melalui suatu proses
yang disebut proses bahasa. Proses bahasa tersebut terjadi pada pembicara,
lingkungan dan pendengar. Moulton (1976) mengemukakan bahwa terdapat 11
tahapan proses bahasa dari pembicara sampai pendengar pada saat berkomunikasi,
yaitu; (1) membuat kode semantik, (2) membuat kode gramatikal, (3) membuat kode
fonologis, (4) perintah otak, (5) gerakan alat ucap, (6) bunyi yang berupa getaran, (7)

Mengungkapkan Teori Bahasa


perubahan getaran melalui telinga pendengar, (8) getaran diteruskan ke otak, (9)
pemecahan kode fonologis, (10) pemecahan kode gramatikal, (11) pemecahan kode
semantis. Dari 11 proses tersebut, hanya no 5 dan 6 yang dapat diamati secara
empiris. Tahap lain tidak dapat diamati karena berlangsung dalam jatidiri pembicara
dan pendengar yang berlangsung sangat cepat, otomatis dan sempurna. Hal itu
ditunjukkan dengan keluarnya bunyi bahasa yang teratur dan adanya respon dari
pendengar yang terjadi berulang sampai dengan tujuan berkomunikasi tersebut
Tokoh yang Bahasa

tercapai.
Berdasarkan ilmu linguistik, kata bahasa dalam bahasa Indonesia, memiliki
Pengertian

lebih dari satu makna atau pengertian, sehingga sering kali membingungkan. Karena
itu tidak mengherankan kalau banyak juga pakar yang membuat definisi tentang
bahasa dengan pertama-tama menonjolkan segi fungsinya itu, seperti Sapir
(1221:8), Badudu (1989:3) dan Keraf (1984:16). Kridalaksana (1983) dan juga
Djoko Kentjono (1982), mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi

69
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama,
berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Definisi ini sejalan dengan definisi dari
Barber (1964:21), Wardhaugh (1977:3), Trager (1949:18), de Saussure
(1966:16), dan Bolinger (1975:15). Masalah lain yang berkenaan definisi bahasa
adalah: bilamana sebuah tuturan disebut bahasa, yang berbeda dengan bahasa
lainnya; dan bilamana hanya dianggap sebagai varian dari suatu bahasa. Oleh karena
itu, meskipun bahasa itu tidak pernah lepas dari manusia, dalam arti tidak ada
kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa, tetapi karena ―rumitnya‖ menentukan
suatu parole bahasa atau bukan, hanya dialek saja dari bahasa yang lain, maka hingga
kini belum pernah ada angka yang pasti berapa jumlah bahasa yang ada di dunia ini
(Criystal:1988:284). Mengenai bahasa dari beberapa pakar, kalau dibutiri akan
didapatkan beberapa ciri atau sifat yang hakiki dari bahasa. Sifat atau ciri itu,
antara lain adalah; (1) bahasa itu adalah sebuah sistem, (2) bahasa itu berwujud
lambang, (3) bahasa itu berupa bunyi, (4) bahasa itu bersifat arbitrer, (5) bahasa itu
bermakna, (6) bahasa itu bersifat konvensional, (7) bahasa itu bersifat unik, (8)
bahasa itu bersifat universal, (9) bahasa itu bersifat produktif, (10) bahasa itu
bervariasi, (11) bahasa itu bersifat dinamis, (12) bahasa itu berfungsi sebagai alat
interaksi sosial, dan (13) bahasa itu merupakan identitas penuturnya. Ciri atau sifat
ini diantaranya dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce dari Amerika, Ferdinand
de Saussure (1966:67) dari Eropa, Kridalaksana (1983:27), Bolinger (1975:22),
dan Kari Von Frisch (Fromkin 1974/Akmajian 1979).
Sedangkan bahasa dalam sosiolinguistik adalah sebuah sistem, artinya
bahasa itu dibentuk oleh ssejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat
dikaidahkan. Sifat bahasa itu produktif (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan
W.J.S. Purwadarminta), dinamis, beragam dan manusiawi. Telah dikemukakan oleh
Fishman (1972) bahwa yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah ―who speak
what language to whom, when and to what end‖. Oleh karena itu, fungsi-fungsi
bahasa antara lain dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode, dan

Mengungkapkan Teori Bahasa


amanat pembicaraan.
Hymes (1974) seorang pakar sosiolinguistik mengatakan, bahwa suatu
komunikasi dengan menggunakan bahasa harus memperhatikan delapan unsur, yang
diakronimkan menjadi SPEAKING, yakni; (1) Setting and Scene, (2) Participants, (3)
Ends, (4) Act sequences, (5) Key, (6) Instrumentalities, (7)Norms, dan (8) Genres.
Dalam Webster s New Collegiale Dictionary (1981:225) dikatakan bahwa,
komunikasi adalah proses pertukaran informasi antarindividual melalui sistem simbol,
Tokoh yang Bahasa

tanda atau tingkah laku yang umum. Sebagai alat komunikasi, bahasa itu terdiri dari
dua aspek, yaitu aspek linguistik dan nonlinguistik atau paralinguistik.
Pengertian

Ada tiga pakar, yaitu Hockett, Mc Neill dan Chomsky yang tertarik
terhadap keistimewaan bahasa sebagai alat komunikasi manusia dibandingkan dengan
alat-alat komunikasi yang ada pada dunia hewan. Bila disarikan dari Hockett dan Mc
Neill setidaknya ada delapan butir ciri khusus yang membedakan sistem komunikasi
bahasa dari sistem komunikasi makhluk lainnya. Kedelapan ciri itu adalah sebagai

70
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

berikut; (1) bahasa itu menggunakan jalur vokal auditif, (2) bahasa dapat tersiar ke
segala arah, (3) lambang bunyi bahasa yang berupa bunyi itu cepat hilang setelah
diucapkan, (4) partisipan dalam komunikasi bahasa dapat saling berkomunikasi, (5)
bahasa bersifat terbuka, (6) bahasa dapat dipelajari, (7) bahasa dapat digunakan
untuk menyatakan yang benar dan yang tidak benar atau tidak bermakna secara
logika, (8) bahasa memiliki dua subsistem, yaitu subsistem bunyi dan makna.
Sedangkan hubungan yang terdapat diantara bahasa dengan masyarakat, adalah
adanya hubungan antara bentuk-bentuk bahasa tertentu, yang disebut variasi, ragam
atau dialek dengan penggunaannya untuk fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat.
Hubungan antara bahasa dengan tingkatan sosial di dalam masyarakat, dapat dilihat
dari dua segi; (1) dari segi kebangsawanan, kalau ada; dan (2) dari segi kedudukan
sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomian yang
dimiliki.
Itulah sekelumit mengenai teori bahasa dari para tokoh yang dapat kita
pelajari dan dapat juga sebagai bahan perbandingan untuk mempelajari bahasa.
Teori-teori tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
Bahasa bersifat lisan yang telah tertata dalam sistem simbol pandang dan dengar.
Bahasa mencerminkan lingkungan social tempat, baik dari segi linguistik maupun
tingkatan budaya serta pengaruh berbagai macam dialek dan geografis.
Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap.
Setiap bahasa memiliki struktur sendiri.
Bahasa merupakan suatu bentuk prilaku, perlambang konsep diri dan sikap sosial
seseorang yang menyimbolkan pikiran, keinginan, dan kepercayaan.
Bahasa merupakan media pengembangan dan pertukaran gagasan.
Bahasa diajarkan untuk mencerminkan penggunaan dan struktur kontemporer,
alphabet, tulisan, kata dan ejaannya.
Bahasa merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial yang mempengaruhi
kepercayaan, sikap dan tingkah laku.

Mengungkapkan Teori Bahasa


Tokoh yang Bahasa
Pengertian

71
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Teori-teori Bahasa
sebagai Kontekstual Pembelajaran Bahasa Indonesia
Oleh: Wawan Setiawan

Tujuan umum pendidikan dan pengajaran bahasa di lembaga-lembaga adalah


memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa itu sendiri. Teori-teori bahasa tidak
muncul begitu saja bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk
berkomunikasi banyak mengalami perubahan-perubahan dari yang bersifat sederhana
beragam sampai kepada yang bersifat kompleks. Pemerolehan bahasa sangat banyak
ditentukan oleh interaksi antara aspek-aspek kematangan biologis, kognitif dan
sosial. Slogin (dalam Tarigan, 1998) mengemukakan bahwa setiap pendekatan modern
terhadap pemerolehan bahasa akan menghadapi kenyataan bahwa bahasa telah
dibangun sejak semula oleh anak, memanfaatkan aneka kapasitas bawaan sejak lahir
yang beraneka ragam dalam interaksi dengan pengalaman-pengalaman dunia fisik dan
sosial. Dalam rangka pengembangan ilmu kebahasaan para ahli telah banyak menggali
dan mengembangkan hal-hal baru sehingga munculah tokoh-tokoh yang
mengungkapkan teori-teori bahasa sehingga terdapatlah cabang-cabang ilmu bahasa
yang tidak kita ketahui sebelumnya.
Bahasa merupakan penginterprestasian dari sebuah tanda yang selama ini
menjadi tanda dalam kehidupan yang merupakan awal munculnya bahasa. Bahasa
adalah cara utama untuk mengkominikasikan isi pikiran dan pendapat terhadap orang
lain. Setiap masyarakat manusia memiliki bahasa dan manusia memiliki kecerdasan
normal dalam memperoleh bahasa aslinya sekarang bahasa menjadi dilematis dan
mulai berubah maknanya. Bahasa yang dulunya hanya digunakan sebagai alat

Mengungkapkan Teori Bahasa


berkomunikasi sekarang sudah bergeser seiring perubahan zaman kearah politik,
budaya, dan kekuasaan. Faukaulet pernah berkata bahwa dengan menguasai sebuah
bahasa kita akan menguasai orang yang menggunakan bahasa itu. Inilah yang disebut
Faucault sebagai relasi kuasa bahasa. Pada zaman orde baru ketika pemerintah
menuduh sebagai anti pembangunan ekstrim kiri, ekstrim kanan, komunis dan
sebutan-sebutan yang sejenisnya, dia pasti akan tersingkir baik secara politik
maupun sosial. Dalam pandangan orang Athena abad ke-5 bahasa menjadi instrumen
Tokoh yang Bahasa

untuk mencapai tujuan tertentu, yang kongkrit dan pasti. Bahasa dianggap sebagai
senjata ampuh dalam peraturan politik tingkat tinggi (Latif dan Ibrahim 1996 : 17).
Pengertian

Bahasa adalah ekspresi kekuasaan oleh karena itu bahasa merupakan kancah
perhelatan kekuasaan. Dalam riil kehidupan manusia orang sering kali menggunakan
sebuah bahasa dalam membohongi setiap orang. Dalam kancah perpolitikan ada
sebuah pergolakan yang terjadi dan itu tentunya tidak terlepas dari bagaimana

72
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

menbuat bahasa sehingga menjadi isu yang bisa membuat konsentrasi elit politik
bubar atau terpecahkan.
Manusia mempergunakan bahasa sebagai alat vital dalam kehidupan sehari-
hari yang mempunyai fungsi yang amat penting adalah sebagai instrumental, regulasi,
interaksional, personal, dan imajinatif. Bahasa merupakan aspek kebudayaan sebagai
pendukung dan bahasa sebagai cermin kebudayaan. Bahasa dan pendidikan merupakan
yang bertalian dengan eratnya. Bahasa adalah alat utama dalam pendidikan keduanya
bekerja sama saling menunjang dalam membentuk, memelihara, serta mengangkat
martabat manusia. Gagne (1968) mengemukakan bahwa ―Instruction designed for
effective learning may bedelivered in a number of ways and may us a veriety of
media‖. Cara-cara untuk menyampaikan pengajaran lebih mengacu kepada jumlah
pembelajar dan kreativitas penggunaan media. Gilstrap dan Martin (1975) juga
menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan keberhasilan
pembelajar terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan
strategi belajar. Hamre dan Pianta (2005) pernah menjelaskan bahwa pembelajaran
di sekolah akan melahirkan hasil maksimalnya ketika guru dapat menanggapi
kebutuhan suasana hati, minat dan kemampuan murid, dapat menciptakan suasana
kelas yang positif, banyak canda, kegairahan, hangat, dan memperlakukan murid
secara positif, serta manajemen ruang kelas yang baik.
Proses belajar mengajar, erat kaitannya dengan lingkungan dan suasana
dimana proses itu berlangsung. Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi oleh
banyak aspek seperti gaya belajar, fasilitas yang tersedia, pengaruh iklim kelas
masih sangat penting. Hal ini beralasan karena ketika peserta didik belajar diruang
kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan nonfisik
kemungkinan mendukung mereka atau bahkan mengganggu mereka. Oleh karena itu,
Hyman (1980) mengatakan bahwa iklim yang kondusif dapat mendukung
Interaksi yang bermanfaat diantara peserta didik
1. Memperjelas interaksi yang bermanfaat di antara peserta didik

Mengungkapkan Teori Bahasa


2. Memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik
3. Menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas
berlangsung dengan baik, dan
4. Mendukung saling pengertian dan peserta didik.
Selain keempat hal di atas Moos dalam Walberg (1979) mengatakan bahwa iklim
sosial juga mempunyai pengaruh penting terhadap kepuasan peserta didik.
Walberg dalam farley dan Gordon (1981) mengemukakan bahwa prestasi
Tokoh yang Bahasa

peserta didik ditentukan oleh banyak faktor seperti usia, kemampuan dan motivasi,
jumlah dan mutu pengajaran, lingkungn alamiah dirumah dan kelas. Selain itu Berliner
Pengertian

dalam Walberg (1979) kelihatannya mendukung Welberg mengatakan bahwa iklim


kelas yang ditandai dengan kehangatan, demokrasi, keramah tamahan, dapat
digunakan sebagai alat prestasi belajar.
Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan
interaksi antara dua unsur manusiawi dimana siswa sebagai pihak yang belajar dan

73
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang
menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki
tujuan yaitu tujuan. Sebagai seorang yang memiliki kompetensi pedagogig,
kompetensi kepribadian kompetensi sosial dan kompetensi propesional. Yang
berkaitan dengan kompetensi pedagogig yaitu kompetensi yang berhubungan langsung
dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan keterampilan guru dalam menciptakan iklim
komunikatif diharapkan siswa dapat berpasitifasi aktif untuk mengeluarkan
pendapatnya, mengembangkan imajinasinya dan daya kreativitasnya. Tentu
komunikasi guru dan siswa yang dimaksud adalah dalam kegiatan pembelajaran tatap
muka baik secara verbal maupun nonverbal, baik secara individual maupun kelompok
dan dibantu dengan media atau sumber belajar.
Proses berkomunikasi erat kaitannya denngan prilaku karena berbahasa
adalah tindakan yang bersifat jasmani karena aspek psikomotor dan bersifat rohani.
Bahasa juga merupakan medium yang digunakan manusia dengan melibatkan prilaku
baik yang nampak ataupun tidak nampak. Dalam proses komunikasi bahasa merupakan
suatu unsur yang tidak bisa dihilangkan sehingga pada umumnya penggunaan bahasa
banyak sekali tokoh-tokoh yang mengungkapkannya tentang teori bahasa.
Dalam hal ini otak juga berperan dalam kebahasaan sebagai pusat yang
mengatur kegiatan berpikir dengan sendirinya karena pikiran yang dihasilkan oleh
otak mengoprasikan sistem tanda atau simbol. Bahasapun mendorong kegiatan untuk
berpikir realitas yang tampak didunia jika tidak diberi ―tanda‖, kode, atau simbol,
maka ia akan menjadi realitas yang tidak terbahasakan dan akan tersimpan dalam
pikiran secara statis dan tidak memiliki ruang untuk dikomunikasikan, atau
mengendalikan proses berpikir yang bergerak secara dinamis. Prilaku bahasa
dihasilkan oleh prilaku berpikir yang memproleh dan memahami bahasa dan
membentuknya menjadi kalimat-kalimat mekanisme. Pada dasarnya berkomunikasi
dan menggunakan bahasa adalah suatu proses mengubah pikiran menjadi kode dan
mengubah kode pikiran.

Mengungkapkan Teori Bahasa


Bahasa dalam hal ini juga memandu dan mengkondisikan pikiran individu
tentang realitas dapat disimpulkan juga bahwa persepsi manusia tentang realitas
sangat dipengaruhi oleh bahasa yang membentuk pemahamannya, dengan demikian
pikiran tidak akan mampu mengenali dunia realitas tanpa disimbolkan lebih dulu dalam
bentuk bahasa. Pikiran bisa bekerja bila ada bahasa .Kondisi pikiran dapat juga
mempengaruhi prilaku bahasa yang dapat mempengaruhi kondisi pikiran. Bahasa yang
kasar akan mempengaruhi seseorang menjadi negatif, bahasa tentu seseorang sakit
Tokoh yang Bahasa

hati, patah hati, gembira, bahkaan bunuh diri. Bahasa tidak saja menjadikan pikiran
mengenali, menganalisis dan membuat generalisasi dan persepsi, bahasa juga dapat
Pengertian

mempengauhi kondisi pikiran bila bahasa itu masuk kepikiran bawah sadar. Para ahli
mencoba memaparkan bentuk hubungan antara bahasa dan pikiran atau lebih
disempitkan lagi, bagaimana bahasa mempengaruhi pikiran manusia akan hanya
berkata dan memahami satu dengan yang lainnya dalam kata-kata yang terbahasakan.
Baahasa juga memiliki orientasi yang subjektif dalam menggambarkan dunia

74
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

pengalaman manusia. Orientasi ini yang selanjutnya mempengaruhi bagaimana manusia


berpikir dan berbahasa secara baik.
Simpulan
Dari teori-teori bahasa yang ada munculah teori menjadi mata rantai proses
pembelajaran, dmana penulis banyak menuangkan berbagai penemuan-penemuan.
Karena dalam bahasa dan teorinya mempunyai fungsi yang saling mempengruhi dalam
ilmu bahasa tersebut, sehingga bahasa akan terus menerus mengalami banyak
perubahan yang bersifat dinamis.

Mengungkapkan Teori Bahasa


Tokoh yang Bahasa
Pengertian

75
kumpulanartikelteoribelaj
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

arbahasakumpulanartikel
teoribelajarbahasakumpu
bagaimana
PENGERTIAN BAHASA
lanartikelteoribelajarbaha
belajar bahasa

sakumpulanartikelteoribe
lajarbahasakumpulanarti
kelteoribelajarbahasakum
pulanartikelteoribelajarb
ahasakumpulanartikelteo
ribelajarbahasakumpulan
Pengertian Bahasa

artikelteoribelajarbahasa
kumpulanartikelteoribelaj 76
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bagaimana Cara Belajar Bahasa,


Khususnya Bahasa Indonesia
Oleh: Ela Siti Julaeha

Sebelum kita bicara tentang bagaimana cara belajar bahasa Indonesia, kita
harus mengetahui apa bahasa itu sendiri? Bahasa adalah sebuah sistem, artinya,
bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat
dikaidahkan. Bagi orang yang mengerti sistem bahasa Indonesia akan mengakui
bahwa susunan ―Ibu‖ meng……seekor…di…‖ adalah sebuah kalimat bahasa Indonesia
yang benar sistemnya, meskipun ada sejumlah komponen yang ditanggalkan. Tetapi
susunan ―Meng ibu se ikan goreng dapur‖ bukanlah kalimat bahasa Indonesia yang
benar karena tidak tersusun menurut sistem kalimat bahasa Indonesia. Sebagai
ssebuah sistem, bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Dengan
sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak
tersusun secara acak atau sembarangan. Sistem bahasa yang dijelaskan di atas
adalah berupa lambang-lambang dalam bentuk bunyi. Artinya, lambang-lambang itu
berbentuk bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa.
Bahasa itu bersifat produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi. Bahasa
bersifat produktif, artinya, dengan sejumlah unsur yang terbatas, namun dapat
dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Bahasa bersifat dinamis,
artinya, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang
sewaktu-waktu dapat terjadi. Bahasa bersifat beragam, artinya, meskipun sebuah
bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunysai latar belakang dan
kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran
fonologis, morfologis, sintaksis, maupun pada tataran leksikon. Bahasa bersifat
manusiawi, artinya, bahasa sebagai alat komunikasi verbal hanya dimiliki manusia.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam
Bahasa Bahasa

berkomunikasi, baik lisan maupun tulis. Belajar sebuah bahasa bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara. Bisa dengan cara membaca buku-buku teori tentang bahasa,
Bagaimana Belajar

bisa melalui media televisi, bisa dengan bercakap langsung dengan penutur asli suatu
bahasa dan lain sebagainya. Dari beberapa cara tersebut, cara yang paling mendasar
Pengertian

dalam mempelajari bahasa adalah dengan menyimak tuturan suatu bahasa. Ada empat
cara untuk belajar bahasa yaitu, membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang

77
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. Menyimak sebuah informasi dapat


berhasil dengan baik jika kita memfokuskan pikiran dan konsentrasi pada informasi
yang disampaikan. Paham tidaknya kita terhadap informasi yang disampaikan sangat
ditentukan oleh kadar keseriusan kita dalam menyimak informasi tersebut. Maka
dari itu kita diharapkan menyimak informasi tersebut dengan sungguh-sungguh
sehingga dapat menangkap isinya dengan baik dan benar. Tanpa menyimak, seseorang
tidak akan bisa berbicara, menulis ataupun membaca. Contoh kecilnya, seorang bayi
tidak akan pernah bisa berkata ―Ibu‖ bila sebelumnya dia tidak pernah mendengar
seseorang mangatakan kata itu. Seseorang juga tidak akan pernah bisa menulis,
bahkan membaca apabila sebelumnya dia tidak mendengar seseorang berkata : huruf
―I-b-u‖ dibaca ―Ibu‖.
Antara belajar bahasa dengan keterampilan menyimak itu ada kaitannya, dan
menyimak mempunyai beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan keterampilan
bahasa yang lainnya. Keterampilan menyimak erat hubungannya dengan ketiga
keterampilan berbahasa yang lain. Seseorang memperoleh bahasa pertamanya karena
mendengarkan orang-orang di sekelilingnya bertutur dan mengucapkan kata-kata,
sehingga kata-kata yang didengar akan langsung terekam di dalam otak seseorang
yang selanjutnya secara tidak sadar, kata-kata itu akan diucapkan pada saat ia
menggunakan keterampilan berbicaranya. Orang juga lebih sering menggunakan
bahasa tutur daripada bahasa tulis, sehingga orang lebih sering mendengar daripada
membaca. Maka dalam memahami suatu tuturan, seseorang harus mempunyai daya
simak yang baik dan didukung dengan pemahaman mengenai kaidah bahasa yang
digunakan.
Belajar bahasa Indonesia sangatlah penting hingga sekarang. Agar kita
dapat menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita harus mengetahui
kaidah-kaidah bahasa. Bahasa memiliki beberapa perbedaan dan persamaan.
Perbedaan dalam bahasa dapat dilihat dengan jelas dari susunan atau bentuknya. Kita
sebagai warga negara indonesia harus mengetahui sejumlah fungsi bahasa agar kita
dapat mengungkapkan tuturan bahasa sesuai dengan siapa, kapan, dan bagaimana
bertutur. Fungsi bahasa itu sendiri yakni untuk komunikasi antar sesama, dengan
kata lain bahwa pengembangan pembelajaran bahasa baik bahasa Inggris ataupun
bahasa Arab dewasa ini seyogyanya diarahkan untuk kemampuan berbahasa peserta
Bahasa Bahasa

didik secara aktif.


