You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya


menggantungkan diri pada sektor pertanian. Seiring dengan meningkatnya hasil
pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, maka kebutuhan akan
tersedia pupuk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau sangatlah mutlak
diperlukan.
Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi hasil
pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah pupuk
urea, yang berfungsi sebagai sumber nitrogen bagi tanaman. Dalam peternakan, urea
apalagi merupakan nutrisi makanan ternak yang dapat meningkatkan produksi susu
dan daging. Selain itu, pupuk urea memiliki prospek yang cukup besar dalam bidang
industri, antara lain sebagai bahan dalam pembuatan resin, produk-produk cetak,
pelapis, perekat, bahan anti kusut dam membantu dalam pencelupan di pabrik tekstil.
Dengan demikian, kebutuhan pupuk urea setiap tahun semakin bertambah besar.
Urea adalah suatu senyawa berbentuk kristal putih, bersifat basa, yang
dihasilkan dari reaksi dehidrasi ammonium carbamat, sedangkan ammonium
carbamat sendiri dihasilkan dari reaksi ammoniak dengan carbon dioksida pada suhu
dan tekanan yang tinggi. Ammonium tersebut dapat diperoleh dari gas alam yang
sebagian besar mengandung metana, sedangkan CO2 yang digunakan sebagai
pereaksi dalam pembuatan urea diperoleh dari hasil samping dari pembuatan
ammoniak.
2NH3 + CO2 NH2COONH4 HN2CONH2 + H2O
Urea tidak stabil apalagi bila diberikan lagi panas. Pupuk urea adalah pupuk
buatan yang merupakan pupuk tunggal, mengandung unsur hara utama nitrogen,

1
berbentuk butiran (prill) atau grintilan (granular). Urea memiliki rumus kimia
CO(NH2)2.
Adapun fungsi dari pupuk urea adalah sebagai berikut :
1. Urea digunakan sebagai pupuk yang merupakan sumber nitrogen yang sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan.
2. Urea dengan asam nitrat digunakan sebagai stabilisator (mencegah terjadinya
ledakan) pada nitro selulosa yang disimpan.
3. Urea dengan formaldehid digunakan dalam pembuatan resin.
4. Kadar urea apabila dicampur dengan kadar urine untruk menentukan kadar
protein dari hasil metabolisme dalam badan
5. Urea dapat digunakan dalam berbagai industri, diantaranya p;ada indusrti
kayu lapis untuk pembuatan lem.

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dari makalah ini adalah limbah-limbah apa saja yang
dihasilkan pada proses pembuatan pupuk urea dan bagaimana proses pengelolaannya.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui limbah-limbah yang
dihasilkan dari proses pembuatan pupuk urea dan cara-cra pengelolan limbah-limbah
tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Pembuatan Pupuk Urea

Pupuk urea merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia
(NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan
baku tersebut meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Sumatera Selatan. Pada
proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (±150 atmosfir)
yaitu dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan
metanasi. Reaksi reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :
Tingkat Pertama : Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa
vertikal dalam dapur reforming pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai
berikut:
CH4 + H2O → CO + 3H2
Tingkat Kedua : Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer
pertama di dalam reformer kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan
reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas yang mengandung nitrogen.
CH4 + O2 → CO2 + 2H2O
2CO + 4H2O → CO + H2
lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter
CO untuk mengubah CO menjadi CO2
CO + H2O → CO2 + H2
CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2CO3
K2CO3 + CO2 + H2O → KHCO3
larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan
urea. Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus
dihilangkan yaitu dengan cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali

3
CO + 3H2 ---> CH4 + H2O
CO2 + 4H2 ---> CH4 + 2H2O
Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada
tekanan 150 atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak.
N2 + 3H2 ---> 2NH3
Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam
reaktor urea dengan tekanan 200-250 atmosfer.
2NH3 + CO2 → NH2COONH4 + Q
ammonium
amoniak karbon dioksida
karbamat
NH2COONH4 → NH2 CONH2 + H2O - Q
Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu ±25 menit. Proses selanjutnya
adalah memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea,
biuret, ammonium karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan penurunan tekanan,
dan temperatur 120-165 derajat Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai
menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.

