You are on page 1of 2

1.

Konservasi Lahan
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah (Arsyad. S, 1989).
Usaha-usaha konservasi tanah ditujukan untuk :
1. Mencegah kerusakan tanah oleh erosi
2. Memperbaiki tanah yang rusak
3. Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar dapat
dipergunakan secara lestari
Lebih lanjut Arsyad (1989) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
konservasi tanah bukan berarti bahwa tanah tidak dapat dipergunakan untuk
kegiatan apapun ataupun dilakukan penundaan terhadap penggunaan tanah,
namun konservasi diterapkan dengan melakukan penggunaan tanah sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki tanah tersebut serta memberikan perlakuan sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan, agar tanah dapat berfungsi secara lestari.
Konservasi air merupakan pengguanaan air yang jatuh ke tanah untuk pertanian
seefisien mungkin, dan pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir yang
merusak dan terdapat cukup air pada musim kemarau (Arsyad. S ,1989).
Perlakuan yang diterapkan pada tanah juga akan berdampak pada air yang ada
pada tanah tersebut, sehingga tindakan konservasi yang dilakukan pada tanah juga
akan berpengaruh pada air yang terdapat padanya. Oleh karena itu konservasi
tanah dan air merupakan sebuah kesatuan dan tidak dapat dilakukan sendiri-
sendiri. Sehingga konservasi yang dilakukan pada tanah juga harus
memperhatikan langkah konservasi air di dalamnya sehingga konservasi tersebut
dapat berjalan dengan baik. Dengan begitu, konservasi yang dilakukan pada tanah
agar fungsinya tetap dapat lestari sekaligus merupakan konservasi air yang
terdapat pada tanah tersebut.
Konservasi tanah dan air selanjutnya disebut dengan konservasi lahan dimana
tindakan konservasi yang dilakukan bersifat menyeluruh dengan memperhatikan
tanah dan air sebagai komponen lahan yang dikonservasi.
2. Metode Konservasi Lahan
Setiap jenis pemanfaatan lahan pasti akan memberikan dampak pada keadaan
lahan yang digunakan. Kerusakan lahan oleh proses erosi pada berbagai
penggunaan lahan untuk pertanian adalah hal yang alami untuk terjadi. Hal
tersebut dikarenakan penggunaan lahan untuk pertanian melibatkan elemen tanah
dan air dalam pengelolaannya. Dimana pasti akan ada aliran permukaan yang
terjadi. Aliran permukaan inilah yang menjadikan proses erosi tanah dapat
berlangsung. Di dalam konservasi lahan, dilakukan berbagai macam cara untuk
meminimalisir proses erosi yang terjadi sehingga lahan dapat terus digunakan
secara lestari dan dapat dijaga produktifitasnya. Metode konservasi lahan dapat
dibagi kedalam 3 metode utama, yaitu :
1. Metode vegetatif
Metode vegetatif pada intinya adalah menggunakan tanaman atau sisa
tumbuhan yang telah mati untuk melindungi tanah dari kerusakan agregat.
Kerusakan tersebut dapat berasal dari percikan air hujan yang langsung
jatuh ke permukaan tanah maupun aliran permukaan pada permukaan
tanah.
Termasuk kedalam metode vegetatif adalah :
a. Penanaman tumbuhan atau tanaman yang menutupi tanah secara
terus menerus,
b. Penanaman dalam strip (strip copping),

c. Pergiliran tanaman dengan tanaman puppuk hijau atau tanaman


penutup tanah (conservation rotation),
d. Sistem pertanian hutan (agroforestry) dan

e. Pemanfaatan sisa-sisa tanaman atau tumbuhan (vegetated atau


grassed waterways).
2. Metode mekanik
3. Metode kima

Daftar Pustaka
Arsyad, S. 1989. KONSERVASI TANAH DAN AIR. Penerbit IPB. Bogor

You might also like