Adapun beberapa pendapat para ahli tentang fungsi bahasa :
Menurut Lyon ada tiga fungsi bahasa antara lain :
Pengertian Belajar

a. Fungsi deskriptif bahasa yaitu untuk menyampaikan informasi faktual.


b. Fungsi ekspresif bahasa yaitu untuk menyediakan informasi mengenai sang
Bagaimana

pembicara, perasaannya, pilihannya, prasangkanya, dan pengalaman mas


lalunya.
c. Fungsi sosial bahasa yaitu melayani, memantapkan serta memelihara hubungan-
hunbungan sosial antara orang-orang.

78
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Sedangkan menurut Menurut Candlin dan Widdowson dan diikuti oleh


beberapa ahli bahasa di Eropa melihat bahwa menjadi sebuah kebutuhan untuk lebih
memfokuskan pembelajaran bahasa kepada kecakapan atau keahlian berkomunikasi
dari pada pembelajaran bahasa yang berkutat pada penguasaan struktur belaka.
Banyak orang dan yang lebih penting lagi apabila kita telah menguasai bahasa
Indonesia dengan benar, itu akan menjadi nilai plus untuk diri kita pribadi karena
kita akan terlihat lebih berwibawa saat berbicara didepan umum dibanding orang
yang tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Belajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar itu tidak mudah seperti
yang kita bayangkan. Banyak orang yang ingin belajar bahasa Indonesia, karena
bahasa Indonesia adalah bahasa resmi bangsa Indonesia. Jadi masih banyak kalangan
masyarakat kita yang belum menguasai bahasa dengan benar oleh sebab itu didalam
dunia pendidikan disusunlah pelajaran bahasa Indonesia agar seluruh kalangan
masyarakat Indonesia dapat mengetahui bagaimana cara belajar berbahasa
Indonesia dengan baik. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus
terus belajar bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar kita sendiri tidak dihina
oleh negara lain karena bahasa sendiri saja kita belum menguasai dengan baik dan
apabila kita telah menguasai bahasa Indonesia dengan baik, mungkin saja suatu saat
nanti bahasa Indonesia kita dipakai untuk bahasa Internasional.
Seseorang memperoleh bahasa pertamanya karena mendengarkan orang-
orang di sekelilingnya bertutur dan mengucapkan kata-kata, sehingga kata-kata yang
didengar akan langsung terekam di dalam otak seseorang yang selanjutnya secara
tidak sadar, kata-kata itu akan diucapkan pada saat ia menggunakan keterampilan
berbicaranya. Orang juga lebih sering menggunakan bahasa tutur daripada bahasa
tulis, sehingga orang lebih sering mendengar daripada membaca. Maka dalam
memahami suatu tuturan, seseorang harus mempunyai daya simak yang baik dan
didukung dengan pemahaman mengenai kaidah bahasa yang digunakan. Jadi apabila
seseorang ingin belajar suatu bahasa maka harus sering mendengarkan tuturan-
tuturan bahasa tersebut.
Adapun faktor yang mempengaruhi perkembanagn bahasa menurut aliran
navatisme berpandangan bahwa perkembangan kemampuan berbahasa seseorang
ditentukan oleh faktor-faktor bawaan sejak lahir yang diturunkan oleh orang tuanya.
Bahasa Bahasa

Dengan demikian, jika orang tuanya memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan
cepat, perkembangan bahasa anak pun juga akan baik dan cepat. Begitu juga
sebaliknya, jika kemampuan bahasa orang tuanya lambat dan kurang baik,
Pengertian Belajar

perkembangan bahasa anak pun ikut lambat dan kurang baik. Sedangkan menurut
aliran empirisme atau behaviorisme justru berpandangan sebaliknya, yaitu bahwa
Bagaimana

kemampuan perkembangan berbahasa seseorang tidak ditentukan oleh bawaan sejak


lahir melainkan ditentukan oleh proses belajar dari lingkungan sekitarnya. Jadi,
menurut aliran ini proses belajarlah yang sangat menentukan kemampuan
perkembangan bahasa seseorang. Dari perspektif ini, meskipun kemampuan bahasa
orang tuanya kurang baik dan lambat tetapi jika proses stimulasi dan proses belajar

79
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

dilakukan secara intensif dengan lingkungan berbahasa secara baik dan cepat,
kemampuan perkembangan bahasa anak menjadi baik dan cepat.
Konsep bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran sudah
mempunyai sejarah yang panjangjika kita menelusuri sejarah studi hahasa pada masa
lalu. Pada abad pertengahan (500-1500M) studi bahasa kebanyakan dilakukan oleh
para ahli logika atau ahli filsafat. Mereka menitikberatkan penyelidikan bahasa pada
satuan-satuan kalimat yang dapat dianalisis sebagai alat untuk menyatakan proposisi
benar atau salah.
Sejak awal tahun enam puluhan ada perdebatan yang cukup seru mengenai bahan
atau materi pengajaran bahasa Indonesia termasuk metodenya yang harus diberikan
di sekolah, terutama di sekolah dasar. Dalam pendidikan normal, pendidikan bahasa
Indonesia mempunyai dua muka yaitu :
1. Sebagai bahasa pengantar di dalam pendidikan
2. Sebagai mata pelajaran
Belajar bahasa Indonesia termasuk mata pelajaran penting, sama dengan
pendidikan agama. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, maka bahasa Indonesia harus
digunakan dalam setiap kegiatan yang bersifat resmi kenegaraan, termasuk sebagai
bahasa pengantar dalam bidang pendidikan. Penggunaan bahasa Indonesia semakin
hari semakin meluas, dan jumlah penuturnya bertambah banyak.
Adapun beberapa alasan yang dapat dikemukakan :
a. Bahasa Indonesia memiliki status sopsial yang tinggi, yaitu sebagai bahasa
nasional dan bahsa resmi kenegaraan. Ini berarti dapat berbahasa Indonesia
mempunyai rasa kebanggaan tersendiri, yaitu kebanggaan nasional.
b. Semakin banyak keluarga, terutama di kota-kota besar, yang langsung
menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dengan anak-anak meraka.

Bahasa Bahasa
Bagaimana Belajar
Pengertian

80
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Belajar Bahasa
Oleh: Isna Priyanti

Bahasa ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu
ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. Bahasa juga merupakan alat komunsikasi dan
interaksi yang sangat penting bagi manusia. Dengan bahasa kita, kita mendapatkan
informasi, menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Oleh karena itu,
bahasa sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia. Tidak ada bahasa tidak
akan terjadi interaksi sosial antara satu dengan yang lainnya.
Untuk belajar bahasa yang baik, sebelumnya kita harus mengetahui bentuk
dan makna bahasa serta fungsi bahasa itu sendiri. Kemudian dalam belajar bahasa
pun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar bahasa.
Bentuk dan Makna Bahasa
Bahasa memiliki bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Bentuk bahasa terdiri dari :
a. Unsur segmental (bagian dari unsur bahasa yang terkecil sampai dengan yang
terbesar), yaitu : fonem, suku kata, kata, frase, kalimat, dan wawamcara.
b. Unsur suprasegmental (bagian bahasa yang berupa intonasi) yang terdiri dari :
tekanan, nada, durasi dan perhatian.
Sedangkan makna bahasa terdiri dari: makna morfemis, makna leksikal,
makna sintaksis, dan makna wacana.
Fungsi Bahasa
Bahasa memiliki fungsi:
a. Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik, antara
anggota masyarakat.
b. Fungsi ekspresi, yaitu menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi, atau
tekanan-tekanan perasaan pembicara.
c. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuaikan dan membaur diri dengan
anggota masyarakat
d. Fungsi kontra sosial, yaitu untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain.
Bahasa Bahasa

Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi khusus, yaitu sebagai bahasa nasional yang
berfungsi untuk menjalankan administrasi negara, sebagai alat pemersatu, dan
Pengertian Belajar

sebuah wadah penampung kebudayaan.


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dipengaruhi
dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasuk faktor
Bagaimana

eksternal, yaitu faktor eksternal, yaitu guru, lingkungan, teman, keluarga, orang tua,
dan masyarakat. Sedangkan yang termasuk faktor internal yaitu motivasi, minat,
bakat, sikap dan kecerdasan. Berdasarkan faktor eksternal, ada tiga prinsip belajar
bahasa, yaitu :
- Memberikan situasi dan mteri belajar sesuai respon yang diharapkan siswa.

81
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

- Ada pengulangan belajar agar sempurna dan tahan lama, dan


- Ada penguatan respon belajar siswa
Sedangkan berdasarkan faktor internal yaitu belajar bahasa dapat dibantu dengan
berbagai media visual, audio atau audio visual. Jadi tidak hanya menggunakan buku
sumber/acuan tetapi bisa dibantu dengan media lain. Apalagi teknologi yang sekarang
ini semakin canggih dapat lebih banyak membantu dalam proses belajar dan dapat
mempermudah guru dalam proses pembelajaran.
Dalam belajar bahasa ada jenis keterampilan dan perilaku yaitu
keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keempat keterampilan ini sangat berpengaruh terhadap proses
serta keberhasilan belajar siswa. Jika salah satu dari keempat keterampilan
tersebut tidak ada, maka proses dan keberhasilan terhadap siswa pun akan tidak
sempurna.
Menurut Vallete dan Disk, keterampilan belajar bahasa diurutkan secara hirarkis
dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks (luas), dan dibedakan pula
atas perilaku internal dan perilaku eksternal, yaitu sebagai berikut :
a. Keterampilan mekanis berupa hapalan atau ingatan.
b. Yaitu menghapal atau mengingat bentuk-bentuk bahasa dari yang sederhana
sampai ke yang kompleks, kemudian siswa meniru ajaran atau tulisan.
c. Keterampilan pengenalan (metacognition) berupa mengenal kaidah kebahasaan dan
mengingat kaidah bahasa terrtentu.
d. Keterampilan transfer berupa menggunakan pengetahuan bahasa dalam situasi
dan mengaflikasikan pengetahuan/kaidah bahasa, dan
e. Keterampilan komunikasi berupa penggunaan pengetahuan/kaidah bahasa dalam
berkomunikasi dan mengekspresikan diri baik lisan maupun tulisan.
Kemudian untuk mendapat hasil belajar bahasa yang baik, harus memiliki
strategi yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam
belajar bahasa harus memiliki metode/teknik seperti berikut :
a. Menggunakan rasa ingin tahu murid
b. Menantang murid untuk belajar
c. Mengaktifkan mental, fisik, dan psikis murid
d. Memudahkan guru
Bahasa Bahasa

e. Memudahkan kreativitas murid dan


f. Mengembangkan pemahaman murid terhadap materi yang dipelajari.
Metode/teknik dalam belajar bahasa dapat menggunakan metode diskusi,
Pengertian Belajar

inkuiri (siswa diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga dapat
menemukan cara pemecahannya), sosiodrama (bermain drama), tanya jawab, latihan
Bagaimana

dan bercerita. Dengan begitu dapat terlihat seberapa berhasilkah belajar bahasa.
Karena dengan menggunakan metode tersebut dapat mengembangkan pengetahuan
untuk pemecahan masalah, menyampaikan pendapat dengan bahasa yang baik dan
benar, menghargai orang lain, dan berfikir kreatif dan kritis.

82
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
belajar bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam
berkomunikasi, baik berupa lisan maupun tulisan. Jadi, jika ingin mengatahui sebaik
apaa kemampuan berbahasa/berkomunikasi kita dapat dilihat dari bagaimanaa kita
menggunakan bahasa dalam setiap berkomunikasi/berinteraksi.
Sifat Bahasa
Bahasa dapat dilihat dari segi sifatnya, yaitu :
a. Sistematika, yaitu memiliki sistem berupa sistem bunyi (arus ujaran) dan makna.
b. Mana suka, yaitu unsur-unsur bahasa dipilih secara acak tanpa dasar atau tidak
ada hubungan logis antara bunyi (arus ujaran) dengan maknanya.
c. Ujar, yaitu berbentuk ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
d. Manusiawi, yaitu bahasa berfungsi selama manusia memanfaatkannya
e. Komunikatif, yaitu bahwa bahasa sebagai penyatu keluarga, masyarakat dan
bangsa dalam kegiatannya.
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembicaraan
mengenai pendekatan,metode,dan teknik mengajar. Machfudz (2002) mengutip
penjelasa Edward M. Anthony menjelaskn dalam pembelajaran bahasa harus ada
pendekatan pembelajaran untuk mengacu pada teori-teori tentang hakekat bahasa
dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip
pengajaran bahasa. Teori tentang hakekat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan
tesis-tesis tentang hakekat bahasa,karakteristik bahasa,unsur-unsur bahasa,serta
fungsi danpemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa.
Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa
sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistik. Pendakatan pembelajaran lebih
bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistic dan teori
belajar bahasa yang digunakan tidak dipergunakan lagi. Dari pendekatan ini
diturunkan metode pembelajra bahasa. Misalnya dari pendekatan berdasarkan teori
ilmu bahasa structural yang mengemukakan tesis-tesis linguistic menurut pandangan
kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa menganut aliran
behaviorisme diturunkan metode pembelajaran bahasayang disebut Metode Tata
Bahasa.
Bahasa Bahasa

Kondisi pembelajarn bahasa harus melakukan langkah ―revitalisasi‖, yaitu


dengan menghidupkan dan menggairahkan kembali proses pembelajaran bahasa yang
didukung oleh etos dan semangamt guru yang handal serta kegairahan siswa yang
Bagaimana Belajar

terus meningkat intensitasnya dalam belajar dan berlatih berbahasa. Langkah


―revitalisasi‖ yang mesti ditempuh,yaitu harus menciptakan dan sekaligus
Pengertian

memberdayakan guru. Upaya pemberdayaan guru hendaknya dimulai sejak calon guru
menempuh pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan) agar kelak
setelah benar-benar menjadi guru sudah tidak asing lagi dengan dunianya dan siap
pakai. Jelas, tuntutan ideal semacam ini bukan tugas yang ringan ringan bagi LPTK ,
sebab selain harus mampu mencetak lulusan yang punya kemampuan akadenik tinggi ,

83
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

juga harus memiliki integritas kepribadian yang kuat dan keterampilan mengajar
yang handal.
Revitalisasi juga harus diimbangi dengan peran-peran masyarakat agar bias
menciptakan suasana kondusif yang mampu merangsang siswa untuk belajar dan
berlatih berbahasa Indonesia yang baik dan benar,dengan cara memberikan teladan
yang baik dalam peristiwa tutur sehari-hari. Demikian dengan media massa
(cetak/elektronik) hendaknya juga menaruh kepedulian yang tinggi untuk
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang berlaku.
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Kegiatan pengupayaan
ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan
efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa analisi tujuan dan karakteristik
studi dan siswa,analisis sumber belajar,menetapkan strategi pengorganisasian,isi
pembelajaran,menetapkan strategi penyampaian pembelajaran,menetapkan strategi
pengelolaan pembelaajaran,dan menetapkan prosedur pengukuran hasil belajar. Maka
dari itu, setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi
pembelajaran untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan
memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran
diharapkan pencapaian tujuan pembelajaran dapat terpenuhi.
Untuk mencapai tujuan belajar bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar
bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya,serta menjadikan
aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-
prinsip belajar bahasa yaitu harus diperlakukan sebagai individu yang memiliki
kebutuhan dan minat,diberi kesempatan berpartisipasi dalam penggunaan bahasa
secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas,keterampilan,dan strategi untuk
mendukung proses pemerolehan bahasa.
Dalam strategi pembelajaran terdapat variable metode pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu strategi pengorganisasian isi
pembelajaran,dan strategi pengelolaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran bahasa
bukanlah untuk menjadikan siswa sebagai ahli bahasa,melainkan sebagai seorang yang
dapat menggunakan bahasa untuk keperluannya sendiri,dapat memanfaatkan
sebanyak-banyaknya apa yang ada di luar dirinya dari mendengar,membaca,dan
Bahasa Bahasa

mengalami,serta mampu berkomunikasi dengan orang disekitarnya tentang


pengalaman dan pengetahuannya.
Kondisi pembelajaran adalah factor yang mempengaruhi efek metode dalam
Pengertian Belajar

meningkatkan hasil belajar. Kondisi ini tentunya berinteraksi dengan metode


pembelajaran dan hakikatnya tidak dapat dimanipulasi. Berbeda dengan hanya
Bagaimana

metode pembelajaran yang didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda dibawah


kondisi pembelajaran yang berbeda. Semua cara tersebut dapat dimanipulasi oleh
perancang-perancang pembelajaran. Sebaliknya,jika suatu kondisi pembelajaran
dalam suatu situasi dapat dimanipulasi,maka ia ia berubah menjadi metode
pembelajaran. Artinya klasifikasi variable-variabel yang termasuk kedalam kondisi

84
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

pembelajaran,yaitu variaberl-variabel yang berpengaruh pada penggunaan metode


karena ia berinteraksi dengan metode dan sekaligus diluar control perancang
pembelajaran. Variable dalam pembelajaran dapat dikelompokan menjadi tiga bagian,
yaitu tujuan dan karakteristik bahasa,kendala dan karakteristiknya,dan
karakteristik pelajar.

Bahasa Bahasa
Bagaimana Belajar
Pengertian

85
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Belajar Bahasa dan Perkembangan Bahasa


Oleh: Neng Widaningsih

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seseorang dalam


pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat bergaul.
Oleh karena itu, penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu
memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai
berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan
perkembangan hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seseorang (bayi-anak)
dimulai dengan meraba dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata,
menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan
menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.
Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti
faktor intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan mnasih sangat
sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami
lingkungan, maka bahsa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana
menuju ke bahasa yang kompleks. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan,
karena bahsa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan.anak (bayi)
belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain ―meniru‖ dan ―mengulang‖ hasil
yang telah di dapatkan merupakan cara belajar bahsa awal.
Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang di
dengarkannya. Manusia dewasa di sekelilingnya membetulkan dan memperjelas.
Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun di saat
anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan
penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis,
maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat
komunukaisi disini di artikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan
dipahami oleh orang lain.
Bahasa Bahasa

Bahasa Remaja
Pengertian Belajar

Bahasa remaja adalah bahsa yang telah berkembang. Anak remaja telah
banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahsa remaja terbentuk oleh
kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencangkup lingkungan keluarga, masyarakat,
Bagaimana

dan khususnya pergaulan teman sebaya dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang
dimiliki adalah bahasa yang berkembang didalam keluarga atau bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat dimana mereka tinggal. Hal ini berarti proses pembentukan kepribadian
yang dihasilkan dari pergaulan dari masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dan

86
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

perilaku berbahasa. Bersama dengan kehidupannya didalam masyarakat luas, anak


(remaja) mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui di lembaga
pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu
pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan
sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan didalam
masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol sehingga bahasa anak
(remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang didalam
kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang
bentuknya amat khusus, seperti istilah ― lebay‖ dikalangan remaja yang dimaksudkan
adalah berlebihan. Bahasa ―prokem‖ tercipta secara khusus untuk kepentingan
khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah
dalam perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu
dengan yang lain. Hal ini ditunjukan oleh pemilihan dan penggunaan kosa kata sesuai
dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan berpendidikan
yang rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa
sembarangan dengan istilah-istilah yang ―kasar‖. Masyarakat terdidik yang pada
umumnya memiliki status sosial lebih baik, akan menggunakan istilah-istilah lebih
efektif, dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa secara lebih baik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh sebab itu,
perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor itu adalah:
1. Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,
bertambah pengalaman, dan meningkat kebutuhannya.bahasa seseorang akan
berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik
akan ikut mempengaruhi sehubunagn semakin sempurnanya pertumbuhan organ
bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa
remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai
tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual anak
akan mampu menunjukan cara berkomunikasi dengan baik.
Bahasa Bahasa

2. Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup
besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda
Pengertian Belajar

dengan dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai,


pegunungan, dan daerah-daerah terpencil dan kelompok sosial yang lain. Bahasa
Bagaimana

berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kekayaan lingkungan akan


merupakan pendukung bagi perkembangan peristilahan yang sebagian besar dicapai
dengan proses meniru. Dengan demikian, remaja yang berasal dari lingkungan yang
berbeda juga akan berbeda-beda pula kemampuan dan perkembangan bahasanya.
3. Kecerdasan anak

87
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal
tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik
seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.
Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan
menyusun kalimat dengan baik, dan memahami dan menangkap maksud suatu
pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang
anak.
4. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial baik, akan mampu menyediakan situasi yang
baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya. Rangsangan
untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi
berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan lebih tampak
perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga yang
terdididk. Dengan kata lain pendididkan keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa.
5. Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini dimaksudkan kondisi kesehatan anak. Seseorang yang
cacat yang terganggu kemampuannya untuk berkomunukasi sepert bisu, tuli, gagap,
atau organ suara tidak sempurna akan mengganggu perkembangan berkomunikasi dan
tentu saja akan mengganggu perkembangannya dalam berbahasa.
Kemampuan Masyarakat Dalam Berbahasa
Perkembangan bahasa di kalangan masyarakat sungguh sangat
memprihatinkan karena banyak penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baku kadang
sukar dimengerti oleh sebagian orang banyak penggunaan bahasa asing dikalagan
masyarakat.
Kadang orang salah menafsirkan bahasa yang baik dan benar yang menurut
EYD atau penulisan bahasa yang di singkat. Dalam m,asyarakat multi bahasa tersedia
berbagai kode, baik berupa bahasa dialek, variasi, dan gaya untuk digunakan dalam
interaksi sosial.
Dalam pemilihan bahasa terdapat tiga kategori pemilihan, yaitu ;
1. Dengan memilih satu variasi bahasa yang sama, maksudnya yaitu bila seseorang
menggunakan bahasa asli bila seseorang berbicara dengan orang lain.
Bahasa Bahasa

2. Dengan melakukan alih kode, menggunakan satu bahasa tapi menggunakanbahasa


lain untuk keperluan lain
3. Dengan melakukan campur kode, menggunakan satu bahasa disertai dengan
Bagaimana Belajar

serpihan bahasa-bahasa lain


Kemampuan individual dalam berbahasa
Pengertian

Yang dimaksud kemampuan yaitu suatu bentuk keterampilan atau bakat-


bakat naluri yang sudah ada dan berkembnag sepenuhnya melalui proses belajar
terhadap lingkungan sosial. Individual yaitu merupan diri pribadi seseorang.
Sedangkan bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi. Jadi yang dimaksud kemampuan

