Professional Documents
Culture Documents
AGUS M ALGOZI
Departemen / Instalasi Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal
FK. Unair – RSU.Dr.Soetomo Surabaya
PENGERTIAN
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran
yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
1
Yang berkewajiban membuat rekam medis adalah tenaga
kesehatan:
1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi
2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan
asisten apoteker.
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog
kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiologi kesehatan,
penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan
sanitarian.
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis
dan terapis wicara.
7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis,
teknisi gigi, teknisi elektromedis, analisi kesehatan,
refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan
perekam medis.
2
MANFAAT REKAM MEDIS
1. Pengobatan pasien
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan
3. Pendidikan dan Penelitian
4. Pembiayaan
5. Statistik Kesehatan
6. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan
Etik
3
ASPEK MEDIKOLEGAL REKAM MEDIS
4
UU RI No 29 tahun 2004 Pasal 47
(1) Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 merupakan milik dokter, dokter gigi,
atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi
rekam medis merupakan milik pasien.
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh
dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai rekam medis sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
Peraturan Menteri
5
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
KUHP Pasal 322
(1) Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu
rahasia yang menurut jabatannya atau
pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang
dahulu, ia diwajibkan menyimpannya, dihukum
penjara selama-lamanya sembilan bulan atau
denda sebanyak-banyaknya Rp 9.000
(2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seorang yang
ditentukan maka perbuatan itu hanya dituntut atas
pengaduan orang itu.
6
KUHAP Pasal 170
(1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat
martabat atau jabatannya diwajibkan
menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan
dari kewajiban untuk memberi keterangan
sebagai saksi, yaitu tentang hal yang
dipercayakan kepada mereka.
(2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala
alasan untuk permintaan tersebut.
UU RI No 23 Tahun 1992
Pasal 53 ayat (2) Penjelasan
Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik.
Tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti
dokter dan perawat, dalam melaksanakan tugasnya harus
menghormati hak pasien. Yang dimaksud dengan hak
pasien
antara lain adalah:
• Hak informasi
• Hak untuk memberikan persetujuan
• Hak atas rahasia kedokteran
• Hak atas pendapat kedua (second opinion)
7
UU RI No 29 Tahun 2004
Pasal 48
(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik
kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan
kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien
sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur
dengan Peraturan Menteri
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan Praktik Kedokteran
mempunyai kewajiban
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,
bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
UU RI No 29 Tahun 2004
Pasal 79
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang:
(c). Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 huruf a, huruf
b, huruf c, huruf d, atau huruf e
8
SANKSI KALAU SEORANG DOKTER TIDAK
MEMBUAT REKAM MEDIS
UU RI No 29 Tahun 2004
Pasal 79
Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), setiap dokter
atau dokter gigi yang:
(b) Dengan sengaja tidak membuat rekam medis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1)
Sanksi Administratip
UU RI No 29 Tahun 2004
Pasal 69
(1) Keputusan Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
mengikat dokter, dokter gigi dan Konsil Kedokteran Indonesia.
(2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
dinyatakan tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin.
(3) Sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
berupa:
a. pemberian peringatan tertulis.
b. rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin
praktik
c. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.
9
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1419/Menkes/Per/X/2005
Pasal 24
(1) Menteri, Konsil Kedokteran Indonesia, Pemerintah
Daerah, dan organisasi profesi melakukan pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai
dengan fungsi, tugas dan wewenang masing-masing.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diarahkan pada pemerataan dan
peningkatan mutu pelayanan yang diberikan oleh
dokter dan dokter gigi.
10
11