You are on page 1of 3

HUBUNGAN AQIDAH, AKHLAQ DAN SYARIAH

Islam tidak hanya memberi tuntunan ritual, dalam rangka hubungan manusia dengan
Tuhan, tetapi juga memberi bimbingan dalam hubungan antar manusia, bahkan hubungan
manusia dengan alam dan lingkungannya, baik lingkungan wujud nyata maupun yang tak
nyata (Yaa 'alimal ghaibi wa syahadah).

Tuntunannya bukan hanya menyangkut hal-hal besar melainkan juga yang kecil-kecil,
dan boleh dianggap remeh oleh sementara orang, lalu yang remeh itu pun dikaitkan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Aneka aktivitas, bahkan makan dan
berpakaian, tidur, cara tidur, bangun tidur, mandi atau ke wc, termasuk kaki mana yang
hendaknya didahulukan melangkah ketika masuk dan keluar, semua ada aturan dan
tuntunannya, dan semua dikaitkan dengan Allah SWT.

Semua persoalan yang dihadapi oleh umat manusia dapat ditemukan tuntunannya secara
eksplisit atau implisit dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Islam
menyatukan dalam tuntunan akidah, syariah dan akhlak, ketiganya merupakan satu
kesatuan yang tidak boleh dipisahkan, dan di situlah letak kekuatan Islam.

Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan
yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu
(yang didengar) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yg


berbunyi :

‫ٍمي‬

15. Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang)
dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan.
16. dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari
gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus.

ِ
ُ‫الْع ْل َم أَنَّه‬
"Dan agar orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini bahwasannya Al-Qur’an itulah yg
hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan
sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yg beriman kepada
jalan yang lurus." (Al-Haj 22:54)

Aqidah, Syariah dan Akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam.
Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai
system kepercayaan yg bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan
sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai system nilai berisi
peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika
menggambarkan arah dan tujuan yg hendak dicapai agama.

Muslim yang baik adalah orang yg memiliki aqidah yg lurus dan kuat yg mendorongnya
untuk melaksanakan syariah yg hanya ditujukan pada Allah sehingga tergambar akhlak
yg terpuji pada dirinya.

Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak
dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam kategori kafir.
Seseorang yg mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah,
maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yg mengaku beriman dan melaksanakan
syariah tetapi dengan landasan aqidah yg tidak lurus disebut munafik.

Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan
akhlak.

Seseorang yg melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi Aqidah, maka


perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah
perbuatan yg sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang benar
menurut Allah. Sedangkan perbuatan baik yg didorong oleh keimanan terhadap Allah
sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Kerena itu didalam Al-Qur’an
kata amal saleh selalu diawali dengan kata iman.

ِ ‫الْ َف‬ ‫وع ِملُوا َّ حِل‬


Antara lain firman Allah dalam (An-Nur, 24:55)‫ن‬
َ ‫اس ُقو‬ َ ِ‫الصا ـٰئ‬
‫ك ُه ُم‬ ََ
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-
Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. Dan Barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik."

You might also like