88
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

individual dalam berbahasa adalah bakat-bakat yang sudah ada dalam pribadi
seseorang untuk mengungkapkan sebuah kata yang cocok dalam pergaulan.
 Sikap dalam berbahasa
Dalam bahasa Indonesia kita sikap dapat mengacu pada bentuk tubuh, posisi
berdiri yang tegak, perilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan atau tindakan yang
dilakukan berdasarkan pandangan (pendirian, keyakinan,atau pendapat) sebagai reksi
atas adanya suatu hal atau kejadian. Sesungguhnya, sikap itu adalah fenomena
kejiwaan yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan perilaku. Namun,
menurut banyak penelitian tidak selalu yang dilakukan secara lahiriah merupakan
cerminan dari sikap batiniah. Sikap dalam berbahasa yaitu perilaku atau keyakinan
mengenai bahasa dan objek bahasa yang memberikan kecenderungan kepada
seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya.
 Etika berbahasa dalam individu
Etika yaitu membahas tentang nilai-nilai kebahasaaan dalam diri individu. Jadi
yang dimaksud etika berbahasa dalam individu yaitu nilai-nilai kebahasaan yang
ditonjolkan oleh setiap individu. Etika berbahasa dalam individu berkaitan dengan
pemiilihan bahasa.oleh karena itu, etika berbahasa ini antara lain akan mengatur apa
yang harus kitta katakan, ragam bahasa apa ynag paling wajar, kapan dan bagaimana
kita menggunakan giliran berbicara kiyta, kapan kita harus diam, bagaimana kualitas
suara dan sikap fisik kita di dalam berbicara. Etika berbahasa itu tidaklah
merupakan hal yang yang terpisah melainkan merupakan hal yang menyatu di dalam
tindak laku berbahasa.
 Kemampuan dalam berbahasa
Kemempuan dalam berbahasa yaitu suatu bentuk keterampilan yang sudah ada dan
berkembang sepenjuhnya melaluia proses belajar sehingga membentuk bahasa. Jadi
kemampuan dalam berbahasa sudah ada sejak lahir.
 Pemilihan bahasa dalam individu
Di Indonesia secara umum digunakan tiga buah bahasa dengan tiga sasaran yaitu
bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Bahasa Indonesia digunakan
dalam keindonesiaan,yang sifatnya nasional, seperti dalam pembicaraan antar
suku,bahasa dalam pengantar pendidikan, dan dalam surat menyurat. Bahasa daerah
digunakan dalam kedaerahan seperti dalam upacara pernikahan, percakapan dalam
Bahasa Bahasa

keluarga daerah, dan komunikasi antar penutur daerah. Sedangan bahasa asing
digunakan untuk kominikasi antar bangsa atu untuk keperluan keperluan tertentu
yang menyangkut interlekutoor orang asing.
Bagaimana Belajar
Pengertian

89
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bagaimana Belajar Bahasa


Oleh: Rina

Dikehidupan kita sehari-hari sudah tentu kita mengenal apa yang namanya
bahasa,sebab bahasa merupakan alat komunikasi seperti dalam berbagai teori
pendekatan komunikatif mengasumsikan bahwa bahasa adalah alat komunikasi, alat
untuk berindividualisme dengan orang lain melalui alat ucap kita, sehingga kita bisa
mengkomunikasikan sesuatu yang bermakna dan terarah, karena penggunaan bahasa
manusia dapat dipahami dengan baik jika dipandang dari konteks alaminya sebagai
seperangkat saluran yang tersedia bagi manusia untuk mengirimkan dan menerima
informasi. Dengan komunikasi kita dapat mengkomunikasikan apa yang ada dipikiran
kita serta dapat pula mengekspresikan dan perasaan kita.
Adapun menurut Canale(1987)
1. Bahasa adalah suatu bentuk interaksi social.
2. Bahasa melibatkan tingkat ketidak-teramalan dan kreaktivitas yang tinggi dalam
bentuk dan pesan.
3. Bahasa berlangsung dalam diskors dan konteks sosial budaya yang memberikan
batasan tentang penggunaan bahasa yang baik dan sesuai, sehingga digunakan
sebagai penanda untuk mengoreksi interpretasi ungkapan.
4. Bahasa selalu memiliki tujuan.
5. Bahasa melibatkan otentik dan dipertentangkan dengan bahasa yang dibuat buku
teks.
Di dalam bahasa kita mengenal empat macam dalam keterampilan berbahasa
yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis, setiap keterampilan itu sangat
berhubungan erat dan beraneka ragam. Untuk memperoleh hubungan keterampilan
berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubunhan yang terratur. Mula-mula ketika
kita kecil kita belajar menyimak bahasa dengan proses peniruan apa yang kita
perhatikan di dalam rumah, misalnya pada saat orang tua kita mengajarkan baik itu
ucapan ataupun tingkah laku yang mereka lakukan,kemudian kita melakukan proses
Bahasa Bahasa

berbicara. Menyimak dan berbicara kita lakukan sebelum memasuki sekolah.


Berbicara merupakan suatu ketermpilan berbahasa yang berkembang dalam
Bagaimana Belajar

kehidupan anak yang didahului oleh keterampilan menyimak, karena pada masa
tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.Keterampilan berbahasa
Pengertian

sudah tentu erat berhubungan dengan perkembangan kosakata yang diperoleh pada
anak kecil melalui kegiatan menyimak dan membaca. Kebelum matangan dalam
perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlambatan dalam kegiatan
berbahasa, maka dari itu kita perlu menyadari bahwa keterampilan-keterampilan
yang diperlukan bagi kegiatan berbicara yang efektif banyak persamaannya dengan

90
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

yang dibutuhkan bagi komunikasi efektif dalam keterampilan-keterampilan


berbahasa itu.
Berbicara saling berkaitan dengan berkomunikasi, sebab manusia merupakan
makhluk sosial sehingga tindakan yang pertama dan yang paling penting adalah
tindakan sosial karena itu merupakan suatu tindakan sosial tempat untuk
mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling
mengutarakan perasaan, dan saling mengekspresikan serta menyetujui terhadap
suatu pendirian atau keyakinan.
Oleh karena itu didalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen
yang umum.
Hubungan antara berbicara dengan menyimak merupakan kegitan komunikasi
dua arah yang langsung melalui komunikasi secara tatap muka. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan eratnya hubungan antara berbucara dengan menyimak ;
1. Ujaran(speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru(imitasi)
2. Kata-kat yang dipakai dan dipelajari oleh kita biasanya ditentukan oleh
perangsang(stimuli) pada saat misalnya di kehidupan atau di lingkungan desa
maupun kota.
3. Ujaran yang kita pakai sudah tentu mencerminkan pemakaian bahasa sesuai
dengan tempatnya antara dirumah dan di kehidupan kita sehari-hari.
4. Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas
berbicara sesesorang.
5. Suara yang merupakan suatu faktor yang paling penting dalam meningkatkan cara
pemakaian kata-kata yang kita pakai.
Batasan dan tujuan berbicara(ujaran) merupakan suatu bagian yang integral
dari keseluruhan personalitas dan kepribadian yang mencerminkan lingkungan ketika
kita berbicara, sehingga berbicara merupakan kemampuan pengucapan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekepresikan menyataka serta penyampaian
pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara juga dapat diartikan bahwa suatu sistem
tanda-tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang klihatan(visible) yang
bermanfaat pada sejumlah otot dan otot jaringan tubuh manusia bertujuan agar
gagasan atau ide-ide itu dapat disatukan lebih jauh lagi.
Tujuan utama dari berbicara itu sendiri yaitu untuk berkomunikasi agar
Bahasa Bahasa

dapat menyampaikan pikiran secara efektif, sehingga orang yang berbicara


memahami makna pada segala sesuatu yang di komunikasikan, harus mampu
mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengar dan harus mengetahui prisip-
Bagaimana Belajar

prisip yang mendasari segala situasi pembicara baik secara umum maupun
perorangan.
Pengertian

Seorang ahli lain, M. Doug Brown, setelah menelaah batasab bahasa dari 6
buah sumber, membuat rangkuman sebagai berikut;
1. batasan adalah sistem yang sistematis, barangkali juga untuk sistem generatif
2. bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka(simbol-simbol).

91
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

3. Lambang- lambang tersebut terutama sekali bersifat vical, tetapi mungkin juga
bersifat visual.
4. Lambang-lambang itu mengandung makna-makna konvensional.
5. Bahasa dipergunakan sebagai komunikasi.
6. Bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat bahasa(a speech community) atau
budaya.
7. Bahasa pada hakikatnya bersifat kemanusiaan, walaupun mungkin tidak bersifat
tidak terbatas pada manusia.
8. Bahasa diperoleh oleh semua bangsa /orang dengan cara yang hampir/ banyak
bersamaan; bahasa dan belajar bahasa mempunyai ciri-ciri kesemestaan
(universal characteristics). (Brown, 1980:5).
Setiap masyarakat terlibat dalam komunikasi linguistik; yang bertindak
sebagai pembicara dan menyimak. Dalam komunikasi yang lancar, proses perubahan
dari pembicara menjadi penyimak dan dari penyimak menjadi pembicara begitu
cepat, terasa sebagai suatu peristiwa dan wajar, yang bagi orang kebanyakan tidak
perlu dipermasalahkan apalagi dianalisis. Lain halnya bagi para ahli dalam bidang
linguistik dan pengajaran bahasa. Bila kita analisis ―suatu peristiwa bahasa‖ atau ― a
language event‖ yang terjadi antara sipembicara (speaker) dan si
pendengar/penyimak (hearer/listener).
Prisip dalam pembelajaran bermakna
Pembelajaran nermakna akan menuntun kepada retensi jangka panjang yang
lebih baik dibandingkan dengan rote learning.
Beberapa kemungkinan prinsip diatas da dalam kelas sebagai berikut;
1. Gunakan kekuatan pembelajaran bermakna dengan menarik minat pelajar, tujuan
akademik, dan tujuan karir pelajar.
2. Apabila topik atau konsep baru diperkenelkan, upayakan untuk menanamkannya
dengan mempertimbangkan pengetahuan dan latar belakang pelajar sehinga topik
baru itu dapat dikaitkan dengan apa yang diketahuinya.
3. Hindari pembeklajaran menghafal.
Antisipasi penghargaan
Manusia secara umum terdorong untuk bertindak atau bertingkah laku
dengan mengharapkan semacam penghargaan nyata atau tidak nyata, jangka pendek
Bahasa Bahasa

atau jengka panjang yang akan terjadi sebagai akibat perilaku itu.
Prinsip motivasi intrinsik
Pengertian Belajar

1. Penghargaan yang paling kuat adalah penghargaan yang secara intrisik termotivasi
dalam diri pelajar.
2. Sebab perilaku ini tersumber dari kebutuhan, keinginan, dan hasrat dalam diri
Bagaimana

seseorang.
3. Perilaku itu sendiri dapat memberikan penghargaan terhadap diri sendiri, karena
itu tidak perlu sama sekali adanya penghargaan yang diberikan secara eksternal.

92
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Investasi strategis
Penguasaan bahasa kedua yang sukses sebagian besar disebabkan oleh
investasi perorangan pelajar terdiri dari aspek waktu, upaya, dan perhatian kepada
bahasa kedua dalam bentuk deretan strategi perorangan guna memahami dan
memproduksi bahasa.
Prinsip efektif
o) Ego bahasa
o Sementara manusia belajar mnggunakan bahasa kedua, mereka juga
mengembangkan suatu modus baru berpikir, berperasaan, danbertindak
identitas kedua.
o Ego bahasa kedua yang bergandeng dengan bahasa kedua dengan mudah dapat
menciptakan dalam diri pelajar suatu perasaan keraouhan, kedefensivan, dan
peningkatan tambahan.
Kepercayaan diri
Keberhasilan pelajar dalam suatu petugas sebagiannya merupakan faktor
keyakinannya bahwa mereka benar-benar mampu menyelesaikan tugas itu.
Penambilan resiko
Pelajar bahasa yang sukses saat menilai diri mereka sendiri secara realistik
merupakan orang yang rentan namun mampu menyelesaikan tugas harus sudi
―penjudi‖ dalam permainan bahasa, mencoba menghasilkan dan menafsirkan bahasa
sedikit di batas keyakinan mutlak mereka.
Hubungan bahasa- budaya
a. kapanpun mengajarkan suatu bahasa, sistem budaya yang rumit, tata krama, nilai,
dan cara berpikir, merasa, dan bertindak.
b. Khusus dalam konteks pembelajaran bahasa kedua.
Prinsip linguistik
a. efek bahasa ibu.
b. Antar bahasa.
c. Kompetensi komunikatif
Dengan demikian maka berbicara itu lebih dari pada hanya sekedar
pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata, berbicara merupakan instrumen yang
mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang
Bahasa Bahasa

pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraannya maupun para


penyimaknya.
Bagaimana Belajar
Pengertian

93
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Belajar Bahasa
Oleh: Rinrin Riansyah

Belajar berarti berusaha memperoleh ilmu atau kepandaian. Dalam bahasa


sederhana kata belajar di artikan sebagai menuju ke arah yang lebih baik dengan
cara sistematis. Belajar adalah suatu proses keinginan untuk ingin menjadi pandai
dan mengetahui ilmu pengetahuan. Bruner mengemukakan proses belajar yang terdiri
atas tiga tahapan yaitu informasi, transformasi, dan evaluasi. Yang di maksud tahap
informasi adalah proses penjelasan, pengetahuan atau pengarahan mengenai
pengetahuan, keterampilan dan sikap contohnya narasumber. Tahap transpormasi
adalah proses perpindahan informasi. Namun, informasi itu harus di analisis atau di
transformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak agar dapat digunakan dalam
konteks yang lebih luas.
Di kemukakan oleh Gegne yang menetapkan proses belajar melalui analisis
yang cermat dalam suatu konstibusi pengajaran. Ia membuat konstribusi pengajaran
berdasarkan gambaran variasi perubahan. Yang di maksud dengan variasi perubahan
adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri anak didik. Tahapan evaluasi
adalah penilaian sejauh mana pengetahuan, keterampilan dan sikap yang di miliki oleh
peserta didik. Fungsi evaluasi adalah guru bisa mengetahui apakah pengetahuan siswa
itu bertambah atau tidak, dalam evaluasi tidak hanya menilai siswa tetapi guru
menilai cara belajar siswa.
Bahasa adalah kombinasi kata yang di atur secara sistematis. Sehingga, bisa
di pakai sebagai alat komunikasi. Kata itu sendiri, merupakan bagian integral dari
simbol yang di pakai oleh kelompok masyarakatnya. Menurut Robert Sibarani (1992),
mengutip pendapat Aart van zoest simbol adalah sesuatu yang dapat menyimbolkan
dan mewakili ide, pikiran, perasaan, dan tindakan secara konvensional. Dalam hal ini
tidak ada hubungan alamiah antara yang menyimbolkan dan yang di simbolkan berarti,
baik yang batiniah (perasaan, pikiran, ide), maupun yang lahiriah (tindakan) dapat di
simbolkan atau di wakili simbol. Dengan sifat konvensional tersebut, maka bahasa di
Bahasa Bahasa

dunia ini tidak ada yang sama. Adanya aspek simbol dan konvensi yang menyebabakan
tidak ada bahasa yang sama maka bahasa pun memiliki variasi. Namun, untuk
Pengertian Belajar

menetapkan faktor apa yang dominan memunculkan variasi bahasa, para ahli linguistik
masih saling berdebat. Joshua A. Fishman (1972) contohnya menegaskan,
berkomunikasi dengan bahasa bukan hanya di tentukan oleh faktor linguistik.
Bagaimana

Melainkan, juga oleh faktor non linguistik, seperti faktor sosial dan faktor
situasional. Faktor sosial, di antaranya meliputi status sosial tingkat pendidikan, usia
dan jenis kelamin. Sedangkan faktor situasional, di antaranya, mencakup siapa
berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, dimana, dan masalah apa yang di

94
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

bicarakan. Sesuai penegasan ini, berarti, dominasi faktor sosial dan faktor
situasional dalam pemakain bahasa akan mempengaruhi munculnya variasi bahasa.
Sedangkan, menurut David Crystal (1983) variasi bahasa adalah bentuk yang
digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan yang asli, yang awal, atau yang
baku. Di dalam bidang sosial linguistik, ungkap David Crystal, variasi bahasa itu
mengacu pada sistem ekspresi linguistik yang dipengaruhi hanya oleh variabl-variabel
situasional. Variasi bahasa dapat di lihat berdasarkan aspek-aspek (1) waktu, (2)
regional, (3) status, (4) sosiokultural, (5) situasional, dan (6) medium pengungkapan.
Belajar bahasa dapat dipelajari:
1. Pemilihan bahasa
Pemilihan bahasa dalam masyarakat multi bahasa merupakan gejala yang
menarik untuk di kaji dari perspektif sosiolinguistik. Fasold mengemukakan bahwa
sosiolinguistik dapat menjadi bidang studi karena adanya pemilihan bahasa. Fasold
memberikan ilustrasi dengan istilah societal multilingualism yang mengacu pada
kenyataan adanya banyak bahasa di dalam masyarakat. Dalam masyarakat multi
bahasa tersedia berbagai kode, baik berupa bahasa, dialek, variasi, dan gaya untuk
digunakan dalam interaksi sosial. Dengan tersedianya kode-kode tersebut,
masyarakat akan memilih kode yang tersedia sesuai dengan factor-faktor yang
mempengaruhinya.
Pemilihan bahasa menurut Fasold (1984) tidak sesederhana yang kita
bayangkan, yakni memilih sebuah bahasa secara keseluruhan dalam suatu peristiwa
komunikasi. Dalam pemilihan bahasa terdapat tiga kategori pemilihan. Pertama,
dengan memilih satu variasi dari bahasa yang sama. Kedua, dengan melakukan alih
kode, artinya menggunakan satu bahasa pada satu keperluan dan menggunakan
bahasa yang lain pada keperluan lain dalam satu peristiwa komunikasi. Ketiga, dengan
melakukan campur kode. Pemilihan bahasa dalam interaksi sosial masyarakat di
sebabkan oleh berbagai faktor sosial dan budaya. Evintrif (1972)
mengidentifikasikan empat faktor utama sebagai penanda pemilihan bahasa penutur
dalam interaksi sosial, yaitu (1) latar dan situasi (2) partisipan dalam interaksi (3)
topik percakapan (4) fungsi interaksi.
2. Pengertian pemerolehan bahasa
Pemerolehan bahasa di artikan sebagai periode seorang individu atau
Bahasa Bahasa

masyarakat sosial memperoleh bahasa atau kosakata yang baru. Pemerolehan bahasa
sangat banyak di tentukan oleh interaksi rumit antara aspek kematangan biologis,
kognitif, dan sosial. Menurut Slobin (dalam tarigan, 1988) mengemukakan bahwa
Bagaimana Belajar

setiap pendekatan modern terhadap pemerolehan bahasa akan menghadapi


kenyataan bahwa bahasa di bangun sejak semula oleh anak, memanfaatkan aneka
Pengertian

kapasitas bawaan sejak lahir yang beraneka ragam dalam interaksinya. Pemerolehan
bahasa mempunyai suatu permulaan yang tiba-tiba, tanpa disadari. Kebebasan bahasa
muali sekitar usia satu tahun di saat anak mulai menggunakan kata-kata terpisah
dari sandi linguistik untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Pemerolehan bahasa
memiliki suatu permulaan gradual yang muncul dari masyarakat melalui proses yang

95
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

lama artinya proses peniruan tejadi kepada siapa saja dan di mana saja. Berkaitan
dengan pemerolehan bahasa, setidaknya anak-anak mendapatkan dan mempelajari
paling sedikit satu bahasa, kecuali anak-anak yang secara fisik mengalami gangguan.
Para ahli mengemukakan bahwa anak akan mencapai tingkat penguasaan bahasa orang
dewasa dalam jangka waktu kurang lebih 25 tahun. kemudian, anak akan berusaha
menyempurnakan pemerolehannya dengan menambah penguasaan kosa kata,
memperdalam pemahaman tata bahasa dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
seluk beluk bahasa. Berikut ini akan di jelaskan tahap-tahap perkembangan secara
kronologis oleh Mackey (1965).
 Usia 3 bulan, anak akan mulai mengenal suara manusia ingatan yang sederhana
mungkin sudah ada, tetapi belum tampak jelas. Segala sesuatu masih terkait
dengan apa yang di lihatnya.
 Usia 6 bulan, anak sudah mulai dapat membedakan antara nada yang halus dan
nada yang kasar. Anak mulai membuat vokal ―baBaba‖.
 Usia 9 bulan, anak mulai bereaksi terhadap bahasa isarat. Dia mulai mengucapkan
macam – macam suara dan tidak jarang kita bisa mendengarkan campuran suara
yang menurut kita suara yang aneh atau suara yang tidak dapat kita pahami.
 Usia 12 bulan, anak akan mulai membuat reaksi terhadap suruhan. Anak gemar
mengeluarkan suara – suara dan bisa di amati, adanya beberapa kata yang di
ucapkannya untuk mendapatkan sesuatu atau hal-hal yang d inginkan .
 Usia 18 bulan, anak mulai mengikuti petunjuk atau arah. Kosakatanya sudah
mencapai sekitar dua puluhan. Di dalam tahap ini komunikasi dengan menggunakan
bahasa sudah mulai kelihatan dan cukup nampak.
 Usia 2 – 3 tahun, anak sudah bisa memahami pertanyaan dan suruhan sederhana.
Kosakatanya sudah mencapai beberapa ratus ( baik yang pasif ataupun yang aktif
) anak sudah bisa mengutarakan isi hatinya dengan kalimat sederhana.
 Usia 4 – 5 tahun, pemikiran anak makin mantap meskipun masih sering
membingungkan dalam hal – hal yang berkaitan dengan waktu belum bisa di pahami
dengan jelas.
 Usia 6 – 8 tahun, tidak ada kesukaran untuk memahami kalimat yang biasa di pakai
oleh kita ( orang dewasa )sehari hari. Anak akan mulai beraktivitas dengan
melakukan belajar membaca dengan sendirinya akan menambah pembendaharan
Bahasa Bahasa

katanya. Dia mulai membiasakan diri untuk pola kalimat yang agak rumit pada
dasarnya di kuasainya sebagai alat untuk berkomunikasi.
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua
Pengertian Belajar

Masyarakat di luar ibukota Negara biasanya di anggap sebagai kelompok


pertama. kelompok ini sebagai penyumbang utama pembendaharaan bahasa
Bagaimana

Indonesia melalui bahasa Jawa, Sunda dan beberapa daerah dengan demografis
besar seperti Sumatra utara. Kelompok ini berkembang dengan pesat dalam segi
demografisnya.. Kelmpok pengguna bahasa daerah sebagai bahasa ibu secara
tradisional bertahan karena tuntutan dari lingkungan dimana mereka di lahirkan dan
hidup. Tidak ada yang salah dengan situasi demikian seorang individu lahir di dalam

96
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

sebuah keluarga berbahasa ibu contohnya Sunda. Pada perkembangan selanjutnya


kedua orang tuanya mulai menanamkan beberapa kosakata bahasa Sunda. Jarang
sekali kosakata tersebut mulai berkombinasi dengan bahasa Indonesia yang telah di
kuasainya. Bagi orang tua yang tidak mengenal bahasa Indonesia dengan baik, maka
dapat di pastikan bahwa pemerolehan bahasa anak mereka akan di dominasikan oleh
bahasa daerah setempat.. Keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua pada
umumnya di berikan sejak usia dini. Jarang sekali bahasa Indonesia di berikan
hampir bersamaan dengan bahasa ibu. Beberapa kosakata pada tahap inisiasi
misalnya papa, mama, baik, senyum, cantik, dan banyak lagi kosakata lainnya yang
terkenal bagi usia anak kecil. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, Tidak jarang
keluarga berbahasa ibu bahasa daerah yang mengajarkan bahsa Indonesia secara
formal kepada anaknya, mereka yakin akhirnya anak mereka akan dapat berbahasa
Indonesia.