4
5
B. Pengelolaan Limbah pada Pembuatan Pupuk urea

Meskipun (NH2)2CO dan NH3-N tidak termasuk senyawa B3, limbah cair
pabrik pupuk urea dapat menimbulkan kerusakan ekosistem badan air yang sangat
serius. Sampai saat ini, pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan dengan
proses nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka. Karena kadar
COD limbah cair ini rendah, proses nitrifikasi-denitrifikasi heterotrofik tersebut
memerlukan banyak masukan sumber karbon, dalam hal ini adalah metanol. Selain
itu, kinerja proses tidak terkendali ketika terjadi fluktuasi karakteristik limbah yang
ekstrim.
Teknologi yang diterapkan berbasis pada penggabungan activated microalgae
dan nitrifikasi-denitrifikasi autotrofik untuk menguraikan limbah cair urea kadar
tinggi dan ammonia kadar tinggi. Microalgae merupakan mikroba autotrof yang
mampu memanfaatkan (NH2)2CO dan NH3-N sebagai sumber nitrogen (sumber N)
dan gas karbon dioksida (CO2) sebagai sumber karbon (sumber C).
Dalam skala besar mikroalgae selalu berasosiasi dengan bakteria/mikroba lain.
Pada dasarnya, interaksi bakterialgae mampu memurnikan air sungai. Aktivitas
metabolisme bakteri heterotropik-aerobik menghasilkan CO2, NH4+, NO3-, PO43- dan
sebagainya. Mikroalgae menyerap senyawa-senyawa tersebut dan menghasilkan
bahan organik, O2, dan H2O. Oksigen yang diproduksi mikroalgae digunakan oleh
bakteri aerobik-heterotrofik diantaranya untuk reaksi nitrifikasi dan bakteri
anaerobik-denitrifikasi. Dalam penelitian ini, akan dicoba menggunakan microalgae
yang telah di-activated yang digabungkan dengan bakteri alam dalam lumpur aktif
yang telah dipra-kondisikan, untuk mengolah air limbah yang mengandung urea dan
amonia konsentrasi tinggi.
Melalui proses fotosintesis, microalgae menggunakan CO2 dari bakteri aerob
dan amonia untuk membentuk protoplasma sel dan melepaskan molekul oksigen.

NH3 + 8 CO2 + 4,5 H2O Cahaya C5H14O3N + 8,75 O2

6
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan (fotosintesis) microalgae
adalah intensitas cahaya, suhu air, pH, makro dan mikronutrien, 5 konsentrasi CO2
[Surk-Key & Toshiuki, 2002].
Walaupun mengandung unsur karbon, karbon pada urea tidak bisa digunakan
sebagai sumber hara [Stein, 1973; Polle et al, 1999], karena karbon dalam bentuk
teroksidasi dan selama hidrolisis terlepas sebagai CO2 dalam reaksi sebagai berikut:
(NH2)2CO + 2 H2O → (NH)2 CO3 → 2NH3 + CO2 + H2O
Sumber nitrogen utama yang dapat digunakan oleh microalgae adalah nitrat dan
amonia-N, sedangkan penggunaan nitrit dibatasi oleh toksisitasnya. Bila nitrat dan
amonia-N terdapat bersama, maka nitrat tidak akan diabsorpsi sampai semua amonia-
N habis terserap.
Hampir semua microalgae memiliki enzim urease sebagaimana halnya
tumbuhan tingkat tinggi [Barr, 2002]. Urea digunakan sebagai sumber N dalam
pertumbuhan berbagai jenis microalgae, bahkan juga oleh microalgae yang tidak
mempunyai urease [Syrett, 1962 dalam Morris, 1974].
Bakteri memanfaatkan bahan organik yang dihasilkan oleh microalgae atau
berasal dari microalgae mati sebagai sumber karbon untuk mensintesa sel baru dan
untuk kebutuhan energi membentuk produk akhir seperti CO2, NH4+, pada proses
respirasi dan sintesis, Microalgae memanfaatkan CO2 sebagai sumber karbon untuk
fotosintesis.
 Respirasi
12,2 O2 + C11H29O7N → 0,25 C5,7H9,8O2,3N + 9,6 CO2 + 11,8 H2O + 0,75 NH4+
bakteri
 Fotosintesis
11,4 CO2 + 2 NH4+ + 6,8 H2O → 2C5,7H9,8O2,3N + O2 + 2 H+
Microalgae
Defisiensi CO2 dipenuhi dari alkalinitas alami yang ada di air dan dari
pemasukan CO2 gas dengan bantuan sparger, yang sekaligus berfungsi sebagai