Bahasa Bahasa
Pengertian Belajar
Bagaimana

97
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bagaimana Belajar Bahasa


Oleh: Sumiyati

Dari Segi Proses dan Teori


Belajar bahasa melalui proses terlebih dahulu terutama pada anak yang
mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal disebut dengan
pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama (B1) (anak) terjadi bila anak
yang sejak semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa
pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi dari pada
bentuk bahasanya. Bahasa anak-anak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan,
memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana
menuju gabungan kata yang lebih rumit. Pembelajaran bahasa bisa diatasi dengan
cara yakni pada proses pembelajaran awal dilakukan upaya atau langkah-langkah
penambatan materi secara sistematis dan bermakna sejak awal guna meningkatkan
proses pengingatan. Proses bahasa telah diketahui bahwa bila mendengar orang yang
berbicara, sebenarnya mendengarkan bunyi bahasa. Bunyi bahasa tersebut ada yang
dipahami dan ada yang tidak dipahami. Bila dimengerti berarti bunyi bahasa yang
didengar, satu sistem dengan bahasa, dan bila tidak dimengerti berarti berbeda
sistem. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu untuk mengungkapkan ide dan
gagasan terhadap orang lain. Syarat terjadinya suatu komuinikasi yang baik dalam
berkomunikasi sebenarnya melalui suatu proses yang disebut proses bahasa. Proses
bahasa tersebut terjadi pada pembicara, lingkungan, dan pendengar. Maka dari itu,
seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara
tepat bahasa dengan baik ketika berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu,
seseorang juga harus memperhatikan tatakrama berkomunikasi dengan menyimak.
Adapun pemerolehan bahasa atau language acquisition adalah suatu proses yang
dipergunakan oleh kanak-kanak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang makin
bertambah rumit, ataupun teori-teori yang masih terpendam atau tersembunyi yang
mungkin sekali terjadi. Dengan ucapan-ucapan orang tuanya sampai dia memilih,
Bahasa Bahasa

berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian, tata bahasa yang paling baik serta
yang paling sederhana dari bahasa tersebut. Kanak-kanak melihat dengan
Bagaimana Belajar

pandangannya akan kenyataan-kenyataan bahasa yang dipelajarinya dengan melihat


tata bahasa asli orang tuanya, serta pembaharuan-pembaharuan yang telah mereka
Pengertian

perbuat, sebagai bahasa tunggal. Kemudian dia menyusun atau membangun suatu tata
bahasa yang baru serta yang disederhanakan dengan pembaharuan-pembaharuan
yang dibuatnya sendiri. Seorang anak ketika belajar atau memperoleh bahasa anak-
anak dapat belajar menyusun kalimat. Anak-anak belajar memahami kalimat yang
belum pernah mereka dengar sebelumnya. Pada umumnya kebanyakan ahli kini
berpandangan bahwa anak dimanapun juga memperoleh basa ibunya dengan memakai

98
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

strategi yang sama. Kesamaan ini tidak hanya dilandasi oleh biologi yang sama tetapi
juga oleh pandangan mentalistik yang menyatakan bahwa anak telah dibekali dengan
bekal pada saat dilahirkan Mempelajari sebuah bahasa bisa dilakukan dengan proses
atau berbagai macam cara, bisa dengan cara membaca buku-buku teori tentang
bahasa, bisa melalui media televisi, bisa dengan bercakap langsung dengan penutur
asli suatu bahasa dan lain sebagainya. Dari beberapa cara tersebut, cara yang paling
mendasar dalam mempelajari bahasa adalah dengan menyimak tuturan suatu
bahasa.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, keterampilan menyimak
mempunyai beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan keterampilan bahasa yang
lain. Seseorang memperoleh bahasa pertamanya karena mendengarkan orang-orang
di sekelilingnya bertutur dan mengucapkan kata-kata, sehingga kata-kata yang
didengar akan langsung terekam di dalam otak seseorang yang selanjutnya secara
tidak sadar, kata-kata itu akan diucapkan pada saat ia menggunakan keterampilan
berbicaranya. Orang juga lebih sering menggunakan bahasa tutur dari pada bahasa
tulis, sehingga orang lebih sering mendengar dari pada membaca. Maka dalam
memahami suatu tuturan, seseorang harus mempunyai daya menyimak yang baik dan
didukung dengan pemahaman mengenai kaidah bahasa yang digunakan.
Berbicara juga sebagai suatu keterampilan berbahasa yang berkembang
pada kehidupan anak. Dalam bahasa ada proses pendekatan berorientasi penuh pada
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi antarsesama. Untuk mengungkapkan berbagai
ungkapan dalam aktivitas komunikasi, seseorang harus mengetahui sejumlah fungsi
bahasa agar ia dapat mengungkapkan tuturan bahasa sesuai dengan siapa, kapan, dan
bagaimana bertutur.
Adapun motivasi dalam bahasa adanya kebutuhan atau keinginan yang
dirasakan pembelajar bahasa untuk balajar bahasa. Proses belajar bahasa terjadi
bila anak mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan
baru. Proses itu melalui tahapan memperhatikan stimulus yang diberikan, memahami
makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
Selanjutnya proses belajar bahasa lebih ditentukan oleh cara anak mengatur materi
bahasa bukan usia anak. Proses belajar bahasa didapat melalui: enaktif yaitu
aktivitas untuk memahami lingkungan, ikonik yaitu melihat dunia lewat gambar dan
Bahasa Bahasa

visualisasi verbal; simbolik yaitu memahami gagasan-gagasan yang abstrak. Beberapa


teori yang mengungkapkan bahwa bahasa teori belajar ini dapat bermanfaat dalam
pengembangan pembelajaran bahasa.
Bagaimana Belajar

Menurut pandangan kaum behavioris, tidak ada struktur linguis yang dibawa
anak sejak lahir (anak kosong dari bahasa). Anak lahir seperti kain putih tanpa
Pengertian

catatan tanpa potensi bahasa. Pengetahuan dan keterampilan berbahasa diperoleh


melalui pengalaman dan proses belajar yang akhirnya akan membentuk bahasa.
Dengan demikian, bahasa dipandang sebagai sesuatu yang dipindahkan melalui
pewarisan kebudayaan (sama seperti belajar mengemudi). Menurut teori bahavioris

99
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

proses akuisisi bahasa terjadi melalui perubahan tingkah laku yang terjadi karena
lingkungan.
Teori belajar termasuk psikologi, dan teori belajar bahasa termasuk
psikolinguistik. Teori belajar bahasa dengan tujuan agar terdidik terampil
menggunakan bahasa yang sedang dipelajarinya dengan demikian suatu ilmu terapan
untuk kepentingan praktis yaitu terampil berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Teori behavioris menganggap bahwa perilaku
berbahasa yang efektif merupakan hasil respons tertentu yang dikuatkan. Respons
itu akan menjadi kebiasaan atau terkondisikan, baik respons yang berupa pemahaman
atau respons yang berwujud ujaran. Seseorang belajar memahami ujaran dengan
mereaksi stimulus secara memadai dan memperoleh penguatan untuk reaksi itu.
Selain itu bahasa juga sangat kompleks oleh sebab itu tidak mungkin manusia belajar
bahasa dari makhluk Tuhan yang lain. Setiap anak yang lahir ke dunia telah memiliki
bekal dengan apa yang disebutnya ―alat penguasaan bahasa‖ bahwa belajar bahasa
merupakan kompetensi khusus bukan sekedar belajar secara umum. Cara berbahasa
jauh lebih rumit dari sekedar penetapan stimulus, eksistensi bakat perkembangan
bahasa anak bukanlah proses perkembangan sedikit demi sedikit stuktur yang salah,
bukan dari bahasa tahap pertama yang lebih banyak salahnya ke tahap berikutnya,
tetapi bahasa anak pada setiap tahapan itu sistematik dalam arti anak secara terus
menerus dengan dasar masukan yang diterimanya dan kemudian mengujinya dalam
ujarannya sendiri dan pemahamannya. Selama bahasa anak itu berkembang, belajar
bahasa seorang anak perlu proses pengendalian dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Pendekatan kognitif dalam belajar bahasa lebih menekankan pemahaman,
proses mental atau pengaturan dalam pemerolehan, dan memandang anak sebagai
seseorang yang berperan aktif dalam proses belajar bahasa, dan struktur kompleks
dari bahasa bukanlah sesuatu yang diberikan oleh alam dan bukan pula sesuatu yang
dipelajari lewat lingkungan. Struktur tersebut lahir dan berkembang sebagai akibat
interaksi yang terus menerus antara tingkat fungsi kognitif anak dan lingkungan
lingualnya. Struktur tersebut telah tersedia secara alamiah. Perubahan atau
perkembangan bahasa pada anak akan bergantung pada sejauh mana keterlibatan
kognitif sang anak secara aktif dengan lingkungannya. Menurut Chomsky (Woolflok,
dkk, 1984:70) anak dilahirkan kedunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Mereka
Bahasa Bahasa

belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan
mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk
oleh lingkungan yang berbeda.
Pengertian Belajar

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam
Bagaimana

berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu
membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan belajar dapat diartikan sebagai
proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, sedangkan
tujuan pembelajaran bahasa adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks

100
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya
tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu
dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Untuk mencapai
tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa
yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-
aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip
belajar bahasa sebagai berikut. Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik jika;
(1) diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi
kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam
berbagai macam aktivitas, (3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya
kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan
bahasa, (4) ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan
budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan
hakikat bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut
kemajuan mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran
mereka sendiri.
Bahasa pun digunakan untuk belajar mengungkapkan buah pikiran. Seseorang
yang sedang memikirkan sesuatu pasti akan menggunakan bahasa untuk
menyampaikan pikirannya atau menggunakan bahasa untuk merangkai pikiran didalam
otaknya begitu cepatnya pemerolehan bahasa pada anak telah membuat baik orang
tua. Ada dua pendapat mengenai pemerolehan bahasa pada anak. Pertama, beberapa
ahli bahasa (biasanya disebut kaum nativist) menganggap bahwa bahasa pada
dasarnya bersifat innate (bawaan), bahwa anak-anak dilahirkan dengan sebuah bakat
spesial, unik, yang memungkinkan manusia untuk dapat memahami/menguasai tata
bahasa sebuah bahasa tanpa harus mendapatkan pengajaran. Yang kedua, biasanya
disebut kaum behaviorist, berpendapat bahwa para orang tua-lah yang mengajarkan
bahasa kepada anak-anak mereka dengan cara menggunakan bahasa yang telah
disederhanakan (saat berbicara dengan anak-anak mereka) dan dengan memberikan
timbal-balik saat anak-anak menggunakan bahasa secara tidak benar atau kurang
tepat.
Bahasa Bahasa
Bagaimana Belajar
Pengertian

101
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bagaimana Belajar Bahasa Indonesia


Oleh: Yogi Ginanjar

Dibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak


menggunakan kata bergender. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara
spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang
sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk
memperinci sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-
laki" sebagai contohnya.
Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra".
Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua
kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.
Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah
reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam
konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang".
Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata
benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak,
yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak
termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti
kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu subjek - predikat - objek (SPO), walaupun susunan
kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau
jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala ( tense). Waktu
dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau
"esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai
kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup
membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.
Bahasa Bahasa

Tahapan Ejaan untuk Bahasa Melayu/ Indonesia


Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/ Indonesia mengalami beberapa tahapan
Bagaimana Belajar

sebagai berikut:
1. Ejaan van Ophuijsen
Pengertian

Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma‘moer dan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang
kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah
kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

102
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

a. Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga
digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
b. Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
c. Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
d. Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata
ma‘moer, ‘akal, ta‘, pa‘, dsb.
2. Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan
sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini
yaitu:
a. Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat,
dsb.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
3. Melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik
selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden
Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun
1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa
Malaysia, semakin dibakukan.
o Penggolongan
Indonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Barat subkelompok
dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa
Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada
bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra
o Distribusi geografis
Bahasa Bahasa

Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak


digunakan di area perkotaan (seperti di Jakarta dengan dialek Betawi serta
logat Betawi).
Pengertian Belajar

Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih resmi, dan seringkali terselip dialek
dan logat di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk berkomunikasi
Bagaimana

dengan orang sedaerah kadang bahasa daerahlah yang digunakan sebagai


pengganti untuk bahasa Indonesia.
o Kedudukan resmi
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang
tercantum dalam:

103
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ‖Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia‖.
2. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ‖Bahasa Negara
ialah Bahasa Indonesia‖.
Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:
a. Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
b. Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
o Berikut ini beberapa cara belajar bahasa dan membangun bahasa secara
kreatif: Awalan, akhiran, dan sisipan
Bahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang
asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing.
o Dialek dan ragam bahasa
Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu (1) varian
menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan (2) varian menurut pemakaian
yang disebut sebagai ragam bahasa.
Dialek dibedakan atas hal sebagai berikut:
1) Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu
sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan
bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka
bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek
Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.
2) Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat
tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek
wanita dan dialek remaja.
3) Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu.
Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
4) Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua
berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam
pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia berjumlah sangat banyak. Maka itu, ia dibagi
atas dasar pokok pembicaraan, perantara pembicaraan, dan hubungan
Bahasa Bahasa

antarpembicara.
Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:
a) ragam undang-undang
Bagaimana Belajar

b) ragam jurnalistik
c) ragam ilmiah
Pengertian

d) ragam sastra
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas:
1) ragam lisan, terdiri dari:
a) ragam percakapan
b) ragam pidato

104
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

c) ragam kuliah
d) ragam panggung
2) ragam tulis, terdiri dari:
a) ragam teknis
b) ragam undang-undang
c) ragam catatan
d) ragam surat-menyurat
Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan,
tetapi hanya untuk:
1) komunikasi resmi
2) wacana teknis
3) pembicaraan di depan khalayak ramai
4) pembicaraan dengan orang yang dihormati
Selain keempat penggunaan tersebut, ada pula siasat belajar bahasa sebagai berikut:
1) Gunakanlah pemahaman nonlinguistik Anda sebagai dasar bagi penetapan atau
pemikiran bahasa.
2) Gunakan apa saja atau segala sesuatu yang penting dan menonjol serta menarik
hati Anda.
3) Anggaplah bahwa bahasa dipakai secara referensial atau eskpresi dan
menggunakan data bahasa.
4) Amatilah bagaiamana caranya orang lain mengekspresikan berbagai makna.
5) Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing atau memperoleh data yang
Anda inginkan.
6) Tirulah apa yang dikatakan orang lain.
7) Gunakan beberapa prinsip umum untuk memikirkan serta menetapkan bahasa.
8) Buatlah sebanyak mungkin dari yang telah Anda miliki dan Anda peroleh.
9) Hasilkanlah bahasa dan lihatlah bagaimana orang lain memberikan responsi.

Bahasa Bahasa
Bagaimana Belajar
Pengertian

105
kumpulanartikelteoribelaj
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

arbahasakumpulanartikel
teoribelajarbahasakumpu
Kumpulan Artikel
bagaimana
lanartikelteoribelajarbaha
"Teori Belajar Bahasa"
Mengajarkan bahasa
sakumpulanartikelteoribe
lajarbahasakumpulanarti
kelteoribelajarbahasakum
pulanartikelteoribelajarb
ahasakumpulanartikelteo
ribelajarbahasakumpulan
Pengertian Bahasa

artikelteoribelajarbahasa
kumpulanartikelteoribelaj 106
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Upaya Meningkatkan Mutu


Pengajaran Bahasa dan Sasta Indonesia di Sekolah
Oleh: Ade Muhamad Pidin

Secara kasat mata selama ini masyarakat menilai pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia di sekolah kurang menunjukan hasil yang memuaskan. Walau
pelajaran bahasa Indonesia diajarkan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi,
kompetensi bahasa Indonesia siswa tidaklah menggembirakan. Selama ini bahasa dan
sastra Indonesia ditempatkan siswa sebagai mata pejaran yang kurang favorit
setelah mata pelajaran eksak dan ilmu sosial.
Siswa kurang memiliki pengalaman berbahasa yang baik. Di antaranya
kemampuan menulis yang kurang memadai, kemampuan membaca yang tidak
mentradisi, kurang mahir berbicara, serta belum mampu mengapresiasi dan
mengekspresikan diri dalam sastra sesuai dengan harapan.
Dalam proses belajar mengajar semua guru harus memberikan keteladanan
kepada para siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kepedulian terhadap bahasa
Indonesia para siswa tersebut akan mendorong siswa lebih berhati-hati dalam
penggunan bahasa Indonesia sehingga memberikan pengalaman terhadap para siswa
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar seuai dengan situasi,tujuan,
tempat dan media.
Pendidikan bahasa Indonesia di Sekolah ditujukan untuk menumbuhkan
kepedulian siswa, guru, tata usaha, dan kepala sekolah terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Kepedulian itu pada gilirannya diharapkan akan meningkatkan sikap positif
mereka terhadap bahasa Indonesia dan sastra Indonesia, baik sebagai lambang
identitas kebanggaan bangsa, persatuan, dan kesatuan bangsa, maupun pembangkit
rasa solidaritas kemanusian.
Meskipun kemampuan Bahasa Indonesia selalu mengalami perubahan— Mengajarkan Bahasa
pelatihan-pelatihan guru tetap dilangsungkan, diskusi, seminar, kualitas buku
diperbaiki, perpustakaan ditambah—,tapi persoalan tersebut tetap saja selalu
muncul ke permukaan, di mana pernyataan tersebut tidak selamanya benar dan tidak
selamanya salah. Misalnya dari data Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) pusat
Bagaimana Bahasa

menyebutkan pada tahun 2008 tidak urang dari 12.000 judul buku baru diterbitkan
atau 2000 lebih banyak dari tahun sebelumnya. Berarti hal tersebut menunjukkan
Pengertian

minat membaca dan menulis mulai tumbuh dan menjadi kebiasaan.


Di kalangan remaja membaca dan menulis bahasa dan sastra Indonesia masih
sebatas genre dan buku-buku yang dibaca pun hanya buku-buku chicklit dan teentlit,
yaitu buku-buku sastra remaja yang digemari masyarakat. Sedangkan di luar sastra
remaja sastra kurang dikenal, terutama ketika brsentuhan dengan karya sastra

107
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

yang memerlukan minat dan motivasi belajar serius, khusus, dan mendalam seperti
karya Sutardji Calzoum Bachri, Taupik Ismail, dan lain-lain yang kurang diminati
siswa.
Untuk mengatasai hal tersebut guru tidak perlu kaku dan berpusat pada
dirinya sendiri, tapi peran siswa dan keberadaannya perlu dilibatkan dalam karya
sastra. Siswa dapat menggali nilai-nilai agama, budaya, sosial, dan nilai-nilai
kemanusiaan untuk mewujudkan idealisme pembelajaran serta diperlukan paradigma
pembelajaran sastra, baik teoretis dari konseptual maupun teknis dan
implementasinya yang meliputi komponen metode, strategi, materi, langkah-langkah
penyajian, media pembelajaran, evaluasi, dan perumusan tujuan pengajaran bahasa
dan sastra Indonesia. Dengan demikian pembelajaran sastra dapat menjadi daya
nalar dan kreativitas siswa. Hal ini juga diakui oleh Sumardjo, bahwa pembelajaran
sastra (apresiasi) adalah salah satu sarana pengembangan intelektual siswa.
Dalam perspektif pendidikan tujuan pembelajaran sastra lebih diarahkan
pada kemampuan siswa dalam mengapresiasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
sastra. Di dalam kurikulum 2004 guru diberi kebebasan berkreasi mengembangkan
bahan ajar yang inovatif, menarik, menyenangkan, mengasyikan, mencerdaskan, dan
membangkitkan kreativitas siswa. Guru berupaya mengajak siswa mengembangkan
sastra remaja sebagai modal dasar dan tantangan dalam menyampaikan sastra yang
lebih serius sehingga memperkaya wawasan dan bacaan para siswa untuk berfikir
luas dan kritis.
Kegiatan dan membandingkan sastra remaja yang lebih serius dapat
dilakukan melalui kegiatan membaca cerpen, menonton acara baca puisi, teater,
pagelaran, baik melalui kaset maupun DVD. Upaya ini adalah untuk merangsang dan
meningkatkan mutu pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Hal itu dapat dilakukan
dengan melaksanakan inovasi pembelajaran, termasuk dalam memanfaatkan alat-alat
teknologi atau information communication technology (ICT) school model. Untuk
menguasai dan menerapkan teknologi tersebut diperlukan pelatihan-pelatihan
langsung melalui diklat yang memberi kesempatan kepada guru untuk terjun langsung
dalam menerapkan dan memanfaatkan pendidikan tersebut.
Mengajarkan Bahasa
Kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) harus lebih diintensifkan
dengan bantun pihak sekolah dan dinas setempat. Hal ini dilakukan untuk menambah
pengetahuan para guru dalam mengikuti perkembangan teknologi pendidikan, model,
cara, dan teknik mengajar yang mutakhir. Dengan demikian para guru mampu
mengikuti kemajuan bahasa dan sastra Indonesia yang terus berkembang dan
Pengertian Bahasa

bersifat dinamis.
Kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia supaya menarik
Bagaimana

perhatian siswa dapat juga dengan membawa siswa pada suasana belajar di luar kelas
atau di alam terbuka dengan mengambil objek alam (pesawahan, pegunungan,
pedesaan, perkebunan, atau pantai), lingkungan di sekitar sekolah yang bersifat
budaya (kesenian, kerajinan, museum/ peninggalan sejarah), industri, teknologi dan
sebagainya.

108
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pengeloaan kelas dalam proses belajar mengajar harus berorientasi pada


keperluan siwa dan sesuai dengan perkembangan kejiwaan siswa. Tujuan
pembelajaran sastra secara umum ditekankan agar terwujudnya kemampuan siswa
untuk mengapresisi sastra memadai sedangkan secara khusus menyebutkan bahwa
tujuan pembelajaran siswa di SMA/SMK/MA adalah untuk kemampuan apresiasi
kreatif. Karya sastra adalah miniatur kehidupan yang digali dalam spektrum
kebudayaan yang mengakar dari suatu komunitas masyarakat.
Pembelajaran di luar kelas sebaiknaya difokuskan pada kegiatan ekspresi
bahasa, misalnya membaca karya tulis, menulis karya sastra, menulis resensi, menulis
hasil wawancara, dan lain-lain.
Aspek-aspek yang dinilai kurang maksimal dalam proses pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia adalah kurangnya daya minat mempelajari, mendalami, dan
memahami. Padahal bahasa dan sastra Indonesia merupakan pembelajaran yang
dapat mengembangkan keterampilan kreativitas, penalaran, dan kematangan
kepribadian siswa. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya
berhadapan dengan dua kemungkinan yaitu pembelajaran teori sastra yang termasuk
sejarah-sejarah bahasa dan pembelajaran apesiasi sastra. Keduanya sangat penting,
sekolah tekanannya harus pada apresiasi sastra jika teori-teori ini termasuk pada
ranah kognitif.
Kegagalan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah disebabkan
oleh metode yang digunakan olehh guru lebih banyak berorientasi pada metode klasik
yang justru tidak merangsang minat dan memacu kreativitas siswa dalam bernalar.
Masalah tujuan dan bahan pengajaran pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
lebih oprasional. Agar nilai-nilai yang terkandung dalam karya saatra dapat
diapresiasi siswa secara kreatif, maka dibutuhkan rumusan dan pelajaran sastra yang
lebih terbuka dan memberikan kebebasan mengungkapkan dan menggunakan daya
nalar secara bebas.
Jadi, pada intinya pengajaran bahasa itu harus didasari dengan wawasan atau
pengetahuan yang lebih, supaya anak didik dapat mengambil pemahaman dari apa
yang telah disampaikan serta dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari
Mengajarkan Bahasa
terutama untuk dirinya pribadi. Bahasa dan sastra Indonesia dapat diperoleh dari
tiga unsur berikut ini.
Bahasa pertama; bahasa yang berasal dari ibu, tetapi dilakukan secara tidak sadar.
Bahasa kedua; mempelajari bahasa setelah bahasa ibu. Misalnya, ada salah seorang
anak keturunan dari Garut dan pastinya menggunakan bahasa Sunda, setelah
Bagaimana Bahasa

menguasai bahasa itu kemudian si anak mempelajari bahasa Indonesia atau bahasa
yang lainnya, maka bahasa itu disebut bahasa kedua, ketiga atau seterusnya.
Pengertian

109
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran


Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Oleh: Ai Rima S.

Dalam perspektif pergaulan, bahasa dapat mempengaruhi tingkah laku


manusia di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Bersyukur manusia telah dianugerahi
kemampuan dalam berbahasa oleh Allah SWT sehingga mampu berpikiran secara
sistematis, kritis, dan dinamis. Pengaruh bahasa pada pikiran manusia besar sekali
karena dengan bahasa kita dapat menyimpan pikiran, mengembangkan pikiran, dan
mengungkapkan buah pikiran terhadap orang lain.
Bahasa yang digunakan oleh seseorang bisa menunjukkan sikap yang
bersangkutan. Pada hakikatnya bahasa merupakan satu kesatuan sebagai penjelmaan
nyata. bahasa itu tercermin dalam kepribadian individu dan kebudayaan masyarakat.
Pada gilirannya bahasa turut membentuk kepribadian dan kebudayaan suatu bangsa.
Oleh karena itu, bahasa—khususnya bahasa anak—di samping mengalami
transformasi makna, juga mengalami transformasi budaya.
Dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah yang menarik adalah mereka
duduk di taman kanak-kanak sampai kelas 3 SD. Di sekolah maupun di rumah mereka
dengan taat menggunakan bahasa standar. Begitu duduk di kelas 4, 5, dan 6 mereka
mulai menggunakan ragam bahasa yang nonstandar. Bahkan setelah duduk di
perguruan tinggi, mereka berhadapan dengan generasi lain dan memerlukan identitas
diri, antara lain gaya hidup yang khas termasuk bahasa, yang terpengaruh dengan
bahasa gaul. Di sinilah mereka menemukan dan menciptakan keAKUannya.
Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, anak harus mampu
bersosialisasi dengan ligkungan sekitar di mana mereka harus pandai menulis karya
tulis, diskusi, dan komunikasi secara baik dan benar dalam menggunakan bahasa
Indonesia. Mengajarkan Bahasa
Perubahan orientasi budaya bahasa menuju baca-tulis merupakan hal yang
terbaik. Percepatan perkembangan bahasa Indonesia akan banyak dipengaruhi ragam
bahasa, misalnya bahasa gaul (prokem) yang begitu cepat dan mudah dikuasai oleh
golongan anak-anak muda khususnnya. Dengan demikian anak-anak tidak boleh
Bagaimana Bahasa

menggunakan bahasa gaul dalam lingkungan sekolah, sebagai bahasa sehari-hari yang
dapat dihilangkan fungsi bahasa sebagai lambang identitas nasional. Guru di sekolah
Pengertian

dihadapkan harus mengajarkan bahasa Indonesia yang baku (standar) ketika


berhadapan dengan anak didiknya.
Hadirnya bahasa prokem sah-sah saja dan wajar karena sesuai dengan
tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja karena bahasa tumbuh dan
berkambang sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Kosakata bahasa prokem di

110
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Indonesia diambil dari lingkungan tertentu, maknanya tergantung pada kreativitas


pemakainya itu sendiri. Dengan menggunakan bahasa prokem mereka ingin
menyatakan diri sebagai kelompok masyarakat yang berbeda dengan masyarakat
lainnya. Bahasa prokem adalah bahasa sandi yang dipakai dan digemari oleh kalangan
remaja tertentu. Namun, bahasa prokem sekarang lebih dikenal dan digunakan
setelah dipopulerkan oleh seorang selebritis yaitu Debby Sahertian. Bahasa prokem
konon berasal dari kalangan preman, atau mayoritas gank anak-anak muda yang telah
dikamuskan. Fungsi bahasa prokem untuk menyampaikan hal-hal yang tertutup agar
pihak lain tidak mengetahui apa yang sedang dibicarakan. Hal ini merupakan perilaku
kebahasaan yang universal. Berikut contoh bahasa prokem: ―sepokat‖ = Sepatu,
―kongkau‖ = nongrong, ―ember‖ = memang benar, ―dugem‖ = dunia gemerlap, ―bokap‖ =
bapak, dan ―nyokap‖ = ibu.
Sekilas tentang Bahasa dan Sastra Harus Menyenangkan bagi Anak-anak Sekolah
Bahasa merupakan milik manusia yang sangat berharga dan menjadi ciri khas
yang membedakan dengan makhluk lainnya. Bahasa tumbuh dan berkembang sesuai
dengan zaman. Pada awalnya bahasa hanya sebagai alat komunikasi antarsesama
manusia. Kemudian bahasa menjadi sebuah disiplin ilmu yang disebut linguistik.
Liguistik mendeskripsikan bahasa dalam bahasa itu sendiri karena kewenangannya.
Oleh karena itu, deskripsi bahasa perlu dipandang oleh suatu dunia ilmu pengetahuan
sebagai deskripsi yang valid.
Bahasa perlu diolah dan ditata berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pendidikan
sehingga menjadi bahan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anak. Pendidikan klasikal yang hanya menjelajahi peserta didik dengan teori selama
ini terbukti kurang mampu menggairahkan proses belajar mengajar. Oleh karena itu,
harus ditempuh dengan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi anak-
anak. Pendekatan guru terhadap anak didik dalam pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia harus mampu menjadikan mereka aktif, kreatif, dan asyik sehingga
terlepas dari suasana tertekan dan terbebani dari situasi yang membosankan.
Beberapa contoh pendekatan tersebut yaitu ―pembelajaran aktif‖ (active learning),
―pembelajaran yang mempesona― (attractive learning), ―pembelajaran yang
mengasikan― (joyfull learning), dan ―pembelajaran berbasis kecerdasan jamak―
Mengajarkan Bahasa
(multiple intelligences approach). Kita berharap guru dapat mengembangkan aspek-
aspek pengetahuan bahasa melalui sikap dan keterampilan berbahasa pada anak usia
dini dan diterapkan secara dini sehingga terlepas dari suasana tertekan, terbebani,
dan situasi membosankan bagi anak-anak karena mereka sangat menyukai cara
Bagaimana Bahasa

belajar yang menyenangkan (fun learning), berbasis pengalaman (learning by


experience), harus bersifat nyata (by doing), dan saling terintegrasi.
Pengertian

Karakter itulah yang harus dikembangkan di sekolah demi merangsang daya


tarik dan minat anak dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dalam hal ini
guru sangat berperan sebagai ujung tombak dalam menyebarluaskan bahasa
Indonesia. Yang terpenting adalah bagaimana guru memposisikan bahasa Indonesia
dan sastra sebagai suatu sistem kepribadian seseorang yang sangat mendasar dan

111
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

mampu melahirkan peserta didik yang kreatif dan inovatif. Di sinilah perlunya insan
pendidik yang harus berhadapan langsung dengan siswa dan masyarkat yang notabene
menjadi penerus bangsa. Guru diupayakan tidak boleh galak, kasar, dan
membosankan, tapi harus kreatif, humoris, dan variasi tidak menjemukan.
Diharapkan mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia tidak memisahkan anak dan
dunianya serta tidak boleh menjadi penjara baginya. Anak tidak hanya menjadi objek
pembelajaran tetapi sebagai subjek pembelajaran. Siswa harus diterima apa adanya,
tumbuh sesuai dengan bakat dan kemampuanya. Toh, tidak semua yang Allah SWT
cipta menjadi ilmuan, tapi bermacam-macam. Untuk itu harus ada kesadaran bahwa
kurikulum dibuat untuk kepentingan anak atau siswa. Guru lebih bersikap demokatis
dan menempatkan dirinya sebagai fasilitator bukan sebagai komandan. Berkaitan
dengan hal tersebut guru dituntut menjadi teladan bagi para siswa. Dalam hal ini
bahasa Indonesia, guru senantiasa menjadi model dan acuan standar dalam
berbahasa Indonesia bagi masyarakat. Jika guru ceroboh dalam menggunakan
bahasanya, tentu akan fatal yang demikian bukan saja kehilangan wibawa di mata
siswa dan masyarakat tetapi akan memicu kehancuran bahasa Indonesia. Pepatah
mengatakan: ―Guru kencing berdiri murid kencing berlari‖. Begitu pula dengan
berbahasa.
Pendidikan formal yang dilakukan di sekolah-sekolah, mempelajari banyak
ilmu-ilmu yang menunjang peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
menerapkan kesehariannya pembelajaran diarahkan pada konsep-konsep yang
mengedepankan materi belum disertai dengan praktek lapangan. Banyak cara untuk
menyampaikan materi agar tujuan yang dicita-citakan dalam pembelajaran itu bisa
dicapai oleh guru dan peseta didik, baik menurut guru yang mengajar maupun
menurut sistem yang berlaku ataupun menurut kemampuan serta kebutuhan
masyarakat.
Dunia pendidikan mengenal beberapa pendidikan yang ditempuh, yaitu fomal,
informal, dan non formal. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang bersifat
pendekatan komunikatif akan bervariasi yang berbeda-beda pada setiap jenjang
pendidikan. Pembelajaran dalam kenyataannya hanya dibedakan pada bahan ajar yang
Mengajarkan Bahasa
disampaikan. Pendekatan komunikatif dapat disimpulkan, pendekatan yang efektif
untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar yang menitikberatkan kepada
peserta didik yang selalu aktif dan komunikatif. Harapan penulis semua guru bahasa
dan sastra Indonesia bisa menerapkan pendekatan ini, apabila dalam proses
pembelajaran atau proses pentransferan ilmu pengetahuan bahasa dan sastra
Pengertian Bahasa

Indonesia memerlukan pengalaman belajar, artinya peserta didik mengalami langsung


apa yang sedang dipelajarinya, guru hanya menyukseskan tujuan dari pendekatan
Bagaimana

kontekstual secara komunikatif dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di


sekolah.

112
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Mengajarkan Berbicara dalam Diskusi Kelompok


Oleh: Irmawati

Belajar bahasa artinya belajar menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi,


baik tertulis maupun lisan. Berbicara sebagai salah satu unsur kemampuan berbahasa
sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Hal ini dibuktikan dari
kegiatan pengajaran berbicara yang selama ini dilakukan. Dalam praktiknya,
pengajaran berbicara dilakukan dengan menyuruh murid berdiri di depan kelas untuk
berbicara, misalnya bercerita atau berpidato. Siswa yang lain diminta mendengarkan
dan tidak mengganggu. Pengajaran berbicara di sekolah-sekolah itu akan kurang
menarik. Siswa yang mendapat giliran merasa tertekan sebab di samping siswa itu
harus mempersiapkan bahan sering kali guru melontarkan kritik yang berlebih-
lebihan. Sementara itu, siswa yang lain merasa kurang terikat pada kegiatan itu
kecuali ketika mereka mendapatkan giliran. Agar seluruh anggota kelas dapat
terlibat dalam kegiatan pengajaran berbicara, hendaklah selalu diingat bahwa
hakikatnya berbicara itu berhubungan dengan kegiatan berbahasa yang lain
Untuk latihan permulaan yang bertujuan melatih kemampuan bebicara
siswa/ mahasiswa, lebih efektif kalau diterapkan diskusi kelompok. Mengingat
jumlah siswa/ mahasiswa dalam satu kelas cukup banyak, maka untuk melibatkan
setiap individu, diskusi kelompok lebih tepat digunakan.
A. Persiapan Diskusi Kelompok
Persiapan sebuah diskusi tentu sangat tergantung pada bentuk diskusi yang
dipilih. Dalam pengajaran kemampuan berbicara, mengingat jumlah siswa/ mahasiswa
yang cukup besar dalam satu kelas, lebih efektif diterapkan metode kelompok
seperti yang telah dijelaskan.
 Memilih Topik untuk Diskusi
Setelah kelompok terbentuk barulah dilakukan persiapan-persiapan seperti:
Mengajarkan Bahasa
1. Setiap kelompok menunjuk salah seorang anggotanya menjadi pemimpin
diskusi atau moderator dan seorang lagi sebagai notulis.
2. Menentukan topik yang akan didiskusikan. Hal ini juga dapat diarahkan oleh
pengajar, misalnya pengajar menentukan temanya, kemudian tiap kelompok
menentukan topiknya.
Pengertian Bahasa

Perlu diingat kembali syarat-syarat sebuah topic berikut ini.


a. Tidak terlalu asing bagi peserta diskusi, artinya sudah diketahui serba sedikit
Bagaimana

dan ada kemungkinan untuk memperoleh bahan.


b. Menarik untuk didiskusikan. Topik yang menarik akan menimbulkan kegairahan
peserta untuk berdiskusi. Ini merupakan modal utama bagi kelompok untuk
melibatkan pendengarnya. Topik akan menarik bila:
 menyangkut masalah bersama

113
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

 Merupakan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi


 Mengandung konflik pendapat
 Tidak melampaui daya tangkap anggota atau sebaliknya tidak terlalu mudah
 Dapat diselesaikan dalam waktu tertentu
c. Topik jangan terlalu luas.
d. Topik hendaknya bermanfaat untuk didiskusikan sehingga dapat menumbuhkan
minat para peserta.
e. Kemudian topik yang dipilih disetujui oleh semua anggota diskusi. Merumuskan
tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan topik yang dipilih. Penentuan tujuan
ini sangat penting karena akan menentukan bahan yang akan dibutuhkan dan
bagaimana pula kerangkanya.
3. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan. Setiap anggota harus
aktif mencari bahan.
4. Yang terakhir adalah menyusun kerangka. Kerangka merupakan topik yang
dipecah menjadi sub-topik.
 Posisi Tempat Duduk
Posisi tempat duduk tentu harus disesuaikan dengan macam diskusi, tujuan,
dan jumlah peserta, serta luas ruangan. Begitu juga masalah kebersihan dan
pengaturan udara sehingga peserta merasa aman dan nyaman berdiskusi.
 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Berdiskusi
Suksesnya sebuah diskusi sangat tergantung kepada kepemimpinan
moderator atau pimpinan diskusi. Yang bertindak sebagai seorang peuntun atau
pengendali kelompoknya. Tugas seorang pemimpin diskusi atau moderator:
a. Menjelaskan tujuan dan maksud diskusi.
b. Menjamin kelangsungan diskusi secara teratur dan tertib.
c. Memberikan stimulant, anjuran, dan ajakan agar setiap peserta betul-betul
mengambil bagian dalam diskusi.
d. Menyimpulkan dan merumuskan setiap pembicaraan dan kemudian membuat
kesimpulan
e. Menyiapkan laporan.
Mengajarkan Bahasa
Di tangan moderatorlah terletak sukses atau tidaknya sebuah diskusi.
Berdasarkan tugas-tugas di atas, kapada seorang moderator atau pemimpin diskusi
dituntut hal di antaranya seperti:
a. Mempunyai perhatian yang penuh terhadap topik diskusi.
b. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang topik diskusi.
Bagaimana Bahasa

c. Seorang pemimpin diskusi harus bersikap demokratis, artinya tidak memihak dan
dapat menumbuhkan gairah peserta untuk menyelesaikan diskusi.
Pengertian

d. Seorang pemimpin diskusi harus mempunyai pandangan yang tajam tentang topik
pembicaraan.
e. Pemimpin yang baik akan menghindari sifat mengkritik dan berusaha membantu
anggotanya untuk mengatasi rasa takut dengan memberikan sugesti atau
penghargaan.

114
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

f. Membatasi anggota yang terlalu banyak berbicara dan memberi sugesti kepada
anggota yang tidak mau berbicara. Seorang pemimpin diskusi dituntut:
1) Berkepribadian
2) Mempunyai sensitivitas/ kepekaan yang tinggi (mampu mengerti dan
merasakan)
3) Bersimpati kepada orang lain
4) Tidak memihak
5) Mempunyai rasa humor
6) Bersikap ramah, sopan, dan terbuka
7) Mempunyai bakat berbicara dan mendengarkan
8) Berkemampuan mengambil keputusan dan inteligen
Selain ketua, notulis bertugas mencatat jalannya diskusi dan membantu
ketua menyimpulkan hasil diskusi. Dinamika dan aktivitas diskusi juga sangat
ditentukan oleh peserta atau anggota diskusi. Oleh karena itu, peranan dan tugas
serta sikap peserta diskusi sangat menentukan.
Dalam komunikasi dua arah, peserta diskusi berperan sebagai pembicara dan
pendengar. Untuk dapat menjadi pembicara yang baik harus pula membuat
pendengar terangsang dengan apa yang dibicarakan, berbicara harus terang dan
jelas yang akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan dan untuk
memperkuat argumennya pembicara dapat menggunakan contoh, angka, data, dan
sebagainya.
B. Pelaksanaan Diskusi Kelompok
Setelah semua persiapan selesai dilaksanakan dan pengajar pun telah selesai
memberikan pengarahan tentang cara berdiskusi maka setiap kelmpok diberi
kesempatan berdiskusi dan yang lain berperan sebagai pengamat yang bertugas
mengomentari.
Secara garis besar, pelaksanaan diskusi itu dapat digambarkan seperti:
1. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap kelompok melakukan persiapan
diskusi.
2. Kelompok berdiskusi dalam waktu yang telah ditentukan.
3. Guru-menentukan komponen-komponen yang diamati atau yang dikomentari.
Mengajarkan Bahasa
4. Kelompok tertentu berdiskusi selama 10 atau 15 menit kelompok yang lain dan guru
mengamati komponen-kmponen yang telah disepakati.
5. Selesai berdiskusi, para pengamat menyampaikan komentarnya. Dalam hal ini dapat
dilakukan dengan dua cara:
Bagaimana Bahasa

a. Tiap kelompok mengemukakan komentarnya tentang pembicara yang diamati


melalui juru bicaranya. Anggota yang lain dapat melengkapinya. Guru berperan
Pengertian

membetulkan komentar.
b. Setiap anggota bergabung ke dalam kelompok pengamatnya. Setiap pengamat
mengemukakan komentarnya tentang cara pembicara. Dalam hal ini guru
berkeliling melakukan pengamatan dan memberi petunjuk.

115
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

6. Peserta diskusi bergabung dengan para pengamatnya. Para pengamat memberikan


umpan balik tentang cara berbicara temannya. Dalam kelompok ini para siswa pun
berlatih mengemukakan pendapat.
7. Setelah selesai hasil pengamatan siswa dibuat dalam tabel penilaian sebaiknya
dikumpulkan guru/ dosen lalu diperiksa (dinilai).
Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)
dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam
proses belajar mengajar untuk :
a) Mendorong siswa berpikir kritis.
b) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c) Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya
d) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
C. Kelebihan Metode Diskusi
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
1. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
2. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan
pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
3. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
Walaupun belum ada indikator kuantitatif individual mengenai penigkatan
kemampuan berbicara siswa, akan tetapi bila ditinjau secara keseluruhan dari proses
belajar maupun proses diskusi dapat dilihat gambaran bahwa cara seperti ini dapat
meningkatkan partisipasi siswa dengan mengungkapkan usul, pendapat, gagasan,
argumen maupun sanggahan terhadap siswa lain. Sehingga, pada gilirannya diharapkan
kemampuan berbicara mereka menigkat. Pada hakikatnya berbicara merupakan
ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa.
Mengajarkan Bahasa
Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk
mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Diskusi kelompok dapat memancing kreativitas berpikir siswa/ mahasiswa
melaksanakan aktivitas yang berbeda sehingga mereka lebih bergairah dan tidak
bosan. Hal ini memungkinkan mereka mempelajari materi yang diberikan dengan
Pengertian Bahasa

sungguh-sungguh. Melalui diskusi kelompok mereka dapat menganalisis dan


mengaplikasikan materi yang sedang diajarkan.
Bagaimana

116
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bagaimana Mengajar Bahasa


Oleh: Nurhayat

Sebelum berbicara lebih jauh tentang bagaimana mengajar bahasa, alangkah


baiknya apabila kita berbicara dulu ―untuk apa kita belajar bahasa?‖. Untuk
menjawab pertanyaan itu kita akan dihadapkan pada landasan filosofis yang pada
hakikatnya berlaku universal pada semua bahasa manusia. Apabila ditinjau dari segi
linguistik, semua bahasa sama yakni berperan sebagai sistem simbol dan merupakan
alat untuk menyampaikan pesan. Kita belajar bahasa berarti kita belajar untuk hidup.
Kita berbahasa karena kita hidup.
Selain itu, kita berbicara ―untuk apa kita belajar?‖. Kita akan belajar bahwa
belajar bahasa untuk menjadikan diri kita sebagai makhluk yang berpikir yang
merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari apa yang kita pikirkan itu.
Lalu bagaimana mengajarkan bahasa? Mengajarkan bahasa berarti kita
mengajarkan hidup. Selama kita hidup, selama itu pula kita akan berbahasa. Oleh
sebab itu, alangkah baiknya kita belajar sekaligus mengajarkan bahasa yang baik
pada setiap peserta didik.
Mengapa di sini kita singgung peserta didik? Jawabannya karena saat ini
kita sedang belajar bagaimana mengajarkan bahasa berarti berkaitan dengan dunia
pendidikan yang bersifat formal maupun informal. Fakta membuktikan bahwa
pendidikan nasional saat ini belum bisa membuat siswa atau peserta didik berpikir
kritis. Selama ini pendidikan bahasa hanya melatih berbahasa sebagai proses
komunikasi dengan kadar nalar rendah. Semua itu terbukti dengan amburadulnya
bahasa di kalangan kaum terdidik Indonesia.
Kita adalah calon guru bahasa. Lebih tepatnya calon guru bahasa dan sastra
di Indonesia. Menurut A. Chaedar: guru bahasa seyogyanya meyakini bahwa
mengajar adalah tanggung jawab profesionalnya sebagai khalifah kependidikan di
Mengajarkan Bahasa
muka bumi, karena itu harus dikerjakan dengan baik. Mengajarkan bahasa yang baik
haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaaan yang ada. Ada dua hal besar di
bawah payung studi bahasa, yaitu bahasa sebagai objek studi, khususnya bagi
mahasiswa jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, dan bahasa sebagai alat
untuk berkomunikasi secara luas untuk memperoleh pengetahuan. Masing-masing
Bagaimana Bahasa

pendekatan ini memiliki tempat tersendiri dalam literatur kebahasaan dan


pendidikan bahasa.
Pengertian

Mengajarkan bahasa bagi setiap individu mungkin sulit, namun sebagian ada
yang menilai mudah. Hal ini membuktikan bahwa tiap individu mempunyai kelebihan
tersendiri. Indonesia mempunyai beribu-ribu bahasa yang berbeda satu sama lain
atau yang sering kita kenal dengan bahasa ibu. Namun semua bahasa yang berbeda
itu terkumpul dalam satu wadah yang mempunyai satu tujuan (berbeda-beda tapi