7
pengaduk. Proses konvensional untuk menghilangkan ammonium pada umumnya
melalui 2 tahap, nitrifikasi aerobik dan denitrifikasi anaerobik. Kajian yang
dilangsungkan pada dekade terakhir menemukan bahwa konversi NH4+ menjadi gas
N2 secara autotrofik meliputi 2 tahap: (i) nitrifikasi aerobik NH4+ menjadi NO2- or
NO3- dengan O2 sebagai penerima electron dan (ii) denitrifikasi anoksik NO2- atau
NO3- menjadi gas N2 dengan NH4+ sebagai donor elektron [Anderson & Levine,
1986].
Pada dasarnya pembuatan lumpur aktif nitrifying relatif mudah [Gernaey et al,
1997]. Tetapi bila lumpur itu kemudian dapat diinduksi untuk mengkonversi NH4+
menjadi N2 tanpa bantuan sumber karbon organik, maka sebuah langkah penting
dalam pengolahan limbah akan mugkin dilakukan.
Secara garis besar, tata cara pengelolaan limbah cair pupu urea adalah sebagai
berikut:
Alat yang digunakan antara lain bak Nitrifikasi 160 liter, bak Sedimentasi,
tandon Feed 200 liter, constant feed tank, submersible water pump, timbangan
Reagen, kompressor dan Air Diffuser.
Bahan yang digunakan adalah urea sintesis(sebagai limbah), microalgae dan
lumpur aktif yang telah diaklimatisasi.
Prosedur percobaan diawali dengan pembuatan larutan urea sintesis sebanyak
200 L, larutan urea sintesis ini kemudian dialirkan ke dalam reaktor fotosintesis yang
berisi microalgae, setelah itu dialirkan lagi ke bak nitrifikasi yang berisi lumpur aktif,
dari bak nitrifikasi effluent ditampung di bak sedimentasi sehingga lumpur yang
terbawa pada aliran umpan bisa diendapkan untuk direcycle kembali ke bak
nitrifikasi. Berikut adalah gambar rangkaian alat:

8
Dari effluent respon yang akan diamati adalah persen penurunan kadar NH3-N
dan kadar NO2-NO3 yang terbentuk. Analisa NH3-N dilakukan dengan metode
kjeldahl. Sedangkan untuk analisa kadar NO2-NO3 hal yang dilakukan adalah
mereduksi effluent dengan cara melewatkannya ke kolom reduktor untuk kemudian
dianalisa secara spektrofotometri.

9
Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke
dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat
dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung atau diukur) serta dapat
memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material. Selain itu
pencemaran udara dapat pula dapat digunakan sebagai perubahan atmosfer oleh
karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut.
Pencemaran udara adalah juga adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam
konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan
mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya.
Pengertian lain dari pencemaran udara adalah terdapat bahan kontaminan di
atmosfer karena ulah manusia. Hal ini untuk membedakan pencemaran udara alamiah
dan pencemaran di tempat kerja.
Asal pencemaran udara dapat dijelaskan dengan 3 proses yaitu atrisi,
penguapan dan pembakaran. Dari ke tiga proses tersebut di atas, pembakaran
merupakan proses yang sangat dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan
polutan. Pada dasarnya penyebab polusi udara adalah jika udara di atmosfer
dicampuri dengan zat atau radiasi yang berpengaruh jelek pada organisme hidup.

C. Teknologi Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk
menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.
Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen
and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

10
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang
sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah
neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation,
dan filtration.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari
air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan
pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,
rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah
coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,
membrane separation, serta thickening gravity or flotation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya
kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion,
pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed,
incineration, atau landfill.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pupuk urea merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan ammonia
(NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Meskipun
(NH2)2CO dan NH3-N tidak termasuk senyawa B3, limbah cair pabrik pupuk urea
dapat menimbulkan kerusakan ekosistem badan air yang sangat serius. Sampai saat
ini, pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dilakukan dengan proses nitrifikasi-
denitrifikasi heterotrofik dalam kolam-kolam terbuka.

B. SARAN
Diharapkan agar para industri khusunya industi pupuk urea agar dapat
mengelolah limbah yang dihasilkannya dengan baik sehingga dapat menjaga
ekosistem badan air.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Proses Pembuatan Pupuk Urea.Online (www.pusri.co.id). Diakses


pada tanggal 13-oktober 2010.
Dian k. Wardhany, fitry ayunintiyas. 2008. Pengolahan limbah cair pabrik pupuk
urea dengan menggunakan proses gabungan nitrifikasi dinitrifikasi dan
microalgae. Online (www.cheundip.com). Diakses pada tanggal 13-oktober
2010.
Ea kosman anwar dan husein suganda. 2002. Pupuk limbah industry. Online
(www.bloger.kebumen.info.com).
Sumarnianti usman. 2008. Verifikasi metode pengujian NH3 pada sampel udara
ambient. Makassar : SMAK

13

You might also like