117
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

satu) yaitu tetap rukun dengan dipayungi satu bahasa nasional yaitu bahasa
Indonesia. Maka tidak heran apabila pelajaran bahasa ada dari singkatan SD, SMP,
SMA, dan PT (setiap program studi). Hal ini hanya untuk menegaskan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan.
Lalu muncul pertanyaan sudahkah kita mengajarkan bahasa? Pekerjaan
rumah yang harus diperbaiki oleh pengajar bahasa atau saat mengajarkan bahasa
adalah cara berbicara kita di depan peserta didik dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: memperhatikan tata bahasa baku saat berbicara, menggunakan
intonasi yang tepat, dll.
Mengajarkan bahasa tidak hanya menggunakan media ceramah, tapi juga
menggunakan media lain seperti lewat karya tulis. Dalam membuat karya tulis
alangkah baiknya apabila kita mengajarkan bahasa dengan memperhatikan subjek
kalimat yang harus jelas, memperhatikan kata kerja aktif-pasif dalam kalimat,
preposisi dalam kalimat, diksi yang tepat, dan lain-lain. Hal-hal seperti itulah yang
harus diperhatikan saat kita mengajarkan bahasa. Sejauhmana anak didik berhasil
dalam berbahasa berarti kita telah bisa mengajarkan bahasa.
Untuk lebih jelas lagi tentang bagaimana mengajarkan bahasa. Alangkah
baiknya kita mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang ingin tercapai. Pembinaan
bahasa Indonesia merupakan bagian dari pola kebijakan bahasa nasional. Secara
umum lembaga yang mempunyai tugas untuk melaksanakan pembinaan bahsa
Indonesia adalah Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Sasaran pembinaan
adalah pemakai (pendidik) atau calon pemakai (peserta didik) bahasa Indonesia.
Karena sasarannya manusia, maka salah satu programnya yang paling cocok adalah
pengajaran bahasa di lembaga-lembaga pendidikan. Harus kita ketahui keterampilan
berbahasa Indonesia meliputi keterampilan mendengarkan, berbicra, membaca, dan
menulis. Selain itu, pengetahuan bahasa Indonesia mencakup pengetahuan tentang
lafal, ejaan, istilah, dan kaidah bahasa Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pengajaran bahasa Indonesia sebagaimana
dicantumkan di atas tidak semudah yang kita pikirkan. Karena untuk melaksanakan
itu kita akan dihadapkan pada beberapa faktor. Faktor-faktor itu tidak bisa
dipisahkan sebab semua itu adalah sebuah sistem yang saling berkaitan. S. Effendi
Mengajarkan Bahasa
menyebutkan beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam mengajarkan bahasa
yaitu: faktor tujuan, murid, lingkungan (yang mencakup keluarga, sekolah dan
masyarakat) dan sarana (yang mencakup kurikulum, guru, metode, alat pelajaran dan
evaluasi).
Bagaimana Bahasa

Rumusan tujuan baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional harus


berporos pada tujuan institusional (tujuan lembaga pendidikan) secara menyeluruh
Pengertian

mengajarkan bahasa Indonesia pun harus mempunyai tiga bidang yaitu bidang
pemahaman, keterampilan dan sikap. Semua tujuan tersebut harus dapat dievaluasi
untuk mengetahui apakah tujuan yang ingin kita capai tercapai atau tidak.
Apabila komponen-komponen di atas sudah dikuasai, kita akan menemukan
strategi yang tepat dalam mengajarkan bahasa. Harimukti Kridalaksana menyebutkan

118
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

bahwa mengajarkan bahasa adalah untuk memperkenalkan ciri-ciri dan


membangkitkan pernghargaan pada bahasa Indonesia baku maupun nonbaku,
memperkenalkan ciri-ciri variasi bahasa, dan mengajar mempergunakan ciri bahasa
yang tepat untuk fungsi yang tepat.
Apabila strategi di atas dijalankan oleh guru bahasa, berarti pengajaran
bahasa Indonesia yang berpusat pada tata bahasa haruslah dinetralisasikan, sebab
pengajaran bahasa hanya membuat anak didik tahu tentang bahasa tanpa terampil
menerangkannya. Kita menyadari bahwa bahasa Indonesia tidak hanya dipakai dalam
situasi resmi dan formal saja tetapi juga dalam situasi lain. Misalnya berbicara
dengan teman. Disinilah letak peranan guru, guru bahasa Indonesia harus berkreatif
sedemikian rupa sehingga tidak ada kesenjangan antara hasil pengajaran disekolah
dan kenyataan di masyarakat.
Variasi bahasa Indonesia nonbaku hanya dipakai dalam situasi nonresmi.
Sebaliknya, variasi bahasa Indonesia baku hanyalah dipakai dalam situasi resmi.
Misalnya dalam pidato kenegaraan, penulisan karya ilmiah dan lain sebagainya. Oleh
sebab itu, anak didik harus diperkenalkan fungsi pemakaian setiap variasi bahasa
yang diketahuinya. Semua itu adalah tugas pendidik untuk membina peserta didik
supaya mereka tahu semua itu.

Mengajarkan Bahasa
Bagaimana Bahasa
Pengertian

119
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bagaimana Mengajarkan Bahasa


Oleh: Rin Yoantriana

Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tinggal di beberapa pulau.
Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting kedudukannya dalam kehidupan
masyarakat. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia diajarkan sejak kelas 1 SD. Bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan
sangat penting untuk diajarkan sejak anak-anak. Metode pengajaran bahasa
Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode karena bahasa Indonesia sendiri
yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai ilmu tetapi sebagai
keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu dilakukan.
Suatu model mengajar ialah suatu rencana atau suatu pola pendekatan yang
digunakan untuk mendesain pengajaran. Model mengajar mengandung strategi
mengajar, yaitu pola urutan kegiatan instruksional yang digunakan untuk mencapai
tujuan belajar yang diinginkan. Sedangkan di dalam strategi mengajar terdapat
strategi instruksional dan keterampilan teknis mengajar yang amat spesifik seperti
keterampilan mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan pengarahan, menstruktur
dan mereaksi terhadap jawaban murid, dan lain-lain. Di dalam strategi mengajar guru
juga menerapkan sejumlah teknik-teknik mengajar, atau teknik-teknik instruksional,
seperti bagaimana menata kelas, bagaimana mengelompokkan murid, bagaimana cara
berinteraksi, dan menerapkan beraneka macam pendekatan dalam penggunaan alat-
alat pengajaran.
Mengapa kita perlu belajar bahasa Indonesia?
Kita perlu belajar yang namanya bahasa Indonesia karena memang
penggunaan bahasa kita saat ini amatlah kacau. Kata-kata yang semestinya tidak
diucapkan, diucapkan begitu saja dengan santainya. Kata-kata kasar yang dilontarkan
Mengajarkan Bahasa
dari bibir mungil tak tentu usia itu, sudah barang tentu dapat menurunkan moral
kita. Kita cenderung meremehkan orang lain dan tidak menghormati orang tersebut.
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar
agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan, dan
pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk, dan tata kalimat. Agar
Pengertian Bahasa

komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim
bahasa harus menguasai bahasanya.
Bagaimana

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, bahwa bahasa rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar, dan bahwa bahasa itu diatur oleh
suatu sistem. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja
sama, dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa

120
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara
lambang bunyi dengan bendanya.
Dalam mengajarkan bahasa, guru harus menguasai fungsi bahasa, macam-
macam bahasa, dan jenis-jenis ragam/ keragaman bahasa.
Fungsi Bahasa dalam Masyarakat
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
Macam-macam dan Jenis-jenis Ragam/ Keragaman Bahasa
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains,
bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden
Soeharto, gaya bahasa Benyamin S., dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek
seperti dialek bahasa Madura, dialek bahasa Medan, dialek bahasa Sunda, dialek
bahasa Bali, dialek bahasa Jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti
ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan
informal (tidak baku).
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh
dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah
setajam pisau/ silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak
sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Jadi, Bagaimana Mengajarkan Bahasa?
Agar pengajaran sastra lebih berhasil, guru kiranya perlu mengembangkan
keterampilan (atau semacam bakat) khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra
yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya. Apabila bahasa
merupakan pertimbangan utama, dalam pelajaran bahasa perlu disediakan bacaan-
Mengajarkan Bahasa
bacaan khusus sebagai proses pengayaan pelajaran bahas itu sendiri. Guru hendaknya
mengadakan pemilihan bahan berdasarkan wawasan yang ilmiah, misalnya:
memperhitungkan kosa kata yang baru, memperhatikan segi ketatabahasaan dan
sebagainya.
Di samping itu, perlu kiranya setiap kali guru mengikuti penataran untuk
Pengertian Bahasa

meningkatkan kemampuan mengajarnya. Dalam praktek, ketepatan pemilihan bahan


ini sering kurang diperhatikan, dan dalam beberapa hal faktor-faktor kebahasaan
Bagaimana

memang sulit untuk dipisahkan dari faktor-faktor lain. Meski demikian, seorang guru
hendaknya selalu berusaha memahami tingkat kebahasaan siswa-siswanya sehingga
berdasarkan pemahaman itu guru dapat memilih materi yang cocok untuk disajikan.
Pekerjaan mengajar merupakan pekerjaan yang kompleks dan sifatnya
dimensional. Berkenaan dengan hal tersebut, guru paling sedikit harus menguasai

121
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

berbagai teknik yang erat hubungannya dengan kegiatan-kegiatan penting dalam


pengajaran. Untuk mengajar guru harus mempunyai enam langkah-langkah yang
penting.
Pertama, “mendiagnosa kebutuh peserta didik”, berarti para guru harus
menaruh perhatian khusus terhadap peserta didik dalam kelas. Antara lain bertalian
dengan minat para individu, kebutuhan dan kemampuan meraka. Selanjutnya dicari
jalan keluar bagaimana memenuhi hal tersebut. Di samping itu guru juga harus
menentukan bahan pelajaran yang dipilih dan diajarkan kepada peserta didik.
Kedua, yaitu “memilih isi dan menentukan sasaran”. Sasaran pengajaran
kita melukiskan apa yang sebenarnya diharapkan dari pesera didik, agar mereka
mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran, dengan demikian para
guru dapat mengetahui bahwa ‗peserta didik‘ tersebut telah mempelajari sesuatu
dalam kelas. Dalam hubungan ini para guru juga perlu mempertimbangkan adanya
perbedaan individu yang terdapat dalam kelas tersebut selama mengajar.
Ketiga, “mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran”. Aktivitas ini
dilakukan karena guru telah mengetahui sasaran-sasaran tertentu yang dapat
dipergunakan sebagai basis untuk mengambil suatu keputusan.
Keempat, “merencanakan aktivitas merumuskan unit-unit dan
merencanakan pelajaran”. Dalam aktivitas ini yang paling penting adalah
mengorganisasi keputusan-keputusan yang telah diambil.
Kelima, “memberikan motivasi dan implementasi program”. Perencanaan
pada aktivitas ini mempersiapkan guru secara khusus bertalian dengan teknik
motivasional yang akan diterapkan dan beberapa prosedur administratif yang perlu
diikuti agar rencana pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Keenam, merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu ―perencanaan yang
dipusatkan kepada pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkat” . Aktivitas ini
merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan penyesuaian
tentang penampilan pesrta didik secara individual.

Mengajarkan Bahasa
Bagaimana Bahasa
Pengertian

122
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Bagaimana Mengajar Bahasa


Oleh: Yudi Setiadi

Bagaimana Mengajar Bahasa


Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan
wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Guna
mewujudkan tujuan di atas diperlukan usaha yang keras dari masyarakat maupun
pemerintah. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi
masalah berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi
pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pendidikan dan telah melakukan pembaharuan sistem
pendidikan. Usaha tersebut antara lain adalah penyempurnaan kurikulum, perbaikan
sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas tenaga pengajar.
Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peran
sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung jawab
merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Guru sebagai tenaga
profesional harus memiliki sejumlah kemampuan mengaplikasikan berbagai teori
belajar dalam bidang pengajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode
pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi
aktif, dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai
peranan yang penting dalam dunia pendidikan. Secara umum tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: (1) Siswa menghargai dan membanggakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara, (2) Siswa
Mengajarkan Bahasa
memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan,
keperluan, dan keadaan, (3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial, (4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa
Bagaimana Bahasa

(berbicara dan menulis), (5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra
untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
Pengertian

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) Siswa menghargai dan


membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia, pengajarannya
dilakukan sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai

123
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

landasan untuk jenjang yang lebih lanjut. Pembelajaran bahasa Indonesia ini
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari standar
kompetensi yang meliputi, membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan
(menyimak).
Cergam, Salah Satu Media Pengajaran Menulis
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses
belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan
keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus
menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997:68). Pembelajaran keterampilan
menulis pada jenjang sekolah dasar merupakan landasan untuk jenjang yang lebih
tinggi nantinya. Siswa sekolah dasar diharapkan dapat menyerap aspek-aspek dasar
dari keterampilan menulis guna menjadi bekal ke jenjang lebih tinggi. Sehingga,
pembelajaran keterampilan menulis di sekolah dasar berfungsi sebagai landasan
untuk latihan keterampilan menulis ke jenjang pembelajaran sekolah sesudahnya
nanti. Dengan banyaknya latihan pembelajaran menulis, diharapkan dapat membangun
keterampilan menulis siswa lebih meningkat lagi.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa
mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta
memiliki kegemaran menulis (Depdikbud, 1994). Dengan keterampilan menulis yang
dimilikinya, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan
bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah
satunya adalah keterampilan menulis karangan. Dalam pembelajaran menulis,
diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan,
namun juga diperlukan kecermatan untuk membuat argumen, memiliki kemampuan
untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat karangan yang menarik
untuk dibaca. Di antaranya mereka harus dapat menyusun dan menghubungkan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga menjadi karangan yang utuh.
Media pembelajaran merupakan wahana penyalur atau wadah pesan
Mengajarkan Bahasa
pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, media
pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap
mata pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan
suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran
Bagaimana Bahasa

yang kreatif, inovatif, dan variatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan
mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar.
Pengertian

Secara umum, menggunakan media cergam sebagai media pembelajaran


dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa dalam pembelajaran
menulis.
Secara khusus, penggunaan cergam sebagai media adalah sebagai berikut:
(1) dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun cerita berdasarkan

124
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang utuh, (2) dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan kalimat menjadi karangan narasi
yang padu dengan menggunakan kata sambung yang tepat, dan (3) dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara
benar dalam karangan narasi
Terakhir, mari kita sebagai guru bahasa Indonesia hendaknya mengajarkan
pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan kreatif agar siswa bertendensi
untuk mengikuti pelajaran secara aktif. Itulah kunci sukses pengajaran. Bukan
terletak pada kecanggihan kurikulum, melainkan bagaimana kredibilitas seorang guru
di dalam mengatur dan memanfaatkan mediator yang ada di dalam kelas.

Mengajarkan Bahasa
Bagaimana Bahasa
Pengertian

125
kumpulanartikelteoribelaj
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

arbahasakumpulanartikel
teoribelajarbahasakumpu
Kumpulan Artikel
pendekatan
lanartikelteoribelajarbaha
"Teori Belajar
kebahasaan
Bahasa"
sakumpulanartikelteoribe
lajarbahasakumpulanarti
kelteoribelajarbahasakum
pulanartikelteoribelajarb
ahasakumpulanartikelteo
ribelajarbahasakumpulan
Pengertian Bahasa

artikelteoribelajarbahasa
kumpulanartikelteoribelaj 126
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pendekatan-pendekatan Bahasa
Oleh: Elis Hindayati

Sebelum saya membahas pendekatan-pendekatan bahasa, saya akan


membahas dulu sedikit tentang pengertian bahasa. Kata bahasa dalam bahasa
Indonesia memiliki banyak arti lebih dari satu makna atau lebih dari satu pengertian.
Salah satunya bahasa adalah suatu bentuk interaksi sosial dan oleh karena itu secara
normal diperoleh dan digunakan dalam interaksi sosial. Tapi dalam pendidikan formal
seperti di sekolah, biasanya pengertian bahasa sering diartikan ― Bahasa adalah alat
komunikasi‖, jawaban tersebut tidak salah, tetapi tidak juga benar, karena jawaban
itu hanya menyatakan ―bahasa adalah alat―. Jadi, fungsi dari bahasa itu yang
dijelaskan, bukan ―sosok‖ bahasa itu sendiri. Memang benar fungsi bahasa itu adalah
alat komunikasi bagi manusia. Meskipun pengertian bahasa itu tidak dapat dijelaskan
secara jelas karena bahasa itu adalah fenomenal sosial yang banyak seginya. Maka
itu tidak mengherankan kalau banyak juga pakar yang membuat definisi tentang
bahasa dengan terlebih dahulu menonjolkan atau mengartikan dari segi fungsi bahasa
itu sendiri, seperti Sapir (1221:8), Badudu (1989:3), dan Keraf (1984:16) yang tidak
menonjolkan fungsi, tetapi menonjolkan ―sosok‖ bahasa itu adalah seperti yang
dikemukakan Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982 ): ―Bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri‖.
Definisi ini sejalan dengan definisi dari Barber (1964:21).
Ada beberapa Pendekatan-pendekatan bahasa, yang pertama pendekatan
bahasa komunikatif, arti dari pendekatan bahasa secara komunikatif adalah
pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada pemikiran
bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi merupakan tujuan yang
harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Di dalam konsep pendekatan komunikatif
terdapat konsep kompetensi komunikatif yang membedakan komponen bahasa
menjadi dua bagian, yaitu kompetensi dan performansi atau unjuk kerja.
Kompetensi komunikatif itu adalah keterkaitan dan interelasi antara
Kebahasaan

kompetensi gramatikal atau pengetahuan kaidah-kaidah bahasa dengan kompetensi


sosiolinguistik atau atauran-aturan tentang penggunaan bahasa yang sesuai dengan
Pengertian Bahasa

kultur masyarakat. Kompetensi komunikatif hendaknya dibedakan dengan


performansi komunikatif karena performansi komunikatif mengacu pada realisasi
Pendekatan

kompetensi kebahasaan beserta interaksinya dalam pemroduksian secara aktual


dengan pemahaman terhadap tuturan-tuturan. Oleh sebab itu, seseorang yang
dikatakan memiliki kompetensi dan performansi berbahasa yang baik hendaknya
mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang dipelajarinya, baik dalam
pemroduksian maupun dalam pemahaman. Ciri-ciri pendekatan komunikatif di

127
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

antaranya adalah (1) makna merupakan yang terpenting, (2) percakapan harus
berpusat di sekitar fungsi komunikatif dan tidak dihafalkan secara normal, (3)
kontekstualisasi merupakan premis pertama, (4) belajar bahasa berarti belajar
berkomunikasi, (5) komunikasi efektif dianjurkan, (6) latihan penubihan atau drill
diperbolehkan, tetapi tidak memberatkan, (7) ucapan yang dapat dipahami
diutamakan, (8) setiap alat bantu peserta didik diterima dengan baik, (9) segala
upaya untuk berkomunikasi dapat didorong sejak awal, (10) penggunaan bahasa
secara bijaksana dapat diterima bila memang layak, (11) terjemahan digunakan jika
diperlukan peserta didik, (12) membaca dan menulis dapat dimulai sejak awal, (13)
sistem bahasa dipelajari melalui kegiatan berkomunikasi, (14) komunikasi komunikatif
merupakan tujuan, (15) variasi linguistik merupakan konsep inti dalam materi dan
metodologi, (16) urutan ditentukan berdasarkan pertimbangan isi, fungsi, atau makna
untuk memperkuat minat belajar.
Pendekatan pembelajaran bahasa secara komunikatif selain yang di atas,
Nunan (1991:279) menawarkan lima ciri khas utama dalam pendekatan komunukatif.
 Penekanan pada pembelajaran untuk berkomunikasi melalui interaksi dalam bahasa
sasaran;
 Pengenalan teks otentik dalam situasi pembelajaran;
 Pemberian kesempatan bagi pelajar untuk berfokus bukan saja pada bahasa tetapi
juga pada proses belajar itu sendiri;
 Peningkatan pengalaman pribadi pelajar sendiri sebagai unsur yang memberikan
sumbangan terhadap hasil belajar di kelas;
 Dan upaya menghubungkan pembelajaran bahasa di kelas dengan pengaktifan
bahasa di luar kelas.
Berbagai teori mengenai pendekatan komunikatif mengasumsikan bahwa
bahasa adalah alat komunikasi. Menurut Ellis dan Beattle (1986), penggunaan bahasa
manusia dapat dipahami dengan baik jika dipandang dari konteks alaminya sebagai
seperangkat saluran yang tersedia bagi manusia untuk mengirimkan dan menerima
informasi.
Kedua pendekatan secara kognitif, menurut para psikolog kognitif dan
linguis generatif transformasional, bahasa merupakan prilaku yang bersifat internal.
Yaitu, pengetahuan pembicara atau penutur mengenai bahasa didasarkan pada
seperangkat kaidah terbatas yang dapat menurunkan berbagai kalimat yang tidak
Kebahasaan

terbatas, akan tetapi kaidah-kaidah tersebut tidak perlu secara sadar dan mudah
diungkapkan dengan kata-kata oleh para pemakai bahasa. Anak-anak belajar bahasa
Pengertian Bahasa

ibu atau bahasa asli mereka dengan cara mengembangkan sistem-sistem bahasa yang
bersifat perkiraan yang secara berkesinambungan diperhalus sebaik pengetahuan
Pendekatan

mereka mengenai kaidah-kaidah itu mengalami perkembangan. Menurut teori nativis,


anak-anak dapat melakukan hal ini karena semua insan dilahirkan dengan sarana
pemerolehan bahasa.

128
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Walaupun sangat sedikit psikolog kognitif dan linguis generatif-


transformasional yang tertarik dalam bidang ilmu pendidikan, tapi teori-teori yang
mereka kembangkan mempunyai pengaruh besar pada cara-cara mengajarkan bahasa.
Keungulan dan kelemahan pendekatan kognitif dalam pengajaran bahasa.
Keunggulannya adalah (1) dapat dilaksakan dalam kelas besar, (2) sabar menghadapi
dan memperbaiki kesalahan, (3) cocok dan sesuai bagi semua tingkatan siswa.
Sedangkan kelemahannya adalah (1) tidak terdapat di dalamnya metode tertentu, (2)
bukan merupakan metode khusus (steinbreg, 1986:192).
Ketiga pendekatan bahasa secara ganda. Para pendukung pendekatan ganda
atau multiple approach menganjurkan menggunakan suatu metodologi yang
didasarkan pada rencana Cleveland ataupun multiple approach method yang
diperkenalkan oleh de Sauze pada tahun 1920-an. Pendekatan de Sauze tidaklah
beranggapan bahwa orang dewasa belajar bahasa dengan cara yang sama seperti
yang dilakukan seorang anak.
Variasi-variasi yang diperkenalkan dalam pendekatan Ganda, sebagian besar
menghubungkannya dengan kebutuhan yang beranggapan bahwa cara belajar orang
dewasa berbeda dengan cara belajr anak-anak. Dengan perkataan lain, variasi-variasi
dibuat karena cara belajar orang dewasa berbeda dari cara belajar anak-anak. Oleh
karena itu, terdapat beraneka ragam ciri pendekatan ganda. Di antara ciri-ciri utama
pendekatan ganda yang diberikan oleh Puciani dan Hamel (1967), dan metode aktif
verbal yang diberikan oleh Lenard (1980).
1. Bahasa diturunkan secara khas diciptakan oleh setiap pembicara. Bahasa tidak
dipelajari melalui teknik-teknik tiruan dan hafalan.
2. Bahasa juga merupakan budaya; oleh karena itu pengetahuan kultural haruslah
disebarkan melalui pelajaran itu sendiri, seperti juga halnya melalui kegiatan-
kegiatan penyadaran kultural dan penggunaan bahan-bahan otentik yang bersifat
kultural.
3. Bahasa sasaran hendaklah dipakai secara eklusif sebagai media pengajaran.
4. Haruslah ada penekanan pada tunggal pada setiap pelajaran.
5. Keempat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis)
haruslah diajarkan secara serempak pada waktu yang sama, harus diatur dan
dijaga supaya tidak terdapat kesenjangan, tetapi keserasian antara keempatnya.
6. Tata bahasa diajarkan secara induktif dalam bahasa sasaran, dengan memberikan
Kebahasaan

contoh-contoh pertama dan kemudian penjelasan mengenai kaidah-kaidahnya.


7. Bahasa sasaran diperkenalkan melalui dialog-dialog yang relatif panjang, disertai
Pendekatan Bahasa

dengan pergantian-pergantian tanya jawab yang di atur oleh guru.


Dalam perkembangan pemakaiannya, bahasa Indonesia yang sekarang kita
Pengertian

gunakan memiliki pendekatan-pendekatan terhadap beberapa dialek etnik atau dialek


ras dan sejumlah unsur yang sifatnya gado-gado atau campuran . Dialek –dialek etnik
yang muncul dalam pemakaian keseharian bahasa Indonesia ternyata mencuatkan
logat-logat kebahasaan tersendiri.

129
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Karena masyarakat bangsa Indonesia terdiri atas beratus suku bangsa atau
kelompok etnik, kalau benar-benar dicermati, maka muncul pula bermacam-macam
logat dalam pemakain bahasa Indonesia. Jadi sebenarnya telah banyak terjadi
interferensi dari bahasa daerah, dari bahasa suku-suku bangsa tertentu, terhadap
bahasa Indonesia yang kita gunakandalam praktik komunikasi keseharian. Oleh
karena itu, dalam pemakain bahasa Indonesia ada berbagai macam kekhasan dan
keistimewaan yang lantas memunculkan ciri-ciri etnik atau kekhsan ras dari bahasa
yang kita gunakan. Dalam korpus bahasa Indonesia, ada dialek Indonesia Jawa, dialek
Indonesia Menado, dialek Indonesia Bali, dialek Indonesia Bugis, dan lain-lain.
Masing-masing menunjukan kekhasan tersendiri di dalam logat-logatnya.
Selain dalam pendekatan bahasa pada bahasa-bahasa daerah, bahasa juga
memiliki pula ciri simplifikasi dan aneka macam pendekan. Pada umumnya, unsur-unsur
yang disederhanakan dan dipendekan adalah aspek-aspek bahasa yang kuat atau
dominan. Tujuan pemendekan adalah semata-mata untuk memudahkan pemahaman.
Kenyataan kebahasaan demikian yang di dalam sosiolinguistik lazim disebut pijinasi,
kemudian mewujud sosok bahasanya dinamakan bahasa pijin. Bahasa pijin muncul
Karena adanya keharusan pertemuan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang
lainnya sebagai akibat pertemuan antara sebagian warga bangsa yang satu dengan
bangsa yang lainya.
Pendekatan bahasa dari bahasa daerah ke bahsa Indonesia, contoh seorang
mahasiswi bersku non-Jawa suatu ketika datang berkonsultasi dengan dosen
pembimbingnya yang bersuku Jawa. Percakapan berlangsung dalam bahasa Indonesia,
tetapi sesekali mahasiswi mencuatkan kata-kata Jawa yang santun terhadapnya.
Dalam contoh ini bahasa Indonesia digunakan untuk keperluan formal, kepentingan
resmi, dan hal-hal yang berkonteks nasional. Bahasa daerah mereka gunakan sebagai
bahasa ibu pertama dan digunakan di daerah tersebut dalam lingkungan kesukuanya
yang berjati diri bahasa ibu dalam ranah keluarga. Sedangkan begitu bergaul dan
berkomuniksi dengan warga suku yang berbeda di wilayah yang sama, mereka
menggunakan bahasa Indonesia dan terkadang memakai bahasa daerah yang gampang
di mengrti oleh lawan bicara.
Pernahkan kalian menyadari bahwa pendekatan-pendekatan bahasa
sesungguhnya salah satu sumber utama inovasi dan kreativitas berbahsa adalah kaum
muda atau remaja? Bahkan sudah sejak lama bahasa tutur remaja mewarnai
Kebahasaan

dinamika kehidupan dan perkembangan bahasa Indonesia, setidaknya jika diteropong


dari kacamata sosiolinguisti atau sosiopragmatiknya. Contoh ketika sejumlah anak
Pendekatan Bahasa

remaja sedang memperbincangkan sesuatu yang mereka pandang rahasia dan tidak
boleh diketahui warga di luar kelompok, mereka sangat suka menggunakan bentuk-
Pengertian

bentuk rahasia dan popular seperti cavantiviik untuk menyatakan kata ‗cantik‘,
cavakevip untuk kata ‗cakep‘, dan lain-lain.
Pendekatan-pendekatan di atas memberikan karakteristik komunikasi
melalui bahasa itu sendiri, yaitu bahasa adalah suatu bentuk interaksi sosial. Oleh
karena itu, secara normal diperoleh dan digunakan dalam interaksi sosial, bahasa

130
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

melibatkan tingkat ketidakteramalan dan kreativitas yang tinggi dalam bentuk dan
pesan, bahasa berlangsung dalam konteks sosial budaya yang memberikan batasan
tentang penggunaan bahasa yang baik dan sesuai dan sebagai penanda untuk
mengoreksi interpretasi ungkapan, dan bahasapun melibatkan bahasa otentik dan
dipertentangkan dengan bahasa yang dibuat seperti buku teks.

Kebahasaan
Pendekatan Bahasa
Pengertian

131
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pendekatan-pendekatan Kebahasaan
Oleh: Hesty Rinrin

1. Pendekatan Formal
Semi (1993) menyatakan bahwa pendekatan formal ini merupakan
pendekatan klasik dan tradisional dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan ini
dianggap bahwa pembelajaran bahasa itu sebagai suatu kegiatan rutin yang
konvensional, dengan mengikuti cara-cara berdasarkan pengalaman. Menurut Semi
pengajaran dilakukan dengan teoritis sehingga diaplikasikan dengan contoh-contoh
pemakaiannya, dengan jalan menjabarkannya. Pendekatan ini disebut sebagai
pendekatan informatif. Karena cara menyampaikannya tanpa mempedulikan
pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa.
Pendekatan ini dibagi dua metode, yakni metode terjemahan, tata bahasa, dan
metode membaca.
2. Pendekatan Fungsional
Semi (1993) menyarankan apabila mempelajari bahasa harus melakukan
kontak langsung dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa itu. Agar
siswa mampu menghadapi bahasa yang hidup dan mencoba memakainya sesuai dengan
keperluan komunikasi.
Pendekatan ini membagi beberapa metode dalam mengajarkan bahasa, yakni:
a. Metode langsung
b. Metode pembatasan
c. Metode intensif
d. Metode audio-visual
e. Metode linguistik
3. Pendekatan Integral
Yakni pengajaran bahasa harus merupakan sesuatu yang multi dimensional
yaitu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengajaran.
4. Pendekatan Sosiolinguistik
Yakni studi tentang hubungan gejala masyarakat dengan gejala bahasa.
Kebahasaan

5. Pendekatan Psikologi
Yakni berkaitan dengan ilmu menelaah bagaimana peserta didik belajar, dan
Pendekatan Bahasa

sebagai individu yang kompleks.


6. Pendekatan Linguistik
Pengertian

Yakni bagaimana proses yang terjadi dalam benak anak, apabila terjadi
belajar bahasa.
Pendekatan-Pendekatan Kebahasaan
Sebelum ke teori tentang pendekatan-pendekatan kebahasaan, terlebih
dahulu saya akan membahas tentang apa itu pendekatan, apa itu bahasa. Pendekatan

132
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

adalah proses, perbuatan atau cara pendekatan (KBBI, 1995). Dikatakan pula bahwa
pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Pendekatan di sini bersifat
aksiomatis, jadi tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Dalam pengajaran atau
pembelajaran bahasa, pendekatan merupakan, pandangan filsafat atau kepercayaan
tentang hakikat bahasa dan hakikat pembelajaran atau pengajaran bahasa yang
diyakini dan tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Sedangkan bahasa adalah
dalam bahasa Inggris language berasal dari bahasa latin ―lidah‖. Bahasa menurut Puji
Santoso adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran (1.2 : 2007).
Ujaran inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Jadi, bahasa adalah
penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan
aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang miliki arti. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang mengandung beberapa sifat, yakni = sistematik, mana suka, ujaran,
manusiawi, komunikatif.
Jadi, pendekatan kebahasaan itu adalah ada pendekatan tujuan, pendekatan
struktural, dan pendekatan komunity.
Dalam pendekatan-pendekatan kebahasaan, dibagi menjadi dua, yakni
pendekatan kognitif, dan pendekatan ganda, ini diambil dari buku Pengajaran
Pemerolehan Bahasa, karangan Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan.
Pendekatan Kognitif
Nian Chomsky membuat perbedaan teoritis antara performasi dan
kompetensi. Dalam pandangan transformasionalis generatif yang dikemukakan dalam
karya Chomsky Aspects of the Theory of Syntax (1965), pembedaan lebih lanjut
diadakan perbedaan yang menarik antara struktur permukakan ( surface structure)
yang mudah diamati dan struktur dalam ( deep structure) yang tersirat dan tidak
mudah diamati. Pembagian ini merupakan pendekatan kognitif dalam psikologis. Bagi
para psikolog kognitif dan linguis generatif tranformasional, bahasa merupakan
perlaku yang rule-governed yang bersifat internal. Pengetahuan pembicara atau
penutur mengenai bahasa didasarkan pada seperangkat kaidah terbatas yang dapat
menurunkan berbagai kalimat yang tidak terbatas yang dapat dipahami. Akan tetapi,
kaidah-kaidah tersebut tidak perlu secara sadar dan mudah diungkapkan dengan
kata-kata oleh para pemakaian bahasa. Anak-anak belajar bahasa ibu atau bahasa
asli mereka dengan cara mengembangkan sistem-sistem bahasa yang bersifat
Kebahasaan

berkiraan yang secara berkesinambungan diperhalus sebaik pengetuaan mereka


mengenai kaidah-kaidah itu mengalami perkembangan. Menurut teori nativis, anak-
Pendekatan Bahasa

anak dapat melakukan hal ini karena semua insan dilahirkan dengan sarana
pemerolehan bahasa (language acquisition device-LAD) yang sama, yang
Pengertian

memungkinkan serta memberi kecenderungan bagi kita untuk memperoleh bahasa.


Chomsky (1965) mengemukakan keberadaan atau eksistensi LAD ini, atau yang
disebut juga ―little black box‖ (kota hitam kecil) yang menurut pemerian McNeil
(1966) mempunyai empat ciri utama:
a) Kemampuan membedakan bunyi-bunyi ujaran dari bunyi-bunyi lainnya.

133
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

b) Kemampuan mengorganisasi peristiwa-peristiwa linguistik ke dalam berbagai kelas


c) Pengetahuan mengenai jenis sistem linguistik tertentu sajalah yang mungkin
mengungkapkan hal itu, yang lain-lainnya tidak.
d) Kemampuan memanfaatkan secara konstan evaluasi untuk membangun sistem yang
mungkin paling sederhana dari data yang ditemukan.
Para psikolog kognitif dan linguis generatif-transformasional yang tertarik
dalam bidang ilmu pendidikan, teori-teori yang mereka kembangkan mempunyai
pengaruh besar pada cara-cara mengajarkan bahasa pada masa-masa pasca-MAL.
Ciri-ciri utama atau prinsip-prinsip dasar pendekatan kognitif telah
dirangkum ileh Chastain (1976) sebagai berkut:
1) Tujuan pengajaran kognitif adalah mengembangkan pada diri para siswa tipe-
tipe kemampuan yang sama seperti yang dimiliki oleh penutur asli. Hal ini
dilakukan dengan cara membantu para siswa memperoleh pengawasan minimal
terhadap kaidah-kaidah bahasa sasaran sehingga mereka dapat menurunkan
bahasa mereka sendiri untuk menemukan suatu situasi yang tidak ditemui
sebelumnya dalam suatu bentuk atau model yang memadai.
2) Dalam mengajarkan bahasa, guru harus bergerak dari yang telah diketahui
menuju yang belum diketahui, maksudnya, dasar pengetahuan siswa kini
(struktur kognitif) harus ditentukan sehingga prasyarat yang perlu bagi
pemahaman bahan baru dapat diberikan.
3) Bahasa pelajaran dan guru harus memperkenalkan para siswa pada situasi-situasi
yang akan meningkatkan pemakaian bahasa kreatif.
4) Karena perlaku bahasa secara konstan bersifat inovatif dan beragam, maka para
siswa harus diajar memahami sistem kaidah di samping dituntut mengingat
deretan permukaan dalam model hafalan.
5) Belajar haruslah selalu bermakan, artinya, para siswa hendaknya mengerti selalu
apa yang disuruh untuk dilakukan; benar-benar memahami serta melakukan
dengan baik apa yang disuruh.
Dalam pendekatan kognitif, terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan dalam pengajaran bahasa, yakni:
o Dapat dilaksanakan dalam kelas besar
o Sabar menghadapi, memperbaiki kesalahan
o Gabungan keterampilan-keterampilan dapat memperkuat atau meningkatkan
Kebahasaan

upaya belajar
o Cocok dan sesuai bagi semua tingkatan siswa
Pendekatan Bahasa

Kelemahan dalam pengajaran bahasa, yakni:


 Tidak terdapat di dalamnya metode tertentu
Pengertian

 Bukan merupakan metode khusus (Steinberg, 1986:192)


 Banyak interpretasi dapat diberikan
Pendekatan Ganda
Para pendukung Pendekatan Ganda atau Multiple Approach dewasa ini
menganjurkan menggunakan suatu metodologi yang didasarkan pada rencana

134
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Cleveland atau Multiple Approach Method yang diperkenalkan oleh de Sauze pada
tahun 1920-an. Walaupun pada dasarnya itu merupakan suatu bentuk dari metode
langsung yang dipakai pada abad 19 dan awal abad 20, pendekatan de Sauze tidaklah
beranggapan bahwa orang dewasa belajar bahasa dengan cara yang persis sama
seperti yang dilakukan oleh seorang anak.
Ciri-ciri utama Pendekatan Ganda berikut ini merupakan gabungan dari
Pendekatan Ganda yang diberikan oleh Puccianni dan Hamel (1967), dan Metode
Aktif Verbal yang diperikan oleh Lenard (1980).
1) Bahasa diturunkan—secara khas diciptakan—oleh setiap pembicara. Bahasa tidak
dipelajari melalui teknik-teknik tiruan dan hafalan. Oleh karena itu, penggunaan
latihan-latihan pola yang bersifat eksesif atau berlebihan haruslah dihindarkan
dan harus diganti dengan latihan respons-responsi secara spontan.
2) Bahasa juga merupakan budaya; oleh karena itu, pengetahuan kultural haruslah
disebarkan melalui pengajaran bahasa itu sendiri, seperti juga halnya melalui
kegiatan-kegiatan penyadaran kultural dan penggunaan bahan-bahan otentik yang
bersifat kultural. Pendek kata, pengajaran bahasa harus mencakup pengajaran
budaya juga secara sadar.
3) Bahasa sasaran hendaklah dipakai secara eksklusif sebagai media pengajaran.
(Dalam Metode Aktif Verbal, beberapa terjemahan dipakai dalam latihan-latihan
tertentu).
4) Haruslah ada penekanan tunggal pada setiap pelajaran; yaitu, hanya satu hal saja
yang diajarkan pada satu waktu. Baik tata bahasa maupun kosakata haruslah
diatur urutannya dan diprogramkan secara cermat untuk mempermantap dan
mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya. ―Guru harus memecahkan
kerumitan-kerumitan yang ada menjadi bagian-bagiannya sehingga setiap unsur
bagian itu mudah dikuasai. Hubungan setiap hal yang baru dengan yang telah
dipelajari sebelumnya, dan informasi yang rumit disusun kembali, keterampilan
yang sulit diperoleh, dan masalah dipecahkan tanpa terasa" (Lenard, 1971 : 13).
5) Keempat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis)
haruslah diajarkan serempak pada waktu yang sama; harus diatur dan dijaga
supaya tidak terdapat kesenjangan, tetapi keserasian antara keempat-empatnya.
6) Tata bahasa diajarkan secara induktif dalam bahasa sasaran, dengan memberikan
contoh-contoh pertama dan kemudian penjelasan mengenai kaidah-kaidahnya.
Kebahasaan

Akan tetapi, hal itu tidak boleh mendominasi kelas bahasa dan harus dihindarkan
hal-hal yang menyimpang dari prosedur.
Pendekatan Bahasa

7) Bahasa sasaran diperkenalkan melalui dialog-dialog yang relatif panjang, disertai


dengan pergantian-pergantian tanya-jawab yang diatur oleh guru, atau melalui
Pengertian

kelompok-kelompok kalimat yang terdiri dari pergantian tanya jawab.


Sedangkan pendekatan-pendekatan kebahasaan, yang diambil dari buku
Strategi Pembelajaran Bahasa, karangan Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd dan Dr. H.
Dadang Suhendar, M. Hum pendekatan dibagi menjadi beberapa bagian dan ini yang
dikemukakan beberapa pemikiran dari semi (1993):

135
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

7. Pendekatan Behavioristik
Yakni dapat dikendalikan dari luar yakni dengan stimulus respons.
8. Pendekatan Pengelolaan Kelas
a. Pendekatan otoriter merupakan proses belajar untuk menciptakan dan
mempertahankan ketertiban suasana kelas.
b. Pendekatan permisif serangkaian kegiatan pengajar yang optimal.
9. Pendekatan Komunikatif
Adanya ketidakpuasan para praktisi/ pengajar bahasa atas hasil yang
dicapai.

Kebahasaan
Pendekatan Bahasa
Pengertian

136
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa


Oleh: Kania Puji Lestari

Pendekatan-pendekatan dalam pengajaran bahasa pada intinya mempunyai


satu tujuan yang sama, yakni menetapkan langkah yang tepat dalam setiap
pengajaran. Sebelum lebih jauh membahas pendekatan pengajaran bahasa, kita
pahami dulu pengertian dari ‗pendekatan‘ itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia pendekatan adalah proses, perbuatan, atau cara mendekati. Dikatakan pula
bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya
berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Dalam pengajaran
bahasa, pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang
hakikat bahasa dan hakikat pengajaran bahasa yang diyakini dan tidak perlu
dibuktikan lagi kebenarannya. Sebenarnya banyak pendekatan dalam pengajaran
bahasa, tetapi dalam tulisan ini hanya dipaparkan beberapa pendekatan dalam
pengajaran bahasa.

Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional, formal, klasik, atau informatif ini menganggap
pembelajaran bahasa sebagai suatu kegiatan rutin yang konvensional, dengan
mengikuti cara-cara pengajaran yang sudah biasa sesuai dengan pengalaman. Pada
prosesnya cenderung menyampaikan informasi tentang bahasa tanpa mempedulikan
pengetahuan praktis atau kemampuan berbahasa. Pendekatan ini biasanya digunakan
dalam dua metode pembelajaran, yaitu metode terjemahan tatabahasa dan metode
membaca.

Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional ini menyarankan agar melakukan kontak langsung
dengan masyarakat atau orang yang menggunakan bahasa yang bersangkutan ketika
mempelajari sebuah bahasa. Dengan begitu peserta didik langsung menghadapi
bahasa yang hidup dan memakainya sesuai dengan keperluan komunikasi serta
Kebahasaan

merasakan fungsi dari bahasa itu dalam komunikasi langsung.


Pendekatan Bahasa

Pendekatan ini memunculkan berbagai metode pengajaran bahasa sebagai berikut.


1. Metode langsung
Pengertian

2. Metode pembatasan
3. Metode intensif
4. Metode audio-visual
5. Metode linguistik

137
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pendekatan Pengajaran Bahasa yang Memanfaatkan Hasil Studi Lain


Selain pendekatan-pendekatan di atas, terdapat juga beberapa pendekatan
pengajaran bahasa yang memanfaatkan hasil studi lain, di antaranya sosiolinguistik,
psikologi, dan psikolinguistik. Berikut ini sedikit ulasan tentang pendekatan-
pendekatan tersebut.
1. Pendekatan sosiolinguistik
Pendekatan pengajaran bahasa ini memanfaatkan hasil studi dari ranah
sosiolinguistik. Pendekatan ini merupakan studi tentang hubungan gejala
masyarakat dengan gejala bahasa. Dalam sosiolinguistik terdapat konsep-konsep
tertentu yang berguna untuk pengembangan pengajaran bahasa. Konsep-konsep
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Bahasa merupakan sebuah sistem yang memiliki keragaman. Maksudnya, setiap
ragam memiliki gejala bahasa, peranan dan fungsi, serta kawasan pemakaian
tertentu. Masyarakat mempunyai sikap dan penghargaan yang berbeda terhadap
ragam-ragam tersebut. Konsekuensinya, dalam pengajaran bahasa harus
diajarkan pula peran dan fungsi, situasi, serta kawasan pemakaiannya, bukan
hanya ciri-ciri kebahasaannya. Konsep ini menunjukkan bagaimana pentingnya
posisi bahasa di masyarakat.
b. Bahasa merupakan identitas kelompok. Maksudnya, setiap manusia normal harus
menguasai setidak-tidaknya satu bahasa. Bahasa yang dikuasainya itu tidak
terlepas dari identitas dan sikap masyarakat pemakainya.
c. Bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat untuk
menyatakan pikiran dan perasaan terhadap seseorang atau sekelompok orang.
Dalam hal ini orang yang dikatakan mampu berbahasa adalah orang yang mampu
berkomunikasi.
2. Pendekatan psikologi
Pendekatan pengajaran bahasa ini memanfaatkan hasil studi dari ranah
psikologi. Banyak yang menganggap bahwa pendekatan ini hanya dapat dilakukan
oleh psikolog saja. Anggapan itu memang tidak sepenuhnya keliru karena banyak
pengajar yang belum mampu mengenali psikologi perkembangan peserta didik.
Pendekatan psikologi bahasa ini berkaitan dengan ilmu yang menelaah bagaimana
peserta didik belajar, serta bagaimana peserta didik sebagai individu yang
kompleks. Pengajar bahasa mutlak harus menguasai hasil studi psikologi
Kebahasaan

karenapendekatan psikologi ini (terutama dalam penyusunan strategi mengajar)


memanfaatkan premis dan asumsi psikologi. Asumsi tersebut diantaranya sebagai
Pendekatan Bahasa

berikut.
a. Teori behaviorisme
Pengertian

Menurut teori behaviorisme segala tingkah laku atau kegiatan seseorang


merupakan respon terhadap adanya stimulus. Sejalan dengan hal itu, proses
belajar pun tidak lain merupakan mekanisme S-R (stimulus-respons). Dalam teori
behaviorisme, proses belajar sangat bergantung pada faktor yang berada di luar

138
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

dirinya, dalam hal ini adalah stimulus dari pengajarnya. Hasil belajarnya banyak
ditentukan oleh proses peniruan, pengulangan, dan penguatan.
b. Teori gestalt
Menurut teori gestalt setiap individu mempunyai kajian mendalam yang
berfungsi untuk mereka-reka objek yang sedang diamati sehingga diterima
menjadi sebuah objek yang utuh. Dalam pengajaran bahasa dianjurkan agar bahan
pengajaran diberikan secara utuh dan dalam struktur yang bermakna.
c. Teori kognitif
Menurut teori kognitif segala aktivitas manusia yang dilakukan dengan sadar
bersumber pada otak dan digerakkan oleh kognitif yang meliputi segala aspek
kegiatan, mulai dari menyadari adanya masalah, mengidentifikasikannya,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi atau data, mengambil simpulan,
mengevaluasi simpulan, sampai kepadastrategi untuk mencapai tujuan.
3. Pendekatan psikolinguistik
Pendekatan pengajaran bahasa ini memanfaatkan hasil studi dari ranah
psikolinguistik. Pendekatan ini bertumpu pada pemikiran tentang bagaimana proses
yang terjadi dalam benak anak ketika mulai belajar bahasa, serta bagaimana pula
perkembangannya. Psikolinguistik pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari
latar belakang psikologis kemampuan berbahasa manusia.
Dalam proses penguasaan bahasa terdapat teori empirisme yang pada
akhirnya sejalan dengan paham behaviorisme. Teori tersebut beranggapan bahwa
keberhasilan belajar seseorang bergantung pada faktor luar. Menurut Skinner
proses belajar bahasa sama saja dengan mempelajari sesuatu yang nonbahasa,
yaitu melalui mekanisme stimulus-respon dan ditambah dengan penguatan. Ciri
pokok dari pandangan ini adalah fisikalisme dan determinasi. Terdapat beberapa
pengaruh yang terasa dari teori ini terhadsap pengajaran, di antaranya melalui
program belajar yang disusun dalam tahapan yang baik, dari satu jenjang ke
jenjang yang lain.
Seiring berjalannya waktu di Amerika terjadi pertentangan yang dimulai
oleh Chomsky terhadap behaviorisme ini. Chomsky mengkritik teori yang
dicetuskan oleh Skinner, diantaranya sebagai berikut.
a) Menurut Chomsky, bahasa merupakan produk proses yang tersembunyi di dalam
benak anak, berupa sistem aturan yang abstrak dan terinternalisasi. Chomsky
Kebahasaan

menentang keras teori Skinner bahwa proses penguasaan ditentukan oleh


faktor eksternal.
Pendekatan Bahasa

b) Menurut Chomsky, ada prinsip yang sangat spesifik dan yang secara genetik
menentukan atau melandasi bahasa manusia. Prinsip tersebut dimiliki anak
Pengertian

dalam belajar bahasa—yang sifatnya bawaan—sehingga menyebabkan


kemampuan penerimaan bahasa menjadi spesifik bahasa itu.
c) Kompetensi dan penampilan merupakan hipotesis Chomsky yang paling terkenal
dan berpengaruh dalam pengajaran bahasa. Isi dari teori itu mengenai bahasa.

139
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif ini cukup popular dalam pengajaran bahasa.
Perkembangan pendekatan ini di negara lain relatif lebih lama jika dibandingkan
dengan di Indonesia yang baru dikenal pada era 80-an. Lahirnya pendekatan ini
disebabkan oleh adanya ketidakpuasan dari para praktisi atau pengajar bahasa atas
hasil yang telah dicapai oleh tatabahasa-terjemahan yang hanya mengutamakan
penguasaan kaidah tatabahasa dan mengesampingkan kemampuan berkomunikasi
sebagai bentuk akhir yang diharapkan dari belajar bahasa.
Berikut ini ciri-ciri pendekatan komunikatif.
 Acuan berpijaknya adalah kebutuhan peserta didik dan fungsi bahasa.
 Tujuan belajar bahasa adalah membimbing peserta didik agar mampu
berkomunikasi dalam situasi yang sebenarnya.
 Silabus pengajaran harus ditata sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa.
 Peranan tatabahasa dalam pengajaran bahasa tetap diakui.
 Tujuan utamanya adalah kommunikasi yang mempunyai tujuan.
 Peran pengajar sebagai pengelola kelas dan pembibing peserta didik dalam
berkomunikasi diperluas.
 Kegiatan belajar harus didasarkan pada kreativitas peserta didik dan peserta
didik dibagi dalam beberapa kelompok kecil.
Pendekatan-pendekatan tersebut memunculkan sejumlah metode baru dalam
pembelajaran bahasa kedua. Bahasa semakin ditegaskan fungsinya sebagai alat
komunikasi. Oleh karenanya pembelajar harus mampu berinteraksi secara lisan
ataupun tulisan.

Beberapa pendekatan dalam pengajaran bahasa pada prinsipnya dapat


digunakan untuk pengajaran bahasa Indonesia atau bahasa lainnya karena seperti
yang telah disinggung di atas bahwa pada intinya semua pendekatan pengajaran—
termasuk pengajaran bahasa—memiliki tujuan yang sama.

Kebahasaan
Pendekatan Bahasa
Pengertian

140
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Teori Pendekatan Kebahasaan


Oleh : Yeni Mulyani

Sebelum mengajar, seorang guru harus merancang pembelajaran, harus


menguasai beberapa teori yang akan disampaikan atau fisafat tentang belajar dan
sejumlah pendekatan dalam pembelajaran. Teori belajar itu telah dikenal dalam
pelaksanaan kurikulum. Supaya guru mampu mempertanggungjawabkan secara ilmiah
perilaku pengajarnya di depan kelas, maka teori belajar harus dikuasai.
Teori nativisme pada hakekatnya bersumber dari leibnitzian tradition yang
menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, oleh sebab itu lingkungan
termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang
tua. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak
lahir/ bakat. Teori nativisme muncul dari filsafat nativisme sebagai suatu bentuk
dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak
ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir dan faktor alam yang kodrati.
Teori ini dipelopori oleh filosof Jerman A. Schopenhuer (1788-1860) yang
beranggapan bahwa faktor pembawaan bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh
alam sekitar atau pendidikan. Dengan tegas Arthur Schaupenhour menyatakan ―yang
jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik‖. Pandangan ini sebagai
lawan dari optimisme yaitu pendidikan pesimisme memberikan dasar bahwa suatu
keberhasilan ditentukan oleh anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada artinya
karena lingkungan itu tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkemangan anak.
Walapun kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak mirip orang
tuanya, tetapi bakat pembawaan genetika itu bukan satu-satunya faktor yang
menetukan perkembangan anak, tetapi masih ada faktor lain yang mempengaruhi
perkembangan dan pembentukkan anak menuju kedewasaan, mengetahui kompetensi
dalam diri dan identitas diri sendiri (jati diri).
Teori behaviorisme di dalam linguistik diikuti diantarnya oleh L. Bloomfield
dan Skinner. Dalam belajar bahasa, teori ini lebih mementingkan faktor eksternal
Kebahasaan

ketimbang faktor internal dari individu. Terkesan siswa hanya pasif saja menunggu
stimulus dari luar (guru). Belajar apapun dan siapa yang mengajarnya sama saja harus
Pendekatan Bahasa

melalui mekanisme stimulus-respon. Guru memberikan stimulus, siswa mesponnya.


Penerapan behaviorisme digunakan dalam kaidah ketatabahasaan, struktur bahasa
Pengertian

(fonem, morfem, kata frasa, kalimat) dan bentuk-bentuk kebahasaan karena teori ini
lebih mementingkan bentuk dan struktur bahasa ketimbang makna dan maksud.
Behaviorisme berbeda dengan gestalt yang bersifat fragmentaris
(mementingkan bagian demi bagian, sedikit demi sedikit), teori ini melihat pentingnya
belajar secara keseluruhan. Dalam linguistik dan pengajaran bahasa, aliran ini

141
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

melihat bahasa sebagai keseluruhan yang utuh, melihat bahasa secara holistik, bukan
bagian demi bagian, belajar bahasa dilakukan bukan hanya setapak demi setapak, dari
fonem kemudian morfem dan kata, frase, klausa sampai dengan kalimat dan wacana.
Bahasa adalah sesuatu yang mempunyai strukur dan sistem, dalam arti bahasa terdiri
atas bagian-bagian yang saling berpengaruh dan bergantung.
Teori kognitivisme mengakui pentingnya individu dalam belajar tanpa
meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar adalah
interaksi antara individu dan lingkungan, dan terjadi secara terus menerus sepanjang
hayat. Jean Pieget adalah tokoh kognitivisme yang sangat berpengaruh besar yang
dalam mengemukakan pendapatnya tentang perkembangan kognitif anak yang terdiri
dari beberapa tahap. Dalam pemerolehan bahasa ibu Pieget mengemukakan
pendapatnya yaitu (i) anak itu di samping meniru-niru juga aktif dan kreatif dalam
menguasai bahasa ibunya, (ii) kemampuan untuk menguasai bahasa itu didasari oleh
adanya kognisi, (iii) kognisi itu memiliki struktur dan fungsi. Fungsi itu bersifat
genetif, dibawa sejak lahir, sedangkan struktur kognisi bisa berubah sesuai dengan
kemampuan dan upaya individu. Teori ini pun mengahasilkan konsep bahwa belajar
ialah hasil interaksi yang terus-menerus antara individu dan lingkungan melalui
proses asimilasi akomodasi.
Teori konstruktivisme dalam belajar juga dikemukakan oleh Pieget. Ia
mengemukakan bahwa stuktur kognisi itu dapat berubah sesuai dengan kemampuan
dan upaya individu sendiri. Menurut teori ini, pebelajar (learner, orang yang sedang
belajar) akan membangun pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuannya. Oleh
sebab itu, belajar tentang dan mempelajari sesuatu tidak dapat diwakilkan dan tidak
dapat diborongkan kepada orang lain. Siswa juga harus proaktif mencari dan
menemukan pengetahuan dan mengalami proses belajar secara langsung dengan
mencari pengetahuan. Semua ini memerlukan pemahaman guru tentang apa yang
sudah diketahui tentang pebelajar atau yang dimaksud pengetahuan awal ( prior
knowlege), sehingga guru bisa tepat dalam menyajikan bahan pengajaran yang pas,
jangan memberikan bahan yang telah diketahui oleh siswa. Sebelum belajar bahasa
Indonesia siswa telah memiliki bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai pengetahuan awal
mereka. Guru harus memanfaatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
dalam bahasa daerahnya untuk belajar berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Pada tahun 1981 CBSA serta kurikulumnya telah dikenal oleh kita. CBSA
Kebahasaan

merupakan suatu pendekatan yang lahir untuk mengantisipasi siswanya yang serba
pasif. Suatu pandangan yang salah jika CBSA itu untuk mengaktifkan siswa dan
Pendekatan Bahasa

membuat guru diam (tidak aktif). Dan juga salah jika CBSA harus berdiskusi secara
kelompok, mesti memindahkan bangku dan kursi. Sebenarnya CBSA menuntut agar
Pengertian

ada keterlibatan mental-psikologis pada siswa sepanjang proses belajar mengajar


berlangsung. Namun, kadang-kadang keterlibatan mental-psikologis harus diwujudkan
dalam perilaku fisik, misalnya bertanya, memberikan jawaban tanggapan, memberikan
pendapat dan sebagainya. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, CBSA harus mewujud
dalam kegitatan siswa dalam berbicara dan menulis, pokoknya harus aktif-produktif

142
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

bukan pasif-resesif. Dalam CBSA, siswa harus banyak terlibat dalam proses belajar
mengajar siswa mengalami belajarnya sendiri, mendalami materi, dsb. CBSA sangat
cocok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena sejalan dengan pendekatan
komunikatif.
CBSA dan keterampilan proses serupa dan senafas karena dari kedua
pendekatan itu sama yaitu bagaimana tidak pasif dalam proses belajar-mengajar di
dalam kelas. Keterampilan proses muncul karena di antara sebagian guru hanya
memperhatikan hasil belajar dan kurang memperhatikan proses untuk mencapai
hasilnya. Atau guru dan murid mengahalakan berbagai cara untuk mendapatkan hasil
yang baik tanpa melihat cara (teknik metode, pendekatan, teori) memperoleh hasil
itu. Oleh sebab itu, guru berlaku kurang jujur misalnya membuat soal-soal yang
sangat mudah, membiarkan murid menyontek, dan sebagainya. Murid juga berlaku
tidak jujur misalnya sengaja membuat contekan, turunan, dan sebagainya. TIK
(Tujuan Intruksional Khusus) sejak kurikulum 1975 sudah dikenal yang rumusannya
mencantumkan cara-cara untuk mencapai hasil belajar yang dapat diamai dan diukur.
Dalam rumusan yang kira-kira sama, KBK juga merumuskan kompetensi dengan
deskriptor-deskriptor tertentu. Dalam bahasa Indonesia pendekatan ini dapat
secara langsung digunakan untuk menilai perilaku berbahasa sehari-hari di dalam
kelas secara kontinyu.
Belajar secara sosial (social learning) dikenal juga dengan istilah belajar
dengan cara gotong royong. Pendekatan ini memprioritaskan untuk belajar bersama,
secara berkelompok atau berpasangan, mengingat di dalam kehidupan bermasyarakat
juga orang selalu bekerja sama untuk mengerjakan sesuatu. Pendekatan ini dalam
pelajaran Bahasa Indonesia bisa diterapkan umpamanya dalam menyusun karya tulis
(membuat sinopsis, membuat laporan, meringkas bacaan, dan sebagainya), berdiskusi,
berdialog, mendengarkan, dan sebagainya. Sejalan dengan adanya KBK, muncul
gagasan tentang CTL (Contextual Teaching and Learning) atau mengajar dengan dan
belajar secara kontekstual. Pendekatan ini sebenarnya diilhami oleh filsafat
konstruktivisme. Siswa itu sebenarnya bisa didorong untuk aktif melakukan tindak
belajar jika apa yang dipelajari itu sesuai dengan konteks. Konteks ini bukan sekedar
lingkungan belajar. Konteks bisa berupa konteks siswa (usia, kondisi sosial ekonomi,
potensi intelektual, keadaan emosi, dsb), konteks isi (materi pelajaran), konteks
tujuan (tiujuan belajar, kompetensi yang hendak dicapai, konteks sosial budaya,
Kebahasaan

konteks lingkungan, dsb. Dalam proses belajar mengajar ada sejumlah unsur dalam
CTL yang harus diterapkan di antaranya, pertanyaan, inkuri, penemuan, pengalaman
Pengertian Bahasa

dan sebagainya. Dalam pelajaran sastra dan bahasa Indonesia guru hendaknya
memperhatikan kondisi kebahasaan siswa apakah siswa berasal dari pedesaan atau
Pendekatan

perkotaan, dari keluarga ekonomi lemah atau keluarga mampu, ada di SMP atau SMA.
Guru mestinya memperhatikan besar kecilnya pengaruh bahasa daerah terhadap
bahasa Indonesia. Dalam pemakaian bahasa Indonesia sehari-hari. Hal ini
menyulitkan seorang guru karena mempunyai latar belakang kebahasaan yang sama
sehingga kedua pihak bisa melakukan kesalahan yang sama dalam bahasa Indonesia.

143
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Guru yang berlatar belakang bahasa Batak tentu sulit mengidentifikasi kesalahan
dalam berbahasa Indonesia yang di lakukan siswa-siswanya yang juga berlatar
belakang bahasa Batak karena dia tidak menyadari kesalahannya sendiri.
Pendekatan Komunikatif adalah pendekatan yang khas dalam belajar
berbahasa. Pendekatan ini menuntut agar (i) siswa diberi kesempatan berbicara
tanpa beban (wajib berbahas Indonesia yang baik dan benar), (ii) siswa mampu
mengomunikasikan gagasannya kepada orang lain dan mampu menangkap dan
memahami gagasan orang lain, (iii) siswa lebih banyak belajar berbahasa (empat
keterampilan berbahasa) ketimbang belajar bahasa (teori, kaidah tatabahasa,
struktur bahasa, dan sebagainya), (iv) guru tidak perlu banyak menyalahkan ujaran
siswa, apalagi mengintrupsi ketika siswa sedang berbicara. Bahasa harus dipandang
secara holistik (menyeluruh), bukan serpih-serpih (bagian demi bagian). Pendekatan
komunikatif hakekatnya seiring dengan prisip-prinsip dalam pragmatik.
Pendekatan Tematik-Integratif sudah dikenal pada kurikulum 1984 yang
isinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu, dan tiap
bahan tidaklah berdiri sendiri melainan dipadukan (diintegrasikan) dengan bahan
pelajara yang lain. Dalam belajar berbahasa Indonesia, bahan pelajaran dapat
dipadukan secara internal, umpamanya keterampilan berbicara dengan tema
pariwisata dengan keterampilan menulis, dengan aspek kebahasaan seperti kalimat
dan frasa. Bisa juga dengan eksternal dipadukan dengan sastra. Bahkan bahasa
Indonesia dapat dipadukan dengan mata pelajaran yang lain. Misalnya, untuk
pelajaran kalimat majemuk, guru dapat memadukan kalimat majemuk dengan
keterampilan membaca, dan bacaan itu diambil dari teks PKn, sejarah, ekonomi,
biologi, IPA, IPS, dsb. Artinya, siswa dapat ditugasi untuk mencari dan menemukan
contoh-contoh kalimat dalam teks tersebut.
Dalam hal penerapan teori penerapan belajar, guru hendaknya
memperhatikan dulu kompetensi dasar yang hendak dicapai oleh siswa, indikator,
deskriptor, dan bahan ajarnya. Misalnya untuk kompetensi K, indikator I, dan
deskriptor D, serta bahan ajar fakta dan konsep frasa, guru akan menggunakan
pendekatan tematik-integratif.
Guru hendaknya menentukan tema, misalnya lalu-lintas. Bila kompetensi yang
akan dicapai ialah keterampilan membaca pemahaman, maka ditentukan bacaan
bertema lalu-lintas yang yang dipastikan mengandung sekian banyak frasa. Bila
Kebahasaan

mengajar di SMP, bacaan tersebut bisa dilihat dalam teks IPS tentang transportasi.
Dengan begitu berarti kita telah melakukan integrasi antardisiplin atau antarmata
Pendekatan Bahasa

pelajaran. Di dalam bacaan itu siswa telah diperkenalkan dengan fakta tentang frasa
dan bukan frasa. Kemudian bisa diajak mengalami belajar dengan cara mencari dan
Pengertian

menemukan frasa-frasa lain dalm novel dan cerpen. Ini adalah pendekatan integratif.
Siswa akhirnya diminta membuat laporan singkat secara tertulis. Artinya kita telah
melakukan integrasi internal; aspek kebahasaan (yaitu konsep frasa), keterampilan
membaca, dan keterampilan menulis.

144
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Pendekatan SAVI (Somatik Auditory Visual Intellectual) adalah Belajar


berdasar aktivitas (BBA) berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan
memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/ pikiran
terlibat dalam proses belajar. Pelatihan konvensional cenderung membuat orang
tidak aktif secara fisik dalam jangka waktu lama. Terjadilah kelumpuhan otak dan
belajar pun melambat layaknya merayap atau bahkan berhenti sama sekali. Mengajak
orang untuk bangkit dan bergerak secara berkala akan menyegarkan tubuh,
meningkatkan peredaran darah ke otak, dan dapat berpengaruh positif pada belajar.
Belajar berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada yang
didasarkan presentase, materi, dan media, serta mempunyai alasan sederhana, cara
belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya. Telah terbukti berkali-kali bahwa
biasanya orang belajar lebih banyak dari berbagai aktivitas dan pengalaman yang
dipilih dengan tepat daripada jika mereka belajar dengan duduk di depan
penceramah, buku panduan, televise, ataupun komputer. Gerakan fisik dapat
meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh
(korteks motor) terletak tepat di sebelah bagian otak yang digunakan untuk berpikir
dan memecahkan masalah.

Kebahasaan
Pengertian Bahasa
Pendekatan

145
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

Daftar Isi
DAFTAR ISI ........................................................................ i
PENGERTIAN BAHASA ........................................................... 1
Bahasa dan Ragamnya Oleh: Ai Kurniati .............................................................................. 2
Pengertian Bahasa Oleh: Ayu Nurhajar ................................................................................ 6
Pengertian Bahasa Oleh: Deni Rusdiana ............................................................................. 10
Pengertian Bahasa Oleh: Elis Susilawati .............................................................................. 14
Pengertian Bahasa Oleh: Evi Cepriadi Yantono ................................................................. 18
Pengertian Bahasa Oleh: Hana Susana ............................................................................... 21
Pengertian Bahasa Oleh: Pika Widara ................................................................................. 26
Pengertian Bahasa Oleh: Ramdhan Jaelani ........................................................................ 29
Pengertian Bahasa Oleh: Roy Nuroni Budi .......................................................................... 35
Hakikat Bahasa Oleh: Rudi Irawan ........................................................................................ 39
Pengertian Bahasa Oleh: Susanti ......................................................................................... 42
Pengertian Bahasa Oleh: Yeyen Adawiah ......................................................................... 46

TOKOH YANG MENGUNGKAPKAN TEORI BAHASA .................................................... 50


Beberapa Tokoh yang Mengungkapkan Teori-teori Bahasa Oleh: Adeng Farlan S. .. 51
Tokoh-tokoh yang Mengungkapkan Teori-teori Bahasa Oleh: Cecep Setia N ........... 54
Tokoh Teori Belajar Bahasa Oleh: Damayanti ................................................................... 57
Tokoh-tokoh yang Mengungkapkan Teori Bahasa Oleh: Didiet Supriadi ..................... 61
Tokoh yang Mengungkapkan tentang Teori Bahasa Oleh: Lasty Fatra ......................... 65
Teori Bahasa Menurut Para Tokoh Oleh: Siti Haulah ...................................................... 69
Teori-teori Bahasa sebagai Kontekstual Pembelajaran Bahasa Indonesia
Oleh: Wawan Setiawan ................................................................................................ 72

BAGAIMANA BELAJAR BAHASA ......................................................................................... 76


Bagaimana Cara Belajar Bahasa, Khususnya Bahasa Indonesia Oleh: Ela Stj ............... 77
Isi Bahasa

Belajar Bahasa Oleh: Isna Priyanti ....................................................................................... 81


Pengertian

Belajar Bahasa dan Perkembangan Bahasa Oleh: Neng Widaningsih ........................... 86


Bagaimana Belajar Bahasa Oleh: Rina ................................................................................. 90
Daftar

Belajar Bahasa Oleh: Rinrin Riansyah ................................................................................... 94


Bagaimana Belajar Bahasa Oleh: Sumiyati .......................................................................... 98
Bagaimana Belajar Bahasa Indonesia Oleh: Yogi Ginanjar ............................................ 102

146
Kumpulan Artikel “Teori Belajar Bahasa” 2010

BAGAIMANA MENGAJARKAN BAHASA ........................................................................ 106


Upaya Meningkatkan Mutu Pengajaran Bahasa dan Sasta Indonesia di Sekolah
Oleh: Ade Muhamad Pidin ......................................................................................... 107
Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
Sekolah Oleh: Ai Rima S. ..............................................................................................110
Mengajarkan Berbicara dalam Diskusi Kelompok Oleh: Irmawati ...............................113
Bagaimana Mengajar Bahasa Oleh: Nurhayat ...................................................................117
Bagaimana Mengajarkan Bahasa Oleh: Rin Yoantriana ................................................. 120
Bagaimana Mengajar Bahasa Oleh: Yudi Setiadi ............................................................. 123

PENDEKATAN KEBAHASAAN ............................................................................................. 126


Pendekatan-pendekatan Bahasa Oleh: Elis Hindayati ................................................... 127
Pendekatan-pendekatan Kebahasaan Oleh: Hesty Rinrin ............................................. 132
Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa Oleh: Kania Puji Lestari .................................. 137
Teori Pendekatan Kebahasaan Oleh : Yeni Mulyani ........................................................141

Daftar Isi Bahasa


Pengertian

DARI BERBAGAI SUMBER

147

You might also like